MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU
DANA ANAK WIJAYAKUSUMA TENTANG PEDOMAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
Ditetapkan di : Kebumen
Pada tanggal : 08 Desember 2016
Direktur
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU
DANA ANAK WIJAYAKUSUMA TENTANG PEDOMAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
Ditetapkan di : Kebumen
Pada tanggal : 08 Desember 2016
Direktur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan
baik.Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa
negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan
peningkatan prevalensi.Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai.Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan
undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan
antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya.
Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang
sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau
kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan
lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan
dalam kerja adalah tenaga kesehatan.Tenaga kesehatan mempunyai
kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal
23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal
di atas maka jelaslah bahwa rumah sakit termasuk ke dalam kriteria tempat
kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Rumah
Sakit, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Rumah Sakit.Sehingga
sudah seharusnya pihak pengelola Rumah Sakit menerapkan upaya-upaya K3
di Rumah Sakit.
Selain itu seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat 1 Undang-undang
No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian,
dan peralatan”, yang mana persyaratan -persyaratan tersebut salah satunya
harus memenuhi unsur K3 di dalamnya. Dan bagi Rumah Sakit yang tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut tidak diberikan izin mendirikan,
dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional Rumah Sakit (Pasal 17).
Bahaya – bahaya potensial di Rumah Sakit yang disebabkan oleh faktor
biologi (virus, bakteri, jamur, parasit); faktor kimia (antiseptik, reagen, gas
anastesi); faktor ergonomi (lingkungan kerja, cara kerja, dan posisi kerja yang
salah); faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi); faktor
psikososial (kerja bergilir, beban kerja, hubungan sesama pekerja / atasan)
dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
PAK di Rumah Sakit, umumnya berkaitan dengan faktor biologi (kuman
patogen yang berasal umumnya dari pasien); faktor kimia (pemaparan dalam
dosis kecil yang terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi pada
hati); faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor
fisik (panas pada kulit, tegangan tinggi pada sistem reproduksi, radiasi pada
sistem sel darah); faktor psikologis (ketegangan di kamar bedah, penerimaan
pasien gawat darurat, bangsal penyakit jiwa, dan lain-lain). Sumber bahaya
yang ada di Rumah Sakit harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan
tingkat risiko, yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan PAK.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak Wijayakusuma Kebumen perlu dibuat standar pelayanan K3RS yang
merupakan pedoman bagi Rumah Sakit dalam upaya-upaya melaksanakan
program kesehatan dan keselamatan kerja secara komprehenship sehingga
tercipta kondisi lingkungan yang sehat dilingkungan rumah sakit yang pada
akhirnya terciptanya kualitas pelayanan kesehatan yang aman diberikan di
lingkungan rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman oleh pihak manajemen untuk terciptanya cara kerja,
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan karyawan Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak Wijayakusuma.
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi pedoman dalam memberikan pelayanan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma.
b. Mengendalikan dan meminimalisasi potensi bahaya-bahaya yang
mempengaruhi situasi dan kondisi di Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak Wijayakusuma.
c. Meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma.
d. Meningkatkan pengetahuan bagi pihak manajemen Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma dalam pengambilan keputusan
dan kebijakan tentang penyelenggaraan K3.
e. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada karyawan atau para
medis Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma tentang
penyelenggaraan K3.
C. Ruang Lingkup
RuangLingkupkegiatan K3RS RumahKhusus Ibu dan Anak
Wijayakusumamencakupseluruh area rumahsakitdanberlakuterhadap:
1. Staf;
2. pengunjungrumahsakit;
3. pasien, dan
4. masyarakat di lingkungansekitarRumahKhusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
3. Keputusan Menkes Nomor1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
4. Keputusan Menkes Nomor876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang pedoman
Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan lingkungan
Rumah Sakit.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
10. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul
Karena Hubungan Kerja.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 351/Menkes/SK/III/2003 tentang
Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor Kesehatan.
BAB II
PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk
mengetahui jenis pekerjaan apa yang dilakukan dan bahan apa yang digunakan. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan identifikasi bahaya.Identifikasi bahaya harus
dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada potensi bahaya yang
terlewatkan atau tidak teridentifikasi.
A. Tahapan Identifikasi Bahaya
1. Pengenalan kegiatan untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan
tahapan kegiatan tertentu dari serangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh
organisasi yang menghasilkan atau mendukung satu atau lebih produk jasa;
2. Pengenalan bahaya untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan
potensi bahaya yang terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau
pekerjaan (persiapan, pelaksanaan, penyelesaian) dan akibatnya
(kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja);
3. Pengukuran potensi bahaya;
4. Validasi daftar bahaya yang merupakan tahapan memasukkan setiap
sumber bahaya ke dalam suatu daftar bahaya.
A. Struktur
Ketua K3
Sekretris K3
2. Sekretaris K3
a. Persyaratan
1) Pendidikan minimal D III
2) Memiliki sertifikat dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
3) Berbadan sehat baik secara jasmani maupun rohani
4) Memiliki dedikasi dan loyalitas
5) Jujur dan bertanggungjawab
b. Tugas
1) Memimpindanmengkoordinasikantugas –
tugaskesekretariatandanmelaksanakankeputusanTim K3RS.
2) Membuatundanganrapatdansebagainotulenrapat.
3) Membuatadministrasisurat-suratTim K3.
4) Mencatatdanmengumpulkan data-data yangberhubungandengan
K3.
5) MembantuKetua K3 merencanakandanmenetapkanprogram
tahunandalammelakukanidentifikasibahayadi lingkungankerja.
6) Mengusulkandanmenetapkantindakansertalangkahyang
akandilaksanakanterhadappermasalahan K3.
c. Wewenang
1) Mengambilkeputusan yang bersifat urgent apabilaKetua K3
tidakadasetelahdikonfirmasimelaluitelepon.
2) Memberiteguranbaiklisanmaupuntulisankepadakaryawanrumahsaki
t yang melakukankelalaiansehinggamembahayakankesehatan,
keselamatankerjadirisendirimaupunrekankerjalainnya.
d. Tanggung jawab
Mempertanggungjawabkanpelaksanaankegiatan K3 di
rumahsakitkepadaKetua K3.
3. Staf
a. Persyaratan
1) Memiliki sertifikat dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
2) Berbadan sehat baik secara jasmani maupun rohani
3) Memiliki dedikasi dan loyalitas
4) Jujur dan bertanggungjawab
b. Tugas
1) Melaksanakan tugas langsung dari Ketua Tim K3RS
2) Melaksanakan kegiatan Tim K3RS
3) Melakukan pengumpulan data berhubungan dengan K3
4) MembantuKetua K3 merencanakandanmenetapkanprogram
tahunandalammelakukanidentifikasibahayadi lingkungankerja.
5) Mengusulkandanmenetapkantindakansertalangkahyang
akandilaksanakanterhadappermasalahan K3.
c. Fungsi
1) Melaksanakan kegiatan – kegiatan program K3RS.
2) Membantu Ketua K3RS mengadakan dan meningkatkan upaya
promosi K3, dan pelatihan K3 di RS.
3) Melakukan koordinasi dengan semua anggota K3RS.
d. Wewenang
Memberiteguranbaiklisanmaupuntulisankepadakaryawanrumahsakit
yang melakukankelalaiansehinggamembahayakankesehatan,
keselamatankerjadirisendirimaupunrekankerjalainnya.
e. Tanggung jawab
Mempertanggungjawabkanpelaksanaankegiatan K3 di
rumahsakitkepadaKetua K3.
Instalasi Rawat
Inap
Instalasi Rawat Instalasi Gawat
Jalan Darurat
K3RS
Instalasi Farmasi
Unit Laundry/CS
Keterangan :
1. Instalasi Rawat Jalan
a. Petugas yang ada di Instalasi Rawat Jalan saat bekerja wajib
mematuhi ketentuan dalam K3.
b. Semua peralatan yang ada di Instalasi Rawat Jalan harus selalu
dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang
sudah ditetapkan.
c. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan kerja
atau tertusuk jarum).
2. Instalasi Gawat Darurat
a. Petugas yang ada di Instalasi Gawat Darurat saat bekerja wajib
mematuhi ketentuan dalam K3 misal saat melakukan tindakan medis
harus selalu menggunakan alat pelindung diri.
b. Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di Instalasi
Gawat Darurat harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
c. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan kerja
atau tertusuk jarum).
3. Instalasi Gizi
a. Petugas yang ada di Instalasi Gizi saat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 misal saat melakukan tindakan medis harus selalu
menggunakan alat pelindung diri.
b. Semua peralatan elektronik yang ada di Instalasi Gizi harus selalu
dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan.
c. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan kerja
saat bekerja didapur,terkena pisau,jatuh saat mengantar makanan ke
pasien dll)
d. Petugas Giziharus memahami penatalaksanaan B3 (Barang Berbahaya
dan Beracun) yang ada di Instalasi Gizi, misal penyimpanan,pemakaian
tabung gas.
4. Instalasi Farmasi
a. Petugas yang ada di Instalasi Farmasi saat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 misal saat melakukan kegiatan peracikan obat
harus selalu menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan).
b. Semua peralatan baik yang elektonik maupun yang yang bukan
elektronik yang ada di Instalasi Farmasi harus selalu dilakukan
pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan.
c. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja wajib lapor ke Tim K3RS (misal kecelakaan kerja
atau tertusuk jarum)
d. Petugas Instalasi Farmasi harus memahami penatalaksanaan B3
(Barang Berbahaya dan Beracun) yang ada di instalasi farmasi.
5. SATPAM
a. Semua petugas SATPAM harus bisa dan mampu mengoprasikan
APAR.
b. Semua peralatan baik yang elektonik maupun yang yang bukan
elektronik yang ada di area SATPAM harus selalu dilakukan
pemeliharaan.
c. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja wajib lapor ke Tim K3RS).
6. Unit Laundry/CS
a. Petugas yang ada di bagian loundry/CS wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 misal saat melakukan pencucian linen selalu menggunakan
alat pelindung diri (sarung tangan,sepatu boot,masker,celemek)dan
juga pemilahan linen harus diperhatikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Semua peralatan elektonik yang ada di bagian laundry harus selalu
dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkanmisal mesin cuci.
c. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja wajib lapor ke Tim K3RS (misal kecelakaan kerja
terpeleset saat mengangkat cucian basah).
7. InstalasiRawat Inap
a. Petugas yang ada di Instalasi Rawat Inapsaat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 misal saat melakukan tindakan medis harus selalu
menggunakan alat pelindung diri.
b. Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di Instalasi
Rawat Inap harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai
dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
c. Setiap kejadian yang berhubungandengan kesehatan dan keselamatan
kerja wajib lapor ke Tim K3RS (misal kecelakaan kerja atau tertusuk
jarum).
BAB VI
TATA LAKSANA
Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja yang wajib melaksanakan
program K3RS yang bermanfaat baik bagi SDM rumah sakit, pasien, pengunjung /
pengantar pasien, maupun bagi masyarakat di lingkungan sekitar rumah sakit.
Pelayanan K3RS harus dilaksanakan secara terpadu melibatkan berbagai
komponen yang ada di rumah sakit. Hal tersebut dapat berjalan dengan baik jika
seluruh komponen rumah sakit, mulai dari pimpinan sampai dengan staf pelaksana
mempunyai komitmen, pemahaman, pelatihan dan kesadaran yang menjadi budaya
dalam melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit. Pelayanan
K3RS sampai saat ini dirasakan belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyak
rumah sakit yang belum menerpkan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3). Adapun standar pelayanan K3RS yang perlu diberikan
adalah sebagai berikut: