TINJAUAN PUSTAKA
a. Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah
beserta bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian
utama buah ini, sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang
tersembunyi. Buah semu dapat dibedakan atas :
2. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari
satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian
masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi
disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut
tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan
seringkali yang berguna), misalnya pada buah arbe
(Fragraria vesca L.)
1. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi
satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau
banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan,
misalnya :
- Lapisan Kulit Luar (testa), ada yang tipis, ada yang kaku
seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu.
Bagian ini merupakan pelindung utama bagian biji yang
di dalam. Lapisan luar ini dapat memperlihatkan warna
dan gambaran yang berbeda-beda: merah, biru, perang,
kehijau-hijauan, ada yang licin rata, mempunyai
permukaan keriput.
b. Penamaan Tumbuhan
Pada pertengahan abad ke-18 (1707-1778) Carolus
Linnaeus mengajukkan sistem penamaan makhluk hidup dalam
tulisannya “Systema nature” dengan istilah “Binomial
nomenclatur” (bi= dua, nomen=nama) yang artinya tata nama
seluruh organisme ditandai dengan nama ilmiah yang terdiri dari
dua kata latin atau yang dilatinkan. Bahasa latin dipilih karena
bahasa ini dimengerti semua ilmuwan pada saat itu dan tidak ada
perubahan tata bahasa atau kosa katanya. Kata pertama pada sistem
penamanaan makluk hidup menunjukkan genus, yang penulisannya
dimulai dengan hurup besar, sedangkan kata kedua merupakan
“epitethon spesificum“ artinya penunjukkan jenis (spesies) yang
penulisannya dimulai dengan huruf kecil. Misalnya untuk nama
ilmiah jagung Zea mays. Zea menunjukkan genus, sedangkan mays
merupakan ciri khususnya, yang berarti sejenis hewan yang
dipelihara di dalam rumah (domestik). Peraturan nama ilmiah
memuat aturan sebagai berikut:
- Setiap organisme mempunyai nama ilmiah tertentu.
- Untuk nama ilmiah digunakan bahasa latin atau yang
dilatinkan.
- Tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama
spesies yang sama atau hampir sama.
- Nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya
selalu dimulai dengan hurup besar.
- Nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama merupakan
nama genus dan kata kedua merupakan petunjuk spesies.
- Penulisan nama spesies harus ditulis menggunakan huruf
miring atau digaris bawahi. Garis bawah kata pertama dan
kedua harus terpisah. Selain itu juga dapat dicetak tebal.
Contoh nama ilmiah padi: Oryza sativa (cetak miring)
Oryza sativa (cetak tebal) Oryza sativa (digaris bawah).
- Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang nama spesies,
seperti: Oryza sativa L., Rosa hybrida Hort, dsb. L dan Hort
merupakan singkatan nama atau nama penemunya.
- Untuk pemberian nama suku (famili) terdiri dari satu kata
majemuk dibentuk dari salah satu nama genus yang
dibawahinya ditambah akhiran –ceae untuk tumbuhan dan
akhiran –idea untuk hewan. Seperti: Solanum + aceae =
Solanaceae.
- Jika tidak diketahui penunjukkan jenis (spesies) maka nama
spesiesnya adalah setelah genus ditulis sp. dengan huruf kecil
dan tidak dicetak miring, digaris bawah atau dicetak tebal.
II.3 Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok
dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-
takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan
dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang
mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pengklasifikasian, Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori)
yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada
takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan
antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan
adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah
kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam
suatu hierarki tertentu. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan
untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula
tingkat takson (kategori). Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi
tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan
sistem klasifikasi filogenetik. Berdasarkan sejarah perkembangannya
ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu
periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode sistem alam, dan
periode sistem filogenetik.
DAFTAR PUSTAKA
Hariana, A. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. PT. Penebar Swadaya. Depok.