Audit Lanjutan Kel Terakhir
Audit Lanjutan Kel Terakhir
Dosen Pengampu :
AUDITING LANJUTAN
Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM 45
BEKASI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Audit Jasa Personalia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterimakasih pada Ibu Yuha Nadhirah Q, S.E., M.Ak. selaku dosen mata kuliah
Auditing Lanjutan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Audit Internal, Operasional, dan Pemerintah. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Tim Penyusun
Audit Lanjutan | 2
A. Audit Internal (Internal Auditing)
Audit internal merupakan bagian yang penting dari komponen pemantauan atas sistem
pengendalian internal suatu entitas. Audit internal juga memberikan jasa berharga lainnya
kepada suatu entitas.
1. Definisi Audit Internal (Auditing Defined)
Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA):
Audit internal adalah kegiatan penjaminan dan konsultasi yang independen dan
objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi suatu
organisasi. Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola
perusahaan.
Bagian-bagian penting dari definisi audit internal adalah sebagai berikut:
a. Internal (internal) menunjukkan bahwa kegiatan audit dilakukan di dalam
organisasi. Saat ini karyawan organisasi dapat melakukan kegiatan audit internal,
atau kegiatan audit internal dapat di-outsource kepada para ahli (professionals)
yang lain di luar organisasi yang melayani entitas.
b. Independen dan objektif (independent and objective) memperjelas bahwa
pertimbangan auditor memiliki nilai ketika pertimbangan bebas dari bias.
c. Pendekatan yang sistematis dan teratur (systematic, disciplined approach)
menyiratkan bahwa auditor internal mengikuti standar profesional yang memandu
pekerjaan audit internal.
d. Membantu organisasi mencapai tujuannya (helps an organization accomplish its
objectives) menunjukkan bahwa audit internal ada untuk membantu atau
bermanfaat bagi seluruh organisasi dan dipandu oleh tujuan dan sasaran
organisasi.
Beberapa cara tertentu di mana auditor internal menambah nilai mencakup fokus terhadap
peningkatan operasi organisasi dan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian,
dan tata kelola (the organization’s operations and the effectiveness of risk management,
control, and governance processes).
Audit internal merupakan bagian dari fungsi pengawasan pengendalian
internal yang memeriksa dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas
pengendalian lainnya.
Audit Lanjutan | 3
2. Evolusi Audit Internal (Evolution of Internal Auditing)
Audit internal telah berkembang menjadi kegiatan yang sangat profesional
yang meluas ke penilaian atas efisiensi dan efektivitas dari semua tahap operasi
perusahaan, baik yang keuangan maupun non keuangan.
Saat ini banyak perusahaan memiliki sebuah departemen audit internal.
Direktur / manajer fungsi audit internal mungkin memiliki status manajemen senior.
Audit internal memiliki tanggung jawab langsung kepada dewan Direksi atau Komite
Audit.
Pada tahun 1977, bagian dari Foreign Corrupt Practices Act menambahkan
penekanan terhadap audit internal Mengharuskan perusahaan untuk memelihara
sistem pengendalian internal yang efektif.
Perusahaan yang tunduk pada undang-undang ini dengan cepat menyadari bahwa
fungsi audit internal yang diperluas memberikan jaminan yang terbaik atas kepatuhan
(compliance). Dengan demikian, anggaran untuk audit internal diperbesar secara
dramatis, serta ukuran dan kualitas departemen audit internal ditingkatkan secara
signifikan.
Pertumbuhan dan pentingnya audit internal bagi perusahaan telah disertai
dengan meningkatnya pengakuan profesional untuk auditor internal.
The Institute of Internal Auditors (IIA) dibentuk pada tahun 1941, dan
keanggotaannya saat ini adalah sekitar 70.000 auditor internal di 120 negara. Pada
tahun 1972, IIA memberikan Certificate of Internal Auditors’ Examination yang
pertama Ujian memakan waktu selama 2 hari dan terdiri dari 4 bagian, yaitu:
a. Peran auditor internal dalam d. Kemampuan manajemen bisnis
tata kelola, risiko, dan
pengendalian.
b. Melakukan perikatan /
penugasan audit internal.
c. Analisis bisnis dan teknologi
informasi.
Untuk menjadi seorang Certified Internal Auditors (CIA), seseorang
harus lulus ujian dan memiliki pengalaman sebagai auditor internal atau setara
minimal selama 2 tahun Kriteria untuk pengalaman audit internal termasuk
pengalaman audit dalam akuntansi publik.
Audit Lanjutan | 4
Untuk mempertahankan sertifikat CIA, seseorang harus mematuhi standar
praktik dan Kode Etik IIA serta memenuhi persyaratan untuk melanjutkan pendidikan
profesional. Para CIA tidak diberi lisensi oleh lembaga pemerintah. Pada tahun 1999,
dewan Direksi IIA mengambil beberapa langkah untuk mempersiapkan IIA untuk
abad ke-21 Pada bulan Juni 1999, dewan Direksi IIA menyetujui:
Sebuah definisi audit internal yang baru Telah disajikan di atas.
Sebuah kerangka kerja praktik profesional (professional practices framework) yang
baru.
Standards)
Standar Pelaksanaan Jasa Konsultasi (Consulting Services Implementation
Standar Pelaksanaan Jasa Penjaminan (Assurance Services Implementation
Progress)
Pedoman-Anjuran Praktik
(Guidance-Practice Advisories)
Pedoman-Bantuan Pengembangan & Praktik
(Guidance-Development & Practice Aids)
Audit Lanjutan | 5
Sebuah Kode Etik (Code of Ethics) yang baru.
Audit Lanjutan | 6
dalam tindakan yang cenderung merugikan bagi reputasi (discreditable) profesi audit
internal atau organisasi.
1.4. Harus menghormati dan berkontribusi terhadap tujuan organisasi yang sah (legitimate)
dan etis (ethical).
2. Objektivitas (Objectivity)
Para auditor internal:
2.1. Tidak boleh berpartisipasi dalam setiap kegiatan atau hubungan yang dapat mengganggu
atau diduga akan merusak penilaian mereka yang tidak bias. Partisipasi ini meliputi
berbagai kegiatan atau hubungan yang mungkin bertentangan dengan kepentingan
organisasi.
2.2. Tidak boleh menerima apa pun yang dapat mengganggu atau diduga akan merusak
penilaian profesional mereka.
2.3. Harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahui oleh mereka yang jika tidak
diungkapkan dapat mendistorsi / menyesatkan pelaporan kegiatan yang ditinjau.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Para auditor internal:
3.1. Harus lebih bijaksana (prudent) dalam menggunakan dan melindungi informasi yang
diperoleh dalam menjalankan tugas mereka.
3.2. Tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau dengan cara apa pun
yang akan bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan yang sah dan etis
organisasi.
4. Kompetensi (Competency)
Para auditor internal:
4.1. Harus terlibat hanya dalam jasa-jasa di mana pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang diperlukan dimiliki oleh mereka.
4.2. Harus melakukan jasa audit internal sesuai dengan Standar untuk Praktik Audit Internal
yang Profesional (Standards for the Professional Practice of Internal Auditing).
4.3. Harus terus meningkatkan kemampuan mereka serta efektivitas dan kualitas jasa mereka.
4. Standar Atribut dan Kinerja IIA (IIA Attribute and Performance Standards)
Kerangka kerja yang baru menyajikan 3 rangkaian standar yang baru, yaitu:
Audit Lanjutan | 7
a. Standar Atribut (Attribute Standards) Membahas tentang karakteristik organisasi
dan individu yang melakukan jasa audit internal.
b. Standar Kinerja (Performance Standards) Menjelaskan sifat jasa audit internal dan
memberikan kriteria kualitas yang dapat mengukur kinerja jasa audit internal.
c. Standar Pelaksanaan (Implementation Standards) Memberlakukan standar atribut
dan kinerja untuk jenis jasa tertentu.
Contoh: Audit kepatuhan (compliance audit), investigasi kecurangan (fraud
investigation), proyek mengendalikan penilaian diri (control self-assessment project).
Audit Lanjutan | 8
2100—Sifat Pekerjaan (Nature of Work)
Kegiatan audit internal seharusnya mengevaluasi dan berkontribusi terhadap
peningkatan proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola dengan
menggunakan sebuah pendekatan yang sistematis dan teratur.
2200—Perencanaan Perikatan / Penugasan (Engagement Planning)
Para auditor internal seharusnya mengembangkan dan mencatat rencana untuk setiap
perikatan / penugasan, meliputi ruang lingkup (scope), tujuan (objectives), pemilihan
waktu (timing), dan alokasi sumber daya (resource allocations).
2300—Pelaksanaan Perikatan / Penugasan (Performing the Engagement)
Para auditor internal seharusnya mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencatat informasi yang memadai untuk mencapai tujuan perikatan / penugasan.
2400—Mengkomunikasikan Hasil (Communicating Results)
Para auditor internal seharusnya segera mengkomunikasikan hasil perikatan /
penugasan.
2500—Memantau Perkembangan / Kemajuan (Monitoring Progress)
Kepala eksekutif audit (CAE) seharusnya menetapkan dan memelihara sebuah sistem
untuk memantau disposisi hasil yang dikomunikasikan kepada manajemen.
2600—Penerimaan Manajemen atas Risiko (Management’s Acceptance of Risks)
Ketika kepala eksekutif audit (CAE) percaya bahwa manajemen senior telah menerima
sebuah tingkat risiko residual yang mungkin tidak dapat diterima bagi organisasi, CAE
harus mendiskusikan masalah tersebut dengan manajemen senior. Jika keputusan
mengenai risiko residual tidak terselesaikan, maka CAE dan manajemen senior
seharusnya melaporkan masalah tersebut kepada dewan untuk pemecahan (resolution).
Standar atribut mirip dengan standar umum (general standards) dari standar auditing
yang berlaku umum (Generally Accepted Auditing Standards (GAAS)) Selain keahlian,
independensi, dan kehati-hatian / kecermatan profesional, standar membahas tentang masalah
yang penting bagi auditor internal.
Standar 1100 menciptakan sebuah kerangka kerja untuk piagam dan kewenangan untuk
para auditor internal.
Standar 1300 secara eksplisit menulis konsep-konsep pengendalian kualitas ke dalam
standar atribut. Pengendalian kualitas dibahas dengan sebuah rangkaian standar
pengendalian kualitas yang terpisah untuk CPA eksternal.
Audit Lanjutan | 9
Sejumlah standar kinerja mirip dengan standar lapangan dan standar pelaporan dari
GAAS Namun, beberapa standar yang unik / khusus untuk perikatan / penugasan audit
internal.
Standar 2000 menetapkan pola (tone) untuk semua standar berikutnya dengan
menyatakan bahwa audit internal harus menambah nilai organisasi.
Standar 2500 membahas tentang pentingnya pemantauan masalah-masalah yang
dilaporkan oleh auditor internal kepada manajemen.
Standar 2600 membahas tentang masalah risiko bisnis residual.
Ketika kepala eksekutif audit (CAE) percaya bahwa organisasi telah menerima sebuah
tingkat risiko bisnis yang tidak dapat diterima, auditor bertanggung jawab untuk pertama-
tama membawa kesimpulan ini kepada manajemen senior dan kemudian kepada dewan
Direksi jika kesimpulan tidak diselesaikan dengan memuaskan di tingkat manajemen
senior.
Audit Lanjutan | 10
Sertifikasi Certified Internal Auditor Certified Public Accountant (CPA)
pengangkatan (CIA)
(Certifying designation)
Izin praktik Ya Tidak
(License to practice)
Tanggung jawab utama Kepada dewan Direksi Kepada pihak ketiga
(Primary responsibility)
Ruang lingkup audit Semua kegiatan dari Terutama laporan keuangan
(Scope of audits) sebuah organisasi
Audit Lanjutan | 11
Evaluasi operasi harus didasarkan pada beberapa kriteria yang ditetapkan atau
disepakati. Dalam audit operasional, kriteria seringkali dinyatakan dalam standar
kinerja yang ditetapkan oleh manajemen Dalam beberapa kasus, standar
mungkin ditetapkan oleh lembaga pemerintah atau oleh industri. Kriteria yang
digunakan dalam audit operasional seringkali kurang jelas dibandingkan dengan
kriteria yang digunakan dalam audit laporan keuangan. Audit operasional
mengukur tingkat kesesuaian antara kinerja aktual dan kriteria.
c. Efektivitas, efisiensi, dan ekonomi operasi (Effectiveness, efficiency, and
economy of operations).
Tujuan utama dari audit operasional adalah untuk membantu manajemen dari
organisasi yang telah diaudit untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan
ekonomi operasi.
Dengan demikian, audit operasional berfokus pada masa depan Hal ini
secara langsung bertentangan dengan audit laporan keuangan, yang memiliki
fokus historis.
d. Melaporkan kepada orang yang tepat (Reporting to appropriate persons).
Penerima laporan audit operasional yang tepat adalah manajemen atau
individu atau lembaga yang meminta audit. Distribusi laporan masih dalam
entitas, kecuali bila audit diminta oleh pihak ketiga. Dalam kebanyakan kasus,
dewan Direksi atau Komite Audit menerima salinan laporan audit operasional.
e. Rekomendasi untuk perbaikan (Recommendations for improvement).
Tidak seperti audit laporan keuangan, audit operasional tidak berakhir dengan
laporan temuan Ini meluas ke pembuatan rekomendasi untuk perbaikan.
Pada kenyataannya, mengembangkan rekomendasi adalah salah satu aspek
dari audit operasional yang paling menantang.
Audit Lanjutan | 12
Penjelasan dari setiap tahapan audit operasional adalah sebagai berikut:
Audit Lanjutan | 13
Menerapkan prosedur analitis untuk mengidentifikasi tren dan hubungan yang tidak
biasa.
Melakukan pemeriksaan (atau pengujian) audit mini untuk mengkonfirmasi atau
mengklarifikasi pemahaman auditor atas masalah potensial.
Pemahaman auditor pada setiap auditee seharusnya didokumentasikan melalui
kuesioner yang selesai (completed questionnaires), diagram alur, dan narasi
memorandum (narrative memoranda). Berdasarkan pemahaman, auditor menyiapkan
laporan atau memorandum studi pendahuluan, yang merangkum temuan dan mecakup
rekomendasi mengenai auditee yang seharusnya diaudit.
Laporan adalah untuk digunakan secara eksklusif oleh departemen audit internal
Laporan bukan untuk manajemen.
Audit Lanjutan | 14
Selama audit, auditor melakukan pencarian yang luas untuk fakta yang
berkaitan dengan masalah yang teridentifikasi dalam auditee selama studi
pendahuluan.
Melaksanakan audit adalah tahap yang paling memakan waktu dalam audit
operasional. Tahap ini sering disebut sebagai pembuatan audit yang mendalam
(making the in-depth audit).
Dalam audit operasional, auditor bergantung terutama pada penyelidikan dan
pengamatan. Pendekatan yang umum adalah mengembangkan kuesioner untuk
auditee dan menggunakannya sebagai dasar untuk mewawancarai personil auditee.
Dari pertanyaan-pertanyaan, auditor berharap untuk mendapatkan berbagai pendapat,
komentar, dan solusi disarankan untuk masalah Wawancara yang efektif sangat
diperlukan dalam audit operasional. Melalui pengamatan personil auditee, auditor
mungkin dapat mendeteksi inefisiensi dan kondisi lainnya yang berkontribusi
terhadap masalah-masalah.
Auditor juga harus menggunakan analisis dalam audit operasional. Analisis
melibatkan studi dan pengukuran kinerja aktual dalam kaitannya dengan beberapa
kriteria. Kriteria mungkin dikembangkan secara internal oleh entitas, seperti sasaran
produktivitas dan anggaran yang dinyatakan. Atau, kriteria mungkin dihasilkan secara
eksternal dalam bentuk standar industri atau didapat oleh auditor dari audit atas
kegiatan yang serupa sebelumnya. Analisis memberikan dasar untuk menentukan
sejauh mana auditee telah mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Pekerjaan yang dilakukan, temuan, dan rekomendasi seharusnya
didokumentasikan dalam kertas kerja. Seperti dalam audit laporan keuangan, kertas
kerja merupakan dukungan utama untuk laporan auditor. Auditor yang memegang
kendali atau bertanggung jawab secara keseluruhan (in-charge auditor) biasanya
memiliki tanggung jawab untuk meninjau kertas kerja baik selama maupun pada saat
penyelesaian pemeriksaan. Peninjauan selama audit membantu dalam memantau
perkembangan / kemajuan (progress), sedangkan peninjauan pada akhir audit
memastikan kualitas pekerjaan secara keseluruhan.
Audit Lanjutan | 15
yang terdapat dalam laporan auditor dalam audit laporan keuangan, bahasa laporan
dalam audit operasional bervariasi untuk setiap auditee.
Laporan harus berisi:
Sebuah pernyataan dari tujuan dan ruang lingkup audit
Sebuah gambaran umum dari pekerjaan yang dilakukan dalam audit
Sebuah ringkasan atas temuan-temuan
Rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan
Komentar-komentar dari auditee
Laporan umumnya disusun oleh auditor yang memegang kendali atau
bertanggung jawab secara keseluruhan (in-charge auditor).
Kemudian, rancangan (draft) dibahas dengan manajer dari unit yang diaudit.
Pembahasan menyampaikan beberapa tujuan yang penting, yaitu:
i. Memberikan peluang bagi auditor untuk menguji akurasi (accuracy) temuan dan
kelayakan (appropriateness) rekomendasi.
ii. Memungkinkan auditor untuk mendapatkan komentar auditee untuk disertakan dalam
laporan.
Kemudian rancangan awal direvisi seperlunya, dan rancangan akhir disiapkan.
Dalam beberapa kasus, rekomendasi mungkin hanya menyarankan perlunya
studi masalah yang lebih lanjut.
Disertakannya komentar auditee adalah pilihan (optional) Biasanya,
komentar disertakan hanya ketika auditee tidak setuju dengan temuan dan
rekomendasi.
Temuan auditor pada dasarnya menghasilkan kritik yang membangun.
Dalam menulis laporan, auditor harus sensitif terhadap reaksi penerima
Ketika bahasa tidak terlalu mengancam, tanggapan penerima laporan tersebut
mungkin akan lebih positif.
Biasanya, salinan laporan audit operasional akan dikirim ke manajemen senior
dan Komite Audit. Jika laporan panjang dan terperinci, maka laporan dapat dimulai
dengan ringkasan eksekutif (executive summary) atas temuan dan rekomendasi.
e. Melakukan Tindak Lanjut (Perform Follow-up)
Tahap akhir atau tindak lanjut dari audit operasional adalah auditor
menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan audit. Idealnya, kebijakan entitas
Audit Lanjutan | 16
seharusnya mewajibkan manajer dari unit yang diaudit untuk menanggapi laporan
secara tertulis dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Tindak lanjut seharusnya meliputi menentukan kecukupan kebijakan yang
diambil oleh auditee dalam melaksanakan rekomendasi. Standar Praktik IIA 440
menyatakan bahwa auditor internal harus menindaklanjuti untuk memastikan bahwa
tindakan yang tepat terhadap temuan laporan telah diambil.
Kegagalan auditor untuk menerima tanggapan yang tepat seharusnya
dikomunikasikan kepada manajemen senior.
Audit Lanjutan | 17
Eksekutif Jasa Konsultasi Manajemen AICPA (Management Consulting Services
Executive Committee of the AICPA).
Akuntan independen juga harus menaati Peraturan 201 dalam Standar Umum
Kode Perilaku Profesional AICPA (Rule 201, General Standards, of the AICPA’s
Code of Professional Conduct). Kehati-hatian / kecermatan (care) harus digunakan
dalam hal agar tidak membuat keputusan manajemen pada saat melakukan audit
operasional Jika terjadi, maka independensi mungkin terganggu. Ketika audit
dilakukan untuk entitas pemerintah, auditor independen juga harus mengikuti standar
audit kinerja (performance audit standards) pemerintah yang berlaku.
Terdapat 3 jenis audit pemerintah yang diidentifikasi dalam Standar Audit Pemerintah
(Government Auditing Standards), yaitu:
Audit Lanjutan | 18
accounting principles (GAAP)), atau sesuai dengan sebuah dasar akuntansi yang
komprehensif selain GAAP.
Tujuan audit keuangan yang lainyang memberikan berbagai tingkat jaminan dan
memerlukan berbagai ruang lingkup pekerjaanmungkin meliputi:
Memberikan laporan khusus untuk elemen, akun, atau item tertentu dari
laporan keuangan.
Audit Lanjutan | 19
Masalah subjek dalam perikatan / penugasan atestasi dapat memiliki banyak bentuk,
meliputi:
i. Kinerja atau kondisi ii. Karakteristik fisik v. Sistem dan proses
prospektif atau iii. Peristiwa historis vi. Perilaku
historis iv. Analisis
Perikatan / penugasan atestasi dapat mencakup berbagai masalah keuangan
atau non keuangan subjek dan dapat menjadi bagian dari audit keuangan atau audit
kinerja. Kemungkinan pokok-pokok dalam perikatan / penugasan atestasi dapat
meliputi pelaporan tentang:
Pengendalian internal entitas atas pelaporan keuangan.
Kepatuhan entitas dengan persyaratan hukum, regulasi, peraturan, kontrak,
atau hibah tertentu.
Efektivitas pengendalian internal entitas melalui kepatuhan terhadap
persyaratan yang ditentukan, seperti persyaratan yang mengatur penawaran
untuk, akuntansi untuk, serta pelaporan atas hibah dan kontrak.
Penyajian pembahasan dan analisis manajemen (management’s discussion and
analysis (MD&A)).
Laporan keuangan prospektif atau informasi keuangan pro forma.
Keandalan (reliability) ukuran kinerja.
Biaya kontrak akhir.
Allowability (kualitas atau keadaan yang diizinkan) dan kewajaran nilai
kontrak yang diajukan dan prosedur tertentu yang dilakukan (prosedur yang
disepakati).
Audit Lanjutan | 20
Audit kinerja memberikan informasi untuk:
Meningkatkan operasi-operasi program.
Memfasilitasi pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggung jawab
untuk mengawasi atau melakukan tindakan korektif dan meningkatkan
akuntabilitas publik.
Audit kinerja mencakup berbagai tujuan, meliputi tujuan yang berkaitan dengan:
Menilai efektivitas dan hasil Menilai kepatuhan terhadap persyaratan
program. hukum atau yang lainnya.
Menilai ekonomi dan efisiensi. Memberikan analisis, pedoman, atau
Menilai pengendalian internal. ringkasan informasi prospektif
Audit kinerja mungkin:
Memerlukan ruang lingkup pekerjaan yang luas atau sempit dan
menerapkan berbagai metodologi.
Melibatkan berbagai tingkat analisis, penelitian, atau evaluasi.
Umumnya memberikan berbagai temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
Menghasilkan penerbitan sebuah laporan.
Auditor harus melakukan perikatan / penugasanapakah yang dipekerjakan
oleh lembaga audit pemerintah atau oleh Kantor Akuntan Publik (CPA
firms)secara hati-hati untuk menaati semua standar auditing AICPA dan
pemerintah yang berlaku.
Audit Lanjutan | 21
Standar audit GAO harus diikuti oleh auditor dan organisasi audit ketika
diharuskan oleh hukum, peraturan, perjanjian atau kontrak, atau kebijakan.
Organisasi audit terdiri dari lembaga audit pemerintah dan badan non pemerintah,
seperti Kantor Akuntan Publik (CPA firms) dan perusahaan konsultan.
Standar audit GAO diakui sebagai standar auditing pemerintah yang berlaku
umum (generally accepted government auditing standards (GAGAS)) Sering
disebut sebagai Yellow Book standards karena warna pamflet yang digunakan ketika
standar GAO diterbitkan.
GAGAS mencakup standar auditing AICPA yang berlaku umum untuk kerja
lapangan dan pelaporan. Ketika GAGAS diterbitkan, setiap standar auditing AICPA
dan atestasi baru yang relevan akan diadopsi dan dimasukkan ke GAGAS, kecuali
GAO mengeluarkan standar tersebut dengan pengumuman formal.
Auditor independen yang tergabung dalam AICPA harus mengikuti GAGAS
dalam audit pemerintah Jika tidak, maka ia melanggar Kode Perilaku Profesional
AICPA (AICPA Code of Professional Conduct).
GAGAS diklasifikasikan ke dalam 6 kategori, yaitu:
Standar umum (General standards)
Standar kerja lapangan (fieldwork standards) untuk audit keuangan
Standar pelaporan (reporting standards) untuk audit keuangan
Standar umum, kerja lapangan, dan pelaporan untuk perikatan / penugasan
atestasi Tidak dibahas.
Standar kerja lapangan untuk audit kinerja
Standar pelaporan untuk audit kinerja
Standar kerja lapangan dan pelaporan untuk audit kinerja adalah sebagai berikut:
Audit Lanjutan | 22
dan relevan harus diperoleh untuk Sebuah referensi terhadap kepatuhan terhadap
memberikan dasar yang memadai standar auditing pemerintah yang berlaku umum.
untuk temuan dan kesimpulan Pandangan pejabat yang bertanggung jawab.
auditor. Sifat dari setiap informasi yang istimewa
4. Dokumentasi Audit (privileged) dan rahasia yang dihilangkan (jika
(Audit Documentation) berlaku).
- Auditor seharusnya 3. Unsur Kualitas Laporan (Report Quality Elements)
mempersiapkan dan memelihara Laporan seharusnya lengkap, akurat, objektif,
dokumentasi audit. meyakinkan (convincing), serta jelas (clear) dan
- Dokumentasi audit yang berkaitan ringkas (concise) sesuai dengan yang diizinkan
dengan perencanaan, pelaksanaan, oleh subjek.
dan pelaporan audit seharusnya 4. Penerbitan dan Distribusi Laporan (Report
berisi informasi yang memadai Issuance and Distribution)
untuk memungkinkan seorang - Auditor pemerintah seharusnya menyerahkan
auditor yang berpengalaman, laporan audit kepada:
yang tidak memiliki hubungan i. Pejabat yang tepat dari entitas yang diaudit.
dengan audit sebelumnya, untuk ii. Pejabat yang tepat dari organisasi yang meminta
memastikan bukti yang atau mengatur audit, termasuk organisasi
mendukung penilaian dan pendanaan eksternal, seperti badan legislatif,
kesimpulan auditor yang kecuali pembatasan hukum mencegahnya.
signifikan dari dokumentasi audit. - Auditor juga seharusnya mengirim salinan laporan
- Dokumentasi audit seharusnya kepada:
berisi dukungan untuk berbagai i. Pejabat lain yang memiliki kewenangan atas
temuan, kesimpulan, dan pengawasan hukum.
rekomendasi sebelum auditor ii. Seseorang yang mungkin bertanggung jawab
menerbitkan laporannya. untuk bertindak atas temuan dan rekomendasi
audit.
iii. Orang lain yang berwenang untuk menerima
laporan tersebut.
- Auditor seharusnya menjelaskan bahwa salinan
yang dibuat tersedia bagi pemeriksaan publik,
kecuali laporan dibatasi oleh hukum atau
peraturan, atau berisi informasi yang istimewa
Audit Lanjutan | 23
(privileged) atau rahasia.
- Auditor non pemerintah seharusnya memperjelas
tanggung jawab distribusi laporan dengan pihak
yang melakukan kontrak untuk audit dan
mengikuti kesepakatan yang dicapai.
Standar umum, kerja lapangan, dan pelaporan untuk audit keuangan diidentifikasi dan
dibahas dalam bagian berikut.
Independensi (Independence)
Kompentensi (Competence)
Oleh karena itu, standar umum harus diikuti oleh semua auditor dan organisasi
auditbaik pemerintah maupun nonpemerintahyang melakukan pekerjaan di bawah
standar auditing pemerintah yang berlaku umum (generally accepted government
auditing standards (GAGAS)).
Standar Kerja Lapangan untuk Audit Keuangan (Fieldwork Standards for Financial
Audits)
Audit Lanjutan | 24
dengan referensi. Melengkapi standar-standar ini, GAGAS memasukkan 5 standar
kerja lapangan tambahan sebagai berikut:
Audit Lanjutan | 25
informasi yang memadai untuk memungkinkan seorang auditor yang
berpengalaman, yang tidak memiliki hubungan dengan audit sebelumnya,
untuk memastikan bukti yang mendukung penilaian dan kesimpulan auditor
yang signifikan dari dokumentasi audit.
Standar Pelaporan untuk Audit Keuangan (Reporting Standards for Financial Audits)
a. Pelaporan kepatuhan auditor terhadap GAGAS (Reporting auditors’ compliance with
GAGAS). Laporan audit seharusnya menyatakan bahwa audit dilakukan sesuai dengan
standar auditing pemerintah yang berlaku umum.
b. Pelaporan pengendalian internal dan tentang kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan
ketentuan kontrak atau perjanjian hibah (Reporting on internal control and on compliance
with laws, regulations, and provisions of contracts or grant agreements). Ketika
memberikan pendapat atau penolakan (disclaimer) terhadap laporan keuangan, dalam
laporannya tentang laporan keuangan, auditor seharusnya memasukkan:
i. Deskripsi atas:
Ruang lingkup pengujian pengendalian internal yang dilakukan oleh auditor atas
pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan ketentuan
kontrak atau perjanjian hibah.
Hasil dari pengujian tersebut atau sebuah pendapat, jika pekerjaan yang memadai
dilakukan.
ii. Referensi ke laporan-laporan terpisah yang berisi informasi tersebut.
Jika auditor melaporkan secara terpisah, maka pendapat atau penolakan seharusnya:
i. Berisi referensi ke laporan-laporan terpisah yang berisi informasi.
ii. Menyatakan bahwa laporan-laporan terpisah merupakan bagian integral dari audit dan
seharusnya dipertimbangkan dalam menilai hasil audit.
c. Pelaporan kekurangan dalam pengendalian internal, kecurangan, tindakan ilegal,
pelanggaran ketentuan kontrak atau perjanjian hibah, dan penyalahgunaan (Reporting
deficiencies in internal control, fraud, illegal acts, violations of provisions of contracts or
grand agreements, and abuse)
Untuk audit keuangantermasuk audit laporan keuangan di mana auditor memberikan
pendapat atau penolakanauditor seharusnya melaporkan sebagaimana yang berlaku
untuk tujuan audit, yaitu:
i. Kekurangan dalam pengendalian internal yang dianggap kondisi yang dilaporkan
sebagaimana yang didefinisikan dalam standar AICPA.
Audit Lanjutan | 26
ii. Semua hal tentang kecurangan dan tindakan ilegal, kecuali yang jelas-jelas tidak
signifikan.
iii. Pelanggaran dari ketentuan kontrak atau perjanjian hibah dan penyalahgunaan yang
signifikan.
Dalam beberapa situasi, auditor seharusnya melaporkan kecurangan, tindakan ilegal,
pelanggaran ketentuan kontrak atau perjanjian hibah, dan penyalahgunaan secara
langsung kepada pihak eksternal untuk entitas yang diaudit.
d. Pelaporan pandangan dari pejabat yang bertanggung jawab (Reporting views of
responsible officials)
Jika laporan auditor mengungkapkan kekurangan dalam pengendalian internal,
kecurangan, tindakan ilegal, pelanggaran ketentuan kontrak atau perjanjian hibah, atau
penyalahgunaan, maka auditor seharusnya mendapatkan dan melaporkan pandangan
pejabat yang bertanggung jawab atas berbagai temuan, kesimpulan, dan rekomendasi,
serta tindakan korektif yang direncanakan.
e. Pelaporan informasi yang istimewa dan rahasia (Reporting privileged and confidential
information)
Jika informasi terkait tertentu dilarang untuk diungkapkan secara umum, maka laporan
audit seharusnya menyatakan sifat dari informasi yang dihilangkan dan persyaratan yang
membuat penghilangan diperlukan.
f. Penerbitan dan distribusi laporan (Report issuance and distribution)
- Auditor pemerintah seharusnya menyerahkan laporan audit kepada:
i. Pejabat yang tepat dari entitas yang diaudit.
ii. Pejabat yang tepat dari organisasi yang meminta atau mengatur audit, termasuk
organisasi pendanaan eksternal, seperti badan legislatif, kecuali pembatasan hukum
mencegahnya.
- Auditor juga seharusnya mengirim salinan laporan kepada:
i. Pejabat lain yang memiliki kewenangan atas pengawasan hukum.
ii. Seseorang yang mungkin bertanggung jawab untuk bertindak atas temuan dan
rekomendasi audit.
iii. Orang lain yang berwenang untuk menerima laporan tersebut.
- Auditor seharusnya menjelaskan bahwa salinan yang dibuat tersedia bagi pemeriksaan
publik, kecuali laporan dibatasi oleh hukum atau peraturan, atau berisi informasi yang
istimewa (privileged) atau rahasia.
Audit Lanjutan | 27
- Auditor non pemerintah seharusnya memperjelas tanggung jawab distribusi laporan
dengan pihak yang melakukan kontrak untuk audit dan mengikuti kesepakatan yang
dicapai.
Audit Lanjutan | 28
Dalam kasus tersebut, auditor dapat membatasi pelaporannya pada informasi yang sudah
merupakan bagian dari catatan publik.
- Pedoman yang luas terhadap audit kepatuhan, atestasi yang sesuai, dan pelaporannya
disediakan dalam:
i. AU 801, Compliance Auditing Considerations in Audits of Governmental Entities and
Recipients of Governmental Financial Assistance (Pertimbangan Kepatuhan Auditing
dalam Audit Entitas Pemerintahan dan Penerima Bantuan Keuangan Pemerintah)
ii. AT 601, Compliance Attestations (Atestasi yang Sesuai)
- Berdasarkan AT 600.54, laporan CPA tentang pemeriksaan atas atestasi yang sesuaiyang
biasanya ditujukan kepada entitasseharusnya mencakup:
a. Sebuah judul yang mencakup kata “independen”.
b. Identifikasi dari persyaratan kepatuhan yang ditetapkan, meliputi periode yang dicakup
dan pihak yang bertanggung jawab.
c. Sebuah pernyataan bahwa kepatuhan terhadap persyaratan yang ditentukan adalah
tanggung jawab manajemen entitas.
d. Sebuah pernyataan bahwa tanggung jawab praktisi adalah untuk menyatakan pendapat
atas kepatuhan entitas terhadap persyaratan atau atas pernyataan manajemen tentang
kepatuhan berdasarkan pemeriksaan praktisi.
e. Sebuah pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar atestasi yang
ditetapkan oleh AICPA dan dengan demikian, mencakup pemeriksaan atas bukti-bukti
tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan berdasarkan pengujian dan pelaksanaan
prosedur lain yang dianggap diperlukan dalam keadaan oleh praktisi.
f. Sebuah pernyataan bahwa praktisi percaya pemeriksaan memberikan dasar yang memadai
untuk pendapat praktisi.
g. Sebuah pernyataan bahwa pemeriksaan tidak memberikan penentuan hukum terhadap
kepatuhan entitas.
h. Pendapat praktisi tentang apakah entitas mematuhidalam semua hal yang
materialpersyaratan-persyaratan yang ditentukan berdasarkan kriteria yang ditentukan.
i. Sebuah pernyataan yang membatasi penggunaan laporan oleh pihak-pihak tertentu dalam
situasi berikut:
Ketika kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kepatuhan ditentukan oleh
praktisi hanya sesuai untuk sejumlah pihak baik yang berpartisipasi menurut
Audit Lanjutan | 29
penetapan praktisi maupun yang dapat dianggap memiliki pemahaman yang memadai
dari kriteria.
Ketika kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kepatuhan tersedia hanya untuk
pihak-pihak tertentu.
j. Tanda tangan perusahaan praktisi secara manual atau yang dicetak.
k. Tanggal laporan pemeriksaan.
Audit Lanjutan | 30
UU mengurangi kebutuhan lembaga-lembaga federal untuk melakukan dan kebutuhan
para penerima bantuan keuangan federal untuk menjalani Beberapa audit keuangan
dan kepatuhan yang terpisah.
Audit Lanjutan | 31
Komponen Prosedur yang Dilakukan Laporan yang Dikeluarkan
Audit 1. Audit laporan keuangan sesuai dengan 1a. Pendapat atas laporan keuangan.
laporan GAAS dan standar umum GAGAS. 1b. Laporan tentang jadwal tambahan dari
keuangan bantuan keuangan federal.
(Financial 2. Audit laporan keuangan sesuai dengan 2a. Laporan tentang pengendalian internal
statement standar kerja lapangan dan pelaporan berdasarkan audit.
audit) GAGAS tambahan. 2b. Laporan tentang kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang mungkin
berdampak material terhadap laporan
keuangan.
Audit atas 3. Prosedur untuk memperoleh pemahaman 3a. Laporan tentang pengendalian internal
bantuan tentang pengendalian internal melalui atas bantuan keuangan federal.
keuangan pengujian pengendalian (test of controls)
federal atas bantuan keuangan federal, dan untuk
(Audit of mendukung penilaian atas risiko
federal pengendalian pada tingkat rendah.
financial 4. Pengujian kepatuhan (test of compliance) 4a. Laporan tentang kepatuhan dengan
assistance) dengan persyaratan umum yang berlaku persyaratan umum yang berlaku untuk
untuk semua program bantuan keuangan program bantuan keuangan federal.
federal dan persyaratan tertentu yang Pendapat atas kepatuhan dengan
berlaku untuk program bantuan keuangan 4b. persyaratan tertentu yang berlaku untuk
federal yang signifikan (major programs). setiap program bantuan keuangan
federal yang signifikan (major
programs).
4c. Jadwal atas temuan dan biaya yang
dipertanyakan.
5. Prosedur kinerja untuk menilai kewajaran 5a. Laporansebagai temuan tahun
ringkasan jadwal atas temuan berjalanketika auditor menyimpulkan
sebelumnya dan tindak lanjut saat ini. bahwa ringkasan temuan sebelumnya
salah menyajikan statusnya secara
material.
ii. Pengawasan oleh lembaga federal dan pass-through entities*.
Audit Lanjutan | 32
OMB Circular A-133, Audits of States, Local Governments, and Non-Profit Organizations
(Audit Negara Bagian, Pemerintah Lokal, dan Organisasi Nirlaba), memberikan pedoman
tambahan khusus terhadap pelaksanaan 3 kriteria tersebut.
Program yang tidak memenuhi syarat sebagai program yang signifikan (major programs)
dinamakan program yang tidak signifikan (nonmajor programs).
- Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran (Office of Management and Budget (OMB)) telah
menetapkan berbagai kebijakan, prosedur, dan pedoman untuk melaksanakan UU dalam
OMB Circular A-128Audits of State and Local Governments (Audit Pemerintah Negara
Bagian dan Lokal).
- Direktur juga menunjuk cognizant agencies untuk memantau kepatuhan terhadap UU.
Cognizant agency adalah lembaga federal yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
persyaratan untuk audit tunggal pada pemerintah negara bagian atau lokal tertentu.
Cognizant agency mewakili kepentingan kolektif dari semua lembaga pemerintah federal
dalam hasil audit.
Tanggung jawab lembaga ini mencakup memberikan saran dan penghubung teknis
kepada pemerintah negara bagian dan lokal dan auditor independen.
Dengan demikian, unit pemerintah dapat bekerja secara langsung dengan 1 lembaga, bukan
dengan beberapa lembaga.
Umum (General)
- Secara umum, audit dilakukan sesuai dengan GAGAS.
- Auditor harus berurusan dengan seluruh operasi auditee; atau berdasarkan pilihan auditee,
audit harus meliputi serangkaian audit yang berurusan dengan departemen, lembaga, dan unit
organisasi lainnya yang mengeluarkan atau memberikan penghargaan federal sepanjang
tahun.
- Setiap audit yang terpisah harus mencakup laporan keuangan dan jadwal pengeluaran
penghargaan federal untuk setiap departemen, lembaga, atau unit pemerintah lainnya.
Audit Lanjutan | 33
Auditor harus menentukan:
i. Apakah laporan keuangan auditee disajikan secara wajar dalam semua hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
ii. Apakah jadwal pengeluaran penghargaan federal disajikan secara wajar dalam semua
hal yang material dalam hubungannya dengan laporan keuangan auditee secara
keseluruhan.
c. Kepatuhan (Compliance)
- Selain persyaratan GAGAS, auditor harus:
i. Menentukan apakah auditee telah mematuhi hukum, peraturan, dan ketentuan kontrak
atau perjanjian hibah yang mungkin memiliki pengaruh langsung dan material
terhadap setiap program yang signifikan (major programs).
ii. Melakukan pengujian kepatuhan meliputi pengujian transaksi (tests of transactions)
dan prosedur audit lainnya yang diperlukan untuk memberikan bukti yang memadai
untuk mendukung pendapatnya atas kepatuhan.
iii. Auditor harus menetapkan ruang lingkup audit untuk mengatasi persyaratan tertentu,
seperti:
Jenis jasa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan Menentukan jenis
barang atau jasa yang dapat dibeli oleh entitas dengan bantuan federal.
Kelayakan (Eligibility) Menentukan karakteristik individu atau kelompok yang
dapat diberikan bantuan keuangan oleh entitas.
Pencocokan (Matching) Menentukan jumlah kontribusi dari sumber daya
sendiri yang harus diberikan oleh entitas terhadap proyek-proyek yang
memberikan bantuan keuangan.
Audit Lanjutan | 34
Pelaporan (Reporting) Menentukan laporan lainnya yang harus diajukan oleh
entitas.
Pengujian dan ketentuan khusus Mungkin mencakup persyaratan seperti
memiliki pemeriksaan berhubungan dengan usulan atas penggunaan dana dan
tenggat waktu untuk pengeluaran dana.
Materialitas atas setiap temuan tentang ketidakpatuhan dievaluasi dalam konteks
program yang berhubungan dengan temuan, bukan dalam konteks laporan
keuangan secara keseluruhan.
Audit Lanjutan | 35
ii. Apakah Jadwal Pengeluaran Penghargaan Federal (Schedule of Expenditures of
Federal Awards) disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, berkaitan
dengan laporan keuangan secara keseluruhan.
d. Daftar atas Temuan dan Biaya yang Dipertanyakan (Schedule of Findings and Questioned
Costs)
- Akhirnya, auditor harus merangkum hasil auditor dalam bentuk Daftar atas Temuan dan
Biaya yang Dipertanyakan.
- Biaya yang dipertanyakan meliputi biaya dibebankan pada program yang tidak diijinkan,
didokumentasikan, disetujui, atau tidak masuk akal.
- Daftar atas Temuan dan Biaya yang Dipertanyakan mencakup komponen-komponen
utama berikut:
Ringkasan hasil auditor.
Temuan yang berkaitan dengan laporan keuangan yang wajib dilaporkan sesuai
dengan GAGAS.
Temuan dan biaya yang dipertanyakan tentang penghargaan federal.
Audit Lanjutan | 36
Sebuah laporansebagai temuan audit tahun berjalanketika auditor menyimpulkan
bahwa daftar temuan audit sebelumnya salah menyajikan status dari setiap temuan
audit sebelumnya secara material.
Audit Lanjutan | 37