Anda di halaman 1dari 6

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1 : Gangguan persepsi sensori : halusinasi

Tujuan umum : Klien tidak mencederai orang lain

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi :

1. Beri salam dan panggil nama klien

2. Sebutkan nama perawat, sambil berjabat tangan

3. Jelaskan maksud hubungan interaksi

4. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat.

5. Beri rasa aman dan sikap empati.

6. Lakukan kontak singkat tapi sering.

TUK 2 : Membantu klien mengenal halusinasi ( jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi, respon ).

Intervensi : Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi,

frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.

TUK 3 : Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi.

Intevensi : Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi saat klien mengalami halusinasi.

TUK 4 : Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara yaitu :

1. Menghardik.

2. Becakap-cakap dengan orang lain

3. Melakukan kegiatan yang biasa dilakukan

Intervensi : Mendemonstrasikan atau mengajarkan cara mengontrol halusinasi yaitu

dengan :

1. Cara menghardik

2. Bercakap-cakap dengan orang lain dan

3. Melakukan kegiatan yang biasa dilakukan.


TUK 5 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai dengan program pengobatan)

Intervensi:

1. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien dan keluarga.

2. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seizin dokter.

3. Jelaskan prinsip 5 benar minum obat (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).

4. Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu

5. Anjurkan klien melaporkan pada perawat atau dokter jika merasakan efek yang tidak

menyenangkan.

6. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar.

Diagnosa 2 : Isolasi sosial : menarik diri

Tujuan Umum : Klien dapat berhungan dengan orang lain.

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intevensi :

1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskantujuan

interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas tentang topik,

tempat dan waktu.

2. Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak menjawab.

3. Dengarkan dengan empati : beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan

bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Intervensi :

1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.

2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri

atau mau bergaul.


3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang

muncul.

4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

TUK 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian

tidak berhubungan dengan orang lain.

Intervensi :

1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.

2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan

berhubungan dengan orang lain.

3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.

4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan berhubungan dengan orang lain.

5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain.

7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

8. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang

kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

TUK 4 : Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang, dengan perawat dan klien

lain.

Intervensi :

1. Mengajarkan cara berkenalan dengan orang dengan cara mempraktekan dan melakukan.

2. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan klien.

TUK 5 : Mengajarkan klien cara berkenalan dengan dua orang.

Intervensi :
1. Mengajarkan cara berkenalan dengan dua orang dengan cara mempraktekan dan

melakukan.

2. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan klien.

Diagnosa 3 : Resiko mencederai diri sendiri,lingkungan dan orang lain.

Tujuan Umum : Tidak terjadi perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain.

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Intervensi :

1. Beri salam dan panggil nama klien.

2. Sebutkan nama perawat, sambil berjabat tangan.

3. Jelaskan maksud hubungan interaksi.

4. Jelaskantentangkontrak yang akandibuat.

5. Beri rasa aman dan sikap empati.

6. Lakukan kontak singkat tapi sering.

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

Intervensi :

1. Berikesempatanuntuk mengungkapkan perasaan.

2. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal.

TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

Intervensi:

1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel atau kesal.

2. Observasi tanda perilaku kekerasan.

3. Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel atau kesal yang dialami klien.

TUK 4 : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan


Intervensi:

1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

3. Bicarakan dengan klien "apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya bisa

selesai ?"

TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Intervensi:

1. Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan.

2. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.

3. Tanyakan apakah ingin mempelajari carabaru yang sehat.

TUK 6 : Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap

kemarahan.

Intervensi:

1. Tanyakan kepada klien apakah dia ingin mempelajari cara baru yang sehat

2. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.

3. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat.

a. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur

atau pekerjaan yang memerlukan tenaga.

b. Secara verbal : katakana bahwa anda sedang marah atau kesal atau tersinggung.

c. Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat

d. Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.

TUK 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

Intervensi:
1. Bantu memilih cara yang paling tepat.

2. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.

3. Bantu menstimulasikancara yang telahdipilih.

4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut

5. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel atau marah.

TUK 8 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai dengan program pengobatan)

Intervensi:

1. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien dan keluarga.

2. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seizing dokter.

3. Jelaskan prinsip 5 benar minum obat (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).

4. Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu.

5. Anjurkan klien melaporkan pada perawatatau dokter jika merasakan efek yang tidak

menyenangkan.

6. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar.

TUK 9 : Klien mendapat dukungan keluarga dalm mengontrol perilaku kekerasan

Intervensi:

1. Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan

keluarga selama ini.

2. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien.

3. Jelaskan cara-cara merawat klien :

a. Cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif.

b. Sikap tenang, bicara tenang dan jelas.

c. Membantu klien mengenal penyebab marah.

4. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien.

5. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi.

Anda mungkin juga menyukai