Anda di halaman 1dari 79

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Aspek teknis dan teknologi merupakan suatu aspek yang berkenaan
dengan proses pembangunan proyek secara teknis, teknologi dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.
Studi kelayakan Aspek teknik dan teknologi mulai dilakukan Setelah
aspek pemasaran telah dilakukan studi kelayakan bisnis dan dinyatakan
bahwa proyek atau bisnis tersebut layak dari segi pemasaran. Selanjutnya
hal yang perlu dilakukan yaitu dengan melakukan studi kelayakan aspek
teknik dan teknologi yang meliputi strategi produksi dan perencanaan
produk, proses pemilihan teknologi untuk produksi, penentuan kapasitas
produksi yang optimal, letak pabrik dan layoutnya serta letak usaha dan
layoutnya, rencana operasional jumlah produksi, rencana pengendalian
persediaan bahan baku dan barang jadi, dan pengawasan kualitas produk
baik dalam bentuk barang ataupun jasa.
Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu
dijelaskan, baik mengenai jenis jumlah dan ukuran bila diperlukan serta
alasan-alasan dalam pemilihan, dihubungkan dengan masalah yang
dihadapi disamping investasi lainnya.
Tujuan studi kelayakan bisnis aspek teknik dan teknologi adalah untuk
memastikan apakah secara teknis dan pilihan teknologi tertentu, rencana
bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik ada saat
pembangunan proyek maupun operasional rutin.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian aspek teknis dan teknologi dalam SKB?
2. Apa tujuan, manfaat, dan hal hal yg perlu di analisa dalam SKB?
3. Apa maksud dari pemilihan mesin dan peralatan teknologi, kriteria
pemilihan alat dan teknologi?

1
4. Apa maksud dari penentuan lokasi bisnis, penentuan luas produksi,
penentuan layout pabrik dan bangunan, penyusunan rencana kapasitas?
5. Identifikasi faktor faktor yg menpengaruhi keputusan lokasi, penilaian
dan penentuan lokasi, metode evaluasi lokasi?
6. Apa maksud dari proses produksi, desain produksi barang dan jasa,
seleksi desain produksi barang dan jasa, siklus hidup produk?
7. Menjelaskan contoh kasus terkait proses produksi , aspek teknis dan
teknologi yg digunakan pada perusahaan produk barang dan jasa saat
ini
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aspek teknis dan teknologi dlm SKB
2. Untuk mengetahui tujuan, manfaat, dan hal hal yg perlu di analisa dlm
SKB
3. Untuk mengetahui pemilihan mesin dan peralatan teknologi, kriteria
pemilihan alat dan teknologi,
4. Untuk mengetahui penentuan lokasi bisnis, penentuan luas produksi,
penentuan layout pabrik dan bangunan, penyusunan rencana kapasitas
5. Untuk mngetahui faktor faktor yg menpengaruhi keputusan lokasi,
penilaian dan penentuan lokasi, metode evaluasi lokasi
6. Untuk mengetahui proses produksi, desain produksi barang dan jasa,
seleksi desain produksi barang dan jasa, siklus hidup produk,
7. Untuk mengetahui contoh kasus terkait proses produksi , aspek teknis
dan teknologi yg digunakan pada perusahaan produk barang dan jasa
saat ini

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aspek Teknis dan Teknologi dalam studi kelayakan bisnis


Aspek teknis dan teknologi merupakan suatu aspek yang berkenaan
dengan proses pembangunan proyek secara teknis, teknologi dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.
Studi kelayakan Aspek teknik dan teknologi mulai dilakukan Setelah
aspek pemasaran telah dilakukan studi kelayakan bisnis dan dinyatakan bahwa
proyek atau bisnis tersebut layak dari segi pemasaran. Selanjutnya hal yang
perlu dilakukan yaitu dengan melakukan studi kelayakan aspek teknik dan
teknologi yang meliputi strategi produksi dan perencanaan produk, proses
pemilihan teknologi untuk produksi, penentuan kapasitas produksi yang
optimal, letak pabrik dan layoutnya serta letak usaha dan layoutnya, rencana
operasional jumlah produksi, rencana pengendalian persediaan bahan baku
dan barang jadi, dan pengawasan kualitas produk baik dalam bentuk barang
ataupun jasa.
Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu
dijelaskan, baik mengenai jenis jumlah dan ukuran bila diperlukan serta
alasan-alasan dalam pemilihan, dihubungkan dengan masalah yang dihadapi
disamping investasi lainnya.
Menurut beberapa pakar teknologi dapat beberapa definisi teknologi
informasi (dalam Abdul Kadir dan Terra),yaitu :
a. Menurut Haag dan Keen, teknologi informasi adalah seperangkat alat
yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-
tugas yang berhubungan dengan pemprosesan informasi
b. Menurut Martin,teknologi informasi adalah hal yang tidak hanya
terbatas pada teknologi computer (perangkat keras dan perangkat
lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi,
melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan
informasi.

3
c. Menurut Williams dan sawyer, teknologi informasi adalah teknologi
yang menggabungkan komputasi(computer) dengan jalur komunikasi
kecepatan tinggi yang membawa data,suara,dan video.
d. Menurut Rahardjo(2002:74),teknologi informasi adalah sama dengan
teknologi lainnya,hanya informasi merupakan komoditas yang diolah
dengan teknologi tersebut.dalam hal ini teknologi mengandung
konotasi memiliki nilai ekonomi yang mempunyai nilai jual.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa teknologi informasi tidak


sekedar berupa teknlogi computer,tetapi juga mencakup teknologi
telekomunikasi

Klasifikasi Sistem Teknologi Informasi

Sistem teknologi informasi dapat dibedakan dengan berbagai cara


pengklasifikasian. Menurut Abdul Kadir dan Terra TI dapat diklasifikasikan
atas :

Menurut fungsi yang diemban sistem, sistem teknologi informasi

dapat dibedakan atas :

1. Embedded IT system adalah sistem teknologi informasi yang melekat


pada produk lain. Contohnya sistem VCR ( Video Casette Recorder)
memiliki sistem teknologi informasi yang memungkinkan pemakai dapat
merekam tayangan televisi.

2. Dedicated IT system adalah sistem teknologi informasi yang dirancang


untuk melakukan tugas-tugas khusus. Contohnya, ATM (Anjungan Tunai
Mandiri) dirancang secra khususuntuk melakukan transaksi keuangan bagi
nasabah bank.

3. General purpose IT system adalah sistem teknologi informasi yang dapat


digunakan untuk melakukan berbagai aktifitas yang bersifat umum.
Contohnya, PC (Personal Computer)

4
c) Menurut departemen dalam perusahaan bisnis, TI dibedakan atas: sistem
informasi akutansi, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi,
dan lain-lain.

d) Menurut dukungan terhadap level manajemen dalam perusahaan, TI dapat


dibedakan atas : sistem pemrosesan transaksi, sistem pendukung keputusan,
dan sistem informasi eksekutif.

B. Tujuan aspek teknis/operasi.

Tujuan Aspek Teknis dan Teknologi

Analisis aspek teknik dilakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah secara


teknis bisnis dapat dibangun dan dijadikan dengan baik?’’. Suatu ide bisnis
dapat dinyatakan layak berdasarkan aspek teknis dan teknologi jika
berdasarkan hasil analisis ide bisnis dapat dibangun dan dijadikan dengan
baik. Secara spesifik analisis aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan
bisnis bertujuan untuk:

1. Menganalisis kelayakan lokasi untuk menjalankan bisnis


2. Menganalisis besarnya skala produksi untuk mencapai tingkatan skala
ekonomis
3. Menganalisis kriteria pemilihan mesin peralatan dan teknologi untuk
menjalankan produksi
4. Menganalisis layout pabrik, layout bangunan dan fasilitas lainnya
5. Menganalisis teknologi yang akan digunakan

1. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Sebuah studi kelayakan bisnis akan memiliki manfaat yang berguna bagi
beberapa pihak menurut Umar (2005:19), yaitu:

5
a. Pihak Investor

Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk
direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari,
misalnya dari investor atau pemilik modal yang ingin menanamkan
modalnya pada proyek yang akan dikerjakan.

b. Pihak Kreditor

Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank, dimana pihak


bank sebelumnya memustuskan untuk memberikan kredit atau tidak,
diperlukan kajian dari studi kelayakan bisnis yang ada, termasuk
mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya
anggunan yang dimiliki perusahaan.

c. Pihak Manajemen Perusahaan

Studi kelayakan ini dapat berguna sebagai gambaran tentang


potensi sebuah proyek di masa yang akan datang dengan berbagai
aspeknya.

d. Pihak Pemerintah dan Masyarakat

Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan


kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah karena
bagaimanapun pemerintah dapat secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kebijakan perusahaan.

e. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi

Dalam menyusun studi kelayakan ini perlu juga dianalisis manfaat


yang akan di dapat dan biaya yang akan timbul oleh proyek terhadapa
perekonomian nasional.

6
2. Hasil analisis

Hasil studi aspek teknis dan teknologi hendaknya memberikan informasi


perihal:

1. Bagaimana memilih strategi produksi, perencanaan produk, dan


kualitasnya, sehingga ada pegangan yang jelas terhadap langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam proses berikutnya.
2. Bagaimana proses pemilihan teknologi yang tepat guna sehingga kinerja
yang diharapkan dari teknologi tersebut jelas;
3. Bagaimana menentukan kapasitas produksi yang optimal sehingga
kemampuannya dapat ditentukan, baik dalam rangka pemenuhan
permintaan pasar sasaran maupun perencanaan peningkatan pangsa pasar.
Dengan begitu prakiraan bisnis dalam rangka pengembalian modal
menjadi jelas, baik untuk industri manufaktur maupun jasa
4. Penentuan letak pabrik bagi industri manufaktur atau letak usaha bagi
industri jasa.
5. Penentuan tataletak (layout) di dalam pabrik atau tataletak bagi industri
jasa, seperti pada ruangan- ruangan kantor.
6. Menentukan perencanaan operasional, misalnya dalam hal jumlah
produksi, hendaknya juga dianalisis.
7. Khususnya dalam industri manufaktur, persediaan bahan baku hendaknya
tidak kurang atau tidak berlebih, demikian pula persediaan barang jadi.
Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana rencana mengendalikan
persediaan ini.
8. Pengawasan kualitas produk, baik dalam bentuk barang ataupun jasa,
hendaknya dapat dilakukan dengan baik.

7
C. Kriteria Pemilihan Mesin dan Peralatan Teknologi

Pemilihan mesin dan peralatan teknologi mempunyai hubungan yang erat sekali.
Berikut penjelasan dari pemilihan mesin dan peralatan teknologi :

a.Kesesuaian dengan teknologi Mesin dan peralatan harus sesuai dengan


teknologi yang berlaku sekarang. Jika teknologi yang digunakan tidak
sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada Maka prosesnya akan
ketinggalan sehingga akan kalah dengan para pesaing lainnya.

b. Harga perolehan harga perolehan mesin, peralatan, dan teknologi harus


sesuai dengan besarnya biaya investasi yang dianggarkan agar tidak
membebani keuangan perusahaan dalam jangka panjang.

c. Kemampuan

Kemampuan mesin peralatan yang akan digunakan harus sesuai dengan


luas produksi yang direncanakan. Hal ini untuk menghindari middle
expansion, yang akan menimbulkan pemborosan atau over capacity
sehingga mengakibatkan kerusakan.

d. Ketersediaan pemasok.

Ketersediaan pemasok harus dipertimbangkan sehingga pada saat kegiatan


pcmbangunan dimulai tidak ada kendala dalam hal pengadaan,

e. Tersedianya suku cadang

Ketersediaan suku cadang harus dianalisis secara cermat agar proses


pemeliharaan dan perbaikan karena suatu kerusakan pada mesin dan
peralatan dapat dilakukan dengan mudah.

f. Kualitas

Kualitas mesin menentukan keawetan dan kualitas produk yang akan


dihasilkan. Oleh karena itu, kualitas mesin. dan peralatan perlu
dipertimbangkan, disesuaikan dengan , kemampuan keuangan yang ada.

8
g. Umur ekonomis

harus sesuai dengan keberadaan bisnis yang akan dijalankan, jangan


sampai umur ekonomi mesin terlalu pendek sehingga "habis" sebelum
bisnis mencapai tingkat pengembalian investasi. teknologi yang paling
maju belum tentu sesuai dengan kondisi perusahaan. Oleh karena itu,
pemilihan teknologi harus mempertimbangkan manfaat ekonomi yang
diharapkan. Selain manfaat ekonomi. ada beberapa hal berikut juga perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi.

Kriteria Pemilihan Mesin dan Peralatan Teknologi

1. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya.

2. Kebrhasilan teknologi ditempat lain.

3. Pertimbangan teknologi lanjutan.

4. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan.

5. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya.

6. Petimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja.

D. Penentuan lokasi bisnis, luas produksi, layout pabrik dan bangunan,


penyusunan rencana kapasitas

A. PENENTUAN LOKASI BISNIS


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa prioritas utama aspek teknis/ operasi
adalah menganalisis masalah penentuan lokasi. Pemilihan lokasi sangat penting
mengingat Studi Kelayakan Bisnis
apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan
dikeluarkan nantinya.
Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis usaha atau investasi yang dijalankan.
Terdapat paling tidak empat lokasi yang dipertimbangkan sesuai keperluan
perusahaan yaitu antara lain :

9
1. Lokasi untuk kantor pusat
2. Lokasi untuk pabrik
3. Lokasi untuk gudang
4. Kantor cabang
Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai
berikut :
1. Jenis usaha yang dijalankan
2. Apakah dekat dengan pasar atau konsumen
3. Apakah dekat dengan bahan baku
4. Apakah tersedia tenaga kerja
5. Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik dan air)
6. Apakah dekat dengan pusat pemerintahan
7. Apakah dekat lembaga keuangan
8. Apakah berada di kawasan industri
9. Kemudahan untuk melakukan ekspansi/ perluasan
10. Kondisi adat istiadat/ budaya/ sikap masyarakat setempat
11. Hukum yang berlaku di wilayah setempat

Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada 2 faktor yang menjadi pertimbangan,
yaitu :
1. Faktor Utama (Primer) Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik
adalah :
a. Dekat dengan pasar
b. Dekat dengan bahan baku
c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan
d. Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api atau
pelabuhan laut atau pelabuhan udara
e. Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik
f. Sikap masyarakat

2. Faktor Sekunder
Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau
pembangunan gedung
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di masa yang
akan dating
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahanan
e. Iklim dan tanah
f. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat

10
Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dekat pemerintahan
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia saran dan prasarana

Sedangkan pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan adalah


sebagai berikut :
1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedianya sarana dan prasarana
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi
perusahaan, baik dari segi finansial maupun non-finansial. Keuntungan yang
diperoleh dengan mendapatkan lokasi yang tepat antara lain adalah :
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah
maupun kualifikasinya
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah
yang diinginkan secara terus–menerus
4. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah
diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu–waktu
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi di masa yang akan datang
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah
setempat

METODE PENILAIAN LOKASI


Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Pertimbangan di atas
harus dinilai secara matang. Untuk menialai lokasi yang sesuai dengan keinginan
perusahaan dapat digunkan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Paling tidak ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menilai suatu lokasi
sebelum diputuskan, yakni :
1. Metode penilaian hasil value
2. Metode perbandingan biaya (cost comparison method)
3. Metode analisis ekonomi (economic analysis method)

11
Faktor- faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil value
antara lain adalah :
1. Pasar
2. Bahan baku
3. Transportasi
4. Tenaga kerja
5. Pertimbangan lainnya

Sedangkan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode perbandingan


biaya adalah :
1. Bahan baku
2. Bahan bakar dan listrik
3. Biaya operasi
4. Biaya umum
5. Biaya lainnya

Kemudian faktor–faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode analisis


ekonomi adalah :
1. Biaya sewa
2. Biaya tenaga kerja
3. Biaya pengangkutan
4. Biaya bahan bakar dan listrik
5. Pajak
6. Perumahan
7. Sikap masyarakat
8. Dan lainny

No. Kebutuhan Nilai Cirebon Bandung Serang


lokasi
yang ideal
1 Pasar 40 25 35 20
2 Bahan Baku 30 20 25 15
3 Tenaga Kerja 15 7 13 8
4 Transportasi 10 10 9 11
5 Lainnya 5 4 5 4

12
Jumlah 100 66 87 58
Metode Penilaian Hasil Value
PT Sinar Layang bermaksud mendirikan pabrik tekstil. Pilihan lokasi yang
diinginkan adalah di Serang, Cirebon dan bandung. Pertimbangannya adalah
berdasarkan metode penilaian hasil value.

Berdasarkan metode penilaian hasil value maka lokasi yang tertinggi yang dipilih
yaitu kota Bandung dengan nilai 87.

Metode Perbandingan Biaya (Cost Comparison Method)


Metode perbandingan biaya didasarkan kepada kebutuhan biaya–biaya utama
seperti ; biaya bahan baku, biaya operasi (pengolahan), biaya distribusi, biaya

No Kebutuhan Cirebon Bandung Serang


1 Bahan Baku 150 160 140
2 Bahan Bakar 40 45 40
3 Biaya Operasi 60 65 55

4 Biaya Umum 70 75 65
5 Biaya Lainnya 10 10 5
Jumlah 330 355 305
umum dan biaya lainnya.
Berdasarkan metode perbandingan biaya maka lokasi yang dipilih adalah
Bandung dengan biaya termurah, yaitu hanya Rp 305 per unit.

Metode Analisis Ekonomi (Economic Analysis Method)


Penilaian dengna metode analisis ekonomi didasarkan pada berbagai jenis biaya
yang akan menjadi beban usaha termasuk biaya perumahan dan biaya sosial
seperti sikap masyarakat.

No Kebutuhan Cirebon Bandung Serang


1 Biaya Sewa 200.000 150.000 175.000
2 Biaya Tenaga Kerja 900.000 1.000.000 850.000
3 Biaya Pengangkutan 300.000 400.000 350.000

13
4 Biaya Bahan Bakar dan 180.000 180.000 180.000
Listrik
5 Pajak 50.000 60.000 50.000
Total Biaya Operasi 1.630.000 1.790.000 1.605.000
6 Perumahan Baik Cukup Baik
7 Sikap Masyarakat Kurang Baik Baik Baik

Lokasi yang dipilih dengn metode economic analysis adalah Bandung

B. PENENTUAN LUAS PRODUKSI


Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang
dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan
peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Luas produksi dapat
dilihat dari segi ekonomis dan segi teknis. Dari segi ekonomis yang dilihat adalah
berapa yang paling efisien. Sedangkan, dari segi teknisnya yang dilihat adalah
jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan serta
persyaratan teknis.

Secara umum luas produksi ekonomis ditentukan antara lain oleh :

1. Kecenderungan permintaan yang akan datang


2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan lain-
lain
3. Tersedianya teknologi, mesin dan peralatan di pasar
4. Daur hidup produk dan produk subtitusi dari produk tersebut

Kemudian untuk menentukan jumlah produksi yang menghasilkan keuntungan


yang maksimal dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan berikut :

1. Pendekatan konsep marginal cost dan marginal revenue


2. Pendekatan break event point
3. Metode linier programming

C. PENENTUAN LAYOUT PABRIK DAN BANGUNAN


Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fasilitas
yang dapat menentukan efisiensi produksi/ operasi. Layout dirancang berkenaan

14
dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga dapat tercapai
efisiensi operasi.
Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai keuntungan antara lain sebagai
berikut :
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan
2. Pemakaian ruangan yang efisien
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi
4. Aliran material menjadi lancer
5. Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah
6. Kebutuhan persediaan yang rendah
7. Memberikan kenyaman, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik

Pada umumnya jenis layout didasarkan pada situasi sebagai berikut :

a. Posisi Tetap (Fixed Position)


Layout jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk tau hal–hal
lain yang menyebabkan tak mungkin untuk memindahkan produknya. Jadi produk
tetap di tempat, sedangkan peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi produk.
Contohnya, gedung pembuatan kapal.

b. Orientasi Proses (Process Oriented)


Layout orientasi proses didarkan pada proses produksi barang atau pelayanan jasa.
Biasanya layout jenis ini dapat secara bersamaan menangani suatu produk atau
jasa yang berbeda. Contohnya, rumah sakit. Process layout (functional layout),
merupakan jenis layout dengan menempatkan mesin–mesin atau peralatan yang
sejenis atau memiliki fungsi yang sama dalam suatu kelompok atau satu ruangan.
Contohnya, untuk industri tekstil, semua mesin pemotong dikelompokkan dalam
satu area atau semua mesin jahit dikelompokkan dalam satu area. Jenis layout ini
biasanya untuk usaha job order (sesuai pesanan).

c. Tata Letak Kantor (Office Layout)


Layout jenis ini berkaitan dengan layout posisi pekerja, peralatan kerja, tempat
yang diperuntukan untuk perpindahan informasi. Jika, perpindahan informasi
semuanya diselesaikan dengan telepon/ alat telekomunikasi, masalah layout akan
sangat mudah, jika perpindahan orang dan dokumen dilakukan secara alamiah
layout perlu dipertimbangkan dengan matang

d. Tata Letak Pedagang Eceran/ Pelayanan (Retail And Service Layout)


Yaitu layout yang berkenaan dengan pengaturan dan alokasi tempat serta arus
bermacam produk atau barang agar lebih banyak barang yang dapat dipajang

15
sehingga lebih besar penjualannya.

e. Tata Letak Gudang (Warehouse Layout)


Layout ini lebih ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang dan
memaksimalkan pemanfaatan ruangan gudang. Jadi, tujuan dari layout ini adalah
untuk memperoleh optimum trade- off antara biaya penanganan dan ruang
gudang.

f. Tata Letak Produk (Product Layout)


Layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang terbaik dalam
produksi yang berulang – ulang dan berlanjut atau kontinu. Biasanya layout ini
cocok apabila proses produksinya telah distandarisasikaan serta diproduksi dalam
jumlah yang benar. Setiap produk akan melewati tahapan operasi yang sama dari
awal sampai akhir. Contohnya, perakitan mobil.Untuk memperoleh layout yang
baik maka perusahaan perlu menentukan hal–hal berikut :

1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan


Dengan mengetahui tentang pekerja, mesin dan peralatan yang dibutuhkan maka,
kita dapat menentukan layout dan penyediaan tempat atau ruangan untuk setiap
komponen tersebut.

2. Peralatan untuk menangani material atau bahan


Alat yang digunakan juga sangat tergantung pada jenis material atau bahan yang
dipakai, misalnya ; derek dan kereta otomatis untuk memindahkan bahan.

3. Lingkungan dan estetika


Keleluasaan dan kenyamanan tempat kerja juga mendasari keputusan tentang
layout, seperti ; jendela, sirkulasi ruang udara.

4. Arus informasi
Pertimbangan tentang cara terbaik untuk memindahkan informasi atau melakukan
komunikasi perlu juga dibuat.

5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda


Pertimbangan di sini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat dan
bahan.
Contohnya untuk layout peralatan pabrik, faktor–faktor yang menjadi
pertimbangan adalah sebaagai berikut :

16
1. Produk yang dihasilkan
2. Kebutuhan terhadap ruangan
3. Urutan produksi
4. Jenis dan berat peralatan / mesin
5. Aliran bahan baku
6. Udara dan cahaya di ruangan
7. Pemeliharaan
8. Fleksibelitas (kemudahan berpindah–pindah)

PERENCANAAN KAPASITAS
Konsep Kapasitas Adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam
periode tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin
selama periode waktu tersebut.

Perencanaan Kapasitas Adalah kegiatan penentuan dan pembaharuan kebutuhan-


kebutuhan kapasitas
-Jenis jenis kapasitas
1. Design capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik yang dirancang
2. Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukkan
bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya
3. Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan
sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan para operator
mesin
4. Actual/operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu
selama periode-periode waktu yang telah lewat
5. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dapat dicapai
melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan dengan kerja lembur,
menambah tenaga kerja, menghapus penundaanpenundaan, mengurangi jam
istirahat

TUJUAN
Pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yg tinggi,
penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
Kapasitas desain (design capacity) adalah output maksimum sistem secara teoritis
pada suatu periode waktu tertentu dengan kondisi ideal.

Kapasitas efektif : kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai oleh perusahaan


dengan keterbatasan operasi yang ada sekarang.

17
PENGUKURAN KAPASITAS
1. Utilitas : % kapasitas desain yang sesunguhnya telah dicapai.

2. Efisiensi : % kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai

CONTOH
Perusahaan Sari Roti memiliki pabrik yang memproduksi roti “Deluxe” untuk
sarapan dan ingin
memahami
kapasitasnya dgn
lebih baik.
Tentukan
kapasitas desain
(utilitas) dan
kapasitas efktif (efisiensi), jika fasilitas memproduksi = 148.000 roti, kapasitas
efektif pabrik = 175.000 roti. beroperasi 7 hari/ minggu dgn 3 giliran kerja
masing-masing 8 jam/hari. dirancang utk mem-produksi roti isi kacang hijau dan
keju dgn tingkat output = 1.200 roti/jam.
PENYELESAIAN
Kapasitas desain =(7hari x 3giliran kerja x 8)x (1.200 roti/jam) =201.600 roti.

ANALISIS BREAK EVEN


Titik break-even merupakan titik di-mana penghasilan total sama dengan biaya
total. Atau dalam bentuk rumusan
menjadi :
PxQ=F+(VxQ)

18
dengan keterangan :
P = harga per unit
Q = kuantitas yang dihasilkan
F = biaya tetap total
V = biaya variabel per unit.

Jika Q kuantitas tidak diketahui , maka


Dimana :

FC = fixed cost (biaya tetap),


VC = variable cost (biaya variabel),
S = sales (penjualan).

CONTOH
Perusahaan
Sevenjaya yang
bergerak di
bidang produksi
kain, memiliki :
Biaya tetap
sebesar Rp. 300.000,-.
Biaya variabel per unit Rp.40,-
Harga jual per unit Rp. 100,-
Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.

PERHITUNGAN BEP
1.Cara trial
yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu volume produksi/penjualan
tertentu.
Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambil volume
penjualan/produksi yang lebih rendah, dan sebaliknya.
Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan produksi
dimana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.

19
Misal dari contoh,
diambil volume
produksi 6.000 unit,
maka dapat dihitung
keuntungan operasi
adalah:

hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit Jadi, pada volume
produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa
BEP-nya terletak di bawah 6.000 unit.

Misal kita ambil volume


produksi 5.000 unit, dan
hasil perhitungannya
adalah :

Ternyata pada volume


produksi penjualan 5.000
unit tercapai break-even
point yaitu yang di mana
keuntungan netonya sama
dengan nol.

20
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi, penentuan lokasi,
dan metode evaluasi

1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN


LOKASI

Memilih lokasi menjadi semakin rumit dengan adanya globalisasi


tempat kerja, yang terjadi karena adanya pembangunan:

 Ekonomi pasar

 Komunikasi internasional yang lebih baik

 Perjalanan dan pengiriman yang lebih cepat dan dapat diandalkan

 Kemudahan perpindahan arus modal antar negara

 Diferensiasi biaya tenaga kerja yang tinggi

Selain globalisasi, masih ada sejumlah faktor lain yang mempengaruhi


keputusan lokasi. Diantaranya, produktivitas tenaga kerja, valuta asing dan
perubahan sikap terhadap industri, serikat kerja, penetapan zona, polusi,
pajak, dan sebagainya. Berikut beberapa yang harus dipertimbangkan
dalam memilih lokasi.

1. Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk menjadi salah satu indikator besarnya potensi


keberhasilan dan kesuksesan sebuah bisnis pada suatu pasar usaha
yang. Namun hal tersebut belum menjadi ukuran final dalam penentu
kesuksesan sebuah bisnis.

2. Penghasilan

21
Jika kepadatan penduduk tidak linear dengan daya beli
masyarakatnya, maka berarti lokasi itu tidak tepat sebagai tempat/pusat
perbelanjaan. Karena itu, perlu dicermati bagaimana penghasilan
penduduk di suatu trade area tertentu. Apakah lingkungan dekat
menyukai jika mereka ditawarkan produk dari usaha franchise atau
pusat perbelanjaan yang Anda miliki

3. Jumlah usaha

Adakalanya, lokasi yang dipilih merupakan shopping centre atau


sentra perdagangan. Banyaknya usaha pada suatu lokasi juga dapat
mempengaruhi bisnis yang akan di tetapkan. Bergantung kepada tipe
bisnis seperti apa yang berada pada area tersebut.

4. Tempat

Ada beberapa tipe tempat dapat dijadikan pilihan untuk suatu usaha
atau bisnis. Tempat-tempat tersebut seperti mal (shopping mall), sentra
usaha, perumahan, pinggir jalan dan sebagainya. Kebanyakan suatu
usaha memiliki tempat tersendiri dalam penempatan lokasinya.
Contohnya saja Circle-K yang lebih cocok berada di kawasan
perumahan daripada di tempat kawasan industry.

5. Jumlah Traffic

Banyaknya aktifitas kendaraan atau orang-orang yang berada pada


suatu lokasi juga mempengaruhi suatu usaha. Banyaknya aktifitas-
aktifitas tersebut membuktikan bahwa lokasi tersebut sering dilalui
banyak yang melewati tempat tersebut. Kemudian akses lokasi juga
perlu diperhatikan sehingga memudahkan orang-orang untuk
memasuki area usaha itu.

6. Pusat keramaian

22
Sama dengan point di atas, jika lokasi berada di bagian mal
misalnya Mall Depok Town Square, kebanyakan pusat lalu lalang yang
terbaik adalah di outlet-outlet makanan. Kadang-kadang, di seberang
jalan mal juga menjadi tempat yang di penuhi orang lalu lalang dan
biasanya harga sewanya juga lebih murah. Bisa juga lokasinya di
rumah sakit, kampus atau di pusat-pusat orang datang.

7. Akses karyawan

Jarak usaha dengan akses usaha juga perlu diperhatikan. Apabila


usaha yang jarak tempuhnya sangat jauh dari tempat tinggal karyawan
akan menjadi kontra produktif buat seorang karyawan. Karena itu,
lokasi sebaiknya terbilang cukup dekat terutama bagi karyawan utama.

8. Zona

Jika lokasi yang dipilih bukan daerah perdagangan semacam


shopping mall atau tidak cocok dengan usaha, sebaiknya tidak
dipaksakan. Contohnya saja zona industri dibangun sebuah usaha
carefour. Hal seperti ini dapat mengurangi

9. Kompetisi

Pertimbangan mengenai tingkat kompetisi usaha juga perlu. Jika di


lokasi tersebut sudah jenuh dengan usaha yang menawarkan produk
sejenis, bisa jadi lokasi itu menjadi tidak strategis untuk ditetapkan
sebagai lokasi bisnis atau usaha.

10. Appearance

Keamanan, kredibilatas, harga sewa, kenyamanan serta keamanan


suatu lokasi juga dapat mempengaruhi suatu usaha. Kondisi
lingkungan sekitar bisnis juga perlu diperhatikan. Jika lokasi tersebut
memenuhi criteria itu, maka memungkinkan penempatan lokasi usaha.

23
Hal ini juga memungkinkan usaha yang dijalankan dapat menarik dan
menjaring pasar di daerah sekitar. Karena dalam suatu kasus tertentu,
karena lokasi usaha yang memenuhi criteria ini dibutuhkan oleh pasar
lain. Contohnya saja, suatu mall dapat menarik pasar real estate untuk
melakukan pembangunan di sekitarnya.

Disamping kriteria diatas, berikut kriteria demografik lainnya dalam


memilih lokasi paling startegis dalam penempatan suatu usaha. Diantara lain
adalah:

 Usia penduduk yang menjadi target pasar Anda.

 Jumlah kepala keluarga, baik penduduk yang bekerja kantoran ataupun


jumlah penduduk yang berpendidikan serta

 Rata-rata income dari setiap keluarga maupun individu pada suatu


lokasi, karena presentasenya akan mempengaruhi kategori jumlah
konsumen potensial suatu usaha.

 Jumlah penduduk, baik pria maupun wanita. Jumlah tersebut akan


mempengaruhi target persentase pasar usaha.

Saat ini banyak perusahaan yang mempertimbangkan untuk


membuka kantor,pabrik,toko eceran, atau bank yang baru di luar Negara
mereka. Keputusan lokasi sudah keluar melebihi batas negara.

Urutan keputusan lokasi sering dimulai dengan pemilihan di negara


mana perusahaan akan beroperasi. Satu pendekatan untuk memilih sebuah
negara adalah dengan mengidentifikasi apa yang diyakini oleh organisasi
pusat sebagai factor penunjang keberhasilan (critical success factor-CSFs)
yang diperlukan untuk mencapai keunggulan bersaing. Enam
kemungkinan CSFs suatu negara diantaranya:

1. Risiko politik, peraturan, sikap, dan insentif pemerintah

2. Permasalahan budaya dan ekonomi

3. Lokasi pasar

24
4. Ketersediaan, sikap, produktivitas, dan upah tenaga kerja

5. Ketersediaan pasokan, komunikasi, dan energy

6. Risiko nilai tukar dan mata uang

Setelah perusahaan memutuskan negara mana yang paling baik untuk


lokasinya, selanjutnya perusahaan memusatkan perhatian pada sebuah
daerah dan komunitas dari negara yang dipilih. Beberapa pertimbangannya
yaitu:

1. Keinginan perusahaan

2. Segi-segi yang menarik dari daerah tersebut (budaya,pajak,iklim, dan


lain-lain)

3. Ketersediaan dan upah tenaga kerja, serta sikap mereka terhadap


serikat pekerja

4. Biaya dan ketersediaan layanan umum

5. Peraturan lingkungan hidup setempat

6. Insentif dari pemerintah

7. Kedekatan kepada bahan mentah dan pelanggan

8. Biaya tanah/pembangunan

Langkah akhir dari proses keputusan lokasi adalah memilih lokasi


khusus dalam satu komunitas. Perusahaan harus memilih satu lokasi yang
paling sesuai untuk pengiriman dan penerimaan, batas zona, layanan
umum, ukuran, dan biaya. Factor yang mempengaruhinya, yaitu:

1. Ukuran dan biaya lokasi

2. System transportasi udara, kereta, jalan bebas hambatan, dan


transportasi air lain

3. Pembatasan daerah

25
4. Kedekatan kepada jasa/pasokan yang dibutuhkan

5. Permasalahan dampak lingkungan hidup

Selain globalisasi, sejumlah factor lain juga mempengaruhi keputusan


lokasi, diantaranya: produktivitas tenaga kerja, valuta asing, budaya,
perubahan sikap terhadap industry, juga kedekatan terhadap pasar,
pemasok, dan pesaing.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETUAN


LOKASI

Pemilihan lokasi yang strategis merupakan kerangka kerja yang


perspektif bagi pengembangan suatu kegiatan yang bersifat komersil.

26
Artinya, lokasi tersebut harus memiliki atau memberikan pilihan-pilihan
yang menguntungkan dari sejumlah akses yang ada. Semakin strategis
suatu lokasi suatu tempat kedudukan perusahaan, berarti akan semakin
besar peluang keuntungan yang akan diperoleh. Dengan demikian, tujuan
penentuan lokasi suatu tempat kedudukan perusahaan yaitu untuk
memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih
pangsa pasar yang lebih luas. Pemilihan letak suatu tempat kedudukan
perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Bahan mentah

bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi


dalam kegiatan industry sehingga keberadaannya harus selalu tersedia
dalam jumlah yang besar demi kelancaran dan keberlanjutan proses
produksi. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industry
cadangannya cukup besar dan banyak ditemukan maka akan
mempermudah dan memperbanyak pilihan atau alternative
penempatan lokasi industry. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan
industry cadangannya terbatas dan hanya ditemukan ditempat tertentu
saja maka akan menyebabkan biaya operasional semakin tinggi dan
pilihan untuk penempatan lokasi industry semakin terbatas

2. Modal

Modal yang digunakan dalam proses produksi merupakan hal yang


sangat penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah produk yang
dihasilkan, pengadaan bahan mentah, tenaga kerja yang dibutuhkan,
teknologi yang akan digunakan dan luasnya sistim pemasaran. Dengan
demikian, suatu industry yang memiliki modal besar memilik
alternative yang banyak dalam menentukan lokasi industrinya.
Sebaiknya, bagi industry yang modalnya sedikit kurang memiliki
banyak pilihan dalam menetukan lokasinya

3. Tenaga kerja

27
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga
kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya,
adakalanya suatu industry membutuhkan tenaga kerja yang banyak
walaupun kurang pendidikan. Tetapi ada pula industry yang hanya
membuthkan tenaga-tenaga tenaga kerja yang berpendidikan dan
terampil. Dengan demikian penempatan lokasi berdasarkan tenaga
kerja sangat tergantung pada jenis dan karakteristik kegiatan
industrynya

4. Sumber energy

Kegiatan industry sangat membutuhkan energy untuk


menggerakkan mesin-mesin produksi, misalnya kayu bakar, batu bara,
gas alam. Suatu tenaga industry yang banyak membutuhkan energy,
umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energy
tersebut

5. Transportasi

Kegiatan industry harus ditunjang oleh kemudahan sarana


transportasi dan perhubungan. Hal ini untuk melancarkan pasokan
bahan baku dan menjamin distribusi pemasaran produk yang
dihasilkan. Sarana transporttasi yang dapat digunakan untuk kegiatan
industry diantaranya transportasi darat, laut dan udara

6. Pasar

Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam


mempertimbangkan lokasi industry sebab pasar sebagai sarana untuk
memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan. Lokasi suatu
industry diusahakan sedekat mungkin menjangkau konsumen agar
hasil produksi mudah dipasarkan

7. Teknologi yang digunakan

Penggunaan teknologi yang kurang tepat dapat menghambat


jalannya suatu kegiatan industry. Penggunaan teknologi yang

28
disarankan untuk pengembangan industry pada masa mendatang
adalah industry yang memiliki tingkat pencemaran yang rendah, hemat
air, hemat bahan baku dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Bahkan pasar internasional sudah mensyaratkan penggunaan teknologi
yang ramah lingkungan dan sumber daya sebagai salah satu syarat agar
produknya dapat diterima dipasaran melalui ISO 9000 dan ISO 14000

8. Perangkat hukum

Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-


undangan sangat penting demi menjamin kepastian berusaha dan
kelangsungan industry antara lain tata ruang, fungsi wilayah, UMR,
perizinan, system perpajakan dan keamanan. Termasuk jaminan
keamanan dan hukum penggunaan bahan baku, proses produksi dan
pemasaran. Peraturan dan perundangan-undangan harus menjadi
pegangan dalam melaksanakan kegiatan industry karena menyangkut
modal yang digunakan, kesejahteraan tenaga kerja dan dampak
negative (limbah) yang ditimbulkan

9. Kondisi lingkungan

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada


disekitarnya yang dapat menunjang kelancaran produksi. Suatu lokasi
industry yang kurang mendukung seperti keamanan dan ketertiban,
jarak ke pemukiman, struktur batuan yang tidak stabil, iklim yang
kurang cocok, terbatasnya sumber air dan lain-lain. Hal ini dapat
menghambat keberlangsungan kegiatan industry

Semua faktor yang mempengaruhi lokasi industry tersebut, tentunya


tidak seluruhnya dapat diakomodasi . terkadang suatu lokasi industry
mendekati tempat beradanya sumber bahan baku tetapi jauh dari daerah
pemasaran atau sebaliknya. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan
untuk menentukan lokasi industry yang ideal sehingga lahirlah beberapa
teori lokasi dari para ahli yang didasarkan pada faktor-faktor produksi
paling dominan dari suatu kegiatan industry

29
3. METODE EVALUASI ALTERNATIF LOKASI

Empat metode penting yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah


lokasi:

a) Metode Pemeringkatan Faktor

Sebenarnya ada banyak faktor kualitatif maupun kuantitatif yang


harus dipertimbangkan dalam memilih suatu lokasi. Beberapa dari
faktor-faktor berikut lebih penting dari yang lain sehingga manajer
dapat mempertimbangkan agar proses keputusan bias lebih obyektif.

Metode pemeringkatan faktor sangat sering digunakan karena


mencakup variasi faktor yang sangat luas, mulai dari pendidikan,
rekreasi sampai keahlian tenaga kerja.

Metode ini terdiri dari enam tahap :

1. Mengembangkan daftar faktor-faktor terkait yang disebut factor


penunjang keberhasilan-CSFs

2. Menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan


seberapa jauh faktor itu penting bagi pencapaian tujuan
perusahaan.

3. Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor misal (1 – 10 atau


1 – 100 poin)

4. Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap


faktor dan menentukan jumlah total untuk setiap lokasi.

5. Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan


menentukan jumlah total untuk setiap lokasi.

30
6. Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal,
dengan mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.

Faktor penunjang keberhasilan (Critical Success Factor) yang


mempengaruhi pemilihan lokasi Biaya tenaga kerja (termasuk upah,
pembentukan serikat pekerja, produktivitas) Ketersediaan tenaga kerja
(termasuk sikap, umur, distribusi dan keterampilan) Kedekatan dengan
bahan mentah dan pemasok Kedekatan dengan pasar Peraturan fiscal
pemerintah (termasuk insentif, pajak, kompensasi pemngangguran)
Peraturan lingkungan hidup Layanan umum (termasuk bahan bakar,
listrik, air dan biayanya) Biaya lokasi (termasuk tanah, ekspansi, lahan
parker, pembuangan air) Ketersediaan transportasi (termasuk kereta
api, transportasi udara, air dan jalan penghubung antar
Negara)Permasalahan kualitas hidup dalam masyarakat (termasuk
tingkat pendidikan, biaya hidup, kesehatan, olah raga, kegiatan budaya,
transportasi, perumahan, hiburan dan fasilitas keagamaan) Valuta asing
(termasuk kurs mata uang, stabilitas) Kualitas pemerintahan (termasuk
stabilitas, kejujuran, sikap terhadap bisnis baru baik dalam maupun
luar negeri.

b) Analisis Titik Impas Lokasi

Merupakan penggunaan analisis biaya-volume produksi untuk


membuat suatu perbandingan ekonomis terhadap alternative-alternatif
lokasi. Dengan mengidentifikasi biaya variabel dan biaya tetap serta
membuat grafik kedua biaya ini untuk setiap lokasi, kita dapat
menentukan alternatif mana yang biayanya paling rendah. Analisis titik
impas lokasi dapat dilakukan secara matematis atau grafis. Pendekatan
grafis memiliki kelebihan karena memberikan rentang jumlah volume
dimana lokasi dapat dipilih.

Tiga tahap dalm analisis titik impas lokasi

1. Tentukan biaya tetap dan biaya variable untuk setiap lokasi

31
2. Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertical dan
volume produksi tahunan pada garis horizontal di grafik itu.

3. Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume
produksi yang diinginkan.

c) Metode Pusat Gravitasi

Merupakan teknik matematis dalam menemukan lokasi pusat


distribusi yang akan meminimasi biaya distribusi. Dalam menemukan
lokasi yang terbaik untuk menjadi pusat distribusi, metode ini
memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang dikirim ke pasar
itu, dan biaya pengangkutan.

Langkah pertama metode pusat gravitasi adalah menempatkan


lokasi pada suatu system ordinat. Titik asal system koordinat dan skala
yang digunakan keduanya memiliki sifat berubah-ubah, selama jarak
relative (antar lokasi) dinyatakan secara tepat. Hal ini dapat dikerjakan
dengan mudah dengan menempatkan titik-titik pada peta biasa. Pusat
gravitasi ditentukan dengan persamaan berikut :

Koordinat x pusat gravitasi = (∑_i▒〖d_ix Q_i 〗)/(∑_i▒Q_i )

Koordinat y pusat gravitasi = (∑_i▒〖d_iy Q_i 〗)/(∑_i▒Q_i )

Dimana :

Dix = koordinat x lokasi i

Diy = koordinat y lokasi i

Qi = kuantitas barang yang dipindahkan kea tau dari lokasi i

32
Perhatikan bahwa persamaan di atas mengandung istilah Qi yang
merupakan banyaknya pasokan yang dipindahkan kea tau dari lokasi i.

Karena jumlah container yang dikirim setiap bulan mempengaruhi


biaya, maka jarak tidak dapat menjadi satu-satunya criteria utama .
metode pusat grafitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung
berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal
adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan
took ecerannya. Dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan
jumlah container yang dikirim.

d) Model Transportasi

Tujuan dari metode ini adalah untuk menentukan pola


pengangkutan yang terbaik dari beberapa titik penawaran
(pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat
meminimalkan produksi total dan biaya transportasi. Setiap perusahaan
dengan suatu jaringan titik pasokan dan permintaan menghadapi
permasalahan yang sama. Jaringan pasokan Volkswagen yang rumit
memberikan sebuah ilustrasi. Sebagai contoh VW meksiko
mengirimkan mobil dan suku cadangnya untuk dirakit di Nigeria, dan
mengirimkan hasil rakitan ke Brazil, sementara VW meksiko sendiri
menerima suku cadang dan hasil rakitan dari kantor pusat di Jerman.

Walaupun teknik pemrograman linear dapat digunakan untuk


menyelesaikan jenis masalah ini, algoritma bertujuan khusus yang
lebih efisien telah dikembangkan untuk aplikasi transportasi. Model
transportasi memberikan solusi awal yang pantas dan kemudian
perbaikan bertahap dilakukan hingga solusi optimal dicapai.

F. Proses produksi, desain produksi barang dan jasa, seleksi desain


produksi barang dan jasa, dan siklus hidup produk

33
Proses produksi
1. Proses produksi

Proses produksi disebut juga sebagai kegiatan mengolah bahan


baku dan bahan pembantu dengan memanfaatkan peralatan sehingga
menghasilkan suatu produk yang lebih bernilai dari bahan awalnya.

Hasil dari kegiatan produksi adalah barang dan jasa. Barang


merupakan sesuatu yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia, serta
mempunyai masa waktu. Sedangkan jasa merupakan sesuatu yang
tidak memiliki sifat-sifat fisik dan kimia, serta tidak mempunyai
jangka waktu antara produksi dengan konsumsi.

Adapun beberapa tujuan proses produksi adalah sebagai berikut:

 Untuk menghasilkan suatu produk (barang/ jasa).


 Untuk menjaga keberlangsungan hidup suatu perusahaan.
 Untuk memberikan nilai tambah/ value terhadap suatu produk.
 Untuk mendapatkan keuntungan sehingga tercapai tingkat
kemakmuran yang diinginkan.
 Untuk mengganti produk yang rusak, kadaluarsa, atau telah
habis.
 Untuk memenuhi permintaan pasar, baik pasar domestik
maupun internasional.
2. Karakteristik Proses Produksi

Dalam proses mengelola kegiatan produksi terdapat ciri-ciri


tertentu. Berikut ini adalah beberapa karakteristiknya berdasarkan
proses, sifat, dan jangka waktunya:

a. Berdasarkan proses

 Produksi langsung, kegiatan ini mencakup produksi primer dan


produksi sekunder. Produksi primer, yaitu kegiatan produksi
yang diambil dari alam secara langsung. Misalnya, pertanian,
pertambangan, perikanan, dan lain-lain. Produksi sekunder,

34
yaitu proses produksi dengan menambahkan nilai lebih pada
suatu barang yang ada. Misalnya kayu untuk membuat rumah,
baja untuk membuat jembatan, dan lain-lain.
 2) Produksi tidak langsung, yaitu kegiatan produksi dengan
memberikan hasil dari keahlian atau jasa. Misalnya, jasa
montir, jasa kesehatan, jasa konsultasi, dan lain-lain.

b. berdasarkan sifat proses produksi

 Proses ekstraktif, yaitu kegiatan produksi dengan mengambil


produk secara langsung dari alam.
 Proses analitik, yaitu kegiatan produksi yang melakukan
pemisahan suatu produk menjadi lebih banyak dengan bentuk
yang mirip seperti aslinya.
 Proses fabrikasi, yaitu kegiatan mengubah suatu bahan baku
menjadi suatu produk yang baru.
 Proses sintetik, yaitu kegiatan menggabungkan beberapa
bahan menjadi suatu bentuk produk. Proses ini disebut juga
dengan perakitan.

c. berdasaran jangka waktu produksi

 Produksi terus menerus, yaitu produksi yang memakai


berbagai fasilitas untuk menciptakan produk secara
terus menerus. Proses ini umumnya dalam skala besar
dan tidak terpengaruh waktu dan musim.
 Produksi terputus-putus, yaitu produksi yang
kegiatannya berjalan dilakukan tidak setiap saat,
tergantung musim, pesanan, dan faktor lainnya.

3. Jenis jenis proses produksi

35
Dalam pelaksanaannya, proses ini memerlukan waktu yang berbeda-beda,
ada yang singkat, dan ada juga yang prosesnya cukup panjang.
Berdasarkan cara pelaksanaannya, proses produksi dapat dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu:

a. Produksi Jangka Pendek

Ini adalah kegiatan produksi yang cepat dan langsung


menghasilkan produk (barang/ jasa) bagi konsumen. Contohnya
adalah produksi makanan seperti roti bakar, cakwe, gorengan, dan
lain-lain.

b. Produksi Jangka Panjang

Ini adalah kegiatan produksi yang membutuhkan waktu


yang cukup lama. Misalnya, menanam padi, menanam kopi,
membangun rumah, dan lain-lain.

c. Produksi Terus-Menerus

Ini adalah kegiatan produksi yang melakukan pengolahan


berbagai bahan baku secara bertahap hingga menjadi suatu barang
jadi, dimana prosesnya berlangsung secara terus menerus.
Misalnya, pabrik yang memproduksi kertas, gula, karet, dan lain-
lain.

d. Produksi Berselingan

Ini adalah kegiatan produksi yang mengolah bahan-bahan


baku dengan cara menggabungkannya menjadi suatu barang jadi.
Misalnya proses pembuatan sepeda motor, dimana setiap
bagiannya diproduksi secara terpisah (stir, ban, mesin, knalpot, dan
lainnya). Proses penggabungan bagian-bagian tersebut
menghasilkan sebuah sepeda motor.

. DESAIN PRODUK BARANG DAN JASA

36
1. DESAIN PRORDUK BERUPA BARANG
Produk yang berupa barang adalah sesuatu yang berbentuk sehingga dapat
disimpan dan dapat diperjualbelikan. Produk yang berupa barang dapat dipindah-
pindahkan letak fasilitasnya, dapat ditentukan besaran biayanya, dan aktivitas
penjualannya berbebda dengan produksi, dimana aktivitas produksinya mudah
diotomatisasi. Dalam pengembangan desain atau redesain dari suatu produk,
haruslah dilakukan dengan dasar: apa alasan untuk dilakukannya dan apa
tujuannya. Alasan dilakukannya desain atau desain produk adalah untuk
dicapainya keberhasilan dan kemakmuran suatu organisasi perusahaan. Untuk itu,
maka perlu diperhatikan berbagai kegiatan dan tanggung jawab yang mencakup
atau mempengaruhi bidang-bidang fungsional yang terkait dalam organisasi
terutama pemasaran dan operasi produksi.Kegiatan dan tanggung jawab itu
adalah:

1. Menterjemahkan keinginan dan kebutuhan pelanggan ke dalam produk


yang akan dibuat baik dalam operasi produksi maupun pemasarannya.

2. Merumuskan kembali produk yang sekarang dalam pemasarannya dan

menjaring produk yang ada di pasar.


3. Mengembangkan produk baru baik dalam operasi produksi maupun
dalam pemasaran.

4. Memformulasikan sasaran dari desain atau redesain produk dalam mutu


atau kualitas dengan kaitannya untuk pemasaran dan operasi produksi.

2.DESAIN PRODUK BERUPA JASA

Banyak pembahasan sejauh ini memusatkan perhatian pada apa yang


disebut sebagai produk nyata, yakni barang. Di sisi lain, terdapat produk yang
tidak nyata, yaitu jasa. Termasuk dalam industri jasa adalah perbankan, keuangan,
asuransi, transportasi, dan komunikasi. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan
jasa mulai dari prosedur kesehatan, pencucian dan pemotongan rambut di salon,
hingga film yang bagus.

37
Merancang jasa merupakan tantangan, karena umumnya mempunyai
karakteristik yang unik. Satu alasan mengapa perbaikan produktivitas dalam jasa
begitu penting adalah karena baik desain dan pengantaran produk jasa
memasukkan adanya interaksi pelanggan. Saat pelanggan berpartisipasi dalam
proses desain, pemasok jasa mungkin mempunyai daftar menu jasa di mana
pelanggan dapat memilih pilihannya. Dalam hal ini, pelanggan dapat
berpartisipasi dalam desain jasa. Spesifikasi desain berupa sebuah kontrak atau
penjelasan tertulis dengan foto (seperti pada operasi plastik atau tatanan rambut).
Sama halnya, pelanggan dapat berperan dalam pengantaran sebuah jasa atau pada
keduanya, desain dan pengantaran , merupakan situasi yang menambah tantangan
pada desain produk.

Pendekatan kedua desain jasa adalah membagi jasa menjadi bagian-bagian


kecil dan mengidentifikasi bagian tersebut yang menyebabkan otomatis asi atau
mengurangi interaksi pelanggan. Sebagai contoh, dengan memisahkan proses
pencairan cek melalui mesin ATM, bank telah merancang sebuah produk yang
meningkatkan sebuah pelayanan dan mengurangi biaya dengan sangat efektif.
Sama halnya, perusahaan penerbangan sekarang memulai jasa pelayanan tanpa
tiket. Karena perusahaan penerbangan menghabiskan $15 hingga $30 untuk
memproduksi selembar tiket (termasuk upah ,percetakan ,dan komisi agen
perjalanan), system tanpa tiket dapat menghemat perusahaan penerbangan hingga
miliaran dolar pertahun. Dengan mengurangi biaya dan antrian di bandara yang
karenanya meningkatkan kepuasan pelanggan menjadikan sebuah desain “produk“
yang menguntungkan semua pihak. Karena adanya interaksi pelanggan yang
tinggi pada banyak industry jasa, teknik yang ketiga adalah untuk memfokuskan
desain pada apa yang disebut sebagai moment-of-truth Jancarlzon presiden
terdahulu dari Scandinavian airways, percaya bahwa dalam industry jasa, ada
sebuah moment-of-truth di mana hubungan antara penyedia jasa dan hubungan
pelanggan merupakan sesuatu yang sangat penting pada saat itulah, kepuasan
pelanggan pada sebuah pelayanan ditetapkan. Moment-of-turth adalah ingatan
yang begitu terkesan, yang meningkatkan atau menurunkan harapan pelanggan.
Ingatan tersbut sangat sederhana seperti sebuah senyuman, atau mendapatkan
karyawan di lobby hotel yang memperhatikan anda dan bukannya berbicara pada

38
karyawan lain di sebelahnya. Moment-of-truth dapat terjadi saat anda memesan
makanan di McDonald, memotong rambut, atau mendaftar pada sebuah kursus.
Menjelaskan pada sebuah moment-of-turth untuk sebuah computer dari
perusahaan layanan hotline pelanggan.

C. SELEKSI PRODUKSI BARANG DAN JASA

Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam sejmua jenis organisasi itu
adalah menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi
menghasilkan produk atau jasa yang dirancang secara tepat atau keluaran yang
dapat memuaskan keinginan para pelanggan.

I. Pilihan strategi produk menunjang keunggulan bersaing

Banyak pilihan yang ada dalam pemilihan, penetapan, dan desain


produk. Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk atau jasa untuk
dapat di sajikan pada pelanggan atau klien. sebagai contoh, rumah sakit
melakukan spesialisasi pada berbagai jenis pasien dan berbagai jenis
prosedur kesehatan. Manajemen rumah sakit dapat memutuskan untuk
mengoperasikan rumah sakit umum, atau rumah sakit bersalin.

Keputusan produk merupakan asa bagi strategi organisasi dan


memiliki dampak luas pada seluruh fungsi operasi. Sebagai contoh, batang
kemudi GM merupakan sebuah contoh yang menunjukkan peran penting
yang dimainkan desain produk dalam kualitas dan efisiensi. Batang
kemudi yang baru mempunyai desain yang lebih sederhana, dengan
komponen 30% lebih sedikit dari pada sebelumnya. Hasilnya, waktu
perakitan hanya sepertiga dari batang kemudi yang lama, dan kualitas
batang kemudi yang baru lebih baik tujuh kali lipat. Sebagai bonus
tambahan, biaya mesin-mesin pada lini produksi yang baru adalah
sepertiga lebih rendah dibandingkan produksi yang lama.

II. Siklus hidup produk

39
Produk dilahirkan. Mereka hidup dan mereka mati. Mereka
disingkirkan oleh masyarakat yang terus berubah. Kehidupan produk
terbagi atas empat fase, yaitu :

 Perkenalan
 Pertumbuhan
 Kematangan
 Penurunan.

Siklus hidup produk mungkin berumur beberapa jam (Koran), bulan


(model baju dan PC), tahun (rekaman piringan hitam), atau dasawarsa
(Volkswagen beetle). Terlepas dari panjangnya siklus, tugas menejer oprasi tetap
sama:yaitu mendesain sebuah system yang membantu mengenalkan produk baru
dengan sukses. Jika fungsi oprasi tidak dapat berjalan secara efektif pada tahapan
ini,maka perusahaan mungkin dibebani dengan produk pecundang, yakni produk
yang tidak bisa diproduksi secara efisien atau bahkan tidak bisa diproduksi sama
sekali.

III. Siklus Hidup dan Strategi

Sebagaimana seorang menejer oprasi harus siap untuk


mengembangkan produk baru, mereka juga harus siap untuk
mengembangkan strategi untuk produk baru dan produk yang sudah ada.
Pengujian berkala produk sangat perlu dilakukan, karena strategi berubah
sejalan dengan perubahan produk melintasi siklus hidupnya. Strategi
produk yang berhasil mengharuskan penetapan strategi terbaik untuk
setiap produk berdasarkan posisinya pada siklus hidup. Berikut ditinjau
beberapa pilihan strategi saat produk berjalan melintasi siklus hidupnya.

Fase perkenalan karena produk pada fase perkenalan ini


sebagaimana teknik produksi mereka masih sedang ”disesuaikan” dengan
pasar, kondisi ini mungkin memerlukan adanya pegeluaran lain-lain untuk
penelitian,pengembangan produk, modifikasi dan perbaikan proses, dan
pengembangan pemasok. Sebagai contoh, saat telephone genggam
dikenalkan pertama kali, keistimewaan pada telephone genggam yang di

40
inginkan oleh masyarakat masih belum ditetapkan. Pada waktu yang
bersamaan,menejer oprasi masih mencari-cari tektik manufaktur yang
terbaik.

Fase pertumbuhan Dalam fase pertumbuhan, desain produk telah


mulai stabil, dan diperlukan peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif.
Penambahn kapasitas atau peningkatan kapasitas yang sudah ada untuk
menampung peningkatan permintaan produk mungkin diperlukan.

Fase kematangan Pada saat sebuah produk dewasa, pesaing mulai


bermunculan. Produksi jumlah besar dan inovatif sangat sesuai pada fase
ini. Pengendalian biaya yang lebih baik, berkurangnya pilihan dan
pemotongan lini produk mungkin efektif atau diperlukan untuk
meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar.

Fase penurunan menejemen mungkin perlu agak kejam terhadap


produk yang siklus hidupnya mendekati akhir. Produk yang hamper mati
biasanya produk yang buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan
manajerial. Kecuali jika produk yang hamper mati ini membuat kontribusi
yang unik bagi reputasi perusahaan atau lini produknya, atau bisa dijual
dengan harga yang tinggi, maka produk mereka harus dihentikan.

IV. Analisis Produk Berdasarkan Nilai

Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat


paling menjanjikan. Ini merupakan prinsip Pareto (yakni, focus pada
permasalahan yang sedikit tetapi penting, dan bukan pada permasalahan
yanh banyak tetapi sepele) yang diterapkan pada bauran produk : Sumber
daya diinvestasikan pada permasalahan yang sedikit tetapi penting, dan
bukan yang banyak tetapi sepele. Analisis produk berdasarkan nilai
(product-by-value analysis) mengurutkan produk secara menurun
berdasarkan konstribusi dolar individu masing-masing produk bagi
perusahaan. Analisis ini juga mengurutkan konstribusi dolar tahunan total
dari suatu produk. Konstribusi rendah perunit dari satu produk tertentu

41
mungkin akan terlihat sama sekali berbeda jika ia mewakili sebagian besar
penjualan perusahaan.

Laporan produk berdasarkan nilai membuat manajemen dapat


mengevaluasi strategi yang mungkin untuk setiap produk. Hal ini mungkin
meliputi penambahan arus kas (sebagai contoh, peningkatan konstribusi
dengan meningkatkan harga jual atau menurunkan biaya), peningkatan
penetrasi pasar (meningkatkan kualitas dan/atau mengurangi biaya atau
harga), atau mengurangi biaya (memperbaiki proses produksi). Laporan
juga member tahu manajemen, produk mana yang harus dihilangkan dan
yang mana yang gagal dan tidak membolehkan adanya investasi lebih
lanjut pada penelitian dan pengembangan atau modal. Laporan
memfokuskan perhatian manajemen pada arahan strategi untuk setiap
produk.

V. Munculnya Produk Baru

Produk mati, karena produk yang tidak perlu harus dibuang dan
digantikan. Karena perusahaan menghasilkan hampir semua pendapatan
dan keuntungan dari produk baru maka pemilihan produk, definisi, dan
desain dilakukan secara terus-menerus. Mengetahui bagaimana
menemukan dan mengembangkan produk baru dengan sukses merupakan
suatu keharusan.

VI. Peluang Produk Baru

Satu teknik untuk menghasilkan ide produk baru adalah


brainstorming. Brainstorming adalah sebuah teknik dimana kelompok
orang yang berbeda saling berbagi ide pada topic tertentu,tanpa
mengkritik. Tujuan brainstorming adalah untuk membangkitkan diskusi
terbuka yang menghasilkan ide kreatif mengenai produk yang mungkin
dan perbaikan produk. Walaupun perusahaan dapat memasukkan
brainstorming dalam beragam tahapan pengembangan produk baru,
umumnya akan bermanfaat bila secara langsung disertai semangat dapat

42
memusatkan perhatian pada peluan tertentu, sebagaimana dituliskan
dibawah :

1) Memahami pelanggan merupakan permasalahan dasar dalam


pengembangan produk baru. Banyak produk penting biasanya
dipikirkan pertama kali dan bahkan dibentuk oleh pengguna dan
bukan oleh produsen. Beberapa produk cenderung dikembangkan
oleh lead users-perusahaan, organisasi, atau individu yang peka
terhadap trend pasar dan mempunyai kebutuhan diluar pengguna
biasa. Manajer operasi harus menyesuaikan diri pada pasar dan
terutama lead users ini. Penerapan MO berjudul “Ide Produk
Stryker Datang dari Pelanggannya” membahas bagaimana stryker
tetap menyesuaikan diri dan mempertahankan aliran ide-ide baru.

2) Perubahan Ekonomi menyebabkan meningkatnya tingkat


pada kemakmuran pada jangka panjang tetapi siklus ekonomis dan
harga berubah pada jangka pendek. Sebagai contoh, pada jangka
panjang, semakin banyak orang bisa membeli mobil, tetapi pada
jangka pendek, resesi dapat menurunkan permintaan mobil.

3) Perubahan secara sosiologis dan demografis mngkin muncul


pada beberapa factor seperti berkurangnya ukuran keluarga. Trend
ini mengubah preferensi pada ukuran rumah,apartemen, dan mobil.

4) Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin, mulai


dari computer genggam, telephone genggam hingga jantung
buatan.

5)Perubahan politik/peraturan menghasilkan perjanjian


perdagangan yang baru, tariff ,dan juga persyaratan kontrak dengan
pemerintah.

6) Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standart


professional, pemasok, dan distributor.

43
Manajer operai mendesain sistem yangg dapat membantu mengenalkan
produk baru dengan sukses dan harus menyadari adanya factor-faktor ini dan
dapat mengantisipasi perubahan dalam peluang produk produk itu sendiri, volume
produk, dan bauran produk

D. SIKLUS HIDUP PRODUK

Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus suatu
produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari
peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan
dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk
yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat
penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.

1. tahapan tahapan dalam siklus hidup produk

Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang
dihargai dan memiliki kredibilitas yang tinggi.

Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah. Perubahan
citra produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan menghindari
penurunan drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh tidak saja
ditentukan dari jenis produk tetapi bisa dilihat menggunakan indikator seperti
penjualan produk, komplain yang tidak tertangani, distribusi dll.

Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti:


mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur
ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan

44
memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan
pemotongan harga.

Dalam perjalanan hidup sebuah produk, terdapat lima tingkatan sebagai


berikut[1]:

Pembentukan Produk. Sebuah produk mulai direncanakan mulai dari sebuah ide.
Kemudian produk mulai dibuat dan diciptakan dalam bentuk nyata.

Perkenalan Produk. Tahap kedua adalah perkenalan produk dengan cara mulai
melakukan pemasaran ke target pasar yang dituju.

Pertumbuhan Produk. Dalam tahap ini, terjadi peningkatan penjualan. Umumnya


dalam tahap ini terdapat kompetitor yang mulai memasuki pasar.

Pematangan Produk. Produk yang berhasil sukses diterima oleh pasaran, akan
bertahan dalam fase ini. Namun, seorang manajer produk harus selalu melakukan
inovasi untuk mempertahankan penjualan dan eksistensi produk.

Penurunan Produk. Dalam tahap ini, terjadi penurunan angka penjualan. Hal ini
dapat disebabkan oleh produk yang kalah bersaing dengan kompetitor.

G. Contoh aspek

EXECUTIVE SUMMARY
Dalam dunia bisnis di masa sekarang ini, akan dapat dirasakan bahwa semakin
bergerak ke arah perkembangan dan kemajuan yang pesat melewati batas ruang,
gerak, dan waktu. Di lain pihak, gelombang globalisasi semakin tak terbendung,
sehingga menyebabkan manusia berlomba-lomba untuk bersaing dalam berbagai
bidang, terutama dalam dunia bisnis. Paduan dari kedua hal tersebut adalah
adanya usaha-usaha manusia untuk bersaing dan saling mempengaruhi dalam
berbagai bidang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan globalisasi. Oleh
karena itu, manusia berusaha dan terus mencoba untuk menciptakan sesuatu yang

45
mampu menguasai dunia bisnis .
Berdasarkan paduan tersebut, maka manusia-manusia berusaha untuk menerapkan
dan mengimplementasikan persaingan tersebut dalam suatu bentuk usaha, baik
secara individu maupun secara berkelompok. Bentuk usaha tersebut disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Salah satu
bentuk usaha tersebut adalah dengan mendirikan perusahaan (berbisnis), yang
dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian
dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan / atau jasa yang diperuntukkan
bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba
kepada para pemiliknya.
Dalam suatu perekonomian yang kompleks seperti sekarang ini, orang harus mau
menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja,
material, modal, dan manajemen secara baik sebelum memasarkan suatu produk.
Oleh karena itu, sebelum melakukan pengembangan usaha hendaknya dilakukan
suatu kajian yang cukup mendalam dan komprehensif untuk mengetahui layak
tidaknya usaha tersebut. Adapun salah satu alternatif usaha yang kami rasa
memenuhi standar kelayakan bisnis adalah usaha fotokopi, penjilidan, printing,
ketik, dan laminating. Kami mengangkat usaha ini dikarenakan cukup
menjanjikan, terutama karena letaknya yang sangat strategis, yaitu di areal
kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sehingga
memudahkan kalangan mahasiswa, di mana mereka sebagai target utama usaha
ini. Oleh karena itu, kami akan mencoba menganalisis usaha ini dari beberapa
aspek Studi Kelayakan Bisnis yang akan dipaparkan dalam pembahasan berikut
ini.

ANALISIS ASPEK HUKUM


A. Jenis Badan Hukum Usaha
Usaha fotocopy ini merupakan kelompok usaha kecil, bisa juga dikatakan dalam
bentuk perusahaan perseorangan. Untuk mendirikan usaha fotocopy ini tidak
memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana bentuk badan hukum lainnya.
Pendirian usaha fotocopy ini tidak memerlukan modal besar. Pendiriannya mudah
dan tidak diperlukan organisasi besar, tetapi cukup dengan organisasi dan

46
manajemen yang sederhana.

B. Jenis-jenis Izin Usaha “Fotocopy Mantab Jaya”


1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4. Izin domisili
5. Izin gangguan
6. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Salah satu aspek rencana bisnis yang perlu dikaji kelayakannya adalah aspek pasar
dan pemasaran. Jika pasar yang akan dituju tidak jelas, prospek bisnis ke depan
pun tidak jelas, maka resiko kegagalan bisnis menjadi besar. Oleh karena itu,
sebelum menggarap bisnis hendaknya dilakukan terlebih dahulu analisis terhadap
pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh
perusahaan. Setelah ditemukan pasar potensial dan masih terbukanya peluang
untuk mengembangkan bisnis tersebut, maka dapat dilakukan analisis terhadap
aspek-aspek bisnis yang lainnya.
Kami memilih untuk mengangkat usaha fotokopi sebagai salah satu usaha yang
memenuhi standar kelayakan bisnis dan dianggap cukup menjanjikan dikarenakan
kalangan mahasiswa membutuhkan jasa fotokopi untuk menunjang aktivitas
perkuliahannya. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa sendiri menyadari
betapa pentingnya usaha fotokopi ini. Pada kesempatan ini, kami ingin mencoba
mendirikan usaha fotokopi yang letaknya berada di belakang kampus UIN Maliki
Malang. Penjelasan lebih lanjut mengenai aspek pasar dan pemasaran adalah
sebagai berikut :

1. Peluang Pasar
a. Fotokopi, penjilidan, printing, ketik, dan laminating merupakan aktivitas yang
dekat dengan mahasiswa dan memang dibutuhkan mahasiswa untuk menunjang

47
kegiatan perkuliahannya, sehingga kebutuhan mahasiswa akan usaha ini cukup
tinggi.
b. Usaha fotokopi ini diberi nama “Fotocopy Mantab Jaya” yang cukup mudah
dilafalkan, mudah diingat dan mempunyai nilai keunikan tersendiri. Kata
“mantab” di sini diartikan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan di tempat
fotocopy ini sesuai dengan yang diharapkan konsumen, dan tepat baik dari segi
waktu dan permintaan (kami benar-benar mengedepankan profesionalisme kerja
yang tinggi). Dan kata “jaya” di sini diartikan bahwa usaha ini bisa terus eksis,
berkembang menjadi besar dan lancar dalam usahanya. Sehingga, diharapkan
nama ini bisa memberikan keuntungan (hoki) sehingga usaha fotokopi ini bisa
berkembang dan menghasilkan banyak keuntungan.
c. “Fotocopy Mantab Jaya” terletak di Jalan Sunan Kalijaga Dalam No. 89 yang
letaknya berada di belakang kampus UIN Maliki Malang dan di kawasan kos-
kosan para mahasiswa, sehingga mudah dikenali dan terjangkau dalam hal
transportasi, karena sebagai jalur keluar masuk kampus dari pintu belakang.
d. Umumnya di lokasi ini masih sedikit usaha yang sejenis dengan “Fotocopy
Mantab Jaya”, sehingga masih memberikan peluang atau kesempatan yang lebih
luas untuk menarik pelanggan. Atas dasar itulah, pemilik usaha berani membuka
usaha yang sejenis karena dinilai permintaan akan adanya usaha ini lebih besar
daripada penawaran yang telah tersedia di daerah tersebut.
2. Proyeksi dan Permintaan Pasar
a. “Fotocopy Mantab Jaya” didirikan untuk memenuhi permintaan para
mahasiswa atas kebutuhan fotokopi, penjilidan, printing, ketik, dan laminating di
mana mahasiswa sebagai target pasar utama dari usaha fotokopi ini. Jadi sasaran
pasar usaha ini adalah para mahasiswa (sebagai segmen pasar yang akan dibidik
oleh usaha ini).
b. “Fotocopy Mantab Jaya” menyediakan berbagai jasa yang berhubungan dengan
fotokopi dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan standar harga fotokopi
di tempat-tempat lain, bahkan untuk beberapa jenis jasa ada yang harganya lebih
murah bila dibandingkan dengan harga di tempat-tempat lain.
c. “Fotocopy Mantab Jaya” menawarkan konsep tempat fotokopi yang nyaman,
aman, dan profesional dalam bidangnya, sehingga para konsumen dapat

48
dipastikan akan mendapatkan kualitas pelayanan yang maksimal dari usaha
fotokopi ini. Untuk itu, “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai sebuah slogan untuk
mendukung aspek pemasarannya yaitu “Kami Memberikan Yang Terbaik”.
3. Persaingan Pasar
a. Dikarenakan masih kurangnya usaha yang sejenis dalam wilayah tersebut
sehingga pesaing di dalam pasar tidak berpengaruh cukup besar terhadap jalannya
usaha fotokopi ini. Hal ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemilik usaha
dengan mendirikan “Fotocopy Mantab Jaya”.
b. Dengan sedikitnya pesaing maka secara tidak langsung akan mempengaruhi
jumlah pendapatan dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi
“Fotocopy Mantab Jaya”. Selain itu, hal ini juga akan membatasi peluang bisnis
bagi pesaing-pesaing baru yang akan membuka usaha yang sejenis. Hal ini
dikarenakan “Fotocopy Mantab Jaya” akan menjadi pusat / center baru dalam
memenuhi kebutuhan pasar (konsumen) akan usaha fotokopi dan sekitarnya.
4. Market Share
Dengan adanya jasa fotokopi dan berbagai kelengkapan yang ditawarkan oleh
“Fotocopy Mantab Jaya”, maka hal ini merupakan modal utama untuk merebut
pangsa pasar yang sebelumnya dikuasai oleh tempat-tempat lain ( para pesaing ).
Selain itu, salah satu keunggulan dari “Fotocopy Mantab Jaya” adalah delivery
service yaitu “Fotocopy Mantab Jaya” menyediakan jasa tambahan berupa
pengambilan dan pengantaran materi yang akan dan sudah difotokopi, diprint,
dijilid, maupun diketik.
Dengan adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
ini, diharapkan akan mampu menyerap pangsa pasar para pesaing yang sudah ada
/ eksis lebih dahulu dan mampu menghasilkan market share yang menjanjikan
hingga tahun-tahun mendatang. Untuk itu, “Fotocopy Mantab Jaya” terus
berusaha memberikan pelayanan yang maksimal dan diharapkan mampu
memberikan kepuasan kepada para pelanggan sehingga usaha fotokopi ini bisa
tetap eksis dan berkembang.
5. Variasi Jasa dan Harga
Jasa-jasa yang telah ditawarkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” terdiri dari berbagai
macam spesifikasi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem harga yang jelas dan

49
disesuaikan dengan standar tarif yang ada sehingga memudahkan para pelanggan
dalam melakukan order. Variasi jasanya adalah sebagai berikut :
a. Fotokopi
- Kertas putih
· Berat 60 gram : Rp 80 per lembar
· Berat 70 gram : Rp 90 per lembar
· Berat 80 gram : Rp 100 per lembar
- Kertas buram : Rp 60 per lembar
- Kertas warna : Rp 120 per lembar
- Kertas transparan : Rp 1000 per lembar
b. Print
- Tinta hitam
· Kertas putih : Rp 300 per lembar
· Kertas buram : Rp 250 per lembar
· Kertas warna : Rp 320 per lembar
· Kertas transparan : Rp 1500 per lembar
- Tinta warna
· Kertas putih : Rp 1200 per lembar
· Kertas buram : Rp 1000 per lembar
· Kertas warna : Rp 1500 per lembar
· Kertas transparan : Rp 2500 per lembar
c. Jilid
- Lakban soft cover : Rp 2000 per buku
- Spiral hard cover : Rp 3000 per buku
d. Ketik
- Tanpa jangka waktu : Rp 2000 per lembar
- Dengan jangka waktu : Rp 2500 per lembar
e. Laminating : Rp 250 per cm
f. Pressmika : Rp 250 per cm
6. Promosi Pasar
Promosi pasar (iklan) yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” adalah
melalui :

50
a. Selebaran
Dengan menyebarkan iklan berupa lembaran-lembaran kertas tentang “Fotocopy
Mantab Jaya”, maka diharapkan masyarakat tertarik mencoba dan menjadi
pelanggan. Selebaran ini biasanya disebarkan di toko “Fotocopy Mantab Jaya” itu
sendiri dan juga di lingkungan kampus UIN Maliki Malang.
b. Pamflet
“Fotocopy Mantab Jaya” membuat pamflet yang berukuran 1,5 m x 0,5 m dan
dipasang persis di depan toko fotokopi, sehingga memudahkan masyarakat untuk
menemukan lokasinya dan bisa menjadi salah satu alat untuk menarik perhatian
masyarakat akan keberadaan “Fotocopy Mantab Jaya” tersebut.
c. Dari mulut ke mulut
Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sehingga paling
sering dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” dan memang terbukti efektif untuk
promosi.
7. Saluran Distribusi
“Fotocopy Mantab Jaya” menggunakan channel distribusi langsung yaitu dari
produsen langsung kepada konsumen, sehingga memudahkan dalam melayani
para pelanggan dan meninggalkan kesan terlalu rumit / ribet. Selain itu, “Fotocopy
Mantab Jaya” menerima order 24 jam fullday service dan delivery service untuk
order di atas jam 21.00 WIB. “Fotocopy Mantab Jaya” mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pelaksanaan usahanya. Salah satunya
implementasi dan penerapannya adalah dengan cukup sms atau telpon dan
memberitahukan nama-alamat ke nomor telpon yang tertera, order bisa
diambilkan dan diantarkan. Untuk sementara waktu, layanan tersebut hanya dapat
dinikmati untuk order minimal Rp 20.000.
8. Segmentasi, Target, dan Posisi Pasar
“Fotocopy Mantab Jaya” membuat segmentasi pasar yang ditujukan untuk semua
kalangan masyarakat dan disesuaikan dengan daya beli masyarakat. Diharapkan
segmen “Fotocopy Mantab Jaya” secara efektif dapat dicapai dan dilayani dengan
maksimal. Karena ini adalah kegiatan bisnis dengan target pasar utama adalah
kalangan mahasiswa, maka ditargetkan usaha fotokopi bisa memberikan
keuntungan yang signifikan. “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha memposisikan

51
dirinya dengan keunggulan kompetitif dalam produk, pelayanan, personil, dan
citra / image yang positif baik di mata konsumen maupun pesaing. Salah satu
caranya dengan memberikan nilai mutu dan pelayanan yang lebih baik daripada
tawaran pesaing, sehingga “Fotocopy Mantab Jaya” dapat mencapai kinerja yang
maksimal dan kepuasan konsumen / pelanggan yang terpenuhi.

ASPEK PRODUKSI
1. Lokasi Usaha
Adapun lokasi yang dirasa cukup potensial / menjanjikan sebagai tempat
didirikannya “Fotocopy Mantab Jaya” yaitu Jalan Sunan Kalijaga Dalam. Hal ini
dikarenakan lokasi tersebut dinilai cukup strategis dan representatif karena
lokasinya terletak di belakang kampus UIN Maliki Malang dan ditunjang lagi
dengan keberadaannya di kawasan kos-kosan para mahasiswa, serta sebagai akses
jalan keluar masuk para mahasiswa melewati pintu belakang kampus. Para
mahasiswa dalam usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini berfungsi sebagai target
pasar yang diutamakan.
2. Luas Lahan
Luas produksi “Fotocopy Mantab Jaya” meliputi sebuah bangunan yang lahannya
tidak terlalu luas namun dinilai tetap representatif, yaitu berukuran 4 m x 4 m.
Dikarenakan usaha ini merupakan jenis usaha kecil maka tidak diperlukan lahan
produksi yang terlalu luas, namun diusahakan / dicoba untuk digunakan / ditata
dengan sebaik-baiknya. Tetapi dengan luas produksi yang bisa dibilang tidak
cukup luas ini, “Fotocopy Mantab Jaya” mengusahakan untuk mengoptimalkan
manfaat dari bangunan tersebut. Hal itu dikarenakan bangunan yang digunakan ini
memberlakukankan sistem sewa / kontrak tahunan dan dilakukan dengan tujuan
untuk mendukung penjualan jasa yang ditawarkan dan sebagai salah satu investasi
tetap usaha tersebut.
3. Lay Out
“Fotocopy Mantab Jaya” mengutamakan pelayanan kepada pelanggan agar
merasa nyaman dan aman jika berada dalam lokasi tersebut. Oleh karena itu, lay
out dirancang dengan serapi dan sebersih mungkin sehingga bisa memberikan
kesan good looking dan interesting kepada para pelanggan. Sudah disadari bahwa

52
lay out / keadaan lokasi merupakan salah satu faktor pendukung usahanya.
Dengan demikian, konsumen / pelanggan akan merasa puas (satisfy) terhadap
pelayanan “Fotocopy Mantab Jaya”.
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

1. Teknologi Yang Digunakan


Peralatan-peralatan yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” terdiri dari
berbagai spesifikasi antara lain adalah sebagai berikut :
a. Mesin fotokopi 3 buah
b. Mesin jilid 1 buah
c. Mesin potong kertas 1 buah
d. Mesin laminating 1 buah
e. Mesin pressmika 1 buah
f. Komputer 1 buah
g. Printer 1 buah
h. Scanner 1 buah
Sedangkan berbagai macam bahan-bahan yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab
Jaya” antara lain adalah sebagai berikut :
a. Kertas putih berbagai ukuran, ketebalan, dan berat
b. Kertas buram
c. Kertas warna soft cover dan hard cover
d. Kertas transparan
e. Tinta hitam dan tinta warna
f. Lakban dan spiral
2. Pengadaan Bahan Baku / Material
“Fotocopy Mantab Jaya” melakukan pengadaan bahan baku untuk fotokopi yang
berasal dari bahan-bahan yang berkualitas dan terjamin kebersihannya. Bahan
baku diambil langsung dari pemasok yang sudah berpengalaman dan mempunyai
stok yang besar, sehingga terhindar dari kelangkaan bahan dan bisa memenuhi
keseluruhan kebutuhan bahan baku “Fotocopy Mantab Jaya”.
3. Penjadwalan / Scheduling
“Fotocopy Mantab Jaya” menentukan penjadwalan berdasarkan kebutuhan

53
konsumen dengan sistem full day. Untuk pelayanan toko, mulai buka pada jam
08.00 WIB dan tutup pada jam 21.00 WIB. Untuk pelayanan order, “Fotocopy
Mantab Jaya” siap melayani selama 24 jam.
4. Manajemen Persediaan
“Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai persediaan yang telah diatur seefektif dan
seefisien mungkin sehingga dapat terpenuhi jika dibutuhkan sewaktu-waktu dan
menghindari kenaikan harga bahan baku yang nantinya akan merugikan usaha
tersebut. Misalnya, “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai persediaan bahan baku
yang mencukupi kebutuhan 1 bulan yaitu kertas putih kurang lebih sebanyak 50
hingga 70 rim dan tinta hitam kira-kira sebanyak 8 suntikan. Dengan demikian,
dapat mengantisipasi jika sewaktu-waktu “Fotocopy Mantab Jaya” mendapatkan
order yang lebih banyak dari biasanya dan juga menghindari kekurangan bahan
baku (kehabisan stok kertas).
5. Kebutuhan Tenaga Kerja
“Fotocopy Mantab Jaya” membutuhkan para tenaga kerja yang memiliki
kompetensi, profesionalitas, loyalitas, dan mampu memberikan pelayanan
(service) yang memuaskan konsumen. Untuk sementara ini, total karyawan yang
dimiliki oleh “Fotocopy Mantab Jaya” adalah 4 orang karyawan dengan
spesifikasinya adalah 3 orang yang bertugas untuk melayani kebutuhan konsumen
dan 1 orang bekerja di bagian kasir pembayaran. Dengan komposisi karyawan
sebagaimana di atas, diharapkan “Fotocopy Mantab Jaya” dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada para konsumen.

ASPEK MANAJEMEN
Dalam memulai usaha yang baru didirikan, maka tahap selanjutnya akan dapat
ditindaklanjuti dengan melalui pembangunan proyek bisnis dan implementasi
secara rutin. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu manajemen yang handal dalam
melaksanakannya dan memiliki kemampuan untuk mengatur / memanage segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha tersebut, mulai dari aktivitas / kegiatan
yang telah dilakukan, sedang dilakukan, maupun akan dilakukan oleh usaha
tersebut. Dengan demikian, dapat digunakan pendekatan-pendekatan untuk
mengkaji layak tidaknya bisnis tersebut dalam Studi Kelayakan Bisnis. Dalam

54
penjelasan selanjutnya, akan dikemukakan 4 pendekatan strategis dalam aspek
manajemen yang berlaku yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Sisi Pendekatan Perencanaan
“Fotocopy Mantab Jaya” menggunakan pendekatan kombinasi dalam pembuatan
suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan Pendekatan
Bawah-Atas (Bottom-Up) dengan prosentase yang relatif seimbang antara
keduanya. Dengan pendekatan ini, diharapkan pemilik “Fotocopy Mantab Jaya”
dapat memberikan petunjuk perencanaan usaha secara garis besar kepada para
karyawannya. Sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas
para karyawan dengan tetap mematuhi aturan yang ada, sehingga tercipta
hubungan komunikasi yang baik dan feedback yang seimbang antara pemilik
dengan para karyawan.
Sisi Jangka Waktu dan Tingkatan Manajemen
Jika dilihat dari waktu yang digunakan untuk pengaplikasian suatu rencana usaha,
“Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan Perencanaan Jangka Pendek dengan jangka
waktu paling lama yaitu 1 tahun. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya”
membuat perencanaan yang terinci, terukur, konkret, dan tepat sasaran yang harus
dicapai dalam jangka waktu pendek sehingga tidak salah dalam menerapkan
strategi. Sedangkan dilihat dari sisi tingkatan manajemen, “Fotocopy Mantab
Jaya” menerapkan Perencanaan Operasional / Produksi yaitu lebih mengarah pada
bidang fungsional usaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya sehari-hari. Hal
ini bertujuan untuk memperjelas strategi usaha utama yang lebih spesifik dan
konsisten, yang juga akan menentukan masa hidup / eksistensi dari “Fotocopy
Mantab Jaya” di masa mendatang.
Sisi Program Kerja
“Fotocopy Mantab Jaya” berusaha melaksanakan aktivitas produksi untuk
mencapai target dan omzet yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam
pemasarannya, “Fotocopy Mantab Jaya” merencanakan untuk memperluas area
usaha hingga ke daerah kampus ITN Malang. Keuangan “Fotocopy Mantab Jaya”
dirancang efektif dan efisien, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya
deviasi/ penurunan biaya. “Fotocopy Mantab Jaya” memperkirakan penambahan

55
jumlah karyawan di masa mendatang, sehingga akan dibutuhkan spesifikasi kerja
(job spesification) yang jelas sedini mungkin.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Langkah Pengorganisasian
Tujuan utama usaha “Fotocopy Mantab Jaya” adalah mendapatkan keuntungan /
laba / profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan kepuasan maksimal
kepada pelanggan. Jadi motivasi utama dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh
“Fotocopy Mantab Jaya” adalah keuntungan. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab
Jaya” harus dapat melayani para konsumen / pelanggan dengan cara yang
menguntungkan untuk kelangsungan hidup usaha tersebut dalam jangka panjang,
selain juga harus selalu mengetahui kesempatan-kesempatan baru untuk
memuaskan keinginan dan memenuhi kebutuhan pelanggan. “Fotocopy Mantab
Jaya” menerapkan koordinasi antar unit usaha sehingga tercipta pembagian kerja
yang seimbang serta pelimpahan wewenang yang jelas dan tepat.
Struktur Organisasi
“Fotocopy Mantab Jaya” mengatur usaha dan sub unitnya agar sejalan dengan
tujuan usaha, kemampuan sumber daya yang dimiliki, dan kondisi lingkungan
usaha baik internal maupun eksternal. Struktur “Fotocopy Mantab Jaya” disusun
secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada di posisi paling atas, selaku
pimpinan usaha tersebut. Lalu di bawahnya diikuti para karyawan selaku
pelaksana di mana masing-masing karyawan melakukan aktivitas yang telah
ditentukan.

3. Pengarahan (Actuating)
“Fotocopy Mantab Jaya” mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : fungsi
pengarahan yang harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang
hendaknya memenuhi kriteria agar dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena
itu, pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha menggunakan kekuasaan secara
positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat memberikan arahan
dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan yang
memuaskan pelanggan. Dengan pengarahan ini, diharapkan terjalin koordinasi
yang baik antara pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” dengan karyawannya.

56
4. Pengendalian (Controling)
Pengendalian yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” untuk memastikan
apakah aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan pelaporan pengawasan,
sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan menjamin
diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan yang sewaktu-waktu
bisa saja terjadi.
Metode pengawasan yang berlaku di “Fotocopy Mantab Jaya” bersifat fleksibel,
dinamis, dan ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan
implementasi solusi dan evaluasi. “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan sistem
pengendalian yang efektif yaitu akurat, tepat waktu, strategis, relistis, dan objektif.
Dengan pengendalian ini, diharapkan “Fotocopy Mantab Jaya” mampu
mengimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan pelanggan.

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA


Studi aspek sumber daya alam (SDM) bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau sebaliknya dilihat
dari ketersediaan sumber daya manusia. Rencana bisnis yang akan
diimplementasikan melalui pembangunan proyek bisnis secara rutin memerlukan
kelayakan aspek sumber daya manusianya. Keberadaan sumber daya manusia
hendaknya dianalisis untuk mendapatkan jawaban apakah sumber daya alam yang
diperlukan untuk pembangunan maupun pengimplementasian bisnis dapat
dimiliki secara layak atau sebaliknya. Kajian aspek ini meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1. Perencanaan SDM
Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek
bisnis tergantung pada SDM yang solid. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya”
berusaha untuk membangun sebuah tim kerja yang efektif dan selaras, dengan
mengembangkan kemampuan teknis, strategis, dan manajerial bagi seluruh
karyawannya, sehingga tercipta suatu kinerja tim yang handal dan dinamis.
“Fotocopy Mantab Jaya” menyesuaikan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

57
dengan rencana menyeluruh yang telah ditentukan, dengan meningkatkan
pendayagunaan karyawan yang ada sekarang. Untuk sementara ini, “Fotocopy
Mantab Jaya” mempekerjakan 4 karyawan dengan rincian 3 orang laki-laki dan 1
orang perempuan. Setiap karyawan sudah mempunyai spesifikasi kerjanya
masing-masing, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaan kerjanya.
2. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
Setiap pekerjaan yang disusun dalam “Fotocopy Mantab Jaya” telah dianalisis
oleh pemilik untuk dilaksanakan karyawan, sehingga menghindari missing work.
“Fotocopy Mantab Jaya” mempekerjakan 4 orang dengan spesifikasinya adalah :
a. 3 orang karyawan laki-laki bekerja melayani kebutuhan konsumen
b. 1 orang karyawan perempuan bekerja sebagai kasir
Dalam hal ini, “Fotocopy Mantab Jaya” lebih banyak memanfaatkan tenaga laki-
laki untuk pekerjaan yang membutuhkan kecepatan dan fisik yang prima.
Sedangkan karyawan perempuan, difokuskan pada pekerjaan yang membutuhkan
ketelatenan dan keterampilan. Asal sumber tenaga kerja yaitu dari daerah sendiri
(Malang). Hal ini dikarenakan “Fotocopy Mantab Jaya” ingin memberikan
kesempatan / peluang kepada penduduk sekitar untuk memperoleh pekerjaan.
Selain itu, juga dipikirkan untuk efisiensi dan efektivitas dalam hal biaya, waktu,
dan tenaga kerja. Jika tenaga kerja berasal dari daerah sendiri, maka biasanya
mudah dalam pengaturan jadwal / scheduling serta muncul rasa solidaritas yang
tinggi dan keakraban karena berasal dari latar belakang daerah yang sama.
3. Rekruitmen, Seleksi, dan Orientasi
“Fotocopy Mantab Jaya” mencari karyawan yang disesuaikan dengan kebutuhan,
dengan melakukan sistem rekruitmen yang jelas dan terbuka. “Fotocopy Mantab
Jaya” mengusahakan untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
spesifikasi kerja yang telah ditentukan. Hal ini terutama diterapkan untuk
karyawan yang bekerja melayani permintaan konsumen. Selanjutnya dalam proses
seleksi, “Fotocopy Mantab Jaya” mengutamakan mereka-mereka yang dianggap
paling tepat dengan kriteria yang telah ditetapkan dan jumlah yang dibutuhkan.
Kemudian dilanjutkan dengan orientasi pada karyawan yang telah diterima, yang
bertujuan untuk memperkenalkan karyawan kepada situasi, lingkungan, dan

58
kelompok kerjanya, sehingga terjadi proses sosialisasi.

4. Prestasi Kerja dan Kompensasi


Hasil penilaian prestasi kerja karyawan ditentukan oleh kinerja yang telah
dilaksanakan. Pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” menilai prestasi karyawan dengan
menggunakan ukuran yang dapat diandalkan, praktis, dan memiliki standar. Untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan, “Fotocopy Mantab Jaya” memberikan
kompensasi sebagai balas jasa untuk kerja mereka baik imbalan yang bersifat
finansial / langsung maupun nonfinansial / tidak langsung. Yang berhak
mendapatkan kompensasi tambahan adalah karyawan yang mampu bekerja secara
baik, memberikan pencapaian yang maksimal, dan mampu mencapai standar kerja
yang telah ditentukan oleh pemilik “Fotocopy Mantab Jaya”.
5. Keselamatan Kerja
Pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” memberikan pembinaan kepada karyawan untuk
selalu meningkatkan kualitas keselamatan kerja dan kesehatan kerja. Hal ini
bertujuan untuk mengembangkan perilaku kerja yang aman, nyaman, tenang, dan
mencegah kecelakaan. Hal ini dikarenakan dalam melakukan pekerjaan seringkali
ditemukan resiko-resiko kerja yang telah disadari sebelumnya, tetapi kadang-
kadang tidak diperhatikan dan diacuhkan saja oleh para tenaga kerja. Oleh karena
itu, diberlakukan suatu standar keselamatan kerja yang perlu dan harus ditegakkan
secara tegas untuk menghindari gangguan dan kecelakaan yang bisa terjadi
sewaktu-waktu selama proses bekerja berlangsung. Sedangkan kesehatan kerja
meliputi kesehatan kerja dan kesehatan mental, yang bisa saja terganggu karena
adanya penyakit dan stres.
Misalnya, para karyawan “Fotocopy Mantab Jaya” menggunakan pelindung
tangan (hand skon) dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini untuk menghindari
terjadinya goresan atau luka yang ditimbulkan akibat gesekan kertas atau alat-alat
kerja lainnya, yang nantinya akan mengganggu dan menghambat kinerja para
karyawan. Dengan adanya program keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang
diterapkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”, maka diharapkan para karyawan
“Fotocopy Mantab Jaya” menjadi lebih produktif karena jarang tidak masuk kerja
karena sakit atau mengalami kecelakaan kerja. Oleh karena itu, selalu diusahakan

59
untuk menanamkan dan meyakinkan para karyawan untuk selalu memenuhi
standar keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang telah ditentukan oleh
sebelumnya, sehingga kinerja karyawan dapat maksimal.

ASPEK KEUANGAN
Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran
kas proyek usaha, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana usaha
yang dimaksud. Keuangan usaha dianalisis untuk menentukan rencana investasi
melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan
antara pengeluaran dan pendapatan. Karena “Fotocopy Mantab Jaya” merupakan
usaha kecil maka aspek keuangannya pun dibuat secara sederhana dengan jumlah
dana yang tidak terlalu besar.
Selain itu, juga disusun laporan perubahan kas (cash flow statement) untuk
menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta mampu
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan
darimana sumber-sumber kas tersebut dan penggunaannya. Berikut ini adalah
lampiran tabel-tabel dan formula yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
dalam aktivitas usahanya adalah :
1. Hasil Analisis Aspek Pemasaran
Tabel Prospek dan Hasil Penjualan Total

NO ITEM TAHUN
123
1 Penjualan Rata-Rata Total
( ∑Q Total ) 1086 unit 1579 unit 2134 unit
2 Harga per Unit Rp 2500 Rp 2800 Rp 3000
3 Nilai ( 1 x 2 ) Rp 2.715.500 Rp 4.421.200 Rp 6.402.000

Tabel Biaya-Biaya Pemasaran

NO ITEM TAHUN
123

60
1 Biaya Angkut Rp 296.000 Rp 413.000 Rp 587.000
2 Biaya Promosi Rp 75.000 Rp 100.000 Rp 125.000
3 Lain-Lain Rp 31.600 Rp 58.900 Rp 74.200
NILAI TOTAL Rp 402.600 Rp 571.900 Rp 786.200
2. Hasil Analisis Aspek Produksi

Tabel Estimasi Kebutuhan Aktiva Tetap dan Persiapan Studi Kelayakan

NO ITEM NILAI
1 Studi Awal ( riset pasar, survey pasar ) Rp 378.000
2 Persiapan Awal ( modal awal ) Rp 2.500.000
3 Tanah sewa ( 20 m2 ) -
4 Gedung sewa ( 16 m2 ) -
5 Mesin ( 5 unit ) Rp 3.642.000
6 Kendaraan ( 1 buah ) Rp 9.710.000
7 Aktiva Tetap Lainnya Rp 6.500.000
NILAI TOTAL Rp 22.730.000

Tabel Estimasi Biaya Produksi Per Unit Barang atau Jasa Yang Diproduksi

NO ITEM JUMLAH
1 Bahan Baku ( unit / gram ) Rp 80
2 Bahan Pembantu ( unit / gram ) Rp 20
3 Tenaga Kerja Langsung ( jam ) Rp 500
4 Jam Mesin Langsung -
5 Biaya Tak Langsung ( Biaya Overhead Pabrik ) :
- Supervisi
-
- Bungkus -
- Listrik Rp 800
- Air -
- Penghapusan ( Penyusutan / Depresiasi ) Rp 650

61
- Asuransi
- Pemeliharaan -
Rp 530
NILAI TOTAL Rp 2.580

Tabel Budget Produksi

ITEM TAHUN
123
A. Jumlah Produksi
1. Target jual 700 unit 900 unit 1200 unit
2. Saldo akhir 53 unit 84 unit 102 unit
3. Jumlah 1 + 2 753 unit 984 unit 1302 unit
4. Saldo awal 49 unit 62 unit 95 unit
5. Total produksi 802 unit 1046 unit 1397 unit
B. Biaya Produksi
1. Bahan baku Rp 264.160 Rp 313.500 Rp 340.800
2. Bahan pembantu Rp 116.040 Rp 229.810 Rp 342.540
3. Tenaga kerja langsung
4. Biaya tak langsung :
- Penghapusan
- Pemeliharaan
- Repair Rp 1.540.000

Rp 51.000
Rp 125.060
Rp 270.000 Rp 1.850.000

Rp 51.000
Rp 213.000
Rp 320.000 Rp 2.130.000

62
Rp 51.000
Rp 247.400
Rp 410.000

3. Hasil Analisis Cash Flow / Arus Kas

NO KETERANGAN TAHUN
123
1 Kegiatan Operasional
- Penjualan
- Tenaga kerja
- Bahan baku
- Biaya overhead pabrik
TOTAL
Rp 2.715.500
(Rp 1.540.000)
(Rp 264.160)
(Rp 446.060)
Rp 465.280
Rp 4.421.200
(Rp 1.850.000)
(Rp 313.500)
(Rp 584.000)
Rp 1.673.700
Rp 6.402.000
(Rp 2.600.000)
(Rp 340.800)
(Rp 708.400)
Rp 2.752.800
2 Kegiatan Investasi
- Peralatan
(Rp 309.000)

63
(Rp 276.500)
(Rp 219.400)
3 Kegiatan Pembiayaan
- Ekuitas ( modal sendiri )
- Pinjam bank
Rp 1.500.000
Rp 5.000.000
Rp 1.800.000
Rp 5.000.000
Rp 2.000.000
Rp 5.000.000
NET CASH FLOW Rp 6.656.280 Rp 8.197.200 Rp 9.533.400

4. Laporan Laba Rugi


Laporan proyeksi laba rugi “Fotocopy Mantab Jaya” selama 3 tahun adalah
sebagai berikut :
· Tahun 1 :
Total pendapatan Rp 2.715.500
Beban operasi (Rp 465.280)
Laba sebelum pajak Rp 2.250.220
Pajak 10% (Rp 225.022)
Laba bersih Rp 2.025.198
· Tahun 2 :
Total pendapatan Rp 4.421.200
Beban operasi (Rp 1.673.700)
Laba sebelum pajak Rp 2.747.500
Pajak 10 % (Rp 274.750)
Laba bersih Rp 2.472.750
· Tahun 3 :
Total pendapatan Rp 6.402.000
Beban operasi (Rp 2.752.800)

64
Laba sebelum pajak Rp 3.649.200
Pajak 10% (Rp 364.920)
Laba bersih Rp 3.284.280

5. Payback Period ( PP ) Dalam Rupiah


Payback Period adalah periode pengembalian investasi atau periode yang
dibutuhkan untuk mengembalikan suatu investasi yang dilakukan oleh suatu
organisasi.
Payback Period = Investasi Awal ( I0 )
Net Cash Flow (NCF)

Diketahui I0 = Rp 22.730.000

TAHUN NCF
1
2
3 Rp 6.656.280
Rp 8.197.200
Rp 9.533.400
Total Rp 24.386.880
I0 = Rp 22.730.000
Tahun 1 = (Rp 6.656.280)
Rp 16.073.720
Tahun 2 = (Rp 8.197.200)
Rp 7.876.520
PP = Rp 7.876.520 x 12 bulan
Rp 9.533.400
= 9,9 bulan
= 9 bulan 27 hari
Total waktu = 2 tahun 9 bulan 27 hari
Jadi investasi yang telah ditanamkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” akan kembali
dalam kurun waktu selama kurang lebih 2 tahun 9 bulan 27 hari.

65
6. Net Present Value ( NPV )
Net Present Value adalah nilai bersih sekarang dari arus kas atau selisih antara
Present Value dari investasi dengan nilai sekarang / saat ini dari penerimaan-
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
NPV = - Io
Diketahui I0 = Rp 22.730.000
r=6%

Tahun NCV PVIF 6 % PV


1
2
3 Rp 6.656.280
Rp 8.197.200
Rp 9.533.400 0,9434
0,8900
0,8396 Rp 6.279.534,552
Rp 7.295.508
Rp 8.004.242,640
TOTAL Rp 24.386.880 2,6730 Rp 23.579.285,190
NPV = PV – I0
= Rp 23.579.285,190 – Rp 22.730.000
= Rp 849.285,190
Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” layak atau feasible untuk dilakukan karena
menghasilkan arus kas bersih yang lebih besar dari investasi ( NPV > 0 ).
7. Internal Rate Of Return ( IRR )
Internal Rate Of Return adalah tingkat bunga yang menyamakan jumlah nilai
sekarang (PV), arus kas sama dengan investasinya, dimana IRR ini merupakan
metode yang melengkapi metode NPV dengan tingkat pengembalian internal.

Dengan cara Trial and Error dengan tingkat bunga r = 11 %, maka didapatkan
hasil perhitungan sebagai berikut (dalam Rupiah) :
6.656.280 + 8.197.200 + 9.533.400 - 22.730.000

66
( 1+ 0,11 )1 ( 1+ 0,11 )2 ( 1+ 0,11 )3

6.656.280 + 8.197.200 + 9.533.400 - 22.730.000


1,111 1,112 1,113

6.656.280 + 8.197.200 + 9.533.400 - 22.730.000


1,11 1,2321 1,367631

= ( 6.480.000 + 7.710.000 + 8.540.000 ) – 22.730.000


= 22.730.000 – 22.730.000
=0
Maka hasil akhir adalah IRR = 11 % dengan COC = 6 %
Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” layak atau feasible untuk dilakukan karena
Interest Rate of Return (IRR) > Cost Of Capital (COC).
8. Profitability Index (PI)
Profitability Index adalah metode pebghitungan dan penilaian investasi melalui
perbandingan antara nilai sekarang (Present Value) dari rencana penerimaan-
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
PI =

PI =
= 1,037364
Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” termasuk layak atau feasible karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa PI > 1.

9. Break Event Point / BEP ( Analisis Peluang Pokok )


BEP adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
beberapa variable di dalam kegiatan usaha. Fix Cost (FC) meliputi biaya
penyusutan, biaya gaji, dan biaya administrasi. Sedangkan Variable Cost (VC)
meliputi ijin usaha, biaya promosi dan biaya lain-lain. Berikut ini akan disajikan
perhitungan BEP rata-rata dari 3 tahun masa usaha “Fotocopy Mantab Jaya”
adalah sebagai berikut :

67
BEP rata-rata 3 tahun =
=
=
=
= Rp 7.355.553,304
Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” akan mengalami titik impas pada saat
menghasilkan penjualan sebesar Rp 7.355.553,304 atau keuntungan akan tercapai
pada saat penjualan di atas Rp 7.355.553,304

ASPEK AMDAL
1. Aspek Lingkungan Industri
Aspek-aspek lingkungan luar perusahaan yang paling dekat adalah aspek
lingkungan industri, dimana bisnis perusahaan tersebut berada. Aspek lingkungan
industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana perusahaan berada.
Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman
pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi
persaingan itu sendiri manjadi perlu untuk dianalisis guna Studi Kelayakan
Bisnis.
Michael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang
menganalisis persaingan bisnis berdasarkan pada 5 aspek utama (Lima Kekuatan
Bersaing). Sedangkan R.E Freeman yang pendapatnya dikutip oleh Wheelen dan
merekomendasikan aspek yang ke enam untuk melengkapinya. Keenam aspek
utama yang menjadi pokok bahasan tersebut adalah sebagai berikut :
· Ancaman masuk pendatang baru
· Persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya
· Ancaman dari produk pengganti
· Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers)
· Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers)
· Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya
Selanjutnya, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai keenam aspek utama tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru

68
Masuknya usaha “Fotocopy Mantab Jaya” sebagai pendatang baru akan
menimbulkan implikasi bagi usaha-usaha yang sejenis dengan “Fotocopy Mantab
Jaya” yang sudah ada sebelumnya, misalnya adalah :
- Kapasitas produksi menjadi bertambah
- Terjadinya perebutan pangsa pasar
- Perebutan Sumber Daya Produksi yang terbatas
- Naiknya tingkat persaingan
- Tarif harga yang tidak stabil
Faktor-faktor penghambat pendatang baru masuk ke dalam suatu industri
(Hambatan Masuk) adalah sebagai berikut :
a. Skala ekonomi
Dalam faktor ini, biasanya pendatang baru kalah dengan pesaing-pesaing lainnya
yang lebih dikenal oleh konsumen dan mempunyai tempat yang lebih besar dari
pendatang baru. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk
memperbesar skala produksi dan efisiensi proses produksi sehingga harga per unit
barang yang diproduksi oleh “Fotocopy Mantab Jaya” menjadi lebih rendah.
b. Diferensiasi produk
Dalam diferensiasi produk, pengusaha harus mencari banyak cara untuk menarik
pelanggan atau konsumen. Salah satu cara yang diterapkan oleh “Fotocopy
Mantab Jaya” adalah dengan strategi promosi yng tepat dan pelayanan / service
yang memuaskan para pelanggan / konsumen.
c. Kecukupan modal
Bagi pendatang baru seperti “Fotocopy Mantab Jaya”, pesaing yang sangat berat
adalah pesaing yang mempunyai banyak modal untuk jenis industri yang
memerlukan biaya yang besar untuk riset, pengembangan, dan eksplorasi. Oleh
karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk mencukupi kebutuhan
modalnya untuk jangka panjang.
d. Biaya peralihan (switching cost)
Biaya ini akan dikeluarkan pembeli jika berpindah dari produk pemasok tertentu
ke produk pemasok lainnya. Jika biaya peralihan cukup besar, pesaing baru harus
memberikan penawaran yang harus lebih menarik, terutama soal harga.
e. Akses ke saluran distribusi

69
Disini “Fotocopy Mantab Jaya” tidak mempunyai metode untuk saluran distribusi
karena “Fotocopy Mantab Jaya” memasarkan produknya secara langsung ke pihak
konsumen, sehingga memudahkan terjadinya interaksi dengan konsumen.
f. Ketidakunggulan biaya independen
Keunggulan biaya yang tidak dimiliki oleh usaha yang sudah ada sulit ditiru oleh
“Fotocopy Mantab Jaya” sebagai pendatang baru. Keunggulan ini timbul dari
teknologi yang telah dipatenkan pemilik usaha “Fotocopy Mantab Jaya”, konsesi
bahan baku, atau bahkan memungkinkan subsidi dari pemerintah.
g. Peraturan Pemerintah
Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang mengatur bidang-bidang
tertentu, seperti yang selalu diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat
Daftar Investasi Negatif (DIN). Peraturan ini dapat menimbulkan hambatan
masuk bagi pendatang baru.
b. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja usaha.
Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk menyikapi persaingan
sebagai salah satu pemicu untuk lebih maju dalam kinerja usaha. Menurut Porter,
tingkat persaingan dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
a. Jumlah Kompetitor
Di daerah sekitar “Fotocopy Mantab Jaya” didirikan sejumlah kompetitor yang
tidak terlalu mempengaruhi karena di daerah tersebut masih jarang didirikan
usaha yang sejenis dengan “Fotocopy Mantab Jaya”.
b. Tingkat Pertumbuhan Industri
Keadaan “Fotocopy Mantab Jaya” sampai saat ini mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat dengan perolehan keuntungan / profit / laba yang signifikan dari
tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan masih belum ada pesaing yang kuat di daerah
tersebut, sehingga memudahkan pertumbuhan usaha ini.
c. Karakteristik Produk
Dalam “Fotocopy Mantab Jaya” sudah melakukan pembedaan produk dengan
pesaing lain agar usaha ini mudah dikenal karena mempunyai ciri khas tersendiri.
“Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan spesifikasi produk yang diutamakan dan
mempunyai kualitas yang lebih unggul daripada produk pesaing. Oleh karena itu,

70
sebelum membuka usaha ini, terlebih dahulu dilakukan analisis mengenai produk
pesaing sehingga “Fotocopy Mantab Jaya” mengetahui kelebihan dan keunggulan
para pesaingnya.
d. Biaya Tetap yang Besar
“Fotocopy Mantab Jaya” beroperasi pada skala ekonomi yang rendah, sehingga
termasuk pada jenis usaha yang memiliki total biaya tetap yang besar. Akibatnya,
“Fotocopy Mantab Jaya” menjual produk di atas biaya produksi. Tetapi, tidak
menutup kemungkinan bahwa suatu saat “Fotocopy Mantab Jaya” akan
menghasilkan biaya tetap yang besar. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya”
mengusahakan untuk menekan / meminimalisir biaya tetap tersebut.
e. Kapasitas
“Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai kapasitas produksi yang tinggi untuk
menjaga efisiensi biaya per unit. Seiring dengan berjalannya waktu, jika suatu saat
“Fotocopy Mantab Jaya” telah mampu berproduksi pada tingkat yang maksimal
maka “Fotocopy Mantab Jaya” direncanakan akan melakukan penambahan
fasilitas produksi.
f. Hambatan Keluar
Hambatan keluar tesebut akan memaksa “Fotocopy Mantab Jaya” untuk tidak
keluar dari area bisnis. Contoh hambatan yang dirasakan oleh “Fotocopy Mantab
Jaya” adalah berasal dari pesaing-pesaing yang telah ada ataupun dari bahan baku
yang tidak memenuhi standart. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha
untuk bertahan dan menghindari kemungkinan kerugian, sambil menunggu waktu
yang tepat untuk keluar dari hambatan tersebut.
c. Ancaman Dari Produk Pengganti
Meski “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai ciri khas yang berbeda dan
karakteristik produknya sendiri, usaha ini tetap harus memperhatikan cara lain
apabila produknya disamai oleh pesaing lain. Misalnya, dengan sedikit mengganti
produk tetapi masih menonjolkan ciri khas dari barang tersebut sehingga terdapat
diferensiasi produk. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk
menstabilkan harga untuk menghindari persaingan dalam bidang harga dan
ancaman dari produk substitusi.

71
d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)
Pembeli dapat mempengaruhi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dalam memotong
harga, meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan
kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Kemungkinan kondisi yang
dihadapi oleh “Fotocopy Mantab Jaya”, yang dapat memberikan pengaruh positif /
menguntungkan maupun pengaruh negatif / merugikan adalah sebagai berikut :
a. Pembeli membeli dalam jumlah / kapasitas yang besar
b. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
c. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
d. Switching Cost pemasok adalah kecil
e. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli dengan
mudah mencari barang subtitusinya
f. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah sehingga sensitif
terhadap harga dan diferensiasi service
g. Produk yang dibeli perusahaan mempunyai andil presentase yang besar bagi
biaya produksi pembeli, sehingga pembeli akan menawarkan insentif kepaada
para tenaga kerjanya yang mampu menyediakan produk yang sama dengan harga
yang lebih murah dengan kualitas yang relatif sama.
e. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi produksi “Fotocopy Mantab Jaya” lewat
kemampuan mereka menaikan harga atau mengurangi kualitas atau service.
Pemasok akan merasa kuat dengan terpenuhinya beberapa kondisi berikut ini :
a. Jumlah pemasok sedikit
b. Produk / pelayanan yang ada adalah unik dan mampu menciptakan Switching
Cost yang relatif besar
c. Tidak tersedianya produk subtitusi
d. Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang
sama yang dihasilkan “Fotocopy Mantab Jaya”
e. “Fotocopy Mantab Jaya” hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok
f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya
Yang termasuk dalam pengaruh kekuatan ini adalah berupa kekuatan di luar usaha
“Fotocopy Mantab Jaya” yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara

72
langsung kepada usaha ini. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah
pemerintah, lingkungan masyarakat, pemasok, dan kelompok yang mempunyai
kepentingan lainnya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing stakeholder
mempunyai variasi yang berbeda-beda di antara usaha satu dengan usaha yang
lainnya. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk mampu
mengendalikan pengaruh-pengaruh kekuatan tersebut dan memanfaatkannya /
mengolahnya menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi “Fotocopy Mantab
Jaya” sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi usaha ini, terutama
untuk periode masa mendatang.
2. Aspek Lingkungan Hidup (AMDAL)
Studi aspek lingkungan hidup ini bertujuan untuk menentukan apakah secara
lingkungan hidup, misalnya dari sisi udara dan air, rencana bisnis diperkirakan
dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Sedangkan yang dimaksudkan
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu hasil
studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. AMDAL dapat dipakai
untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya dengan menggunakan
dokumen yang benar. Analisis yang dilakukan oleh usaha “Fotocopy Mantab
Jaya” ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan dokumen yang terdiri dari
sebagai berikut :
a. Rencana Kelola Lingkungan (RKL)
Rencana Kelola Lingkungan (RKL) yang dibuat oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
merupakan dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah,
mengendalikan, dan menanggulangi dampak penting lingkungan yang bersifat
negatif dan meningkatkan dampak positif sebagai akibat dari suatu rencana usaha
/ kegiatan yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”. Dalam dokumen ini,
“Fotocopy Mantab Jaya” memberikan pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip, atau
persyaratan untuk pencegahan / pengendalian dampak lingkungan yang mungkin
terjadi.
“Fotocopy Mantab Jaya” melakukan riset bahwa hampir tidak ada dampak yang
membahayakan lingkungan dari kegiatan / aktivitas yang dilakukan oleh
“Fotocopy Mantab Jaya”. Meskipun demikian, “Fotocopy Mantab Jaya” tetap

73
melakukan program dan perencanaan untuk pembiayaan terhadap pengelolaan
lingkungan. Hal itu dilakukan untuk mencegah jika sewaktu-waktu dibutuhkan
dana yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan lingkungan serta
menyangkut “Fotocopy Mantab Jaya” sebagai salah satu usaha / bisnis di
lingkungan tersebut.
Hal-hal yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” dalam mengelola
lingkungan adalah sisa-sisa bahan produksi yang tidak digunakan akan
dikumpulkan menjadi satu dan kemudian dikemas dengan rapat / rapi untuk
dibuang di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) yang terdekat dengan lokasi
“Fotocopy Mantab Jaya” berada. Dengan demikian, “Fotocopy Mantab Jaya”
terus berusaha untuk menghindari dan mengupayakan untuk meminimumkan
dampak negatif yang bisa mempengaruhi lingkungan di sekitar daerah usaha
“Fotocopy Mantab Jaya”.
b. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
RPL ini dibuat untuk diajukan kepada instansi yang berwenang. Jadi “Fotocopy
Mantab Jaya” melakukan suatu pemantauan terhadap lingkungan di sekitar daerah
usaha “Fotocopy Mantab Jaya”. Selanjutnya, akan diteliti lebih jauh mengenai
dampak apa saja yang mungkin bisa terjadi dan mempengaruhi lingkungan di
sekitar daerah usaha “Fotocopy Mantab Jaya”. Hasil dari kegiatan / aktivitas ini
akan dilaporkan dalam RPL dan kemudian akan dilampirkan dalam pengajuan
surat izin usaha ke Dinas Perizinan di daerah setempat (Malang kota).
Berdasarkan kajian-kajian aspek lingkungan di atas, dapat disimpulkan bahwa
usaha “Fotocopy Mantab Jaya” memiliki dampak / pengaruh pada lingkungan di
sekitar usaha tersebut. Misalnya adalah polusi suara yang dimunculkan dari
mesin-mesin fotocopy dan lainnya yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
dan sisa-sisa bahan produksi yang akan menjadi sampah lingkungan. Oleh karena
itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk mengantisipasi dampak tersebut dan
mengupayakan agar tidak mengganggu / mrugikan lingkungan di sekitar usaha
tersebut.
Usaha-usaha yang dilakukan antara lain adalah dengan membuat tempat yang
representatif dan mampu menghindari terjadinya polusi suara yang dapat
mengganggu masyarakat sekitar (meredam suara), sehingga masyarakat sekitar

74
tidak merasa bising dengan suara mesin-mesin tersebut. Selain itu, “Fotocopy
Mantab Jaya” juga mengumpulkan sisa-sisa bahan baku yang tidak digunakan,
kemudian dikemas serapi dan serapat mungkin dan dibuang secepatnya ke Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) yang terdekat dengan lokasi usaha “Fotocopy
Mantab Jaya”.
Hal ini dilakukan secara rutin (continue) selama kurang lebih 3 hari sekali untuk
menghindari terjadinya penumpukan sampah di lokasi usaha “Fotocopy Mantab
Jaya”. Jika sampai erjadi penumpukan, maka akan mempengaruhi minat para
pelanggan untuk datang dan memberikan order ke tempat “Fotocopy Mantab
Jaya”. Hal ini dikarenakan adanya pemandangan yang kurang menyenangkan
yang ditimbulkan dari tumpukan-tumpukan sampah tersebut. Sedangkan untuk
usaha pencegahan yang lain masih terus dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
agar usaha ini benar-benar tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan
sekitar dan tidak merugikan masyarakat sekitar usaha ini.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pengkajian yang telah dijelaskan dalam bab-bab
sebelumnya, maka dapat diberikan suatu kesimpulan mengenai usaha yang
dijadikan obyek analisis Studi Kelayakan Bisnis oleh penulis yaitu “Fotocopy
Mantab Jaya”. Kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya”memiliki peluang untuk memenuhi standar
kelayakan bisnis dan dianggap cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan kalangan
mahasiswa membutuhkan jasa fotokopi untuk menunjang aktivitas
perkuliahannya. Melihat dan menyadari betapa pentingnya usaha fotokopi ini,
maka didirikanlah “Fotocopy Mantab Jaya” yang terletak di dekat kampus UIN
Maliki Malang dan daerah kos-kosan para mahasiswa, yang menjadi target
konsumen utama dari usaha ini. Berdasarkan aspek pasar dan pemasaran tersebut,
maka usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
2. Aspek Produksi / Operasional
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai lokasi strategis, luas bangunan yang
representatif, dan lay out yang terencana. Hal ini dapat menunjang / mendukung

75
kinerja operasional. “Fotocopy Mantab Jaya” juga mempunyai persediaan bahan
baku yang efektif, penjadwalan yang efisien, dan tenaga kerja yang berkompeten.
Berdasarkan aspek produksi / operasional tersebut, maka usaha “Fotocopy Mantab
Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
3. Aspek Manajemen
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai sistem manajemen yang teratur dan
terarah. Perencanaan telah dilakukan dengan matang, pengorganisasian
dilaksanakan secara terpadu dan terpusat, pengadaan yang seimbang, dan
pengendalian yang terecana merupakan pendukung kinerja “Fotocopy Mantab
Jaya” untuk mencapai keuntungan / profit yang maksimal. Berdasarkan aspek
manajemen tersebut, maka usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak /
feasible.
4. Aspek Sumber Daya Manusia
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” melaksanakan perencanaan SDM dan analisis
pekerjaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Program keselamatan kerja
diterapkan dalam usaha ini, untuk mencegah kecelakaan yang terjadi sewaktu-
waktu. Selanjutnya, berlaku aturan “tambahan kompensasi (bonus)” bagi para
karyawan yang mampu menberikan prestasi kerja yang maksimal bagi kinerja
usaha ini. Berdasarkan aspek sumber daya manusia tersebut, maka usaha
“Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
5. Aspek Keuangan
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” melakukan perhitungan pada Analisis Cash Flow
dan Laporan Laba Rugi, sehingga diketahui perkembangan keuangan dari tahunke
tahun. Selanjutnya juga dilakukan perhitungan kriteria investasi yaitu Net Present
Value, Payback Period, Interest Rate of Return, Profitability Indeks, dan Break
Event Point. Perhitungan aspek keuangan tersebut menghasilkan kesimpulan
bahwa usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
6. Aspek Lingkungan
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” mengevaluasi aspek lingkungan, baik secara
lingkungan industri maupun lingkungan hidup. Dalam lingkungan industri, usaha
ini telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menghindari pengaruh
buruk yang dapat merugikan. Sedangkan dalam lingkungan hidup, usaha ini

76
memberlakukan evaluasi terhadap AMDAL sehingga tidak merugikan lingkungan
dan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan aspek lingkungan tersebut, maka usaha
“Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
Berdasarkan analisis yang komprehensif dari berbagai aspek yang telah dikaji
pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan bahwa secara
keseluruhan usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat dikatakan layak / feasible.
Untuk tahap berikutnya, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat diterapkan,
dikelola, dan dikembangkan sebagaimana mestinya. Dengan demikian, usaha
“Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat digunakan untuk evaluasi sebuah Studi
Kelayakan Bisnis. Selanjutnya, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat
direkomendasikan kepada para penyandang dana / pemilik modal dan dapat
tertarik untuk merealisasikan dan menerapkannya dalam dunia bisnis yang
sesungguhnya.
Kami yakin usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini akan berhasil dan mampu bertahan
dalam jangka waktu panjang. Selain itu, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini juga
akan memberikan keuntungan / profit yang signifikan dan kegiatan wiraswasta
yang sangat efektif. Hal ini dikarenakan, saat ini manusia-manusia sedang
berlomba-lomba untuk bersaing dalam berbagai bidang, terutama untuk
menguasai dunia bisnis. Oleh karena itu, penulis yakin usaha “Fotocopy Mantab
Jaya” ini layak / feasible untuk direalisasikan di tengah perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dunia bisnis, dan era globalisasi seperti sekarang ini.
Demikianlah kesimpulan dan rekomendasi ini dibuat untuk Studi Kelayakan
Bisnis.

REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis studi kelayakan bisnis yang dilakukan pada “Fotocopy
Mantab Jaya” dilihat dari aspek hukum, pasar dan pemasaran, manajemen, SDM,
produksi, teknik dan teknologi, keuangan serta aspek AMDAL maka usaha ini
dinyatakan layak untuk dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Suad dan Suwarsono . 1994 . Studi Kelayakan Bisnis dan Proyek .

77
Yogyakarta : UPP AMP YKPN .
Umar, Husein . 2007 . Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3 : Teknik Menganalisis
Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama .
Wahyudi, Agustinus Sri . 1996 . Manajemen Strategik : Pengantar Proses Berfikir
Strategik . Jakarta : PT Binarupa Aksara .
Djakfar, Kasmir. 2003. Study Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Media Group

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aspek teknis dan teknologi merupakan suatu aspek yang berkenaan
dengan proses pembangunan proyek secara teknis, teknologi dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek teknik
berkaitan dengan proses produksi, dimulai dari bagaimana strategi dan
perencanaan produksi sampai kepada kapasitas dan volume produksi. Selain
itu, dari aspek teknologi berkaitan dengan peralatan yang digunakan, seperti
mesin, ataupun teknologi yang mendukung proses produksi serta operasional
suatu perusahaan. Tidak hanya itu, perencanaan letak usaha dan layout juga
menjadi bagian dari studi kelayakan aspek teknik dan teknologi, karena hal
tersebut akan menentukan ukuran dari bangunan yang akan dibangun.

78
Daftar Pustaka

Herlianto, Didit dan Triani Pujiastuti. (2009). Sudi Kelayakan Bisnis.Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Umar, Husein. (2003). Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.

http://hasnah921.blogspot.com/2015/10/studi-kelayakan-bisnis-aspek-teknik-
dan.html

http://digilib.uinsgd.ac.id/3141/1/Studi KBW.pdf

https://www.academia.edu/29925936/ASPEK_TEKNIS_DAN_TEKNOLOGI

https://slideplayer.info/slide/2741980/

https://widyaristianti.wordpress.com/2016/03/09/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-keputusan-lokasi/

https://dewirosdyana.wordpress.com/2015/05/12/strategi-lokasi-dan-tata-letak/

https://andyyjr20.blogspot.com/2017/06/makalah-studi-kelayakan-bisnis.html?m=1

http://ahdasaifulaziz.blogspot.com/2011/06/studi-kelayakan-bisnis-fotocopy-
mantab.html

79

Anda mungkin juga menyukai