Elektrokardiograf
adalah
ilmu
yang
mempelajari
aktifitas
listrik
Kertas EKG
Kertas EKG adalah kertas grafik terdiri dari kotak-kotak kecil dan besar
yang diukur dalam milimeter. Garis horisontal merupakan waktu (1 kotak
kecil = 1mm = 0,1 mV). Pada rekaman EKG standar dibuat dengan
kecepatan 25 mm/ detik.
Gelombang P
Berukuran kecil dan merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan
kiri.
Segmen PR
Garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang
kompleks QRS.
Segmen ST
Garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang
T.
Gelombang T
Potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri.
Gelombang U
Berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang masih belum
jelas.
Flutter atrium
Ditandai dengan urutan depolarisasi atrium yang reguler tetapi
cepat dengankecepatan antara 200-300 denyutan/menit. Ventrikel
jarang dapat mengimbangi kecepatan atrium ini. Karena periode
masa refrakter jaringan penghantaran otot jantung pada ventrikel
lebih lama dibandingkan dengan otot jantung pada atrium, nodus AV
tidak dapat merespons semua impuls yang datang dari atrium.
Hanya satu dari 2 atau 3 impuls atrium berhasil melalui nodus AV ke
ventrikel. Keadaan ini disebut dengan irama 2:1 atau 3:1. Kenyataan
bahwa tidak setiap impuls atrium mencapai ventrikel pada flutter
atrium ini adalah hal penting karena akan mencegah peningkatan
kecepatan denyut ventrikel melebihi 200 kali/ menit. Kecepatan
setinggi ini tidak akan memberikan yang cukup bagi pengisian
ventrikel. Hal ini menyebabkan curah jantung menurun dan dapat
menyebabkan terjadinya kematian akibat suplai darah ke otak yang
tidak ada.
Fibrilasi atrium
Ditandai dengan depolarisasi atrium yang cepat, ireguler, dan tidak
terkoordinasi tanpa gelombang P yang jelas. Akibatnya, kontraksi
atrium menjadi kacau dan tidak sinkron. Karena impuls mencapai
nodus AV secara tidak teratur, irama ventrikel menjadi tidak teratur.
Kompleks QRS berbentuk normal tetapi muncul secara sporadis.
Waktu denyutan 2 ventrikel tidak teratur sehingga ventrikel tidak
mempunyai cukup waktu untuk pengisian. Hal ini menyebabkan
sangat sedikitnya darah yang dapat dicurahkan keluar jantung
sehingga tidak tercipta denyut jantung. Terjadi pula pulsus defisit
yang pada orang normal tidak terjadi.
Fibrilasi ventrikel
Kelainan irama yang sangat serius denagn otot ventrikel jantung
memperlihatkan kontraksi yang kacau dan tidak beraturan. Hal ini
menunjukkan ventrikel tidak lagi dapat aktif memompa darah ke
seluruh tubuh dan perlu dilakukan defibrilasi listrik.
Blok jantung
Adanya defek pada sistem penghantaran jantung. Kontraksi atrium
tetap normal, namun ventrikel kadang-kadang tidak berkontraksi
setelah kontraksi atrium. Blok yang terjadi dapat 2:1 atau 3:1 dan
Daftar Pustaka
Dharma, Surya. 2010. Sistematika Interpretasi EKG : Pedoman Praktis.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
Pratanu, Sunoto, dkk. 2009. Elektrokardografi dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V. Jakarta : Interna Publishing.
Lauralee, Sherwood. 2002. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, ed.2.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
http://duniakeperawatan.wordpress.com/2009/02/26/108/
ditulis
Rahmad Aswin Juliansyah pada 26 Februari 2009 Pukul 09:43
Tambahan Gambar
oleh
Takikardia