Anda di halaman 1dari 38

TEORI AKUNTANSI

MINGGU VIII
CURRENT COST AND EXIT PRICE
ACCOUNTING

KP : A
Sherlita Tanuprasodjo 3093837 / 07
Bella Suhartono 3093860 / 09 Juliana
Kurniawan 3093865 / 11 Metalia
Santoso 3093904 / 14

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS SURABAYA

SEMESTER GENAP 2011 - 2012


Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

CURRENT COST ACCOUNTING

RATIONALE OF CURRENT COST ACCOUNTING

Edwards and Bell Argument

Mengapa menggunakan current cost? Alasannya adalah karena dibutuhkannya informasi


yang berkualitas yang disediakan oleh akuntan kepada manajer dan lainnya. Untuk menjawab
pertanyaan secara komplit, kita perlu untuk memulai dengan berbagai jenis keputusan. Manajer
dihadapkan dengan sebuah bisnis yang berjalan. Pada dasarnya, manajer perusahaan ingin
mengetahui bagaimana seharusnya mengalokasikan sumber daya perusahaan untuk
memaksimalkan laba. Edwards dan Bell mengemukakan masalah dasar ini dalam tiga
pertanyaan:

1. Berapa nilai aset yang seharusnya dilakukan pada waktu tertentu? Ini merupakan
masalah perluasan
2. Apa yang seharusnya membentuk aset-aset ini? Ini merupakan masalah komposisi
3. Bagaimana seharusnya aset didanakan? Ini merupakan masalah pendanaan
Bagi manajer untuk membuat keputusan yang menyangkut ketiga pertanyaan diatas,
dibutuhkan ekspetasi formula mengenai kejadian di masa datang. Ekspetasi berdasarkan
aktivitas-aktivitas masa lampau. Untuk membuat keputusan yang baik, yang mencakup ekspetasi
mengenai hubungan yang tepat, manajer perlu untuk mengevaluasi aktivitas-aktivitas masa
lampau. Untuk mengevaluasi keputusan-keputusan masa lampau, informasi akuntansi
dibutuhkan bagi manajer. Ini merupakan tujuan prinsip akuntansi, untuk menyediakan informasi
sehingga keputusan-keputusan masa lampau dapat dievaluasi. Kegunaan dari data akuntansi
adalah berdasarkan perbandingan dengan ekspetasi untuk periode tertentu.

Walaupun Edwards dan Bell menekankan pada informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen, mereka berargumen bahwa banyak data juga relevan dengan pihak luar, seperti
stockholders dan creditors. Stockholders dan creditors tertarik dalam mengevaluasi kinerja
manajer dan perusahaan. Informasi akuntansi menyajikan dua tujuan: (1) sebagai evaluasi bagi
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

manajer mengenai keputusan masa lampau untuk membuat keputusan yang mungkin untuk masa
datang, dan (2) sebagai evaluasi bagi manajer, stockholder, kreditor, dan yang lain.

Concept of Business Profit

Edwards dan Bell menawarkan income concept yang biasa disebut “business profit”.
Komponen-komponennya terdiri dari: current operating profit dan realizable cost savings.
Current operating profit merupakan kelebihan nilai saat ini dari output yang terjual atas biaya
saat ini. Realizable cost savings merupakan meningkatnya biaya saat ini yang harus dilakukan
oleh perusahaan pada periode ini.

Holding Gains and Losses

Cara apa yang baik digunakan untuk mengukur secara terpisah antara gain dan losses?
Memegang komposisi tertentu dari aset merupakan suatu cara manajemen untuk mencoba
meningkatkan posisi pasar perusahaan. Manajer dan pihak lain ingin mengetahui apakah
aktivitas tersebut sukses. Menurut akuntansi konvensional, laba dicatat hanya saat aset dibuang
(disposed), oleh karena itu, menentukan apakah sekuritas manajemen dapat sukses atau tidak
adalah hampir tidak mungkin.

Pemisahan antara laba operasional saat ini (current operating profit) dengan holding
gains (or loss) tidak dapat dianggap bermakna oleh beberapa orang. Drake dan Dopuch, seperti
Prakash dan Sunder, menegaskan bahwa beberapa keputusan oleh manajer dapat mempengaruhi
kedua komponen sehingga di beberapa kasus, current operating profit dan holding gains tidak
independen satu dengan lainnya.

Why Holding Gains Are A Component of Income

Apa yang dimaksudkan dengan holding gains? Mereka percaya bahwa holding gains
menyajikan penghematan yang disebabkan fakta bahwa input tersebut diperoleh sebelum
digunakan. Penghematan ini disebabkan karena holding activities. Tetapi mengapa seharusnya
peningkatan dari biaya aset saat ini mempertimbangkan bagian dari income? Mereka tidak
pernah secara langsung menjawab pertanyaan tersebut. Profesor Revsine menyarankan bahwa
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

teori mereka mengungkapkan respon sebagai berikut: Manfaat perusahaan dari kenaikan harga
aset-aset, karena sebaliknya arus kas keluar yang lebih besar akan diperlukan jika kita mau
membelinya sekarang. Cash savings yang keebtulan sama dengan waktu pembelian menyajikan
manfaat yang sama dan harus dimasukkan ke dalam income.

Alasan lain mengapa peluang penjelasan laba susah disajikan adalah karena tidak hanya
berkaitan dengan kinerja. Malah, peluang pendapatan membutuhkan perbandingan implisit
diantara aktivitas-aktivitas dari sejumlah perusahaan.

Pembenaran lain yang mungkin untuk holding gain sebagai income adalah karena
menyajikan peningkatan nilai asset. Apresiasi nilai merupakan fenomena aktual akonomi yang
dapat disadari jika perusahaan menjual aset. Beberapa akuntan berargumen bahwa perusahaan
membeli aset untuk digunakan pada operasionalnya.

Economic income dapat dibagi menjadi dua komponen: (1) distributable cash flow atau
expected income (2) unexpected income. Komponen-komponen ini didefinisikan sebagai:

Expected income = market rate of return x beginning value of net assets

Unexpected income = sporadic increase in present value or net assets due to change in
expectations regarding the level of future cash flows

Expected income mengukur arus kas perusahaan yang mampu menghasilkan masa
depan yang tidak dapat diukur, sedangkan unexpected income mengukur perubaha arus kas
terhadap faktor-faktor lingkungan yang tidak mengantisipasi periode awal.

FINANCIAL CAPITAL VERSUS PHYSICAL CAPITAL

Dari sudut pandang praktikal, perbedaan utama antara konsep financial capital dan konsep
physical capital adalah apakah gains (or losses) seharusnya termasuk dalam income. Sebagai
ilustrasi perbedaan pertimbangan perusahaan untuk memulai operasi dengan kas sebesar $1,000
pada Januari dan membeli secara cepat 100 unit dengan harga $10 per unitnya. Pada 31 Januari,
menjual semua unit $18 per unitnya. Pada tanggal tersebut, current cost naik menjadi
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

$12. Asumsi income dibayar sebagai deviden pada akhir. Penghitungan income adalah sebagai
berikut:

________________________________________________________________________

Financial Physical

Capital View Capital View

________________________________________________________________________

Sales Revenue (100 x $18) $1,800 $1,800


Cost of Sales (100 x $12) 1,200 1,200

Current operating profit $ 600 $ 600

Holding Gain (100 x $2) 200 0

Net Income $ 800 $ 600

Paid as dividends $ 800 $ 600

________________________________________________________________________

Beginning amount of capital $1,000


Less purchase of 100 units at $10 each - 1,000

Add sale of 100 units at $18 each + 1,800

Ending balance of capital $1,800


Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Support of Physical Capital

Beberapa konsep pro dan kontra dari modal financial (financial capital) dan fisik
(physical capital) sudah didiskusikan sebelumnya. Pada titik waktu, kita berharap untuk
melanjutkan debat dengan menyajikan beberapa kritik terhadap setiap posisi.

Pada sesi sebelumnya, holding gains sebagai income memiliki dua argumen: (1)
merupakan cost savings (2) menyajikan peningkatan pada arus kas di masa datang terhadap
asset. Professor Samuelson menyerang anggapan itu dan berargumen bahwa perubahan pada
current cost seharusnya menjadi penyesuaian perawatan capital.

Criticism of Physical Capital


Di lain pihak, Professor Sterling menemukan bahwa konsep physical capital memiliki
kelemahan. Sterling berpendapat bahwa pendapatan pada physical capital hanya berarti apabila
memenuhi empat kondisi. Kondisi tersebut antara lain:
1. secara berkelanjutan menggantikan unit yang identik
2. menghadapi peningkatan biaya secara terus-menerus
3. pembelian dan penjualan dilakukan di pasar yang berbeda
4. diinvestasikan penuh pada unit fisik
Jika salah satu dari kondisi di atas tidak terpenuhi, masalah pengukuran yang serius akan
dihadapi. Masing-masing kondisi tersebut akan dibahas berikut dengan mempertimbangkan
kondisi sebaliknya.

Different Unit. Apa yang terjadi jika perusahaan membeli tipe physical unit yang berbeda dari
yang dibeli pada awal periode? Misal perusahaan memulai pada 1 Januari dengan $1000 dan
membeli 100 gaun seharga masing-masing $10 kemudian menjualnya pada 31 Januari seharga
masing-masing $18, di mana pada waktu itu current cost telah meningkat menjadi $20 per gaun.
Pada 1 Februari, perusahaan mengisi ulang sediaannya dengan 72 jaket dengan biaya masing-
masing $25, mengalami peningkatan dari $20 pada bulan Januari. Ada dua pilihan untuk
menentukan pendapatan yang dapat digunakan:
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

1. Perusahaan sebenarnya membeli gaun pada awal periode dan oleh karena itu pendapatan
harus ditentukan berdasarkan basis tersebut. Baik modal pada awal dan akhir harus
menggunakan unit fisik (physical unit) yang dapat dibandingkan, yaitu gaun pada kasus ini.
In Units
Modal awal (pembelian gaun) 100 gaun
Penjualan gaun (outflow dari gaun) -100
Balanced at end 0
Yang diperlukan untuk memelihara modal 100 gaun
In Dollars
Modal awal $1000
Pembelian gaun (outflow of cash) -1000
Penjualan gaun (inflow of cash) +1800
Yang diperlukan untuk memelihara modal
(100 gaun x $20) -2000
Kerugian $ 200

2. Perusahaan mengganti sediaannya menjadi jaket dan oleh karena itu, pendapatan harus
ditentukan berdasarkan basis tersebut. Capital pada awal dan akhir harus menggunakan unit
fisik yang dapat dibandingkan, yaitu jaket pada kasus ini.
In Units
Modal awal (kemungkinan pembelian jaket
$1000/$20) 50 jaket
Tidak ada penjualan aktual jaket - 0
Modal akhir yang diperlukan 50 jaket
In Dollars
Modal awal $1000
Kemungkinan pembelian 50 jaket
(50 x $20) -1000
Penjualan aktual gaun (100 x $18) +1800
Yang diperlukan untuk memelihara modal
50 jaket (50 x $25) -1250
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Keuntungan $ 550
Manakah di antara kerugian $200 dan keuntungan $550 yang tepat untuk dilaporkan sebagai
pendapatan? FASB Statement 33 menyebutkan bahwa current cost mengacu pada aset yang
dimiliki; oleh karena itu, tampaknya FASB lebih mendukung pendekatan pertama yaitu
melaporkan kerugian sebesar $200. Namun, kita juga dapat berpendapat bahwa keuntungan $550
juga sama relevannya. Semakin lama periode waktu yang terlibat, akan semakin dapat
dipertanyakan komparabilitas dari angka pendapatan karena semakin besar kemungkinan
perbedaan tipe unit fisiknya.

Decreasing Cost. Sterling berpendapat bahwa ketika biaya menurun, perusahaan tetap dapat
menunjukkan keuntungannya meskipun produk telah terjual dengan harga kurang dari harga
pembelian. Misalnya, diasumsikan perusahaan X membeli 100 unit dengan harga $100 per unit
pada 1 Januari. Pada akhir bulan, harga turun menjadi $60. Perusahaan menurunkan harga
jualnya dari $160 menjadi $96 disebabkan oleh pengaruh kompetitif dari perusahaan lain yang
membeli unit tersebut pada harga yang lebih murah dan menjual dengan harga yang lebih rendah.
Asumsikan 100 unit terjual pada 31 Januari dengan harga $96 per unit.
Pendapatan penjualan (100 x $96) $9600
Current cost of sales (100 x $60) $6000
Keuntungan $3600

Perusahaan membeli unit tersebut dengan harga $100 per unit dan menjualnya dengan harga $96
per unit, di mana harga jual tersebut lebih rendah dari harga beli, tetapi masih menunjukkan
keuntungan sebesar $3600. Perusahaan memulai dengan modal $10,000, termasuk 100 unit
dengan harga $100 per unit. Namun, karena penurunan biaya terjadi penyesuaian pemeliharaan
modal yang menyebabkan modal menurun sebesar $4000 (100 x $40), menyisakan
keseimbangan akhir sebesar $6000. Nilai dari keuntungan diasumsikan terdistribusi sebagai
dividen. Physical capital telah terpelihara karena perusahaan memulai dengan 100 unit dan
mengakhiri dengan kemampuan membeli 100 unit dengan $6000. Dari sudut pandang fisik,
perusahaan memiliki kemampuan pada akhir periode yang sama dengan pada awal periode, dan
memiliki kemampuan yang sama saat ini apabila harga mengalami kenaikan atau tetap konstan.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Namun, hal ini tidak benar untuk pemilik. Jika harga tetap konstan, yang terjadi adalah berikut
ini.
Pendapatan (100 x $160) $ 16,000
Cost of Sales (100 x $100) $ 10,000
Keuntungan $ 6,000

Bukannya keuntungan sebesar $6000, keuntungan sebenarnya adalah $3600, disebabkan karena
penurunan pada biaya. Penurunan biaya seiring dengan penurunan pada harga jual telah
menyebabkan pemilik mengalami kerugiann sebesar $2400 pada dividen yang seharusnya dapat
mereka terima. Situasi di mana mengira bahwa mereka mengalami kemampuan pada akhir bulan
yang sama dengan pada awal bulan, tetapi pemilik mengalami keadaan yang lebih buruk karena
penurunan biaya, adalah absurb menurut pendapat Sterling.

Same Market. Bagaimana jika perusahaan membeli dan menjual pada pasar yang sama seperti
mutual fund? Misalnya, perusahaan memulai pada 1 Januari pada $1000 dengan membeli 100
shares Perusahaan X dengan harga $10 per share. Perusahaan menjual pada 31 Januari dengan
harga $18 per share. Keuntungan yang didapat sebagai berikut:
Pendapatan (100 x $18) $1,800
Current Cost of Sales (100 x $18) $1,800
Keuntungan $ 0

Perusahaan memulai pada $1000, memberikan kemampuan untuk membeli 100 share pada
Perusahaan X dan mengakhiri pada $1800, member kemampuan untuk membeli 100 share pada
Perusahaan X. Perusahaan memiliki kemampuan pada akhir periode yang sama dengan awal
periode.
Sekarang kita akan membandingkan dengan perusahaan yang memiliki $1000 pada 1 Januari,
tetapi membeli 100 share Perusahaan Y dengan $10 per share, dan menjualnya pada 31 Januari
dengan harga $9 per share. Keuntungannya adalah sebagai berikut:
Pendapatan (100 x $9) $900
Current Cost of Sales (100 x $9) $900
Keuntungan $ 0
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Keuntungan perusahaan ini adalah nol pada awalnya karena current cost sama dengan harga
jualnya. Jadi, perusahaan pada kedua kondisi tersebut melaporkan keuntungan nol meskipun
pada kondisi pertama perusahaan mengalami kenaikan harga dan pada kondisi kedua mengalami
penurunan.
Perusahaan yang membeli dan menjual pada pasar yang sama akan melaporkan keuntungan nol
tanpa memperhatikan perubahan harga. Sterling berpendapat bahwa situasi ini absurb. “There is
no point in measuring profit if one knows a priori that is magnitude will always be zero.“

Partial Investment . Mengurangi input yang berhubungan pada current cost dari pendapatan
dikatakan untuk memberikan penghasilan yang harus didistribusikan dan memelihara physical
capital (modal fisik). Jika perusahaan tidak sepenuhnya diinvestasikan, masalah timbul.
Asumsikan perusahaan memulai pada 1 Januari pada $1000 dengan membeli 80 unit sediaan
dengan harga $10 per unit, menyisakan cash balance sebesar $200.Perusahaan menjual unit
tersebut pada 31 Januari dengan harga $16 per unit ketika current cost sebesar $12.5 per unit.
Keuntungan yang timbul adalah sebagai berikut:
Pendapatan (80 unit x $16) $1,280
Current Cost of Sales (80 x $12.5) $1,000
Keuntungan $ 280

Jika keuntungan sebesar $280 akan didistribusikan kepada pemilik, modal fisik tidak akan
terpelihara. Pada akhir periode, perusahaan akan memiliki $200 ($200 cash balance + $1280
pendapatan - $280 dividen), di mana perusahaan hanya dapat membeli 96 unit (=$1200/$12.5).
Masalahnya adalah $200 cash balance dapat membeli 20 unit pada awal periode, tetapi hanya
dapat membeli 16 unit di akhir periode. Jadi, terdapat kerugian karena memegang kas dan tidak
membeli sebesar 4 unit atau $50 (4 x $12.5). Jika modal fisik ingin dipelihara, perusahaan perlu
memperhitungkan kerugian $50 dalam laporan keuangan. Jika perusahaan menjual lebih dari 1
produk, masalah menjadi semakin rumit. Asumsikan perusahaan memiliki cash balance $200
dan menjual produk X dan Y. Asumsikan biaya produk X meningkat dari $10 menjadi $12.5,
menimbulkan kerugian sebesar $50. Asumsikan biaya produk Y menurun dari $10 menjadi $8,
menghasilkan keuntungan sebesar $40. Haruskah kerugian sebesar $50 diperhitungkan dalam
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

pendapatan karena tidak membeli X pada awal periode, atau haruskah kentungan $40
diperhitungkan karena tidak membeli Y, ataukah keduanya harus diperhitungkan?

CURRENT COST IN PRACTICE


FASB Statement 33 on Current Cost
FASB dalam Statement 33 menyebutkan bahwa perusahaan mengungkapkan informasi berikut:
(1) penghasilan dari operasi berkelanjutan pada basis current cost untuk tahun fiskal yang
berjalan, menggunakan nominal dollar (unit of dollars scale), (2) current cost dari sediaan dan
properti, bangunan, dan peralatan pada akhir tahun fiskal, menggunakan nominal dollar, dan (3)
perubahan pada current cost untuk tahun fiskal atas sediaan, properti, bangunan, dan peralatan,
menggunakan basis dollar konstan. Perubahan biaya ini tidak ikut diperhitungkan dalam
penghasilan atas operasi berkelanjutan. Untuk cost of good sold, beban depresiasi, beban
amortisasi, sediaan, dan properti, bangunan, dan peralatan, akan digunakan recoverable amount
jika kurang dari current cost. Perusahaan juga harus mengungkapkan informasi current cost
berikut dalam basis nominal dollar untuk masing-masingnya dari 5 tahun yang terbaru:
1. Penghasilan dari operasi berkelanjutan
2. Penghasilan per common share dari operasi berkelanjutan
3. Aset netto pada akhir tahun fiskal
Perusahaan harus mengungkapkan pula untuk masing-masing dari 5 tahun tersebut, perubahan
current cost pada sediaan, properti, bangunan, dan peralatan dengan basis dollar konstan.
Persyaratan yang berlaku untuk perusahaan dengan sediaan dan properti, bangunan, dan
peralatan (sebelum akumulasi depresiasi) sejumlah lebih dari $125 juta pada basis historical
cost, atau total aset sejumlah lebih dari $1 milliar, setelah dikurangi dengan akumulasi
depresiasi. Statement 33 dimaksudkan untuk percobaan selama 5 tahun. Setelah
mempertimbangkan bukti yang ada dan reaksi dari data sumplemen, FASB Statement 82, yang
diterbitkan pada November 1984, menghilangkan persyaratan untuk melaporkan historical cost
atau informasi dollar konstan untuk perusahaan yang melaporkan informasi current cost.

FASB belum memutuskan apakah mendukung padangan financial capital atau pandangan
physical capital. Oleh karena itu, diputuskan dalam Statement 33 untuk menyebut perubahan
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

pada current cost sebagai “kenaikan atau penurunan pada current cost” , daripada memegang
keuntungan/kerugian atau penyesuaian pemeliharaan modal. Namun demikian, diklaim bahwa
penghasilan dari operasi berkelanjutan yang berbasis current cost merupakan panduan untuk
menilai pemeliharaan kapasitas operasi perusahaan, di mana kapasitas tersebut untuk
menyediakan kuantitas barang dan jasa tertentu. Hal ini tentu saja adalah argumen physical
capital. FASB menuliskan bahwa penghasilan dari operasi berkelanjutan tidak mengukur
kapabilitas operasi secara tepat, tetapi dipercaya dapat memberikan estimasi yang memadai.
Pernyataannya adalah sebagai berikut:
Kelebihan dividen atas penghasilan current cost mengindikasikan kapabilitas operasional
telah menurun; kelebihan penghasilan current cost atas dividen mengindikasikan
kapabilitas operasional telah meningkat. (FASB Statement 33 paragraf 121)
FASB juga percaya bahwa penghasilan dari operasi berkelanjutan pada basis current cost dan
peningkatan atau penurunan pada current cost atas aset akan berguna untuk menilai performa
finansial perusahaan dan future cash flow perusahaan. Current cost atas aset yang telah
digunakan dapat diukur dengan tiga prosedur alternatif:
1. Estimasi langsung atas harga beli aset dengan umur dan kondisi yang sama dengan aset yang
dimiliki.
2. Estimasi atas harga beli dari aset baru sejenis kurang dari allowance untuk depresiasi.
3. Estimasi atas harga beli dari aset yang telah ditingkatkan kurang dari allowance untuk
kerugian operasi dari aset yang dimiliki (biaya operasional yang lebih tinggi atau potensi
output yang lebih rendah) dan allowance untuk depresiasi.

N.V. Philips Company


Di Belanda, N.V. Philips Industries, yang memproduksi komponen dan alat listrik dan elektrik,
telah menggunakan replacement value accounting untuk tujuan internal dan eksternal sejak
1951. Sampai pada awal 1980an, pemerintah dan badan professional akuntansi tidak
mengeluarkan prinsip akuntansi spesifik untuk diikuti oleh perusahaan. Dukungan teoritikal atas
sistem yang digunakan oleh Philips adalah bahwa teori replacement value diformulasikan secara
langsung oleh Theodore Limperg. Dia percaya bahwa komunitas adalah efisien secara ekonomis
ketika ada kelanjutan dari tugas. berlawanan dengan orang atau perusahaan yang terus secara
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

konstan berganti tugas dari satu tugas ke tugas yang lain. Berdasarkan gagasan tersebut, tujuan
dari perusahaan adalah untuk melanjutkan bisnis. Untuk tetap bertahan dalam bisnis tersebut,
perusahaan harus efisien. Informasi akuntansi harus membantu perusahaan dalam menentukan
apakah mereka telah efisien, dan ini dilakukan terutama dengan melakukan pengukuran berbasis
penghasilan dari pandangan physical capital. Perusahaan dipandang berkeinginan untuk terus
berproduksi selama produksi itu berlangsung layak secara ekonomis. Hal ini benar apabila hasil
penjualan lebih atau sama dengan biaya, pada saat penjualan, atau menggantikan produk yang
terjual. Hal ini harus mencakup pengembalian kepada stockholders untuk penggunaan dana
mereka. Beberapa dari detail teori Limberg telah disesuaikan oleh Philips sebagai respon atas
permintaan praktikal.

Manajemen menginginkan sistem akuntansi untuk menginformasikan penyebabnya ketika


perusahaan mendapatkan lebih atau kurang dari yang dikorbankan. L.S. Rosen mendeskripsikan
ekspetasi manajemen sebagai berikut:
Sistem harus membantu dalam mengkoordinasikan aktivitas perusahaan dan harus
membantu dalam motivasi dengan menjaga manajer agar terus memiliki informasi
mengenai biaya, nilai, dan pergerakan finansial lainnya. Sistem akuntansi seharusnya
tidak memperbolehkan penggabungan……. Aktivitas saat ini harus diukur dalam masa
saat ini – baik kuantitas fisik dan harga.
Philips beralasan bahwa shareholders dan manajemen harus membuat secara kasar tipe
keputusan yang sama – baik hal-hal retrospective dan prospective harus diperiksa.
Perbedaan utama antara laporan kepada manajemen dan kepada shareholders hanya
berada pada detail informasi yang disajikan. Shareholder akan mendapatkan keuntungan
yang lebih dengan dividen lebih tinggi dan harga saham yang lebih tinggi ketika
manajemen memiliki sistem yang baik.
Ekspetasi manajemen yang disebutkan oleh Philips serupa dengan yang dijelaskan oleh Edwards
dan Bell. Menurut Enthoven, manajer Philips dan masyarakat puas dengan current value system.
Manajer percaya sistem ini tidak lebih mahal untuk dioperasikan daripada historical cost, dan
keuntungan yang didapat melebihi biayanya.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Current Cost in the United Kingdom


Pada 1975, Sandilands Committee merekomendasikan sistem current cost accounting.
Committee menyimpulkan bahwa laporan historical cost termasuk yang disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga umum terbatas kegunaannya karena terlalu kompleks dan
membingungkan penggunanya.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan informasi dari bermacam-macam pengguna,
committee memutuskan bahwa penilaian future benefits dapat diperoleh dari aset bersih
perusahaan yang relevan dengan penggunanya dan informasi untuk penilaian paling baik
dikomunikasikan dengan nilai aset yang berdasarkan “value of the business”. Konsep ini mirip
dengan nilai kepada pemilik atau deprival value. Penekannya adalah bisnis perusahaan sebagai
entitas terpisah dari pemiliknya. Pandangan physical capital mendasari current cost accounting
di UK. Selain itu, Committee percaya bahwa keuntungan dari kegiatan operasi kemungkinan
diurus sampai kapanpun, sedangkan holding gains yang menggambarkan kondisi ekonomi saat
ini merupakan diluar kendali manajemen dan mungkin tidak menunjukkan kegiatan normal.
Committee memutuskan bahwa holding gains seharusnya diungkap tapi tidak termasuk
pendapatan.
Pada Maret 1980, Accounting Standards Committee menerbitkan sebuah laporan (SSAP
16) pada current cost accounting. Persyaratan dari SSAP 16 dapat dipenuhi oleh data tambahan
current cost yang ditampilkan secara jelas atau current cost untuk laporan utama dan historical
cost sebagai data tambahan. Standar ini untuk perusahaan yang terdaftar dan yang memenuhi
setidaknya dua kriteria berikut:
1. Penjualan tidak kurang dari £ 5 juta per tahun
2. Total aset tidak kurang dari £ 2.5 juta bila dinilai berdasarkan cost basis
3. Jumlah karyawan rata-rata di UK tidak kurang dari 250.
Companies Act 1981 mengijinkan semua perusahaan untuk menggunakan modifikasi
bentuk dari historical cost atau current cost. Ada beberapa tumpang tindik antara SSAP 16 dan
Companies Act. Pada akhirnya, perusahaan dapat menyatakan dengan pengungkapan yang cukup
dari metode yang digunakan, intangible asset selain goodwill pada current cost, dan tangible
assets pada market value atau current cost (sediaan pada current cost dan fixed assets pada
market value).
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

CRITICSM OF CURRENT COST


Kritik dari current cost accounting datang dari dua kubu berbeda yaitu dari kubu
historical cost dan exit price.
From Historical Cost Advocates
 Adanya pelanggaran pandangan tradisional dari revenue-gain recognition, seperti pencatatan
kenaikan biaya aset sebelum terjual, terutama fixed assets. Jika perusahaan bermaksud untuk
menggunakannya sebagai aset dan tidak menjualnya, perubahan market price tidak relevan.
Fixed asset tidak lebih berharga untuk sebuah perusahaan karena current cost naik. Current
cost accounting mengantisipasi operating profit, tetapi anticipated profit mungkin tidak akan
pernah terealisasi.
 Masalah terkait subjektivitas. Banyak subjektivitas terlibat dalam menentukan current cost
dari fixed asset. Jika tidak ada second-hand market yang diandalkan, dasar untuk menentukan
current asset dari actual asset yang digunakan oleh perusahaan yaitu aset baru yang
diharapkan untuk menggantikan yang lama.

From Exit Price Advocates


Pendukung dari exit price accounting mengobservasi sejumlah kelemahan dari current
cost accounting yaitu:
 “Cost” menyiratkan opportunity cost atau pengorbanan dari alternatif terbaik selanjutnya.
Dalam hampir semua kasus, current sacrifice yang dihadapi perusahan yaitu menjual aset
daripada menggunakannya. Perusahaan tidak membelinya karena perusahaan telah
mempunyainya. Oleh karenanya, current cost tidak relevan karena exit price atau realizable
value yang merupakan ekspresi logis dari opportunity cost.
 Masalah alokasi yang disoroti oleh Thomas. Daripada mengalokasikan historical cost,
alokasi adalah dari current cost. Tetapi hal ini masih belum pasti dan kurang dalam dunia
nyata. Tambahan masalah adalah kebutuhan untuk backlog depreciation. Apakah backlog
depreciation dibebankan ke pendapatan atau akun modal akan membuat perbedaan dalam
jumlah pendapatan yang dilaporkan.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

 Adanya perubahan teknologi. Profesor Lemke berpendapat bahwa teknologi yang


meningkatkan aset yang ditingkatkan teknologi akan lebih mungkin menggantikan aset yang
sudah ada. Hal ini menyebabkan current operating profits akan menjadi prediktor yang
miskin di future profits. Ketika teknologi berubah, para investor akan disesatkan dengan
current operating profit sebagai dasar untuk memprediksi arus kas di masa akan datang.
 Current cost accounting membawa masalah matematika terkait additivity. Alasannya adalah
jumlah total seharusnya menggambarkan berapa banyak uang yang tersedia atau dapat
digunakan oleh perusahan untuk membayar utang, gaji, dividen, pajak, dan sebagainya.
Current cost mengacu pada harga beli dari aset telah dimiliki perusahaan. Untuk menjadi
aditif, figures harus dari sifat atau domain yang sama.
Untuk alasan yang sama, Chamber juga tidak setuju pada penggunaan indeks harga tertentu.
Harga indeks hanya rata-rata harga. Chambers mempertahankan gagasan nilai tentang bisnis
yang memandang sejumlah alasan lain untuk penilaian. Aset berharga untuk bisnis (1) untuk
penggunaannya, (2) untuk pinjaman yang diperoleh dari mereka, (3) dan untuk kas yang
mungkin dibawa, (4) untuk potential hedge terhadap inflasi dalam hal aset nonomoneter.
 Informasi current cost pada umumnya tidak relevan untuk keputusan investasi, karena tidak
fokus pada kemampuan perusahaan untuk menguasai sumber daya keuangan dalam upaya
perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

IN SUPPORT OF CURRENT COST


Recognition Principle
 Pendukung historical cost berpendapat bahwa current cost accounting melanggar prinsip
konvensional yang mengakui gain pada waktu disposal dari aset nonmoneter.
 Para pendukung current cost menunjukkan bahwa unrealized holding gains
menggambarkan fenomena ekonomi aktual yang terjadi pada periode itu, dan karenanya
seharusnya diakui. Ada cukup bukti yang objektif untuk mendukung perubahan harga.
 Mereka juga menuduh bahwa perubahan harga pasar dari fixed asset tidak relevan karena
perusahaan bertujuan untuk menggunakan, tidak menjualnya.
 Para pendukung current cost berpendapat bahwa apakah perusahaan bertujuan untuk
menggunakan atau menjual fixed asset tidak berhubungan, yang relevan adalah fakta
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

bahwa harga aset telah berubah. Penentuan dari periodic income seharusnya berdasarkan
apa yang sesungguhnya terjadi pada periode berjalan, bukan atas apa yang mungkin
terjadi, yaitu niat perusahaan.

Objectivity of Current Cost


 Para pendukung historical cost berpendapat bahwa salah satu kelemahan utama dari current
cost accounting adalah subjektivitas.

Objektivitas itu relatif. Oleh karena itu, pertanyaannya adalah apakah current cost pada
umumnya memenuhi tingkat minimum tertentu dari objektivitas yang profesi akuntansi
bersedia menerima. Contohnya, penggunaan harga pasar dalam metode terendah antara
cost atau market untuk equity securities. Salah satu alasannya adalah standarisasi dari
prosedur dan ketersediaan harga pasar yang dikutip.
Item yang harga pasarnya mudah untuk diperoleh, objektivitas dari current costs mereka
akan dapat diterima oleh para akuntan. Sediaan dari bahan mentah dan barang jadi yang
dibeli dari pihak lain termasuk kategori ini. Pada kenyataannya, current cost dari sediaan
ini lebih objektif daripada historical cost yang ditentukan berdasarkan dasar aliran yang
diasumsikan, seperti LIFO atau FIFO. Current cost accounting meminta sediaan akhir
dinilai pada biaya yang berlaku pada tanggal neraca dan cost of sales disajikan pada biaya
saat barang terjual. Jika barang yang diproduksi, current cost dari work in process dan
barang jadi lebih sulit untuk diperoleh. Komponen individual dari proses manufaktur dan
current cost mereka harus diidentifikasi.
Untuk memastikan current cost dari fixed assets termasuk beberapa permasalahan
komplek. Untuk aset standar, bagaimanapun, seperti automobiles dan peralatan kantor,
current cost dapat diperoleh dari second-hand dealers dengan sedikit kesulitan. Bahkan
untuk beberapa tipe fixed assets, current cost lebih mudah diakses.
Untuk fixed assets dimana tidak ada market prices yang tersedia, appraisals, perhitungan
biaya produksi, dan penggunaan angka indeks akan dibutuhkan. Metode ini memerlukan
banyak judgement. Sejak informasi current cost di US digunakan sebagai data tambahan
dan tidak diaudit, profesi belum menangani sendiri prosedur yang ditentukan untuk
current cost.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Technological Changes
 Menurut Edwards dan Bell, operating profit saat ini merupakan indikasi bahwa perusahaan
sedang membuat kontribusi positif jangka panjang untuk ekonomi dan proses produksi yang
digunakan perusahaan efektif. Jika keuntungan melebihi bagian yang dapat diperoleh dari
aset bersih pada current cost, proses produksi yang ada sekarang berharga untuk dilanjutkan.
Oleh karenanya, current operating profit merupakan perwakilan utama dari kemampuan
keuntungan jangka panjang dari perusahaan dibawah proses produksi yang sudah ada,
dengan asumsi kondisi yang ada relatif tetap sama. Sebuah cara alternatif produksi akan
diadopsi jika keuntungan yang diharapkan lebih besar daripada yang sekarang.
Alasan yang diberikan oleh Edwards dan Bells adalah beban yang berhubungan dengan
actual fixed assets diungkapkan pada current prices dari aset-aset tersebut. Current cost
merupakan ukuran dari biaya layanan yang diwujudkan dalam aset aktual yang dimiliki
perusahaan. Jika aset yang lebih baru tapi mirip digunakan sebagai dasar untuk menentukan
current cost, lalu nilai dari aset lain harus disesuaikan untuk setiap keuntungan atau kerugian
operasi dibandingkan dengan aset yang dimiliki sampai current cost.
 Pendapat Edwards and Bell telah dikritisi karena nampak mengabaikan keahlian teknologi.
Profesor Lemke mencatat bahwa kepentingan utama dari operating profit saat ini adalah
prosek jangka panjang perusahaan, tetapi mengapa prospek jangka panjang akan ditunjukkan
oleh prospek mode produksi yang mau ditinggalkan. Jika future operations akan didasarkan
pada serangkaian teknik yang berbeda, kemudian operating profit hari ini tidak akan menjadi
indikator yang valid untuk future operating profits. Edwards dan Bell berasumsi bahwa cara
produksi saat ini tidak akan berubah tapi berlanjut. Revsine percaya ini adalah defensible
position karena menghasilkan ukuran akuntansi berdasarkan tindakan yang belum dilakukan
oleh perusahaan penuh dengan kesulitan. Akan diperlukan pembuatan forecast tentang
keputusan investasi yang mana perusahaan mungkin untuk lakukan, serta biaya implementasi
dan operasi yang diciptakan oleh keputusan mereka. Membatasi tindakan akuntansi terhadap
konsekuensi dari apa yang diadopsi perusahaan sudah sesuai dengan peran konvensional dari
informasi akuntansi.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Lemke dan lainnya mengklaim bahwa penggunaan current cost dari aset yang sudah ada,
mengabaikan dampak perubahan teknologi pada prospek dan operasi perusahaan. Revsine
membantah asersi ini. Ketika sebuah mesin baru merubah biaya produksi, harga yang lama
harus disesuaikan. Ini disebabkan cross-elasticity permintaan antara mesin lama dan baru,
dengan asumsi sebuah pasar yang memiliki hambatan untuk masuk minimal. Sekali
melakukan penyesuaian, harga dari aset lama akan mencerminkan perubahan teknologi.

Current Cost versus Exit Price


Edwards dan Bell menyimpulkan bahwa current cost merupakan metode penilaian “normal”
untuk beberapa alasan:
1. Penggunaan exit prices membawa anomali revaluasi pada akusisi. Hal ini disebabkan biaya
transportasi, pemasangan dan penghapusan biaya, serta akses ke pasar yang tidak sempurna.
Setelah pembelian dari mesin baru, nilainya biasanya jatuh dengan cepat sehingga kurang
dari biaya akusisi
2. Penggunaan exit price menyiratkan pendekatan jangka pendek operasi bisnis sejak tertarik
pada nilai disposisi dan likuidasi. Positive profit dalam exit price accounting hanya
menunjukkan ada baiknya bisnis tetap bertahan dalam jangka pendek, bukan menggantikan
aset dan inputs dan bertahan dalam jangka panjang.
3. Penggunaan exit price untuk sediaan barang jadi membawa antisipasi dari operating profit
sebelum titik penjualan karena sediaan dinilai melebihi current cost.
Edward berpendapat bahwa aset yang dibeli perusahaan, seperti fixed assets yang dinilai
pada exit price untuk melaporkan nilai yang “unusual”. Penggunaan exit price ketika likuidasi,
tidak bermaksud menyesatkan. Beberapa aset terutama yang dibuat untuk perusahaan,
mempunyai nilai pakai tetapi sedikit nilai dalam pertukaran. Pada kenyataannya, ketika
perusahaan memutuskan untuk tetap menjaga dan menggunakan asetnya daripada menjualnya,
ini merupakan bukti bahwa manajemen percaya nilai pakainya lebih besar daripada exit price.
Para ekonom sering menggunakan replacement cost bukan harga jual sebagai indikasi
nilai karena lebih realistis. Penjual sebuah produk tidak merubah harga produknya setiap
permintaan berubah, tetapi menjaga harga jualnya konstan untuk waktu yang relatif lama. Ketika
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

replacement cost berubah, hal ini memberitahu bahwa permintaan telah berubah dan karenanya
penjual seharusnya merubah harga jualnya.

Perbandingan hasil dengan Historical Cost


Perbedaan antara income dari current cost yang didapat dengan melanjutkan operasi dan
historical cost menunjukkan angka yang signifikan. Perbedaan keduanya terletak pada
pengakuan holding gains / losses. Di mana pengakuan holding gains / losses merupakan bagian
dari perhitungan income dengan menggunakan prinsip historical cost.
Variasi industri menjadi nyata ketika income dari kelanjutan operasional berada pada nilai
yang tetap dan menggunakan dasar current cost, dan akan dinyatakan dalam persentase pada
prinsip historical cost. Beberapa industri yang merupakan capital intensive menunjukkan
perbedaan income kelanjutan operasional antara current cost income dan historical cost.
Berdasarkan metode konvensional, net asset akan meningkat setelah dilakukan pembayaran
deviden. Namun berdasarkan current cost basis, deviden akan mengurangi profit.
Dengan menggunakan pandangan physical capital, kebanyakan perusahaan mendistribusikan
income sebagai deviden. Berdasarkan aspek rate of return, dengan menggunakan historical cost
akuntanbilitas menjadi sangat penting bagi kebanyakan perusahaan. Berdasarkan current cost,
profitabilitas dari sebagian besar perusahaan hanyalah bualan. Selain itu berdasarkan historical
cost, tingkat pengembalian dianggap sebagai aspek yang penting, sedangkan berdasarkan current
cost, profitabilitas menunjukkan angka yang buruk.

Evidence of usefullness of current cost


Dengan menggunakan model simulasi komputer, diadakan penelitian terhadap hubungan
dari beberapa variable dengan historical cost income dan current value income. Hasilnya
menunjukkan : (1) current value mengukur kinerja paling sedikit sebaik historical cost, income
dijadikan sebagai prediksi dari operating cash flow tahun selanjutnya hampir di seluruh kondisi,
dan secara signifikan lebih baik dibandingkan historical cost income pada sebagian bear situasi
(2) deviden yang dibayarkan melebihi current value income, (3) menghadapi kondisi inflasi,
kegagalan historical cost adalah untuk melakukan penyesuaian pada infklasi yang menyebabkan
perbedaan signifikan antara historical cost dan current cost value performance trends.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Walaupun kelebihan dari current cost pada pengguna mungkin diakui, masih banyak
pertanyaan mengenai masalah penyebaran informasi. Sebagai perbandingan tidak dapat
diekspresikan dalam kondisi keuangan, karena keuntungan ditujukan pada kegunaan dari
informasi untuk pengambilan keputusan. Beberapa penelitian lain dilakukan, dengan hasil
analisis sebagai berikut :
 Sebagian besar perusahaan menyatakan current cost bekerja lebih lambat, namun menjadi
lebih penting dibandingkan historical cost.
 Tambahan variabel pendapatan tidak menyediakan tambahan informasi yang telah
disediakan oleh historical cost
 Analisa keuangan mengatakan bahwa current cost tidak memberikan banyak bantuan,
namun diperkirakan faktor yang menyebabkan adalah current cost earning biasanya lebih
profitable dibandingkan historical cost karena inflasi dan perubahan pada inflasi
menyebabkan perubahan yang cepat pada current cost.

Kesimpulan
Komponen akuntansi biaya sekarang dapat menyediakan lebih banyak informasi yang
berguna daripada akuntansi konvensional. Secara umum, pendukung dapat dibagi menjadi dua,
yaitu mereka yang mempercayai finansial capital concept dan mereka yang mempercayai
physical capital concept.
Advokasi dari finansial capital meyakini bahwa informasi biaya sekarang diperlukan
manajemen untuk mengevaluasi keputusan masa lampau, dan diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan pengambilan keputusan mereka. Selain itu juga ditujukan bagi investor dan pihak
lain yang membutuhkan informasi untuk menilai kinerja perusahaan, termasuk manajemen, dan
juga sebagai dasar untuk memprediksi future cash flows.
Pendukung dari physical capital memandang pada penekanan kebutuhan untuk mengetahui
kemampuan operasional perusahaan untuk menentukan keberlanjutan usaha. Pernyataan ini
didukung banyak peraturan yang mengacu pada physical capital, meliputi : SEC pada ASR 190,
FASB 33, SSAP 16, serta didukung pernytaan kelompok akuntansi profesional di Australia, New
Zealand dan Kanada. Pada aspek kuantitatif, perbedaan antara kedua poin adalah mendapatkan
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

gain termasuk dalam income di bawah finansial capital dan tidak termasuk dalam physical
capital.
Pendukung poin historical cost menunjukkan akuntansi biaya sekarang menganut prinsip
tradisional revenue recognition dengan mengakui kenaikan dari nilai aset sebelum mereka jual.
Mereka juga mempercayai bahwa ditemukan terlalu banyaknya subyektivitas pada prinsip
physical capital.
Eksponen poin biaya sekarang adalah pada obyektivitas dari akuntansi, yang mana ditujukan
untuk menyediakan informasi yang sangat berguna. dasar akuntansi seharusnya dibuat
berdasarkan konsep ini. Event relevan yang terjadi pada periode yang bersangkutan seharusnya
dicatat dan dilaporkan. Event sekarang tidak hanya termasuk akuisisi dan disposisi dari aset dan
kewajiban, tapi juga meliputi perubahan nilai pada periode saat ini.
Paton mengingatkan kaitan bahwa banyak estimasi yang digunakan dalam akuntansi.
Walaupun ada banyak kesulitan dalam menentukan nilai sekarang dari beberapa item dengan
cara yang obyektif, penentuan, prosedur standard dapat diterbitkan untuk meminimalisasi
subyektivitas.
Pendukung exit price menyatakan bahwa nilai sekarang yang benar seharusnya exit price
memiliki nilai lebih dari pada nilai sekarang, karena opportunity cost adalah kemungkinan dari
alternatif selanjutnya yang terbaik, dan bagi perusahaan adalah untuk menjual asetnya. Mereka
juga mempercayai bahwa secara metematis, adalah tidak wajar untuk menambahkan bersama
dengan cas dan piutang yang tidak sama dengan sifat uang, yang tidak berdasarkan kas atau
untuk diterima atau dibayarkan.
Responnya, advokasi current cost meyakini bahwa menggunakan exit price memunculkan
deviasi dari dasar alam dari proses akuntansi, yang berdasarkan pada current price. Isu
matematis tambahan merupakan hal diperdebatkan. Semua hal tergantung pada tujuan
dilakukannya perhitungan. Orang-orang membandingkan aktual dengan budget, yang disebut
figur hypothetical dan menemukan hasil yang sangat berarti. Contohnya dalam akuntansi biaya
adalah perhitungan varians.
Beberapa telah menemukan kesalahan dalam tujuan spesifik current cost untu kelemahan
mereka dalam menentukan general price level adjusment. Ini merupakan kritik yang tidak valid
pada current cost secara umum, karena memungkinkan untuk menggabungkan semacam
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

adjusment pada akuntansi current cost. Seperti yang telah djelaskan, bahwa pertanyaan dari
current cost adalah nilai, dan pertanyaan untuk general price level adjusment adalah skala. Hal
inilah yang membedakan kedua isu tersebut.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

EXIT PRICE ACCOUNTING


SUPPORT FOR EXIT PRICE

MacNeal’s Argument
Dengan menguji sejarah akuntansi, MacNeal menyimpulkan bahwa prinsip akuntansi saat
ini adalah perkembangan dari kondisi primitif yang masih memiliki banyak masalah. Dia
membagi akuntansi menjadi 3 fase : era pertama : sejak abad 12 sampai 17, era kedua : abad 18
dan 19, dan era ketiga merupakan era saat ini, yaitu abad 20.
Selama era pertama, perhatian berfokus pada akuntansi atau “book keeper” yang
dibutuhkan pemilik atau manager bisnis. Terutama untuk Middle Ages, sebuah transaksi bisnis
yang besar yang menjadi bagian sebuah projek. Perusahaan besar yang membutuhkan jasa
akuntan biasanya merupakan perusahaan besar. Biasanya akuntan berperan untuk mencatat total
biaya yang ada sampai tanggal tertentu. Jika biaya diketahui, profit atau kerugian dapat diketahui
oleh perusahaan. Berdasarkan MacNeal, akuntansi pada periode ini digunakan sebagai penyedia
informasi pada manajer, pemilik, dan untuk penentuan biaya.
Pada era kedua, situasi berubah pada perusahaan bisnis yang semakin berkembang, dan
transaksi tidak memiliki resiko sebesar era pertama. Keadaan bisnis semakin stabil. Mereka
menemukan bahwa untuk meminjamkan uang atau memberikan kredit berdasarkan kekayaan
bersih pemilik adalah aman. Secara praktek, kreditor akan meminta pemilik perusahaan untuk
memberikan nilai kekayaan bersihnya dan berapa kredit sebelumnya yang telah didapat. Untuk
memastikan bahwa laporan yang diberikan terpercaya, kreditor akan memastikan bahwa mereka
mempersiapkannya menggunakan akuntan independen. Saat inilah akuntan publik muncul.
Walaupun ada beberapa pengecualian, perusahaan bisnis biasanya dimiliki oleh satu
orang atau sekelompok kecil orang. Akuntan yang menyediakan laporan keuangan memiliki
kewajiban hanya kepada 2 bagian yang berhubungan, yaitu pemilik yang memanajemen
bisnisnya dan mengetahui semua detail informasi, dan pada kreditor yang akan memberikan
pinjaman kepada pemilik perusahaan.
Kreditor berkonsentrasi tentang overstatement dari laporan keuangan. Akuntan dengan
cepat mempelajari bahwa prinsip konservatif diperlukan kedua pihak. Penilaian aset pada biaya
yang sesungguhnya dapat diterima oleh kedua pihak. Kreditor akan tertarik untuk mengetahui
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

bahwa nilai kekayaan bersih dan income sekurang-kurangnya sama dengan yang dilaporkan. Jika
nilai sesungguhnnya lebih besar, ini merupakan tambahan keuntungan. Karena dengan pemilik
benar-benar mengerti bisnisnya, ia dapat membuat pernyataan pribadi untuk menentukan
keadaan sesungguhnya dari keuangan perusahaanya. Kreditor datang untuk melihat dan mengerti
keadaan kekayaan bersih dan pendapatannya, dan akuntan mulai untuk melihat tugasnya untuk
mencegah adanya overstatement. Untuk memberikan penilaian yang adil pada biaya
sesungguhnyam dia menginvestasikan teori “going value”, yang mengasumsikan
keberlangsungan perusahaan.
Pada akhir abad 19, perubahan signifikan mulai terjadi pada bentuk bisnis dan organisasi,
serta kepemilikan badan usaha. Ini merupakan keadaan pada era ketiga. Perusahaan tumbuh
menjadi lebih besar dan terdapat banyak perusahaan. Manajer pemilik digantikan oleh posisi
pemegang saham dan manajer yang dipekerjakan. Hipotek pada aset teap dibagi menjadi segmen
yang lebih kecil dan dijual sedbagai saham pada investor. Hampir semua bisnis utama
perusahaan adalah badan usaha dengan beberapa pemegang saham yang mengetahui sangat
sedikt informasi mengenai perusahaan, keculai apa yang dilaporakan pada merka pada laporan
keuangan. Laporan keuangan eksternal yang dilaporkan pada pemegang saham telah menjadi
fungsi penting dalam akunatnsi hari ini. Adalah tidak benar bahwa prinsip dasar akuntansi
diformulasikan pada era pertama dan kedua.
Dasar akuntansi konvensional tidak menyediakan informasi pada investor dengan baik.
Mereka memberikan laporan keungan yang benar. Jutaan pemegang saham tidak dapat
mempelajari kebenaran aset sebuah perusahaan di mana mereka berinvestasi.
Secara ideal, solusi untuk akuntan adalah melaporakan semua keuntungan dan kerugian
berdasarkan persaingan pasar. Tapi tidak semua aset mempunyai pasar. MacNeal menyarankan
bahwa aset yang dapat dinilai dengan nilai pasar akan dinilai dengan harga pasar (exit price),
sedangkan aset yang tidak diketahui harga pasarnya dapat dinilai sebesar biaya penggantian dan
biaya sesungguhnya.
Chambers’ Argument
Chamber telah mempresentasikan proposal perbandingan mengenai exot price yang
dinamakan “continuously contemporary accounting” (CoCoA). Chamber melihat perusahaan
bisnis sebagai entitas yang telah beradaptasi dan menggabungkan pembelian dan penjualan
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

barang dan jasa. Hal tersebut tergantung pada keputusan manager yang mengarah pada tujuan
pemilik. Pemilik menginginkan perusahaan menjadi instrumen sesuai yang diharapkan, yang
dapat memberikan pelayanan barang dan jasa secara umum. Hal tersebut menyebabkan
perubahan pada kondisi perusahaan, untuk mencapai keberlangsungan hidup. Perusahaan tidak
dapat menjadi satu pribadi, namun harapan dari pihak yang bersangkutan menjadi bagian di
dalamnya, meliputi pemilik, pekerja dan kreditor. Kondisi perusahaan merupakan harapan dari
semua pihak yang terkait. Dan secara umum, seluruh pihak menginginkan adanya pemasukan
kas untuk mencapai kepentingan perusahaan.
Untuk melanjutkan bisnis, perusahaan harus memiliki kapabilitas untuk menggabungkan
transaksi. Kapabilitas ini ditentukan oleh posisi keuangan. Posisi keuangan menggantikan
hubungan antara jumlah uang yang dimiliki perusahaan sebagai aset dan kewajiban, serta modal
pemilik pada waktu tertentu. Waktu yang diperkirakan harus saat ini, karena adanya nilai uang
saat ini yang dapat menunjukkan kapabilitas perusahaan adlam beroperasional. Dalam pasar,
jumlah uang dari aset dan kewajiban dapat ditentukan secara obyektif dengan
membandingkannya dengan harga pasar, yaitu harga jual dan harga beli. Harga beli atau “current
cost” tidak menunjukkan kapabilitas perusahaan untuk bersaing dalam pasar, yang lebih tepat
adalah dengan menggunakan harga jualnya. Harga jual merupakan harga dari aset nonmoneter
pada dasar likuidasi yang disebut Chamber “current cost equivalent”. Pada akhir analisis
dikatakan bahwa kemampuan perusahan bertahan hidup tergantung pada jumlah kas yang dapat
diperoleh.
Ketika perusahaan membeli aset tetap, hal tersebut merubah kapabilitas untuk
beradaptasi. Jika aset dibeli dengan kas, pengurangan kas dinyatakan sebagai bentuk investasi.
Jika dibeli secara kredit, pengurangan ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh kredit
lebih. Tapi kondisi yang lebih berpengaruh adalah, saat ini perusahaan memiliki kemungkinan
untuk menjual aset tersebut saat perusahaan membutuhkan pendanaan. Hal ini merupakan
konsep opportunity cost. Opportunity cost menggunakan harga jual bukan nilai penggantian aset.
Chamber mengatakan bahwa semua aset akan memiliki perubahan nilai dan nilai kegunaan. Nilai
pasar menggambarkan kapabilitas perusahaan untuk membeli barang dan membayar bunga pada
tanggal; yang ditentukan. Hal tersebut relevan, dan semua perusahaan memiliki kesempatan yang
sama. Hal tersebut ditentukan oleh pasar, bukan pemilik, dan dapat dimengerti oleh semua orang.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Nilai yang digunakan biasanya berdasarkan nilai saat ini yang diharapkan. Jika pengetahuan
tentang posisi keuangan dibutuhkan, maka nilai pasar harus digunakan. Bunga tidak dapat
dibayarkan dan barang tidak dapat dibeli dengan uang tanpa menggunakan perhitungan yang
diharapkan.
Sterling’s Argument

Sterling percaya bahwa ada satu metode yang paling baik daripada yang lain untuk
menentukan income. Dengan menggunakan model yang sederhana, sebuah perdagangan gandum
(wheat trader) pada pasar persaingan sempurna dengan level harga yang stabil. Ia menemukan
metode yang paling baik. Setuju pada definisi dari income sebagai perbedaan antara modal pada
dua poin waktu yang eksklusif dari penambahan investasi dan distribusi terhadap owners. Ia
menganggap masalah sebagai satu dari pilihan metode penilaian.

Ia berasumsi bahwa perdagangan gandum berharap untuk memaksimalkan utilitas, dan


bahwa sumber utilitas merupakan konsumsi dari barang. Informasi dibutuhkan dan oleh karena
itu mengapa penilaian dilakukan. Kriteria untuk menentukan metode penilaian yang mana yang
paling baik untuk penentuan income: Sebuah metode penilaian yang menghasilkan lebih banyak
informasi lebih bagus daripada yang menghasilkan sedikit informasi. Isi informasi untuk setiap
metode penilaian merupakan pertimbangan awal. Isi informasi menunjukkan reliability dan
relevance dari informasi.

Relevance mensyaratkan model keputusan untuk pemilihan tindakan dalam alternatif


yang berkompetensi. Cirinya mungkin dengan memprediksikan konsekuensi berbagai macam
alternatif dan mendapatkan sebuah solusi. Untuk mengkomunikasikan informasi, harus diakui
adanya perbedaan pengguna yang dihadapi dengan berbagai macam masalah pengambilan
keputusan dan berbagai macam model keputusan. Jika tidak ada hambatan, informasi yang
didapatkan dapat relevan untuk setiap pengguna, untuk masalah yang diberikan dan model
keputusan; tetapi hambatan tetap ada karena sumber daya sifatnya mahal dan langka.

Untuk perdagangan gandum, tiga masalah keputusan yang ada:

1. Kelanjutan keputusan untuk masuk dan bertahan pada pasar


Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

2. Kelanjutan keputusan untuk mempertahankan kas atau gandum


3. Evaluasi keputusan masa lampau

Stearling menentukan informasi bersifat relevan untuk keputusan-keputusan:

1. Ekspetasi harga gandum di masa depan


2. Ekspetasi harga gandum di masa depan pada alternatif-alternatif lain
3. Harga gandum saat ini
4. Harga gandum saat ini pada alternatif-alternatif lain
5. Harga menurut evaluasi akhir
6. Kuantitas gandum dan uang pada evaluasi akhir
7. Kuantitas saat ini

Steerling menyatakan bahwa penilaian metode pasar saat ini: 1. Relevan untuk semua
pengguna, 2. Reliable, 3. Berarti secara empiris, 4. Additive, 5. Konsisten sementara. 6. Sebuah
penilaian, 7. Lebih informatif

Other Features

Additivity Chambers mempertimbangkan pertanyaan mengenai additivity untuk menjadi faktor


kunci untuk mendukung CoCoA. Financial position saat ini dari perusahaan berkaitan dengan
pilihan adaptive. Hal ini menunjukkan hubungan antara asset dan liabilities. Kejadian dan objek
pada masa datang bersifat dugaan dan tidak bisa diukur secara benar.

Allocation Pandangan positif yang lain mengenai exit price accounting. Thomas berargumen
bahwa laporan keuangan dapat dialokasikan secara bebas. Laba rugi bukan merupakan laporan
perubahan nilai yang dialokasikan, melainkan aset yang masuk dan perubahan nilai exit dari aset
dan liabilitas perusahaan pada periode yang diberikan.

Reality Hal ini juga diargumenkan bahwa exit price accounting meliputi referensi dunia nyata.
Asersi yang tidak dapat diperbaiki tidak dapat dibuat, karena setiap model menunjukkan saat ini,
harga pasar yang aktual.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Objectivity Sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini bukan merupakan tujuan. Menurut hasil
riset, mengindikasikan bahwa harga pasar lebih berguna daripada yang dipercayai masyarakat.
James Parker melakukan riset terhadap perbandingan dan tujuan yang relatiif dari exit values
pada historical cost book values. James McKeown mengaplikasi model Chamber pada
perusahaan medium-sized road construction dan menggunakan analisis statistik dimana metode
digunakan untuk menentukan exit price yang lebih objektif daripada metode menurut GAAP.

CRITICSM OF EXIT PRICE ACCOUNTING

Profit Concept
Fungsi signifikan dari akuntansi adalah mengukur keuntungan perusahaan dalam periode
yang diberikan yang dipahami sebagai ekeftivitas kinerja aktual dari perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Bell, pendukung current cost,
menyatakan bahwa evaluasi dari rencana yang diharapkan bertentangan dengan hasil aktual yang
seharusnya dilakukan.
Sekali evaluasi dibuat, perusahaan dapat memutuskan apakah melanjutkan untuk
menggunakan aset dengan tujuan mereka diperoleh, atau menjualnya dan menggunakan hasil
tersebut dalam beberapa alternatif lain. Bell berpendapat profit concept berarti pengukuran
kinerja dalam hal apa yang pada awalnya ditujukan. Hanya sesudah rencana yang diharapakan
dievaluasi dalam hal keuntungan, kita bisa melanjutkan ke tahap selanjunya untuk memutuskan
apakah rencana seharusnya diubah atau tidak. profit concept Chamber adalah rencana selalu
harus memaksimalkan cash equivalent dari aset bersih melalui periode jangka pendek berturut-
turut. Bell percaya bahwa untuk perusahaan lain yang memiliki operasi perdagangan yang paling
sederhana seperti yang diperiksa Sterling yaitu “Seperti pandangan perusahaan, tujuannya dan
pikirannya akan tampak tidak berlaku”. Mattessich menuduh Sterling “memotong banyak
realitas hingga pola yang sempit muncul memuaskan pandangan tertentu”. Penggunaan exit
price (opportunity cost) tidak memberikan data yang relevan untuk dicocokkan dengan
pendapatan untuk mengukur kesuksesan atau kegagalan yang merupakan kinerja perusahaan.
Akuntansi
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

harus mengukur kejadian lampau, yang sesungguhnya terjadi, daripada yang mungkin terjadi jika
perusaahaan melakukan sesuatu diluar yang direncanakan.
Dalam menjawab 5 pertanyaan yang Wetson (penganut akuntansi tradisional) ajukan, ia
sampai pada kesimpulan yang sama bahwa exit price accounting tidak menawarkan informasi
keuntungan yang berguna. Untuk perusahaan manufaktur atau jasa, dia mengatakan investor dan
manajemen ingin mengetahui jawaban untuk 5 pertanyaan berikut:
1. Seberapa baikkah perusahaan pada akhir tahun dibandingkan awal tahun?
2. Bagaimana perusahaan mencapainya? Apa yang dilakukan oleh manajemen, bagaimana
mereka melakukannya, apa aspek yang signifikan dari kinerja?
3. Bagaimana kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain?
4. Bagaimana perusahaan akan lakukan di masa depan?
5. Bagaimana ini semua akan mempengaruhi hasil para investor?
Untuk jawaban pertama, Weston berpendapat bahwa exit price accounting memberikan
informasi relevan jika perusahaan bersungguh-sungguh berencana untuk melikuidasi asetnya.
Jika perusahaan berencana untuk melanjutkan bisnisnya, informasi ini tidak relevan. Hal ini
mungkin jika di dunia secara ekonomi pada keseimbangan yang sempurna, manajer harus
memutuskan untuk melikuidasi pada akhir tahun. Bagaimanapun, kenyataannya, sangat tidak
realistis untuk mengasumsikan sebuah keputusan yang dihadapi oleh manajemen pada basis
kesinambungan, karenannya, menyiapkan laporan keuangan pada exit price sebagai data utama
yang diumumkan tidak benar.
Untuk pertanyaan kedua, Weston berpendapat bahwa menggunakan exit price sama sekali
tidak membantu. Karena sediaan yang disajikan kembali pada exit price, tidak ada gross profit
yang berarti. Penekanan pada perubahan harga. Informasi yang tidak cukup diberikan kepada
pembaca untuk mengetahui bagaimana perusahaan bergerak dari awal tahun sampai statusnya
pada akhir tahun.
Pertanyaan ketiga penting untuk orientasi investor hari ini. Semua sistem akuntansi gagal
dalam hal comparability. Menurut Wetson, sistem exit price memberikan sedikit bantuan karena
data perbandingan yang penting terdapat dalam bagian perubahan harga. Dengan melekakan
penekanan pada perubahan harga daripada pembelian, produksi, dan penjualan, sedikit informasi
yang berguna dapat diperoleh untuk tujuan membandingkan perusahaan.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Untuk pertanyaan keempat dan kelima, exit price accounting menawarkan sedikit
bantuan.

Value In Use Versus Value In Exchange


Adam Smith membuat perbedaan antara value in use dan value in exchange. Baik
pendukung historical dan current cost menuduh pendukung exit price mengabaikan konsep
value in use. Former percaya bahwa nilai disajikan pada biaya akusisi, selanjutnya current cost.
Solomon berpendapat bahwa nilai kepada pemilik atau perusahaan adalah perspektif yang
relevan. Aset yang bukan untuk dijual harus bernilai lebih untuk pemiliknya daripada exit price.
Jika tidak, aset akan dijual. Menurut Solomons, kegagalan untuk mengakui bahwa aset yang
tidak untuk dijual secara langsung menyebabkan pemiliknya menderita jika exit price turun,
kecuali penurunan ini dikaitkan dengan harapannya adalah masalah yang serius dalam teori
Chambers. Contohnya, pada nonmarketable fixed assets. Beberapa aset biasanya sangat spesifik
untuk bisnis tertentu dan mungkin investasi yang sangat baik untuk perusahaan. Karena tidak ada
penggunaan alternatif untuk aset di luar bisnis, bagaimanapun, nilai jual kembali mereka
mungkin nol. Chambers akan memiliki catatan perusahaan rugi karena nilai jual kembali nol.
Tetapi aset tidak akan dibeli jika perusahaan berpikir pembelian mereka akan menyebabkan
kerugian.
Exit price menggambarkan opportunity cost mungkin tidak selalu dibenarkan.
Opportunity cost dari penggunnaan sebuah aset diperoleh dari nilai yang dikorbankan dari
alternatif yang terbaik berikutnya, tidak selalu menjualnya. Seringkali alternatif penggunaan saat
ini adalah kegunaan masa depan. Kehidupan dari aset akan meningkat ketika aset idle untuk
sementara waktu. Menurut Solomons, opportunity cost yang memanfaatkan aset sekarang
seharusnya ditentukan oleh hilangnya kas di masa depan yang dihasilkan dari penggunaan
sekarang.
Karena desakannya, nilai ditentukan dari pertukaran. Chamber mendefinisikan aset
sebagai sarana severable (dapat dipisah) yang dimiliki oleh entitas. Kritikus menemukan syarat
dari keterpisahan atau pertukaran menjadi terlalu ketat. Chambers percaya bahwa beberapa aset
tidak dapat dijual secara terpisah, seperti goodwill, tidak membantu perusahaan belajar
beradapatasi dengan perubahan lingkungan. Kritikus menuduh bahwa kemampuaan pertukaran
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

menekankan hanya satu cara untuk memastikan nilai. Sebuah perusahaan dapat
mempertimbangkan aset untuk mempunyai nilai karena kegunaannya pada bisnis daripada
menjualnya. Makna umum dari nilai ekonomi harus dilakukan dengan kelangkaan objek dan
utilitasnya, bukan kemampuan dipertukarkan
Addtivity
Para pendukung exit price menyatakan bahwa pengukuran akuntansi, jika pengukuran
ingin bersifat objektif, harus hanya berdasarkan kejadian masa lampau dan saat ini. Perhitungan
antisipatif tidak dapat ditambahkan bersama-sama dengan figure saat ini. Bagaimanapun kritikus
menunjukkan bahwa Chamber’s current cash equivalent of assets ditentukan pada asumsi dari
likuidasi bertahap dan teratur. Jika itu terjadi, sesuatu tentang masa depan diasumsikan ketika
current cash and equivalent dicatat pada tanggal neraca. Realizable value untuk aset yang yang
harus dijual langsung dalam likuidasi paksa mungkin menyimpang jauh dari likuidasi yang
bertahap. Jika pada kenyataannya, antisipasi tidak dapat dihindari dalam memastikan current
cash equivalent, model exit price melanggar prinsip dari exclusion of anticipatory calculations.
Larson dan Schattke telah menyatakan bahwa cash equivalents dari aset individual dijual
secara terpisah dan aset yang sama dijual sepaket mungkin cukup berbeda. Sebagai contoh, aset
khusus dari pabrik mungkin mempunyai nilai jual kembali sedikit, tetapi ketika pabrik dijual
bersama dengan asetnya, mungkin harganya tinggi. Konsep dari current cash equivalent, dengan
penekanan pada severability aset, tidak mengakui kemungkinan penjualan aset sepaket. Karena
aset dikombanisi dari dalam set yang berbeda, current cash equivalent dari set yang berbeda
mungkin lebih tinggi atau lebih murah daripada jumlah aset jika dijual secara individu, yang
disebabkan faktor intangible,positif atau negate, yang biasanya dikategorikan sebagai goodwill.
Faktor intangible dikaitkan hanya denan gabungan set aset. Berdasarkan argument, cash
equivalent dari aset dapat cukup berbeda, bergantung pada prosedur yang digunakan dalam
menjual mereka, sendiri atau dikombinasi. Larson dan Shattke menyimpulkan bahwa current
cash equivalents tidak aditif. Begitu pula teori Chamber tidak mengakui kemampuan dari
perusahaan untuk beradaptasi dalam hal kombinasi aset. Exit price accounting, seperti yang
diusulkan Chambers dan Sterling, tidak memberikan pertimbangan cukup untuk faktor
intangible.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Staubus berpendapat bahwa hasil dari metode pengukurang yang berbeda diterapkan untuk aset
adalah pengganti dari nilai sekarang, dan meskipun tidak sempurnya, bukan berarti tidak
berguna. Dia percaya bahwa ketidaksempurnaan pengukuran yang diperoleh dari perbedaan
metode memenuhi persyaratan teknis untuk additivity, karena mengacu pada commont property,
present value. Lebih lanjut, kegunaan dari pengukuran akuntasi bergantung pada kejadian masa
depan. Meskipun realizable value dari aset bukan informasi berguna, kecuali jika dapat
diandalkan sebagai wakil dari apa yang dapat terjadi atau akan terjadi.

Other Weaknesses
Chamber menyatakan bahwa liabilitas harus memiliki kekuatan hukum, tetapi dalam
Concept 3 FASB termasuk obligasi yang equitable dan constructive. Dia juga berpendapat bahwa
bond payable seharusnya disajikan pada face value daripada market value. Hal ini menyebabkan
perlakuan yang tidak konsisten karena bonds sebagai aset disajikan pada market value. Sebagai
pembelaan, Chambers menyatakan bahwa pada waktu tertentu, terlepas harga pasar, perusahaan
berutang pada pemegang obligasi pada jumlah kontrak obligasi. Oleh karena itu, jumlah kontrak
relevan dalam menilai posisi keuangan saat ini. Dalam banyak kasus, jumlah ini sama dengan
face value. Akan tetapi, kritikus tidak yakin karena dengan definisi posisi keuangannya sendiri
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk terlibat dalam transaksi yang berarti secara logis
kemampuan perusahaan untuk membeli obligasi sendiri pada harga pasar. Menggunakan model
wheat trader yang Sterling kerjakan, Friedman menentukan bahwa kebutuhan informasi kreditor
dan investor lebih baik dipenuhi oleh harga pasar dari utang.
Chambers menyatakan bahwa piutang seharusnya dihitung diluar jumlah yang dianggap
tidak tertagih. Bad debt expense tidak diestimasi seperti metode allowance. Iselin menunjukkan
bahwa perlakuan piutang tidak konsisten dengan current cash equivalent, dan berpendapat harga
factor (jumlah yang dapat diperoleh jika piutang dijual ke factor) seharusnya digunakan.
Pada awalnya, Chamber telah menyebutkan alternatif manfaat replacement prices dan
perhitungan indeks selain harga jual kembali sediaan dan fixed asset yang mudah dijual.
Bagaimanapun, dibawah ketidakkonsistensian, dia telah beralih posisi dan sekarang hanya
menikmati resale prices.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

Conclusion
MacNeal, Chambers, dan Sterling melakukan perbedaan pendekatan dalam analisa
akuntansi, tetapi mencapai pada kesimpulan yang sama bahwa current exit prices seharusnya
digunakan karena conventional accounting gagal untuk memberikan jenis informasi yang
dibutuhkan penggunanya. MacNeal menggunakan historical perspective, Chambers konsentrasi
pada adaptive behavior perusahaan dan implikasinya, dan Sterling memeriksa tipe keputusan
pengguna yang mungkin dibuat.
Tambahan dukungan untuk current exit prices yaitu additive, karena disinggung properti
yang sama untuk aset dan liabilitas, yang cash dan current cash equivalent. Laporan keuangan
exit price juga bebas alokasi dan mempunyai referensi dunia nyata.
Pendukung historical cost dan current cost memiliki kesamaan keyakinan bahwa entry
price harus digunakan untuk menjawab jenis-jenis pertanyaan pengguna. Mereka berpendapat
exit price accounting terlalu sempit dalam interpretasi nilai ekonomi, serta mengabaikan konsep
value in use. Dengan menggunakan exit prices, keuntungan terantisipasi. Hal yang membuat
bingung adalah exit price accounting mencari pengakuan pendapatan dan matching yang
menekankan kinerja atau aktivitas penting yang dilakukan perusahaan, tetapi kejadian penting
dalam exit price accounting tidak berhubungan dengan kinerja perusahaan. Malahan, kejadian
penting menyangkut perubahan harga dari aset dan liabilitas. Karena penekanan pada perubahan
harga daripada operasi, sangat sulit untuk mengevaluasi perusahaan mengacu pada efisiensinya.
Untuk banyak akuntan, exit price accounting merupakan pendekatan radikal.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

KASUS

Alfa Laval fixes exit price at Rs 4,000/share


R.Y. Narayanan

Coimbatore, March 5:
The minority shareholders of Alfa Laval (India) Ltd, who participated in the reverse book
building process initiated by the company to delist its shares, are set to win a jackpot as the
company is offering an exit price that is nearly 33 per cent more than the discovered price
(the price at which the maximum number of shares were tendered under the reverse book
building process).
Against the price of Rs 3,000/share that was the average price under the reverse book building
process, Alfa Laval promoters have fixed a final price of Rs 4,000 a share as the exit price for
accepting shares successfully tendered in the delisting offer.
However, for those shareholders who stayed away from the delisting offer or whose offer of
shares were rejected for any reason, the company will keep open an exit window for one
year from the date of delisting to submit their shares at the exit price.
For those who are trying to acquire the scrip from the market before delisting to make quick
returns, the yield may not be so rewarding since the stock is quoting close to the exit price. In
fact, today in early trade, it even exceeded it briefly. However, those who bought the scrip even
at its monthly/weekly lows would have something to cheer since they would have seen
significant value accretion.
In a communication to the stock exchanges, Alfa Laval (India) said that its parent had proposed
to buy 2,040,202 equity shares representing the balance 11.23 per cent of paid-up equity share
capital from the public shareholders.
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

The promoter will acquire 1,032,788 shares tendered in the delisting offer, constituting 5.7 per
cent of the paid-up capital, exceeding the minimum shareholding needed for the delisting offer to
be successful.
All the successful public shareholders who tendered their shares will be paid the consideration
at the exit price of Rs 4,000 per equity share by March 7. The acquisition of shares tendered in
the Delisting Offer by NRIs and payment are subject to receipt of the RBI approval.
In case of public shareholders whose bids have been rejected or who did not or were not able
to participate in the RBB process, a window would be open to offer their shares to the
promoter at the exit price during a period of one year (Exit Period) starting from the date of
delisting of the shares from the BSE and the NSE.
The stock hit a new 52-week high of Rs 4,100 today on the BSE but ceded much of the
gains after the exit price (which was less than that) came to be known. On the BSE, the
share was trading at Rs 3,850 after touching Rs 4,100.
The stock had hit a weekly low of Rs 3362,.05 and a monthly low of Rs 2,685.55 on the BSE. If
investors had acquired the scrip at these lows, they would still make significant gains by offering
the scrip to the promoters during the exit period.

Keywords: Alfa Laval, Alfa Laval delisting, Alfa Laval shares, Alfa Laval exit price, Alfa
Laval reverse book building process,

Printable version | Apr 26, 2012 11:53:00 AM |


http://www.thehindubusinessline.com/markets/article2962976.ece © The Hindu Business Line
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

PEMBAHASAN KASUS

Pada kasus tersebut, Alfa Laval (India) Ltd, salah satu perusahaan di India yang bergerak
di bidang manufaktur, telah melakukan delisting terhadap saham-sahamnya. Delisting
merupakan proses menghapus perusahaan dari daftar pertukaran saham sehingga saham-
sahamnya tidak dijual disana dalam waktu yang lama. Karena hal tersebut, Alfa Laval (India) Ltd
akhirnya memenangkan jackpot sebagai perusahaan yang dapat menawarkan exit price
mendekati 33% lebih dari discovered price nya. Discovered price disini merupakan harga dimana
jumlah maksimum saham yang ditawarkan dibawah proses reverse book building).Alfa Laval
(India) Ltd telah menetapkan harga akhir sebesar Rs 4,000 per share sebagai exit price. Untuk
mensukseskan penawaran pada delisting offer. Melalui kasus ini, kita dapat melihat manfaat lain
dari permainan exit price. Melalui delisting terhadap saham-sahamnya,.Alfa Laval (India) Ltd
berhasil menawarkan exit price (Rs 4,000 per share ) lebih besar 33% daripada discovered price
nya sebesar Rs 3,000 per share. Hal ini tentu memberikan keuntungan yang besar bagi para
pemegang saham Alfa Laval karena mereka dapat menawarkan sahamnya 33% lebih tinggi
daripada discovered price.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa tidak sepenuhnya exit price yang tinggi dianggap
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Pendukung historical cost dan current cost
menganggap bahwa exit price accounting terlalu sempit dalam melakukan interpretasi nilai
ekonomi, serta mengabaikan konsep value in use. Dengan menggunakan exit prices, keuntungan
terantisipasi. Exit price accounting mencari pengakuan pendapatan dan matching yang
menekankan kinerja atau aktivitas penting yang dilakukan perusahaan, tetapi kejadian penting
dalam exit price accounting dianggap tidak berhubungan dengan kinerja perusahaan.

Namun tampaknya, Alfa Laval (India) Ltd, tidak terlalu menganggap pendapat tersebut .
Buktinya, walaupun saham telah mencapai titik terendah mingguan sebesar Rs 3362,05 dan
bulanan yang rendah Rs 2,685.55 pada BSE, mereka dianggap masih dapat memperoleh
keuntungan yang signifikan dengan menawarkannya ke promotor selama exit period..
Current Cost and Exit Price Accounting Week 8

DAFTAR PUSTAKA

Alfa Laval India Limited. Dilihat pada 26 April 2012 dari http://www.indiamart.com/alfalaval-
india-ltd/#profile

Kam, Vernon, “Accounting Theory”, 2nd Edition (New York: John Willey & Sons, 1990)

Narayanan, N.Y. Alfa Laval fixes exit price at Rs 4,000/share. Dilihat pada 25 April 2012 dari
http://www.thehindubusinessline.com/markets/article2962976.ece

Anda mungkin juga menyukai