LAPORAN KASUS
Diajukan Kepada :
Disusun Oleh :
Devi Nendes Mita H2A013002
Laporan Kasus
Disusun Oleh:
Nama pembimbing
A. Identitas Pasien
Pasien Rawat Jalan (Poliklinik Mata)
Nama : Ny. T
No. Rekam Medis : 60xxxx
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Krajan, Bawen, Semarang
Pekerjaan : Swasta
Tanggal Pemeriksaan : 11 September 2017
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama: Mata kanan nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Sejak 5 hari yang lalu pasien mengeluh nyeri pada mata kanan yang
timbul secara terus- menerus. Keluhan disertai dengan mata merah, nrocos
saat membuka mata, sakit kepala sebelah kanan, pandangan kabur dan
kelemahan otot ektremitas sinistra.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Riwayat hipertensi : Diakui
b. Riwayat DM : Diakui, 30 tahun
c. Riwayat operasi mata : Disangkal
d. Riwayat penyakit dengan keluhan sama : Disangkal
e. Riwayat penyakit gigi dan mulut : Disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Riwayat hipertensi : Disangkal
b. Riwayat DM : Disangkal
5. Riwayat Pribadi :
Pasien memakai kacamata add + 3.00.
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien tinggal bersama anak dan
mantu. Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS NON PBI
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 11 September 2017 pukul 12.00
WIB di bangsal dahlia RSUD Ambarawa Semarang.
1. Status Generalis:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. Pemeriksaan Tanda Vital:
a. Tekanan Darah : 165/90 mmHg
b. Nadi : 78 x/menit
c. RR : 19 x/menit
d. Suhu : 36,5o C
3. Pemeriksaan Status Generalis:
a. Kepala
1) Bentuk : Normocephal
2) Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)
3) Mulut : Bibir kering (-), dinding faring hiperemis (-)
4) Telinga : Normotia, tanda radang (-)
b. Leher : Deviasi (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)
c. Thorax : Dalam batas normal
d. Abdomen : Dalam batas normal
e. Ekstremitas
I. Ekstremitas atas : Akral hangat, oedem (-), sianosis (-),
kelemahan (+)
II. Ektremitas Bawah: Akral hangat, oedem (-), sianosis (-),
kelemahan (+)
4. Status Lokalis Oftalmologi:
Oculus Dexter Pemeriksaan Oculus Sinister
(OD) (OS)
LP (+) cahaya, arah kanan Visus 6/60
dan kiri
Tidak dilakukan Refraksi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
Baik ke segala arah Gerakan bola mata Baik ke segala arah
Normal Suprasilia Normal
D. Diagnosis Banding
1. Glaukoma akut sudut tertutup
2. Iritis
3. Konjungtivitis
E. Diagnosis Klinis
OD Glaukoma akut sudut tertutup
F. Penatalaksanaan
1. Terapi topical
a. Timol 0,5 % ED 2x1 gtt OD
b. Cendo Xytrol ED 3x1 gtt OD
2. Terapi sistemik
a. Glaucon 250 mg 2x1 tablet
b. Kalium Stualasi Release 1x1 tablet
G. Prognosis
OD OS
Quo ad Vitam ad bonam ad bonam
Quo ad Sanationam ad bonam ad bonam
Quo ad Cosmeticam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Quo ad Functionam ad malam ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. GLAUKOMA
II.1.1. Definisi
Glaucoma adalah sekelompok penyakit mata yang secara bertahap
mengakibatkan penurunan visus tanpa adanya tanda-tanda terlebih dahulu. Pada
tahap awal dari penyakit ini, mungkin tanpa gejala. Glaukoma disebabkan oleh
sejumlah penyakit mata yang berbeda, dalam banyak kasus menyebabkan
peningkatan tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan bola mata ini disebabkan
oleh cadangan humor aqueous mata yang tidak dapat dialirkan secara sempurna.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada nervus optikus.
II.1.2. Patofisiologi
Peningkatan tekanan di dalam mata (intraocular pressure) adalah salah
satu penyebab terjadinya kerusakan saraf mata (nervus opticus) dan menunjukkan
adanya gangguan dengan cairan di dalam mata yang terlalu berlebih. Ini bisa
disebabkan oleh mata yang memproduksi cairan terlalu berlebih, cairan tidak
mengalir sebagaimana mestinya melalui fasilitas yang ada untuk keluar dari mata
(jaringan trabecular meshwork) atau sudut yang terbentuk antara kornea dan iris
dangkal atau tertutup sehingga menyumbat/ memblok pengaliran daripada cairan
mata.
II.1.4. KLASIFIKASI
Dua jenis Glaucoma yang umum adalah Prymary Open Angle Glaucoma
atau Glaukoma sudut terbuka dan Acute Angle Closure Glaucoma atau Glaukoma
sudut tertutup. Pada umumnya, orang suku Afrika dan Asia lebih tinggi risikonya
untuk menderita Glaucoma dan kehilangan penglihatannya daripada orang kulit
putih dan Glaucoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan di Asia.
Tabel 1. Kalsifikasi glaucoma berdasarkan etiologi.
A. Glaukoma Primer
1. Glaucoma sudut terbuka
a. Glaucoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma
sederhana kronik)
b. Glaucoma tekanan normal (galukoma tekanan rendah)
2. Glaucoma sudut tertutup
a. Akut
b. Subakut
c. Kronik
d. Iris plateu
B. Glaucoma Kongenital
1. Glaucoma kongenital primer
2. Glaucoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain
a. Sindrom pembelahan kamera anterior
Sindrom Axenfeld
Sindrom Rieger
Anomal Peter
b. Aniridia
3. Glaucoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokular
a. Sindrom Sturge-Weber
b. Sindrom Marfan
c. Neurofibromatosis
d. Sindrom Lowe
e. Rubella Kongenital
C. Glaucoma Sekunder
1. Glaucoma pigmentasi
2. Sindrom eksfoliasi
3. Akibat kelainan lensa (fakogenik)
a. Dislokasi
b. Intumesensi
c. Fakolitik
4. Akibat kelainan traktus uvea
a. Uveitis
b. Sinekia posterior (seklusio pupilae)
c. Tumor
5. Sindrom iridokorneo endotel (ICE)
6. Trauma
a. Hifema
b. Kontusio/resesi sudut
c. Sinekia anterior perifer
7. Pascaoperasi
a. Glaukoma sumbatan siliaris (glaukoma maligna)
b. Sinekia anterior perifer
c. Pertumbuhan epitel ke bawah
d. Pasca bedah tandur kornea
e. Pasca bedah pelepasan retina
8. Galucoma neovaskular
a. Diabetes mellitus
b. Sumbatan vena retina sentralis
c. Tumor intraokular
9. Peningkatan tekanan vena episklera
a. Fistula karotis-kavernosa
b. Sindrom Sturge-Weber
10. Akibat steroid
D. Glaucoma Absolut : Hasil akhir semua glaukoma yang tidak terkontrol adalah
mata yang keras, tidak dapat melihat, sering nyeri.
penyakit ini diturunkan di dalam keluarga, jadi bisa saja di dalam satu keluarga
anggotanya menderita penyakit ini. Pada orang dengan kecenderungan untuk
menderita glaucoma sudut tertutup ini, sudutnya lebih dangkal dari rata-rata
biasanya. Karena letak dari jaringan trabekular meshwork itu terletak di sudut
yang terbentuk dimana kornea dan iris bertemu, makin dangkal sudut maka makin
dekat pula iris terhadap jaringan trabecular meshwork.
e. Diagnosis Banding
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma primer
akut, tekanan intraokular biasanya tidak meningkat, pupil kontriksi, dan kornea
biasanya tidak edematosa. Dikamera anterior tampak jelas sel-sel, dan terdapat
injeksi siliaris dalam.
Pada konjungtivitis akut, nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan. Terdapat tahi mata, injeksi konjungtiva hebat tapi tidak
terdapat injeksi siliaris. Respon pupil dan tekanan intraokular normal, dan kornea
jernih. Keadaan pada glaukoma akut primer perlu diagnosis banding juga dengan
glaukoma sudut tertutup sekunder, membedakannya dengan mencari penyebab
sekundernya.
c. Gambaran Klinis
Atroti iris, fixed semidilated pupil, bilik mata depan dangkal, tekanan
intraokular tinggi, sudut bilik mata depan tertutup, dan papil saraf optik sudah
mulai atrofi.
d. Diagnosis
Riwayat serangan glaucoma sudut tertutup primer akut beberapa waktu
yang lalu disertai gejala klinis di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Ed 3. Balai Penerbit FK UI: Jakarta.
Vaugan, Daniel G dkk. 2000. Oftalmologi Umum. Ed 14. Penerbit EGC: Jakarta.
Sandha, http://www.scribd.com/doc/54316495/Pterigium-Final