kemudian dalam kondisi repolarisasi selama periode istirahat yang disebut diastole. Siklus
kemudian berulang.
Elektrokardiogram
Selama diastole, ketika jantung pada kondisi istirahat, semua sel terpolarisasi sehingga
potensial di dalam sel negatif terhadap bagian luarnya. Normalnya. Depolarisasi terjadi mulamula pada node SA, menjadikan sisi luar jaringan negatif terhadap sisi dalam sel, dan juga
menjadikannya negatif terhadap haringan yang belum depolarisasi. Ketidakseimbangan ini
menghasilkan arus ionik, I, dan menyebabkan lengan kiri (left arm, LA) terukur positif
terhadap lengan kanan (right arm, RA) sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2. Tegangan
yang dihasilkan disebut sebagai p-wave.
Setelah kira-kira 90 ms, atrium terdepolarisasi penuh dan arus ionik yang terukur oleh I akan
berkurang menuju nol. Depolarisasi kemudian melewati node atrioventrikular menyebabkan
tundaan sekitar 110 ms. Depolarisasi kemudian menuju otot ventrikular kanan,
mendepolarisasinya, dan membuatnya negatif relatif terhadap otot ventrikular kiri yang masih
terpolarisasi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.b. Arah I menyebabkan tegangan pluske-minus dari LA ke RA yang disebut sebagai R-wave.
Durasi (ms)
70 - 110
600 - 1000
150 200
320
Durasi QRS, interval P-R, dan interval S-T, bergantung pada laju depolarisasi jantung dan
relatif konstan pada semua individu, baik olahragawan maupun bukan. Rentang di atas
merefleksikan perbedaan individual dalam populasi normal.
Segmen:
P R Akhir P-wave sampai awal Q-wave
S T Akhir S-wave sampai awal T-wave
Durasi:
Durasi rata-rata ditnjukkan pada gambar, dalam detik