Konka inferior adalah jaringan yang terletak di dinding lateral bagian dalam hidung
yang terdiri dari tulang yang ditutupi dengan jaringan yang dapat membesar dan
membengkak sebagai respons terhadap peradangan. Obstruksi jalan napas nasal, sekunder
akibat hipertrofi konka inferior, adalah gejala umum dari RA. Beberapa prosedur bedah telah
tersedia untuk mengatasi hipertrofi konka inferior. Ini umumnya melibatkan metode yang
berbeda untuk menghilangkan (1) seluruh bagian konka/turbinat (turbinektomi) atau (2)
hanya jaringan antara penutup mukosa dan/atau tulang turbinat (reseksi submukosa); atau
menyusutkan volume konka (ablasi jaringan). Meskipun secara umum dianggap aman,
inferior turbinate reduction dapat menimbulkan perdarahan hidung, pembentukan scar, atau
pengerasan kulit (crusting). Rinitis atrofi ("empty nose syndrome") merupakan komplikasi
yang jarang terjadi, di mana pasien memiliki sensasi sumbatan hidung karena kurangnya
sensasi aliran udara.
Peripheric Facial Palsy (PFP) adalah manifestasi yang paling menonjol dari gangguan saraf
wajah (1). Kelemahan motorik wajah dapat bervariasi dan dapat disertai dengan gejala lain
seperti dysgeusia, xerostomia, perubahan sensasi wajah, disfungsi vestibular, dan
paranesthesia faring. Facial palsy tidak hanya disebabkan dari difungsi parasimpatis dan
sensorik khusus dari saraf wajah, tetapi dapat juga disebabkan oleh hubungan dengan saraf
kranial lainnya. PFP mungkin bawaan (ditentukan secara genetik atau terkait kelahiran) atau
didapat (1,2). Kondisi yang didapat dapat berupa trauma (pembedahan, trauma kepala),
infeksi (virus varicella zoster, otitis media), inflamasi (penyakit autoimun, sarkoidosis),
neurologis (sklerosis multipel, sindrom Guillain-Barré), atau idiopatik (Bell's palsy)