Anda di halaman 1dari 34

HALAMAN JUDUL

PROPOSAL SKRIPSI

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS UNIT CRUSHER DALAM


UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA DI PT.
DIZAMATRA POWERINDO, LAHAT, SUMATERA SELATAN

Usulan Penelitian untuk Skripsi


Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh
Hans Kristian
073001500051

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS UNIT CRUSHER DALAM


UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA DI PT.
DIZAMATRA POWERINDO, LAHAT, SUMATERA SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI

Usulan Penelitian untuk Skripsi


Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh
Hans Kristian
073001500051

Foto
2x3

Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Nama Pembimbing Utama) (Nama Pembimbing Pendamping)


NIK NIK

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan

(Nama Ketua Program Studi)


NIK

II
ABSTRAK

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS UNIT CRUSHER DALAM


UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA DI PT.
DIZAMATRA POWERINDO, LAHAT, SUMATERA SELATAN

Hans Kristian
073001500051
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Kebumian dan Energi,
Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Kegiatan pengolahan yang dilakukan oleh PT Dizamatra Powerindo sebatas


pada proses crushing dengan menggunakan crusher dimana kapasitas crusher di
site Lahat 400 ton/jam dan kapasitas crusher di pelabuhan Patra Tani dengan
kapasitas 400 ton/jam. Tahun 2018 direncanakan produksi batubara yang dicrusher
sebesar 3.273.878 ton. Namun dalam realisasinya hanya sebanyak 2.626.263 ton.
Hal tersebut karena adanya hambatan yang mempengaruhi produktivitas crusher
baik dalam masalah efisiensi waktu alat sehingga alat peremuk tidak dalat mencapai
target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan.

Maka dari itu dilakukan penelitian dengan membuat kajian serta evaluasi
agar dapat diketahui penyebab crusher tidak mencapai target produksi dan juga
dapat memberikan saran serta solusi bagi perushaan yang bersangkutan.

Kata kunci : crusher, produktivitas, efisiensi

III
ABSTRACT

EVALUATION PERFORMANCE OF CRUSHER IN THE


ACHIEVEMENT OF COAL PRODUCTION IN PT. DIZAMATRA
POWERINDO, LAHAT, SOUTH SUMATERA

Hans Kristian
073001500051
Study Program of Mining Enginering Enginering, Faculty Of
Earth Technology and Energy,Trisakti University, Jakarta,
Indonesia

The processing activities carried out by PT Dizamatra Powerindo are


limited to the crushing process by using a crusher where the capacity of the crusher
at Lahat site is 400 tons / hour and the capacity of the crusher is at Patra Tani port
with a capacity of 400 tons / hour. In 2018 it is planned to produce crushed coal
production of 3,273,878 tons. But in its realization there were only 2,626,263 tons.
This is because of the obstacles that affect the productivity of the crusher both in
the matter of time efficiency of the tool so that the crusher does not reach the
production target set by the company.
So from that carried out research by making studies and evaluations so that
it can be known the cause of the crusher does not reach the production target and
can also provide advice and solutions for the company concerned.

Keyword : crusher, produktivity, efficiency

IV
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
ABSTRAK .........................................................................................................iii
ABSTRACT ......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ..................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


I.1 Latar belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ................................................... 1
1.4 Batasan Masalah ......................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 2
1.6 Penelitian Terdahulu ................................................................... 3

BAB II TINJAUAN UMUM ............................................................................ 5


2.1 Sejarah PT. Dizamatra Powerindo ............................................... 5
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian .................................. 6
2.3 Keadaan Lingkungan Tambang ................................................... 8
2.4 Kualitas Batubara..................................................................... .14
2.5 Cadangan Batubara ................................................................... 15
2.6 Kegiatan Penambangan ............................................................. 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 21


3.1 Metodologi Penelitian ............................................................... 21
3.2 Tahap Penelitian ....................................................................... 21
3.3 Jadwal Penelitian ...................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25

V
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Matriks Penelitian Terdahulu. ............................................................... 3


Tabel 2.1 Umur dan Formasi batuan.......................................................................13
Tabel 2.2 Sumber Daya Terukur dan Cadangan Tahun 2017 dan 2018 ............... 16
Tabel 2.3 Sumber Daya dan Cadangan Tahun 2018 ........................................... 16
Tabel 2.3 Waktu dan Rencana Kegiatan Penelitian ............................................. 24

VI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta lokasi kesampaian daerah PT. Dizamatra Powerindo ................. 7
Gambar 2.2 Peta lokasi kesampaian daerah PT. Dizamatra Powerindo ................. 7
Gambar 2.3 Vegetasi daerah sekitar penelitian ..................................................... 9
Gambar 2.4 Keadaan Morfologi daerah sekitar .................................................. 10
Gambar 2.5 Peta pola struktur regional Cekungan Sumatera Selatan .................. 11
Gambar 4.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................. 23

VII
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN Nama Pemakaian


pertama kali
pada halaman

PT Perseroan Terbatas I
SH Sarjana Hukum 3
No Nomor 3
Drs Doktorandus 3
M.Hum Magister Hukum 3
M.Kn Magister Kenotarisan 3
MM Magister Manajemen 3
RKL Rencana Pengelolaan Lingkungan 3
RPL Rencana Pemantauan Lingkungan 3
FS Feasibility Study 3
KEP Keputusan 3
IUP Izin Usaha Pertambangan 3
AHU Administrasi Hukum Umum
3
KP Keputusan Mentri
4
BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi dan
Std Standar 4
Sekjen Sekretaris Jendral 4
SK Surat Keputusan 4
RI Republik Indonesia
4
Menlhk Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
8
C Celcius
12
ASTM American System for Telling material
FC Fix Carbon 12

VM Volatile Meter 12
BTU British Thermal Unit 12
Lb Pound 12

VIII
GAR Gross Air Receive 13
SNI Standar Nasional Indonesia 13
SR Stripping Ratio 14
Mm Milimeter
17
In Inchi
20
Ft Feet

IX
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Batubara merupakan salah satu sumber energi yang berguna dalam kebutuhan
manusia digunakan dalam segala aspek kebutuhan manusia. Indonesia sendiri memeiliki
cadangan batubara yang cukup besar terutama yang terdapat di pulau Sumatera dan
Kalimanran. Batubara adalah salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,
maka baiklah kita manfaatkan dengan sebaik dam seefektif mungkin.
Pada proses penambangan batubara, biasanya akan terjadi proses pengecilan ukuran
karena batubara tersebut kadang masih berbentuk bongkahan besar. Pengecilan ukuran
tergantung pada pemesanan pembeli atau pasar yang diinginkan (spesifikasi). Karena
permintaan pasar berbeda – beda, maka perlu dilakukan proses crushing.
Dalam proses crushing PT. Dizamatra Powerindo ada kalanya tidak dapat memenuhi
target produksi dan kerja unit crusher tidak bekerja secara optimal sehingga perlu
dilakukan kajian terhadap sistem dari proses pengolahan tersebut. Hal tersebut harus dikaji
terus menerus karena ada beberapa faktor yang menghambat aktivitas pengolahan batubara
tersebut yang juga menghambatnya pencapaian target produksi batubara. Dilakukannya
analisis kinerja unit crusher ini adalah acuan dalam pengoptimalisasi produktivitas alat
crusher di PT. Dizamatra Powerindo dengan melakukan perhitungan produktivitas secara
teoritis dan aktual untuk memperkecil faktor penghambat pada alat, agar tercapainya target
produksi yang ditetapkan oleh PT. Dizamatra Powerindo.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa produksi aktual alat Crusher PT Dizamata Powerindo?
2. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi produksi pada alat crusher ?
3. Apa upaya yang harus dilakukan agar tercapainya target produksi pada alat
crusher ?

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian


Maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas pada alat crusher.
1
2. Melakukan upaya yang dapat dilakukan untuk pencapaian target produksi
crusher
3. Mengetahui upaya yang direkomendasikan sudah dapat meningkatkan nilai
produktivitas dan target produksi pada crusher tercapai

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis kemampuan produktivitas hanya dilakukan pada 1 unit crusher
2. Analisis faktor – faktor ketidaktercapaian produktivitas hanya dilakukan pada 1
unit crusher
3. Data sekunder yang dugunakan pada penelitian ini adalah data dari 3 bulan
terakhir
4. Penelitian ini tidak membahas faktor ekonomi
5. Penelitian ini tidak membahas pengaruh kimiawi

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari dari kegiatan penelitian tugas akhir ini diharapkan:
1. Bagi mahasiswa
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan data secara teoritis dan aktual,
sehingga mendapatkan hasil optimal dan efisiensi kinerja produktivitas
crusher. Dengan penelitian ini menjadi syarat untuk mahasiswa dalam
mendapatkan gelar sarjana, membuat mahasiswa menjadi lebih mendalami
tentang pegolahan batubara berupa crushing.

2. Bagi perguruan tinggi


Mempererat hubungan kerjasama antara Universitas Trisakti dengan PT
Dizamatra Powerindo, tempat mahasiswa melaksanakan tugas akhir.

3. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menjadi solusi baru dalam pertimbangan dan
usulan bagi perusahaan agar tercapainya target produksi.

2
1.6 Peneliti Terdahulu

Tabel 1.1 Matriks Penelitian Terdahulu


No Nama,Tahun,Judul Permasalahan Upaya
Penelitian
1 Aditya Nugroho, Target produksi tidak Menetralisir waktu
2018, Evaluasi tercapai karena hujan, hambatan yang
Kinerja Clay Crusher stockpile penuh, berdampak pada tidak
Unit 1 Dalam Upaya gangguan listrik, optimalnya nilai
Pencapaian Produksi perpindahaan reclaimer, produktivitas, perlu
Batu Lempung Di Pt. persiapan mesin, ketegasan dalam
Semen Baturaja breakdown, kelebihan pengawasan, dilakukan
(persero) Tbk. Oku waktu istirahat, cleaning, penjadwalan ulang,
,sumatra Selatan keterlambatan alat gali perlunya dipasang
muat screening agar bolder
tidak ikut masuk
2 Apriyanto, 2016, Kerusakan alat, Peremajaan pada alat
Kajian Teknisi kegiatan maintenance, crusher, memasang atap
Pruduksivitas Unit faktor material, karyawan atau tutup pada material
Crusher Batu Granit yang kurang disiplin yang terkena hujan,
Di Pt Wira Penta melakukan pengawasan
Kencana Kabupaten lebih, memaksimalkan
Karimun Kepulauan kegiatan maintenance.
Riau
3 Samuel Djohan Hujan, no feed, stone Penambahan alat gali
Kristanto, 2016, block, waiting muat, mengubah
Evaluasi Pruduktivitas equipment, time break, flowchart secondary
Unit Crushing Plant repair and maintenance cruher, mengganti alat
Di Pt Riau Alam crusher dengan yang baru
Anugrah Indonesia
Tanjung Balai
Karimun Kepulauan

3
Riau
4 Nurkholis, 2018, Keterlambatan dumping, Perlu dilakukan
Kajian Kominusi kelebihan waktu istirahat, penjadwalan
Menggunakan Alat stockpile penuh, maintenance,peningkatan
Hammer Crusher perbaikan grade basket, pengawasan terhadap
Terhadap Jumlah Dan pergantian belt conveyor, material basah atau
Kualitas Produksi mengganti flat reclaimer, material yang
Batugamping Di Pt kabel trolley putus, mengandung sisipan
Semen kegiatan pelumasan, jenis yang akan didumping ke
Baturaja(persero), Tbk material, menunggu hopper.
blasting, perpindahan
reclaimer

4
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah PT Dizamatra Powerindo


Berikut adalah sejarah singkat dari PT. Dizamatra Powerindo :
- Pendirian PT Dizamatra Powerindo berdasarkan Akte Notaris Drs. Trisasono,
SH No. 27 tertanggal 15 Juni 1994, dan disahkan dengan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. 02.12940.HT.01.01-Tahun 1994
tertanggal 27 Agustus 1994, dimana perubahan Anggaran Dasarnya telah
disesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dengan Akta Notaris Ira Sudjono, SH, M.Hum, M.Kn, MM No. 35
tanggal 11 September 2009 dan surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No. AHU-49472.AH.01.02.Tahun 2009
tertanggal 13 Oktober 2009, dan sebagaimana telah dirubah dengan akte
perubahan terakhir No. 41, tanggal 06 Maret 2015 Notaris Vini Suhastini, SH,
M.Kn, dan telah terdaftar pada Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, sebagaimana Surat No. AHU-AH.01.03-0014731 tertanggal 09
Maret 2015.
- Surat Keputusan BLH Nomor 394/KEP/BLH/2008 tanggal 27 Oktober 2008
tentang Kelayakan Analisa Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RP.L);
- Surat Keputusan Bupati Nomor 540/919/Pertambangan/2008 tanggal 11
November 2008 tentang Persetujuan Studi Kelayakan atau Feasibility Study
(FS) PT Dizamatra Powerindo;
- Surat Keputusan Bupati Nomor 503/428/KEP/PERTAMBEN/2008 tanggal 13
November 2008 tentang Pemberian Izin Kuasa Pertambangan Eksploitasi
seluas 971 hektar;
- Surat Keputusan Bupati Lahat No. 503/172/KEP/PERTAMBEN/2010 tanggal
29 April 2010 tentang Penyesuaian KP Eksploitasi Menjadi IUP Operasi
Produksi PT Dizamatra Powerindo (“IUP PT DP”);

5
- Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Modal Daerah Kabupaten Lahat Nomor 503.4/04/KEP/BPPT&PMD/2015
tanggal 31 Agustus 2015 tentang Izin Pembuangan Limbah Cair;
- Surat Keputusan Bupati No. 423/KEP/BLH/2014 tanggal 31 Desember 2014
Tentang Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
kepada PT. Dizamatra Powerindo;
- Ketetapan CnC dari Kementerian ESDM No 547/Bb/03/2015 tertanggal 8
April 2015;
- Izin Ekspor Terdaftar ET-BATUBARA No.03 ET-04.15.0058;
- Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No SK.892/Menlhk/
Setjen/STD.0/12/2017 Hasil Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup 2015-2017 dengan Peringkat Biru

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian


Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi PT. Dizamatra
Powerindo secara geografis berada pada koordinat 103o 35’ 54,30’’ – 103o 38’ 47,10’’
Bujur Timur dan 3o 43’ 18,60’’ – 3o 45’ 38,20’’ Lintang Selatan. Secara administratif
berada di Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan.
Untuk mencapai lokasi IUP, perjalanan dari Jakarta ke Palembang dengan
transportasi udara selama ± 1 jam, kemudian dari Kota Palembang menuju lokasi IUP
searah dengan Kota Lahat dilakukan dengan perjalanan darat menggunakan kendaraan roda
empat dengan lama perjalanan ± 5 jam. Jalan yang dilalui menuju lokasi IUP merupakan
Jalan Propinsi dan Jalur Lintas Sumatra. Lokasi IUP terletak di Jalur Trans Sumatra
sehingga akses menuju lokasi IUP sangat mudah.
Sarana perhubungan dari kota Lahat menuju lokasi IUP dapat ditempuh dengan
menggunakan sarana angkutan darat yang berupa kendaraan roda dua dan kendaraan roda
empat dengan lama perjalanan ± 30 menit. Perjalanan menuju ke lokasi IUP cukup lancar
karena ditunjang oleh fasilitas Jalan Kabupaten dan Jalan Kecamatan yang kondisinya
cukup baik.

6
(Sumber : PT. Dizamatra Powerindo)
Gambar 2.1: Peta lokasi Kesampaian Daerah PT. Dizamatra Powerindo

(Sumber : PT. Dizamatra Powerindo)


Gambar 2.2. Peta Lokasi Kesampaian daerah PT Dizamatra Powerindo

7
2.3 KEADAAN LINGKUNGAN TAMBANG

2.3.1 Keadaan Sosial Penduduk


Penduduk di daerah ini terdiri dari Suku Melayu dan suku-suku pendatang
seperti Jawa, Minang, Batak, dan Sunda. Meski merupakan masyarakat minoritas,
namun ke-empat suku pendatang ini sudah puluhan tahun bermukim di daerah
tersebut dan umumnya sudah berbaur dengan penduduk setempat. Bahkan, banyak
diantara mereka yang sudah menjalin persaudaraan atau menikah dengan penduduk
asli.
Adat istiadat dan kehidupan sosial budaya penduduk disana secara umum
berlangsung baik dan saling pengertian baik dalam pergaulan sehari-hari maupun
dalam wadah organisasi kemasyarakatan.
Mata pencaharian penduduk disana sebagian besar berprofesi sebagai
petani, buruh perkebunan kelapa sawit, pegawai negeri dan sebagian bekerja di
perusahaan tambang batubara. Kegiatan ekonomi terpusat di Kota Lahat yang
merupakan ibukota Kabupaten Lahat. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas seperti
bank, pasar, kantor pemerintahan, rumah sakit, puskesmas, toko sparepart dan
bahan makanan semuanya berada di Kota Lahat dikarenakan jarak antara desa
mereka ke Kota Lahat tidak terlalu jauh, sehingga mereka memilih untuk membeli
dan mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari langsung datang ke Kota Lahat.

2.3.2. Flora dan Fauna


Kekayaan alam flora di Kabupaten Lahat tidaklah jauh berbeda dengan
kabupaten- kabupaten lain di Indonesia. Kekayaan alam flora yang terdapat di
Kabupaten Lahat berupa beberapa jenis tumbuhan keras dan bunga yang memiliki
keunikan tersendiri. Adapun tumbuhan keras yang ada di Kabupaten Lahat antara
lain bermacam-macam jenis kayu, misalnya Unglen, Merawan, Petanang,
Tembesu, Nibung, Gelam, Meranti, Pinus, Kulim, dan masih banyak lagi. Dari
beberapa jenis kayu diatas ada kayu-kayu yang digunakan untuk bahan pembuatan
barang furniture dan kayu untuk membuat rumah. Sementara, jenis tumbuhan
bunga yang ada di Kabupaten Lahat antara lain bunga Paku Tiang, Terentang,
Sindur, Anggrek, dan masih banyak lagi jenis- jenis lainnya.
Kekayaan faunanya juga tidaklah asing bagi masyarakat di Indonesia. Hal ini
dikarenakan alamnya yang dilintasi oleh garis khatulistiwa sehingga banyak
8
persamaan, baik tumbuhan maupun hewan liar, dengan yang ada di beberapa
kepulauan nusantara ini. Namun demikian, di Kabupaten Lahat masih terdapat
beberapa jenis hewan-hewan liar yang hampir punah, seperti Gajah, Badak dan
beberapa hewan liar lainnya. Meskipun jumlahnya tidak banyak, namun Kabupaten
Lahat masih memiliki kekayaan fauna tersebut dikarenakan masih adanya hutan-
hutan lebat yang ada dibeberapa daerah, terutama daerah-daerah yang masuk
kedalam zona kawasan hutan yang di lindungi oleh pemerintah.

(Sumber : PT. Dizamatra Powerindo)


Gambar 2.3: Vegetasi daerah sekitar penelitian

2.3.3. Morfologi

Daerah penambangan berdasarkan pembagian morfologi regional secara


deskriptif memiliki dua satuan morfologi yaitu, Satuan Morfologi Perbukitan
Bergelombang Sedang dan Satuan Morfologi Dataran Aluvial. Satuan Perbukitan
Bergelombang Sedang menempati sebagian besar (80%) dari luas daerah ini
dengan ketinggian berkisar antara 60 sampai 130 meter di atas permukaan laut.
Dengan kemiringan rata-rata 18%, satuan morfologi ini dicirikan oleh relief yang
bergelombang dan memiliki pola aliran sungai dendritik.

9
(Sumber : PT. Dizamatra Powerindo)

Gambar 2.4: Keadaan Morfologi daerah sekitar

2.3.4. Iklim dan Curah Hujan


Secara umum kondisi iklim di daerah penambangan PT. Dizamatra
Powerindo Lahat adalah tropis basah, mempunyai suhu udara rata-rata maksimum
32 C, penyinaran matahari berlangsung sepanjang tahun. Sebagaimana umumnya
daerah tropis maka dilokasi tambang Batubara Lahat mempunyai dua musim
yakni musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau pada bulan Juni sampai
dengan September dan musim hujan pada bulan Oktober sampai dengan Maret.

2.3.5. Keadaan Geologi


Geologi regional daerah Penambangan dipengaruhi oleh sistem penunjaman
lempeng yang terdapat di sebelah barat Pulau Sumatera, yaitu antar Lempeng
Eurasia yang relatif diam dengan Lempeng India-Australia yang bergerak ke arah
utara hingga timutlaut. Secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
keadaan batuan, morfologi, tektonik dan struktur geologi di daerah penambangan
yang berada di Cekungan Sumatera Selatan.

10
(Sumber : PT. Dizamatra Powerindo)
Gambar 2.5: Peta pola struktur regional Cekungan Sumatera Selatan.

Berdasarkan konsep tektonik lempeng, kedudukan cekungan batubara


Tersier di Indonesia bagian barat berkaitan dengan busur kepulauan. Dalam sistem
ini dikenal adanya cekungan busur belakang, cekungan busur depan dan cekungan
intramontana atau cekungan antar busur. Masing-masing cekungan tersebut
memiliki karakteristik endapan batubara yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dilain pihak, semua cekungan batubara Tersier di Indonesia (termasuk Cekungan
Sumatera Selatan) digolongkan jenis cekungan paparan karena berhubungan
dengan kerak benua pada semua sisinya, kecuali Cekungan Kutai dan Cekungan
Tarakan di Kalimantan Timur yang digolongkan sebagai kontinental margin.
Menurut De Coster (1974), Cekungan Sumatera Selatan telah mengalami
tiga kali orogenesa, yakni : pada zaman Mesozoikum Tengah, Kapur Akhir –
Tersier Awal dan Plio Plistosen. Setelah orogenesa terakhir dihasilkan kondisi
struktur geologi regional seperti terlihat pada saat ini yaitu:
 Zone Sesar Semangko, merupakan hasil tumbukan antara Lempeng
Sumatera Hindia dan Pulau Sumatera, akibat tumbukan ini gerak rotasi
diantara keduanya.
 Perlipatan dengan arah utama barat laut – tenggara, sebagai hasil efek gaya
kopel Sesar Semangko.
 Sesar-sesar yang beasosiasi dengan perlipatan dan sesar-sesar Pra Tersier
yang mengalami peremajaan.
11
Berdasarkan hasil penelitian De Coster (1974) mengenai siklus
pengendapan di Cekungan Sumatera Selatan, disimpulkan bahwa batuan dan
endapan batubara yang termasuk kedalam Formasi Muara Enim memiliki siklus
pengendapan regresi.
Secara umum Cekungan Sumatera Selatan menghasilkan endapan batubara
dengan penyebaran yang cukup luas, namun memiliki peringkat batubara yang
tidak terlalu tinggi, kecuali disekitar daerah intrusi batuan beku.

2.3.6. Keadaan Stratigrafi


Menurut S. Gafoer dkk (1986), daerah penambangan termasuk ke dalam
satuan formasi batuan mulai dari yang paling tua ke paling muda sebagai berikut
:
1. Formasi Gumai yang tersusun atas batulempung, serpih yang dibeberapa
tempat berupa gampingan, dengan sisipan batugamping.
2. Formasi Air Benakat berupa perselingan batulempung dengan batulanau
dan serpih yang pada umumnya bersifat karbonatan
3. Formasi Muara Enim berupa batulempung, betulanau dan batupasir tufaan
dengan sisipan batubara
4. Formasi Kasai yang tersusun atas tufa, tufa pasiran dan batupasir tufaan
yang mengandung batuapung
5. Satuan gunungapi muda berupa breksi gunungapi, lava dan tufa yang
bersifat andesit
6. Satuan endapan alluvium yang tersusun atas pasir, lanau dan lempung.

Berdasarkan stratigrafi regional daerah penambangan, diketahui bahwa


lapisan pembawa batubara di daerah penambangan adalah Formasi Muara Enim.
Formasi ini tersusun oleh lapisan batulempung, batulanau dan batupasir tufaan
dengan sisipan batubara.
Daerah penelitian termasuk bagian Antiklinorium Muara Enim dengan
orientasi Sumbu Sinklin berarah barat-timur. Selain struktur sinklin dan antiklin
di daerah ini juga terdapat struktur sesar dan kekar. Struktur geologi tersebut
diketahui berdasarkan pengamatan data lapangan.

12
Struktur sinklin dan antiklin diketahui oleh adanya kemiringan
batuan/batubara yang saling berlawanan antara satu sama lainnya secara
berganti-ganti sebanyak 2 pasang.

Tabel 2.1

Umur dan Formasi batuan

13
2.4 KUALITAS BATUBARA
Klasifikasi ini dikembangkan di Amerika oleh Bureau of Mines yang akhirnya
dikenal dengan Klasifikasi menurut ASTM (America Society for Testing and Material).
Klasifikasi ini berdasarkan rank dari batubara itu atau berdasarkan derajat metamorphism
nya atau perubahan selama proses coalifikasi (mulai dari lignite hingga antrasit). Untuk
menentukan rank batubara diperlukan data fixed carbon (dmmf), volatile matter (dmmf)
dan nilai kalor dalam Btu/lb dengan basis mmmf (moist, mmf). Pengklasifikasian batubara
bertujuan untuk mengetahui variasi mutu atau kelas batubara.

Cara pengklasifikasian batubara dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk batubara dengan kandungan (VM) kurang dari 31 %, klasifikasi


didasarkan pada fixed carbon (FC), yaitu :
a. Meta anthracite coal FC > 98%

b. Anthracite coal 98% >FC > 92%

c. Semi anthracite coal 92% > FC > 86%

d. Low volatile bituminous coal 86% > FC > 78%

e. Medium volatile bituminous coal 78 > FC > 69%

2. Untuk batubara dengan kandungan volatile matter lebih dari 31%,


klasifikasi didasarkan atas nilai kalorinya (btu/lb), yaitu:
a. Group anthracitic coal yang mempunyai nilai kalori lebih dari
14.000 Btu/lb, antara lain:
1. Metaanthracite

2. Anthracite

3. Semianthracite

b. Group bituminous coalyang mempunyai nilai kaloriantara


13.000 - 14.000 btu/lb, antara lain:
1. Low Volatile bituminous coal

2. Medium Volatile bituminous coal

3. High Volatile A bituminous coal

4. High Volatile B bituminous coal


14
5. High Volatile C bituminous coal

c. Group subbituminous coal yang mempunyai nilai kalori antara 8.300


- 13.000 Btu/lb, antara lain :

1. Sub Bituminous A coal

2. Sub Bituminous B coal

3. Sub Bituminous C coal

d. Group Lignit coal dengan nilai kalori kurang dari 8.300 Btu/lb, antara
lain:

1. Lignit

2. Brown coal

Dengan cara pengklasifikasian diatas, batubara PT Dizamatra Powerindo secara


umum termasuk kelas sub bituminous dengan low-volatil dan GAR 4600.

2.5 CADANGAN BATUBARA


Sumber daya dan cadangan batubara diklasifikasikan berdasarkan keyakinan
geologi serta kejelasan bentuk, ukuran, posisi dan sebaran endapan. Klasifikasi cadangan
batubara PT Dizamatra Powerindo dibuat sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(“SNI”).
Jumlah sumber daya dan cadangan batubara pada akhir tahun 2018 dihitung dari
jumlah sumber daya dan cadangan akhir tahun 2016 dikurangi jumlah perkiraan produksi
batubara tahun 2018, sedangkan sumber daya dan cadangan akhir tahun 2018 dihitung dari
perkiraan sumber daya dan cadangan akhir tahun 2018 dikurangi dengan rencana produksi
batubara tahun 2018
Dengan sumber daya terukur pada awal tahun 2018 sebesar 213.250.680 ton dan
perkiraan produksi tahun 2018 sebesar 1.940.909 ton sehingga pada akhir tahun 2018
tersedia cadangan sebesar 211.309.771 ton.
Dengan rencana produksi sebesar 3.208.400 ton pada tahun 2018, maka sumber
daya dan cadangan akhir tahun 2018 adalah 208.101.371 ton dan 128.662.058 ton.

15
Tabel 2.2
Sumber Daya Terukur dan Cadangan Tahun 2017 dan 2018

Tabel 2.3
Sumber Daya dan Cadangan Tahun 2018

2.6 KEGIATAN PENAMBANGAN


Kegiatan penambangan dilakukan dengan metode tambang terbuka (open pit),
dimana lapisan penutup akan digali dengan excavator untuk dipindahkan ke lokasi
penimbunan dengan menggunakan dump truck. Operasi penambangan yang dilakukan
meliputi penggalian bebas, penggaruan, pemuatan dan pengangkutan. Kegiatan
penambangan dimulai dari mengupas lapisan penutup pada blok-blok yang sudah
ditentukan dengan arah penggalian diawali dari singkapan batubara pada batas tertentu,
kemudian diikuti dengan penggalian lapisan batubara.

2.6.1 Pembersihan Lahan


a. Penanganan vegetasi
Kegiatan pembukaan lahan yang meliputi pekerjaan pembersihan dari vegetasi
termasuk pemindahan dan penebangan pohon, semak belukar, akar dan tanah
yang tidak terpakai dilakukan dengan menggunakan bulldozer dibantu dengan
bulldozer dan grader.
b. Penanganan boulder
16
Penanganan bongkahan besar (boulder) pada area land clearing dilakukan
dengan bulldozer yang dilengkapi dengan ripper atau alat garu di bagian
belakang yang berguna untuk memberaikan (loosing) boulder yang bersifat
massive. Atau dapat juga dilakukan dengan mengganti bucket excavator dengan
shockbreaker batuan untuk memecahkan boulder.

2.6.2 Penggalian tanah penutup/overburden (OB)


Penggalian tanah penutup akan dilakukan dengan bulldozer dan excavator.
Bulldozer berfungsi sebagai pemberai, pada batuan yang keras digunakan alat garu (ripper)
dan selanjutnya dikumpulkan untuk dimuat ke dalam dump truck. Peralatan garu yang akan
digunakan adalah dengan menggunakan ripper bulldozer merek Komatsu D’155’A
kapasitas 9,4 m3.
Tanah penutup akan ditimbun di tempat penimbunan yang berada di luar area
penggalian (outpit). Lokasi waste dump area ini berada di bagian utara front penambangan.
Jika sudah terdapat daerah yang selesai ditambang, maka dilaksanakan back filling yaitu
melakukan penimbunan OB pada daerah bekas tambang. Cara ini disamping akan
mengurangi jarak angkut tanah penutup juga akan mengurangi dampak lingkungan dengan
mengisi kembali lubang-lubang bekas tambang, selanjutnya ditabur dengan tanah pucuk
sebelum dilakukan revegetasi

2.6.3 Penggalian dan Pemuatan Batubara


Penggalian batubara dilakukan menggunakan excavator sebagai alat gali dan
dimuat ke dump truck yang kemudian dibawa dari front penambangan ke stockpile yang
berada di bagian timur bagian utara pit. kegiatan penggalian batubara (coal getting) selain
menggunakan peralatan yang dimilik sendiri PT DP juga akan menyewa peralatan dari
pihak ketiga/kontraktor

2.6.4 Pengolahan Batubara


Kegiatan pengolahan yang dilakukan oleh PT DP sebatas pada proses crushing
dengan menggunakan crusher dimana kapasitas crusher di site Lahat 400 ton/jam dan
kapasitas crusher di pelabuhan Patra Tani dengan kapasitas 400 ton/jam. Crusher sendiri
adalah alat untuk pengecilan ukuran butir dengan cara batuan tersebut dipecahkan secara
mekanis (kominusi). Hal ini biasa dilakukan dalam proses pengolahan bahan galian untuk
17
mendapatkan ukuran batuan sesuai dengan permintaan atau keperluan.
Tujuan dari proses kominusi adalah :

1. Untuk memperkecil ukuran batuan hingga ukuran yang diinginkan sesuai


keperluan atau permintaan pasar.

2. Untuk melepaskan mineral berharga dari ikatan mineral pengotornya.


3. Mempermudah proses pengangkutan.

Faktor yang harus diperhatikan dalam proses kominusi adalah :

1. Mudah atau sukarnya bahan galian tersebut remuk (brittleness)


2. Bentuk bahan galian jika pecah (fracture)
3. Kekerasan bahan galian (hardness)
4. Berat jenis bahan galian (density)

Secara garis besar, proses pengecilan ukuran dibedakan dalam 3 tahap, yaitu :

1. Primary crushing
2. Secondary crushing
3. Tertiary crushing
Untuk mengetahui alat crusher bekerja dengan baik atau tidaknya, maka harus
dilakukan perhitungan produktivitas, waktu kerja, serta ketersediaan alat crusher itu
sendiri. Berikut adalah perhitungan – perhitungan yang perlu dilakukan :

2.6.4.1 Produktivitas Crusher

Produktivitas alat crusher dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

P = C x We

Keterangan :

C = Kapasitas unit crusher (ton/jam)

We = Waktu kerja efektif (jam)

18
2.6.4.2 Waktu efektif

Waktu efektif adalah waktu yang digunakan untuk menghasilkan produksi dimana
terdapat kehilangan waktu dari waktu yang seharusnya dikarenakan adanya hambatan-
hambatan. Dengan memperhitungkan hambatan tersebut maka waktu kerja efektif dapat
dihitung dengan perhitungan berikut

We = Wt – (Wn + Wu)

Keterangan :

We = Waktu kerja efektif

Wt = Waktu kerja tersedia

Wn = Waktu hambatan yang dapat dihindari

Wu = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari

2.6.4.3 Ketersediaan Alat


 Mechanical Availability

Mechanical Availability merupakan cara untuk mengetahui kondisi mekanis dari


alat yang sedang digunakan. Jika ketersediaan mekanis kecil makan kondisi mekanis alat
kurang baik dan jam perbaikan alat semakin tinggi. Persamaannya sebagai berikut :

𝑊
𝑀𝐴 = 𝑥 100%
𝑊+𝑅

Dimana W = Working Hours

R = Repair Hours

 Use of Availability

Use of availability menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu
alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan (available). Angka dari use
of availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat dimanfaatkan.

19
Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan.
Persamaannya sebagai berikut

𝑊
𝑈𝐴 = 𝑥 100%
𝑊+𝑆

Dimana W = Working Hours

S = Standby Hours

 Physical Availability

Physical availability merupakan suatu faktor yang menunjukkan ketersediaan alat


untuk melakukan kerja dengan memperhitungkan waktu yang hilang akibat beberapa
faktor, baik yang terduga ataupun tak terduga. Persamaannya sebagai berikut.

𝑊+𝑆
𝑃𝐴 = 𝑥 100%
𝑊+𝑅+𝑆

 Effective Utilization

Cara menunjukkan berapa persen seluruh waktu kerja yang dapat dimanfaatkan untuk
kerja produktif

𝑊
𝐸= 𝑥 100%
𝑊+𝑅+𝑆

20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penilitan


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

3.2 Tahapan Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan tahapan dari penelitian mulai dari awal
hingga selesai. Adapun tahapannya sebagai berikut.

3.2.1 Studi Literatur


Studi literatur dilakukan dengan mempelajari referensi dan diambil sebagian dari
referensi tersebut untuk keperluan pengambilan data. Adapun data yang diambil seperti
data keadaan geologi, peta, laporan, crushing plant, spesifikasi alat. Data-data tersebut
diperoleh dari buku laporan serta handbook yang ada di PT. Dizamatra Powerindo

3.2.2 Observasi Lapangan


Melakukan pengamatan langsung di lapangan terkait dengan kegiatan crushing di
crushing plant PT. Dizamatra Powerindo. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat dan
mendapatkan hasil dari pengamatan langsung mengenai proses crushing dan bertujuan
untuk mengetahui masalah yang terjadi pada kegiatan crushing.

3.2.3 Pengambilan Data


3.2.3.1 Pengambilan data sekunder pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Spesifikasi alat Crusher


b. Peta dan lokasi penambangan
c. Topografi daerah
d. Target produksi
e. Jadwal kerja alat yang
ditetapkan perusahaan

21
3.2.3.2 Pengambilan data primer pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Jadwal kerja alat Crusher aktual


b. Waktu hambatan selama proses produksi alat Crusher

3.2.4 Pengolahan dan Analisa Data


Menganalisa dan membandingkan data yang telah dilakukan perhitungan secara teoritis
dengan kondisi aktual di lapangan. Analisa perhitungan dalam upaya perbaikan produksi
unit crusher dan memberikan alternatif solusi untuk mencapai target produksi.
Perhitungan – perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan kekurangan produksi
batubara pada proses crushing, perhitungan waktu kerja efektif alat crusher, perhitungan
mechanical availability alat crusher, perhitungan phisical availability alat crusher,
perhitungan use of avaibility alat crusher, perhitungan efisiensi alat crusher, dan
perhitungan produktivitas alat crusher.

3.2.5 Kesimpulan dan Saran


Setelah dilakukan pengolahan dan analisa data, maka dapat ditarik kesimpulan dari
analisa data sehingga dapat memberi saran atau solusi untuk menyelesaikan masalah di
lapangan terkait hasil penelitian. Diagram alir penelitian sebagai berikut :

22
Evaluasi Produktivitas Unit Crusher

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengambilan Data

Data Sekunder Data Primer


a. Spesifikasi alat Crusher a. Jadwal kerja alat Crusher
b. Peta dan lokasi penambangan aktual
c. Topografi daerah b. Waktu hambatan selama
d. Target produksi proses produksi alat
e. Jadwal kerja alat yang Crusher
ditetapkan perusahaan

Pengolahan Data :
- Ketersediaan alat crusher
- Effisiensi kinerja alat crusher
- Produktivitas kinerja aktual alat
crusher
- Hasil produksi efektif alat crusher
- Identifikasi waktu hambatan
- Upaya optimasi produktivitas alat
crusher
Tidak

Hasil produksi crusher sesuai


target produksi ?

23
Tidak
Ya

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.1
Diagram Alir Penelitian

1.3 Jadwal Penelitian


Adapun waktu pelaksanaan tugas akhir dapat dirincikan sebagai berikut :

Tabel 4.1
Waktu dan Rencana Kegiatan Penelitian

24
DAFTAR PUSTAKA

1
boyd, key. 2001. “Crushing Plant”. Vancouver, BC. AMEC Mining & Metals.

2
Hermanto, Teguh. 2013. “Kominusi”. Jakarta

3
Rochmanhadi. 1982. “Pemindahaan Tanah Mekanis”. Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai