Pengolahan data menghasilkan nilai resistivitas, nilai percent frequency effect (PFE) dan nilai
metal factor (MF) yang selanjutnya dibuat penampang 2-D dan model 3-D. Penampang dan
model tersebut dianalisis dengan bantuan data pendukung berupa informasi geologi daerah
penelitian untuk mendapatkan gambaran sebaran mineralisasi sulfida di daerah penelitian.
Dari hasil interpretasi data, diperoleh anomali yang memiliki prospek mineralisasi sulfida
berada di sebelah Utara daerah penelitian yang ditunjukan dengan resistivitas rendah yakni
<50 ohm-m, PFE ≥3 % dan MF ≥150 mhos/m yang berada pada zona alterasi argilik dengan
hostrock berupa breksi andesit.
Kata kunci: Induksi polarisasi, mineralisasi sulfida, resistivitas, percent frequency effect
(PFE), alterasi argilik.
ABSTRACT
Induced polarization method is development of resistivity method which is based on the
measurement of polarization effect due to the current induction. This research is done by
processing, analysis and interpretation of induced polarization data measurement to identify
the dissemination of sulphide mineral in Kemawi, Jawa Tengah. Total of data used are 11
lines with space 200 metres between the line and 50 metres between the electrodes. The
measurement was done in the frequency domain using dipole-dipole configuration.
Data processing produces resistivity, percent frequency effect (PFE) and metal factor (MF)
values and then 2-D sections and 3-D models created. The sections and models is analyzed
using geological information of the research area to get the description of the dissemination
of sulphide mineralization in the research area.
(2)
Gambar 2. Fenomena induksi polarisasi.
Teknik pengukuran efek IP dapat dibagi
Pada waktu t0 arus dihentikan dan diukur
menjadi dua jenis yaitu pengukuran
beda potensialnya, kemudian terjadi
kawasan waktu dan pengukuran kawasan
penurunan nilai beda potensial dari
frekuensi. Pengukuran IP domain waktu
keadaan konstan (∆Vc) menuju nol secara
melibatkan pemantauan peluruhan beda
perlahan-lahan. Tahapan yang sama terjadi
potensial setelah arus dihentikan.
pada saat arus dimatikan pada waktu t3. A
Parameter yang biasanya diukur adalah
menggambarkan daerah di bawah kurva
chargeability (M), yang didefinisikan
peluruhan pada interval waktu t1-t2
sebagai daerah (A) di bawah kurva
(Kearey, 2002).
peluruhan selama interval waktu tertentu
Metode IP (t1–t2) dengan beda potensial pada keadaan
tetap ∆Vc (Gambar 2) yang secara
Metode IP menggunakan konfigurasi matematis dituliskan (Kearey, 2002):
dipol-dipol ketika melakukan pengukuran
di lapangan, yaitu kedua elektroda arus
bergerak menjauhi kedua elektroda (3)
tegangan seperti pada gambar 3.
Mineral dapat dibedakan berdasarkan
karakteristik chargeability, sebagai contoh
pirit memiliki nilai M = 13,4 ms pada
interval waktu 1 detik dan magnetit
memiliki nilai M = 2.2 ms pada interval
waktu yang sama.
Sedangkan untuk teknik domain frekuensi
melibatkan pengukuran resistivitas semu
(apparent resistivity) pada dua atau lebih PFE = Percent Frequency Effect (%)
frekuensi searah (AC). Gambar 3.
menunjukkan hubungan resistivitas semu ρ1 = merupakan resistivitas semu yang
dan frekuensi log arus. Daerah 1 memiliki diukur pada frekuensi 10 Hz (Ωm)
frekuensi rendah dimana resistivitasnya
ρ2 = merupakan resistivitas semu yang
bersifat independen terhadap frekuensi.
diukur pada frekuensi 0.1 Hz (Ωm)
Daerah 2 adalah daerah Warberg, dimana
resistivitas merupakan sebuah fungsi linear METODA PENELITIAN
dari log frekuensi. Sedangkan daerah 3
adalah daerah induksi elektromagnetik, Mulai
Data Induksi
Pengolahan Data
Resistivitas 2D MF2D
PFE 2D
Dimana:
Hasil dari pengolahan data menunjukkan Pemetaan Daerah Prospek Mineralisasi
distribusi nilai resistivitas semu (apparent Sulfida
resistivity), percent frequency effect (PFE)
dan metal factor (MF) yang bervariasi Dari 3 blok wilayah pengukuran, yakni
untuk n=1 hingga n=6 pada daerah Blok Poncol, Blok Wanasari dan Blok
penelitian. Adapun rentang nilai resitivitas Wagir, terlihat bahwa Blok Poncol
semu yang dihasilkan adalah 5-340 Ωm, memiliki beberapa anomali geofisika yang
rentang nilai PFE adalah 0.2-5.8 % dan dicurigai merupakan zona mineralisasi
rentang nilai MF adalah 0-850 mhos/m. sulfida berupa zona alterasi argilik yang
pada beberapa lintasan menerus dari n1
hingga n6. Kemenerusan zona mineralisasi
PETA GEOLOGI DAERAH KEMAWI
BANYUMAS, JAWA TENGAH
dapat terlihat mulai dari lintasan KW
+200 hingga lintasan KW +800.
Sedangkan untuk Blok Wanasari dan Blok
Wagir, hasil yang diperoleh kurang
maksimal akibat kurangnya data
pengukuran pada wilayah tersebut.
Zona
KW
Lintasan Pengukuran IP
prospek
x
KW
Analisis Data
Gambar 8. Model 3-D daerah prospek mineralisasi
Lintasan KW +200
Berdasarkan kesimpulan di atas, dibuatlah
model 3-D untuk memetakan daerah
Gambar IV.6 merupakan tampilan hasil prospek mineralisasi sulfida di daerah
overlay antara penampang resistivitas Kemawi berdasarkan anomali nilai
semu, PFE dan MF pada lintasan KW resisitivitas, nilai PFE dan nilai MF seperti
+200. Dari gambar terlihat bahwa terdapat yang diperlihatkan pada Gambar IV.14.
tiga lokasi yang memperlihatkan adanya Pada model tersebut hanya ditampilkan
prospek mineralisasi sulfida. Dari ketiga daerah yang memiliki nilai resistivitas ≤50
lokasi tersebut, zona mineralisasi sulfida Ωm, nilai PFE ≥3 % dan nilai MFE ≥ 150
diduga berada pada lokasi nomor 2 karena mhos/m yang diinterpretasikan sebagai
adanya kemenerusan anomali dari n1 zona prospek mineralisasi sulfida pada
hingga n6. daerah Kemawi, tepatnya pada Blok
U PSEUDOSECTION LINTASAN KW +200 S Poncol.
1 3 resistivitas ≤50 Ωm
PFE ≥3%
Gambar 7. Overlay penampang resisitivitas,MFPFE
dan MF lintasan KW +200
≥150
mhos/m KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kearey, dkk. 2002. An Introduction to
Adapun kesimpulan dari penelitian ini, Geophysical Exploration.
antara lain: Blackwell Science Ltd. London.
1. Berdasarkan hasil pengolahan data, PT. Antam Tbk, 2011. Laporan
diketahui bahwa nilai resitivitas Pengukuran Geofisika Desa
semu pada daerah Kemawi Kemawi, Kab. Banyumas, Jawa
berkisar antara 5-340 Ωm, nilai Tengah. Departemen Geofisika dan
PFE berkisar antara 0.2-5.8 % dan Geodesi PT. Antam Tbk. Jakarta.
nilai MF berkisar antara 0-850
mhos/m. Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E.
2. Dari penampang 2-D data 1990. Applied Geophysics.
resisitivitas semu, PFE dan MF Cambridge Univ. Press.
daerah Kemawi, dapat Cambridge.
diidentifikasi kemungkinan adanya
mineralisasi sulfida pada semua
lintasan pengukuran.
3. Berdasarkan model 3-D data
resisitivitas semu dan PFE daerah
Kemawi, terlihat bahwa daerah
prospek mineralisasi sulfida berada
di bagian Utara daerah penelitian,
tepatnya pada Blok Poncol.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tinjauan Geologi