Anda di halaman 1dari 4

CURRENT COST ACCOUNTING

Dasar Pemikiran Current Cost Accounting


Current Cost Accounting (CCA) adalah suatu sistem akuntansi dimana asset dinilai pada
harga beli pasar sekarang dan profit ditentukan dengan alokasi yang didasarkan pada biaya
sekarang(current costs). Mengapa menggunakan current cost? Sebelum menjawab, kita perlu
mempertimbangkan jenis-jenis keputusan manajer dihadapkan pada jalannya bisnis. Manajer
ingin tahu bagaimana seharusnya mengalokasikan sumber daya perusahaan untuk
memaksimalkan profit.
Menurut Edwards dan Bell masalah mendasar tersebut diungkapkan menjadi 3 pokok
permasalahan:
 Masalah ekspansi: berapa jumlah asset yang seharusnya
dipegang/dipertahankan pada saat-saat tertentu.
 Masalah komposisi: apa bentuk asset yang sesuai?
 Masalah pendanaan: bagaimana aset-aset tersebut didanai?
Manajer dalam membuat keputusan mengenai tiga pertanyaan di atas mendasarkan
pada harapan di masa yang akan datang. Untuk merumuskan harapan tersebut secara tepat,
manajer perlu untuk mengevaluasi kegiatan dan keputusan di masa lampau. Alat yang
digunakan dalam evaluasi ini adalah perbandingan data akuntansi untuk sebuah periode yang
telah ditentukan dengan harapan-harapan pada periode tersebut. Jika perbandingan tersebut
mengungkapkan bahwa harapan-harapan tidak akurat, maka kejadian atau harapan di masa
sekarang bisa diubah. Sebagai contoh, jika data akuntansi mengungkapakan bahwa total biaya
bahan mentah lebih tinggi daripada yang dianggarkan karena harga bahan mentah lebih tinggi
dari yang diharapkan, maka perusahaan perlu mengubah perkiraan harga bahan mentah di
masa yang akan datang dan mengubah keputusan penganggaran harga bahan mentah di masa
datang. Agar informasi akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi
harus mengukur kejadian aktual dari suatu periode seakurat mungkin. Menurut Edwards dan
Bell bahwa pergerakan harga dalam suatu periode tertentu adalah kejadian yang penting untuk
manajemen.
Walaupun Edwards dan Bell menekankan kebutuhan informasi untuk manajemen,
mereka menentang bahwa data-data tersebut juga penting untuk pihak luar seperti pemegang
saham dan kreditor. Pemegang saham dan kreditor tertarik dengan evaluasi kinerja dari
manajer dan juga perusahaan. Dari teori tersebut informasi akuntansi melayani dua tujuan:
 Evaluasi oleh manajer terhadap keputusan masa lalu untuk membuat keputusan
yang paling baik di masa datang.
 Evaluasi terhadap manajer oleh pemegang saham, kreditor, dan yang lainnya.
Evaluasi baik oleh pihak internal atau eksternal menyediakan alat untuk keberhasilan fungsi
ekonomi karena sumber daya akan dialokasikan lebih efisien. Tujuan sampingan dari informasi
akuntansi adalah menyediakan dasar yang pantas dan terukur untuk perpajakan.

Konsep Profit Bisnis


Dua keputusan yang sering dihadapi manajemen:
 Holding decisions : apakah akan “menahan” aset dan kewajiban atau untuk melepas
keduanya (contoh. Apakah menjual aset atau membayar utang)
 Operating decisions: bagaimana menggunakan dan mendanai operasi perusahaan.
Agar dapat mengevaluasi holding decisions dan operating decisions dari manajer, Edwards
dan Bell menyarankan konsep profit yang mereka sebut dengan “profit bisnis” yang berisikan:
1. Current operating profit: kelebihan pada nilai sekarang dari output yang dijual
dibandingkan nilai biaya sekarang dari inputnya.
2. Realisable cost saving: kenaikan current cost dari aset yang dipertahankan oleh
perusahaan pada periode sekarang. Istilah yang kita gunakan untuk realisable cost
savings adalah “holding gains/losses”, yang dapat direalisasi atau tidak dapat direalisasi.

Holding gains and losses


Suatu asumsi yang mendasari CCA adalah pencampuran antara holding gains/losses
dan operating gains/losses membingungkan evaluasi terhadap keputusan manajemen dan
menyembunyikan alokasi dari sumber daya ekonomi. CCA memperkenankan pemisahan dari
kedua komponen tersebut. Dengan metode konvensional historical cost accounting, gains
dicatat hanya ketika aset dilepas. Oleh karena itu penentuan apakah kegiatan holdings
manajemen berhasil atau tidak, hampir tidak mungkin kecuali jika aset diperoleh dan dijual pada
periode yang sama. Dengan akuntansi konvensional, ketika membandingkan perusahaan kita
mungkin tidak tahu perusahaan mana yang lebih efisien. Contohnya perusahaan A memulai
usahanya 10 tahun lebih awal, maka operating profit perusahaan A saat ini lebih besar karena
beban penyusutannya lebih kecil daripada perusahaan yang baru mulai usaha tahun ini. Oleh
karena itu pemisahan holding gains dan operating profit memberikan penghargaan kepada
manajer yang tepat.
Akan tetapi perdebatan mengenai pemisahan current operating profit dan holding gains
adalah tidak berarti. Menurut Drake dan Dopuch, Prakash dan Sunder mengaskan bahwa
keputusan-keputusan manajer mempengaruhi kedua komponen tersebut, sehingga keduanya
tidak bisa berdiri tersendiri. Contohnya adalah ketika aset diperoleh untuk mengurangi beban
operasi di masa akan datang.

Mengapa Holding Gains merupakan komponen profit


Edwards dan Bell meyakini bahwa holding gains menyajikan “suatu simpanan yang
diakibatkan oleh fakta bahwa input diperoleh pada kemajuan penggunaan. Simpanan tersebut
diakibatkan oleh kegiatan holding. Tapi mengapa seharusnya kenaikan current cost pada
suatu aset dianggap sebagai bagian dari profit? Edwards dan Bell tidak menyediakan jawaban
atas pertanyaan tersebut, tapi Revsine menyarankan bahwa teori tersebut ke depannya
menyajikan suatu alasan sebagai berikut : “The cost saving merupakan komponen pendapatan
karena menyajikan suatu opportunity gain, karena perusahaan membeli aset pada saat
sebelum harganya berangsur naik.”
Revsine menentang bahwa jenis dari gain mengharuskan sebuah perbandingan di
antara kejadian yang terjadi dan kejadian yang akan terjadi. Revsine memberikan penjelasan
lebih lengkap mengenai cost saving sebagai berikut: Cost saving mengukur suatu keuntungan
posisi kas perusahaan dihubungkan dengan perusahaan lain pada suatu industri yang
menguntungkan untuk menahan aset sementara harga cenderung naik. Jadi ketika perusahaan
lain membeli suatu aset, perusahan tersebut harus melakukan juga pada harga yang lebih
tinggi. Jadi argumentasi tentang opportunity gain menekankan pada perbandingan perusahaan
dengan perusahaan lainnya. Pembenaran yang lain mengapa holding gains sebagai profit
adalah untuk mengatakan bahwa apresiasi nilai pada fenomena aktual ekonomi yang dapat
direalisasikan jika perusahaan menjual asetnya.
Argumen dari Revsine menekankan bahwa current cost profit adalah suatu indikator
utama pada arus kas di masa depan. Pembenaran teoretis dari hubungan ini adalah keterkaitan
di antara current cost profit dan economic profit. Economic profit diartikan sebagai perbedaan
antara nilai sekarang dari net cash flows yang diharapkan oleh perusahaan pada dua titik
waktu, tidak termasuk tambahan investasi oleh pemilik atau yang didistribusikan untuk pemilik.
Economic profit dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu expected profit dan unexpected
profit.
Expected profit mengukur arus kas perusahaan mampu menghasilkan pada masa
datang yang tak tentu, sedangkan unexpected profit mengukur perubahan arus kas dalam
kaitan dengan faktor lingkungan yang tidak bisa diprediksi pada awal periode. Dalam ekonomi
persaingan sempurna, current cost profit hampir identik dengan economic profit. Current
operating profit pada current cost sama dengan distributable cash flow atau expected profit.
Sedangkan holding gains secara langsung berhubungan dengan unexpected profit.
Memasukkan holding gains sebagai komponen dari profit merefleksikan pandangan
financial capital. Suatu jumlah pada akhir periode yang merupakan nilai lebih dari jumlah yang
diinvestasikan pada awal periode(tidak termasuk tambahan investasi oleh dan untuk pemilik)
merupakan profit. Oleh karena itu holding gains merupakan bagian dari profit. Imbal balik
investasi adalah jumlah uang yang merupakan nilai lebih dari jumlah yang telah diinvestasikan.
Profit menggambarkan pengembalian kas yang diharapkan melebihi investasi kas.

Anda mungkin juga menyukai