Daftar Isi
Bab I. ECG Recorder
a. Anatomi dan fisiologi Jantung ......................................................... 1
b. Pengertian ECG ................................................................................ 6
c. Bagian-bagian dari blok diagram ECG ............................................ 11
d. Fungsi tombol-tombol pada ECG .................................................... 13
e. Prosedur umum perekaman ECG ..................................................... 14
f. Jenis-jenis ECG ................................................................................ 14
g. Bentuk Pulsa ECG dan cara menentukan Bpm ................................ 15
h. Rumus Bpm...................................................................................... 17
i. Cara pengoprasian ECG ................................................................... 24
j. Blok diagram ECG fungsional ......................................................... 26
k. Prinsip kerja ECG ............................................................................ 27
l. Pemeliharaan Umum pesawat ECG ................................................. 27
m. Praktikum kalibrasi kinerja ECG ..................................................... 29
n. Contoh data hasil kalibrasi pesawat ECG ........................................ 32
o. Teknik pembuatan hasil kalibrasi ECG............................................ 36
p. Fungsi Sertifikat kalibrasi ECG ....................................................... 37
q. Analisis data ..................................................................................... 42
1
Bab IV. Ultrasonografi
a. Pendahuluan ..................................................................................... 84
b. Sejarah USG ..................................................................................... 84
c. Prinsip USG ..................................................................................... 85
d. Proses pengambilan gambar ............................................................. 87
e. Cara Kerja alat USG......................................................................... 88
f. Jenis-jenis pemeriksaan USG........................................................... 91
g. Pengolahan dan analisis gambar ...................................................... 92
h. Penggunaan utama dari Ultrasound ................................................. 98
Refrensi
2
BAB 1 ECG RECORDER
I. Dasar teori
a. Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung berfungsi sebagai pompa dengan empat kamar pada sistem
peredaran darah. Pemompaan utama adalah oleh ventrikel, sedangkan atrial
berfungsi untuk menyimpan darah selama ventrikel mernompa. Fasa pengisian
dalam sikius jantung dikenal sebagai diastole. Kontraksi ventrikel atau fasa
pemompaan disebut sistole. Rithme kontraksi atria dan ventrikel yang mulus
disebabkan suatu sistem elektnk yang mengkoordinasi langkah-langkah elektrik
yang terjadi pada jantung.
Jantung terbagi menjadi empat ruangan, yaitu dua atrium (kanan dan kin)
dan dua ventrikel (kanan dan kin). Selain itu jantung juga mempunyai beberapa
jaringan yang berbeda (jaringan nodal SA dan AV; jaringan atrial, Purkinye, dan
ventrikular). Tampilan anatomi masing-masing tipe sel sangat berbeda, tetapi
mereka semua dapat dieksitasi elektrik, dan setiap sel mempunyai potensial-aksinya
sendiri.
Irama sinyal jantung diatur oleh isyarat listrik yang dihasilkan oleh
rangsangan yang terjadi secara spontan. Rangsangan spontan ini dilakukan oleh sel
- sel khusus yang terdapat pada atrium kanan (dekat muara vena cava superior dan
inferior), yaitu SA node (simpul sinoatrial). SA node ini bertindak sebagai pemicu
(pace maker), dan bergetarnya SA node berkisar 60 - 100 kali per menit pada
jantung normal dalam kondisi rileks. Getaran tersebut dapat meningkat atau
menurun diatur oleh saraf eksternal jantung yang merupakan respon/jawaban
terhadap kebutuhan darah oleh tubuh. Isyarat listrik SA node menyebabkan
depolarisasi otot jantung atrium dan memompa darah ke ventrikel, kemudian diikuti
oleh repolarisasi otot atrium. Isyarat listrik dilanjutkan ke AV node dan akan
3
menyebabkan depolarisasi ventrikel kanan dan kiri yang menyebabkan kontraksi
ventrikel sehingga darah dipompa ke dalam arteri pulmonalis dan ke aorta,
setelah itu saraf pada ventrikel dan otot ventrikel akan mengalami
repolarisasi dan mulai kembali isyarat listrik dari SA node. Jalan depolarisasi sel
dalam jantung dilustrasikan dalam Gambar 1.1.
Berkas His
Cabang Berkas
His Kanan
Cabang Berkas
His Kiri
Serabut
Purkinye
Potensial Permukaan-Tubuh
4
Potensial jantung yang diukur dan permukaan luar tubuh disebut
Elekrokardiogram (ECG). Pada ECG, jantung dipandang sebagai ekivalensi dan
generator listnik. Potensial-aksi padajantung berasal dan Sinoatnial Node (SA
node) dan atrioventnicular (AV node). SA Node berdenyut 70— 80 beat tiap menit
(bpm) dalam keadaan istirahat, sedangkan AV node berdenyut 40—60 bpm, dan
bundle branch berosilasi pada 15 — 40 bpm.
Sementara jantung dalam keadaan istirahat, semua sel terpolarisasi,
sehingga setiap sel adalab negatif terhadap luarnya. Depolarisasi pertama muncul
path SA node, membuat bagian luar jaringan relatif negatif terhadap sel di dalam,
juga akan lebih negatif dibandingkan dengan jaringan yang belum depolarisasi. Hal
ini menghasilkan arus ionik, I, yang menyebabkan lengan kin terukur lebih
positifdibandingkan lengan kanan. Seperti yang terlihat pada Gambar 2. Tegangan
yang dihasilkan disebut P-wave.
Setelah sekitar 90 mdt, atrium telah depolarisasi secara lengkap dan arus
ionik yang terukur pada lead I berkurang menjadi no! (lead I adalah antara Lengan
kanan (-) dan lengan kin (+)). Depolarisasi kemudian akan me!ewati AV node, yang
menyebabkan delay sekitar 110 mdt. Depo!arisasi kemudian melewati otot
5
ventrikular kanan, dan menyebabkannya lebih negatif relatif terhadap otot sebelah
kiri. Seka!i lagi, arah I menyebabkan suatu tegangan plus-minus dan LA ke RA
yang disebut R-wave.
Bentuk-gelombang lengkap ditampilkan pada Gambar 3 yang disebut
Elektrokardiogram (ECG), dengan label P, Q, R, S dan T. P-wave muncu! dan
depolarisasi atrium. Kompleks QRS muncul pada depo!arisasi ventrikel. Besar R-
wave dalam komp!eks QRS mi sekitar I mV. T-wave muncul dan repolarisasi otot
ventrikel. Selama T-wave, repolarisasi parsial dan otot jantung menimbulkan arus
ionik dan potensia! ECG yang berkaitan. U-wave yang kadang-kadang menyertai
T-wave adalah efek orde-kedua dan sumber yang tidak tentu dan untuk diagnostik
tidak signifikan.
Interval, segmen dan kompleks pada ECG didefinisikan seperti path Gambar 3.
Durasinya adalah sebagai berikut :
Interval
P-R awal P-wave ke awal QRS kompleks
6
S-T akhir S=wave ke akhir T-wave
Q-T awal Q-wave ke akhir T-wave
Segmen
P-R akhir P-wave ke awal Q-wave
S-T akhir S-wave ke awal T-wave
Kompleks
QRS mulai Q-wave ke akhir S-wave
Gambar 1.3. Sinyal Jantung Normal
7
- PR Segment, menunjukkan berhentinya impuls pada Atrioventricular Node atau
tidak ada transmisi impuls di Atrioventricular Node.
- ST Segment, Tidak adanya transmisi impuls disebabkan adanya periode
refrakter di sel miokardium.
b. Elektrokardiograf
Elektrokardiograf (EKG) merupakan alat medis yang digunakan untuk
mengetahui/ menampilkan pulsa bioelektrik jantung. Jantung mengeluarkan sinyal
isyarat listrik yang dihasilkan oleh sel-sel khusus yang terdapat pada atrium kanan
yaitu SA node (sinoatrial node). SA node ini bertindak sebagai pemicu (pace
maker), dan bergetarnya SA node berkisar 60 - 100 kali per menit pada jantung
normal dalam kondisi rileks. Getaran tersebut dapat meningkat atau menurun diatur
oleh saraf eksternal jantung yang merupakan respon/jawaban terhadap kebutuhan
darah oleh tubuh. Isyarat listrik SA node menyebabkan depolarisasi otot jantung
atrium dan memompa darah ke ventrikel, kemudian diikuti oleh repolarisasi otot
atrium. Isyarat listrik dilanjutkan ke AV node dan akan menyebabkan depolarisasi
ventrikel kanan dan kiri yang menyebabkan kontraksi ventrikel sehingga darah
dipompa ke dalam arteri pulmonalis dan ke aorta, setelah itu saraf pada ventrikel
dan otot ventrikel akan mengalami repolarisasi dan mulai kembali isyarat listrik
dari SA node.
Pada EKG, jantung dipandang sebagai ekivalensi dan generator listrik.
Potensial-aksi pada jantung berasal dan Sinoatnial Node (SA node) dan
atrioventnicular (AV node). SA Node berdenyut 70— 80 beat per-menit (bpm)
dalam keadaan istirahat, sedangkan AV node berdenyut 40—60 bpm, dan bundle
branch berosilasi pada 15 — 40 bpm.
1. Standar Leads
Leads standar ini mengukur perbedaan potensial antara dua elektroda pada
permukaan tubuh bidang frontal, yang terdiri dari :
Lead I = VL – VR = VI
Lead II = VF – VR = VII
8
Lead III = VF – VL = VIII
VI + VIII = VII
9
Lead III : Pengukuran potensial antara LA dengan LL, dimana LL
dihubungkan pada input penguat non inverting, LA dihubungkan pada input
inverting. Maka akan menggambarkan perbedaan potensial antara lengan
tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LL), dimana LL bermuatan lebih positif
dari LA.
2. Augmented lead
10
Gambar 1.5. Augmented lead
Lead augmented ini mengukur perbedaan potensial antara lengan kanan,
lengan kiri terhadap elektroda indiferen yang berpotensial nol. Pengukuran dengan
lead augmented ini menggunakan pembagi tegangan dengan cara kedua elektroda
dihubungkan pada pembagi tegangan simetris pada masukan inverting dari
diferensial amplifier, dan elektroda ketiga dihubungkan pada masukan non
inverting. Sehingga didapat tiga hubungan lead :
aVL = VL – 1/2 (VR + VF)
aVR = VR – 1/2 (VL + VF)
aVF = VF – 1/2 (VF + VF)
konfigurasi yang dapat dilakukan untuk pengukuran augmented lead :
Lead aVR : salah satu sisi sadapan dihubungkan dengan RA dan sisi
lainnya dihubungkan dengan titik tengah dua tahanan antara LL dan LA,
dimana RA dihubungkan dengan masukan non inverting, LA dan LL
dijumlahkan pada masukan inverting.
Lead aVL : salah satu sisi sadapan dihubungkan dengan LA dan sisi lainnya
dihubungkan dengan titik tengah dua tahanan antara LL dan RA, dimana
LA dihubungkan dengan masukan non inverting, RA dan LL dijumlahkan
pada masukan inverting.
Lead aVF : salah satu sisi sadapan dihubungkan dengan RA dan sisi lainnya
dihubungkan dengan titik tengah dua tahanan antara RA dan LA, dimana
11
LL dihubungkan dengan masukan non inverting, RA dan LA dijumlahkan
pada masukan inverting.
3. Chest Leads
12
Gambar 1.7. Blok diagram ECG
13
yang digunakan yang biasa disebut dengan tegangan ingsut elektroda. Bila tegangan
separuh sel elektroda besar, maka tegangan ingsut yang diberikan juga lebih besar.
Hal ini tidak dikehendaki dalam pengukuran, maka diperlukan elektroda yang
tegangan separuh selnya tidak terlalu besar, agar tegangan ingsut juga kecil.
Pelapisan dengan klorida dapat memperkecil tegangan ingsut elektroda dan
memperbaiki stabilitas antarmuka elektrode-elektrolit. Elektroda Ag/AgCl saat ini
banyak digunakan karena hanya sedikit terpolarisai dan tegangan separuhselnya
rendah dan stabil.
Elektroda digunakan untuk mensensor sinyal bioelektrik jantung. Elektroda ini
langsung mengenai tubuh manusia yang sering dilapisi jelly elektrolite.
Jenis – jenis elektroda :
Elektroda Metal Datar
- pelat metal ( Ni-Ag Alloy) yg dilengkungkan
- Ag yang dilapisi AgCl secara elktrolisa
Suction Elektroda
Floating Elektroda
- lebih baik dari elektrode metal & Suction elektrode
- dapat menekan terjadinya artefact
- tidak langsung kontak dengan kulit
- tidak begitu berpengaruh terhadap pergerakan bahan
Insertion elektroda
14
Gambar 1.8. Berbagai jenis Elektroda ECG
2. Filter
3. Galvanometer
Berfungsi untuk menggerakkan stylus, sesuai dengan sinyal bioelektrik jantung
yang dideteksi oleh electrode.
4. Stylus
Untuk menghasilkan bentuk pulsa pada kertas Thermal ECG, dengan cara
memanaskan bagian Thermal kertas ECG sehingga akan menghitamkan kertas
tersebut.
5. Motor penggerak kertas perekaman, umumnya dengan kecepatan
a. 25 mm/s
b. 50 mm/s
1. Lead Selektor
Untuk menentukan lead/derivasi mana yang akan diukur.
15
2. Pemilihan Sensitifity
Pemilihan sensitifity rata-rata ada tiga pilihan :
a. 0.5 artinya tinggi pulsa maksimal 5 mm
b. 1 artinya tinggi pulsa maksimal 10 mm
c. 2 tinggi pulsa maksimal 20 mm
2. Pengatur Posisi Stylus
3. Start untuk menjalankan kertas perekaman ECG
4. Stop untuk menghentikan kertas perekaman ECG
5. Inst untuk menghentikan pergerakan stylus
6. Mark untuk memberikan tanda pada kertas perekaman ECG
a. 1 Chanel
b. 3 Chanel
c. 12 Chanel
16
BENTUK PULSA ECG & CARA MENENTUKAN BPM
1 x 1 mm 5 x 5 mm
1 kotak kecil = 1 KC 1 kotak besar = 1 KB = 5 KC
Gambar 1.11. Contoh Hasil Perekaman pada kertas ECG
17
Pada sensitivitas 0,5 tinggi pulsa pada kertas ECG sebesar 5 KC = 1 KB, Pada
sensitivitas 1 tinggi pulsa pada kertas ECG sebesar 10 KC = 2 KB, &
Pada sensitivitas 2 tinggi pulsa pada kertas ECG sebesar 20 KC = 4 KB.
Beat Per Minute (BPM) adalah Jumlah Denyut Jantung dalam waktu 1 (satu) menit,
Berarti menghitung BPM adalah menghitung Jumlah Pulsa R dalam Waktu 1 menit
18
Tabel 1. 1. Tabel rumus mencari Beat Per Minute (BPM)
Distorsi Frekuensi
Suatu EGG harus selalu memenuhi standar respons frekuensi yang telah
ditentukan. Jika terjadi distorsi frekuensi akan terlihat dalam bentuk sinyal ECG.
Daerah frekuensi sinyal EGG normal adalah 0,02 — 150 Hz. Jika terdapat distorsi
19
di frekuensi rendah, maka terjadi distorsi pada baseline yang tidak lagi horisontal
(Gambar 19).
Distorsi pada frekuensi tinggi menyebabkan pembulatan bentuk sinyal pada bagian
yang tajam dan mengurangi amplitudo QRS kompleks.
20
Gambar 20. Effek distorsi saturasi dan cut-off dan sinai ECG. (a) sinyal ECG yang
tidak distorsi, (b) karena efek saturasi positf dan ampifier, (c) pemotongan tegangan
bawah karena saturasi negative dari amplfier.
Ground Loop
Pasien yang dideteksi ECGnya dengan ECG kilnis atau secara kontinu pada
monitor cardiac, seringkali mereka dihubungkan dengan peralatan elektrik lain.
Setiap perangkat elektrik mempunyai groundnya sendiri, apakah melalui jalur daya
listrik atau melalui kawat besar yang dihubungkan dengan titik ground dalam
ruangan.
Ground loop akan terjadi pada situasi dimana dua perangkat elektrik digunakan oleh
pasien, dimana masing-masing perangkat elektrik mempunyai groundnya sendiri.
Jika kedua ground perangkat sedikit berbeda, arus listrik akan mengalir dan satu
ground ke ground perangkat satunya, dan akan melalui pasien dan elektrode yang
dipasang. Hal ini akan menghasilkan tegangan common-mode pada ECG, yaitu jika
common-mode rejection ratio buruk akan menaikkan interferensi.
21
(a) (b)
Gambar 1.13. (a) groundloop antara ECG dng mesin listrik lain yang dihubungkan
pada pasien. (b,) groundloop dieliminier dengan menghubungkan
kedua mesin pada ground yang sama.
Masalah lain yang terjadi karena arus ground adalah karena ground lead dan
ECG biasanya mengalir bersama dengan lead sinyal, medan magnit yang
disebabkan arus pada rangkaian ground akan menginduksikan tegangan kecil dalam
lead sinyal. Ini akan menimbulkan interferensi.
22
(a) (b)
Dalam situasi dimana pasien yang ECG nya sedang dideteksi, memerlukan
defibrilasi cardiac. Dalam hal ini, pulsa arus besar dan tegangan besar diberikan
pada pasien, sehingga tegangan transien akan terlihat dan elektroda. Tegangan ini
mempunyai harga beberapa kali lipat lebih tinggi dan pada tegangan ECG. Jika
keadaan ini terjadi akan menyebabkan defleksi yang meningkat dalarn ECG.
ECG model lama juga kan menampilkan transien semacam ini jika konektor
lead berpindah pada lead lainnya, karena adanya tegangan offset yang berbeda
antara satu elektroda dengan elektroda lainnya, tetapi hal ini tidak muncul pada
ECG model baru yang akan menswitch lead secara otomatis, karena kapasitor
discharge pada saat proses switching.
23
Gambar 1.15. Pengaruh transien tegangan pada ECG yang dideteksi dengan alat
ECG,
dimana transien akan menyebabkan saturasi amplifier.
(a) mulai transient (b) gain diperkecil
Interferensi dan Perangkat Elektrik
Sumber utama interferensi saat monitor dan rekaman ECG adalah sistem
sumber-daya. Selain mencatu daya ke perangkat ECG, biasanya jalur daya juga
dihubungkan dengan perangkat lain dalam ruangan rumah sakit. Juga ada jalur daya
pada dinding, lantai dan langit-langit ruangan.
Jalur daya ini akan berpengaruh pada rekaman ECG dan memberikan interferensi
pada frekuensi jala-jala. (Gambar 23a).
Pergerakkan tubuh juga bisa menimbulkan interferensi. Yaitu interferensi
myograph (otot ) pada ECG. Dapat dilihat Gambar 23b.
24
Gambar 1.17. (a) mekanisme interferensi medan listrik dan jala-jala ke ECG
(b) arus yang mengalir dari jala-jala melalui tubuh dan impedansi ground
25
Gambar 1.18. (a) Kabel lead dapat menginduksikan arus
(b) melilitkan kabel lead dapat meminimumkan induksi
elektromagnetik
26
3. Pasang elektroda pada tempat yang telah ditentukan
4. Tekan power pada posisi ON
5. Tekan tombol inst untuk menghentikan Amplifier
6. Posisikan stylus ditengah-tengah kertas perekam EKG
7. Pilih sensitifity yang diinginkan yaitu 0.5 utuk tinggi pulsa 5mm, 1 untuk
tinggi pulsa 10mm, dan 2 untuk tinggi pulsa 20mm
8. Pilih kecepatan kertas yang diinginkan yaitu 25mm/s atau 50mm/s
9. Posisikan lead selektor pada posisi 'C' kemudian tekan tombol Cal untuk
melakukan kalibrasi yang diinginkan
10. Setelah didapatkan kalibrasi yang diinginkan posisikan seletor lead pada
lead yang akan direkam lead I, II, II, aVL, aVR, aVF, C1, C2, C3, C4, C5,
dan C6 dengan cara menekan tombol INST kemudian STAR untuk mulai
perekaman dan STOP untuk berhenti merekam diikuti kembali dengan
menekan tombol INST. Dilakukan secara bergantian mulai dari lead I
hingga lead C6.
11. Tekan tombol MARK apabila ingin memberi tanda saat perekama
berlangsung.
12. Setelah selesai digunakan tekan power pada posisi OFF dan matikan power
AC pada bagian belakang panel pada posisi 'O' (OFF).
D. Pengemasan/penyimpanan
1. Bersihkan permukaan lead EKG dari gel
2. Lepaskan kabel power dari konektor EKG
3. Lepaskan kabel elektroda dari input konektor EKG
4. Lepaskan kabel grounding EKG
5. Letakkan aksesori pada tempatnya
6. Pasang kembali penutup debu
7. Kembalikan alat ketempat penyimpanan.
27
Blok Diagram fungsional
28
Prinsip kerja pesawat
Pengoperasian menggunakan mode opersi stand by biasanya tersedia pada
elektrokardiograf. Dalam mode ini, pergerakan stylus ke sinyal input, tetapi kertas tidak bergerak.
Mode ini memperbolehkan operator untuk melakukan penyesuaian yang diinginkan dan posisi
baseline mengendalikan tanpa menjalankan kertas.
EKG hampir tanpa variasi perekaman kertas grafik ditutupi kertas dengan garis tegak dengan
horisontal setiap interval 1 mm dengan garis lebih tebal setiap interval 5 mm. waktu pengukuran dan
pengukuran detak jantung dibuat horisontal pada electrocardiogram. Untuk pekerjaan rutinitas,
kecepatan kertas perekam 25 mm/s. pengukuran amplitude dibuat vertikal dalam mV. Sensitivity
elektrokardiograf diatur pada 10 mm/mV.
Isolasi preamplifier secara umum elektrokardiograf diletakkan dikaki sebelah kanan (RL) elektrode
dipasang keperalatan, dan dari situ keground. Peralatan ini siap digunakan untuk ground dimana saja
yang mempunyai arus sampai kepasien. Resiko yang berbahaya yaitu intercadiac pipa kedalam
saluran tubuh pekerja perlu diisolasi pasien dari ground. Petunjuk dari American Heart Association
menyatakan arus bocor tidak boleh lebih dari 10µA ketika pengukuran dari lead pasien ke ground
atau kabel peralatan utama dengan ground terbuka atau tertutup.
Pemeliharaan umum
A. Pemeliharaan
a. Inspection maintenance
Inspection maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan hanya untuk menguji atau
memeriksa kinerja alat apakah dalam keadaan baik atau tidak.
b. Preventive maintenance
Preventive maintenance adalah perawatan yang dialakukan secara rutin atau berkala.
I. Tujuan
1. menjaga kinerja peralatan EKG tetap sesuai dengan standard.
2. mencegah terjadinya microshock dan macroshock yang dapat menyebabkan ventricular
fibrilation.
3. sebagai jaminan kualitas dan kehandalan peralatan.
II. Persiapan.
1. Personalia :
1 (satu) orang teknisi elektromedik.
2. Peralatan dan bahan :
a. Simulator EKG
b. Electrical safety analyzer
c. Thermo-hygrometer
d. Jangka sorong
29
e. Multimeter digital
f. tools set.
g. Osciloscope
h. Obeng Trimer
i. Kunci L
j. Contact cleaner
k. Service manual dan wiring diagram
III. Cara kerja
1. Pemeliharaan harian dilakukan oleh user
Alat dibersihkan dengan kain halus
Periksa tata letak grounding pesawat sebelum digunakan
2. Pemeliharaan preventif dilakukan oleh teknisi
Memeriksa kondisi kabel pasien, kabel power dan kabel grounding
Memeriksa pemanasan stylus (jika perekam menggunakan sylus)
Memeriksa pulsa kalibrasi 1 mV, sensitivitas, kalibrasi jika ada penyimpangan
Memeriksa hasil tampilan lead-lead ECG dari lead-lead simulator ECG
Kalibrasi
Memeriksa kebocoran arus (leakage current) dengan alat safety analizer berupa tes
kebocoran arus pada chassis dan tes kebocoran arus pada kabel pasien terhadap ground
30
PRAKTIKUM KALIBRASI KINERJA ECG
Ruang Lingkup
- Metode yang digunakan membandingkan penunjukan parameter ECG terhadap
penunjukan ECG simulator.
- Rentang ukur yang dicakup meliputi :
a. Sensistifitas (mV)
b. Kecepatan Kertas ( mm/sec)
c. Frekuensi Heart Rate ( BPM)
- Menguraikan langkah langkah pengukuran dan kalibrasi ECG.
- Menganalisa data dan membuat laporan hasil pengukuran dan kalibrasi ECG.
Referensi
- Health Care Product HPCS Comparison System, ECRI ‘ Electrocardiograps
single chanel & Multichanel with Interpretife ‘, May 2003
- Preventife Maintenance ECRI no. 410-0595 th 1993
- Prosedur penggunaan ECG Simulator
- Guide to The Expression of Uncertainty in Measurement, ISO/TAG-4, Januari
1993
Peralatan
- ECG Simulator
- Digital Calipper
- Termohygrometer
- Tool Set
- Kalkulator
Praktikum Pengambilan Data
Keterangan : ECG simulator sebagai Standard dan ECG Recorder alat yang dikalibrasi.
a. Pastikan semua peralatan yang digunakan dalam kondisi baik.
b. Catat kondisi ruang, suhu dan kelembaban.
c. Catat Spesifikasi alat yang akan di kalibrasi.
d. Susun peralatan dengan menghubungkan kabel pasien (elektroda) pesawat ECG
dengan ECG Simulator sesuai Derivasi Lead :
31
i. Lakukan Test Pulsa Tiap Lead
Analisa Data
n
X1 Xi
i n
Xi X
2
S / n 1
i n
S = simpangan baku
Xi = data hasil pengukuran
X = nilai rata-rata hasil pengukuran
n = jumlah data pengukuran.
- Pengukuran berulang
SBRE = St Dev /√n
SBRE = simpangan baku rata-rata eksperimen
St Dev = simpangan baku pengukuran
n = jumlah data pengukuran
32
U U U B2
2 2 2
UC = A B1
U 95 k.U C ( y)
33
Contoh Data Hasil Kalibrasi Kinerja EKG
34
Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi
Gambar 1.20. Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi Kecepatan Perekaman Kertas EKG
Gambar 1.21. Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi Frekuensi Heart Rate EKG
35
Cara menghubungkan safety analyzer 601 Pro dengan Instrument Under Test :
Gambar 1.23. Instalasi safety analyzer 601 Pro dengan Instrument Under Test
1. Hubungkan safety analyzer 601 Pro dengan Instrument Under Test (IUT) seperti gambar di atas
! Power cord IUT dihubungkan pada power receptacle 601 Pro dan dan pasang kabel pasien /
elektroda / transduser pada applied part terminal 601 Pro
2. Pada main menu tekan tombol class/type (0) untuk memilih class dan type yang sesuai.
Kesalahan memasukkan class/type mempengaruhi hasil pengukuran
3. Safety analyzer 601 Pro dapat digunakan secara manual (melakukan test satu per satu, pilih dari
1 sampai 9) atau langsung sekaligus (pilih automodes) sesuai program di 601 Pro
4. Hasil pengukuran dapat direkam melalui printer internal atau eksternal sesuai kebutuhan
5. Tampil di layar meminta pemilihan yang benar. Untuk ECG class/type I CF, printer internal,
patient leakage : ALL dan Test current : 10 A. Setelah semua cocok tekan enter 2 ( dua ) kali.
6. Tekan Earth Resistance untuk pengukuran Protective Earth Resistance. Setelah hasil didapat
tekan enter untuk ke pengukuran selanjutnya.
7. Setelah Automodes selesai, lanjutkan dengan pengukuran RA-Earth secara manual. Tekan
Patient Leakage ( 7 ), lalu cari pengukuran RA-Earth dengan menekan tombol panah. Tunggu
sekitar 10 detik, setelah hasil didapatkan tekan tombol print.
8. Ulangi langkah diatas untuk pengukuran LA-Earth, RL-Earth, LL-Earth, V1-V6-Earth.
9. Setelah itu tekan tombol ESC, hasil pengukuran safety test ECG selesai.
36
1
5
6
10
11
12
13
14
15
17
16
37
Contoh Bentuk Pelaporan Pengukuran Safety Test ECG
sertifikat kalibrasi itu sendiri, untuk selanjutnya Sertifikat kalibrasi itu sendiri
38
Fungsi Sertifikat
Isi Sertifikat
c. Identifikasi khusus dan sertifikat (nomor seri) dan nomor dari tiap
halaman, serta jumlah keseluruhan halaman
39
e. Uraian dan identitas yang jelas dari barang yang dikalibrasi
h. Identitas metode kalibrasi yang digunakan atau uraian yang jelas dari
tiap metode yang belum baku yang digunakan
l. Tanda tangan dan jabatan, atau identitas ekuivalen dari orang yang
menerima tanggungjawab atas isi sertifikat dan tanggal penerbitannya
40
41
Contoh Hasil Pengukuran Safety Test ECG
5
6
10
11
12
13
14
15
17
16
42
Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi Kinerja ECG Recorder
43
Analisa Data
Untuk semua parameter dan setiap nilai setting alat harus dilakukan
Pada kertas ECG di ukur dengan menggunakan Caliper Digital Pada puncak P
pertama dengan puncak P kedua, hasilnya 24,83 mm. Saat itu Kecepatan perekaman
kertas 25 mm/sec, dan pada ECG Simulator pada 60 BPM.
Maka untuk mencari BPMnya adalah 1500 : (lebar Puncak ke Puncak)
1500 : 24,83 mm = 60,411 BPM
44
RUMUS-RUMUS Microsoft Excell
45
Cara Mencari Rata-rata dengan Microsoft Excell:
Dengan mengetik “ = AVERAGE (Letak data pertama : Letak data ke enam)”
Misalkan “=AVERAGE(D51:I51)”
46
47
48
BAB 2 OPERASIONAL
ELEKTROKARDIOGRAF RECORDER
ECG
Elektrocardiograph(ECG) adalah peralatan medis yang befungsi untuk mengukur
aktivitas kelistrikan pada jantung, serta untuk mengetahui kelainan pada jantung
dengan grafik yang terbentuk pada kertas ECG
49
Segitiga Einthoven
50
Lead I : Pengukuran potensial antara RA dan LA, dimana LA dihubungkan
dengan input penguat non inverting, RA dihubungkan dengan input
inverting. Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan tangan kanan
(RA) dengan lengan tangan kiri (LA), dimana LA bermutan lebih positif
dari RA.
Lead II : Pengukuran potensial antara RA dengan LL, dimana LL
dihubungkan dengan input penguat non inverting, RA dihubungkan dengan
input inverting. Maka akan menggambarkan perbedaan potensial antara
lengan tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LL), dimana LL bermuatan
lebih positif dari RA.
Lead III : Pengukuran potensial antara LA dengan LL, dimana LL
dihubungkan dengan input penguat non inverting, LA dihubungkan dengan
input inverting. Maka akan menggambarkan perbedaan potensial antara
lengan tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LL), dimana LL bermuatan lebih
positif dari LA.
ECG lead
Augmented Goldberger Lead (Unipolar limb lead)
51
Derivasi Standar Ekakutub Dipertinggi (Unipolar Augmented
Extremity leads)
Lead augmented ini mengukur perbedaan potensial antara lengan kanan,
lengan kiri terhadap elektroda indiferen yang berpotensial nol. Pengukuran
dengan lead augmented ini menggunakan pembagi tegangan dengan cara
kedua elektroda dihubungkan pada pembagi tegangan simetris pada
masukan inverting dari diferensial amplifier, dan elektroda ketiga
dihubungkan pada masukan non inverting. Sehingga didapat tiga hubungan
lead :
aVL = VL – 1/2 (VR + VF)
aVR = VR – 1/2 (VL + VF)
aVF = VF – 1/2 (VF + VL)
52
Derivasi Ekakutub Dada (Unipolar Chest leads)
Pada pengujian klinis ditambahkan pula enam lead EKG untuk bidang
transversal selain enam lead EKG untuk bidang frontal. Einthoven
menggunakan suatu segitiga sama sisi didasarkan pada anggapan bahwa
ketiga buah titik yang dipilih itu secara kelistrikan sama jauh dengan
jantung.
Jika demikian halnya maka dapat diperoleh :
Vc = 1/3 ( VL + VR +VF )
Pada pengukuran bidang transversal, Chest diletakkan pada tempat yang
telah ditentukan dan dihubungkan dengan masukan penguat non inverting.
Sinyal RA, LA dan LL dijumlahkan pada sebuah resistor network dan
dihubungkan dengan masukan penguat inverting.
53
Pra-operasional SISTEM KELISTRIKAN
- Pastikan tegangan input 220±10%, 50 Hz
- Pastikan grounding alat berfungsi baik, selisih tegangan antara
Phasa-nol dan phasa-ground harus kurang dari 5 Volt.
- Resistansi grounding 0,5 ohm (NFPA) & 0,1 ohm (IEC)
Dasar kelistrikan rumah sakit untuk
alat kesehatan :
Medical Electrical equipment
IEC 601-1
Pra operasional Pastikan grounding terpasang dengan baik
1. artifact
2. Drift
54
BAB 3 SPHYGMOMANOMETER
Tekanan
Dilihat dari definisinya bahwa tekanan adalah Gaya persatuan Luas. Gaya disini
biasa disebabkan oleh adanya gas atau udara , zat cair atau sentuhan zat padat,
khusus untuk Dead Weight Tester pada dasarnya ada dua gaya yang bekerja, yaitu
: gaya grafitasi (berat) yang dihasilkan oleh perkalian beban ( massa) dengan
percepatan grafitasi , dan gaya tekan yang dihasilkan oleh pompa Hidrolik (
Comparison Pump).
Pengukuran tekanan biasa kita bedakan dalam dua sistem kerja :
Pengukuran tekanan secara langsung
Pengukuran tekanan secara tak langsung
F N
P Pascal
Am
2
Dimana :
P = Pressure ( Tekanan )
F = Gaya
A = Area ( Luas )
Dimensi dari pada tekanan adalah : ML1T 2
Jadi 1 Pascal adalah tekanan yang dihasilkan oleh suatu gaya sebesar 1 Newton
pada luasan 1 m2 .
Pada kondisi lain tekanan juga dinyatakan dalam bentuk perkalian antara densitas
fluida ( ) dengan grafitasi ( g ) dan tinggi ( h )
F W mg
P
A A A
gAh
P gh
A
P1
55
h
A
Tekanan yang terjadi pada tabung :
P = P1 + gh
Dengan P1 = tekanan ruangan.
Kedua bentuk rumusan tersebut menjadi cikal bakal berkembangnya alat ukur
tekanan.
Blood pressure
Tekanan darah menjadi tekanan yang digunakan oleh darah pada sudut 90 o
kepada dinding dari pembuluh darah. Kecuali jika ditandai cara lainnya, tekanan
darah mengacu pada systemic seperti urat nadi tekanan darah, yaitu tekanan di
dalam nadi/pembuluh darah arteri yang mengirimkan darah ke komponen badan
selain dari paru-paru, seperti nadi utama yang berkenaan dengan lengan ( di dalam
lengan tangan). Nilai-Nilai yang bersifat universal dinyatakan di dalam millimetres
air raksa ( mmHg). tekanan systolic menggambarkan tekanan puncak artery
berhubungan dengan peredaran darah kejantung; tekanan diastolic adalah tekanan
darah yang paling rendah.
Nilai khas untuk jantung yang beristirahat, untuk orang dewasa sehat kira-
kira 120 mmHg yang systolic dan 80 mmHg diastolic ( yang ditulis seperti 120/80
mmHg), Ukuran tekanan darah ini tidaklah statis, tetapi mengalami variasi alami
dari satu orang denyut jantung terhadap yang lain atau sepanjang tergantung kepada
faktor perihal gizi, obat/racun, atau penyakit.
Naik turun fluktuasi urat nadi tekanan darah diakibatkan oleh pulsatile alami dari
berhubungan dengan jantung keluaran. Tekanan Denyut nadi ditentukan oleh
interaksi dari isi silinder/jaringan urat nadi melawan kekenyalan dan volume dari
nadi/pembuluh darah arteri
Sphygmomanometer
Kata sphygmus berasa dari Yunani yang berarti denyut nadi, dengan istilah ilmiah
manometer atau pressure meter. Ditemukan pertama kali oleh Dr Samuel Karl
Siegfried Ritter von Basch. Scipione Riva-Rocci, dari Italia, th 1896. Dan
dipopulerkan oleh Harvey Cushing th 1901 .
56
Gambar 3.1. Digital sphygmomanometer
2. Manual Sphygmomanometer
Sphygmomanometer air raksa pada umumnya terdiri dari dari suatu Inflatable Cuff
yang dapat digelembungkan, unit yang mengukur (Mercury Manometer), dan suatu
tabung/container untuk menghubungkan keduanya, berikut pump yang dilengkapi
dengan klep untuk mencegah kebocoran tekanan .Regulator tekanan digunakan
sebagai pengatur dalam pembacaan.
Ketika sistem tidak diberi tekanan, level air raksa pada container dengan yang ada
pada tabung gelas kaca/plastic menunjukkan posisi " 0" pada skala tabung.
Penekanan pada pompa mengakibatkan tekanan pada manset dan container air
raksa, kemudian memaksa air raksa naik pada skala tertentu ( mm Hg). Udara yang
dipindahkan oleh peningkatan air raksa dibuang melalui ventilasi yang berisi suatu
saringan yang berfungsi untuk menjaga penumpahan air raksa keluar dan
menyaring udara yang masuk ke dalam tabung gelas kaca/plastic.
57
Gambar 3.3. aneroid sphygmomanometer
Pompa tensi, klep/regulator tekanan , manset dan tabung air raksa baik aneroid
sphygmomanometer maupun Sphygmomanometer air raksa mempunyai system
pemeliharaan yang sama. Manometer mempunyai perbedaan yang mendasar dalam
penggunaannya.
Maintenance
Ketelitian suatu manometer air raksa tergantung dari dimensi yang sudah ditetapkan
oleh pabriknya, udara yang ada diatas air raksa pada tabung gelas kaca/plastic harus
bebas mengalir keatas, pastikan tabung dalam keadaan bersih, pastikan Volume air
raksa cukup ( berada pada skala “0” pada saat manset dalam keadaan bebas/tanpa
ada aliran tekanan),
Dan pada saat tertentu diperlukan kalibrasi untuk menunjukan keseragam
pembacaan skala yang benar. Hal tersebut diatas memastikan agar kondisi alat tetap
terjaga keakuratan dalam pembacaannya dan untuk menjaga agar kondisi alat
tersebut selalu dalam keadaan siap pakai.
58
kronis, bisa berakibat gejala yang meliputi radang pada gusi, air liur yang
berlebihan, otot tremor, dan kekacauan mental.
1. Uji Kualitatif
59
Tekanan Dorong (Positip) untuk Sphygmomanometer
a) Hubungkan Alat yang akan diukur dengan bagian atas METRON QA-
PT PARAMETER TESTER pada Pressure Port Conector.
b) Hidupkan alat dengan menekan Tombol“ON/OFF”.
c) Tekan Tombol “PRESS” untuk pemilihan pengukuran tekanan.
d) Tekan Tombol “F3” untuk pemilihan Mode Unit / satuan tekanan, lalu
cari satuan yang sesuai dengan menekan “Menu Scroll, Panah kiri atau
Kanan”.
e) Setelah sesuai, Tekan salah satu tombol “F1 sampai dengan F4”
dibawah unit / satuan tekanan yang akan dipilih.
f) Tekan kembali Tombol “PRESS” untuk memulai pengukuran tekanan.
g) Tekan Tombol “F4” untuk pemilihan Mode ZERO yang membuat nol
display, tunggu beberapa saat sampai display terbaca 0,0.
h) Lakukan pengukuran dengan memberikan sumber tekanan (dorong dan
hisap) kepada METRON QA-PT PARAMETER TESTER sesuai
setting tekanan yang dikehendaki.
i) Baca nilai yang tertera pada layar Display METRON QA-PT
PARAMETER TESTER dan catat hasilnya pada lembar kerja.
j) Untuk mengukur kebocoran tekanan, pilih Mode Leak dengan menekan
tombol “F2”.
k) Pilih waktu yang dikehendaki untuk melakukan pengukuran, 15, 30, 45
atau 60 detik dengan menekan salah satu Tombol “F1 sampai dengan
60
F4”. Biarkan sampai waktu yang dipilih telah selesai, kemudian baca
nilai yang tertera pada layar Display METRON QA-PT PARAMETER
TESTER dan catat hasilnya pada lembar kerja.
l) Untuk kembali ke Menu awal, tekan “Menu Scroll, Panah Kiri”. Pilih
pengukuran lain yang dikehendaki.
m) Untuk mematikan alat dengan menekan Tombol“ON/OFF”.
.
Gambar 3.5. Thermahygrometer ETI 8711
Bagian dari Peralatan dan Fungsi Thermahygrometer ETI 8711
1. Tombol ON-OFF : Untuk menghidupkan & mematikan alat.
2. Reset : Untuk menghapus data yang sudah ada
3. C / F : Untuk memilih satuan suhu
4. Min / Max : Untuk melihat nilai minimal atau maksimal
5. Hold : Untuk mendiamkan/menjalankan display
6. Probe Socket : Untuk memasang Probe suhu / Sensor
Cara Pengoperasian Thermahygrometer ETI 8711
1. Pasang Probe / Sensor Suhu pada tempatnya.
2. Tekan Tombol ON untuk menghidupkan alat, display akan menampilkan
suhu dan kelembaban.
3. Tekan tombol C / F untuk memilih satuan suhu.
4. Tekan Reset untuk menghapus data yang sudah ada.
5. Diamkan alat selama 15 menit untuk mendapat nilai yang stabil.
6. Tekan Hold untuk mendiamkan/menjalankan display
7. Tekan Min / Max untuk melihat nilai minimal atau maksimal
8. Tekan Tombol OFF untuk mematikan alat.
61
PRAKTIKUM KALIBRASI
SPHYGMOMANOMETER AIR RAKSA
I. ACUAN
1. OIML R 16-1, Non Invasive Mechanical Sphygmomanometer, Edition 2002
(E)
2. EA-4/02, Expression of the Uncertainty of Measurement in Calibration,
Desember 1999
3. EA-10/17, EA Guidelines on the Calibration of Electromechanical Manometer,
July 2002
II. DEFINISI
1. Sphygmomanometer/tensimeter adalah instrument yang digunakan untuk
mengukur tekanan darah arteri secara tidak langsung (non invasive) dengan
bantuan stetoskop .
2. Manometer aneroid adalah penunjuk tekanan dengan menggunakan komponen
jarum penunjuk.
3. Manometer air raksa adalah penunjuk tekanan dengan menggunakan kolom air
raksa sebagai penunjuknya.
V. PROSEDUR KALIBRASI
1. Kondisikan sphygmomanometer/tensimeter yang akan dikalibrasi
2. Lakukan pemeriksaan kondisi fisik.
3. Catat kondisi ruang (suhu, kelembaban relative dan tekanan udara).
4. Lakukan pendataan terhadap sphygmomanometer/tensimeter yang akan
dikalibrasi.
5. Yakinkan bahwa sphygmomanometer/tensimeter terinstall dengan benar.
6. Perhatikan gambar-1. installasi kalibrasi sphygmomanometer/tensimeter air
raksa.
62
7. Perhatikan gambar-2. installasi kalibrasi sphygmomanometer/tensimeter
aneroid.
8. Lakukan pengecekan apakah masih terdapat kebocoran dan gelembung udara
(khusus untuk sphygmomanometer/tensimeter jenis air raksa).
9. Amati posisi awal air raksa/jarum penunjuk apakah pada titik 0 (nol).
10. Dalam Metode kalibrasi ini hanya dilakukan kalibrasi terhadap parameter Cuff
Pressure Indication (Indikasi Tekanan Cuff) dengan batas kesalahan maksimal
yang diijinkan (Toleransi) : + 3mmHg.
1.Tentukan titik pengamatan ini berdasarkan tabel dibawah ini atau sesuai dengan
keinginan pelangan. Untuk setiap titik ukur harus dilakukan pengambilan data
untuk pengukuran naik dan turun.
2.Jika sphygmomanometer/tensimeter menggunakan manset untuk bayi/anak-
anak maka titik pengamatan yang diambil adalah : 0, 20, 50, 100, 120 dan 150
mmHg.
3.Jika sphygmomanometer/tensimeter menggunakan manset untuk orang dewasa
maka titik pengamatan yang diambil adalah : 0, 50, 100, 150, 200 dan 250
63
mmHg. Perhatikan Tabel-1. Data Kalibrasi Cuff Pressure Indication untuk
manset dewasa.
64
18. Setelah selesai pengambilan data, periksa ulang data-data yang telah dicatat
tadi sampai kita yakin data tersebut benar adanya.
dimana :
x = nilai rata-rata
n = jumlah data pengukuran
xi = jumlah nilai data pengukuran
4. Hitung nilai ketidakpastian daya ulang pembacaan terhadap titik ukur yang
sama (repeatability)/ ketidakpastian tipe A. Karena hanya dilakukan 3 (tiga) kali
pengambilan data atau jumlahnya < (lebih kecil) dari 10 (sepuluh) data untuk
tiap-tiap titik pengukuran maka untuk ketidakpastian daya ulang pembacaan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Max { ( N 2, j N 2,0 ) ( N1, j N1,0 ) , ( N3, j N3,0 ) ( N1, j N1,0 ) , ( N3, j N3,0 ) ( N 2, j N 2,0 ) }
U repeat N
3
Max { (T2, j T2,0 ) (T1, j T1,0 ) , (T3, j T3,0 ) (T1, j T1,0 ) , (T3, j T3,0 ) (T2, j T2,0 x) }
U repeatT
3
a x 1/ 2
U res
3
dimana :
a = semi range
9. Ketidakpastian Standar
U sertifikat
U s tan dar
k
U C U repeat
2
U res
2
U histerisis
2
U ze2 U s2tan dar
Uexp = k x UC
66
VII. UNCERTAINTY BUDGET
67
68
TEKNIK PEMBUATAN LAPORAN
HASIL KALIBRASI SPHYGMOMANOMETER
sertifikat kalibrasi itu sendiri, untuk selanjutnya Sertifikat kalibrasi itu sendiri
Fungsi Sertifikat
69
kritisnya pengguna jasa kalibrasi. Hal ini timbul karena adanya tekanan asesmen
atau audit yang harus mereka hadapi untuk memenuhi persyaratan sertifikasi ISO
9000, mereka demikian protektonis terhadap hasil kalibrasi yang mereka peroleh.
Sikap pelanggan yang demikian tentunya perlu ditanggapi secara positip sebagai
masukan yang konstruktif untuk kepentingan pengembangan kredibilitas
laboratorium kalibrasi.
Bentuk dan isi sertifikat kalibrasi memainkan peranan penting dalam
pendekatan-pendekatan saling pengakuan antar laboratorium kalibrasi dan badan
pengakreditasi; baik di lingkup bilateral, regional maupun internasional.
Isi Sertifikat
70
Beberapa hal yang dilarang dalam sertifikat kalibrasi adalah:
71
Contoh Lembar Kerja Kalibrasi Sphygmomanometer
72
Contoh Lembar Kerja Kalibrasi Suction Pump
Rumus :
Dengan mengetik “=((I13^2)+(M13^2)+(R13^2)+(V2^2)+(Z13^2))^0.5”
Rumus :
Dengan mengetik “=MAX(ABS('Data Mentah'!M37-'Data
Mentah'!M28),ABS('Data Mentah'!N37-'Data Mentah'!N28),ABS('Data
Mentah'!O37-'Data Mentah'!O28)))”
73
74
NON INVASIVE BLOOD PRESSURE (NIBP)
Seven
valve Driver Control Mikrokontroler Segmen
cuff 8bit
ADC
Pressure Instrumentasi BP RS
transduser Amplifier Filter flip-flop
Keterangan :
: arah tekanan
mengisolasi Mikrokontroler dengan pompa dan valve, karena pompa dan valve
memberikan sinyal perintah, maka board kontrol akan mensupply driver untuk
pompa menyala tekanan akan terus naik sampai maximum pressure switch terputus
75
dan memberikan tanda pada board kontrol. Board kontrol akan memberikan isyarat
converter) dan difilter untuk memisahkan sinyal AC dari sinyal DC. Hasil konversi
dari ADC ditampilkan oleh mikrokontroler sebagai nilai tekanan, sedangkan sinyal
yang lolos melalui filter dijadikan sebagai penentu nilai sistolik dan diastolik. Valve
berfungsi untuk untuk mengurangi tekanan, disini terdapat dua jenis valve yaitu
elektrik valve dan regulated valve. Elektrik valve berfungsi untuk mengurangi
tekanan secara cepat, yaitu ketika tekanan sistolik dan diastolik sudah didapat,
ketika proses pengukuran. Dengan berkurangnya tekanan pada cuff maka darah
akan mulai mengalir karena pembuluh darah mulai terbuka, luas penampang
pembuluh darah yang sempit menjadikan aliran darah menjadi turbulens sehingga
instrumentasi amplifier dan diloloskan oleh band pass filter, sinyal inilah yang akan
mikrokontroler dan pada saat itulah data dari ADC dijadikan sebagai nilai sistolik.
Sinyal ini akan terus terbentuk selama aliran darah masih turbulens, dengan terus
berkurangnya tekanan pada cuff maka suatu saat aliran dalam prembuluh akan
menjadi laminer dan fluktuasi sudah tidak terjadi lagi. Pada saat itu sinyal sudah
tidak terbentuk lagi sehingga logika flip-flop akan berbalik dan akan
76
memerintahkan mokrokontroler untuk mengambil data dari ADC sebagai nilai
diastolik.
Bunyi Jantung
Melalui pendengaran yang baik dapat diperoleh banyak informasi dari suara
detak jantung. Suara detak jantung dapat didengar dengan menggunakan stetoskop,
hal ini disebabkan karena adanya fibrasi pada jantung dan pembuluh darah besar.
terekam oleh ECG (elektrokardiograf), tekanan ventrikel kiri dan tekanan aorta
serta bunyi jantung yang yang direkam oleh fonokardiograf maka akan diperoleh
korelasi. Ketika sinyal ECG pada posisi R-S maka tekanan pada ventrikel
katup jantung untuk membuka, pada saat itulah terdengar suara karena adanya
aliran yang turbulens dari ventrikel kiri ke aorta. Setelah beberapa millisecond
sehingga valvula / katup jantung kembali menutup, pada saat itulah terdengar suara
yang kedua.
Suara dari katup jantung tersebut dapat dijadikan sebagai indikator tekanan
maksimum yang dapat dipompa oleh jantung. Karena suara ini adalah hasil dari
aliran darah yang turbulens maka ketika aliran darah pada pembuluh dibuat
turbulens dengan memberikan tekanan, maka suara tersebut juga akan terdengar
77
pada pembuluh darah dan ketika aliran darah laminer maka suara tersebut tidak
terdengar lagi, dari sifat inilah dapat diperoleh informasi tentang tekanan sistolik
dan diastolik.
Tekanan Darah
Poiseuille dan Bernoulli. Pada hukum tersebut tertara hubungan antara tekanan,
kekuatan alir dan hambatan (tahanan poiseuille). Darah akan mengalir ke arah
kemampuan untuk berkontraksi, tetapi tekanan pada ventrikel suatu ketika akan
sangat rendah karena kemampuannya dalam berelaksasi. Tekanan yang rendah ini
kemudian tekanan yang mendekati tekanan ventrikel kiri adalah tekanan aorta dan
tekanan akan terus menurun pada arteri, arteriole, capiler dan sampai pada tekanan
terendah yaitu pada vena cava. Darah pada vena cava akan akan mengalir ke atrium
kanan kemudian ke ventrikel kanan dan dipompakan ke paru – paru. Tekanan pada
paru – paru relatif rendah tetapi masih lebih tinggi dari pada tekanan vena cava,
darah dari paru – paru mengalir ke atrium kiri kemudian ke ventrikel kiri dan begitu
seterusnya.
Jumlah darah pada orang dewasa sekitar 4,5 liter. Setiap kontraksi jantung
akan terpompa 80 mL darah dan setiap menit sel darah merah telah beredar komplit
satu siklus dalam tubuh. Pada setiap saat 80% darah berada pada dalam sirkulasi
78
sistemik dan 20% dalam sistem sirkulasi paru – paru. Darah dalam sirkulasi
sistemik ini ±20% berada di arteri, 10% dalam kapiler dan 70% di dalam vena. Pada
sirkulasi paru – paru 7% berada di dalam kapiler paru – paru 93% berada antara
tekanan diberikan pada pembuluh darah dari luar tubuh. Pada pengukuran ini
bagian tubuh yang dijadikan obyek adalah extremitas, karena pada bagian inilah
pembuluh darah lebih dekat dengan permukaan kulit sehingga memudahkan dalam
digunakan cuff yang dililitkan pada lengan atas dan dipompa sampai aliran darah
terhenti. Dengan menurunkan tekanan pada cuff secara perlahan maka suatu ketika
darah akan mulai mengalir dan terdengar suara korotkof yang diakibatkan oleh
aliran yang turbulens, karena saluran pembuluh darah yang jauh lebih kecil
dibandingkan dengan debit darah, tekanan pada saat itulah disebut tekanan sistolik.
Seiring dengan terus menurunnya tekanan pada cuff secara perlahan maka suatu
ketika aliran darah menjadi laminer dan suara korotkof tidak terdengar lagi, tekanan
Metode pengukuran tersebut antara lain metode palpasi, metode ausculatori dan
79
metode oscillometrik. Dari ketiga metode terdebut perbedaannya terletak pada cara
Metode Palpasi
3. Rekatkan cuff dengan kencang di sekitar lengan 4. Bagian paling bawah dari cuff harus berjarak
atas sehingga hanya bisa mamasukan jari telunjuk sekitar 2 atau 3 cm (1 atau 2 jari) dari siku seperti
antara cuff dengan lengan. pada gambar
Metode pengukuran ini dalam menentukan nilai sistolik dan diastolik tidak
merasakan denyut nadi yang pertama pada arteri brackialis dengan menggunakan
ujung jari ketika tekanan pada cuff dikurangi secara berlahan. Kelemahan dari
metode pengukuran ini adalah dalam menentukan tekanan diastolik karena denyut
pada nadi akan terus terjadi sampai tekanan pada cuff habis.Metode Ausculatori
80
Metode pengukuran ini memanfaatkan suara korotkof untuk menentukan
nilai tekanan sistolik dan diastolik. Dengan memompa cuff sampai tekanan sekitar
180 mmHg sehingga tekanan darah terhenti, kemudian tekanan dikurangi dengan
kecepatan 3mmHg/s. Ketika tekanan terus menurun maka pembuluh darah akan
terbuka sebagian, sehingga terjadi aliran yang turbulens dan akan terdengar suara
suara korotkof akan terdengar dan saat pertama kali suara tersebut terdengar,
tekanan pada saat itulah disebut tekanan sistolik. Suara tersebut akan terdengar
sampai tekanan pada cuff tidak menyebabkan aliran turbulens, pada saat pertama
kali suara tidak terdengar lagi tekanan pada saat itulah disebut tekanan diastolik.
Metode Oscillometrik
stetoskop, tetepi dengan mengamati fluktuasi yang terlihat pada manometer. Untuk
fluktuasi yang terbentuk ketika terbentuk suara korotkof. Pada awal terjadi
fluktuasi, tekanan pada saat itulah yang dinamakan tekanan sistolik, sedangkan
81
Pressure Transduser
cuff menggunakan selang, dari sini tekanan akan diterma oleh transduser dan
merupakan susunan dari strain gauge yang disusun sedemikian rupa sehingga
diterima.
berubah seiring dengan berubahnya resistansi strain gauge. Strain gauge ini
diatas. Pada rangkaian diatas keadaan setimbang terjadi ketika Va = Vb, sehingga
R3 R4
Vab V
R1 R3 R2 R4
82
R4 adalah sebuah strain gauge, dengan berubahnya nilai resistansi dari R4
maka Vab tidak lagi setimbang karena terjadi beda potensial antara Va dan Vb. Dari
perubahan nilai beda potensial inilah isyarat tekanan dapat diolah menjadi isyarat
elektronis.
83
84
Pressure
Proximal -------------------------Peripheral
Blood flow
Respiratory influence
Systolic pressure of NIBP varies according to the following respiration influence.
85
BAB 4 ULTRASONOGRAPHY (USG)
Pendahuluan.
Sejarah USG
Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu
teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang
Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam
musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut.
Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk
pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan.
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII,
USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.
Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada
beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan alat
praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas.
86
Prinsip USG
Sumber Cahaya
Teknologi radiasi yang diyakini paling kecil bahayanya atau bahkan tidak
ada sama sekali adalah MRI. Pasalnya, diagnostic imaging berteknologi tinggi ini
menggunakan medan magnet, frekuensi radio, dan seperangkat komputer untuk
menghasilkan gambar berupa potongan-potongan penampang tubuh manusia.
Gambar ini diperoleh dari hasil interaksi antara molekul sel tubuh dan sinyal yang
dipancarkan oleh frekuensi radio. Data yang didapat kemudian diolah komputer
gambar yang kemudian dicetak dalam bentuk foto.
Citra yang dihasilkan dari USG adalah memanfaatkan hasil pantulan (echo) dari
gelombang ultrasonik apabila ditrasmisikan pada tissue atau organ tertentu. Echo
dari gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan transduser, yang mengubah
gelombang akusitik ke sinyal elektronik untuk dioleh dan direkonstruksi menjadi
suatu citra. Perkembangan tranduser ultrasonik dengan kemampuan resolusi yang
baik, diikuti dengan makin majunya teknologi komputer digital serta perangkat
lunak pendukungnya, membuat pengolahan citra secara digital dimungkinkan
87
dalam USG, bahkan untuk membuat rekonstruksi bentuk janin bayi dalam 3
dimensi dan 4 dimensi sudah mulai dikenal.
1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan
diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan
prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap
pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima
masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi
kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang
elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam
bentuk gambar.
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data
yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga
di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC
CARA USG MERUBAH GELOMBANG MENJADI GAMBAR
88
Sonograf ini menunjukkan citra kepala sebuah janin dalam kandungan.
Tipe B yaitu pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan garis
terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo yang dipantulkan dengan
sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan
tubuh.Yang tipe C dapat menampilkan Citra 3 Dimensi dengan cara menangkap
pantulan-pantulan yang berbeda dari tebal tipisnya benda dalam suatu cairan.
Karena ada berbagai macam gelombang ultrasonik yang dipantulkan dalam waktu
yang berbeda, gelombang-gelombang ini lalu diterjemahkan oleh prosesor untuk
dirubah menjadi gambar.
89
Sensor yang digunakan pada alat Ultrasonografi yakni sensor pizoelektrik, yang
diletakkan pada komponen receiver yang menerima pantulan (refleksi) pola
energi akustik yang dinyatakan dalam frekuensi. Sensor ini akan mengubah
pergeseran frekuensi gelombang suara 1 – 3 MHz yang dipancarkan melalui
transmitter pada jaringan tubuh dan kemudian gelombang tersebut dipantulkan
(direfleksikan) oleh jaringan dan akan diterima oleh receiver dan selanjutnya
diteruskan ke prosessor.
Sensor pizoelektrik terdiri dari bagian seperti housing, clip-type spring, crystal,
dan seismic mass. Prinsipnya yakni ketika frekuensi energi akustikyang
dipantulkan diterapkan, maka clip-type spring yang terhubung dengan seismic
mass akan menekan crystal, karena energi akustik tersebut disertai oleh gaya luar
sehingga crystal akan mengalami ekspansi dan kontraksi pada frekuensi tersebut.
Ekspansi dan kontraksi tersebut mengakibatkan lapisan tipis antara crystal
dengan housing akan bergetar. Getaran dari crystal tersebut akan menghasilkan
sinyal berupa tegangan yang nantinya akan diteruskan keprosesor.Jadi USG
menampilkan citra dari suara yang ditangkap.Jadi mungkin untuk saat ini hasil
dari USG belum termasuk dalam karya fotografi. Berbeda dengan Scanner dan
kamera lubang jarum yang masih “melukis dengan cahaya”.
90
bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat
pada layar monitor.
Display Mode’s
1. A- mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada
osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang diterima
transducer.
2. B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan
garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan
sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan
tubuh, cara ini disebut B Scan.
Penyulit
91
25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas
dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan
memantulkan gelombang suara yang sangat kuat.
Persiapan pasien
Pemakaian Klinis
1. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.
92
4. Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial,
fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi.
Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli,
ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).
5. Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat
dimonitor pada layar USG.
1. USG 2 Dimensi
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam
hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi
yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya
yang diputar).
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat
bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis,
93
sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien
dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
Foto-foto tersebut menunjukkan, bayi yang belum lahir pun ternyata mampu
mengejapkan matanya, menguap, mengernyitkan dahi dan menangis. Sampai saat
ini, dokter dan orangtua percaya, janin dalam rahim ibu, tak dapat tersenyum
sampai beberapa minggu setelah lahir. Tetapi ahli kandungan terkenal asal Inggris,
Prof Stuart Campbell yang mempelopori teknik rekaman gambar ini, mengatakan,
pendapat tersebut tidaklah benar sepenuhnya. Para ahli berpendapat, bayi tidak
tersenyum sampai usia 6 minggu setelah lahir. Padahal, sebelum lahir pun bayi-bayi
itu sering sekali tersenyum. Gambar-gambar ini, dibuat menggunakan ultrasound
4D, yang mencatat gema/gaung yang berasal dari rahim ibu, dan mencatatnya
secara digital. Pengamatan yang dilakukan selama berjam-jam, akan menghasilkan
gambar yang membuat orangtua seperti menonton video kehidupan bayinya.
94
Foto-foto tadi, juga akan membantu dokter mendapatkan peringatan dini bila bayi-
bayi dalam kandungan itu abnormal, seperti: langit-langit mulutnya terbelah,
sindrom down dan kelainan lain yang berkaitan dengan tungkai, lengan, serta
anggota tubuh lainnya. Prof Campbell, mengatakan, Dengan munculnya gambar-
gambar tadi, sejumlah pertanyaan mengenai janin dalam kandungan, bisa diselidiki.
Misalnya, apakah janin dengan problem genetik memiliki pola gerak yang sama
seperti janin normal? Apakah janin-janin itu tersenyum karena dia merasa bahagia?
Atau menangis karena ada suasana atau kejadian yang menganggunya..? Mengapa
janin mengedip-ngedipkan matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu
itu gelap gulita. Foto-foto janin ini, bahkan bisa diambil ketika usia kandungan si
ibu baru 12-20 minggu. Biaya pengambilan gambar janin ini, kira-kira, 275
poundsterling (kurang lebih 4 juta rupiah).
Yvone Ntimoah (29) yang mengambil gambar bayi perempuannya “baru berusia 31
minggu“ mengatakan, Ini sangat fantastik. Tangannya tadinya menutupi wajahnya,
tetapi tiba-tiba tangannya terbuka, dan kami bisa melihat dia tersenyum. Kate
Blackwell (29), yang hamil 27 minggu, menambahkan, Suamiku, Paul, dan aku
dapat menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami. Meski begitu, ahli kandungan
lain, Maggie Blott, memiliki pendapat berbeda. Ia masih tidak percaya bayi dapat
tersenyum dalam rahim ibunya. Memang, bayi-bayi itu seperti tersenyum.”
Electromedical Engineering
95
ini. Apa itu medical imaging? Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel
(tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi
antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi
itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi
dasar bekerjanya peralatan MI.
Teknologi MI dimulai dari penemuan sinar-X oleh Rontgen pada awal 1900-
an, dimana produk pertama citra dari X-ray adalah tangan istri Rontgen. Dasar
yang digunakan untuk membuat citra dengan sinar-X adalah adanya atenuansi
intensitas sinar-X saat melawati tissue, organ atau tulang, yang kemudian
atenuansi intensitas tersebut dideteksi oleh suatu negative film. Teknik ini populer
dengan sebutan foto Rontgen.
96
kemudian dideteksi dengan transduser, yang mengubah gelombang akusitik ke
sinyal elektronik untuk dioleh dan direkonstruksi menjadi suatu citra.
Perkembangan tranduser ultrasonik dengan kemampuan resolusi yang baik,
diikuti dengan makin majunya teknologi komputer digital serta perangkat
lunak pendukungnya, membuat pengolahan citra secara digital dimungkinkan
dalam USG, bahkan untuk membuat rekonstruksi bentuk janin bayi dalam 3
dimensi sudah mulai dikenal.
Kemudian dimulai dari pemahaman akan adanya satu interaksi inti atom
dengan medan magnet di sekitar tahun 1940-an, kemudian berkembang
pemanfaatannya untuk keperluan MI, karena pada dasarnya tubuh manusia , 75%
adalah molekul air, dimana atom hidrogen adalah salah satu komponen penyusun
molekul air. Karena tiap atom hidrogen secara alami berputar
(spinning), sehingga menghasilkan momen magnet yang dapat
dibayangkan seperti batang magnet yang kecil. Tetapi karena orientasi yang acak,
sehingga total dari momen magnet tersebut tidak menghasilkan informasi yang
dapat dimanfaatkan. Dalam medan magnet yang relative kuat, kira- kira lebih dari
20 ribu kali dari kuat medan magnet bumi, momen magnet tiap atom
hidrogen dapat dibuat sejajar dengan arah medan magnet yang digunakan. Untuk
membuat suatu citra jaringan sel yang diinginkan, pulsa dalam radio frequency
(RF) ditrasmisikan dari antena khusus, untuk memaksa orientasi momen magnet
yang telah sejajar berubah dari posisi awal. Kemudian setelah pengaruh pulsa
(RF) hilang, orientasi momen magnet dari atom hidrogen berbondong- bondong
kembali ke posisi awal (sejajar dengan medan magnet), sambil meng-emisi-kan
sinyal radio yang lemah pada frequency tertentu. Kemudian dengan coil, sinyal
radio itu dideteksi dan dianalisa serta diolah dengan komputer digital untuk
menghasilkan suatu citra. Teknik ini adalah prinsip yang
digunakan pada Magnetic Resonance Imaging (MRI). Sekitar tahun 1980-
an prototipe pertama MRI yang dicoba untuk manusia mulai dilaporkan.
Dalam 100 tahun lebih perkembangan teknologi MI, boleh dikatakan setiap
produk teknologi terbaru selalu berusaha di adaptasi dalam perangkat MI, dengan
97
tujuan membantu proses diaganosis yang makin akurat dan juga mengurangi efek
samping bagi pasien serta ketidaknyamanan pasien selama proses
imaging dilakukan. Dengan hadirnya sistem digital, baik dari penyimpanan citra
maupun pengolahannya serta jaringan komputer berkecepatan tinggi, proses
diagnosis berdasarkan gabungan citra yang dihasilkan dari berbagai perangkat MI
(multi modality imaging), menjadi satu teknik baru untuk meningkatkan
keakuratan diagnosis.
Salah satu teknik yang kini dikembangkan untuk mematikan pertumbuhan sel
tumor adalah memanaskan sel tumor tersebut diatas 43 derajat celcius dalam
beberapa menit. Sinar laser adalah salah satu sumber panas yang dapat digunakan,
dimana serat optik digunakan untuk mengalirkan energi langsung ke sel tumor.
Untuk meletakkan serat optik dengan perangkat pendukungnya tepat pada sel
tumor dengan meminimalkan luka pada organ yang sehat, saat ini citra dari
perangkat MI memungkinkan digunakan. Untuk menjamin hanya sel tumor yang
dimatikan dengan meminimalkan efek samping pada sel yang sehat, distribusi
temperatur secara 3 dimensi perlu untuk dilakukan. Untuk keperluan tersebut,
MRI juga dimungkinkan digunakan dengan beberapa modifikasi
pada pemrosesan citra. Untuk evaluasi hasil therapi, sekali lagi citra dari MRI
dapat digunakan untuk memprediksi volume dari sel tumor yang berhasil
dimatikan.
98
akan terus berlanjut. Dari pengalaman penulis sebagai peneliti dalam riset medical
engineering di TU-Delft Belanda, dengan perangkat MI yang tersedia
dimungkinkan pengembangan prosedur terapi atau metode diagnosis
sehingga yang lebih baik dapat ditemukan.
Di sini ide dan problem yang dihadapi oleh ahli medik harus dapat ditangkap
dan diformulasikan menjadi problem engineering oleh insinyur untuk dicari
solusinya. Untuk keperluan tersebut, diperlukan satu bidang keahlihan khusus
yang menjebatani problem klinik dan problem engineering yang terkait.
Satu tantangan tersendiri bagi pendidikan tinggi di Indonesia untuk menyiapkan
pakar yang mampu menjawab masalah alih teknologi di bidang MI khususnya dan
medical engineering pada umumnya, dengan tujuan akhir meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat dengan memaksimalkan manfaat dan
meminimalkan investasi yang diperlukan.
Maybe you're having problems with blood circulation in a limb or your heart , and
your doctor has requested a Doppler ultrasound to look at the blood flow. Mungkin
Anda mengalami masalah dengan darah sirkulasi di dahan atau jantung, dan dokter
telah meminta Doppler ultrasound melihat darah mengalir. Ultrasound has been a
popular medical imaging technique for many years. Ultrasound telah menjadi
populer teknik imaging medis selama bertahun-tahun.
99
Penggunaan utama dari Ultrasound
Ultrasound has been used in a variety of clinical settings, including obstetrics and
gynecology, cardiology and cancer detection. Ultrasound telah digunakan dalam
berbagai pengaturan klinis, termasuk kebidanan dan ginekologi, penyakit jantung
dan kanker deteksi. The main advantage of ultrasound is that certain structures can
be observed without using radiation . Keuntungan utama adalah ultrasound struktur
tertentu yang dapat diamati tanpa menggunakan radiasi. Ultrasound can also be
done much faster than X-rays or other radiographic techniques. Ultrasound dapat
juga dilakukan lebih cepat daripada X-rays radiographic atau teknik lainnya. Here
is a short list of some uses for ultrasound: Berikut adalah beberapa daftar singkat
untuk menggunakan ultrasound:
100
procedure have dropped dramatically. Tahun lalu, dokter ini
digunakan untuk melakukan prosedur-ambing, namun dengan
penggunaan dengan ultrasound, risiko dari prosedur ini telah
menurun drastis.
seeing tumors of the ovary and breast Tumors melihat dari indung
telur dan payudara
Cardiology Kardiologi
seeing the inside of the heart to identify abnormal structures or
functions melihat bagian dalam hati untuk mengidentifikasi
abnormal fungsi atau struktur
measuring blood flow through the heart and major blood vessels
pengukuran aliran darah melalui jantung dan darah utama kapal
Urology Urology
measuring blood flow through the kidney pengukuran aliran darah
melalui ginjal
seeing kidney stones melihat batu ginjal
detecting prostate cancer early mendeteksi dini kanker prostata
In addition to these areas, there is a growing use for ultrasound as a rapid imaging
tool for diagnosis in emergency rooms. Selain daerah-daerah tersebut, ada yang
berkembang untuk menggunakan ultrasound imaging cepat sebagai alat untuk
diagnosis di kamar darurat.
There have been many concerns about the safety of ultrasound. Ada banyak
kekhawatiran tentang keselamatan ultrasound. Because ultrasound is energy, the
question becomes "What is this energy doing to my tissues or my baby?" Karena
ultrasound adalah energi, yang menjadi pertanyaan "Apa ini energi saya untuk
melakukan atau tisyu bayi saya?" There have been some reports of low birthweight
babies being born to mothers who had frequent ultrasound examinations during
pregnancy. Ada beberapa laporan yang rendah birthweight bayi yang lahir ibu yang
telah sering ultrasound selama pemeriksaan kehamilan. The two major possibilities
with ultrasound are as follows: Dua kemungkinan besar dengan ultrasound adalah
sebagai berikut:
101
Ini sedang berkata, ultrasound masih harus digunakan hanya jika diperlukan
(misalnya lebih baik untuk bertakwa).
3-D imaging allows you to get a better look at the organ being examined and is best
used for: 3-D imaging memungkinkan Anda untuk mendapatkan lebih baik melihat
pada organ yang diperiksa dan terbaik digunakan untuk:
Early detection of cancerous and benign tumors Deteksi dini kanker yang
subur dan Tumors
examining the prostate gland for early detection of tumors
memeriksa yang kelenjar prostata untuk deteksi dini dari Tumors
102
looking for masses in the colon and rectum mencari massa di usus
besar dan dubur
detecting breast lesions for possible biopsies payudara luka untuk
mendeteksi kemungkinan biopsies
Visualizing a fetus to assess its development, especially for observing
abnormal development of the face and limbs Visualizing sebuah janin untuk
menilai perkembangannya, khususnya mengamati perkembangan abnormal
wajah dan limbah
Visualizing blood flow in various organs or a fetus Visualizing aliran darah
di berbagai organ atau janin
103
penelitian ini adalah pengembangan ultrasound imaging dengan heads-up/virtual
menampilkan kenyataan-jenis yang akan memungkinkan dokter untuk "melihat" di
dalam Anda seperti dia yang melakukan minimal serbuan atau invasi non-prosedur
seperti amniocentesis atau biopsi.
For more information on ultrasound, see the Links section. Untuk informasi lebih
lanjut tentang ultrasound, lihat Link seksi.
Apakah Ultrasound?
Photo courtesy Karim and Nancy Nice Foto courtesy Karim dan Nancy Nice
Ultrasound image of a growing fetus (approximately 12 weeks old) inside a mother's uterus.
Ultrasound gambar janin yang berkembang (sekitar 12 minggu) di dalam kandungan ibu.
This is a side view of the baby, showing (right to left) the head, neck, torso and legs. Ini
adalah melihat dari sisi bayi, menampilkan (kanan ke kiri) kepala, leher, batang tubuh dan
kaki.
In ultrasound, the following events happen: Dalam ultrasound, peristiwa terjadi
sebagai berikut:
104
suara ombak mendapatkan tercermin kembali ke satelit, sementara pada
beberapa perjalanan selanjutnya hingga mencapai batas dan lain tercermin.
4. The reflected waves are picked up by the probe and relayed to the machine.
Yang tercermin gelombang dijemput oleh satelit dan relayed ke komputer.
5. The machine calculates the distance from the probe to the tissue or organ
(boundaries) using the speed of sound in tissue (5,005 ft/s or1,540 m/s) and
the time of the each echo's return (usually on the order of millionths of a
second). Mesin menghitung jarak dari satelit ke jaringan atau organ (batas)
dengan kecepatan suara di jaringan (5005 ft / s or1, 540 m / s) dan waktu
yang masing-masing dari echo kembali (biasanya di urutan millionths yang
kedua).
6. The machine displays the distances and intensities of the echoes on the
screen, forming a two dimensional image like the one shown below. Mesin
menampilkan jarak dan intensitas dari Echoes di layar, membentuk gambar
dua dimensi seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
In a typical ultrasound, millions of pulses and echoes are sent and received each
second. Dalam khas ultrasound, dan jutaan pulses Echoes dikirim dan diterima
setiap detik. The probe can be moved along the surface of the body and angled to
obtain various views. Satelit yang dapat dipindahkan di permukaan tubuh dan untuk
mendapatkan berbagai angled dilihat.
105
Referensi
106