MESIN FRAIS
LOG.OO07.007.00
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan
mesin frais sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP)
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi melakukan pekerjaan
dengan mesin frais ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan fungsi mesin frais
2. Menggunakan bagian-bagian utama mesin frais
3. Menggunakan perlengkapan mesin frais
4. Menggunakan alat potong untuk proses pengefraisan
5. Menggunakan parameter pemotongan untuk proses pengefraisan
6. Menggunakan mesin frais standar sesuai SOP
BAB II
MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN FRAIS
Mesin frais tegak adalah mesin frais yang memiliki spindel pada posisi tegak (vertikal).
Gerakan mejanya dapat bergerak ke arah memanjang (longitudinal) dan melintang (cross
slide) serta naik turun (Gambar 2.1).
1.Kolom/bodi 8. Lutut/knee
melintang
Mesin frais kontruksinya berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya mesin frais standar ini
memiliki beberapa bagian utama, diantaranya: kolom mesin/badan mesin, arm/lengan
mesin, table/meja mesin, sadel/dudukan meja, knee/lutut, alas mesin dll.
a) Kolom/badan mesin
Badan mesin ini adalah berdiri tegak dan kokoh karena ia dipakai sebagai patokan dan
merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi. Selain dari itu juga akan jadi dudukan dari
sumbu utama, bahkan untuk jadi dudukan motor dan puli-pulinya itulah ditempatkan.
Bagian depan yang dikerjakan secara khusus, adalah bebentuk ekor burung tegak yaitu
untuk gerak turun naiknya knee yang membawa sadel dan meja. Pada bagian sebelah
atas kolom ini dipasang sumbu utama/spindel untuk dudukan dan membawa arbor
sebagai pemegang dari pisau frais itu sendiri, sehingga dapat berputar. Pada bagian atas
juga dibuat alur ekor burung mendatar yaitu untuk dudukan lengan, dan arm ini dapat
didorong maju ataupun mundur untuk mencapai kedudukan tertentu (Gambar 2.3).
b) Lengan/Arm
Posisi lengan adalah terletak pada bagian paling atas dari badan mesin dan bawahnya
mempunyai bentuk ekor burung yang pas kepada alur ekor burung pada badan mesin,
lengan ini dapat dikunci dan dilepas untuk kebutuhan tertentu. Pada lengan ini dapat
dipasang dukungan arbor (suport arbor) yang mempunyai alur ekor burung pas kepada
lengan tadi dan ia dapat dikunci pada posisi tertentu, sehingga cocok untuk kebutuhan
pekerjaan tertentu.
Untuk beberapa jenis mesin frais lainnya, pendukung arbor ini jumlahnya ada yang satu
ada yang dua buah untuk lebih kokohnya dukungan terhadap arbor.
Untuk pembalik arah gerakan otomatis, diatas permukaan sadel itu juga dipasang handel.
Sadel
e) Lutut/Knee
Lutut ini adalah mempunyai dua alur ekor burung yang saling tegak lurus, yaitu satu alur
dipaskan kepada kolom dan satunya lagi dipaskan kepada sadel itu tadi. Lutut ini
berbentuk rongga, dan dalam rongga itulah dipasang roda-roda gigi untuk gerakan
otomatis, mundur maju, naik turun dan kiri kanan. Gerakan dari lutut ini hanya dua arah
yaitu turun dan naik saja, lutut ini juga dapat dikuncikan kepada kolom, agar kukuh pada
waktu pengefraisan.
Knee/lutut
Gambar 2. 5 Knee/lutut
f) Alas mesin
Alas mesin ini letaknya sama dengan namanya yaitu alas, artinya bagian paling bawah
dari mesin, alas ini berfungsi untuk menumpu seluruh beban yang ada pada mesin,
seperti berat mesin ditambah berat bahan yasng dikerjakandan berat perlengkapan yang
dipakai serta berat dari alas itu sendiri.
Pada alas mesin ini dibuat rongga sebagai bak penampung, yaitu untuk menampung
cairan pendingin. Dan pompa air untuk mengalirkan cairan pendingin kepada cutter dan
benda kerja,juga dipasang pada alas ini untuk membuat sirkulasi air pendingin itu tadi.
a) Arbor
Arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau (mantel, side and face, slitting saw
dll) yang dipasang pada spindel utama pada posisi mendatar (horisontal) – (Gambar 2.7)
Gambar 2. 7 Arbor
b) Stub Arbor
Stub arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau ( Face mill, Shell endmill dll),
yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang dalam
posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal (Gambar 2.8)
c) Collet Chuck
Collet chuck digunakan sebagai pengikat alat potong/pisau (End mill, Slot drill dll), yang
dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang dalam posisi
mendatar (horisontal) atau tegak vertikal (Gambar 2.9).
d) Ragum/Catok (Ve )
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar
posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3
jenis yaitu :
Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana, yang dapat
dipasang sejajar atau membuat sudut 90° terhadap spindle.
Ragum Putar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang dapat membentuk sudut terhadap
spindle.Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya
0
terdapat alas yang dapat diputar 360
Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara
datar dan tegak.
Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk
membentuk segi-segi yang beraturan pada poros benda kerja . Peralatan ini biasanya
dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak
dapat dilakukan dengan pembagian langsung. Kepala pembagi dan kelengkapannya
dapat dilihat pada (Gambar 2.14).
g) Kepala lepas
Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja yang ikerjakan dengan dividing head.
Sehingga waktu disayat enda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.
h) Adaptor
Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dimasukkan ke sarung
tirus pada sumbu utama.
Gambar 2. 16 Adaptor
i) Penjepit/Klem Mesin
Klem Mesin ini digunakan untuk memegang/menjepit benda kerja yang tidak dapat
dijepit pada ragum, yang umumnya benda panjang atau lebar.
Penjepitan langsung benda kerja itu ditaruh di meja mesin frais bila slindris ditaruh pada
alur meja, bila lebih ditempatkan sesuai dengan kemampuan langkah kerja sehubungan
dengan jangkauan pisau frais (cutter).
Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-beda, diantaranya
dapat dilihat pada (Tabel 1.1)
Tabel 2.1 Type Pisau Mantel
Type Pisau
No Ciri-ciri dan Fungsi Gambar
Mantel
1. H (keras) Memiliki sudut potong/
baji 81º dan jarak
diantara gigi pisau
dekat. Jenis pisau ini
igunakan untuk
pengefraisan baja
carbon sedang
1. N (normal) Memiliki sudut potong/
baji 73º dan jarak
diantara gigi pisau
sedang. Jenis pisau ini
igunakan untuk
pengefraisan baja
carbon rendah/ baja
lunak
3. W (lunak) Memiliki sudut potong/
baji 69º dan jarak
diantara gigi pisau
jarang. Jenis pisau ini
digunakan untuk
(a) (b)
Gambar 2. 20 Pisau frais sudut (single angle cutter dan double angle cutter )
f) Pisau Frais Sisi Gigi Silang (Staggered Tooth Side and Face Cutter).
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja.
Perbedaan dengan pisau frais sisi adalah, pemakanannya lebih ringan (Gambar
2.24).
Jika dilihat dari sudut heliknya dan jumlah mata sayatnya, ada beberapa jenis pisau jari
diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Pisau ferais roda gigi digunakan untuk pembuatan roda gigi. Pisau jenis ini ada dua
macam yaitu, pisau frais roda gigi untuk sistem modul (mm) dan Dp (diameter pitch)
(Gambar 2.30).
ada macam yaitu, untuk pemakanan ringan/finising (Gambar 2.32a) dan untuk
pemakanan berat/pengasaran (Gambar 2.32b).
c. Cemented Carbide
Merupakan baja perkakas bukan paduan yang mengandung karbon,Tungten dan
Cobalt, bahan paduan ini tahan keausan sampai suhu 900º C. Cemented Carbide pada
umumnya dibuat dalam bentuk tip yang terpasang pada pemegang Cutter. Pisau
bahan ini untuk pengefrais dengan kecepatan tinggi, sehingga waktu pemotongan
dapat dipersingkat dan dapat menghasilkan kualitas permukaan yang halus.
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan pada
proses pemesinan, sudah teliti/diselidiki para ahli dan sudah patenkan pada tabel
kecepatan potong, sehingga dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis
bahan yang akan difrais dan jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-
bahan khusus/spesial, tabel kecepatan potongnya dikeluarkan oleh pabrik pembuat
bahan tersebut.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Pada
umumnya bahan alat potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed
Steel) dan karbida (carbide). Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa, dengan alat
potong yang jenis bahannya dari karbida, kecepatan potongnya lebih cepat jika
dibandingkan dengan alat potong yang jenis bahannya dari HSS (Tabel 5.1).
Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan satuan diameter benda
kerja dalam milimeter, maka satuannya harus disamakan terlebih dahulu yaitu dengan
mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran
mesin menjadi:
Keterangan:
d : diameter alat potong (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14
Contoh soal 1:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais shell endmill
cutter berdiameter ( ) 50 mm dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit.
Pertanyaannya adalah: Berapa kecepatan putaran mesinnya?.
n = 159,235 Rpm
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 159,235 Rpm
Contoh soal 2:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais pisau frais
shell endmill cutter berdiameter ( ) 2 inchi dengan kecepatan potong (Cs) 30
meter/menit. Pertanyaannya adalah: Berapa kecepatan putaran mesinnya ?.
n = 188,073 Rpm
juga dapat mengacu atau menggunakan tabel putaran mesin frais yang
telahtersedia(lihat pada lampiran).
Keterangan:
f= besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n= putaran mesin (putaran/menit)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan putaran mesinnya (n) 560 putaran/menit dan
besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan
pemakanannya ?.
Jawaban contoh 1:
F=fxn
= 0,2 x 560 = 112 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 112 mm, selama satu menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan pisau frais berdiameter 40 mm, dengan
kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?.
Jawaban contoh 2:
pisau (ℓa) dan lepasnya pisau dari benda kerja (lu), atau: L total= ℓ+ℓa+ℓu (mm). Untuk
nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F= f.n
(mm/putaran).
L = ℓ+ℓa+ℓu
F = f.t.n
Keterangan:
t = jumlah mata sayat alat potong
f = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
F = pemakanan setiap menit
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 250 mm dengan
pisau frais jari. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin
frais (n)= 460 putaran/menit, pemakanan dalam satu
putaran (f)= 0,13 mm/putaran, jarak start awal (la)= 20 mm, jarak akhir (Lu)= 20 mm dan
mata sayatnya pisau jari (t)= 6 mata.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengefraisan sesuai
data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawaban soal 1:
F = f .t .n
= 0,13 . 6. 460
= 239,2 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 20 + 20 = 290 mm
L 290
tm 1,213menit
F 239,2
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengefraisan sesuai data diatas
Jawaban soal 2:
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengefraisan sesuai data diatas
Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan waktu pengeboran
(tm) dapat dihitung dengan rumus:
Panjang pengeboran (L) mm Menit
Waktu pengeboran (tm)
Feed (F) mm/menit
L= ℓ + 0,3d (mm.
F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:
ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais sepanjang 38 mm
dengan mata bor berdiameter 12 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai
berikut: Putaran mesin frais (n)= 800 putaran/menit, dan pemakanan dalam satu
putaran (f)= 0,03 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengeboran
pada mesin frais sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.
Jawab soal 1 :
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas adalah
selama menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais sepanjang 30 mm
dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai
berikut: Kecepatan potong (Cs)= 25 meter/menit, dan pemakanan dalam satu putaran
(f)= 0,04 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengeboran
pada mesin frais sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.
Jawab soal 2 :
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas adalah
selama menit.
7) Prosedur Pengoperasian Mesin Frais
Yang dimaksud prosedur pengoperasian mesin frais adalah, bagaimana cara
melakukan pengoperasian mesin frais dengan menerapkan prosedur dan tata cara
yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan
kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L).
1. Prosedur Sebelum Melakukan Pengoperasian Mesin Frais
Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan sebelum melakukan
pengoperasian mesin frais, diantaranya:
a) Mengecek Kondisi Mesin Frais Sebelum Dioperasikan
Sebelum melakukan pengoperasian mesin frais, harus melakukan pengecekan kondisi
mesin terlebih dahulu baik secara fisik maupun melalui pembacaan data dari kartu
penggunaan mesin. Dengan melakukan pengecekan terlebih dahulu kondisi fisik mesin
dan pembacaan data dari kartu penggunaan mesin, dapat mengetahui kesiapan mesin
apakah siap untuk dioperasikan atau tidak. Jika mesin siap untuk dioperasikan, lakukan
pengoperasian mesin seuai SOP dan jika tidak siap untuk dioperasikan laporkan pada
petugas perbaikan dan perawatan mesin.
Gambar 2. 37 Contoh macam-macam saklar on-off yang sering digunakan pada sebuah panel
kelistrikan mesin
Menghidupkan sumber utama arus listrik (power suply) pada sebuah panel kelistrikan
mesin frais, merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan sebelum mengopersikan
mesin frais. Karena dengan menghidupkan sumber utama arus listrik, berati motor
penggerak mesin siap untuk dioperasikan.
Sedangkan untuk mematikan sumber utama arus listrik (power suply)pada sebuah panel
kelistrikan mesin frais, merupakan kegiatan paling akhir yang dilakukan setelah
mengoperasikan mesin frais. Karena dengan mematikan sumber utama arus listrik, berati
motor penggerak mesin tidak ada lagi sumber arus listrik sehingga aman dari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Panel kelistrikan mesin frais yang telah dilengkapi dengan saklar on-off,pada umumnya
ditempatkan pada posisi yang aman dan mudah dijangkau oleh opertor. Contoh posisi
panel utama on-off switchpada mesin frais, dapat dilihat pada (gambar 2.38).
putaran mesin frais (n) adalah: , atau lihat tabel putaran mesin
frais.
Untuk mengaplikasikan/menerapkan putaran pada mesin frais, dapat dilakukan dengan
mengatur handel-handel/ tuas yang ada pada mesin. Setiap jenis mesin dengan pabrikan
yang berbeda letak handel-handel/ tuas bisa berbeda-beda, namun tetap ditempatkan
pada lokasi yang praktis agar mudah mengaturnya. Maka dari itu untuk mengatur
putaran mesin, cermati posisi handel-handel/ tuas dan baca petunjuk yang ada pada
tabel mesin. Contoh posisi handel-handel/ tuas pengatur putaran mesin frais, dapat
dilihat pada (Gambar 2.40).
Hal yang penting diketahui adalah, pengaturan posisi handel/ tuas untuk mengatur
putaran mesin tidak boleh dilakukan pada saat mesin sedang aktif berputar, karena akan
berakibat pada rusaknya mekanik dan roda gigi pada gear box mesin.
Selain itu, parameter lain yang sangat berpengaruh terhadap keawetan alat potong dan
kehalusan hasil pengefraisan adalah dalam menentukan arah pemakaan. Sebagaimana
diketahui pada proses pengefraisan terdapat tiga cara/ metode pemakanan yaitu
pemakanan searah, berlawanan arah dan netral. Dari ketiga metode pemakan tersebut,
untuk proses pengefraisan konvensional dianjurkan menggunakan metode pemakanan
berlawanan arah dan netral. Dapat menggunkan metode pemekanan serah, jika mesin
yang
digunakan dilengkapi dengan mur pengencang (mur belah) yang berfungsi untuk
menghilangkan atau mengurangi celah(back lost)yang terdapat pada batang ulir
transportir dan murnya, sehingga tidak terjadi penyayatan yang seperti digaruk-garuk.
a b
Agar semua peralatan aman dan mudah diambil pada saat akan digunakan, perlatan harus
diletakkan dan ditempatkan pada posisi yang aman dan ditata dalam penempatannya.
Penempatan peralatan sebagaimana (Gambar 2.48), sangat tidak dibenarkan karena tidak
aman dan mudan terjadikerusakan peralatan akibat saling berbenturan atau mudah terjatuh.
Gambar 2. 49 Menempatkan kunci cekam pada mulut pengencang cekam setelah melepas
benda kerja
(Gambar 2.53), karena demi kesehatan lingkungan sampah jenis organik dan an-organik
seharusnya dibedakan sehingga pengolahan akhirnya lebih mudah
(Gambar 2.54)
Jika hasil pekerjaan dituntut kesejajaran dan kesikuan dengan kepresisian yang tinggi,
pengecekan/penyetelan kesejajaran ragum harus dilakukan dengan menggunakan
dialindicator sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 2.59) atau dengan menggunakan
pupitas sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 2.60)
secara pelan-pelan dengan palu lunak hingga benda kerja duduk/ menempel dengan baik
pada permukaan paralel pad/ parallel bar (Gambar 2.61).
Gambar 2. 66 Pengecekan kesepusatan sumbu meja putar dengan dial indicator atau pupitas
Gambar 2. 68 Pengikatan benda kerja langsung diatas meja putar menggunakan klem
mesin
Gambar 2. 70 Pengikatan/ pencekaman benda kerja dengan klem mesin dan alat
bantu blok V
Untuk melakukan pengefrasian benda kerja berjumlah banyak, agar proses kerjanya
praktis dan cepat pemasangan benda kerjanya sebaiknya dipasang stooper/ stop block
sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.71). Jika diperlukan hasil pengefraisan yang dapat
menghasilkan kesejajaran dan kesikuan yang baik, pemasangan stooper/ stop block
hendaknya disetting terlebih dahulu
Pada pelaksanan pengefraisan, untuk tuntutan jenis pekerjaan dengan kepresisian yang
tidak tinggi, tidak perlu melakukan setting nol pisau frais, cukup hanya memberi batas
kedalaman pemakanan berupa garis menggunakan balok penggores (Gambar 2.73).
1) Persiapan Mesin
Persiapan mesin sebelum melakukan pemasangan pisau frais adalah menyiapkan
perlengkapan pemegang pisau frais meliputi: arbor dan satu set kollar (ringarbor)
dengan diameter lubang sama dengan diameter lubang pisau frais yang akan digunakan.
Langkah-langkah persiapkan mesin berikut
kelengkapan lainnya dengan tahapan sebagai berikut:
- Persiapan pemasangan arbor
Untuk persiapan pemasangan pemasangan arbor, geser/ dorong lenganmesin kearah
depan (Gambar 2.75), danlepas pendukung (support) arbornya (Gambar 2.76).
Jika ingin mendapatkan jarak pengefraisan tertentu, gunakan nonius ketelitian yang
terletak pada handel/ roda pemutar gerakan meja mesin. Dalam memutar handel tidak
boleh berlawanan arah dari setting awal, karena akan menimbulkan kesalahan setting
yang akan mengakibatkan jarak hasil pengefraisan tidak tepat (Gambar 2.83).
- Jika sudah selesai melakukan pengefraisan rata, lepas benda kerja dan
sebelum meninggalkan ruang praktek bersihkan mesin, peralatan dan
lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran
lainnya. Selain itu jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang
mudah berkarat
Gambar 2. 84 Proses pengefraisan bidang rata dengan shell end mill cutter posisi pisau
tegak
Untuk jenis mesin frais universal, dalam melakukan pengefraisan bidang rata dapat juga
dilakukan dengan menggunakan pisau frais jenis shell end mill cutter yang posisi
pisaunya dipasang mendatar langsung pada spindel mesin (Gambar 2.85).
Gambar 2. 89 Pengefraisan alur pasa posisi horizontal menggunakan pisau frais side
and farce milling cutter
e. Pengefraisan Alur - T
Proses pengefraisan alur-T (Gambar 2.92), hanya dapat dilakukan jika bidang yang akan
dibuat alur-T sebelumnya sudah terdapat alur lurus pada jalur sumbu yang sama. Hal ini
harus dilakukan karena, pisau alur-T hanya memiliki mata sayat pada bagian bawah,atas dan
sisinya (pada bagian batangnya tidak ada mata sayat).
- Fungsi alur-T
Pembuatan alur - T pada sebuah komponen mesin, pada umumnya berfungsi
untuk menempatkan mur –T yang akan digunakan untuk melakukan
pengikatan sebuah alat atau benda kerja (Gambar 2.93).
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengefraisan alur - T
dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai
dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan
benda kerja, menagatur putaran dan feeding mesin.
Jika sudah selesai melakukan pengefarisan alur-T, lepas benda kerja dan lakukan finising
pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek, bersihkan mesin, peralatan
dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya.
Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat.
melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/halus dan
alat potong yang digunakan awetatau tahan lama.
Selanjutnya lakukan pengeraisan alur ekor burung dengan menggunakan pisau frais dove
tail milling cutter (Gambar 2.99), dan gunakan putaran mesin sebesar ±
1/3 putaran mesin normal karena beban pisau lebih berat.
Sebagaimanapengefraisan alur tegak lurus, jikabenda kerja dari bahan
baja/logam (selain besi cor), pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air
pendingin agar hasilnya maksimal/halus dan alat potong yang digunakan awet atau
tahan lama.
Gambar 2. 99 Pengefraisan alur ekor burung dengan dove tail milling cutter
Jika sudah selesai melakukan pengefarisan alur ekor burung, lepas benda kerja dan
lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir
halus. hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek,
bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air
pendingin dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang
mudah berkarat.
Sebuah benda kerja dapat dilakukan perimeran, jika benda kerja tersebut sebelumnya
sudah terdapat sebuah lubang yang diameternya lebih kecil dari diameter rimer yang
digunakan. Dari berbagai sumber menginformasikan bahwa, untuk merimer sampai
dengan maksimal Ø 10 mm, pengurangan diameter lubangnya adalah sebesar: 0,15 ÷
0,25 mm dan untuk merimer lebih besar dari Ø 10 penggurangan diameter lubangnya
sebesar: 0,25 ÷ 0,60 mm.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum merimer pada mesin frais dapat mengacu pada
adalah sebesar: 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk merimer lebih besar dari Ø 10
penggurangan diameter lubangnya sebesar: 0,25 ÷ 0,60 mm.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter bor, atur kecepatan putar mesin sesuai
dengan perhitungan dan jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan
gunakan air pendingin jika benda kerjanya dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar
mendapatkan hasil yang maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan
lama
Jika sudah selesai melakukan perimeran pada mesin frais, lepas benda kerja dan lakukan
finishing pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. hal lain yang
perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek, bersihkan mesin,
peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran
lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat.
Proses memperbesar lubang pada sebuah benda kerja dengan mesin frais, pada
umumnya dilakukan karena diameter alat potong untuk membuat lubang berupa mata
bor ukurannya tidak dapat mencapai ukuran diameter lubang yang
diinginkan, sehingga perlu dilakukan pembesaran lobang dengan alat potong pembesar
lubang (boring head).
- Alat potong untuk memperbesar lubang pada mesin frais
Untuk memperbesar lubang pada msin frais, terdapat beberapa alat potong yang
digunakan diantaranya: senter bor (drill centre) digunakan untuk membuat lubang senter
bor yang berfungsi sebagai pengarah pembuatan lubang bor, mata bor (twist drill)
digunakan untuk membuat lubang awal sebelum diperbesar, dan boring head digunakan
untuk memperbesar lubang.
- Proses memperbesar lubang pada mesin frais
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan pada proses
memperbesar lubang dengan mesin frais sloting, disamping kondisi mesin, peralatan dan
alat potong yang digunakan harus standar, proses pengefraisannya juga harus sesuai
Prosedur Operasi Standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah memperbesar
lubang pada mesin frais adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum memperbesar lubang pada mesin frais dapat
mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan
mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, menagatur
putaran dan feeding mesin.
Proses memperbesar lubang pada mesin frais:
Untuk mendapatkan pengarah dalam melakukan pengeboran, buat lubang senter bor
dengan titik senter sesuai tuntutan pada gambar kerja, dan jangan lupa pada saat
melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari
bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang
digunakan awet/tahan lama
Setelah selesai melakukan pengeboran ganti alat potongnya dengan boring head, dan
selanjutnya lakukan seting untuk melakukan pemakanan dengan
mengendorkan terlebih dahulu baut pengikat yang terdapat pada rumah alat potong.
Untuk menyetelbesarnya pemakanan (menambah/mengurangi), atur adjuster yang
terdapat pada alat tersebut menggunakan alat bantu kunci L (Gambar 2.107), dengan
memperhatikan nilai angka dan garis-garis ketelitiannya atau menggunakan dial indikator
(Gambar 2.107). Setelah selesai seting pemakanan, kencangkan kembali baut pengikat
yang terdapat pada rumah alat potong dengan kuat, agar posisinya tidak mudah berubah
atau bergeser.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter dan mengebor, jangan lupa pada saat
melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari
bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya pemotongannya maksimal dan alat
potong yang digunakan awet atau tahan lama.
Jika sudah selesai memperbesar lubang pada mesin frais, lepas benda kerja dan lakukan
finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. hal lain yang
perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang paraktek, bersihkan mesin,
peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran
lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat
b. Kepala Pembagi
Alat ini adalah salah satu perlengkapan mesin frais yang berfungsi untuk membagi jarak-
jarak lubang/alur, dan membagi bidang segi banyak beraturan atau tidak beraturan
dengan jumlah dan sudut tertentu dalam satu keliling lingkaran pada pusat sumbu.
Kepala pembagi dibuat oleh pabrik dalam berbagai konstruksi dan keperluan pekerjaan
manufaktur yang mempertimbangkan kepraktisan penggunaannya dan efisiensi waktu.
Karena pada materi ini hanya menitik beratkan pada pembahasan system pembagian,
maka materi penggunaan kepala pembagi pembahasannya akan disatukan dengan
pembahasan materi tersebut.
c. Sistem Pembagian
Untuk mendapatkan hasil pembagian yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan, diperlukan
adanya system atau cara pembagian yang dapat digunakan untuk melaksanakan
pembagian bidang tersebut. Terdapat beberapa cara pembagian yang dapat digunakan
untuk melakukan pembagian sebuah bidang diantarnya:
Pembagian langsung (direct indexing)
Pembagian sederhana (simple indexing)
Pembagian sudut (angel indexing)
Pembagian differensial (differential indexing)
Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
1) Pembagian Langsung
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, salahsatu cara membentuk atau
membagi benda kerja menjadi beberapa bagian atau bidang dengan cara membagi
secara langsung yang dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu
pada alur-alur atau lubang-lubang yang terdapat pada pelat/piring pembagi.
Untuk dapat mengingat kembali materi tentang kepala pembagi dengan pelat/piring
beralur – V dan berlubang yang telah dibahas pada materi sebelumnya, alat tersebut
dapat dilihat pada (Gambar 2.110).
Pelat/piring pembagi dengan alur V pada umumnya memiliki jumlah bervariasi alur
dengan jumlah alur genap maupun ganjil (Gambar 2.111). menetapkan pelat Dalam
pembagi berjumlah alur tertentu, tergantung dari pembagian yang akan jumlah
dilakukan.
Sedangakan pelat pembagi dengan lubang-lubang, mempunyai satu lingkaran lubang dan
Cara kerjanya sama dengan plat pembagi beralur V, hanya saja fungsi pengunci indeks
diganti dengan pen indeks.
Contoh:
Sebuah benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (enam) bidang segi beraturan, dengan
kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya
mempunyai alur 32. Hitung agar supaya mendapatkan pembagian yang sama.
Jawab:
Jadi untuk mengerjakan setiap bidang, maka spindel kepala pembagi (benda
kerja) diputar sebanyak 4 alur, dan pengunci indeks dimasukkan pada alur keempat bila
dihitung dari tempat semula. Atau sebaiknya, pengunci indeks ditempatkan pada angka
yang sesuai dengan pembagian yang dikehendaki.
2) Pembagian Sederhana
Melakukan pembagian dengan pembagi dengan pelat/piring beralur – V dan berlubang,
jumlah pembagian dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk jumlah pembagian dan
sudut putar banyak, digunakan kepala pembagi universal sebagimana terlihat pada
(Gambar 2.112).
Kepala pembagi jenis ini terdiri dari dua bagian utama yaitu, roda gigi cacing dan ulir cacing
(Gambar 2.113). Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing disebut ratio.
Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60, akan tetapi yang paling banyak
digunakan adalah yang rationya 1:40. Artinya adalah, satu putaran roda gigi cacing
memerlukan 40 putaran ulir cacing.
Dalam pelaksanaannya untuk membuat bidang atau segi beraturan, kepala pembagi
universal dapat digunakan untuk pembagian langsung. Namun apabila pembagian tidak
dapat dilakukan dengan system pembagian langsung, pembagiannya dapat dilakukan
menggunakan bantuan pelat/piring pembagi (Indexsing plate) yang diputar dengan
engkol kepala pembagi (Indexs Crank) dan dibatasi dengan lengan/gunting penepat
(Gambar 2.114).
Fungsi dari indexsing plate ini adalah untuk menempatkan pemu-taran/pembagian benda
kerja yang diinginkan. Dengan lubang-lubang yang ada pada indeksing plate itulah dapat
menempatkan pembagian benda kerja sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian,
semakin banyak lingkaran lubang yang ada, makin banyak pula kemungkinan benda
kerja dapat membuat segi nberaturan lebih banyak. Pembuatan/pembagian benda kerja
yang dapat dilaksanakan dengan lubang-lubang yang ada, inilah yang disebut pembagian
sederhana. Sedangkan engkol pembagi (indexs crank) berfungsi untuk memutar batang
ulir cacing. Lengan penempat gunanya untuk menempatkan pen indeks. Pada beberapa
kepala pembagi, ulir cacing dapat diputar lepas dari roda gigi cacing.
Kepala pembagi universal biasanya dilengkapi dengan 3 buah pelat pembagi, tetapi ada
juga yang hanya mempunyai 2 buah. Jumlah lubang setiap lingkaran harus dipilih untuk
pembagian yang mungkin dibuat dalam hubungannya dengan ulir cacing pada kepala
pembagi.
Dibawah ini ditunjukkan beberapa contoh indexcing plateset untuk beberapa jenis
mesindiantaranya:
Apabila diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing (rationya) =
40 : 1 atau i = 40 : 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran engkol pembagi,
membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja. Untuk T pembagian yang sama
dari benda kerja, setiap satu bagian memerlukan:
Keterangan:
Nc = putaran indeks
i = angka pemindahan (ratio)
T= pembagian benda kerja
Perlu diketahuai bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40, ulir cacing
diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40, ulir cacing diputar
lebih dari satu putaran.
Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 18 bagian yang sama (Gambar 4.6).
Hitung nc , apabila i = 40 : 1
Jawaban:
Pengertiannya adalah: Eengkol kepala pembagi diputar sebanyak dua putaran penuh,
ditambah 4 (empat) lubang pin indeks pada piring pembagi yang jumlahnya 18 (delapan
belas), untuk setiap bagian alur benda kerja.
3) Pembagian Sudut
Pembagian sudut adalah salah satu cara pembagian bidang yang ditentukan oleh sudut
dari pusat lingkaran sampai dengan sudut yang dikehendaki.
Untuk kepala pembagi dengan ί = 40 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan memutar
benda kerja 1/40 putaran, atau :
360
Nc 40 9
Bila kepala pembagi dengan ί = 60 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan memutar
benda kerja 1/60 putaran, atau :
360
Nc 6
60
sudut yang diminta x ratio
Jadi Nc
1 putaran benda kerja dalam derajat
Nc α.i
360
Keterangan:
i = angka pemindahan
α = sudut yang diminta
Contoh soal 1 :
Sebuah pelat akan dibuat alur dengan sudut (α) sebesar 45º sebagaimana terlihat pada
(Gambar 2.117). Hitung putaran kepala pembagi untuk mendapatkan sudut teresebut!.
Nc 5 putaran
Jawaban:
Untuk membuat sudut 40˚ maka engkol kepala pembagi diputar :
α . i 40 x 40 40
Nc
360
360 9
4
4 4 8 putaran
9
18
Pengertiannya adalah: Untuk mendapatkan sudut sebesar 40º, maka Jadi 4 putaran
engkol penuh ditambah 8 lubang (bagian) pada lingkaran lubang 18.
Contoh 3 :
Untuk membuat sudut 61˚ 20’ dengan ί = 40 : 1, maka engkol kepala pembagi diputar :
α . i 61 20'
Nc
36090
(61 x 60') 20' 3680
540' '
540'
184 6 22 27 putaran 27
Pengertiannya adalah: Untuk mendapatkan sudut sebesar 61˚ 20’, maka engkol kepala
pembagi diputar 6 putaran penuh ditambah 22 lubang (bagian) pada lingkaran lubang
berjumlah 27.
4) Pembagian Differensial
Cara pembagian differensial ini dilakukan bila pembagian dengan cara yang sudah
dibicarakan diatas tidak dapat dilakukan, sehingga ditempuh dengan cara pembagian
differensial. Pada cara ini, pelat index tidak dimatikan pada waktu memutar engkol
kepala pembagi. Jadi pelat index bergerak berputar melalui roda gigi payung atau roda
gigi helix ke pelat index. Akan tetapi hal ini tidak dapat dilaksanakan pada pengefraisan
dengan kepala pembagi pada posisi vertikal dan pengefraisan helic.
Cara pembagian differensial menggunakan angka pembagi (bayangan) yang dapat dibagi
dengan lubang-lubang yang ada pada piring pembagi. Angka pembagi/ bayangan (T1)
tidak lebih besar dari 17% angka pembagi yang sebenarnya (T) atau angka yang
pembagi yang dikehendaki.
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada cara pembagian differensial adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan angka pembagi bayangan (T1) b.
Menghitung putaran engkol kepala pembagi
i
Nc T1
Catatan :
Alasan piring pembagi harus ikut berputar adalah:
Jika engkol kepala pembagi diputar makin jauh, maka pembagian yang dibuat akan
semakin sedikit. Sebaliknya jila engkol kepala pembagi diputar makin dekat, maka
pembagian yang dibuat makin banyak. Jadi dengan ikut berputarnya piring pembagi,
maka akan menambah atau mengurangi sudut putar engkol kepala pembagi yang berarti
juga akan menambah atau mengurangi pembagian.
Contoh:
Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi (T) = 49, dengan kepala pembagi : ί
= 40 : 1 dan ίk = 40 : 1
- Roda gigi yang tersedia: 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 56, 64, 72, 86, 100, dan
127
- Jumlah lubang pada pelat index yang tersedia: 15,17, 18, 19, 20, 21, 23, 27,
29, 31, 33, 37, 39, 41, 43, 47, dan 49.
Penyelesaian :
- Putaran index (Nc)
Karena roda gigi yang akan dibuat (T) = 49, maka diambil T1 = 48 maka :
i 40 5 15
Nc 1
T 48 6 18
Jadi Nc = 15 lubang (bagian) pada piring pembagi dengan lubang 18
Nc i 40 40 197 197 4 1
T' 1960 1960 49 49
197
Jadi engkol kepala pembagi diputar 4 kali putaran penuh, ditambah 1 lubang pada pelat
index berlubang 49.
- Roda gigi pengganti (R)
i ik 40 1 1960 2160
R T ' (T
1
T) 1960 ( 197 197)
197
40 197 200 200
( ) ( Angka 200 didapatdari 2160 1960 200)
196019749
200 2 100 8 100 64 100
497 728728 56
Jadi roda gigi pengganti yang digunakan :
Z1 = 64 Z3 = 100
Z2 = 28 Z4 = 56
Karena T1 < T maka putaran piring pembagi berlawanan arah dengan engkol kepala
pembagi.