PROPOSAL SKRIPI
Oleh
Taharah Incia Mulia Akbar
073001800060
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Taharah Incia Mulia Akbar
073001800060
Foto
2x3
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
(Dr. Pantjanita Novi Hartami, ST., MT) (Ririn Yulianti, ST., MT)
NIK 2389/USAKTI NIK 3544/USAKTI
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan
2
ABSTRAK
3
ABSTRACT
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
ABSTRACT..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
I.1 Latar belakang................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah..........................................................................1
I.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian......................................................2
I.4 Batasan Masalah............................................................................2
I.5 Manfaat Penelitian.........................................................................2
BAB II TINJAUAN UMUM...............................................................................4
II.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah.....................................................4
II.2 Kondisi Geologi Regional, Iklim dan Curah Hujan.......................5
II.3 Kegiatan Penambangan..................................................................5
II.3.1 Sistem dan Metode Penambangan........................................5
II.3.2 Siklus Penambangan.............................................................7
II.4 Ventilasi Tambang Bawah Tanah.....................................................8
II. 5 Pengendalian Kualitas Udara...........................................................9
II.5.1 Temperatur Efektif...........................................................9
II.5.2 Kelembaban Relatif.........................................................9
II.5.3 Kandungan Udara..........................................................10
II.5.4 Debu...............................................................................10
II.6 Pengendalian Kuantitas Udara........................................................10
II.6.1 Kecepatan udara.................................................................10
II.6.2 Debit Udara........................................................................10
II.6.3 Jenis-jenis hambatan aliran udara.......................................11
II.7 Swabakar.........................................................................................12
II.8 Dasar Hukum Undang Undang Ketentuan Ventilasi Tambang......12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................13
III.1 Metode.........................................................................................13
III.2 Data dan Sumber Data.................................................................13
III.2.1 Data Primer.......................................................................13
III.2.2 Data Sekunder...................................................................13
III.3 Prosedur Kerja...............................................................................14
III.3.1 Pengukuran Kecepatan Udara...........................................14
III.3.2 Pengukuran temperatur basah, temperatur kering dan
kelembaban relatif..........................................................15
III.3.3 Pengukuran Tekanan Udara..............................................16
5
III.3.4 Penentuan Gas Pengotor...................................................17
III.3.5 Kuantitas Debu..................................................................18
III.3.6 Software Ventsim...............................................................18
III.4 Tahapan Penelitian........................................................................19
III.5 Diagram Alir..................................................................................22
III.6 Jadwal Penelitian...........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
8
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
H2 S Hidrogen Sulfida 16
CH4 Metan 16
9
IV.2.1.1 PENDAHULUAN
1
IV.2.1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada penelitian ini, maka rumusan
masalah adalah sebagai berikut
1. Bagaimana kondisi jaringan ventilasi di tambang bawah tanah PT AIC
Jaya?
2. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya swabakar pada
tambang bawah tanah PT AIC Jaya ?
2
I.6 Peneliti Terdahulu
Adapun peneliti terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. 1 Peneliti Terdahulu
Nama dan Tahun Ringkasan Penelitian.
(Hisyam Dwi Putranto, 2020) Penelitian ini mengevaluasi sistem
jaringan ventilasi dengan mengetahui
kondisi kuantitas dan kualitas udara
udara pada front penambangan di PT
Allied Indo Coal Jaya.
(Bestari Larasati, 2020) Penelitian ini mengevaluasi jaringan
ventilasi di Clok Cikoneng secara
kuantitatif.
(Nico Parulian Napitupulu, 2018) Pada penelitian ini dilakukan
mengkaji dan mengevaluasi kondisi
actual yang dikeluhkan oleh banyak
pekerja yang diakibatkan oleh
tingginya kadar kelembaban dan suhu
di Blok Cikoneng.
(Ririn Yulianti, 2013) Penelitian ini menganalisis penyebab
dari sistem jaringan ventilasi di Blok 2
tambang cikoneng
3
IV.2.1.7 TINJAUAN UMUM
a) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Batu Tanjung dan Desa Tumpuak
Tangah, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto
b) Sebelah timur berbatasan dengan Jorong Bukit Bua dan koto Panjang
Nagari V Koto, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung.
c) Sebelah selatan berbatasan dengan Jorong Koto Panjang Nagari V Koto,
Kecamatan Koto VII, Kabupatean Sijunjung, dan Desa Salak, Kecamatan
Talawi, Kota Sawahlunto
d) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota
Sawahlunto
4
Untuk mencapai lokasi ini dapat dilakukan dengan perjalanan
menggunakan pesawat terbang dari Jakarta - Padang sekitar 2 jam,
dilanjutkan dengan menggunakan jalur darat menggunakan kendaraan roda
empat sekitar 3 jam.
5
seperti:
Adapun kelebihan dan kekurangan pada tambang bawah tanah antara lain:
1. Keunggulan tambang bawah tanah
a. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah
b. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait
dengan SR
c. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah
lingkungan (misal:cut and fill, shrinkage stoping, stope and pillar)
d. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan
6
e. .Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.
7
2. Pengeboran (Drilling)
Pengeboran bertujuan untuk pengambilan batubara dengan menggunakan
alat Jack Hammer model TCA-7 yang memiliki tenaga 1,81 HP.
3. Penyanggan (Supporting)
Penyanggaan bertujuan untuk memperkuat batuan agar tidak runtuh dan
berfungsi untuk menghindari adanya jatuhan akibat aktivitas ledakan atau
bidang lemah.
8
sehingga dapat diperoleh suasana di lingkukan kerja yang aman dan
nyaman.
II. 5 Pengendalian Kualitas Udara
IV.2.1.8 Temperatur Efektif
Temperatur efektif dapat ditentukan dengan mengukur temperatur
cembung kering (Td), temperatur cembung basah (Tw), dan kecepatan udara (V),
tempatkan nilai Tw pada skala vertikal sebalah kanan yang bertuliskan temperatur
pada grafik temperatur efektif, lalu tempatkan nilai garis vertikal sebelah kiri yang
bertuliskan dry-bulb temperatur pada grafik temperatur efektif, lalu tarik garis
penghubung dari titik Td ke Tw yang sudah ditandai, kemudian tandai titik
kecepatan udara (velocity of air) pada kurva yang bersigungan dengan garis Td
dan Tw. Dari garis yang menyambungkan dapat dilihat titik yang berpotongan
dengan garis dari kecepatan uda menjadi nilai temperatur efektif .
9
IV.2.1.9 Kelembaban Relatif
Merupakan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran dalam fase
gas.
IV.2.1.10 Kandungan Udara
Pramod Thakur (Advanced Mine Ventilation, 2018) berpendapat bahwa
untuk satu ton batubara dibutuhkan 20 ton udara segar dengan kandungan
seperti tabel.
Tabel 2. 1 Komposisi Udara Segar
Unsur Volume Berat
(%) (%)
Nitrogen (N2) 78.09 75.53
Oksigen (O2) 20.95 23.14
Karbon dioksida (CO2) 0.03 0.046
Argon (Ar) 0.93 1.284
Selain unsur-unsur pada udara segar pada tambang bawah tanah juga terdapat
gas-gas pengotor. Gas tersebut dapat berupa, Karbon Dioksida (CO2), Karbon
Monoksida, Hidrogen Sulfida (H2S), Methane (CH4), Nitrogen Dioksida
(NO2), dan Sulfur Dioksida (SO2)(Tahiti Coal et al., n.d.-a).
IV.2.1.11 Debu
Debu adalah partikel padat yang memiliki ukuran lebih kecil dari 100 μm ( 1
μm = 10-4 cm) yang bisa dibawa dan disebarkan oleh udara. Debu batubara
jika bertebaran di dalam tambang dapat menimbulkan dua macam bahaya,
yaitu ledakan debu batubara dan pneumoconiosis pada pekerja. Ledakan dapat
terjadi minimal jika konsentrasi debu batubara 86.5 g/m3 udara (Tahiti Coal et
al., n.d.)
10
serta dapat meningkatkan efektifitas kerja.
II.6.2 Debit Udara
Kuantitas perlu dihitung berdasarkan kecepatan aliran udara dan pengukuran luas
penampang dari saluran terlebih dahulu.
Q=V . A (II.1)
Keterangan:
Q = Jumlah udara (m2 /detik)
V = Kecepatan aliran udara tambang (m/s)
A = Luas penampang udara tambang (m2 )
Perhitungan kuantitas udara berdasarkan kebutuhan udara minimum untuk
respirasi pekerja di bagian depan kerja. Jika persyaratan minimum untuk bernafas
adalah 0,01 m3/detik/orang.
2. Friction Loss
Terjadi akibat gesekan pada jalur udara sehingga aliran udara terhambat.
K . P . L . Q2
Hf = 3 (II.3)
5,2. A
Keterangan:
K = Faktor gesek saluran (kg/m3)\
P = Keliling saluran (m)
A= Luas dimensi (m3)
Q = Debit udara (m3/s)
11
L= Panjang dimensi (m)
3. Shock Loss
Hambatan yang disebabkan oleh perubahan lintasan pada jalur sehingga udara
terhambat.
2
K . P .≤. Q
Hx= 3 (II.3)
5,2. A
Keterangan:
K = Faktor gesek saluran (kg/m3)\
P = Keliling saluran (m)
A= Luas dimensi (m3)
Q = Debit udara (m3/s)
Le= Length equivalent
II.7 Swabakar
Spontaneous combustion yang bisa disingkat menjadi sponcom atau di
Indonesia lebih dikenal dengan istilah swabakar adalah pembakaran batubara yang
terjadi dengan sendirinya akibat adanya proses oksidasi. Wang Xinyang (2020)
dalam bukunya yang berjudul Spontaneous Combustion of Coal mengutip dari
jurnal Rosema et al (2001) menyatakan bahwa swabakar biasanya terjadi karena
adanya suplai oksigen yang cukup tetapi panas yang dihasilkan tidak dapat
dikeluarkan, sehingga seiring dengan proses oksidasi panas tersebut akan kembali
diserap oleh batubara dan menyebabkan naiknya suhu secara eksponensial yang
pada akhirnya mengakibatkan pelarian termal dan pembakaran batubara (Tahiti
Coal et al., n.d.-b)
12
dan perawatan sarana ventilasi, serta pemantauan kualitas udara. Maka dari itu
berpedoman pada hukum yang berlaku sangat diperlukan untuk membantu para
pekerja lebih aman.
III.1 Metode
Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pengamatan
langsung dan melakukan pengambilan data kuantitas dan kualitas udara untuk
mengetahui tekanan udara, luas bukaan, debit udara, temperatur efektif,
kelembaban relatif, kuantitas debu dan kandungan gas yang terdapat pada jaringan
ventilasi di PT Allied Indo Coal Jaya.
13
III.2.2 Data Sekunder
Sedangkan data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Peta area pertambangan PT AICJ
2. Peta jaringan ventilasi PT AICJ
3. Data spesifikasi alat
4. Data jumlah alat dan pekerja
5. Data Kualitas Batubara
6. Data Ukur Lubang Tambang
14
1. Pertama, nyalakan alat dengan menekan tombol ON/OFF.
2. Setelah menyala alat tersebut akan menampilkan semua kategori
pengukuran pada layar.
3. Selanjutnya, Pilih untuk mode pengukuran yang diperlukan.
4. Kemudian, tekan tombol HOLD untuk melihat hasil pengukuran dari data
yang sudah diukur.
15
III.3.3 Pengukuran Tekanan Udara
Alat yang digunakan pada penentuan tekanan udara adalah menggunakan
barometer aneroid.
16
bukaan.
Gambar III. 4 Alat Leica Distrometer
(Sumber: Google) Diakses pada 20 Oktober 2022)
1. Tekan tombol on
2. Tempelkan alat ke lantai tunnel
3. Tekan tombol sampai laser menyala secara vertikal ke arah roof
4. Tekan kembali tombol on dan tunggu hingga laser berkedip,
setelah laser berkedip angka pengukuran akan muncul
17
Gambar III. 5 Alat MSA Gas Detector (Adi Rahmat & Munir, n.d.)
1. Tekan tombol on
2. Tunggu sampai muncul karbon monoksida dan oksigen pada layar
3. Ketika alat berbunyi dan mengeluarkan lampu merah menandakan gas
sudah mencapai titik bahaya.
18
III.3.6 Software Ventsim
Ventsim adalah perangkat lunak yang beberapa fitur baru yang memungkinkan
model ventilasi dikembangkan dengan lebih detail dan canggih dari
sebelumnya. Ada beberapa parameter yang dibutuhkan yang perlu dilakukan
pengukuran di lapangan terlebih dahulu atau langsung memasukan nilai- nilai
parameter tersebut sesuai dengan yang di/butuhkan. Parameter tersebut antara
lain dimensi lubang, panjang lubang, tinggi lubang, kecepatan udara, suhu,
tekanan, jumlah, dan kapasitas mesin angin, dll. produk yang dihasilkan dari
ventsim adalah berupa simulasi jaringan sistem ventilasi ini dapat berupa 3
Dimensi (3D) (Fadilla E, 2020).
III.4 Tahapan Penelitian
1. Identifikasi masalah
2. Studi Literatur
3. Pengambilan Data
19
b. Pengukuran temperatur cembung kering
c. Pengukuran temperatur cembung basah
d. Pengukuran tekanan udara
e. Pengukuran kelembaban relatif
f. Pengukuran dimensi terowongan
g. Kuantitas Debu
h. Gas-gas pengotor
4. Pengolahan Data
20
f. Melakukan simulasi jaringan ventilasi yang optimal menggunakan
software ventsim.
5. Analisis Data
21
III.5 Diagram Alir
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Kualitas dan kuantitas udara
22
III.6 Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di PT Allied Indo Coal Jaya (PT AICJ)
Kecamatan Talawi,Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Dengan waktu
pelaksanaan kegiatan penelitian adalah Februari 2022 sampai dengan selesai
(waktu disesuaikan dengan kebijakan perusahaan) dengan estimasi jadwal sebagai
berikut.
23
DAFTAR PUSTAKA
Adi Rahmat, R., & Munir, S. (n.d.). Prosiding Teknik Pertambangan Evaluasi Sistem
Ventilasi Tambang Emas Ciguha PT ANTAM Tbk Evaluation of Ciguha Gold
Mine Ventilation System of PT ANTAM Tbk.
Ansyari Isya’. (n.d.). Ventilasi tambang bawah tanah - isya_ansyari - Polisafaris
Rantau.
Fadilla E. (2020). Desain Sistem Ventilasi Pada Lubang THC-03 CV. Tahiti Coal
Sawahlunto Menggunakan Ventsim-5.
Hartman, H. (n.d.). MINE VENTILATION AND AIR CONDITIONING.
Pandiangan, K. C., Nurul Huda, L., Jabbar, A., & Rambe, M. (2013). ANALISIS
PERANCANGAN SISTEM VENTILASI DALAM MENINGKATKAN
KENYAMANAN TERMAL PEKERJA DI RUANGAN FORMULASI PT XYZ.
In Jurnal Teknik Industri FT USU (Vol. 1, Issue 1).
Rahman, A., & Heriyadi, B. (n.d.). Analisis Kestabilan Lubang Bukaan dan Pillar saat
Proses Mining Blok Development pada Penambangan Bawah Tanah Metoda
Room and Pillar PT. Allied Indo Coal (AIC) Jaya. Jurnal Bina Tambang, 4(1).
Tahiti Coal, C., Puyuh, S., Multavich, S., & Heriyadi, B. (n.d.-a). Analisis Sistem
Ventilasi untuk Meminimalisir Terjadinya Swabakar pada Tambang Batubara
Bawah Tanah THC 04. Jurnal Bina Tambang, 6(4).
24