Anda di halaman 1dari 17

METHODE PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1.1 Pekerjaan Pendahuluan


a. Seluruh pekerjaan perpipaan akan dipasang esuai dengan spesifikasi teknis ini dan
gambar-gambar rencana serta instruksi-instruksi dari produsen sedapat mungkin
diterapkan dengan baik.
b. Jika pipa-pipa dipasang / ditanam didalam tanah, maka dasar parit-parit pipa akan rata
dan bebas dari benda-benda yang keras seperti batu atau kerikil besar.
c. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang akan diuji secara hidrostatis, untuk itu
bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun
sebelum pengujian tekanan hydrostatis selesai. Pengujian ini dinyatakan berhasil dengan
memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.

1.2 Lingkup Pekerjaan

NO. URAIAN - PEKERJAAN Satuan VOLUME

I PEKERJAAN PERSIAPAN
Pengukuran Pematokan Dan Papan Nama Proyek Ls 1.000
II PEKERJAAN PERPIPAAN, BANGUNAN SIPIL DAN MEKANIKAL
ELEKTRIKAL
1 Pengadaan Pipa Air Minum
Jenis : GIP (Class Medium SNI) Diameter : 400 mm m 36
Jenis : GIP (Class Medium SNI) Diameter : 300 mm m 48
Jenis : GIP (Class Medium SNI) Diameter : 100 mm m 42
Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 315 mm m 5,100
Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 160 mm m 7,950
Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 110 mm m 200
Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 75 mm m 250
Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 63 mm m 9,190
2 Pemasangan Pipa Air Minum termasuk Support Pipe, thrust
block, Galian Tanah keras / Timbunan (rekondisi),
Pengetesan Pipa

Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 315 mm m 5,100


Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 160 mm m 7,950
Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 110 mm m 200
Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 75 mm m 250
Jenis : HDPE (PN 10 SDR 17 SNI) Diameter : 63 mm m 9,190
3 Pengadaan Fitting dan Accessories Pipa
Bend 90' HDPE dia : 315 mm bh 1
METHODE PELAKSANAAN

Bend 45' HDPE dia : 315 mm bh 2


Bend 22' HDPE dia : 315 mm bh 8
Bend 90' HDPE dia : 160 mm bh 2
Bend 45' HDPE dia : 160 mm bh 11
Bend 90' HDPE dia : 63 mm bh 25
Bend 45' HDPE dia : 63 mm bh 56
Tee HDPE dia. 315x160x315 mm bh 3
Tee HDPE dia. 160x63x160 mm bh 5
Tee HDPE dia. 63x163x63 mm bh 8
Gate Valve CI dia 300 mm bh 4
Gate Valve CI dia 150 mm bh 6
Gate Valve CI dia 50 mm bh 13
Stube Flange HDPE dia 315 mm bh 9
Stube Flange HDPE dia 160 mm bh 10
Stube Flange HDPE dia 50 mm bh 35
Reducer All Flange CI dia 355x315 mm bh 1
Air Valve dia 75 mm bh 5
Air Valve dia 50 mm bh 13
End Cap dia 75 mm bh 2
End Cap dia 50 mm bh 9
Box Street bh 22
Baut dan Mur untuk Flange bh 276
Karet packing bh 5
4 Pengadaan Fitting dan Accessories Pipa
Bend 90' HDPE dia : 315 mm bh 1
Bend 45' HDPE dia : 315 mm bh 2
Bend 22' HDPE dia : 315 mm bh 8
Bend 90' HDPE dia : 160 mm bh 2
Bend 45' HDPE dia : 160 mm bh 11
Bend 90' HDPE dia : 63 mm bh 25
Bend 45' HDPE dia : 63 mm bh 56
Tee HDPE dia. 315x160x315 mm bh 3
Tee HDPE dia. 160x63x160 mm bh 5
Tee HDPE dia. 63x163x63 mm bh 8
Gate Valve CI dia 300 mm bh 4
Gate Valve CI dia 150 mm bh 6
Gate Valve CI dia 50 mm bh 13
METHODE PELAKSANAAN

Stube Flange HDPE dia 315 mm bh 9


Stube Flange HDPE dia 160 mm bh 10
Stube Flange HDPE dia 50 mm bh 35
Reducer All Flange CI dia 355x315 mm bh 1
Air Valve dia 75 mm bh 5
Air Valve dia 50 mm bh 13
End Cap dia 75 mm bh 2
End Cap dia 50 mm bh 9
Box Street bh 22
5 Pembuatan Jembatan Pipa (Jenis : GIP Medium SNI) termasuk
Air Valve, Wash Out dan Box Street
Diameter 300 mm
a. Jembatan Pipa : 80 meter unit 1
b. Jembatan Pipa : 25 meter unit 1
c. Jembatan Pipa : 23 meter unit 1
d. Jembatan Pipa : 4 meter unit 1
Diameter 150 mm
a. Jembatan Pipa : 35 meter unit 1
b. Jembatan Pipa : 6 meter unit 2
Diameter 50 mm
a. Jembatan Pipa : 10 meter unit 1
b. Jembatan Pipa : 6 meter unit 3
6 Pembuatan Pipa Crossing dan Borring (Jenis: GIP Medium SNI)
termasuk Rekondisi Jalan aspal

Diameter 400 mm
a. Borring Jalan m 36
Diameter 300 mm
b. Borring Jalan m 48
Diameter 100 mm
c. Borring Jalan m 42
Jumlah – II
III KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1 Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, dan Ijin Kerja set 1
2 Papan Informasi K3 bh 2
3 Pembatas Area Ls 1
4 Topi Pelindung (Safety Helmet) bh 25
5 Pelindung Mata (Goggles) psg 10
METHODE PELAKSANAAN

6 Tameng Muka (Face Shield) bh 4


7 Pelindung Telinga Psg 5
8 Pelindung Penapasan dan Mulut (Masker) Psg 25
9 Sarung Tangan (Safety Gloves) Psg 25
10 Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) Psg 25
11 Rompi Keselamatan (Safety Vest) psg 25
BPJS Kesejahteraan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan
12 KEPMENAKER No : KEP-196/MEN/1999, untuk tenaga harian Ls 1
Proyek
13 Petugas K3 OB 6
Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat luka,
14 Ls 1
Perban, dll)
15 Rambu Petunjuk bh 3
16 Rambu Larangan bh 3
17 Rambu Peringatan bh 3
18 Rambu Kewajiban bh 3
19 Rambu Informasi bh 3
20 Tongkat Pengatur lalu Lintas (Warning Light Stick) bh 2
21 Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone) bh 3
22 Bendera K3 bh 1
23 Laporan Penyelidikan Insiden Ls 1
Jumlah - III
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Uji Coba Ls 1.00
2 Pembuatan Dokumen Pelaporan Ls 1.00

1.3 Pembongkaran dan Penyimpanan Pipa di Lapangan

Kontraktor akan menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,


minimal sebagai berikut :
a. Satu buah truck crane sedang untuk menangani pembongkaran perpipaan.
b. Pembuatan Box/Tripot untuk loading dan unloading.
c. Peralatan untuk mengangkut pipa dilapangan seperti chain block/ tackel tambang dan
lain-lain.
METHODE PELAKSANAAN

Photo 1.1 Pembongkaran Pipa

Photo 1.2 Penyimpanan Pipa

1.3 Peralatan Untuk Pemasangan Pipa


Kontraktor akan menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
minimal sebagai berikut :

a. Satu buah truck ukuran sedang untuk menangani pengangkutan perpipaan.


b. Alat But Fussion Welding, dan alat pemotong pipa secara mekanis (Mechanically Operated
Pipe Cutter) atau setara yang dapat digunakan untuk pekerjaan pemotongan pipa.
c. Peralatan penyambungan pipa yang memadai.
METHODE PELAKSANAAN

d. Peralatan penyambungan untuk pipa HDPE yang memadai.


e. Peralatan untuk menurunkan pipa kedalam parit-parit pipa seperti Crane mobile atau
Tripot dan tackel .
f. Stamper Vibrator, untuk memadatkan urugan.
g. Pompa kapasitas minimum 2 m3/jam, minimal satu buah tiap lokasi, untuk mengeringkan
genangan air dalam parit pipa.
h. Kunci Torsi (Torque Spanner) untuk mengencangkan baut pada sambungan Flange dengan
diameter nominal 200 mm s/d 600 mm.
i. Tamping Bars.
j. Peralatan pengujian tekanan hidrostatis seperti compressor dan manometer..

II. PENGGALIAN TANAH

2.1 Umum
Kontraktor akan membersihkan lapangan pada jalur pemasangan pipa dan perlengkapannya.
Pepohonan, tanaman dan semak-semak pada jalur tersebut akan dibersihkan / ditebang
dengan sesuai kebutuhan.

a. Jalur Pemasangan Pipa


Apabila parit-parit seakannya memotong pagar, tembok, makam atau bangunan lain,
Kontraktor akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghindarkan gangguan pada
batas jalur pemasangan pipa.
Pengukuran galian-galian parit, timbunan-timbunan kembali dan pemasangan pipa akan
dilaksanakan dengan cara " Ukuran Lari " yaitu sesuai dengan jalur pemasangan pipa dan
permukaan tanah asli kecuali bila dikehendaki lain sesuai yang ditentukan dalam Rencana
Anggaran Biaya (RAB). Pengukuran panjang akan menurut garis tengah pipa.
Penggalian parit akan dilaksanakan dengan tepat dan cepat dan, terikat pada syarat-
syarat khusus didalam kontrak, penimbunan galian dan perataan permukaan akan dimulai
dan diselesaikan, bila secara wajar, pipa-pipa terpasang dan tersambung dan telah diuji
secara hidrolis.

b. Pemeriksaan dan Pengujian


Sebelum penggalian parit-parit jalur pipa, akan dilakukan lubang-lubang percobaan
dengan kedalaman seperti yang dikehendaki, untuk menentukan kejajaran parit-parit.
Kontraktor akan mengadakan penelitian dan penggalian untuk menentukan lokasi
konstruksi didalam tanah yang ada, dibawah pengawasan Pemberi Tugas.
Kontraktor akan melaksanakan penggalian dan penimbunan lanjutan, guna keperluan
bangunan-bangunan seperti : bantalan-bantalan penahan, dan ruangan-ruangan katup.
Biaya tersendiri telah disediakan untuk penggalian-penggalian untuk keperluan beberapa
bangunan khusus.

c. Kelancaran Pekerjaan
Semua tanah galian akan ditimbun sedemikian, sehingga tidak menggangu pekerjaan, dan
tidak menggangu jalan orang atau lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak
bangunan-bangunan umum atau bangunan-bangunan perorangan lainnya. Dan Kontraktor
akan mengangkut bahan galian untuk dibuang. Galian akan diberi penguatan jika
diperlukan, sehingga tidak runtuh dan menjaga para pekerja untuk bekerja dengan aman.
Daerah-daerah penggalian akan dilengkapi dengan saluran pembuang air yang baik, dan
bebas genangan air, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas kelancarannya dan
keselamatan pekerja setiap waktu, serta perbaikan-perbaikan dengan biaya sendiri
kerusakan pada pekerjaan, termasuk yang diakibatkan oleh banjir.

2.2 Galian Tanah


METHODE PELAKSANAAN

1. Klasifikasi Galian
Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian menurut tingkat kesulitannya
untuk menentukan pembiayaannya sebagai berikut:
a. Galian tanah biasa.
b. Galian Jalan
c. Galian tanah keras / cadas, merupakan tanah berbatu yang umumnya untuk menggali,
perlu menggunakan bor, dan atau bahan peledak atau alat khusus lainnya.
d. Galian tanah yang selalu berair yang mana timbul masalah air tanah setelah mencapai
kedalaman galian lebih dari 0,20 m dari permukaan air konstan.

2. Penggalian Parit-parit Pipa


a. Arah, ukuran dan letak / posisi galian parit-parit pipa akan sesuai dengan gambar-gambar
rencana. Untuk itu patok-patok (Signt Rails) yang kuat akan dipasang dan dipelihara
dimana setiap percobaan arah dan kelandaian atau dimana saja yang dianggap perlu
dengan jarak satu dengan lainnya tidak melebihi 40 m. Pada setiap patok-patok (Rails)
akan diberi tanda diameter dan kedalaman penggalian yang akan dipakai sebagai patokan.
Untuk mengurangi resiko kerusakan, penggalian parit-parit dekat instalasi yang telah ada
akan dikerjakan dengan tangan.
b. Dalam hal pada parit terdapat pasangan batu, bongkah-bongkah atau rintangan lain, maka
Kontraktor akan menggali rintangan tersebut sampai 20 cm dibawah dasar parit serta
disetiap sisi pipa dan perlengkapannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir dan
memadatkannya sampai ketinggian yang telah ditentukan.
c. Panjang parit yang digali akan disesuaikan dengan pipa-pipa yang akan dipasang sesuai
gambar-gambar rencana.
d. Lebar galian dibuat cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan
baik, dan timbunan akan ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang diisyaratkan.
e. Galian akan dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan
penyangga-penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa.
f. Ruang penyambungan akan dibuat pada setiap sambungan, agar sambungan dapat
dikerjakan dengan baik.
g. Galian akan dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang
rata dan seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang
penyambungan.

3. Penguat Parit-parit
Kontraktor akan memperkuat dinding parit-parit untuk mencegah kelongsoran tanah diluar
galian dan yang akan merusak bangunan didekatnya.

4. Sarana-sarana Yang Ada


Dimana penggalian-penggalian parit dilaksanakan berdekatan atau melewati saluran
buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain sebagainya maka akan mempergunakan penguat
sementara atau gantungan, sedangkan dalam hal saluran-saluran buangan, pipa-pipa, kabel-
kabel dan lain sebagainya. Tergantung untuk sementara waktu, akan diganti / diperbaiki,
seperti semula.

Pada persimpangan jalan, akan digali parit dengan lebar seperti tertera pada gambar
rencana.
Menyingkirkan pengerasan permukaan jalan sebagai bagian dari penggalian, dan jumlah yang
disingkirkan tergantung pada lebar galian yang ditunjukkan untuk pemasangan pipa dan
panjang daerah pengerasan yang diperlukan untuk disingkirkan untuk pemasangan katup-
katup lubang kontrol (Manhole) atau konstruksi lainnya.

5. Bahan-bahan Bekas Galian


Kontraktor akan menyiapkan untuk menampung sementara bahan-bahan galian, yang
diperlukan untuk menimbun kembali galian parit-parit, termasuk pekerjaan-pekerjaan dua
METHODE PELAKSANAAN

kali. Penimbunan sementara bahan-bahan galian tidak boleh menggangu lalu lintas umum,
bahan galian yang tidak diperlukan lagi atau tidak dapat digunakan sebagai bahan timbunan
atau keperluan lain di pekerjaan, akan diangkut dari lapangan ketempat pembuangan akhir.

6. Urugan Kembali Galian Pipa


Urugan atau penimbunan kembali parit-parit akan dilakukan sesuai gambar-gambar rencana
dan spesifikasinya.
Penimbunan keliling parit-parit akan mencapai ketebalan 30 cm, sebelum uji coba hidrolis
dilaksanakan, akan tetapi sambungan-sambungan tetap kelihatan. Penimbunan kembali akan
dilakukan secepat mungkin setelah diadakan uji coba.
Pada tanah-tanah landai, dimana timbunan kembali parit-parit akan dapat mengalami
pengikisan, maka akan ditanam rumput untuk mencegah tebal urugan diatas pipa menjadi
kurang dari batas minimum.

7. Bahan-bahan Urugan
Semua bahan timbunan/ urugan akan bebas dari batuan, sampah atau bahan lain.
Kontraktor akan menimbun dengan bahan galian, meliputi bahan-bahan yang mengandung
lempung pasir, kerikil atau bahan lainnya yang bebas dari kotoran sesuai dengan BOQ dan
spesifikasi teknis dan gambar kerja.

8. Urugan di Bawah Pipa


Parit-parit akan diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai gambar rencana,
sebelumnya pipa-pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini akan dipadatkan dengan
pemadat dan akan mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa 5
cm lebih rendah agar pipa terjamin berkedudukan pada keseluruhan panjangnya dan bukan
ditahan oleh sambungan-sambungannya.

Setelah pipa-pipa dipasang didalam parit, akan ditimbun dengan pasir atau kerikil halus
mulai dari dasar sampai pertengahan pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus ini akan
disebar merata kesetiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya
dan dipadatkan.

9. Urugan Diatas Pipa


Dari garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai kedalaman yang sesuai dengan
permukaan tanah existing, galian akan ditimbun dengan bahan timbunan bekas galian dan
dipadatkan secara merata. Kontraktor akan bekerja dengan hati-hati dalam penempatan
timbunan ini, untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali yaitu akan dilakukan lapisan demi lapisan,
dipadatkan sekeliling dan diatas pipa-pipa seperti tertera pada gambar rencana dengan cara
yang tidak merusak pipa-pipa. Pemadatan pada sisi-sisi akan dilakukan saling berganti pada
kedua sisi. Lapisan 30 cm yang pertama diatas pipa akan dipadatkan hanya pada sisi-sisi pipa
saja. Hanya peralatan yang digerakkan oleh tangan yang boleh digunakan. Semua kerusakan
pada pipa-pipa dan alat-alat penyambung akan diperbaiki Kontraktor dengan biaya sendiri.
Dari kedalaman 30 cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian akan ditimbun dengan tangan
atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah
menurunnya permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.

Penimbunan kembali akan sampai beberapa centimeter diatas permukaan tanah, untuk
memberi peluang pengendapan.
METHODE PELAKSANAAN

2.1 Tipikal Galian Pipa

III. PELAKSANAAN PEMASANGAN PIPA

PENYAMBUNGAN BUTT – FUSION

3.1 Umum
Penyambungan butt-fusion adalah proses termofusi yang melibatkan pemanasan secara
bersama di kedua ujung pipa yang akan disambung sampai kondisi leleh tercapai pada kedua
ujungnya. Lalu kedua ujung pipa digabung pada tekanan tertentu untuk sambungan yang
senyawa.

Hasil penyambungan pipa harus tahan terhadap gaya tarik dan mempunyai kekuatan yang
sebanding dengan pipa.
Metode penyambungan jenis ini membutuhkan plat pemanas elekrik untuk dapat mencapai
suatu temperatur tertentu yang digunakan untuk jenis pipa dari bahan PE 100 untuk ukuran 90
mm ke atas dengan SDR yang sama.

3.2 Khusus
 Dipergunakan mesin las khusus (butt fusion welding machine) yang sudah terkalibrasi oleh
lembaga independent
METHODE PELAKSANAAN

 Proses pengelasan harus mempergunakan kaidah atau aturan yang berlaku sesuai aturan
DVS 2207/1
 Teknis penyambungan pipa dan pemeriksaan kualitas hasil pengelasan harus mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Proyek dan Konsultan.
 Dilakukan oleh seorang operator yang sudah berpengalaman dan bersertifikat sesuai
kaidah DVS 22071/1 serta didampingi oleh 2 – 3 fitter.
 Penyambungan pipa PE sedapat mungkin dilakukan di area fabrikasi untuk mempersingkat
waktu kondisi galian dalam keadaan terbuka.

3.3 Peralatan

 Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas, pemotong dan pompa hidrolik.
 Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong, plat pemanas, pompa
hidrolik dan pengatur waktu.
 Roda penyangga pipa
 Tenda pengelasan
 Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas
 Alat ukur sambungan
 Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk memeriksa suhu plat pemanas
 Pipa dan penutupnya
 Papan landasan
 Pemotong pipa
 Thermometer temperatur udara
 Alat pengukur waktu

3.4 Metode Penyambungan

1. Pemeriksaan awal
Sebelum dimulainya pengelasan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

 Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan benar-benar berfungsi
sebelum dihubungkan ke mesin.
 Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
 Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila sebelumnya sudah
digunakan.
 Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
 Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
 Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan pipa yang akan
disambung.
 Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat pada sumber listrik dan
biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan).
 Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung mempunyai
ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.
METHODE PELAKSANAAN

3.1 Alat Sambung Butt Fussion

Untuk membersihkan kotoran pada plat pemanas bias dicuci pada saat dingin dengan
sedikit air yang cukup sebelum memulai penyambungan. Gunakan bahan yang bersih yang
tidak meningggalkan bekas. Untuk membersihkan kotoran lapisan minyak atau pelumas
harus menggunakan kain dan bahan pembersih yang sesuai, seperti ISO PROPANOL.

2. Sambungan percobaan

Meskipun pencucian plat pemanas dapat menghilangkan kotoran yang tertinggal, akan tetapi
partikel kecil daripada debu seringkali masih ada. Untuk membersihkannya diperlukan
pembuatan sambungan percobaan pada tiap sesi penyambungan, dimana ketika temperatur
plat mulai menurun atau dibawah 180°C, atau pada saat adanya perubahan ukuran pipa yang
akan disambung.
Sambungan percobaan dapat dibuat dengan menggunakan potongan pipa dengan ukuran, SDR
dan bahan yang sama. Hal ini bukan untuk membuat sambungan. Prosedur tersebut dapat
dihentikan setelah proses pemanasan tercapai.

3. Prosedur Penyambungan
 Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan plat
pemotong dalam posisi lurus.
 Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
 Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
 Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya udara
ke bagian dalam pipa.
 Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga ujung
pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang
kontinyu.
 Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
 Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan permukaan pipa .
 Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
 Dilarang menyentuh permukaan yang sudah dipersiapkan.
 Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses pemotongan.
 Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan potongan.
 Maksimum selisih diameter yang diijinkan adalah :
1,0 mm untuk pipa ukuran 90 mm s/d 315 mm.
2,0 mm untuk pipa ukuran 316 mm s/d 800 mm.
 Jika ketidaksesuaian tersebut lebih besar dari batas tadi maka pipa harus diluruskan
dan dipotong lagi.
 Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk
menggerakkan pipa bersama-sama secara hidrolik.
 Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya
gesek akibat tarikan kerja mesin dan berat pipa/fitting yang sedang disambung.
METHODE PELAKSANAAN

 Catatan: Tekanan tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan
sambungan dan harus ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada mesin.
 (Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana
secara otomatis)
 Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat tersebut
bersih dan baik suhunya.
 Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian permukaan yang
akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan
tekanan yang ditentukan sebelumnya.
 Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya merata 1 – 6 mm
terbentuk tiap ujungnya. Lihat tabel PE butt welding SNI 06-4829-2005 untuk pipa PE.

3.2 Alat Sambung Butt Fussion

 Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas supaya
pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan
lelehan terkontrol selama waktu pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak bergeser
posisinya di klem dan ujung pipa harus terus di jaga agar tetap kontak dengan plat
pemanas.
 Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan bahwa
plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
 Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan permukaan
yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan sebelumnya.
 Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang
diindikasikan pada tabel.
 Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.
 Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa lelehan
sesuai dengan batasan yang ditentukan.

4. Aturan untuk “butt fusion”

HAL HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN :

 Berusaha untuk menyambung pipa dengan SDR yang berbeda


 Menyentuh ujung pipa yang sudah dipotong.
 Membiarkan sisa potongan di bagian dalam pipa atau pada mesin pengelas.
 Membiarkan peralatan menjadi basah atau berdebu.
 Menggunakan mesin-mesin yang tidak direkomendasikan.
 Memindahkan pipa sebelum cooling time selesai.
 Mengijinkan operator yang belum ditraining untuk menggunakan peralatan
penyambungan.
 Tidak mengikuti prosedur.
METHODE PELAKSANAAN

 Menyambung pipa dari bahan yang berbeda di lapangan.


 Menggunakan sebuah generator yang kapasitasnya tidak memadai.

PARAMETER BUTT FUSION

Parameter ini harus digunakan sebagai pembimbing ke butt fusion dari pipa polyethylene yang
menggunakan SNI 06-4829-2005 sebagai bahan dasarnya.
Kontraktor yang melakukan penyambungan harus selalu memeriksa kemungkinan penerapannya
dari parameter yang ada untuk setiap proyek yang diberikan, (terlampir)

Butt Fusion Parameter Units Value Comments


Heater plate Temperature Degrees 220 – 235
C Mach
Pressure value : Bead up kPa 175 ± 25 Insert this in the formula ine
(note 6) and add
drag pressure
Approx. bead width after Mm 0.5 + 0.1 † † = wall thickness (see note
bead up 4)
Bead up time Second Approx.6 † Varies with ambient temp.
Pressure value : Heat kPa Drag only
soak
Heat soak time Second 15 †
Max. changeover time Second 3 + 0.01 D D = pipe diameter (see note
5)
Max. time to achieve Second 3 + 0.03 D Pressure should be increased
welding smoothly using
pressure most of the time
allowed to reach
weld pressure.
Pressure value : welding kPa 175 ± 25 Insert this value in the
& cooling formula (note 6)
and add drag
pressure.
Welding & cooling time : Minute 10 + 0.5 † Time in clamps
1<15 mm
Welding & cooling time : Minute 1.5† Time in clamps
1>15 mm
Min. bead width after Mm 3 + 0.5† Typical (see note 2)
cooling
Max. bead width after Mm 5 + 0.7† Typical (see note 2)
cooling
pressure

P1

Drag P2
Pressure
METHODE PELAKSANAAN

T1 T2 T3

Catatan :
1. Parameter ini digunakan untuk butt fusion bahan polyethylene PE100 seperti yang
dispesifikasikan dalam SNI 06-4829-2005.
2. Parameter ini bisa juga digunakan untuk butt fusion PE100. Ini mungkin menghasilkan sedikit
perbedaan bentuk lelehan tanpa mengurangi kualitas pengelasan.
3. Hanya pipa-pipa dan fitting-fitting yang mempunyai diameter dan ketebalan yang sama yang
boleh dibutt fusion bersama.
4. † = rata-rata ketebalan dinding pipa dihitung dari SNI 06-4829-2005 min/max pembulatan ke
mm terdekat.

5. D = rata-rata diameter luar pipa dihitung dari SNI 06-4829-2005 min/max, pembulatan ke mm
terdekat.
6. Rumus perhitungan tekanan :
Luas anulus pipa x nilai tekanan
Hidrolik bag. Cilinder
Dimana luas anulus pipa = µ (D - †)†
7. Untuk suhu sekitar >25°C, waktu pendinginan harus ditambah dengan 1 menit per°C setelah
25°C ke atas.

Wallthick Bead up Bead up Heat soak Max Max timeWeld and Final bead width
(mm) Width Time Time Change Achieve Cooling (mm)
(mm) T1 (sec) T1 (sec) Overtime Weld Min.
T3 Press T5*
(sec) T4 (sec)
min max
METHODE PELAKSANAAN

2 1 12 30 Calculate on pipe 11 4 7
4 1 24 60 diameter 12 5 8
6 1 36 90 13 6 9
8 1 48 120 14 7 11
10 2 60 150 15 8 12
12 2 72 180 16 9 14
15 2 90 225 17 10 16
20 3 120 300 30 13 20
25 3 150 375 38 16 24
30 4 180 450 45 18 27
35 4 210 525 53 20 31
40 5 240 600 60 23 35
45 5 270 675 68 25 38
50 6 300 750 75 28 43
55 6 330 825 83 30 47

 PE100 pipe specific to FREEPORT Project


Dia. 630 Pn 6.3 SDR 26
25 3 150 375 10 22 38 16 24

Typical butt fusion requirements PE pipes to SNI 06-4829-2005


PROFIL BUTT WELDING

1. Sambungan yang baik dengan lelehan yang bagus dan merata.


2. Lelehan terlalu sempit dan terlalu tinggi atau banyak tergulung kemungkinan
disebabkan karena waktu pemanasan yang pendek † 1 dan atau P1
3. Lelehan terlalu rata dikarenakan tekanan penyambungan P3 yang terlalu rendah.
4. Sambungan yang kurang baik karena lubang yang tajam diantara kedua lelehan.
Lubang cukup dalam sehingga mengurangi ketebalan pipa. Lubang ini juga berlaku sebagai
titik pusat stress.
5. Sambungan yang kurang baik dengan saling berhimpit disebabkan tidak ratanya pipa
tersebut.
6. Sambungan yang kurang baik antara pipa-pipa dari tebal dinding yang berbeda.
Dinding pipa yang lebih tebal harus dikurangi dengan alat chamfered ke sebuah sudut 1:4
sebelum penyambungan.
7. Sambungan yang kurang baik dengan runtuhnya bahan yang terlelehkan.
8. Sambungan yang kurang baik antara bahan-bahan dari temperatur yang berbeda atau
ujung-ujung pipa yang sudah dipanaskan pada waktu yang berbeda.
9. Lelehan di luar ukurannya dikarenakan penyambungan pada sebuah temperatur
atau sebuah tekanan yang terlalu rendah.

IV. PENYBERANGAN PIPA, JEMBATAN PIPA, DAN PENGUJIAN PIPA

4.1 PENYBERANGAN PIPA


METHODE PELAKSANAAN

Penyebrangan-penyebrangan pipa pada sungai dan urung-urung, akan dilaksanakan sesuai


dengan gambar-gambar rencana (Standar/Khusus).
Bagi penyebrangan-penyebrangan sungai dan urung-urung perbaikan-perbaikan dan
penyesuaian terhadap dinding-dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan, gambar-
gambar kerja akan diberikan/dilaporkan oleh Kontraktor kepada Direksi atau wakilnya.
Semua pipa-pipa pada penyebrangan-penyebrangan sungai dan bangunan-bangunan lain
akan dipasang dengan peralatan-peralatan yang layak, seperti penjepit-penjepit,
penggantung-penggantung dan penopang-penopang dan sebagainya sedemikian rupa,
sehingga pemuaian dan penciutan, getaran-getaran kecil pada perpipaan akan didalam
batas-batas yang diijinkan dan tidak mengakibatkan kebocoran-kebocoran. Penyebrangan-
penyebrangan pipa melalui fasilitas umum akan dilaksanakan sesuai gambar-gambar
rencana.

4.2 JEMBATAN PIPA

Pada saat pemasangan jembatan pipa akan dijaga kelancaran lalu lintas sekitarnya, kecuali
bila ditentukan lain, pemasangan katup udara sesuai dengan gambar-gambar rencana.

Lokasi pemasangan katup-katup dan pipa penguras akan sesuai dengan situasi setempat
sehingga memudahkan.

a KATUP UDARA
600

2000

TANAH URUG
TURAP BATU KALI
MIN 1000
800
h

BATAS KONTRAK BATAS KONTRAK

Ø10 0 FLANGE ADAPTOR


300

PADI R URUG
b
DI PADATKAN BETO N

PASI R URAG DI PADATKAN


T HRUST BLO CK T YPE C
L IHAT GB. STANDAR

IV.1 Tipikal Jembatan Pipa

4.3 PENGUJIAN PIPA

Tekanan kerja maksimum 10 kg/cm2 tidak termasuk pukulan air. Tekanan maksimum uji
coba di lapangan 10 kg/cm2. Pipa yang sedang dilakukan uji coba di lapangan akan tertutup
rapat dan tidak boleh terdapat kebocoran.

Prosedure pengujian pipa sesuai dengan format pada spesifikasi teknis.


METHODE PELAKSANAAN

4.2 Pengujian Pipa

Demikian methode pelaksanaan dibuat sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan hal-hal lain
kekurangan yang tidak tercover dalam methode ini dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
yang terkait baik konsultan, PPK dan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Jakarta, 8 Maret 2017


PT. WISANA ATRAKARYA

ARIANTO HARTAWAN
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai