TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Flu Burung
Flu burung dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah avian influenza
(AI). Flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influeza yang
menyerang unggas seperti burung,ayam, dan itik. Flu burung merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan diameter 90-120
nanometer . Virus tersebut termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus avian
influenza ini menyerang alat pernapasan, pencernaan dan system saraf pada
unggas.
Virus influenza terdiri dari dari beberapa tipe, yaitu tipe A, tipe B dan tipe
C. Virus tipe A menyerang hewan, tetapi dapat menyebabkan endemik pada
manusia. Sedangkan virus tipe B dan C tidak menyerang hewan, kedua virus
tersebut hanya menyerang manusia. Virus tersebut dapat menjadi beberapa
subvirus. Beberapa subvirus tersebut ada yang perlu diwaspadai karena dikenal
ganas. Virus tersebut adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan kode
genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuromidase) yang selain dapat menular
dari burung ke burung tapi dapat menular ke manusia (Iwandarmansjah,2007).
2.2 Etiologi
Etiologi penyakit ini adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu
dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari
pada 0°C. Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat
bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit. Dikenal
beberapa tipe Virus influenza, yaitu tipe A, tipe B dan tipe C. Virus Inluenza tipe
A terdiri dari beberapa strain, yaitu H1N 1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan lain-
lain. Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza
Viru, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini terlihat dari
basil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus
Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A
(H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum,
virus Flu Burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat
mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.
Virus A1 dapat berikatan dengan sel membran sel mukosa mealui ikatan
yang berbeda yaitu ikatan 2,3 linkage. Adanya perbedaan pada reseftor yang
terdapat pada membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa virus A1 tidak
dapat mengadakan reflikasi secara efisien pada manusia. Muko protein yang
mengandung reseftor ini akan mengikat virus sehingga perlekatan virus dengan
sel epitel saluran napas dapat dicegah. Tetapi virus yang mengandung protein
neuraminidase pada permukaannya dapat memecah ikatan tersebut. Virus
selanjutnya akan melekat pada epitel permukaan saluran napas untuk kemudian
bereplikasi di dalam seltersebut. Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam sehingga
dalam waktu singkat virus dapat menyebar ke sel-sel didekatnya. Masa inkubasi
virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar
yang bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan membengkak dan intinya mengkerut
dan kemudian mengalami piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan
hilangnya silia selanjutnya akan terbentuk badan inklusi.
2.5 Pathway Avian Influenza
(Influenza A)
Menginfeksi unggas
DEFISIT
PENGETAHUA Virus menyebar ke sel-sel
N kolumner dan bersilia
Reaksi inflamasi
Reaksi inflamasi (1)
Inflamasi di membran
alveoli
Kerusakan membran
alveoli
Peningkatan permeabilitas
kapiler alveoli
Meningkatkan tekanan
osmotik intersitial
Edema paru
Merusak surfaktan
Penurunan kadar O2
POLA NAFAS TIDAK CO2 mudah melewati membran dalam darah
EFEKTIF alveoli
KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI JARINGAN
PERIFER
2.6 Komplikasi
Orang yang terjangkit flu burung dapat terkena komplikasi yang mengancam jiwa
seperti pneumonia, kerusakan paru-paru, gagal pernapasan, gagal ginjal, dan
masalah jantung.
BAB III
3. Rencana Keperawatan.
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental
akibat influenza.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,
diharapkan jalan napas kembali efektif.
Kriteria hasil :
1) Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan bunyi nafas
kembali normal.
2) Mengeluarkan atau membersihkan secret secara mandiri
dengan batuk efektif.
No Intervensi Rasional
1. Kaji kebiasaan diet, Pasien distres pernapasan akut
masukan makanan saat ini. sering anoreksia karena
Catat derajat kesulitan dispnea, produksi sputum, dan
makan. Evaluasi berat badan obat.
dan ukuran tubuh.
2. Mengauskultasi bising usus. Penurunan/hipoaktif bising
usus menunjukkan penurunan
motilitas gaster dan konstipasi
(komplikasi umum) yang
berhubungan dengan
pembatasan pemasukan cairan,
pilihan makanan buruk,
penurunan aktivitas, dan
hipoksemia.
3. Berikan perawatan oral Rasa tak enak, bau dan
sering, buang sekret, penampilan adalah pencetus
berikan wadah khusus untuk utama terhadap nafsu makan
sekali pakai dan tisu. dan dapat membuat mual dan
muntah dengan peningkatan
kesulitan napas.
4. Dorong periode istirahat Membantu menurunkan
semalam 1 jam sebelum dan kelemahan selama waktu
sesudah makan. Berikan makan dan memberikan
makan porsi kecil tapi kesempatan untuk
sering. meningkatkan masukan kalori
total.
5. Hindari makanan penghasil Dapat menghasilkan distensi
gas dan minuman karbonat. abdomen yang mengganggu
napas abdomen dan gerakan
diafragma, dan dapat
meningkatkan dispnea.
6. Hindari makanan yang Suhu ekstrim dapat
sangat pedas atau sangat mencetuskan/ meningkatkan
dingin. spasme batuk.
7. Timbang berat badan sesuai Berguna untuk menentukan
indikasi. kebutuhan kalori, menyusun
tujuan berat badan, dan
evaluasi keadekuatan rencana
nutrisi. Catatan: Penurunan
berat badan dapat berlanjut,
meskipun masukan adekuat
sesuai teratasinya edema.
No Intervensi Rasional
Pantau pemasukan/ Evaluator langsung status
1. pengeluaran. Hitung cairan. Peubahan tiba-tiba pada
keseimbangan cairan, catat berat badan dicurigai
kehilangan tak kasat mata. kehilangan/ retensi cairan.
Timbang berat badan
sesuai indikasi.
2. Evaluasi turgor kulit, Indikator langsung status cairan/
kelembaban membran perbaikan ketidakseimbangan.
mukosa, adanya edema
dependen/ umum.
3. Pantau tanda vital (tekanan Kekurangan cairan mungkin
darah, nadi, frekuensi, dimanifestasikan oleh hipotensi
pernafasan). Auskultasi dan takikardi, karena jantung
bunyi nafas, catat adanya mencoba untuk
krekels. mempertahankan curah jantung.
Kelebihan cairan/ terjadinya
gagal mungkin dimanifestasikan
oleh hipertesi, takikardi,
takipnea, krekels, distres
pernapasan.
4. Kaji ulang kebutuhan Tergantung pada situasi, cairan
cairan. Buat jadwal 24 jam dibatasi atau diberikan terus.
dan rute yang digunakan. Pemberian informasi melibatkan
Pastikan minuman/ pasien pada pembuatan jadwal
makanan yang disukai dengan kesukaan individu dan
pasien. meningkatkan rasa terkontrol
dan kerjasama dalam program.
5. Hilangkan tanda bahaya Dapat menurunkan rangsang
dan ketahui dari muntah.
lingkungan. Berikan
kebersihan mulut yang
sering.
6. Anjurkan pasien untuk Dapat menurunkan terjadinya
minum dan makan dengan muntah bila mual.
perlahan sesuai indikasi.
7. Kolaborasi : Cairan dapat dibutuhkan untuk
Berikan cairan IV melalui mencegah dehidrasi, meskipun
alat kontrol. pembatasan cairan mungkin
diperlukan bila pasien GJK.
8. Pemberian antiemetik, Dapat membantu menurunkan
contoh proklorperazin mual/ muntah (bekerja pada
maleat (compazine), sentral, daripada di gaster)
trimetobenzamid (tigan), meningkatkan pemasukan
sesuai indikasi. cairan/ makanan.
9. Pantau pemeriksaan Mengevaluasi status hidrasi,
laboratorium sesuai fungsi ginjal dan penyebab/ efek
indikasi, contoh Hb/Ht, ketidakseimbangan.
BUN/ kreatinin, protein
plasma, elektrolit.
No Intervensi Rasional
Kaji TTV klien (TD, S, N, Untuk mengtahui keadaan
1. RR). umum klien.
2. Berikan kompres air hangat Membantu manurunkan panas
pada dahi klien. tubuh.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kreteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam
Potter & Perry, 1997). Beberapa pedoman dalam pelaksanaan
implementasi sebagai berikut :
a. Berdasarkan respon klien;
b. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan,
standar pelayanan operasional, hukum dan kode etik keperawatan;
c. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia;
d. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi
keperawatan;
e. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam
perencanaan keperawatan;
f. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu
dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri
(Self care);
g. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan
status kesehatan;
h. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien;
i. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan;
j. Bersifat holistik;
k. Kerjasama dengan profesi lain;
l. Melakukan dokumentasi.
5. Evaluasi.
Menurut Craven Hirnle (2000). Evaluasi didefinisikan sebagai
keputusan dari efektivitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan
keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien
yang tampil. Adapun ukuran pencapaian tujuan pada tahap evaluasi
meliputi :
a. Masalah teratasi; jika klien menunjukkan perubahan sesuai
dengan tujuan dan kreteria hasil yang telah ditetapkan;
b. Masalah sebagian teratasi; jika klien menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kreteria
hasil yang telah ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah ataau
diagnosa keperawatan baru.
TINJUAN KASUS
A. Pengkajian
Tn. R (30 tahun) bertempat tinggal di Jln. Marunda nomor 14 RT 024
RW 07 Kecamatan Cilincing Jakarta Utara datang ke Rumah Sakit X pada
tanggal 01 Desember 2015 pukul 14.10 WIB atas rujukan dari puskesmas
Cilincing dengan riwayat sesak nafas. Saat dibawa ke UGD rumah sakit X
Tn. R mengeluh Panas tinggi tinggi saat dirumah 38˚C lebih dari 3 hari
yang lalu, klien mengatakan pilek, klien mengatakan batuk, klien
mengatakan sesak napas, klien mengatakan sakit kepala, klien mengatakan
nyeri otot, klien mengatakan sakit tenggorokan, klien mengatakan sakit
saat menelan, klien mengatakan jadi tidak nafsu makan, klien mengatakan
tidur malamnya terganggu karena batuk, klien mengatakan dibelakang
rumah nya terdapat kandang ayam, klien terkadang batuk dengan
mengeluarkan sedikit sekret berwarna kuning dengan konsitensi
kental. Tanda–tanda vital: tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 92 x/menit,
pernapasan 28 x/menit, suhu 380C. berat badan klien saat iniHasil
laboratorium tanggal 01 Desember 2015 jam 16.33 WIB yaitu leukosit
19,60 10ˆ3/µl, klien mendapatkan obat terapi Antipyretic : ASA 600 mg
secara oral 4 jam dan Imunisasi aktif : Vaccine, 0,5ml IM, klien
terpasang infus ringer laktat 20 tetes/menit. Setelah dievaluasi 2 masalah
keperawatan belum teratasi.
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama yang dirasakan klien mengatakan badannya terasa
panas lebih dari 3 hari yang lalu, pilek, batuk, sesak napas, sakit
kepala, dan nyeri otot, factor pencetus awalnya banyak ayam yang
mati dibelakang rumahnya, timbulnya keluhannya mendadak
lamanya 3 hai yang lalu.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
3 tahun yang lalu karena jatuh dari motor, klien tidak ada alergi
obat
c. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga
Klien mengatakan bahwa ayah klien pernah menderita stoke
d. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Klien mengatakan orang terdekat adalah istri dan anak-anak,
interaksi dalam keluarga baik Aktifitas keagamaan/kepercayaan
yang dilakukan klien adalah sholat lima waktu. Kondisi lingkungan
rumah klien berada di daerah marunda kan di belakang rumah klien
terdapat perternakan unggas (ayam)
e. Pola Kebiasaan Sehari-hari sebelum sakit
1) Pola Nutrisi
Frekuensi makan klien 3 kali dan dalam batas normal
2) Pola Eliminasi
Klien buang air besar 2 kali sehari tidak ada keluhan dan
frekuensi buang air kecil 5-6 kali/hari, karakteristik urin
kuning, tidak ada keluhan buang air kecil.
3) Pola Personal Hygiene
Kebiasaan klien mandi 3 kali, hygiene 2 kali sehari
waktunya pagi dan sore hari, mencuci rambut 3 kali
seminggu.
4) Pola Aktifitas/Istirahat Dan Tidur
Klien mengatakan jarang tidur siang, tidak ada
keluhan/masalah saat tidur. Klien jarang berolaraga.
5) Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Klien pernah merokok namun berhenti sejak 1 tahun yang
lalu, tidak minum minuman keras dan tidak ketergantungan
obat.
f. Pola Kebiasaan di Rumah Sakit
1) Pola Nutrisi
Frekwensi makan klien selama dirumah sakit 2 kali sehari,
nafsu makan klien tidak baik karena merasa sakit saat
menelan dan mual.
2) Pola Eliminasi
Klien buang air besar 1 kali sehari, tidak ada keluhan buang
air besar dan tidak ada hemoroid. Frekuensi buang air kecil
4-5 kali/hari, karakteristik urin kuning, tidak ada keluhan
buang air kecil, dan tidak ada penggunaan alat bantu
kateter.
3) Pola Personal Hygene
Klien mandi 1 kali sehari, oral hygiene 2 kali sehari
waktunya pagi dan sore hari, belum melakukan cuci rambut
dirumah sakit
4) Pola istirahat dan tidur
Klien selama dirumah sakit sekitar 3 jam sehari, klien tidur
siang sekitar 4 jam.
5) Pola aktivitas dan Latihan
Selama dirumah sakit klien tidak bekerja, tidak melakukan
olahraga, klien mengatakan sesak saat beraktifitas dan
terkadang sesak saat tidur.
6) Kebiasaan yang Memepengaruhi Kesehatan
Selama ditumah sakit klien tidak merokok, dan tidak
meminum minuman keras
4. Pengkajian Fisik
a. Pengkajian Fisik Umum
Berat badan saat ini adalah 52kg dan beratadan klien sebelum sakit
adalah 56 kg, tinggi badan klien 165 cm, keadaan umum klien
sedang, klien tidak ada emmbesaran pada kelenjar getah bening.
b. Sistem Pengelihatan
Klien tidak menggunakan kaca mata dan tidak mengunakan kontak
lensa, dan reaksi terhadap cahaya baik dan normal
c. Sistem Pendengaran
Klien tidak mengunakan alat bantu pendengaran.
d. System Wicara
Tidak ada gangguan pada system wicara klien
e. Sistem Pernafasan
Pada jalan nafas klien ada sumbatan berapa sputum, klien
mengatakan sesak saat bernafas, klien menggunakan otot bantu
pernafasan, frekuensi nafas klien 28x permenit, irama nafas klien
tidak teratur, jenis pernafasan klien ronkhi, kedalamaan nafas klien
dangkal, klien batuk produktif, sputum klien berwarna hijau, dengan
kkonsistensi kental, tidak terdapat darah pada sputum klien, saat
palpasi terdapat nyeri tekan, suara nafas klien ronkhi, klien
mengatakan terdapat nyeri saat bernafas, klien menggunakan alat
bantu nefas beruapa O2 2 liter.
f. Sistem Karndiovaskuler
1) Sirkulasi Peripher
Nadi klien 86 x permenit dengan irama tidak teratur, denyutan
lemah, tekanan darah klien 130\90 mmHg, distensi vena
jugularis kanan tidak ada dan kiri juga tidak ada, temperature
kulit klien hangat, warna kulit klien pucat, pengisian kapiler 3
detik, tidak ada edema.
2) Sirkulasi Jantung
Tidak ada masalah
g. Sistem Hematologi
Tidak ada gangguan pada hematologi, klien terlihat pucat, dan tidak
ada pendarahan.
h. System Saraf Pusat
Klien mengatakan sakit pada kepalanya, tingkat kesadaran klien
compos metis, Glasgow coma scale (GSC) klien Eyes 4, motoric 5
dan verbal 6, tanda-tanda peningkatan TIK pada klien tidak, tidak
ada gangguan system persyarafan, pemeriksaan reflek fisiologi klien
normal, reflek patologis tidak ada.
i. System Pencernaan
Keadaan umum klien tidak ada caries pada gigi, tidak ada
penggunanaan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah klien terlihat
kotor, salifa klien normal, klien muntah sekali saat dirumah,
muntahnya berisi cairan, klien mengatakan tidak ada nyeri pada
daerah perut, bising usus 12 x permenit, klien tidak ada diare, klien
juga mengatakan tidak da konstipasi, hepar kiln tidak teraba,
keadaan abdomen klien lembek.
j. System Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nafas yang berbau
keton, tidak ada luka ganggren.
k. System Urogenital
Tidak ada masalah
l. System Integumen
Turgor kulit klien elastis, temperature kulit klien teraba hangat,
warna kulit klien terlihat pucat, keadaan kulit klien terlihat baik dan
tidak ada lesi, tidak ada kelainan pada kulit klien, kondisi kulit
didaerah pemasangan infus terlihat baik, keadaan tekstur rambut
klien baik, kebersihannya baik.
m. System Muskuloskeletal
Klien mengatakan tidak ada kesulitan saat bergerak, klien
mengatakan tidak ada sakit pada tulang, sendi dan kulit, klien tidak
mengalami fraktur, klien tidak ada kelainan bentuk pad tulang
belakang, keadaan tonus otot klien baik, kekuatan tonus otot klien
5555 5555 5555 5555
Data Tambahan
Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita saat ini
5. Data Penunjang
6. Penatalaksaan (therapy/pengobatan/diet)
Klien mendapatkan obat terapi Antipyretic : ASA 600 mg secara oral 4
jam dan Imunisasi aktif : Vaccine, 0,5ml IM, klien terpasang infus ringer
laktat 20 tetes/menit,Ranitidin 2x 10gr, Flexatide atrovent 3x1 dan
Paracetamol 3x1 tab, inhalasi dengan obat combivent 2,5 mg, diet yang
didapat klien TKTP 1900 kalori.
7. Data Fokus
a. Data Subyektif
Klien mengatakan sesak, klien mengatakan panas tinggi saat dirumah 39˚C
lebih dari 3 hari yang lalu, klien mengatakan pilek, klien mengatakan
batuk, klien mengatakan sesak napas, klien mengatakan sakit kepala, klien
mengatakan nyeri pada otot dan sendi, klien mengatakan sakit
tenggorokan, klien mengatakan sakit saat menelan, klien mengatakan jadi
tidak nafsu makan, klien mengatakan tidur malamnya terganggu karena
batuk, klien mengatakan dibelakang rumah nya terdapat kandang ayam,
klien mengatakan berat badannya turun, klien sputumnya berwarna hijau,
klien mengatakan pusing, klien mengatakan lemas, klien mengatakan nyeri
otot nya seperti ditusuk-tusuk, Nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk pada
kaki kiri dan kanan, nyeri menjalar dari lutut sampai ujung kaki. Skala
nyeri 2 dan dirasakan hilang timbul dengan durasi 5 menit, klien
mengatakan sakit tenggrokan saat batuk, klien mengatakan panasnya
sekitar 3hari, klien mengatakan hanya menghabiskan ½ porsi makanan
dirumah sakit, klien mangatakan
b. Data Obyektif
Klien terlihat sesak nafas, klien terlihat menggunakan otot bantu
pernafasan, klien terlihat memegangi dadanya, klien terlihat lemas, klien
terlihat dibantu saat melakukan aktifitas, klien terlihat tidak nafsu makan,
klien terlihat pucat, klien terlihat nyeri saat batuk, klien terlihat meringis
kesakitan pada pungungnya, klien terlihat menguap, klien terlihat hanya
menghabiskan ½ porsi makannya, batuk klien terlihat berdahak, dahak
klien terlihat berwarna hijau dan kental, pernafsaan klien terdengar
ronkhi, nafas klien terlihat dangkal dan pendek, klien terlihat cemas, klien
terlihat mual, klien terlihat muntah 1x seharian, mukosa bibit klien terlihat
kering, bantung mata klien terlihat hitam. Setelah dilakukan tidakan
keperawatan mandiri diketahui Tanda–tanda vital: tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 28 x/menit, suhu 38,70C.
8. Analisa Data
Data Objektif :
Klien mengata batuknya
terdapat sputum
Klien terlihat sesak
Klien terlihat menggunakan
otot bantu pernafasan
Nafas klien terlihat dangkal
dan pendek
Sputum klien berwarna hijau
dan kental
Nafas klien terdengar rhonki
TTV: TD 120/80 mmHg, N: 80
x/menit, RR: 30 x/menit, S: 380C
2 Data Subyektif: Resiko Intoleransi Nyeri
Klien juga mengatakan aktifitas
mengalami nyeri pada otot
dan sendi.
Klien mengatakn nyeri akan
semakin terasa apabila
kakinya digerakan atau
dipegang.
Nyeri terasa seperti di tusuk-
tusuk pada kaki kiri dan
kanan, nyeri menjalar dari
lutut sampai ujung kaki.
Klien megatakan badaya
lemas
Data Obyektif
Skala nyeri 2
Klien terlihat dibantu oleh
keluarga saat melakukan
aktifitas
Klien terlihat menringis
kesakitan
Klien terlihat kesulitan
bergerak karna nyeri dan
sesak nafas
A. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
produksi sputum yang berlebihan
Tanggal ditemukan : Selasa, 02 Desember 2015
Tanggal teratasi : Rabu, 03 Desember 2015
2. Resiko Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
Tanggal ditemukan : Selasa, 02 Desember 2015
Tanggal teratasi : Rabu, 03 Desember 2015
Pelaksanaan
Selasa, 03 Desember 2015
Jam 09.30 WIB. Mengkaji tanda-tanda vital.
Respon:tekanan darah 120/80 mmHg, pernapasan 20x/menit, nadi
80x/m, suhu 38,70C.
Jam 19.35 WIB. Mengaskultasi bunyi nafas klien.
Respon: bunyi nafas klien rokhi.
Jam 09.55 WIB. Memberikan posisi semi fowler pada klien.
Respon:klien mengatakan nyaman dengan posisinya.
Jam 12.00 WIB. Memberikan obat inhalasi dengan combivent 2,5
ml.
Respon: klien mengatakan tidak sesak lagi
Evaluasi
Rabu, 03 Desember 2015
Jam 08.15 WIB
S: Klien mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler
Klien mengatakan tidad sesak lagi
O: Bunyi nafas klien rochi
Klien terlihat lebih nyaman
Tanda-tanda vital:tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 83x/menit,
pernapasan 30x/menit, suhu 38,20C
A: Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi
P: Pertahankan intervensi 1,2,3,4
Pelaksanaan
Rabu, 02 Desember 2015
Jam 09.30 WIB. Mengkaji tanda-tanda vital.
Respon: TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, N 80x/m, S 38,70C.
Jam 19.35 WIB. Mengaskultasi bunyi nafas klien.
Respon: bunyi nafas klien rokhi.
Jam 09.55 WIB. Memberikan posisi semi fowler pada klien.
Respon:klien mengatakan nyaman dengan posisinya.
Jam 12.00 WIB. Memberikan obat inhalasi dengan combivent 2,5
ml.
Respon: klien mengatakan tidak sesak lagi
Evaluasi
Kamis, 04 Desember 2015
Jam 08.15 WIB
S: Klien mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler
Klien mengatakan tidad sesak lagi
O: Bunyi nafas klien rochi
Klien terlihat lebih nyaman
Tanda-tanda vital:TD 120/70 mmhg, N 83x/menit, RR 30x/menit,
S 38,20C
A: Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi
P: Pertahankan intervensi 1,2,3,4
Pelaksanaan
Kamis, 04 Desember 2015
Jam 09.30 WIB. Mengkaji tanda-tanda vital.
Respon:TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, N 80x/m, S 38,70C.
Jam 19.35 WIB. Mengaskultasi bunyi nafas klien.
Respon: bunyi nafas klien vesikuler.
Jam 09.55 WIB. Memberikan posisi semi fowler pada klien.
Respon:klien mengatakan nyaman dengan posisinya.
Jam 12.00 WIB. Memberikan obat inhalasi dengan combivent 2,5
ml.
Respon: klien mengatakan tidak sesak lagi
Evaluasi
Jumat, 05 Desember 2015
Jam 08.15 WIB
S: Klien mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler
Klien mengatakan tidad sesak lagi
O: Bunyi nafas klien rochi
Klien terlihat lebih nyaman
Tanda-tanda vital:tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 83x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu 37,50C
A: Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi
P: Pertahankan intervensi 1,2,3,4
Perencanaan
Mandiri
a. Kaji tanda–tanda vital klien selama dan sesudah beraktivitas
Rasional:mengetahui keadaan umum klien
b. Kaji respon klien sebelum dan sesudah aktivitas
Rasional:mengetahui reaksi klien sewaktu melakukan aktivitas dan
tidak
c. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Rasional:mengetahui pembatasan aktivitas pada klien
d. Ajarkan klien nafas dalam
Rasional: mengurangi saras nyeri
e. Bantu aktivitas klien yang diperlukan
Rasional:meminimalkan kelelahan
Pelaksanaan
Selasa, 02 Desember 2015
Jam 09.30 WIB. Mengkaji tanda-tanda vital.
Respon:TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, N 80x/m, S 38,70C.
Jam 11.35 WIB. Mengkaji respon klien sebelum dan sesudah
aktivitas.
Respon: klien mengatakan sesak saat beraktifitas berat.
Jam 09.55 WIB. Mengkaji adanya faktor yang menyebabkan
kelelahan. Respon:klien mengatakan nyeri dan sesak saat bergerak.
Jam 11:05 WIB. Mengajarkan klien nafas dalam.
Respon: klien nyerinya berkurang.
Jam 12.35 WIB. Membantu klien kekamar mandi.
Respon: klien terlihat tidak nyeri saat berjalan kekamar mandi
Evaluasi
Rabu, 03 Desember 2015
Jam 08.40 WIB
S: Klien mengatakan sesak saat beraktifitas berat
Klien mengatakan nyeri saat bergerak
O: Klien terlihat tidak terlalu nyeri lagi
Klien terlihat memegangi dadanya
Tanda-tanda vital:tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 83x/menit,
pernapasan 30x/menit, suhu 38,20C
Skala nyeri klien 2
A: Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi
P: Pertahankan intervensi 1,2,3,4
Pelaksanaan
Rabu, 03 Desember 2015
Jam 09.30 WIB. Mengkaji tanda-tanda vital.
Respon:TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, N 80x/m, S 38,70C.
Jam 11.35 WIB. Mengkaji respon klien sebelum dan sesudah
aktivitas.
Respon: klien mengatakan tidak sesak lagi.
Jam 09.55 WIB. Mengkaji adanya faktor yang menyebabkan
kelelahan.
Respon:klien mengatakan tidak terlalu nyeri dan sesak saat
bergerak.
Jam 11:05 WIB. Mengajarkan klien nafas dalam.
Respon: klien nyerinya berkurang.
Jam 12.35 WIB. Membantu klien kekamar mandi.
Respon: klien terlihat tidak nyeri saat berjalan kekamar mandi
Evaluasi
Kamis, 04 Desember 2015
Jam 08.20 WIB
S: Klien mengatakan tidak terlalu sesak saat beraktifitas berat
Klien mengatakan nyeri saat bergerak
O: Klien terlihat tidak terlalu nyeri lagi
Klien terlihat memegangi dadanya
Tanda-tanda vital:tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 83x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu 380C
Skala nyeri klien 1
A: Tujuan tercapai, masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi 1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Flu burung merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza tipe A dengan diameter 90-120 nanometer. Virus influenza terdiri dari
dari beberapa tipe, yaitu tipe A, tipe B dan tipe C. Adapun sifat virus ini, yaitu
dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari
pada 0°C. Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian
Influenza Viru, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase).
Tanda dan gejala yang timbul pada manusia jika terserang flu burung yaitu
demam hingga diatas diatas 38℃, lemas pendarahan di hidung dan gusi, sesak
nafas, mjntah dan nyeri perut, batuk dan nyeri tenggorokan, radang saluran
pernafasan, pneumonia, infeksi mata, nyeri otot, hingga sakit kepala.
Virus flu burung hidup di saluran pencernaan unggas. Unggas yang
terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian
mengering dan hancur menjadi semacam bubuk dan kemudian terhirup oleh
manusia. Makin banyak virus itu tereplikasi, makin banyak pula produksi sitokin
protein dalam tubuh yang memicu peningkatan respons imunitas dan berperan
penting dalam peradangan. Sitokin yang membanjiri aliran darah karena virus
yang bertambah banyak, justru melukai jaringan tubuh. Bila keadaan memburuk,
dapat juga terjadi severe respiratory distress yang ditandai dengan sesak nafas
hebat, rendahnya kadar oksigen darah serta meningkatnya kadar CO. Sel-sel tubuh
manusia yang terinfeksi virus ini nantinya akan membengkak dan intinya
mengkerut dan kemudian mengalami piknosis. Bersamaan dengan terjadinya
disintegrasi dan hilangnya silia selanjutnya akan terbentuk badan inklusi. Orang
yang terjangkit flu burung dapat terkena komplikasi yang mengancam jiwa seperti
pneumonia, kerusakan paru-paru, gagal pernapasan, gagal ginjal, dan masalah
jantung.
3.2 Saran
Kita sebagai perawat hendaknya memberikan penyuluhan dan informasi
yang adekuat kepada masyarakat mengenai penyakit flu burung, sehingga
masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup tentang tanda tanda yang akan
muncul ketika seseorang terinfeksi virus H5N1 dan segera membawa ke rumah
sakit dan diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan dan
pengobatan yang baik agar tidak terjadi infeksi yang lebih berat. Selain itu sebagai
tenaga kesehatan sebaiknya berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan
pencegahan penyebaran virus H5N1, dengan meminimalkan faktor penyebab dan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pemerintah, serta kerjasama dengan
masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN