Oleh Kelompok 4 :
HALAMAN
A. LatarBelakang ....................................................................................................
B. BatasanMasalah..................................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................
D. ManfaatPenulisanMakalah .................................................................................
A. ISI .......................................................................................................................
B. ISI 2 ....................................................................................................................
C. ISI 3 ....................................................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Secara keseluruhan jenis pentanahan ini dapat dilihat pada gambar berikut
2.1.1 Sistem TN, seperti dalam IEC 60364 mencakup beberapa sub – system :
Proteksi sistem tenaga listrik adalah system proteksi yang dilakukan kepada
peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada suatu sistem tenaga misanya
generator, transformator jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi
sistem itu sendiri.
Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain : hubung singkat, tegangan
lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lainlain.
3. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada
konsumsi dan juga mutu listrik yang baik.
– Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-
gaya mekanik dst.
Koordinasi antara relay dan circuit breaker (CB) dalam mengamati dan
memutuskan gangguan disebut sebagai sistem proteksi. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman. Jika arus
kerja bertambah melampaui batasaman yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau
jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan
mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan
rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula. Perlu diingat bahwa pengaruh
pemanasan adalah sebanding dengankwadrat dari arus :
H = 12 Rt Joules
Dimana :
2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak
3. Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama
sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar.
4. Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh arus
gangguan yang dapat terjadi.
Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kesanggupan system dalam
mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja
b). Stabilitas
Sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-gangguan terjadi diluar zona yang
melindungi (gangguan luar).
Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin
besar kerusakan peralatan. Hal yang paling penting adalah perlunya membuka
bagian-bagian yang terganggu sebelum generator-generator yang dihubungkan
sinkron kehilangan sinkronisasi dengan system selebihnya. Waktu pembebasan
gangguan yang tipikal dalam sistemsistem tegangan tinggi adalah 140 ms. Dimana
mendatnag waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms sehingga memerlukan relay
dengan kecepatan yang sangat tinggi (very high speed relaying)
Yaitu besarnya arus gangguan agar alat bekerja. Harga ini dapat dinyatakan
dengan besarnya arus dalam jaringan aktual (arus primer) atausebagai prosentase dari
arus sekunder (trafo arus).
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh
karena jumlah feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja persyaratan
keamanan yang pokok dipenuhi. Dalam sistem-sistemtrtansmisi justru aspek teknis
yang penting. Proteksi relatif mahal, namun demikian pula sistem atau peralatan yang
dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan peralatan sistem adalah vital.
Biasanya digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi primer atau
proteksi utama dan proteksi pendukung (back up)
Sifat ini jelas, penyebab utama dari “outage” rangkaian adalah tidak
bekerjanya proteksi sebagaimana mestinya (mal operation).
g) Proteksi Pendukung
1.Pemutus Tenaga
pada semua kondisi, yaitu pada kondisi normal ataupun gangguan. Secara singkat
tugas pokok pemutus tenaga adalah :
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja
bila arus yang mengalir melebihi nilai settinganya.
a. Prinsip Kerja
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus
yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang
boleh melewatinya disebut dengan setting.
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 –
20 ms). Dapat kita lihat pada gambar 5.
Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay arus
lebih dengan karakteristik yang lain.
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT padasaat terjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka
waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu
tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat gambar 6.
dibawah ini.
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya
arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.
Karakteristik ini bermacam-macam. Setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang
berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
– Standar invers
– Very inverse
– Extreemely inverse
Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:
– Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena
itu, disebut pula Relay fasa”. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa, maka
settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In
(In = arus nominal peralatan terlemah).
– Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan
lebih kecil dari arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal
berikut:
Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi.
Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi,
ataubahkan tidak ditanahkan.
Dalam hal demikian, relay pegaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat
mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap gangguan
tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban, maka relay dipasang tidak pada kawat
fasa melainkan kawat netral pada sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini
dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah
jumlah dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat
mengalir jika terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral)
Adalah suatu alat pemutus, dimana dengan meleburnya bagian dari komponen
yang telah dirancang khusus dan disesuaiakan ukurannya untuk membuka rangkaian
dimana pelebur tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi
suatu nilai dalam waktu tertentu. Oleh karena pelebur ditujukan untuk menghilangkan
gangguan permanen, maka pelebur dirancang meleleh pada waktu tertentu pada nilai
arus gangguan tertentu.
3. Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran