PENGETAHUAN RADIKALISME
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. Masyarakat yang berada serta yang mendiami wilayah Indonesia dari dari
ujung barat hingga timur terdiri dari berbagai suku, agama, dan golongan yang
merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Namun, keanekaragaman dan
pluralisme tersebut dapat menjadi kendala suatu kendala dalam kerukunan serta
pelaksanaan pembangunan nasional, karena dapat menimbulkan konflik bila tidak
dilandasi dengan wawasan kebangsaan dan rasa persatuan dan kesatuan yang
kokoh.
RAHASIA
2
c. Ancaman yang timbul akibat tindakan kelompok radikal tentunya tidak bisa
lepas dari peran TNI dalam menjaga dan mempertahankan NKRI. Agar pemberian
materi radikalisme dan deradikalisme dapat berjalan dengan optimal, dan dapat
dipahami oleh Taruna Akademi Militer, maka perlu disusun bahan ajaran untuk
pedoman bagi Gadik dan Pasis dalam kegiatan proses belajar mengajar pada
pendidikan Akademi Militer.
a. Maksud. Naskah Departemen ini sebagai pedoman bagi Gumil dan Pasis
dalam proses belajar mengajar pada Pendidikan Combat Intel di Pusdikintel
Kodiklatad.
b. Tujuan. Agar Perwira Siswa memahami tentang radikalisme dan
deradikalisasme dalam pelaksanaan tugas TNI AD.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Materi Radikalisme dan Deradikalisme ini
meliputi perkembangan radikalisme dan penanganannya yang disusun dengan tata urut
sebagai berikut :
3
a. Pendahuluan.
b. Pengertian Radikal Kiri
c. Pengertian Radikal Kanan
d. Pengertian Radikal lain/ Sparatisme.
e. Strategi Menghadapi gerakan Radikalisme
f. Sikap TNI AD
g. Evaluasi.
h. Penutup.
4. Refferensi:
d. Deradikalisasi Nusantara Buku karya Mayjend TNI Agus Surya Bhakti Penerbit
Daulat Press Kreatif 2016.
5. Pengertian.
BAB II
PENGERTIAN GERAKAN RADIKAL KIRI
6. Umum. Radikalisme, berasal dari kata radikal yang berarti secara mendasar
(sampai kepada hal yang prinsip), amat keras menuntut perubahan ( undang-undang
pemerintah dan sebagainya ), maju dalam berfikir atau bertindak.
Sedangkan radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik; paham atau
aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara
kekerasan atau drastic, sikap ekstrim dalam suatu aliran politik.
Radikal kiri adalah suatu faham/kelompok anti agama yang menghendaki pemberlakuan
sistem komunisme dalam bernegara.
7. Radikal Kiri. Radikal kiri adalah suatu sikap dan perilaku individu atau kelompok
tertentu dalam masyarakat yang berdasarkan pada ajaran Marxisme-Leninisme.
a. Ciri-ciri komunis :
j) Garis politik bisa lunak atau keras, tergantung pada posisi dan
kemampuan mereka. Pada waktu mereka lemah maka akan dipakai
garis lunak dan banyak kompromi, untuk menunjukkan adanya itikad
baik. Tetapi pada waktu mereka kuat, maka akan dipakai garis keras
dan sukar untuk diadakan kompromi.
8. Evaluasi:
BAB III
PENGERTIAN GERAKAN RADIKAL KANAN
10
10. Radikal Kanan. Radikal kanan adalah sikap dan perilaku individu atau
kelompok tertentu dalam masyarakat yang berlatar belakang fanatisme keagamaan yang
sempit, yang menghendaki pemberlakuan hukum agama sebagai hukum positif
2) Faktor Ekonomi
Kemiskinan, pengangguran dan problematika ekonomi yang lain
dapat merubah sifat seseorang yang baik menjadi orang yang kejam.
Karena dalam keadaan terdesak atau himpitan ekonomi, apapun bisa
mereka lakukan, bisa saja mereka juga melakukan teror.Mereka juga
berasumsi bahwasannya perputaran ekonomi hanya dirasakan oleh yang
kaya saja, hal itu menyebabkan semakin curamnya jurang kemiskinan bagi
orang tak punya. Sehingga mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal
yang diluar dugaan kita.
3) Faktor Politik
12
4) Faktor Sosial
Faktor sosial ini masih ada hubungannya dengan faktor ekonomi.
Ekonomi masyarakat yang amat rendah membuat mereka berfikir sempit,
dan akhirnya mereka mencari perlindungan kepada ulama yang radikal,
kerena mereka berasumsi akan mendapat perubahan perekonomian yang
lebih baik. Dimulai dari situ masyarakat sudah bercerai berai, banyak
golongan-golongan Islam yang radikal.
5) Faktor Psikologis
Pengalaman seseorang yang mengalami kepahitan dalam hidupnya,
seperti kegagalan dalam karier, permasalahan keluarga, tekanan batin,
kebencian dan dendam. Hal-hal tersebut dapat mendorong seseorang untuk
berbuat penyimpangan dan anarkis.
Kita yang seharusnya senantiasa mengingatkan kepada mereka dari
penyimpangan. Dr. Abdurrahman al-Mathrudi pernah menulis, bahwa
sebagian besar orang yang bergabung kepada kelompok garis keras adalah
mereka yang secara pribadi mengalami kegagalan dalam hidup dan
pendidikannya. saudara muslim kita yang seperti itulah yang menjadi target
sasaran orang radikal untuk diajak bergabung dengan mereka. Karena
dalam keadaan seperti itu mereka sangat rentan dan mudah terpengaruh.
6) Faktor Pendidikan
Pendidikan bukanlah faktor yang langsung menyebabkan radikalisme.
Radikalisme dapat terjadi dikarenakan melalui pendidikan yang salah.
Terutama adalah pendidikan agama yang sangat sensitif. Dan tidak sedikit
13
orang-orang yang terlibat dalam aksi terorisme justru dari kalangan yang
berlatar pendidikan umum, seperti dokter, insinyur, ahli teknik, ahli sains,
namun hanya mempelajari agama sedikit dari luar sekolah, yang kebenaran
pemahamananya belum tentu dapat dipertanggungjawabkan.
11. Evaluasi:
a. Jelaskan tentang ciri-ciri radikal Kanan !
b. Jelaskan tentang faktor yang mempegaruhi radikal kanan !
c. Jelaskan tentang gerakan radikal kanan yang anda ketahui berikan
contohnya !
BAB IV
PENGERTIAN GERAKAN RADIKAL LAIN/SEPARATISME
12. Umum.
13. Radikal lain. Radikal lain adalah anasir anti NKRI yang menghendaki
terjadinya disintegrasi kedaulatan NKRI/ Separatisme.
Kelompok ini diketahui muncul pada tahun 2002 ketika dilakukan penangkapan di
Solo daerah Lawean. Di sebuah rumah ditemukan sejumlah besar dokumen yang
menjadi harta karun bagi penyidik Satgas (sebelum Densus 88 terbentuk) diketahui
adanya sebuah organisasi rahasia yang menamakan diri sebagai Jamaah Islamiah.
Kelompok ini dikejar terus oleh Satgas yang saat itu dipimpin oleh Brigjen
Pol Martinus Hokum , sehingga Dr. Ashari tewas pada tahun 2005, kemudian pada
tahun 2009 Noordin M. Top berhasil ditumpas, sehingga berakhir era First wave.
Pada era First wave dan sebelumnya, mereka berinteraksi satu sama lain
secara fisik. Di era pemerintahan Orde Baru dapat represif menekan kelompok-
kelompok radikal dan terorisme dengan adanya Undang-undang subversi membuat
kelompok-kelompok ini lari ke negara Malaysia. Pada saat itu terjadi perang di
Afganistan dan kelompok-kelompok ini turut memfasilitasi perang tersebut.
Pada era ini diawali dengan munculnya gejolak perang di Timur Tengah,
internet sudah mulai banyak digunakan, sehingga terjadi perubahan hubungan
interaksi dari bentuk konvensional menjadi hubungan interaksi dalam bentuk cyber.
Kelompok ini tidak menggunakan tekhnologi untuk berkomunikasi saja, tetapi juga
memanfaatkan tekhnologi untuk menggali ilmu dengan belajar, mencari
pengetahuan bagaimana dengan keyakinan mereka, apakah sudah benar atau
belum.
15. Evaluasi.
BAB V
STRATEGI MENGHADAPI GERAKAN RADIKALISME
16. Umum.
b. Penguatan hukum.
2) UU ITE.
f. Deradikalisasi.
18. Deradikalisasi.
terfokus pada penggunaan kekuatan militer, intelijen dan penegak hukum. Namun
cara-cara militer tidak dapat dterapkan di Indonesia, karena negara kita merupakan
negara demokrasi yang lebih cocok dengan cara-cara deradikalisasi yang tidak
menggunakan unsur militer. Hal ini lebih mengena di hati dan pikiran kelompok
radikal. Maka dipilihlah pendekatan yang disebut deradikalisasi.
Pelaku terorisme dalam pendekatan ini dilihat sebagai manusia secara seutuhnya,
sehingga proses penegakan hukum, penahanan, pembinaan yang tercakup dalam
disengagement dan deradikalisasi diharapkan dapat kembali menjadikan seorang pelaku
terorisme untuk meninggalkan ideologi radikal dan kembali memiliki kehidupan normal di
masyarakat. Deradikalisasi dilakukan agar individu pelaku terorisme dapat mengubah
cara pandang dan tindakan radikalnya menjadi lebih moderat dan tidak radikal.
a. Pendekatan Agama
21
d. Pendekatan Ekonomi.
f. Pendekatan Politik.
g. Pendekatan Teknologi.
23
20. Evaluasi.
BAB VI
SIKAP TNI AD
21. Umum.
Oleh karena itu, setiap personil yang berada di dalamnya harus memengang teguh dan
berdiri tegak dalam rangka melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia,
seperti tertera pada pembukaan UUD 1945.
Prajurit TNI AD khususnya tidak boleh terpengaruh oleh salah satu faham apapun, karena
jika tidak berpegang teguh kepada prinsip fundamental yang kokoh, maka pelaksanaan
tugas akan tidak dapat terlaksana dengan baik.
Tugas TNI adalah mendeteksi keberadaan sel-sel paham radikal TNI harus
bekerja, khususnya yang bagian intelijen harus bekerja maksimal karena saat ini
munculnya paham-paham radikalisme serta kelompok-kelompok teroris sudah ada di
Indonesia.
"Jangan lupa pula prajurit TNI harus bekerja sama dengan masyarakat. Jalin kerja
sama yang baik karena biasanya masyarakat tahu keberadaan orang-orang yang diduga
sebagai jaringan kelompok-kelompok radikal," Bintara pembina desa mempunyai
peran penting dalam mengantisipasi munculnya berbagai paham radikalisme
tersebut serta kemunculan teroris di daerahnya.
dinyatakan sudah final, sesuai dengan Surat telegram Kasad nomor : STR /
788 / 2002 tanggal 7 November 2002 Penjabaran Doktrin TNI AD Kartika
Eka Paksi secara jelas dinyatakan bahwa Binter sebagai salah satu fungsi
utama dalam rangka membangun kesadaran pertahanan aspek darat
melalui penyelenggaraan komunikasi dengan berbagai komponen
masyarakat dan aparat pemerintah terkait dalam rangka Binter, guna
kepentingan pembinaan dan penggunaan kekuaatan TNI AD. Sehingga
sudah jelas dan tidak perlu lagi ada keraguan.
23. Evaluasi:
c. Coba siswa jelaskan penjabaran dari sikap yang diambil oleh TNI AD !
BAB VII
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
BAB VIII
PENUTUP
25. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini dibuat sebagai pedoman bagi
Gumil dan Pasis dalam proses belajar mengajar Combat Intel di Pusdikintel Kodiklatad.
Ditetapkan di Bogor
Pada tanggal , 24 Januari 2018