Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI

MAKALAH WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA DALAM


MENJAGA KEUTUHAN WILAYAH NKRI DARI ANCAMAN
DISINTEGRASI BANGSA

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

Nama : Elfraim Majuk


NIP : 19890304 202203 1 002
Angkatan : 219
Kelompok :4

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MARET 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Wawasan Kebangsaan adalah Cara pandang kita sebagai bangsa
Indonesia dalam memaknai diri dan lingkungan sebagai bangsa yang
berpedoman pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka
Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wawasan
kebangsaan menjadi sudut pandang suatu bangsa dalam memahami
kebaradaan jati diri dan lingkungannya yg pada dasarnya merupakan dari
falsafah bangsa itu sesuai dengan keadaan wilayah suatu Negara dan
sejarah yang dialaminya. Wawasan ini menentukan cara suatu bangsa
memanfaatkan kondisi geografis, sejarah, social-budayanya dalam
mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasionalnya serta
bagaimana bangsa itu memandang diri dan lingkungannya baik ke dalam
maupun ke luar (Nurhikmah, 2018)
Bela Negara adalah sebuah perilaku dan sikap dari warga negara.
Sikap atau perilaku ini dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara atau
bangsanya. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia atau NKRI. Kesadaran bela negara adalah dimana kita
berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas
cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat
Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
makna dan hakekat wawasan kebangsaan tersebut penting dihayati oleh
setiap warga Negara Indonesia khususnya Pegawai Negari Sipil (PNS)
mengingat kedudukannya sebagai salah satu unsur aparatur Negara yang
berperan sebagai perekat persatuan bangsa dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Identifikasi Masalah
Bangsa indonesia dikenal memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika”
menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kesatuan
republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Perkembangan zaman
yang semakin canggih memunculkan berbagai tantangan, salah satunya
adalah memudarnya nilai – nilai luhur budaya bangsa akibat dari
penggunaan IPTEK dalam hal ini medsos yang tidak di filter dengan baik.
Media sosial memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan dengan
media konvensional, karena siapa saja bisa dapat menshare apa saja yang
diinginkan. Melihat fenomena ini penulis ingin mengangkat sebuah isu
terkait penggunaan medsos yang tidak bertanggungjawab sebagai ancaman
perpecahan/ disintegrasi bangsa

3. Tujuan Penulisan
a. Memberi pemahaman dan konsep wawasan kebangsaan serta bela
negara
b. Mampu memaparkan penggunaan media sosial yang
bertanggungjawab agar terhindar dari konflik serta tetap terjaga
Persatuan dan kesatuan bangsa
c. Memenuhi tugas yang diberikan oleh coach
BAB 1I
PEMBAHASAN

1. Konsep Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara


Wawasan Kebangsaan dalam kerangka NKRI, dalah bagaimana
kita sebagai bangsa Indonesia memandang diri kita sendiri dan lingkungan
kita dalam mencapai tujuan nasional, yang meliputi nusantara sebagai satu
kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan yang
berpedoman pada falsafah . Pancasila dan UUD 1945 (Zulmasyhur, 2019).
Tujuan wawasan kebangsaan mewujudkan nasionalisme yang tinggi dalam
segala aspek kehidupan bangsa Indonesia, yang mendahulukan
kepentingan nasional di atas kepentingan perseorangan, golongan, suku
bangsa atau daerah.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Unsur-unsur dalam bela negara meliputi:

a. Cinta tanah air


b. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Tujuan bela negara bagi setiap warga negara Indonesia adalah
a. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
b. Melestarikan budaya menjalankan nilai-nilai pancasila dan
UUD 1945.
c. Menjaga identitas dan intergritas bangsa/Negara.
d. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
e. Menjaga identitas dan integritas suatu bangsa
f.

2. Konsep Penggunaan Ptlafom Media Sosial


Saat ini, media social telah menjadi teman kehidupan bagi banyak orang.
Dalam sehari, selalu ada aktifitas yang diluangkan untuk membuka media
social, entah untuk sekedar refresing atau memang mencari kebutuhan
informasi. Namun dari kondisi saat ini Penggunaan media sosial yang
tidak bertanggung jawab dapat menimbulkan risiko perpecahan atau
disintegrasi bangsa, misalnya:
a. Radikalisme
penyebaran paham radikal melalui propaganda yang dilakukan
kelompok teroris
b. Cybercrime
Penggunaan media sosial untuk melakukan tindak kejahatan seperti
perjudian, pencurian data
c. Intoleransi
penyebaran permusuhan dalam bentuk info hoax dan meme yang
dapat memicu konflik antar golongan masyarakat di indonesi

Pengguna media sosial harus dapat tumbuh menjadi pengguna web yang
baik. Jejaring yang baik hanya bisa lahir dari budaya keberadaban, menggunakan
media sosial yang dimiliki dan dikelola oleh pengguna dengan sosok-sosok ideal
yang luhur untuk menjaga kebhinekaan Indonesia dan meningkatkan sinergi.
Posisi dan daya saing bangsa Indonesia menuju masa depan yang berkembang dan
menghasilkan kwalitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing
tingggi dengan bangsa lain dalam hal penguasaan IPTEK yang Moderen.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Media social atau disebut dengan jejaring social menyita perhatian


Masyrakat Indonesia, Media social dinilai bisa menjadi wadah bagi
karya,opini dan tanggapan, bahakan media social untuk mengekspresikan
keadaan yang terjadi. Tujuan diadopsinya Undang-Undang Teknologi
Informasi Elektronik (ITE) dalam pasal 27 ayat 3 UU ITE ( undang-
undang informasi dan transaksi elektronik) adalah untuk mencegah dan
meminimalisir terjadinya tindak pidana yang dapat menimbulkan
kerugian, kejahatan nyata dalam pelaksanaannya, kekacauan sosial dan
ancaman disintegrasi bangsa. Namun ketika diimplementasikan masih
belum berjalan maksimal sehingga literasi digital sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Literasi digital sangat penting dalam penggunaan media sosial
yang tepat. Komunikasi sangat padat dan banyak yang menggunakannya,
jangan lupakan literasi digital. Pengguna media sosial harus dapat tumbuh
menjadi pengguna web yang baik. Jejaring yang baik hanya bisa lahir dari
budaya santun menggunakan media sosial yang dimiliki dan dipraktikkan
oleh pengguna media sosial dengan sosok-sosok ideal yang luhur untuk
mempersatukan keberagaman bangsa Indonesia dan membangun sinergi.
Sehinggah terciptalah daya saing bangsa Indonesia menjadi lebih baik
kedepanya dan dipandang positif oleh bangsa lain melalui perkembangan
Media social khusunya dalam hal penyebaran informasi yang bermanfaat.
2. Saran
a. Tulisan ini lahir dari sebuah keprihatianan terhadap Masyrakat
yang terjerumus dalam perilaku menyimpang yang didasari oleh
pemahaman yang keliru tentang informasi yang tidak benar dari
pengaruh negative media sosoial. Menyadari peran penting
Masyrakat sebagai penopang kemajuan bangsa, maka dari itu
penulis memberikan saran dan harapan agar kehidupan masyrakat
bangsa Indonesia menjadi lebih baik kedepanya terutama kritis
dalam bermedia social.
b. Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Negeri
Sipil sebagai bagian dari pemerintah terikat oleh berbagai aturan
yang mengikat, karena ASN dalam bertindak harus berhati-hati.
Setiap tindakannya merupakan referensi bagi masyrakat itu sendiri.
Salah satunya adalah memberikan teladan beretika dalam
menggunakan media social.

Anda mungkin juga menyukai