A. Definisi
MOW (Medis Operatif Wanita)/Tubektomi atau juga dapat disebut dengan sterilisasi.
MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang
menyebabkan sel telur tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel telur tidak
dapat bertemu dengan sperma laki laki sehingga tidak terjadi kehamilan, oleh karena itu
gairah seks wania tidak akan turun.
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas atau
kesuburan perempuan dengan mengokulasi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau
memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum jadi dasar dari MOW
ini adalah mengokulasi tubafallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu.
Program MOW sendiri dibagi menjadi 2 yaitu diantaranya:
1. Program rumah sakit
a. Pelaksanaan MOW pasca operasi /pasca melahirkan
b. Mempunyai penyakiot ginekologi
2. Reguler: MOW dapat dilakukan pada masa interval
B. Etiologi
C. Jenis Tubektomi
a. Laparotomi
Cara mencapai tuba melalui laparotomi biasa, terutama pada masa pasca persalinan,
merupakan cara yang banyak dilakukan di Indonesia sebelum tahun 70an. Tubektomi juga
dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea, dimana kehamilan selanjutnya tidak diinginkan
lagi, sebaiknya setiap laparotomi harus dijadikan kesempatan untuk menawarkan tubektomi.
b. Laparotomi mini
Laparotomi khusus tubektomi ini paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca persalinan.
Uterus yang masih besar, tuba yang masih panjang, dan dinding perut yang masih longgar
memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil sepanjang 1-2 cm dibawah pusat.
Kalau tubektomi dilakukan pada 3-5 hari postpartum, maka dapat dilakukan insisi mediana
karena uterus dan tuba telah berinvolusi. Dilakukan insisi mediana setinggi 2 jari dibawah
fundus uteri sepanjang 1-2 cm
c. Laparoskopi
Laparoskop dimasukkan ke dalam selubung dan alat panggul diperiksa. Tuba dicari
dengan menggunakan manipulasi uterus dari kanula rubin, lalu sterilisasi dilakukan dengan
menaggunakan cincin folope yang dipasang pada pars ampularis tuba. Setelah yakin tidak
terdapat perdarahan, pnemoperitonium dikelurkan dengan menekan dinding perut. Luka
ditutup dengan 2 jahitan subkutikuler, lalu dipasang band aid. Pasien dapat dipulang 6-8 jam.
D. Keuntungan dan Kerugian Tubektomi
1. Keuntungan tubektomi
a. Motivasi hanya dilakukan 1 kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang
berulang-ulang
b. Efektivitas hampir 100%
c. Tidak mempengaruhi libido seksual
d. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada
e. Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
f. Tidak bergantung pada faktor senggama
g. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
h. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
i. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
j. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi
hormon ovarium).
2. Kerugian Tubektomi
a. Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
b. Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
c. Klien dapat menyesal dikemudian hari
d. Risiko komplikasi kecil (meningkat bila digunakan anestesi umum)
e. Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
f. Tidak melindungi diri dari Infeksi Menular Seksual (IMS)
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Indikasi Tubektomi
1. Indikasi medis
Adalah penyakit yang berat dan kronik seperti penyakit jantung (termasuk
derajat 3 dan 4) ginjal, paru dan penyakit kronik lainnya. Penyakit jantung,
gangguan pernafasan, diabetes mellitus tidak terkontrol, hipertensi, maligna,
anemia gravis, tumor ginekologik, infeksi panggul 3 bulan terakhir, riwayat
penyakit operasi yang sulit observasi (Santoso, 2006).
2. Indikasi obsetri
Adalah keadaan dimana risiko kehamilan berikutnya meningkat. Meskipun
secara medis tidak menunjukkan apa-apa seperti multiparitas (banyak anak)
dengan usia relatif lanjut (grandemultigravida) yakni paritas umur 35 tahun atau
lebih, seksio sesarea dua kali atau lebih.
3. Indikasi genetik
Adalah penyakit herediter yang membahayakan keselamatan dan kesehatan
anak seperti : Huntington`s chorea, Tayschs disease dan lain-lain.
4. Indikasi kontrasepsi
Adalah indikasi yang murni ingin menghentikan (mengakhiri) kesuburan
artinya pasangan tersebut tidak menginginkan kelahiran anak lagi.
5. Indikasi ekonomi
Adalah pasangan suami istri menginginkan sterilisasi karena merasa beban
ekonomi keluarga menjadi terlalu berat dengan bertambahnya anak dalam
keluarga
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d luka post operasi pemotongan tuba falopi
2. Cemas b.d persepsi akan dirinya setelah tindakan MOW
C. Intervensi Keperawatan
Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ilmu kandungan, edisi kedua cetakan ketiga.
Jakarta, 1999
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ilmu kebidanan, edisi ketiga cetakan keenam.
Jakarta, 2002
Prof.Dr.Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis obstetri jilid 2. Jakarta: EGC
Hartanto, Hanafi. 2003. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: CV.Mulia
Cunningham, dkk. 1995. Obstetri williams. Jakarta : EGC