Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Teori Umum


Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang
merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah
biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuh buah
tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai
pemancar biji tumbuhan. Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan
dalam dua golongan, yaitu :

a. Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah
beserta bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian
utama buah ini, sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang
tersembunyi. Buah semu dapat dibedakan atas :

1. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga


dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada
bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya :
tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan kelopak bunga
pada buah ciplukan.

2. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari
satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian
masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi
disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut
tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan
seringkali yang berguna), misalnya pada buah arbe
(Fragraria vesca L.)

3. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari


bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti
satu buah saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra
Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.), yang
terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging,
beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya
berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah
semu ini.

b. Buah sungguh (Buah sejati) atau buah telanjang, yang melulu


terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang
masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Buah sejati terdapat 3 golongan, yaitu :

1. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi
satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau
banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan,
misalnya :

- Buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu


ruang dengan satu biji.

- Buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari beberapa


daun buah dengan satu ruang dan banyak biji.

- Buah durian (Durio zibethinus Murr.), yang terdiri atas


beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang, dalam
tiap ruangnya terdapat beberapa biji.

Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua


golongan, yaitu :

- Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah


sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu
seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah
(Arachis hypogoea L.), padi (Oryza sativa L.).
- Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika
dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah
seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga
lapisan yaitu:

a) Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), lapisan


tipis, tetapi kuat atau kaku seperti kulit dengan
permukaan yang licin.

b) Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal


berdaging atau berserabut, dan jika lapisan ini dapat
dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan
daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga
(Mangifera indica).

c) Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan


ruang yang mengandungbijinya, cukup tebal dan
keras misalnya pada kenari (Canarium commune
L.), kelapa (Cococ nucifera L.).

2. Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa


bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing
bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka
(Michelia champaka Bail.). Buah sejati ganda adalah buah
yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang
masingmasing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah
sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada satu
tangkai. Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul
tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan dalam :

- Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida


Hort.), dalam badan yang berasal dari dasar bunganya
yang berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah
kurung.

- Buah batu ganda. Pada jenis-jenis rubus (Rubus


fraxinifolius Poir.).bunga banyak bakal buah, yang
kemudian masing-masing tumbuh menjadi buah batu.

- Buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan


beberapa bakal buah yang masing-masing tumbuh
menjadi buah bumbung, terdapat a.l. pada pohon
cempaka (Michelia champaka L.).

- Buah buni ganda, seperti di atas, tetapi bakal buah


berubah menjadi buah buni, misalnya srikaya (Annona
squamosa L.).

3. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu


bunga majemuk, yang masing-masing bunganya
mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah
tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah
saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.)
(Rifai, 1976). Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah
sejati majemuk dapat dibedakan atas :

- Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing


bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah
buni, misalnya pada nenas (Ananas comosus Merr.).
Pada buah nenas pada pembentukan buah ikut pula
mengambil bagian daun-daun pelindung dan daun-daun
tenda bunga sehingga keseluruhannya nampak sebagai
satu buah saja.

- Buah batu majemuk, misalnya terdapat pada pandan


(Pandanus tectorius Sol.). Pada pandan rangkaian bunga
betinanya setelah mengalami penyerbukan, berubah
menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan
sebelah luarnya. Bahwa kelompokan buah itu adalah
kumpulan banyak buah.

- Buah kurung majemuk, misalnya pada bunga matahari


(Helianthus annus L.). Bunga tumbuhan ini terdiri atas
bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subur di
tengah. Dan karena tiap bunga yang subur itu setelah
penyerbukan pembuahan berubah menjadi sebuah buah
kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu
buah kurung majemuk.

Biji (Semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga


yang telah masak. Pada awalnya biji duduk pada suatu tangkai yang keluar
dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut
tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan
pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya putus,
sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya nampak
jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah
sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang
merupakan selubung biji yang sempurna, ada yang hanya menyelubung
sebagai biji saja. Salut biji ada yang :

a. Berdaging atau berair, dan seringkali dapat dimakan, misalnya


pada biji durian (Durio zibethinus Murr), biji rambutan (Nephelium
lappaceum L.).

b. Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada


biji pala (Myristica fragrans Houtt). Salut biji pala dinamakan
marcis, yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu
masak dan berbagai macam keperluan lainnya, antara lain sebagai
bahan obat.
Bagian-bagian biji dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: bagian
dasar biji dan bagian non dasar biji.

a. Bagian-bagian dasar biji

1. Embrio, adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari


bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu
proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna
terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon
pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun)
dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas
Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah
kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu
kotiledon misalnya : rerumputan dan bawang. Tanaman
dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-
kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada
umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya
pinus, yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon.
Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini
disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle
yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil,
sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik
yang disebut radicule yang ditutupi oleh upih pelindung
yang disebut coleorhiza.

2. Jaringan penyimpan cadangan makanan Pada biji ada


beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan
penyimpan cadangan makanan, yaitu : Kotoledon, misalnya
pada kacang-kacangan, semangka dan labu. Endosperm,
misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya.
Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan
dapat dimakan merupakan endospermnya. Perisperm, misal
pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae,
Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas
Gymnospermae yaitu pinus. Cadangan makanan yang
tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat,
lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya
berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga
matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan
protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat.

3. Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus


dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi
umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule
yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan
biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan kuat
berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan
berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari
kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan,
bakteri dan insekta.Dalam hal penggunaan cadangan
makanan terdapat beberapa perbedaan diantara sub kelas
monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub kelas
monokotiledon : cadangan makanan dalam endosperm baru
akan dicerna setelah biji masak dan dikecambhakan serta
telah menyerap air. Contoh jagung, padi, gandum. Sub
kelas dikotiledon : cadangan makanan yang terdapat dalam
kotileodon atau perisperm sudah mulai dicerna dan diserap
oleh embrio sebelum biji masak. Contoh kacang-kacangan,
bunga matahari dan labu.
b. Bagian-bagian non dasar biji

1. Kulit Biji (spermodermis), berasal dari selaput bakal biji


(integumentum). Oleh sebab itu biasanya kulit biji dari
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua
lapisan, yaitu :

- Lapisan Kulit Luar (testa), ada yang tipis, ada yang kaku
seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu.
Bagian ini merupakan pelindung utama bagian biji yang
di dalam. Lapisan luar ini dapat memperlihatkan warna
dan gambaran yang berbeda-beda: merah, biru, perang,
kehijau-hijauan, ada yang licin rata, mempunyai
permukaan keriput.

- Lapisan Kulit Dalam (tegmen), tipis seperti selaput,


dinamakan juga kulit ari. Pada pembentukan kulit biji
dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam
daripada integumentumnya, misalnya lain bagian
jaringan nuselus yang terluar. Biji yang kulitnya terdiri
atas dua lapisan itu umumnya adalah biji tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji talanjang
(Gymnospermae), biji malahan mempunyai tiga lapisan
seperti pada biji belinjo (Gnetum gnemon K), padahal
bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya
mempunyai satu integementum saja. Ketiga lapisan kulit
biji seperti pada melinjo itu masing-masing dinamakan:

a) Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging,


pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian
berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
b) Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat
dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam
(endocarpium) pada buah batu.

c) Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti


selaput, serigkali melekat erat pada inti biji Pada
kulit luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-
bagian lain, misalnya:

1) Sayap (ala), alat tambahan berupa sayap pada


kulit luar biji, dan dengan demikian biji mudah
dipencarkan oleh angin, ch. pada spatodea
(Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa
oleifera Lamk).

2) Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar


biji yang berupa rambut-rambut yang halus,
memudahkan biji ditiup oleh angin, ch. pada
kapas (Gossypium), biduri (Calotropis
gigantean Dryand).

3) Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari


pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji
durian (Durio zibethinus Murr).

4) Salut Biji semu (arillodium), seperti salu biji,


tetapi tidak berasal dari tali pusar. Melainkan
tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji
(micropyle). Macis pada biji pala sebenarnya
adalah suatu salut biji semu.

5) Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji


bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya
kelihatan kasar dan mempunyai warna yang
berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar
biji jelas kelihatan pada biji tumbuhan berbuah
polong, misalnya ; Kacang panjang (Vigna
Sinensis Edl), kacang merah (Phaseolus
vulgaris L). Dll.Liang biji (micropyle), ialah
liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk
sari ke dalam bakal biji pada peristiwa
pembuahan. Tepi liang inii seringkali tumbuh
menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak,
yang disebut karunkula (caruncula). Jika badan
yang berasal dari tepi liang ini sampai
merupakan salut biji, maka disebut salut biji
semu (arillodium).

6) Bekas-bekas pembuluh pengangkutan (chalaza),


yaitu tempat pertemuan integumen dengan
nuselus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitis
vinifera.L).

7) Tulang biji (raphe), yaitu tali pusar pada biji,


biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal
dari bakal biji yang mengangguk (anatropus),
dan pada biji biasanya tak begitu jelas lagi,
masih kelihatan misalnya pada biji jarak
(Ricinus communis L).

2. Tali pusar (funiculus), merupakan bagian yang


menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan
tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya bijii terlepas dari
tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak
bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji (lihat perihal kulit
biji).
3. Inti biji atai isi biji (nucleus seminis), ialah semua bagian
biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji
juga dapat dinamakan isi biji, inti biji terdiri dari:

- Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu


baru.

- Putih Lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan


makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan
baru (kecambah) sebelum dapat mencari makanan
sendiri.

Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan


bakal biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-
bagian yang sama asalnya, misalnya : Integumentum pada bakal biji, kalau
sudah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis).

II.2 Divisi dan Penamaan Tumbuhan


a. Divisi Tumbuhan
Tumbuhan digolongan kedalam kingdom plantae. Kingdom
plantae merupakan organisme multiseluler atau terdiri dari banyak
sel. Kingdom plantae merupakan mikroorganisme eukariot.
Anggota kingdom plantae diklasifikasikan kedalam 12 divisi . 12
divisi tesebut dibagi kedalam kelompok besar yaitu tumbuhan tidak
berpembuluh (nontracheophyta) dan berpembuluh (tracheophyta).
1. Tumbuhan tidak berpembuluh
Tumbuhan tidak berpembuluh, pada umunya
dikenal dengan nama lumut. Pembuluh adalah jaringan
yang berfungsi mengangkut zat makanan air dan mineral.
Pengangkutan pada tumbuhan tidak berpemnuluh dilakukan
melalui antar sel. Tumbuhan tidak berpembuluh dibagi
menjadi tiga divisi yaitu:
a) Bryophyta (Lumut Daun)
Lumut daun belum memilik akar, daun dan batang
yang jelas. Struktur mirip akar pada lumut daun
rhizoid. Rhizoid yang tidak memiliki pembuluh akan
membawa air dan nutrisi keseluruh jaringan. Oleh
karena itu, lumut daun dimasukkan ke dalam jenis
tumbuhan tidak berpembuluh.
b) Hepatophyta (Lumut Hati)
Tumbuhan berpembuluh tidak berbiji dibedakan
berdasarkan morfologi tumbuhan. Berdasarkan hal
tersebut, tumbuhan paku dibagi menjadi 4 divisi yaitu:
- Psilophyta
- Lycophyta
- Equisetophyta (Sphenophyta)
- Pterophyta
2. Tumbuhan berpembuluh
Tracheophyta dianggap sebagai tumbuhan yang
tingkat perkembangannya paling tinggi, tumbuhan ini
menghasilkan biji yang merupakan alat perkembangbiakan
generatif. Spermatophyta dibagi menjadi kelompok yaitu
tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae).
a) Gymospermae
Tumbuhan yang memiliki biji terbuka, artinya biji
telanjang atau tidak tertutup oleh daging buah.
Gymnospermae berasal dari bahasa yunani, yaitu
gymnos berarti terbuka atau telanjang dan spermae
berarti biji. Gymnospermae memiliki ciri akar yang
berupa akar tunggang dan batang yang tegak lurus serta
bercabang. Gymnospermae terbagi menjadi 4 divisi
yaitu, Coniferophyta, Cycadophyta, Ginkgophyta dan
Gnetophyta.
b) Angiospermae
Berasal dari Bahasa Yunani, angios yang artinya
“tertutup” dan spermae artinya biji. Jadi, secara Bahasa,
Angiospermae adalah tumbuhan yang menghasilkan
biji tertutup. Hampir semua tumbuhan angiospermae
memiliki bunga. Diantara semua tumbuhan tinggi
lainnya, kelompok tumbuhan angiospermae inilah yang
memiliki jenis paling banyak, yaitu kurang lebih ada
sekitar 300.000 spesies. Tumbuhan dari kelompok ini
juga sangat penting, baik bagi manusia maupun hewan
karena merupakan sumber makanan. Yang memiliki
ciri-ciri biji terlindung oleh daun buah, memiliki sistem
perakaran tunggang dan serabut, memiliki batang lunak
dan berkayu, sebagai alat perkembangbiakan utama.

b. Penamaan Tumbuhan
Pada pertengahan abad ke-18 (1707-1778) Carolus
Linnaeus mengajukkan sistem penamaan makhluk hidup dalam
tulisannya “Systema nature” dengan istilah “Binomial
nomenclatur” (bi= dua, nomen=nama) yang artinya tata nama
seluruh organisme ditandai dengan nama ilmiah yang terdiri dari
dua kata latin atau yang dilatinkan. Bahasa latin dipilih karena
bahasa ini dimengerti semua ilmuwan pada saat itu dan tidak ada
perubahan tata bahasa atau kosa katanya. Kata pertama pada sistem
penamanaan makluk hidup menunjukkan genus, yang penulisannya
dimulai dengan hurup besar, sedangkan kata kedua merupakan
“epitethon spesificum“ artinya penunjukkan jenis (spesies) yang
penulisannya dimulai dengan huruf kecil. Misalnya untuk nama
ilmiah jagung Zea mays. Zea menunjukkan genus, sedangkan mays
merupakan ciri khususnya, yang berarti sejenis hewan yang
dipelihara di dalam rumah (domestik). Peraturan nama ilmiah
memuat aturan sebagai berikut:
- Setiap organisme mempunyai nama ilmiah tertentu.
- Untuk nama ilmiah digunakan bahasa latin atau yang
dilatinkan.
- Tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama
spesies yang sama atau hampir sama.
- Nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya
selalu dimulai dengan hurup besar.
- Nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama merupakan
nama genus dan kata kedua merupakan petunjuk spesies.
- Penulisan nama spesies harus ditulis menggunakan huruf
miring atau digaris bawahi. Garis bawah kata pertama dan
kedua harus terpisah. Selain itu juga dapat dicetak tebal.
Contoh nama ilmiah padi: Oryza sativa (cetak miring)
Oryza sativa (cetak tebal) Oryza sativa (digaris bawah).
- Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang nama spesies,
seperti: Oryza sativa L., Rosa hybrida Hort, dsb. L dan Hort
merupakan singkatan nama atau nama penemunya.
- Untuk pemberian nama suku (famili) terdiri dari satu kata
majemuk dibentuk dari salah satu nama genus yang
dibawahinya ditambah akhiran –ceae untuk tumbuhan dan
akhiran –idea untuk hewan. Seperti: Solanum + aceae =
Solanaceae.
- Jika tidak diketahui penunjukkan jenis (spesies) maka nama
spesiesnya adalah setelah genus ditulis sp. dengan huruf kecil
dan tidak dicetak miring, digaris bawah atau dicetak tebal.
II.3 Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok
dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-
takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan
dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang
mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pengklasifikasian, Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori)
yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada
takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan
antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan
adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah
kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam
suatu hierarki tertentu. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan
untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula
tingkat takson (kategori). Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi
tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan
sistem klasifikasi filogenetik. Berdasarkan sejarah perkembangannya
ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu
periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode sistem alam, dan
periode sistem filogenetik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Media


Pratama: Bandung.

Hariana, A. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. PT. Penebar Swadaya. Depok.

Mulyani, Sri.2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta.

Rifai. 1976. Keanekaragaman Tumbuhan. UM press. Malang.

Sukirman. 2008. Biologi. KDT. Jakarta.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW. Malang.

Tjitroseopomo, Gembong.2013. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University


Press: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai