PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian aspek teknis dan teknologi dalam SKB?
2. Apa tujuan, manfaat, dan hal hal yg perlu di analisa dalam SKB?
3. Apa maksud dari pemilihan mesin dan peralatan teknologi, kriteria
pemilihan alat dan teknologi?
1
4. Apa maksud dari penentuan lokasi bisnis, penentuan luas produksi,
penentuan layout pabrik dan bangunan, penyusunan rencana kapasitas?
5. Identifikasi faktor faktor yg menpengaruhi keputusan lokasi, penilaian
dan penentuan lokasi, metode evaluasi lokasi?
6. Apa maksud dari proses produksi, desain produksi barang dan jasa,
seleksi desain produksi barang dan jasa, siklus hidup produk?
7. Menjelaskan contoh kasus terkait proses produksi , aspek teknis dan
teknologi yg digunakan pada perusahaan produk barang dan jasa saat
ini
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aspek teknis dan teknologi dlm SKB
2. Untuk mengetahui tujuan, manfaat, dan hal hal yg perlu di analisa dlm
SKB
3. Untuk mengetahui pemilihan mesin dan peralatan teknologi, kriteria
pemilihan alat dan teknologi,
4. Untuk mengetahui penentuan lokasi bisnis, penentuan luas produksi,
penentuan layout pabrik dan bangunan, penyusunan rencana kapasitas
5. Untuk mngetahui faktor faktor yg menpengaruhi keputusan lokasi,
penilaian dan penentuan lokasi, metode evaluasi lokasi
6. Untuk mengetahui proses produksi, desain produksi barang dan jasa,
seleksi desain produksi barang dan jasa, siklus hidup produk,
7. Untuk mengetahui contoh kasus terkait proses produksi , aspek teknis
dan teknologi yg digunakan pada perusahaan produk barang dan jasa
saat ini
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Menurut Williams dan sawyer, teknologi informasi adalah teknologi
yang menggabungkan komputasi(computer) dengan jalur komunikasi
kecepatan tinggi yang membawa data,suara,dan video.
d. Menurut Rahardjo(2002:74),teknologi informasi adalah sama dengan
teknologi lainnya,hanya informasi merupakan komoditas yang diolah
dengan teknologi tersebut.dalam hal ini teknologi mengandung
konotasi memiliki nilai ekonomi yang mempunyai nilai jual.
4
c) Menurut departemen dalam perusahaan bisnis, TI dibedakan atas: sistem
informasi akutansi, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi,
dan lain-lain.
Sebuah studi kelayakan bisnis akan memiliki manfaat yang berguna bagi
beberapa pihak menurut Umar (2005:19), yaitu:
5
a. Pihak Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk
direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari,
misalnya dari investor atau pemilik modal yang ingin menanamkan
modalnya pada proyek yang akan dikerjakan.
b. Pihak Kreditor
6
2. Hasil analisis
7
C. Kriteria Pemilihan Mesin dan Peralatan Teknologi
Pemilihan mesin dan peralatan teknologi mempunyai hubungan yang erat sekali.
Berikut penjelasan dari pemilihan mesin dan peralatan teknologi :
c. Kemampuan
d. Ketersediaan pemasok.
f. Kualitas
8
g. Umur ekonomis
9
1. Lokasi untuk kantor pusat
2. Lokasi untuk pabrik
3. Lokasi untuk gudang
4. Kantor cabang
Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai
berikut :
1. Jenis usaha yang dijalankan
2. Apakah dekat dengan pasar atau konsumen
3. Apakah dekat dengan bahan baku
4. Apakah tersedia tenaga kerja
5. Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik dan air)
6. Apakah dekat dengan pusat pemerintahan
7. Apakah dekat lembaga keuangan
8. Apakah berada di kawasan industri
9. Kemudahan untuk melakukan ekspansi/ perluasan
10. Kondisi adat istiadat/ budaya/ sikap masyarakat setempat
11. Hukum yang berlaku di wilayah setempat
Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada 2 faktor yang menjadi pertimbangan,
yaitu :
1. Faktor Utama (Primer) Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik
adalah :
a. Dekat dengan pasar
b. Dekat dengan bahan baku
c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan
d. Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api atau
pelabuhan laut atau pelabuhan udara
e. Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik
f. Sikap masyarakat
2. Faktor Sekunder
Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau
pembangunan gedung
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di masa yang
akan dating
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahanan
e. Iklim dan tanah
f. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat
10
Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dekat pemerintahan
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia saran dan prasarana
11
Faktor- faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil value
antara lain adalah :
1. Pasar
2. Bahan baku
3. Transportasi
4. Tenaga kerja
5. Pertimbangan lainnya
12
Jumlah 100 66 87 58
Metode Penilaian Hasil Value
PT Sinar Layang bermaksud mendirikan pabrik tekstil. Pilihan lokasi yang
diinginkan adalah di Serang, Cirebon dan bandung. Pertimbangannya adalah
berdasarkan metode penilaian hasil value.
Berdasarkan metode penilaian hasil value maka lokasi yang tertinggi yang dipilih
yaitu kota Bandung dengan nilai 87.
4 Biaya Umum 70 75 65
5 Biaya Lainnya 10 10 5
Jumlah 330 355 305
umum dan biaya lainnya.
Berdasarkan metode perbandingan biaya maka lokasi yang dipilih adalah
Bandung dengan biaya termurah, yaitu hanya Rp 305 per unit.
13
4 Biaya Bahan Bakar dan 180.000 180.000 180.000
Listrik
5 Pajak 50.000 60.000 50.000
Total Biaya Operasi 1.630.000 1.790.000 1.605.000
6 Perumahan Baik Cukup Baik
7 Sikap Masyarakat Kurang Baik Baik Baik
14
dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga dapat tercapai
efisiensi operasi.
Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai keuntungan antara lain sebagai
berikut :
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan
2. Pemakaian ruangan yang efisien
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi
4. Aliran material menjadi lancer
5. Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah
6. Kebutuhan persediaan yang rendah
7. Memberikan kenyaman, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik
15
sehingga lebih besar penjualannya.
4. Arus informasi
Pertimbangan tentang cara terbaik untuk memindahkan informasi atau melakukan
komunikasi perlu juga dibuat.
16
1. Produk yang dihasilkan
2. Kebutuhan terhadap ruangan
3. Urutan produksi
4. Jenis dan berat peralatan / mesin
5. Aliran bahan baku
6. Udara dan cahaya di ruangan
7. Pemeliharaan
8. Fleksibelitas (kemudahan berpindah–pindah)
PERENCANAAN KAPASITAS
Konsep Kapasitas Adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam
periode tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin
selama periode waktu tersebut.
TUJUAN
Pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yg tinggi,
penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
Kapasitas desain (design capacity) adalah output maksimum sistem secara teoritis
pada suatu periode waktu tertentu dengan kondisi ideal.
17
PENGUKURAN KAPASITAS
1. Utilitas : % kapasitas desain yang sesunguhnya telah dicapai.
CONTOH
Perusahaan Sari Roti memiliki pabrik yang memproduksi roti “Deluxe” untuk
sarapan dan ingin
memahami
kapasitasnya dgn
lebih baik.
Tentukan
kapasitas desain
(utilitas) dan
kapasitas efktif (efisiensi), jika fasilitas memproduksi = 148.000 roti, kapasitas
efektif pabrik = 175.000 roti. beroperasi 7 hari/ minggu dgn 3 giliran kerja
masing-masing 8 jam/hari. dirancang utk mem-produksi roti isi kacang hijau dan
keju dgn tingkat output = 1.200 roti/jam.
PENYELESAIAN
Kapasitas desain =(7hari x 3giliran kerja x 8)x (1.200 roti/jam) =201.600 roti.
18
dengan keterangan :
P = harga per unit
Q = kuantitas yang dihasilkan
F = biaya tetap total
V = biaya variabel per unit.
CONTOH
Perusahaan
Sevenjaya yang
bergerak di
bidang produksi
kain, memiliki :
Biaya tetap
sebesar Rp. 300.000,-.
Biaya variabel per unit Rp.40,-
Harga jual per unit Rp. 100,-
Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
PERHITUNGAN BEP
1.Cara trial
yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu volume produksi/penjualan
tertentu.
Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambil volume
penjualan/produksi yang lebih rendah, dan sebaliknya.
Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan produksi
dimana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.
19
Misal dari contoh,
diambil volume
produksi 6.000 unit,
maka dapat dihitung
keuntungan operasi
adalah:
hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit Jadi, pada volume
produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa
BEP-nya terletak di bawah 6.000 unit.
20
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi, penentuan lokasi,
dan metode evaluasi
Ekonomi pasar
1. Kepadatan penduduk
2. Penghasilan
21
Jika kepadatan penduduk tidak linear dengan daya beli
masyarakatnya, maka berarti lokasi itu tidak tepat sebagai tempat/pusat
perbelanjaan. Karena itu, perlu dicermati bagaimana penghasilan
penduduk di suatu trade area tertentu. Apakah lingkungan dekat
menyukai jika mereka ditawarkan produk dari usaha franchise atau
pusat perbelanjaan yang Anda miliki
3. Jumlah usaha
4. Tempat
Ada beberapa tipe tempat dapat dijadikan pilihan untuk suatu usaha
atau bisnis. Tempat-tempat tersebut seperti mal (shopping mall), sentra
usaha, perumahan, pinggir jalan dan sebagainya. Kebanyakan suatu
usaha memiliki tempat tersendiri dalam penempatan lokasinya.
Contohnya saja Circle-K yang lebih cocok berada di kawasan
perumahan daripada di tempat kawasan industry.
5. Jumlah Traffic
6. Pusat keramaian
22
Sama dengan point di atas, jika lokasi berada di bagian mal
misalnya Mall Depok Town Square, kebanyakan pusat lalu lalang yang
terbaik adalah di outlet-outlet makanan. Kadang-kadang, di seberang
jalan mal juga menjadi tempat yang di penuhi orang lalu lalang dan
biasanya harga sewanya juga lebih murah. Bisa juga lokasinya di
rumah sakit, kampus atau di pusat-pusat orang datang.
7. Akses karyawan
8. Zona
9. Kompetisi
10. Appearance
23
Hal ini juga memungkinkan usaha yang dijalankan dapat menarik dan
menjaring pasar di daerah sekitar. Karena dalam suatu kasus tertentu,
karena lokasi usaha yang memenuhi criteria ini dibutuhkan oleh pasar
lain. Contohnya saja, suatu mall dapat menarik pasar real estate untuk
melakukan pembangunan di sekitarnya.
3. Lokasi pasar
24
4. Ketersediaan, sikap, produktivitas, dan upah tenaga kerja
1. Keinginan perusahaan
8. Biaya tanah/pembangunan
3. Pembatasan daerah
25
4. Kedekatan kepada jasa/pasokan yang dibutuhkan
26
Artinya, lokasi tersebut harus memiliki atau memberikan pilihan-pilihan
yang menguntungkan dari sejumlah akses yang ada. Semakin strategis
suatu lokasi suatu tempat kedudukan perusahaan, berarti akan semakin
besar peluang keuntungan yang akan diperoleh. Dengan demikian, tujuan
penentuan lokasi suatu tempat kedudukan perusahaan yaitu untuk
memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih
pangsa pasar yang lebih luas. Pemilihan letak suatu tempat kedudukan
perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Bahan mentah
2. Modal
3. Tenaga kerja
27
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga
kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya,
adakalanya suatu industry membutuhkan tenaga kerja yang banyak
walaupun kurang pendidikan. Tetapi ada pula industry yang hanya
membuthkan tenaga-tenaga tenaga kerja yang berpendidikan dan
terampil. Dengan demikian penempatan lokasi berdasarkan tenaga
kerja sangat tergantung pada jenis dan karakteristik kegiatan
industrynya
4. Sumber energy
5. Transportasi
6. Pasar
28
disarankan untuk pengembangan industry pada masa mendatang
adalah industry yang memiliki tingkat pencemaran yang rendah, hemat
air, hemat bahan baku dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Bahkan pasar internasional sudah mensyaratkan penggunaan teknologi
yang ramah lingkungan dan sumber daya sebagai salah satu syarat agar
produknya dapat diterima dipasaran melalui ISO 9000 dan ISO 14000
8. Perangkat hukum
9. Kondisi lingkungan
29
3. METODE EVALUASI ALTERNATIF LOKASI
30
6. Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal,
dengan mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.
31
2. Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertical dan
volume produksi tahunan pada garis horizontal di grafik itu.
3. Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume
produksi yang diinginkan.
Dimana :
32
Perhatikan bahwa persamaan di atas mengandung istilah Qi yang
merupakan banyaknya pasokan yang dipindahkan kea tau dari lokasi i.
d) Model Transportasi
33
Proses produksi
1. Proses produksi
a. Berdasarkan proses
34
yaitu proses produksi dengan menambahkan nilai lebih pada
suatu barang yang ada. Misalnya kayu untuk membuat rumah,
baja untuk membuat jembatan, dan lain-lain.
2) Produksi tidak langsung, yaitu kegiatan produksi dengan
memberikan hasil dari keahlian atau jasa. Misalnya, jasa
montir, jasa kesehatan, jasa konsultasi, dan lain-lain.
35
Dalam pelaksanaannya, proses ini memerlukan waktu yang berbeda-beda,
ada yang singkat, dan ada juga yang prosesnya cukup panjang.
Berdasarkan cara pelaksanaannya, proses produksi dapat dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu:
c. Produksi Terus-Menerus
d. Produksi Berselingan
36
1. DESAIN PRORDUK BERUPA BARANG
Produk yang berupa barang adalah sesuatu yang berbentuk sehingga dapat
disimpan dan dapat diperjualbelikan. Produk yang berupa barang dapat dipindah-
pindahkan letak fasilitasnya, dapat ditentukan besaran biayanya, dan aktivitas
penjualannya berbebda dengan produksi, dimana aktivitas produksinya mudah
diotomatisasi. Dalam pengembangan desain atau redesain dari suatu produk,
haruslah dilakukan dengan dasar: apa alasan untuk dilakukannya dan apa
tujuannya. Alasan dilakukannya desain atau desain produk adalah untuk
dicapainya keberhasilan dan kemakmuran suatu organisasi perusahaan. Untuk itu,
maka perlu diperhatikan berbagai kegiatan dan tanggung jawab yang mencakup
atau mempengaruhi bidang-bidang fungsional yang terkait dalam organisasi
terutama pemasaran dan operasi produksi.Kegiatan dan tanggung jawab itu
adalah:
37
Merancang jasa merupakan tantangan, karena umumnya mempunyai
karakteristik yang unik. Satu alasan mengapa perbaikan produktivitas dalam jasa
begitu penting adalah karena baik desain dan pengantaran produk jasa
memasukkan adanya interaksi pelanggan. Saat pelanggan berpartisipasi dalam
proses desain, pemasok jasa mungkin mempunyai daftar menu jasa di mana
pelanggan dapat memilih pilihannya. Dalam hal ini, pelanggan dapat
berpartisipasi dalam desain jasa. Spesifikasi desain berupa sebuah kontrak atau
penjelasan tertulis dengan foto (seperti pada operasi plastik atau tatanan rambut).
Sama halnya, pelanggan dapat berperan dalam pengantaran sebuah jasa atau pada
keduanya, desain dan pengantaran , merupakan situasi yang menambah tantangan
pada desain produk.
38
karyawan lain di sebelahnya. Moment-of-truth dapat terjadi saat anda memesan
makanan di McDonald, memotong rambut, atau mendaftar pada sebuah kursus.
Menjelaskan pada sebuah moment-of-turth untuk sebuah computer dari
perusahaan layanan hotline pelanggan.
Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam sejmua jenis organisasi itu
adalah menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi
menghasilkan produk atau jasa yang dirancang secara tepat atau keluaran yang
dapat memuaskan keinginan para pelanggan.
39
Produk dilahirkan. Mereka hidup dan mereka mati. Mereka
disingkirkan oleh masyarakat yang terus berubah. Kehidupan produk
terbagi atas empat fase, yaitu :
Perkenalan
Pertumbuhan
Kematangan
Penurunan.
40
inginkan oleh masyarakat masih belum ditetapkan. Pada waktu yang
bersamaan,menejer oprasi masih mencari-cari tektik manufaktur yang
terbaik.
41
mungkin akan terlihat sama sekali berbeda jika ia mewakili sebagian besar
penjualan perusahaan.
Produk mati, karena produk yang tidak perlu harus dibuang dan
digantikan. Karena perusahaan menghasilkan hampir semua pendapatan
dan keuntungan dari produk baru maka pemilihan produk, definisi, dan
desain dilakukan secara terus-menerus. Mengetahui bagaimana
menemukan dan mengembangkan produk baru dengan sukses merupakan
suatu keharusan.
42
memusatkan perhatian pada peluan tertentu, sebagaimana dituliskan
dibawah :
43
Manajer operai mendesain sistem yangg dapat membantu mengenalkan
produk baru dengan sukses dan harus menyadari adanya factor-faktor ini dan
dapat mengantisipasi perubahan dalam peluang produk produk itu sendiri, volume
produk, dan bauran produk
Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus suatu
produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari
peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan
dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk
yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat
penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.
Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang
dihargai dan memiliki kredibilitas yang tinggi.
Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah. Perubahan
citra produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan menghindari
penurunan drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh tidak saja
ditentukan dari jenis produk tetapi bisa dilihat menggunakan indikator seperti
penjualan produk, komplain yang tidak tertangani, distribusi dll.
44
memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan
pemotongan harga.
Pembentukan Produk. Sebuah produk mulai direncanakan mulai dari sebuah ide.
Kemudian produk mulai dibuat dan diciptakan dalam bentuk nyata.
Perkenalan Produk. Tahap kedua adalah perkenalan produk dengan cara mulai
melakukan pemasaran ke target pasar yang dituju.
Pematangan Produk. Produk yang berhasil sukses diterima oleh pasaran, akan
bertahan dalam fase ini. Namun, seorang manajer produk harus selalu melakukan
inovasi untuk mempertahankan penjualan dan eksistensi produk.
Penurunan Produk. Dalam tahap ini, terjadi penurunan angka penjualan. Hal ini
dapat disebabkan oleh produk yang kalah bersaing dengan kompetitor.
G. Contoh aspek
EXECUTIVE SUMMARY
Dalam dunia bisnis di masa sekarang ini, akan dapat dirasakan bahwa semakin
bergerak ke arah perkembangan dan kemajuan yang pesat melewati batas ruang,
gerak, dan waktu. Di lain pihak, gelombang globalisasi semakin tak terbendung,
sehingga menyebabkan manusia berlomba-lomba untuk bersaing dalam berbagai
bidang, terutama dalam dunia bisnis. Paduan dari kedua hal tersebut adalah
adanya usaha-usaha manusia untuk bersaing dan saling mempengaruhi dalam
berbagai bidang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan globalisasi. Oleh
karena itu, manusia berusaha dan terus mencoba untuk menciptakan sesuatu yang
45
mampu menguasai dunia bisnis .
Berdasarkan paduan tersebut, maka manusia-manusia berusaha untuk menerapkan
dan mengimplementasikan persaingan tersebut dalam suatu bentuk usaha, baik
secara individu maupun secara berkelompok. Bentuk usaha tersebut disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Salah satu
bentuk usaha tersebut adalah dengan mendirikan perusahaan (berbisnis), yang
dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian
dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan / atau jasa yang diperuntukkan
bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba
kepada para pemiliknya.
Dalam suatu perekonomian yang kompleks seperti sekarang ini, orang harus mau
menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja,
material, modal, dan manajemen secara baik sebelum memasarkan suatu produk.
Oleh karena itu, sebelum melakukan pengembangan usaha hendaknya dilakukan
suatu kajian yang cukup mendalam dan komprehensif untuk mengetahui layak
tidaknya usaha tersebut. Adapun salah satu alternatif usaha yang kami rasa
memenuhi standar kelayakan bisnis adalah usaha fotokopi, penjilidan, printing,
ketik, dan laminating. Kami mengangkat usaha ini dikarenakan cukup
menjanjikan, terutama karena letaknya yang sangat strategis, yaitu di areal
kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sehingga
memudahkan kalangan mahasiswa, di mana mereka sebagai target utama usaha
ini. Oleh karena itu, kami akan mencoba menganalisis usaha ini dari beberapa
aspek Studi Kelayakan Bisnis yang akan dipaparkan dalam pembahasan berikut
ini.
46
manajemen yang sederhana.
Salah satu aspek rencana bisnis yang perlu dikaji kelayakannya adalah aspek pasar
dan pemasaran. Jika pasar yang akan dituju tidak jelas, prospek bisnis ke depan
pun tidak jelas, maka resiko kegagalan bisnis menjadi besar. Oleh karena itu,
sebelum menggarap bisnis hendaknya dilakukan terlebih dahulu analisis terhadap
pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh
perusahaan. Setelah ditemukan pasar potensial dan masih terbukanya peluang
untuk mengembangkan bisnis tersebut, maka dapat dilakukan analisis terhadap
aspek-aspek bisnis yang lainnya.
Kami memilih untuk mengangkat usaha fotokopi sebagai salah satu usaha yang
memenuhi standar kelayakan bisnis dan dianggap cukup menjanjikan dikarenakan
kalangan mahasiswa membutuhkan jasa fotokopi untuk menunjang aktivitas
perkuliahannya. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa sendiri menyadari
betapa pentingnya usaha fotokopi ini. Pada kesempatan ini, kami ingin mencoba
mendirikan usaha fotokopi yang letaknya berada di belakang kampus UIN Maliki
Malang. Penjelasan lebih lanjut mengenai aspek pasar dan pemasaran adalah
sebagai berikut :
1. Peluang Pasar
a. Fotokopi, penjilidan, printing, ketik, dan laminating merupakan aktivitas yang
dekat dengan mahasiswa dan memang dibutuhkan mahasiswa untuk menunjang
47
kegiatan perkuliahannya, sehingga kebutuhan mahasiswa akan usaha ini cukup
tinggi.
b. Usaha fotokopi ini diberi nama “Fotocopy Mantab Jaya” yang cukup mudah
dilafalkan, mudah diingat dan mempunyai nilai keunikan tersendiri. Kata
“mantab” di sini diartikan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan di tempat
fotocopy ini sesuai dengan yang diharapkan konsumen, dan tepat baik dari segi
waktu dan permintaan (kami benar-benar mengedepankan profesionalisme kerja
yang tinggi). Dan kata “jaya” di sini diartikan bahwa usaha ini bisa terus eksis,
berkembang menjadi besar dan lancar dalam usahanya. Sehingga, diharapkan
nama ini bisa memberikan keuntungan (hoki) sehingga usaha fotokopi ini bisa
berkembang dan menghasilkan banyak keuntungan.
c. “Fotocopy Mantab Jaya” terletak di Jalan Sunan Kalijaga Dalam No. 89 yang
letaknya berada di belakang kampus UIN Maliki Malang dan di kawasan kos-
kosan para mahasiswa, sehingga mudah dikenali dan terjangkau dalam hal
transportasi, karena sebagai jalur keluar masuk kampus dari pintu belakang.
d. Umumnya di lokasi ini masih sedikit usaha yang sejenis dengan “Fotocopy
Mantab Jaya”, sehingga masih memberikan peluang atau kesempatan yang lebih
luas untuk menarik pelanggan. Atas dasar itulah, pemilik usaha berani membuka
usaha yang sejenis karena dinilai permintaan akan adanya usaha ini lebih besar
daripada penawaran yang telah tersedia di daerah tersebut.
2. Proyeksi dan Permintaan Pasar
a. “Fotocopy Mantab Jaya” didirikan untuk memenuhi permintaan para
mahasiswa atas kebutuhan fotokopi, penjilidan, printing, ketik, dan laminating di
mana mahasiswa sebagai target pasar utama dari usaha fotokopi ini. Jadi sasaran
pasar usaha ini adalah para mahasiswa (sebagai segmen pasar yang akan dibidik
oleh usaha ini).
b. “Fotocopy Mantab Jaya” menyediakan berbagai jasa yang berhubungan dengan
fotokopi dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan standar harga fotokopi
di tempat-tempat lain, bahkan untuk beberapa jenis jasa ada yang harganya lebih
murah bila dibandingkan dengan harga di tempat-tempat lain.
c. “Fotocopy Mantab Jaya” menawarkan konsep tempat fotokopi yang nyaman,
aman, dan profesional dalam bidangnya, sehingga para konsumen dapat
48
dipastikan akan mendapatkan kualitas pelayanan yang maksimal dari usaha
fotokopi ini. Untuk itu, “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai sebuah slogan untuk
mendukung aspek pemasarannya yaitu “Kami Memberikan Yang Terbaik”.
3. Persaingan Pasar
a. Dikarenakan masih kurangnya usaha yang sejenis dalam wilayah tersebut
sehingga pesaing di dalam pasar tidak berpengaruh cukup besar terhadap jalannya
usaha fotokopi ini. Hal ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemilik usaha
dengan mendirikan “Fotocopy Mantab Jaya”.
b. Dengan sedikitnya pesaing maka secara tidak langsung akan mempengaruhi
jumlah pendapatan dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi
“Fotocopy Mantab Jaya”. Selain itu, hal ini juga akan membatasi peluang bisnis
bagi pesaing-pesaing baru yang akan membuka usaha yang sejenis. Hal ini
dikarenakan “Fotocopy Mantab Jaya” akan menjadi pusat / center baru dalam
memenuhi kebutuhan pasar (konsumen) akan usaha fotokopi dan sekitarnya.
4. Market Share
Dengan adanya jasa fotokopi dan berbagai kelengkapan yang ditawarkan oleh
“Fotocopy Mantab Jaya”, maka hal ini merupakan modal utama untuk merebut
pangsa pasar yang sebelumnya dikuasai oleh tempat-tempat lain ( para pesaing ).
Selain itu, salah satu keunggulan dari “Fotocopy Mantab Jaya” adalah delivery
service yaitu “Fotocopy Mantab Jaya” menyediakan jasa tambahan berupa
pengambilan dan pengantaran materi yang akan dan sudah difotokopi, diprint,
dijilid, maupun diketik.
Dengan adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
ini, diharapkan akan mampu menyerap pangsa pasar para pesaing yang sudah ada
/ eksis lebih dahulu dan mampu menghasilkan market share yang menjanjikan
hingga tahun-tahun mendatang. Untuk itu, “Fotocopy Mantab Jaya” terus
berusaha memberikan pelayanan yang maksimal dan diharapkan mampu
memberikan kepuasan kepada para pelanggan sehingga usaha fotokopi ini bisa
tetap eksis dan berkembang.
5. Variasi Jasa dan Harga
Jasa-jasa yang telah ditawarkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” terdiri dari berbagai
macam spesifikasi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem harga yang jelas dan
49
disesuaikan dengan standar tarif yang ada sehingga memudahkan para pelanggan
dalam melakukan order. Variasi jasanya adalah sebagai berikut :
a. Fotokopi
- Kertas putih
· Berat 60 gram : Rp 80 per lembar
· Berat 70 gram : Rp 90 per lembar
· Berat 80 gram : Rp 100 per lembar
- Kertas buram : Rp 60 per lembar
- Kertas warna : Rp 120 per lembar
- Kertas transparan : Rp 1000 per lembar
b. Print
- Tinta hitam
· Kertas putih : Rp 300 per lembar
· Kertas buram : Rp 250 per lembar
· Kertas warna : Rp 320 per lembar
· Kertas transparan : Rp 1500 per lembar
- Tinta warna
· Kertas putih : Rp 1200 per lembar
· Kertas buram : Rp 1000 per lembar
· Kertas warna : Rp 1500 per lembar
· Kertas transparan : Rp 2500 per lembar
c. Jilid
- Lakban soft cover : Rp 2000 per buku
- Spiral hard cover : Rp 3000 per buku
d. Ketik
- Tanpa jangka waktu : Rp 2000 per lembar
- Dengan jangka waktu : Rp 2500 per lembar
e. Laminating : Rp 250 per cm
f. Pressmika : Rp 250 per cm
6. Promosi Pasar
Promosi pasar (iklan) yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” adalah
melalui :
50
a. Selebaran
Dengan menyebarkan iklan berupa lembaran-lembaran kertas tentang “Fotocopy
Mantab Jaya”, maka diharapkan masyarakat tertarik mencoba dan menjadi
pelanggan. Selebaran ini biasanya disebarkan di toko “Fotocopy Mantab Jaya” itu
sendiri dan juga di lingkungan kampus UIN Maliki Malang.
b. Pamflet
“Fotocopy Mantab Jaya” membuat pamflet yang berukuran 1,5 m x 0,5 m dan
dipasang persis di depan toko fotokopi, sehingga memudahkan masyarakat untuk
menemukan lokasinya dan bisa menjadi salah satu alat untuk menarik perhatian
masyarakat akan keberadaan “Fotocopy Mantab Jaya” tersebut.
c. Dari mulut ke mulut
Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sehingga paling
sering dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” dan memang terbukti efektif untuk
promosi.
7. Saluran Distribusi
“Fotocopy Mantab Jaya” menggunakan channel distribusi langsung yaitu dari
produsen langsung kepada konsumen, sehingga memudahkan dalam melayani
para pelanggan dan meninggalkan kesan terlalu rumit / ribet. Selain itu, “Fotocopy
Mantab Jaya” menerima order 24 jam fullday service dan delivery service untuk
order di atas jam 21.00 WIB. “Fotocopy Mantab Jaya” mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pelaksanaan usahanya. Salah satunya
implementasi dan penerapannya adalah dengan cukup sms atau telpon dan
memberitahukan nama-alamat ke nomor telpon yang tertera, order bisa
diambilkan dan diantarkan. Untuk sementara waktu, layanan tersebut hanya dapat
dinikmati untuk order minimal Rp 20.000.
8. Segmentasi, Target, dan Posisi Pasar
“Fotocopy Mantab Jaya” membuat segmentasi pasar yang ditujukan untuk semua
kalangan masyarakat dan disesuaikan dengan daya beli masyarakat. Diharapkan
segmen “Fotocopy Mantab Jaya” secara efektif dapat dicapai dan dilayani dengan
maksimal. Karena ini adalah kegiatan bisnis dengan target pasar utama adalah
kalangan mahasiswa, maka ditargetkan usaha fotokopi bisa memberikan
keuntungan yang signifikan. “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha memposisikan
51
dirinya dengan keunggulan kompetitif dalam produk, pelayanan, personil, dan
citra / image yang positif baik di mata konsumen maupun pesaing. Salah satu
caranya dengan memberikan nilai mutu dan pelayanan yang lebih baik daripada
tawaran pesaing, sehingga “Fotocopy Mantab Jaya” dapat mencapai kinerja yang
maksimal dan kepuasan konsumen / pelanggan yang terpenuhi.
ASPEK PRODUKSI
1. Lokasi Usaha
Adapun lokasi yang dirasa cukup potensial / menjanjikan sebagai tempat
didirikannya “Fotocopy Mantab Jaya” yaitu Jalan Sunan Kalijaga Dalam. Hal ini
dikarenakan lokasi tersebut dinilai cukup strategis dan representatif karena
lokasinya terletak di belakang kampus UIN Maliki Malang dan ditunjang lagi
dengan keberadaannya di kawasan kos-kosan para mahasiswa, serta sebagai akses
jalan keluar masuk para mahasiswa melewati pintu belakang kampus. Para
mahasiswa dalam usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini berfungsi sebagai target
pasar yang diutamakan.
2. Luas Lahan
Luas produksi “Fotocopy Mantab Jaya” meliputi sebuah bangunan yang lahannya
tidak terlalu luas namun dinilai tetap representatif, yaitu berukuran 4 m x 4 m.
Dikarenakan usaha ini merupakan jenis usaha kecil maka tidak diperlukan lahan
produksi yang terlalu luas, namun diusahakan / dicoba untuk digunakan / ditata
dengan sebaik-baiknya. Tetapi dengan luas produksi yang bisa dibilang tidak
cukup luas ini, “Fotocopy Mantab Jaya” mengusahakan untuk mengoptimalkan
manfaat dari bangunan tersebut. Hal itu dikarenakan bangunan yang digunakan ini
memberlakukankan sistem sewa / kontrak tahunan dan dilakukan dengan tujuan
untuk mendukung penjualan jasa yang ditawarkan dan sebagai salah satu investasi
tetap usaha tersebut.
3. Lay Out
“Fotocopy Mantab Jaya” mengutamakan pelayanan kepada pelanggan agar
merasa nyaman dan aman jika berada dalam lokasi tersebut. Oleh karena itu, lay
out dirancang dengan serapi dan sebersih mungkin sehingga bisa memberikan
kesan good looking dan interesting kepada para pelanggan. Sudah disadari bahwa
52
lay out / keadaan lokasi merupakan salah satu faktor pendukung usahanya.
Dengan demikian, konsumen / pelanggan akan merasa puas (satisfy) terhadap
pelayanan “Fotocopy Mantab Jaya”.
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
53
konsumen dengan sistem full day. Untuk pelayanan toko, mulai buka pada jam
08.00 WIB dan tutup pada jam 21.00 WIB. Untuk pelayanan order, “Fotocopy
Mantab Jaya” siap melayani selama 24 jam.
4. Manajemen Persediaan
“Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai persediaan yang telah diatur seefektif dan
seefisien mungkin sehingga dapat terpenuhi jika dibutuhkan sewaktu-waktu dan
menghindari kenaikan harga bahan baku yang nantinya akan merugikan usaha
tersebut. Misalnya, “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai persediaan bahan baku
yang mencukupi kebutuhan 1 bulan yaitu kertas putih kurang lebih sebanyak 50
hingga 70 rim dan tinta hitam kira-kira sebanyak 8 suntikan. Dengan demikian,
dapat mengantisipasi jika sewaktu-waktu “Fotocopy Mantab Jaya” mendapatkan
order yang lebih banyak dari biasanya dan juga menghindari kekurangan bahan
baku (kehabisan stok kertas).
5. Kebutuhan Tenaga Kerja
“Fotocopy Mantab Jaya” membutuhkan para tenaga kerja yang memiliki
kompetensi, profesionalitas, loyalitas, dan mampu memberikan pelayanan
(service) yang memuaskan konsumen. Untuk sementara ini, total karyawan yang
dimiliki oleh “Fotocopy Mantab Jaya” adalah 4 orang karyawan dengan
spesifikasinya adalah 3 orang yang bertugas untuk melayani kebutuhan konsumen
dan 1 orang bekerja di bagian kasir pembayaran. Dengan komposisi karyawan
sebagaimana di atas, diharapkan “Fotocopy Mantab Jaya” dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada para konsumen.
ASPEK MANAJEMEN
Dalam memulai usaha yang baru didirikan, maka tahap selanjutnya akan dapat
ditindaklanjuti dengan melalui pembangunan proyek bisnis dan implementasi
secara rutin. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu manajemen yang handal dalam
melaksanakannya dan memiliki kemampuan untuk mengatur / memanage segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha tersebut, mulai dari aktivitas / kegiatan
yang telah dilakukan, sedang dilakukan, maupun akan dilakukan oleh usaha
tersebut. Dengan demikian, dapat digunakan pendekatan-pendekatan untuk
mengkaji layak tidaknya bisnis tersebut dalam Studi Kelayakan Bisnis. Dalam
54
penjelasan selanjutnya, akan dikemukakan 4 pendekatan strategis dalam aspek
manajemen yang berlaku yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Sisi Pendekatan Perencanaan
“Fotocopy Mantab Jaya” menggunakan pendekatan kombinasi dalam pembuatan
suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan Pendekatan
Bawah-Atas (Bottom-Up) dengan prosentase yang relatif seimbang antara
keduanya. Dengan pendekatan ini, diharapkan pemilik “Fotocopy Mantab Jaya”
dapat memberikan petunjuk perencanaan usaha secara garis besar kepada para
karyawannya. Sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas
para karyawan dengan tetap mematuhi aturan yang ada, sehingga tercipta
hubungan komunikasi yang baik dan feedback yang seimbang antara pemilik
dengan para karyawan.
Sisi Jangka Waktu dan Tingkatan Manajemen
Jika dilihat dari waktu yang digunakan untuk pengaplikasian suatu rencana usaha,
“Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan Perencanaan Jangka Pendek dengan jangka
waktu paling lama yaitu 1 tahun. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya”
membuat perencanaan yang terinci, terukur, konkret, dan tepat sasaran yang harus
dicapai dalam jangka waktu pendek sehingga tidak salah dalam menerapkan
strategi. Sedangkan dilihat dari sisi tingkatan manajemen, “Fotocopy Mantab
Jaya” menerapkan Perencanaan Operasional / Produksi yaitu lebih mengarah pada
bidang fungsional usaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya sehari-hari. Hal
ini bertujuan untuk memperjelas strategi usaha utama yang lebih spesifik dan
konsisten, yang juga akan menentukan masa hidup / eksistensi dari “Fotocopy
Mantab Jaya” di masa mendatang.
Sisi Program Kerja
“Fotocopy Mantab Jaya” berusaha melaksanakan aktivitas produksi untuk
mencapai target dan omzet yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam
pemasarannya, “Fotocopy Mantab Jaya” merencanakan untuk memperluas area
usaha hingga ke daerah kampus ITN Malang. Keuangan “Fotocopy Mantab Jaya”
dirancang efektif dan efisien, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya
deviasi/ penurunan biaya. “Fotocopy Mantab Jaya” memperkirakan penambahan
55
jumlah karyawan di masa mendatang, sehingga akan dibutuhkan spesifikasi kerja
(job spesification) yang jelas sedini mungkin.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Langkah Pengorganisasian
Tujuan utama usaha “Fotocopy Mantab Jaya” adalah mendapatkan keuntungan /
laba / profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan kepuasan maksimal
kepada pelanggan. Jadi motivasi utama dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh
“Fotocopy Mantab Jaya” adalah keuntungan. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab
Jaya” harus dapat melayani para konsumen / pelanggan dengan cara yang
menguntungkan untuk kelangsungan hidup usaha tersebut dalam jangka panjang,
selain juga harus selalu mengetahui kesempatan-kesempatan baru untuk
memuaskan keinginan dan memenuhi kebutuhan pelanggan. “Fotocopy Mantab
Jaya” menerapkan koordinasi antar unit usaha sehingga tercipta pembagian kerja
yang seimbang serta pelimpahan wewenang yang jelas dan tepat.
Struktur Organisasi
“Fotocopy Mantab Jaya” mengatur usaha dan sub unitnya agar sejalan dengan
tujuan usaha, kemampuan sumber daya yang dimiliki, dan kondisi lingkungan
usaha baik internal maupun eksternal. Struktur “Fotocopy Mantab Jaya” disusun
secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada di posisi paling atas, selaku
pimpinan usaha tersebut. Lalu di bawahnya diikuti para karyawan selaku
pelaksana di mana masing-masing karyawan melakukan aktivitas yang telah
ditentukan.
3. Pengarahan (Actuating)
“Fotocopy Mantab Jaya” mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : fungsi
pengarahan yang harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang
hendaknya memenuhi kriteria agar dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena
itu, pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha menggunakan kekuasaan secara
positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat memberikan arahan
dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan yang
memuaskan pelanggan. Dengan pengarahan ini, diharapkan terjalin koordinasi
yang baik antara pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” dengan karyawannya.
56
4. Pengendalian (Controling)
Pengendalian yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” untuk memastikan
apakah aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan pelaporan pengawasan,
sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan menjamin
diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan yang sewaktu-waktu
bisa saja terjadi.
Metode pengawasan yang berlaku di “Fotocopy Mantab Jaya” bersifat fleksibel,
dinamis, dan ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan
implementasi solusi dan evaluasi. “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan sistem
pengendalian yang efektif yaitu akurat, tepat waktu, strategis, relistis, dan objektif.
Dengan pengendalian ini, diharapkan “Fotocopy Mantab Jaya” mampu
mengimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan pelanggan.
57
dengan rencana menyeluruh yang telah ditentukan, dengan meningkatkan
pendayagunaan karyawan yang ada sekarang. Untuk sementara ini, “Fotocopy
Mantab Jaya” mempekerjakan 4 karyawan dengan rincian 3 orang laki-laki dan 1
orang perempuan. Setiap karyawan sudah mempunyai spesifikasi kerjanya
masing-masing, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaan kerjanya.
2. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
Setiap pekerjaan yang disusun dalam “Fotocopy Mantab Jaya” telah dianalisis
oleh pemilik untuk dilaksanakan karyawan, sehingga menghindari missing work.
“Fotocopy Mantab Jaya” mempekerjakan 4 orang dengan spesifikasinya adalah :
a. 3 orang karyawan laki-laki bekerja melayani kebutuhan konsumen
b. 1 orang karyawan perempuan bekerja sebagai kasir
Dalam hal ini, “Fotocopy Mantab Jaya” lebih banyak memanfaatkan tenaga laki-
laki untuk pekerjaan yang membutuhkan kecepatan dan fisik yang prima.
Sedangkan karyawan perempuan, difokuskan pada pekerjaan yang membutuhkan
ketelatenan dan keterampilan. Asal sumber tenaga kerja yaitu dari daerah sendiri
(Malang). Hal ini dikarenakan “Fotocopy Mantab Jaya” ingin memberikan
kesempatan / peluang kepada penduduk sekitar untuk memperoleh pekerjaan.
Selain itu, juga dipikirkan untuk efisiensi dan efektivitas dalam hal biaya, waktu,
dan tenaga kerja. Jika tenaga kerja berasal dari daerah sendiri, maka biasanya
mudah dalam pengaturan jadwal / scheduling serta muncul rasa solidaritas yang
tinggi dan keakraban karena berasal dari latar belakang daerah yang sama.
3. Rekruitmen, Seleksi, dan Orientasi
“Fotocopy Mantab Jaya” mencari karyawan yang disesuaikan dengan kebutuhan,
dengan melakukan sistem rekruitmen yang jelas dan terbuka. “Fotocopy Mantab
Jaya” mengusahakan untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
spesifikasi kerja yang telah ditentukan. Hal ini terutama diterapkan untuk
karyawan yang bekerja melayani permintaan konsumen. Selanjutnya dalam proses
seleksi, “Fotocopy Mantab Jaya” mengutamakan mereka-mereka yang dianggap
paling tepat dengan kriteria yang telah ditetapkan dan jumlah yang dibutuhkan.
Kemudian dilanjutkan dengan orientasi pada karyawan yang telah diterima, yang
bertujuan untuk memperkenalkan karyawan kepada situasi, lingkungan, dan
58
kelompok kerjanya, sehingga terjadi proses sosialisasi.
59
untuk menanamkan dan meyakinkan para karyawan untuk selalu memenuhi
standar keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang telah ditentukan oleh
sebelumnya, sehingga kinerja karyawan dapat maksimal.
ASPEK KEUANGAN
Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran
kas proyek usaha, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana usaha
yang dimaksud. Keuangan usaha dianalisis untuk menentukan rencana investasi
melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan
antara pengeluaran dan pendapatan. Karena “Fotocopy Mantab Jaya” merupakan
usaha kecil maka aspek keuangannya pun dibuat secara sederhana dengan jumlah
dana yang tidak terlalu besar.
Selain itu, juga disusun laporan perubahan kas (cash flow statement) untuk
menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta mampu
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan
darimana sumber-sumber kas tersebut dan penggunaannya. Berikut ini adalah
lampiran tabel-tabel dan formula yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
dalam aktivitas usahanya adalah :
1. Hasil Analisis Aspek Pemasaran
Tabel Prospek dan Hasil Penjualan Total
NO ITEM TAHUN
123
1 Penjualan Rata-Rata Total
( ∑Q Total ) 1086 unit 1579 unit 2134 unit
2 Harga per Unit Rp 2500 Rp 2800 Rp 3000
3 Nilai ( 1 x 2 ) Rp 2.715.500 Rp 4.421.200 Rp 6.402.000
NO ITEM TAHUN
123
60
1 Biaya Angkut Rp 296.000 Rp 413.000 Rp 587.000
2 Biaya Promosi Rp 75.000 Rp 100.000 Rp 125.000
3 Lain-Lain Rp 31.600 Rp 58.900 Rp 74.200
NILAI TOTAL Rp 402.600 Rp 571.900 Rp 786.200
2. Hasil Analisis Aspek Produksi
NO ITEM NILAI
1 Studi Awal ( riset pasar, survey pasar ) Rp 378.000
2 Persiapan Awal ( modal awal ) Rp 2.500.000
3 Tanah sewa ( 20 m2 ) -
4 Gedung sewa ( 16 m2 ) -
5 Mesin ( 5 unit ) Rp 3.642.000
6 Kendaraan ( 1 buah ) Rp 9.710.000
7 Aktiva Tetap Lainnya Rp 6.500.000
NILAI TOTAL Rp 22.730.000
Tabel Estimasi Biaya Produksi Per Unit Barang atau Jasa Yang Diproduksi
NO ITEM JUMLAH
1 Bahan Baku ( unit / gram ) Rp 80
2 Bahan Pembantu ( unit / gram ) Rp 20
3 Tenaga Kerja Langsung ( jam ) Rp 500
4 Jam Mesin Langsung -
5 Biaya Tak Langsung ( Biaya Overhead Pabrik ) :
- Supervisi
-
- Bungkus -
- Listrik Rp 800
- Air -
- Penghapusan ( Penyusutan / Depresiasi ) Rp 650
61
- Asuransi
- Pemeliharaan -
Rp 530
NILAI TOTAL Rp 2.580
ITEM TAHUN
123
A. Jumlah Produksi
1. Target jual 700 unit 900 unit 1200 unit
2. Saldo akhir 53 unit 84 unit 102 unit
3. Jumlah 1 + 2 753 unit 984 unit 1302 unit
4. Saldo awal 49 unit 62 unit 95 unit
5. Total produksi 802 unit 1046 unit 1397 unit
B. Biaya Produksi
1. Bahan baku Rp 264.160 Rp 313.500 Rp 340.800
2. Bahan pembantu Rp 116.040 Rp 229.810 Rp 342.540
3. Tenaga kerja langsung
4. Biaya tak langsung :
- Penghapusan
- Pemeliharaan
- Repair Rp 1.540.000
Rp 51.000
Rp 125.060
Rp 270.000 Rp 1.850.000
Rp 51.000
Rp 213.000
Rp 320.000 Rp 2.130.000
62
Rp 51.000
Rp 247.400
Rp 410.000
NO KETERANGAN TAHUN
123
1 Kegiatan Operasional
- Penjualan
- Tenaga kerja
- Bahan baku
- Biaya overhead pabrik
TOTAL
Rp 2.715.500
(Rp 1.540.000)
(Rp 264.160)
(Rp 446.060)
Rp 465.280
Rp 4.421.200
(Rp 1.850.000)
(Rp 313.500)
(Rp 584.000)
Rp 1.673.700
Rp 6.402.000
(Rp 2.600.000)
(Rp 340.800)
(Rp 708.400)
Rp 2.752.800
2 Kegiatan Investasi
- Peralatan
(Rp 309.000)
63
(Rp 276.500)
(Rp 219.400)
3 Kegiatan Pembiayaan
- Ekuitas ( modal sendiri )
- Pinjam bank
Rp 1.500.000
Rp 5.000.000
Rp 1.800.000
Rp 5.000.000
Rp 2.000.000
Rp 5.000.000
NET CASH FLOW Rp 6.656.280 Rp 8.197.200 Rp 9.533.400
64
Laba sebelum pajak Rp 3.649.200
Pajak 10% (Rp 364.920)
Laba bersih Rp 3.284.280
Diketahui I0 = Rp 22.730.000
TAHUN NCF
1
2
3 Rp 6.656.280
Rp 8.197.200
Rp 9.533.400
Total Rp 24.386.880
I0 = Rp 22.730.000
Tahun 1 = (Rp 6.656.280)
Rp 16.073.720
Tahun 2 = (Rp 8.197.200)
Rp 7.876.520
PP = Rp 7.876.520 x 12 bulan
Rp 9.533.400
= 9,9 bulan
= 9 bulan 27 hari
Total waktu = 2 tahun 9 bulan 27 hari
Jadi investasi yang telah ditanamkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” akan kembali
dalam kurun waktu selama kurang lebih 2 tahun 9 bulan 27 hari.
65
6. Net Present Value ( NPV )
Net Present Value adalah nilai bersih sekarang dari arus kas atau selisih antara
Present Value dari investasi dengan nilai sekarang / saat ini dari penerimaan-
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
NPV = - Io
Diketahui I0 = Rp 22.730.000
r=6%
Dengan cara Trial and Error dengan tingkat bunga r = 11 %, maka didapatkan
hasil perhitungan sebagai berikut (dalam Rupiah) :
6.656.280 + 8.197.200 + 9.533.400 - 22.730.000
66
( 1+ 0,11 )1 ( 1+ 0,11 )2 ( 1+ 0,11 )3
PI =
= 1,037364
Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” termasuk layak atau feasible karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa PI > 1.
67
BEP rata-rata 3 tahun =
=
=
=
= Rp 7.355.553,304
Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” akan mengalami titik impas pada saat
menghasilkan penjualan sebesar Rp 7.355.553,304 atau keuntungan akan tercapai
pada saat penjualan di atas Rp 7.355.553,304
ASPEK AMDAL
1. Aspek Lingkungan Industri
Aspek-aspek lingkungan luar perusahaan yang paling dekat adalah aspek
lingkungan industri, dimana bisnis perusahaan tersebut berada. Aspek lingkungan
industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana perusahaan berada.
Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman
pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi
persaingan itu sendiri manjadi perlu untuk dianalisis guna Studi Kelayakan
Bisnis.
Michael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang
menganalisis persaingan bisnis berdasarkan pada 5 aspek utama (Lima Kekuatan
Bersaing). Sedangkan R.E Freeman yang pendapatnya dikutip oleh Wheelen dan
merekomendasikan aspek yang ke enam untuk melengkapinya. Keenam aspek
utama yang menjadi pokok bahasan tersebut adalah sebagai berikut :
· Ancaman masuk pendatang baru
· Persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya
· Ancaman dari produk pengganti
· Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers)
· Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers)
· Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya
Selanjutnya, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai keenam aspek utama tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
68
Masuknya usaha “Fotocopy Mantab Jaya” sebagai pendatang baru akan
menimbulkan implikasi bagi usaha-usaha yang sejenis dengan “Fotocopy Mantab
Jaya” yang sudah ada sebelumnya, misalnya adalah :
- Kapasitas produksi menjadi bertambah
- Terjadinya perebutan pangsa pasar
- Perebutan Sumber Daya Produksi yang terbatas
- Naiknya tingkat persaingan
- Tarif harga yang tidak stabil
Faktor-faktor penghambat pendatang baru masuk ke dalam suatu industri
(Hambatan Masuk) adalah sebagai berikut :
a. Skala ekonomi
Dalam faktor ini, biasanya pendatang baru kalah dengan pesaing-pesaing lainnya
yang lebih dikenal oleh konsumen dan mempunyai tempat yang lebih besar dari
pendatang baru. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk
memperbesar skala produksi dan efisiensi proses produksi sehingga harga per unit
barang yang diproduksi oleh “Fotocopy Mantab Jaya” menjadi lebih rendah.
b. Diferensiasi produk
Dalam diferensiasi produk, pengusaha harus mencari banyak cara untuk menarik
pelanggan atau konsumen. Salah satu cara yang diterapkan oleh “Fotocopy
Mantab Jaya” adalah dengan strategi promosi yng tepat dan pelayanan / service
yang memuaskan para pelanggan / konsumen.
c. Kecukupan modal
Bagi pendatang baru seperti “Fotocopy Mantab Jaya”, pesaing yang sangat berat
adalah pesaing yang mempunyai banyak modal untuk jenis industri yang
memerlukan biaya yang besar untuk riset, pengembangan, dan eksplorasi. Oleh
karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk mencukupi kebutuhan
modalnya untuk jangka panjang.
d. Biaya peralihan (switching cost)
Biaya ini akan dikeluarkan pembeli jika berpindah dari produk pemasok tertentu
ke produk pemasok lainnya. Jika biaya peralihan cukup besar, pesaing baru harus
memberikan penawaran yang harus lebih menarik, terutama soal harga.
e. Akses ke saluran distribusi
69
Disini “Fotocopy Mantab Jaya” tidak mempunyai metode untuk saluran distribusi
karena “Fotocopy Mantab Jaya” memasarkan produknya secara langsung ke pihak
konsumen, sehingga memudahkan terjadinya interaksi dengan konsumen.
f. Ketidakunggulan biaya independen
Keunggulan biaya yang tidak dimiliki oleh usaha yang sudah ada sulit ditiru oleh
“Fotocopy Mantab Jaya” sebagai pendatang baru. Keunggulan ini timbul dari
teknologi yang telah dipatenkan pemilik usaha “Fotocopy Mantab Jaya”, konsesi
bahan baku, atau bahkan memungkinkan subsidi dari pemerintah.
g. Peraturan Pemerintah
Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang mengatur bidang-bidang
tertentu, seperti yang selalu diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat
Daftar Investasi Negatif (DIN). Peraturan ini dapat menimbulkan hambatan
masuk bagi pendatang baru.
b. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja usaha.
Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk menyikapi persaingan
sebagai salah satu pemicu untuk lebih maju dalam kinerja usaha. Menurut Porter,
tingkat persaingan dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
a. Jumlah Kompetitor
Di daerah sekitar “Fotocopy Mantab Jaya” didirikan sejumlah kompetitor yang
tidak terlalu mempengaruhi karena di daerah tersebut masih jarang didirikan
usaha yang sejenis dengan “Fotocopy Mantab Jaya”.
b. Tingkat Pertumbuhan Industri
Keadaan “Fotocopy Mantab Jaya” sampai saat ini mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat dengan perolehan keuntungan / profit / laba yang signifikan dari
tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan masih belum ada pesaing yang kuat di daerah
tersebut, sehingga memudahkan pertumbuhan usaha ini.
c. Karakteristik Produk
Dalam “Fotocopy Mantab Jaya” sudah melakukan pembedaan produk dengan
pesaing lain agar usaha ini mudah dikenal karena mempunyai ciri khas tersendiri.
“Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan spesifikasi produk yang diutamakan dan
mempunyai kualitas yang lebih unggul daripada produk pesaing. Oleh karena itu,
70
sebelum membuka usaha ini, terlebih dahulu dilakukan analisis mengenai produk
pesaing sehingga “Fotocopy Mantab Jaya” mengetahui kelebihan dan keunggulan
para pesaingnya.
d. Biaya Tetap yang Besar
“Fotocopy Mantab Jaya” beroperasi pada skala ekonomi yang rendah, sehingga
termasuk pada jenis usaha yang memiliki total biaya tetap yang besar. Akibatnya,
“Fotocopy Mantab Jaya” menjual produk di atas biaya produksi. Tetapi, tidak
menutup kemungkinan bahwa suatu saat “Fotocopy Mantab Jaya” akan
menghasilkan biaya tetap yang besar. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya”
mengusahakan untuk menekan / meminimalisir biaya tetap tersebut.
e. Kapasitas
“Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai kapasitas produksi yang tinggi untuk
menjaga efisiensi biaya per unit. Seiring dengan berjalannya waktu, jika suatu saat
“Fotocopy Mantab Jaya” telah mampu berproduksi pada tingkat yang maksimal
maka “Fotocopy Mantab Jaya” direncanakan akan melakukan penambahan
fasilitas produksi.
f. Hambatan Keluar
Hambatan keluar tesebut akan memaksa “Fotocopy Mantab Jaya” untuk tidak
keluar dari area bisnis. Contoh hambatan yang dirasakan oleh “Fotocopy Mantab
Jaya” adalah berasal dari pesaing-pesaing yang telah ada ataupun dari bahan baku
yang tidak memenuhi standart. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha
untuk bertahan dan menghindari kemungkinan kerugian, sambil menunggu waktu
yang tepat untuk keluar dari hambatan tersebut.
c. Ancaman Dari Produk Pengganti
Meski “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai ciri khas yang berbeda dan
karakteristik produknya sendiri, usaha ini tetap harus memperhatikan cara lain
apabila produknya disamai oleh pesaing lain. Misalnya, dengan sedikit mengganti
produk tetapi masih menonjolkan ciri khas dari barang tersebut sehingga terdapat
diferensiasi produk. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk
menstabilkan harga untuk menghindari persaingan dalam bidang harga dan
ancaman dari produk substitusi.
71
d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)
Pembeli dapat mempengaruhi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dalam memotong
harga, meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan
kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Kemungkinan kondisi yang
dihadapi oleh “Fotocopy Mantab Jaya”, yang dapat memberikan pengaruh positif /
menguntungkan maupun pengaruh negatif / merugikan adalah sebagai berikut :
a. Pembeli membeli dalam jumlah / kapasitas yang besar
b. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
c. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
d. Switching Cost pemasok adalah kecil
e. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli dengan
mudah mencari barang subtitusinya
f. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah sehingga sensitif
terhadap harga dan diferensiasi service
g. Produk yang dibeli perusahaan mempunyai andil presentase yang besar bagi
biaya produksi pembeli, sehingga pembeli akan menawarkan insentif kepaada
para tenaga kerjanya yang mampu menyediakan produk yang sama dengan harga
yang lebih murah dengan kualitas yang relatif sama.
e. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi produksi “Fotocopy Mantab Jaya” lewat
kemampuan mereka menaikan harga atau mengurangi kualitas atau service.
Pemasok akan merasa kuat dengan terpenuhinya beberapa kondisi berikut ini :
a. Jumlah pemasok sedikit
b. Produk / pelayanan yang ada adalah unik dan mampu menciptakan Switching
Cost yang relatif besar
c. Tidak tersedianya produk subtitusi
d. Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang
sama yang dihasilkan “Fotocopy Mantab Jaya”
e. “Fotocopy Mantab Jaya” hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok
f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya
Yang termasuk dalam pengaruh kekuatan ini adalah berupa kekuatan di luar usaha
“Fotocopy Mantab Jaya” yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara
72
langsung kepada usaha ini. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah
pemerintah, lingkungan masyarakat, pemasok, dan kelompok yang mempunyai
kepentingan lainnya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing stakeholder
mempunyai variasi yang berbeda-beda di antara usaha satu dengan usaha yang
lainnya. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk mampu
mengendalikan pengaruh-pengaruh kekuatan tersebut dan memanfaatkannya /
mengolahnya menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi “Fotocopy Mantab
Jaya” sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi usaha ini, terutama
untuk periode masa mendatang.
2. Aspek Lingkungan Hidup (AMDAL)
Studi aspek lingkungan hidup ini bertujuan untuk menentukan apakah secara
lingkungan hidup, misalnya dari sisi udara dan air, rencana bisnis diperkirakan
dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Sedangkan yang dimaksudkan
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu hasil
studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. AMDAL dapat dipakai
untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya dengan menggunakan
dokumen yang benar. Analisis yang dilakukan oleh usaha “Fotocopy Mantab
Jaya” ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan dokumen yang terdiri dari
sebagai berikut :
a. Rencana Kelola Lingkungan (RKL)
Rencana Kelola Lingkungan (RKL) yang dibuat oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
merupakan dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah,
mengendalikan, dan menanggulangi dampak penting lingkungan yang bersifat
negatif dan meningkatkan dampak positif sebagai akibat dari suatu rencana usaha
/ kegiatan yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”. Dalam dokumen ini,
“Fotocopy Mantab Jaya” memberikan pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip, atau
persyaratan untuk pencegahan / pengendalian dampak lingkungan yang mungkin
terjadi.
“Fotocopy Mantab Jaya” melakukan riset bahwa hampir tidak ada dampak yang
membahayakan lingkungan dari kegiatan / aktivitas yang dilakukan oleh
“Fotocopy Mantab Jaya”. Meskipun demikian, “Fotocopy Mantab Jaya” tetap
73
melakukan program dan perencanaan untuk pembiayaan terhadap pengelolaan
lingkungan. Hal itu dilakukan untuk mencegah jika sewaktu-waktu dibutuhkan
dana yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan lingkungan serta
menyangkut “Fotocopy Mantab Jaya” sebagai salah satu usaha / bisnis di
lingkungan tersebut.
Hal-hal yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” dalam mengelola
lingkungan adalah sisa-sisa bahan produksi yang tidak digunakan akan
dikumpulkan menjadi satu dan kemudian dikemas dengan rapat / rapi untuk
dibuang di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) yang terdekat dengan lokasi
“Fotocopy Mantab Jaya” berada. Dengan demikian, “Fotocopy Mantab Jaya”
terus berusaha untuk menghindari dan mengupayakan untuk meminimumkan
dampak negatif yang bisa mempengaruhi lingkungan di sekitar daerah usaha
“Fotocopy Mantab Jaya”.
b. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
RPL ini dibuat untuk diajukan kepada instansi yang berwenang. Jadi “Fotocopy
Mantab Jaya” melakukan suatu pemantauan terhadap lingkungan di sekitar daerah
usaha “Fotocopy Mantab Jaya”. Selanjutnya, akan diteliti lebih jauh mengenai
dampak apa saja yang mungkin bisa terjadi dan mempengaruhi lingkungan di
sekitar daerah usaha “Fotocopy Mantab Jaya”. Hasil dari kegiatan / aktivitas ini
akan dilaporkan dalam RPL dan kemudian akan dilampirkan dalam pengajuan
surat izin usaha ke Dinas Perizinan di daerah setempat (Malang kota).
Berdasarkan kajian-kajian aspek lingkungan di atas, dapat disimpulkan bahwa
usaha “Fotocopy Mantab Jaya” memiliki dampak / pengaruh pada lingkungan di
sekitar usaha tersebut. Misalnya adalah polusi suara yang dimunculkan dari
mesin-mesin fotocopy dan lainnya yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
dan sisa-sisa bahan produksi yang akan menjadi sampah lingkungan. Oleh karena
itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk mengantisipasi dampak tersebut dan
mengupayakan agar tidak mengganggu / mrugikan lingkungan di sekitar usaha
tersebut.
Usaha-usaha yang dilakukan antara lain adalah dengan membuat tempat yang
representatif dan mampu menghindari terjadinya polusi suara yang dapat
mengganggu masyarakat sekitar (meredam suara), sehingga masyarakat sekitar
74
tidak merasa bising dengan suara mesin-mesin tersebut. Selain itu, “Fotocopy
Mantab Jaya” juga mengumpulkan sisa-sisa bahan baku yang tidak digunakan,
kemudian dikemas serapi dan serapat mungkin dan dibuang secepatnya ke Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) yang terdekat dengan lokasi usaha “Fotocopy
Mantab Jaya”.
Hal ini dilakukan secara rutin (continue) selama kurang lebih 3 hari sekali untuk
menghindari terjadinya penumpukan sampah di lokasi usaha “Fotocopy Mantab
Jaya”. Jika sampai erjadi penumpukan, maka akan mempengaruhi minat para
pelanggan untuk datang dan memberikan order ke tempat “Fotocopy Mantab
Jaya”. Hal ini dikarenakan adanya pemandangan yang kurang menyenangkan
yang ditimbulkan dari tumpukan-tumpukan sampah tersebut. Sedangkan untuk
usaha pencegahan yang lain masih terus dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”
agar usaha ini benar-benar tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan
sekitar dan tidak merugikan masyarakat sekitar usaha ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pengkajian yang telah dijelaskan dalam bab-bab
sebelumnya, maka dapat diberikan suatu kesimpulan mengenai usaha yang
dijadikan obyek analisis Studi Kelayakan Bisnis oleh penulis yaitu “Fotocopy
Mantab Jaya”. Kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya”memiliki peluang untuk memenuhi standar
kelayakan bisnis dan dianggap cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan kalangan
mahasiswa membutuhkan jasa fotokopi untuk menunjang aktivitas
perkuliahannya. Melihat dan menyadari betapa pentingnya usaha fotokopi ini,
maka didirikanlah “Fotocopy Mantab Jaya” yang terletak di dekat kampus UIN
Maliki Malang dan daerah kos-kosan para mahasiswa, yang menjadi target
konsumen utama dari usaha ini. Berdasarkan aspek pasar dan pemasaran tersebut,
maka usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
2. Aspek Produksi / Operasional
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai lokasi strategis, luas bangunan yang
representatif, dan lay out yang terencana. Hal ini dapat menunjang / mendukung
75
kinerja operasional. “Fotocopy Mantab Jaya” juga mempunyai persediaan bahan
baku yang efektif, penjadwalan yang efisien, dan tenaga kerja yang berkompeten.
Berdasarkan aspek produksi / operasional tersebut, maka usaha “Fotocopy Mantab
Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
3. Aspek Manajemen
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai sistem manajemen yang teratur dan
terarah. Perencanaan telah dilakukan dengan matang, pengorganisasian
dilaksanakan secara terpadu dan terpusat, pengadaan yang seimbang, dan
pengendalian yang terecana merupakan pendukung kinerja “Fotocopy Mantab
Jaya” untuk mencapai keuntungan / profit yang maksimal. Berdasarkan aspek
manajemen tersebut, maka usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak /
feasible.
4. Aspek Sumber Daya Manusia
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” melaksanakan perencanaan SDM dan analisis
pekerjaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Program keselamatan kerja
diterapkan dalam usaha ini, untuk mencegah kecelakaan yang terjadi sewaktu-
waktu. Selanjutnya, berlaku aturan “tambahan kompensasi (bonus)” bagi para
karyawan yang mampu menberikan prestasi kerja yang maksimal bagi kinerja
usaha ini. Berdasarkan aspek sumber daya manusia tersebut, maka usaha
“Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
5. Aspek Keuangan
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” melakukan perhitungan pada Analisis Cash Flow
dan Laporan Laba Rugi, sehingga diketahui perkembangan keuangan dari tahunke
tahun. Selanjutnya juga dilakukan perhitungan kriteria investasi yaitu Net Present
Value, Payback Period, Interest Rate of Return, Profitability Indeks, dan Break
Event Point. Perhitungan aspek keuangan tersebut menghasilkan kesimpulan
bahwa usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
6. Aspek Lingkungan
Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” mengevaluasi aspek lingkungan, baik secara
lingkungan industri maupun lingkungan hidup. Dalam lingkungan industri, usaha
ini telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menghindari pengaruh
buruk yang dapat merugikan. Sedangkan dalam lingkungan hidup, usaha ini
76
memberlakukan evaluasi terhadap AMDAL sehingga tidak merugikan lingkungan
dan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan aspek lingkungan tersebut, maka usaha
“Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
Berdasarkan analisis yang komprehensif dari berbagai aspek yang telah dikaji
pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan bahwa secara
keseluruhan usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat dikatakan layak / feasible.
Untuk tahap berikutnya, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat diterapkan,
dikelola, dan dikembangkan sebagaimana mestinya. Dengan demikian, usaha
“Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat digunakan untuk evaluasi sebuah Studi
Kelayakan Bisnis. Selanjutnya, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat
direkomendasikan kepada para penyandang dana / pemilik modal dan dapat
tertarik untuk merealisasikan dan menerapkannya dalam dunia bisnis yang
sesungguhnya.
Kami yakin usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini akan berhasil dan mampu bertahan
dalam jangka waktu panjang. Selain itu, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini juga
akan memberikan keuntungan / profit yang signifikan dan kegiatan wiraswasta
yang sangat efektif. Hal ini dikarenakan, saat ini manusia-manusia sedang
berlomba-lomba untuk bersaing dalam berbagai bidang, terutama untuk
menguasai dunia bisnis. Oleh karena itu, penulis yakin usaha “Fotocopy Mantab
Jaya” ini layak / feasible untuk direalisasikan di tengah perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dunia bisnis, dan era globalisasi seperti sekarang ini.
Demikianlah kesimpulan dan rekomendasi ini dibuat untuk Studi Kelayakan
Bisnis.
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis studi kelayakan bisnis yang dilakukan pada “Fotocopy
Mantab Jaya” dilihat dari aspek hukum, pasar dan pemasaran, manajemen, SDM,
produksi, teknik dan teknologi, keuangan serta aspek AMDAL maka usaha ini
dinyatakan layak untuk dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad dan Suwarsono . 1994 . Studi Kelayakan Bisnis dan Proyek .
77
Yogyakarta : UPP AMP YKPN .
Umar, Husein . 2007 . Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3 : Teknik Menganalisis
Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama .
Wahyudi, Agustinus Sri . 1996 . Manajemen Strategik : Pengantar Proses Berfikir
Strategik . Jakarta : PT Binarupa Aksara .
Djakfar, Kasmir. 2003. Study Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Media Group
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aspek teknis dan teknologi merupakan suatu aspek yang berkenaan
dengan proses pembangunan proyek secara teknis, teknologi dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek teknik
berkaitan dengan proses produksi, dimulai dari bagaimana strategi dan
perencanaan produksi sampai kepada kapasitas dan volume produksi. Selain
itu, dari aspek teknologi berkaitan dengan peralatan yang digunakan, seperti
mesin, ataupun teknologi yang mendukung proses produksi serta operasional
suatu perusahaan. Tidak hanya itu, perencanaan letak usaha dan layout juga
menjadi bagian dari studi kelayakan aspek teknik dan teknologi, karena hal
tersebut akan menentukan ukuran dari bangunan yang akan dibangun.
78
Daftar Pustaka
Umar, Husein. (2003). Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
http://hasnah921.blogspot.com/2015/10/studi-kelayakan-bisnis-aspek-teknik-
dan.html
http://digilib.uinsgd.ac.id/3141/1/Studi KBW.pdf
https://www.academia.edu/29925936/ASPEK_TEKNIS_DAN_TEKNOLOGI
https://slideplayer.info/slide/2741980/
https://widyaristianti.wordpress.com/2016/03/09/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-keputusan-lokasi/
https://dewirosdyana.wordpress.com/2015/05/12/strategi-lokasi-dan-tata-letak/
https://andyyjr20.blogspot.com/2017/06/makalah-studi-kelayakan-bisnis.html?m=1
http://ahdasaifulaziz.blogspot.com/2011/06/studi-kelayakan-bisnis-fotocopy-
mantab.html
79