Anda di halaman 1dari 9

Mandiri Skenario 2 Blok Kardiologi

Nisrina Karima Lisdianingtyas (1102010208)

Elektrokardiograf

adalah

ilmu

yang

mempelajari

aktifitas

listrik

jantung. Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang


menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam
tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang
dipasang pada permukaan tubuh.

Kertas EKG
Kertas EKG adalah kertas grafik terdiri dari kotak-kotak kecil dan besar
yang diukur dalam milimeter. Garis horisontal merupakan waktu (1 kotak
kecil = 1mm = 0,1 mV). Pada rekaman EKG standar dibuat dengan
kecepatan 25 mm/ detik.

Sadapan EKG Standar


Untuk memperoleh rekaman EKG, pada tubuh dilekatkan elektrodaelektroda yang dapat meneruskan potensial listrik dari tubuh ke sebuah
alat pencatat potensial yang disebut elektrokardiograf. Pada rekaman EKG
yang konvensional dipakai 10 buah elektroda, yaitu 4 buah elektroda
ekstremitas dan 6 buah elektroda prekordial. Elektroda-elektroda
ekstremitas masing-masing dilekatkan pada : lengan kanan (LKa), lengan
kiri (LKi), tungkai kanan (TKa), dan tungkai kiri (TKi).
Elektroda-elektroda prekordial diberi nama V1 sampai V6, dengan
lokalisasi sebagai berikut :
Lead V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.

Lead V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.


Lead V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
Lead V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak
apeks berpindah).
Lead V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris
anterior.
Lead V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea axillaris
medialis.

Gambaran EKG Normal


Gambaran EKG normal menunjukkan bentuk dasar sebagai berikut :

Gelombang P
Berukuran kecil dan merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan
kiri.

Segmen PR
Garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang
kompleks QRS.

Gelombang Kompleks QRS


Suatu kelompok gelombang yang merupakan hasil depolarisasi
ventrikel kanan dan kiri.

Segmen ST
Garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang
T.

Gelombang T
Potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri.

Gelombang U
Berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang masih belum
jelas.

Kelainan pada Hasil EKG


Beberapa kelainan yang sering terdeteksi dengan EKG adalah sebagai
berikut :
1. Kelainan kecepatan
Kecepatan denyut jantung yang melebihi 100 denyut per menit dikenal
sebagai takikardia, sedangkan denyut yang lambat yang kurang dari
60 kali per menit disebut dengan brakikardia.
2. Kelainan irama
Mengacu pada keteraturan diagram EKG. Setiap variasi irama normal
dan urutan eksitasi jantung disebut aritmia. Dapat terjadi akibat
adanya fokus ektopik, perubahan aktivitas pemacu nodus SA, atau

gangguan hantaran. Kecepatan denyut jantung juga biasanya ikut


terlibat. Ekstrasistol atau denyut prematur adalah deviasi dari irama
normal yang sering terjadi. Selain itu, kelainan irama lainnya yg
mudah terdeteksi adalah sbb :

Flutter atrium
Ditandai dengan urutan depolarisasi atrium yang reguler tetapi
cepat dengankecepatan antara 200-300 denyutan/menit. Ventrikel
jarang dapat mengimbangi kecepatan atrium ini. Karena periode
masa refrakter jaringan penghantaran otot jantung pada ventrikel
lebih lama dibandingkan dengan otot jantung pada atrium, nodus AV
tidak dapat merespons semua impuls yang datang dari atrium.
Hanya satu dari 2 atau 3 impuls atrium berhasil melalui nodus AV ke
ventrikel. Keadaan ini disebut dengan irama 2:1 atau 3:1. Kenyataan
bahwa tidak setiap impuls atrium mencapai ventrikel pada flutter
atrium ini adalah hal penting karena akan mencegah peningkatan
kecepatan denyut ventrikel melebihi 200 kali/ menit. Kecepatan
setinggi ini tidak akan memberikan yang cukup bagi pengisian
ventrikel. Hal ini menyebabkan curah jantung menurun dan dapat
menyebabkan terjadinya kematian akibat suplai darah ke otak yang
tidak ada.

Fibrilasi atrium
Ditandai dengan depolarisasi atrium yang cepat, ireguler, dan tidak
terkoordinasi tanpa gelombang P yang jelas. Akibatnya, kontraksi
atrium menjadi kacau dan tidak sinkron. Karena impuls mencapai
nodus AV secara tidak teratur, irama ventrikel menjadi tidak teratur.
Kompleks QRS berbentuk normal tetapi muncul secara sporadis.
Waktu denyutan 2 ventrikel tidak teratur sehingga ventrikel tidak
mempunyai cukup waktu untuk pengisian. Hal ini menyebabkan
sangat sedikitnya darah yang dapat dicurahkan keluar jantung
sehingga tidak tercipta denyut jantung. Terjadi pula pulsus defisit
yang pada orang normal tidak terjadi.

Fibrilasi ventrikel
Kelainan irama yang sangat serius denagn otot ventrikel jantung
memperlihatkan kontraksi yang kacau dan tidak beraturan. Hal ini
menunjukkan ventrikel tidak lagi dapat aktif memompa darah ke
seluruh tubuh dan perlu dilakukan defibrilasi listrik.

Blok jantung
Adanya defek pada sistem penghantaran jantung. Kontraksi atrium
tetap normal, namun ventrikel kadang-kadang tidak berkontraksi
setelah kontraksi atrium. Blok yang terjadi dapat 2:1 atau 3:1 dan

dapat dibedakan dengan flutter atrium. Pada blok jantung,


kecepatan aliran atrium normal, tetapi kecepatan ventrikel di bawah
normal. Sedangkan, pada flutter atrium, kecepatan atrium sangat
tinggi sedangkan kecepatan ventrikel normal. Blok jantung total
ditandai dengan impuls dari atrium sama sekali tidak dihantarkan ke
ventrikel. Denyut atrium tetap diatur oleh nodus SA namun ventrikel
menciptakan impuls sendiri yang jauh lebih rendah. Pada EKG,
gelombang P memperlihatkan irama normal. Kompleks QRS dan
gelombang T terjadi secara teratur namun dalam kecepatan yang
jauh lebih rendah daripadagelombang P dan benar-benar
independen terhadap gelombang P.
3. Miopati jantung (rusaknya otot jantung)
Iskemia miokardium mengacu pada ketidakteraturan pasokan darah ke
jaringan jantung. Kematian atau nekrosis sel-sel otot jantung biasanya
disebabkan
oleh
penyumbatan
pembuluh
darah
yang
memperdarahinya. Hal ini dikenal dengan infark miokardium akut
(serangan jantung). Terlihat gelombang QRS abnormal ketika sebagian
otot jantung mengalami nekrosis.
Gambaran EKG pada Iskemia, Injuri, dan Infark Miokard
Sindroma koroner akut (SKA) merupakan suatu sindroma klinis yang terdiri
dari angina pektoris tidak stabil, infark miokard akut (IMA) tanpa elevasi
segmen ST dan IMA dengan elevasi segmen ST. Keadaan ini ditandai
dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dan
kempampuan miokard. Mekanisme dasar SKA berupa disrupsi plak dan
pembentukan trombus akut pada arteri koroner.
Segmen ST dan gelombang T pada iskemia miokard
Iskemia miokard akan memperlambat proses repolarisasi, sehingga pada
EKG dijumpai perubahan segmen ST (depresi) dan gelombang T (inversi)
tergantung beratnya iskemia serta waktu pengambilan EKG. Diduga
iskemia jika depresi segmen ST lebih dari 0,5 mm (setengah kotak kecil)
dibawah garis baseline (garis isoelektris) dan 0,04 detik dari point.

Contoh EKG pada Iskemia Miokard

Perubahan EKG pada injuri miokard


Sel miokard yang mengalami injuri tidak akan berdepolarisasi sempurna,
secara elektrik lebih bermuatan positif dibanding daerah yang tidak
mengalami injuri dan pada EKG tampak gambaran elevasi segmen ST
pada sadapan yang berhadapan dengan lokasi injuri. Elevasi segmen ST
bermakna jika elevasi 1mm (1 kotak kecil) pada sadapan ekstremitas
dan 2mm pada sadapan prekordial di dua atau lebih sadapan yang
menghadap daerah anatomi jantung yg sama. Aneurisma ventrikel harus
dipikirkan jika elevasi segmen ST menetap beberapa bulan setelah infark
miokard.

Perubahan EKG pada infark miokard kronis


Infark miokard terjadi jika aliran darah ke otot jantung mati. Sel infark
yang tidak berfungsi tersebut tidak mempunyai respon stimulus listrik
sehingga arah arus yang menuju daerah infark akan meninggalkan daerah
yang nekrosis tersebut dan pada EKG memberikan gambaran defleksi
negatif berupa gelombang Q patologis dengan syarat durasi lebih dari
0,04 detik dan dalamnya harus minimal sepertiga tinggi gelombang R
pada kompleks QRS yang sama.

Daftar Pustaka
Dharma, Surya. 2010. Sistematika Interpretasi EKG : Pedoman Praktis.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
Pratanu, Sunoto, dkk. 2009. Elektrokardografi dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V. Jakarta : Interna Publishing.
Lauralee, Sherwood. 2002. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, ed.2.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
http://duniakeperawatan.wordpress.com/2009/02/26/108/
ditulis
Rahmad Aswin Juliansyah pada 26 Februari 2009 Pukul 09:43

Tambahan Gambar

oleh

Takikardia

Flutter dan Fibrilasi Atrium

Anda mungkin juga menyukai