Anda di halaman 1dari 102

MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN

MESIN FRAIS
LOG.OO07.007.00

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN R.I.


LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP)
SMK NEGERI 5 BANJARMASIN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan
mesin frais sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP)

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi melakukan pekerjaan
dengan mesin frais ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan fungsi mesin frais
2. Menggunakan bagian-bagian utama mesin frais
3. Menggunakan perlengkapan mesin frais
4. Menggunakan alat potong untuk proses pengefraisan
5. Menggunakan parameter pemotongan untuk proses pengefraisan
6. Menggunakan mesin frais standar sesuai SOP

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 7 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

BAB II
MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN FRAIS

A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Melakukan Pekerjaan Dengan


Mesin Frais
Mesin frais adalah salah satu jenis mesin perkakas yang dapat digunakan untuk
mengerjakan berbagai bentuk komponen sesuai tuntutan pekerjaan, dengan
menggunakan pisau frais sebagai alat potongnya.
Apabila dilihat dari cara kerjanya, mesin frais termasuk mesin perkakas yang mempunyai
gerak utama berputar. Pisau dipasang pada sumbu/arbor mesin yang didukung dengan
alat pendukung arbor.Jika arbor mesin diputar oleh motor, maka pisau frais ikut
berputar. Arbor mesin dapat berputar ke kanan atau ke kiri, sedangkan banyaknya
putaran diatur sesuai dengan kebutuhan.

1) Fungsi Mesin Frais Standar


Dengan berbagai kemungkinan gerakan meja mesin frais, mesin ini dapat digunakan
untuk membentuk berbagai bentuk bidang diantaranya: rata datar, miring/ menyudut,
siku, sejajar, alur lurus/miring, dan segi-segi beraturan atau tidak beraturan.
Selain itu, mesin frais universal dengan kelengkapan dan berbagai jenis dan bentuk alat
potongnya , juga dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis roda gigi (lurus, helik,
payung, cacing), nok/eksentrik dan ulir scolor (ulir pada bidang datar) dan ulir cacing
yang mempunyai kisar besar.

2) Macam-macam Mesin Frais Standar


Mesin frais apabila dilihat dari posisi spindelnya, dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu, mesin frais tegak (vertikal) dan mesin frais mendatar (horisontal)

a) Mesin frais tegak (vertikal)

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 8 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Mesin frais tegak adalah mesin frais yang memiliki spindel pada posisi tegak (vertikal).
Gerakan mejanya dapat bergerak ke arah memanjang (longitudinal) dan melintang (cross
slide) serta naik turun (Gambar 2.1).

Gambar 2. 1 Meja Mesin Frais

Bagian-bagian mesin frais tegak:

1.Kolom/bodi 8. Lutut/knee

2.Kepala spindel 9. Poros penggrerak naik/turun meja

3.Spindel 10. Handel gerak memanjang

4.Meja/bed 11. Handel ke arah melintang

5.Meja 11. Handel pengatur naik/turun spindel

6.Gear box feeding 13. Switch On-Off motor spindel

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 9 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

7.Pendukung lutut/knee 14. Switch On-Off motor otomatis

b) Mesin frais mendatar/horizontal (Plane Milling Machine)


Mesin frais mendatar/horisontal adalah suatu jenis mesin frais dengan kedudukan
arbornya dipasang pada spindel mesin posisi mendatar (Gambar 2.2). Dengan demikian
pemasangan alat potongnya/pisau juga harus pada posisi mendatar, sehingga hanya
pada saat melakukan pemotongan hanya dapat menggunakan jenis pisau mantel/helik
(plane milling cutter). Gerakan mejanya dapat bergerak ke arah memanjang
(longitudinal) dan melintang (cross slide) serta naik turun.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 10 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 2 Meja Frais Mendatar Sederhana

Bagian-bagian mesin frais horizontal diantaranya:


a. Lengan penahan arbor l. Pendukung lutut

b. Tuas otomatis meja m. Alas bodi


memanjang

c. Meja/bed machine n. Tuas pengunci sadel

d. Handel penggerak memanjang o. Motor pengerak spindel

e. Tuas pengunci meja mesin p. Dudukan meja/bede machine

f. Handel penggerak meja q. Motor penggerak otomatis

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 11 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

melintang

g. Gear box feeding r. Tiang (colom)

h. Tombol ON-OFF motor s. Spindel mesin


otomatis

i. Poros pengatur naik/ turun t. Lengan mesin


meja

j. Engkol untuk ke arah naik u. Lengan penahan arbor


turun

k. Lutut/knee v. Tombol ON-OF spindel

c) Mesin frais universal (Universal Milling Machine)


Mesin frais universal adalah suatu jenis mesin frais yang memiliki kedudukan arbor yang
dapat dipasang pada spindel posisi mendatar dan juga dapat dipasang pada posisi tegak,
karena pada umunya disediakan spindel kepala tegak. Dengan demikian pemasangan
alat potongnya/pisau dapat dilakukan pada posisi mendatar dan juga vertikal, sehingga
tidak hanya menggunakan jenis alat potong atau pisau mantel/helik (Plain milling cutter)
saja, akan tetapi juga dapat menggunakan jenis alat potong lainnya yang dipasang pada
posisi tegak. Selain itu mesin frais universal memiliki ciri/tanda, yaitu mejanya dapat
digeser pada derajat tertentu untuk memfasilitasi pada saat melakukan pengefraisan
helik.
Berdasarkan uraian diatas maka, bagian-bagian mesin frais universal adalah gabungan
antara mesin frais horizontal dan mendatar, hanya ditambah meja mesinya dapat digeser
(swivel bed) - (Gambar 2.3), sehingga bagian-bagian mesin frais universal tidak perlu
diuraikan/ disebutkan lagi .

Bagian-bagian Utama Mesin Frais Universal

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 12 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Mesin frais kontruksinya berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya mesin frais standar ini
memiliki beberapa bagian utama, diantaranya: kolom mesin/badan mesin, arm/lengan
mesin, table/meja mesin, sadel/dudukan meja, knee/lutut, alas mesin dll.

a) Kolom/badan mesin
Badan mesin ini adalah berdiri tegak dan kokoh karena ia dipakai sebagai patokan dan
merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi. Selain dari itu juga akan jadi dudukan dari
sumbu utama, bahkan untuk jadi dudukan motor dan puli-pulinya itulah ditempatkan.
Bagian depan yang dikerjakan secara khusus, adalah bebentuk ekor burung tegak yaitu
untuk gerak turun naiknya knee yang membawa sadel dan meja. Pada bagian sebelah
atas kolom ini dipasang sumbu utama/spindel untuk dudukan dan membawa arbor
sebagai pemegang dari pisau frais itu sendiri, sehingga dapat berputar. Pada bagian atas
juga dibuat alur ekor burung mendatar yaitu untuk dudukan lengan, dan arm ini dapat
didorong maju ataupun mundur untuk mencapai kedudukan tertentu (Gambar 2.3).

Gambar 2. 3 Kolom/badan mesin

b) Lengan/Arm

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 13 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Posisi lengan adalah terletak pada bagian paling atas dari badan mesin dan bawahnya
mempunyai bentuk ekor burung yang pas kepada alur ekor burung pada badan mesin,
lengan ini dapat dikunci dan dilepas untuk kebutuhan tertentu. Pada lengan ini dapat
dipasang dukungan arbor (suport arbor) yang mempunyai alur ekor burung pas kepada
lengan tadi dan ia dapat dikunci pada posisi tertentu, sehingga cocok untuk kebutuhan
pekerjaan tertentu.
Untuk beberapa jenis mesin frais lainnya, pendukung arbor ini jumlahnya ada yang satu
ada yang dua buah untuk lebih kokohnya dukungan terhadap arbor.

c) Meja mesin frais


Meja ini letaknya adalah di atas sadel, bentuknya segiempat panjang dan mempunyai
alur-alur T yang berfungsi untuk penempatan baut dan mur T yang berfungsi sebagai
pengikat.Untuk jenis mesin tetentu meja ini dapat diatur 0 samapai 45 derajat, miring ke
kiri atau ke kanan.
Pergerakan ke kiri atau ke kanan dari meja ini dengan bantuan memutar sumbu
transportir yang mempunyai kisar tertentu, yaitu ada yang 5 atau 6 mm ada juga yang
berukuran inchi. Apabila perlu meja ini dapat dikunci kepada sadel dan untuk
pengefraisan dengan pemakanan menurun/Climb milling, maka pada meja mesin ini
dipasang backlash eliminator untuk menahan loncatan dari meja karena pemakanan.

d) Sadel (Dudukan Meja)


Sadel ini bentuknya persegi artinya mempunyai ukuran lebar sama dengan ukuran
panjangnya, dan sadel ini mempunyai alur ekor burung yang pas kepada lutut , sehingga
sadel ini dapat bergerak mundur maju searah dan sejajar dengan gerakan lengan tadi,
jadi sadel ini gerakannya tidak bisa kearah kiri atau kearah kanan, artinya hanya dua
arah saja yaitu mundur maju dan sadel ini dapat dikunci kepada lutut apabila diperlukan.
Pada bagian atas dari sadel ini dibuat alur T melingkar 360 º, dengan tujuan untuk
membautkan meja kepada sadel agar kokoh, dan alur bentuk melingkar ini yang
memungkinkan meja diputar beberapa derajat menurut kebutuhan tertentu, dan penunjukan
besarnya derajat terdapat pada permukaan sadel itu sendiri.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 14 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Untuk pembalik arah gerakan otomatis, diatas permukaan sadel itu juga dipasang handel.

Sadel

Gambar 2. 4 Sadel Mesin Frais

e) Lutut/Knee
Lutut ini adalah mempunyai dua alur ekor burung yang saling tegak lurus, yaitu satu alur
dipaskan kepada kolom dan satunya lagi dipaskan kepada sadel itu tadi. Lutut ini
berbentuk rongga, dan dalam rongga itulah dipasang roda-roda gigi untuk gerakan
otomatis, mundur maju, naik turun dan kiri kanan. Gerakan dari lutut ini hanya dua arah
yaitu turun dan naik saja, lutut ini juga dapat dikuncikan kepada kolom, agar kukuh pada
waktu pengefraisan.

Knee/lutut

Gambar 2. 5 Knee/lutut

f) Alas mesin
Alas mesin ini letaknya sama dengan namanya yaitu alas, artinya bagian paling bawah
dari mesin, alas ini berfungsi untuk menumpu seluruh beban yang ada pada mesin,
seperti berat mesin ditambah berat bahan yasng dikerjakandan berat perlengkapan yang
dipakai serta berat dari alas itu sendiri.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 15 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Pada alas mesin ini dibuat rongga sebagai bak penampung, yaitu untuk menampung
cairan pendingin. Dan pompa air untuk mengalirkan cairan pendingin kepada cutter dan
benda kerja,juga dipasang pada alas ini untuk membuat sirkulasi air pendingin itu tadi.

Gambar 2. 6 Alas Mesin

3) Perlengkapan Mesin Frais


Untuk menunjang berbagai macam jenis pekerjaan pada mesin frais, mesin ini dilengkapi
beberapa perlengkapan diantaranya :

a) Arbor
Arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau (mantel, side and face, slitting saw
dll) yang dipasang pada spindel utama pada posisi mendatar (horisontal) – (Gambar 2.7)

Gambar 2. 7 Arbor

b) Stub Arbor

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 16 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Stub arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau ( Face mill, Shell endmill dll),
yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang dalam
posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal (Gambar 2.8)

Gambar 2. 8 Stub Arbor

c) Collet Chuck
Collet chuck digunakan sebagai pengikat alat potong/pisau (End mill, Slot drill dll), yang
dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang dalam posisi
mendatar (horisontal) atau tegak vertikal (Gambar 2.9).

Gambar 2. 9 Collet chuck

d) Ragum/Catok (Ve )

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 17 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar
posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3
jenis yaitu :

Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana, yang dapat
dipasang sejajar atau membuat sudut 90° terhadap spindle.

Gambar 2. 10 Ragum Mesin ( biasa )

Ragum Putar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang dapat membentuk sudut terhadap
spindle.Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya
0
terdapat alas yang dapat diputar 360

Gambar 2. 11 Ragum Putar

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 18 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara
datar dan tegak.

Gambar 2. 12 Ragum Universal

e) Meja Putar (Rorary Table)


Meja putar (Rotary Table) digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang, alur, radius
(melingkar) dan bentuk-bentuk segi banyak (Gambar 2.13).

Gambar 2. 13 Meja putar (Rotary Table).

f) Kepala Pembagi (Dividing Head)

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 19 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk
membentuk segi-segi yang beraturan pada poros benda kerja . Peralatan ini biasanya
dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak
dapat dilakukan dengan pembagian langsung. Kepala pembagi dan kelengkapannya
dapat dilihat pada (Gambar 2.14).

Gambar 2. 14 Kepala pembagi.

g) Kepala lepas
Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja yang ikerjakan dengan dividing head.
Sehingga waktu disayat enda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.

Gambar 2. 15 Kepala lepas

h) Adaptor

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 20 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dimasukkan ke sarung
tirus pada sumbu utama.

Gambar 2. 16 Adaptor

i) Penjepit/Klem Mesin
Klem Mesin ini digunakan untuk memegang/menjepit benda kerja yang tidak dapat
dijepit pada ragum, yang umumnya benda panjang atau lebar.
Penjepitan langsung benda kerja itu ditaruh di meja mesin frais bila slindris ditaruh pada
alur meja, bila lebih ditempatkan sesuai dengan kemampuan langkah kerja sehubungan
dengan jangkauan pisau frais (cutter).

Gambar 2. 17 Klem mesin

4) Ukuran Standar Mesin Frais


Ukuran suatu mesin frais ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:
Panjang langkah/ jarak tempuh meja mesin frais arah memanjang

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 21 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Jarak spindel sampai permukaan meja pada kedudukan paling bawah.


Panjang langkah/ jaraktempuh meja mesin frais arah melintang

5) Alat Potong Mesin Frais


Terdapat berbagai jenis alat potong yang digunkan untuk prose pemotongan pada proses
pengefraisan. Hasil pengefraisan ditentukan oleh jenis alat potong/ pisau frais yang
digunakan.

Macam-macam Pisau Frais


Adapun macam-macam pisau frais yang sering digunakan pada proses
pengefraissanadalah sebagai berikut:

a) Pisau Frais Mantel (Plane Milling Cutter)


Pisau frais mantel pada umumnya digunakan untuk mengefrais bidang yang lebar dan
rata. Pisau jenis ini apabila dilhat dari arah mata sayat/heliknya terbagi menjadi dua
yaitu, pisau frais mantel helik kanan dan pisau frais mantel helik kiri. Disebut helik kanan
karena arah mata sayatnya mengarah kekanan (Gambar 2.18) dan disebut helik kiri
karena arah mata sayatnya menagrah kekiri (Gambar 2.19).

Gambar 2. 18 Pisau frais mantel (plane milling cutter) helik kanan

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 22 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 19 Pisau frais mantel (plane milling cutter) helik kiri

Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-beda, diantaranya
dapat dilihat pada (Tabel 1.1)
Tabel 2.1 Type Pisau Mantel
Type Pisau
No Ciri-ciri dan Fungsi Gambar
Mantel
1. H (keras) Memiliki sudut potong/
baji 81º dan jarak
diantara gigi pisau
dekat. Jenis pisau ini
igunakan untuk
pengefraisan baja
carbon sedang
1. N (normal) Memiliki sudut potong/
baji 73º dan jarak
diantara gigi pisau
sedang. Jenis pisau ini
igunakan untuk
pengefraisan baja
carbon rendah/ baja
lunak
3. W (lunak) Memiliki sudut potong/
baji 69º dan jarak
diantara gigi pisau
jarang. Jenis pisau ini
digunakan untuk

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 23 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

pengefraisan logam non


fero.

b) Pisau Frais Sudut (Angle Cutter)


o o o o
Pisau frais sudut pada umumnya memiliki sudut 30 , 45 , 60 dan 90 . Sedangkan
apabila dilihat dari sisi sudutnya, ada yang memilki sudut tunggal (Single angle cutter)
(Gambar 2.20.a) dan ada yang memilki sudut ganda (double angle cutter). (Gambar
2.20.b).

(a) (b)

Gambar 2. 20 Pisau frais sudut (single angle cutter dan double angle cutter )

c) Pisau Frais Ekor Burung (Dove Tail Cutter)


Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur ekor burung, pada umumnya sudut ekor
o o o
burung yang dapat dibuat besarnya : 30 , 45 dan 60 .

Gambar 2. 21 Pisau frais ekor burung

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 24 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

d) Pisau frais Alur Melingkar (Woodruff Keyseat Cutter)


Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pasak pada poros yang berbentuk bulan
sabit yang letak alurnya tidak pada ujung porosnya (gambar 2.22).

Gambar 2. 22 Pisau frais alur melingkar.


e) Pisau sisi dan Muka (Side and Face Cutter)
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja (Gambar 2.23).

Gambar 2. 23 Pisau sisi dan muka

f) Pisau Frais Sisi Gigi Silang (Staggered Tooth Side and Face Cutter).
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja.
Perbedaan dengan pisau frais sisi adalah, pemakanannya lebih ringan (Gambar
2.24).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 25 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 24 Pisau frais sisi gigi silang

g) Pisau frais radius (bentuk) (Form Cutter)


Pisau frais radius, berfungsi untuk membentuk radius luar berbentuk cekung disebut
(convex milling cutter) (gambar 2.25a) dan untuk membentuk radius luar berbentuk
cembung disebut (concave milling cutter) (gambar 2.25b).

Gambar 2. 25 Convex milling cutter

Gambar 2. 26 Concave milling cutter

h) Pisau Frais Alur T (T Slot Cutter)


Pisau alur T digunakan untuk mengefrais berbentuk alur T sebagaimana alur T pada
meja mesin frais dan skrap (Gambar 2.27).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 26 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 27 Pisau Frais Alur T

i) Pisau Frais Jari (Endmill Cutter)


Pisau jari digunakan untuk membuat alur tembus atau betingkat dan
mengefrais rata untuk bidang yang kecil (Gambar 2.28)

Gambar 2. 28 Pisau Frais Jari

Jika dilihat dari sudut heliknya dan jumlah mata sayatnya, ada beberapa jenis pisau jari
diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Macam-Macam Endmill dan Penggunaannya


No. Gambar Ciri dan Fungsi
1. Sudut helik dan alur giginya
tidak terlalu besar, digunakan
untuk pengefraisan baja
normal

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 27 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

1. Sudut helik kecil, gigi lebih


banyak, digunakan untuk
pengefraisan baja yang keras
dan ulet

3. Sudut helik dan alur gigi besar,


digunakan untukpengefraisan
baja lunak

4. Memiliki sisi mata sayat


bergerigi, digunakan untuk
pengefraisan
denganpemakanan kasar

5. Sudut helik dan alur gigi besar,


dapat digunakan untuk
pemakanan kebawah/
membuat lubang

j) Pisau Jari Radius ( Bull Noze Cutter)


Pisau jari radius digunakan untuk membuat bidang alur berbentuk radius c ekung
(Gambar 2.29).

Gambar 2. 29 Pisau jari radius

k) Pisau Frais Roda Gigi (Gear Cutter)

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 28 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Pisau ferais roda gigi digunakan untuk pembuatan roda gigi. Pisau jenis ini ada dua
macam yaitu, pisau frais roda gigi untuk sistem modul (mm) dan Dp (diameter pitch)
(Gambar 2.30).

Gambar 2. 30 Pisau frais roda gigi

l) Pisau Frais Muka (Face Mill Cutter)


Pisau muka pada umumnya mata sayatnya ditempel pada bodi dengan cara dilas atau
dibaud, yang mata sayatnya terbuat dari bahan cementit carbide. Pisau ini digunakan
untuk mengefrais permukaan rata dan luas/lebar (Gambar 2.31).

Gambar 2. 31 Pisau frais muka

m) Pisau Frais Sisi dan Muka (Shell endmil Cutter)


Pisau frais sisi dan muka, digunakan untuk pemakanan bagian samping dan muka,
sehingga dapat digunakan untuk mengefrais bidang siku. Pisau jenis ini

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 29 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

ada macam yaitu, untuk pemakanan ringan/finising (Gambar 2.32a) dan untuk
pemakanan berat/pengasaran (Gambar 2.32b).

Gambar 2. 32 (a) dan (b) Pisau frais sisi dan muka

n) Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw)


Pisau gergaji digunakan untuk memotong/ membelah benda kerja yang memiliki
ukuran ketebalan tidak terlalu besar (tipis) (Gambar 2.33).

Gambar 2. 33 Pisau frais gergaji (slitting saw)

Bahan Pisau Frais


Jenis bahan yang digunakan untuk membuat pisau frais antara lain:
a. Unalloyed Tool Steel
Merupakan baja perkakas bukan paduan dengan kandungan karbon 0,5% - 1,5% ,
kekerasan bahan ini akan hilang jika suhu kerjanya 250 º C. Oleh karena itu jenis
tidak cocok kalau digunakan untuk proses kecepatan potong yang tinggi.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 30 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

b. Alloy Tool Steel


Merupakan baja perkakas bukan paduan yang mengandung karbon kromium,
vanadium dan molybdenum. Bahan paduan ini tahan keausan sampai suhu 600º C.

c. Cemented Carbide
Merupakan baja perkakas bukan paduan yang mengandung karbon,Tungten dan
Cobalt, bahan paduan ini tahan keausan sampai suhu 900º C. Cemented Carbide pada
umumnya dibuat dalam bentuk tip yang terpasang pada pemegang Cutter. Pisau
bahan ini untuk pengefrais dengan kecepatan tinggi, sehingga waktu pemotongan
dapat dipersingkat dan dapat menghasilkan kualitas permukaan yang halus.

Geometri Alat potong Pada Pisau Frais


Yang dimaksud dengan geometri alat potong pada pisau frais adalah, sudut
potong/baji dan sudut-sudut kebebasan lainnya yang teerdapat pada mata sayat pisau
frais. Pada proses pengefraisan untuk jenis bahan tertentu diperlukan geometri pisau
frais yang sesuai, besarnya sudut-sudut kebebasan yang harus diperhatikan pada saat
pengasahan adalah: sudut potong bagian depan, sudut bebas mata potong (land 1)
dan sudut bebas belakang (land 2).

Gambar 2. 34 Geometri alat potong/pisau frais/cutter

Penggunaan Pisau Frais


Penggunaan pisau frais tergantung dari jenis pekerjaan yang akan dilakukan
pengefraisan. Dibawah ini tabel penggunaan masing-masing pisau frais sesuai
fungsinya.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 31 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Table 2.3 Pisau Frais dan Penggunaannya.


No. Jenis Pisau Frais Ilustrasi Penggunaan
1 Pisau Frais Mantel
(Plane Milling Cutter)

1. Pisau Frais Sudut


(Angle Milling Cutter)

3. Pisau Frais Ekor Burung


(Dove Tail Milling Cutter)

4. Pisau frais Alur Melingkar


(Woodruff Keyseat Cutter)

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 32 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

5. Pisau sisi dan Muka


(Side and Face Cutter)

6. Pisau Frais Sisi Gii Silang


(Staggered Tooth Side and
Face Cutter)

7. Pisau frais radius (bentuk)


(Form Cutter)

8. Pisau Frais Alur


T (T Slot Cutter)

9. Pisau Frais Jari


(Endmill Cutter)

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 33 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

10. Pisau Frais Roda


Gigi (Gear Cutter)

11. Pisau Frais Muka


(Face Mill Cutter)

11. Pisau Frais Sisi dan Muka


(Shell endmil Cutter)

13. Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 34 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

6) Parameter Pemotongan Pada Proses Pengefraisan


Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada proses pengefraisan adalah,
informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari
teknologi proses pemotongan/penyayatan pada proses pengfraisan. Parameter
pemotongan pada mesin frais meliputi: kecepatan potong (Cutting speed/ Cs), kecepatan
putaran mesin (Revolution Permenit/Rpm), kecepatan pemakanan (Feed/ F) dan waktu
proses pemesinannya.

a. Kecepatan potong (Cutting speed/ Cs)


Yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat
bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau
feet/menit). Pada gerak putar seperti pada mesin frais, kecepatan potongnya (Cs)
adalah: Keliling lingkaran benda kerja (π.d) dikalikan dengan putaran (n). atau: Cs =
π.d.n meter/menit.
Keterangan:
d : diameter alat potong (mm)
n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14

Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan pada
proses pemesinan, sudah teliti/diselidiki para ahli dan sudah patenkan pada tabel
kecepatan potong, sehingga dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis
bahan yang akan difrais dan jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-
bahan khusus/spesial, tabel kecepatan potongnya dikeluarkan oleh pabrik pembuat
bahan tersebut.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Pada
umumnya bahan alat potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed
Steel) dan karbida (carbide). Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa, dengan alat
potong yang jenis bahannya dari karbida, kecepatan potongnya lebih cepat jika
dibandingkan dengan alat potong yang jenis bahannya dari HSS (Tabel 5.1).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 35 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Tabel 2.4 Kecepatan potong bahan


PisauFrais HSS Pisau Frais Karbida
Bahan
m/men Ft/min M/men Ft/min
Baja lunak(Mild Steel) 18 – 21 60 – 70 30 – 250 100 – 800

Besi Tuang(Cast Iron) 14 – 17 45 – 55 45 - 150 150 – 500


Perunggu 21 – 24 70 – 80 90 – 200 300 – 700

Tembaga 45 – 90 150 – 300 150 – 450 500 – 1500

Kuningan 30 – 120 100 – 400 120 – 300 400 – 1000

Aluminium 90 - 150 300 - 500 90 - 180 600

b. Kecepatan Putaran Mesin Frais (Revolotion Per Menit/ Rpm)


Yang dimaksud kecepatan putaran mesin frais adalah, kemampuan kecepatan putar mesin
frais untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari
itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
kecepatan potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong untuk
setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam
proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus dasar
untuk menghitung putaran mesin frais adalah:
Cs = π.d.n Meter/menit

Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan satuan diameter benda
kerja dalam milimeter, maka satuannya harus disamakan terlebih dahulu yaitu dengan
mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran
mesin menjadi:

Keterangan:
d : diameter alat potong (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 36 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Contoh soal 1:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais shell endmill
cutter berdiameter ( ) 50 mm dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit.
Pertanyaannya adalah: Berapa kecepatan putaran mesinnya?.

Jawaban contoh soal 1:

n = 159,235 Rpm
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 159,235 Rpm

Contoh soal 2:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais pisau frais
shell endmill cutter berdiameter ( ) 2 inchi dengan kecepatan potong (Cs) 30
meter/menit. Pertanyaannya adalah: Berapa kecepatan putaran mesinnya ?.

Jawaban contoh soal 2:


Satuan inchi bila dijadikan satuan mm harus dikalikan 25,4 mm. Dengan demikian
diamter ( ) 2 inchi = 2x25,4=50,8 mm. Maka putaran mesinnya adalah:

n = 188,073 Rpm

Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 188,073 Rpm


Dari hasil perhitungan di atas, dapat dijadikan dasar sebagai acuan dalam menyetel
putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel
pada mesin tersebut. Artinya putaran mesin yang digunakan dipilih dalam tabel pada
mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas. Selain itu, untuk
menentukan besaran putaran mesin frais

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 37 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

juga dapat mengacu atau menggunakan tabel putaran mesin frais yang
telahtersedia(lihat pada lampiran).

c. Kecepatan Pemakanan (Feed/ F) – mm/menit


Kecepatan pemakanan atau ingsutan pada proses pengefraisan, ditentukan dengan
mempertimbangkan beberapa factor diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman
penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong
dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa
besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang
optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada
umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena
tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pengefraisan lebih cepat), dan
pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan
tujuan mendapatkan kualitas permukaan hasil penyayatan yang lebih baik sehingga
hasilnya halus (waktu pengefrisan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin frais tentukan oleh seberapa besar
bergesernya pisau frais (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran
mesinnya (n) dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan
(F) adalah: F = f x n (mm/men)

Keterangan:
f= besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n= putaran mesin (putaran/menit)

Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan putaran mesinnya (n) 560 putaran/menit dan
besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan
pemakanannya ?.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 38 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Jawaban contoh 1:
F=fxn
= 0,2 x 560 = 112 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 112 mm, selama satu menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan pisau frais berdiameter 40 mm, dengan
kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?.

Jawaban contoh 2:

= 199,044 ≈ 199 Rpm


F=fxn
F= 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 29,85 mm, selama satu menit.

d. Perhitungan Waktu Pemesinan Frais


Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin frais, lamanya waktu proses
pemesinan perlu diketahui atau dihitung. Hal ini penting karena dengan mengetahui
kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan
lancar. Apabila diameter alat potong, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/
penggeseran pisaunya diketahui, waktu pengefarisan dapat dihitung.

a) Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata


Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan frais adalah, seberapa besar
panjang atau jarak tempuh pengefraisan (L) dalam satuan mm, kecepatan pemakanan
(F) dalam satuan mm/menit dan jumlah mata sayat pisau yang digunakan (t). Pada
gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pegefraisan (L) adalah panjang
pengefraisan rata (ℓ) ditambah star awal

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 39 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

pisau (ℓa) dan lepasnya pisau dari benda kerja (lu), atau: L total= ℓ+ℓa+ℓu (mm). Untuk
nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F= f.n
(mm/putaran).

Gambar 2. 35 Panjang langkah pengefraisan rata

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan waktu


pemesinan pengefraisan rata (tm) dapat dihitung dengan rumus:
Panjang pengefrais an (L) mm
Menit.
Kecepatan Pemakanan (F) mm/menit

L = ℓ+ℓa+ℓu
F = f.t.n
Keterangan:
t = jumlah mata sayat alat potong
f = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
F = pemakanan setiap menit
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 250 mm dengan
pisau frais jari. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin
frais (n)= 460 putaran/menit, pemakanan dalam satu

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 40 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

putaran (f)= 0,13 mm/putaran, jarak start awal (la)= 20 mm, jarak akhir (Lu)= 20 mm dan
mata sayatnya pisau jari (t)= 6 mata.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengefraisan sesuai
data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.

Jawaban soal 1:
F = f .t .n
= 0,13 . 6. 460
= 239,2 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 20 + 20 = 290 mm
L 290
tm 1,213menit
F 239,2

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengefraisan sesuai data diatas

adalah selama menit.


Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 350 mm dengan
pisau shell endmill berdiameter 40 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan
sebagai berikut: Kecepatan pemakanan (Cs)= 25 meter/menit, pemakanan dalam satu
putaran (f)= 0,23 mm/putaran, jarak start awal (la)= 25 mm, jarak akhir (Lu)= 25 mm
dan mata sayatnya pisau jari (t)= 8 mata.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengefraisan
sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.

Jawaban soal 2:

= 199,05 ≈ 199 Rpm


F = f .t .n
= 0,23 . 8 . 199

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 41 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

=366,16 mm/ menit


L = ℓ + ℓa + ℓu = 350 + 25 + 25 = 400 mm
L 400
tm 1,092 menit
F 366,16

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengefraisan sesuai data diatas

adalah selama menit.


b) Waktu Pengeboran Pada Mesin Frais
Perhitungan waktu pengeboran pada mesin frais, pada prinsipnya sama dengan
menghitung waktu pemesinan pengefraisan rata. Perbedaannya hanya terletak pada
jarak star ujung mata bornya. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total
pengeboran (L) adalah panjang pengeboran (ℓ) ditambah star awal mata bor (ℓa= 0,3 d),
sehingga: L= ℓ + 0,3d (mm). Untuk nilai
kecepatan pemakanan (F) mengacu pada uraian sebelumnya F= f.n (mm/putaran)

Gambar 2. 36 Proses pengeboran pada mesin frais

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan waktu pengeboran
(tm) dapat dihitung dengan rumus:
Panjang pengeboran (L) mm Menit
Waktu pengeboran (tm)
Feed (F) mm/menit

L= ℓ + 0,3d (mm.
F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 42 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran)

Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais sepanjang 38 mm
dengan mata bor berdiameter 12 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai
berikut: Putaran mesin frais (n)= 800 putaran/menit, dan pemakanan dalam satu
putaran (f)= 0,03 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengeboran
pada mesin frais sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.

Jawab soal 1 :

F = f.n = 0,03 x 800= 24 mm/menit

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas adalah

selama menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais sepanjang 30 mm
dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai
berikut: Kecepatan potong (Cs)= 25 meter/menit, dan pemakanan dalam satu putaran
(f)= 0,04 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengeboran
pada mesin frais sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 43 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Jawab soal 2 :

= 796,178 ≈ 796 Rpm

F = f.n = 0,04 x 796= 31,84 mm/menit

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas adalah

selama menit.
7) Prosedur Pengoperasian Mesin Frais
Yang dimaksud prosedur pengoperasian mesin frais adalah, bagaimana cara
melakukan pengoperasian mesin frais dengan menerapkan prosedur dan tata cara
yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan
kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L).
1. Prosedur Sebelum Melakukan Pengoperasian Mesin Frais
Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan sebelum melakukan
pengoperasian mesin frais, diantaranya:
a) Mengecek Kondisi Mesin Frais Sebelum Dioperasikan
Sebelum melakukan pengoperasian mesin frais, harus melakukan pengecekan kondisi
mesin terlebih dahulu baik secara fisik maupun melalui pembacaan data dari kartu
penggunaan mesin. Dengan melakukan pengecekan terlebih dahulu kondisi fisik mesin
dan pembacaan data dari kartu penggunaan mesin, dapat mengetahui kesiapan mesin
apakah siap untuk dioperasikan atau tidak. Jika mesin siap untuk dioperasikan, lakukan
pengoperasian mesin seuai SOP dan jika tidak siap untuk dioperasikan laporkan pada
petugas perbaikan dan perawatan mesin.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 44 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

b) Memahami Fungsi Bagian-bagian Mesin Frais Sebelum


Mengoperasikan
Sebelum melakukan pengoperasian mesin frais, yakinkan bahwa anda telah memahami
semua fungsi dari bagian-bagian mesin frais. Dengan memahami fungsi semua fungsi dari
bagian-bagian mesin frais, diharapkan tidak akan melakukan kesalahan pada saat
mengopersikan mesin frais.

2. Prosedur Pengoperasian Mesin Frais


Prosedur pengoperasian mesin frais, pada dasarnya samauntuk setiap jenis mesin dari
pabrikan mesin frais yang berbeda. Pada umumnya perbedaannya hanyalah letak atau
posisi handel-handel dan tombol (switch) untuk pengoperasiannya saja.
Prosedur pengoperasian mesin frais tersebut diantaranya bagaimana cara:
menghidupkan dan mematikan sumber utama listrik (power suply) pada panel mesin,
menghidupkan dan mematikan (on-off) mesin, mengatur putaran mesin dan arah
putaran mesin, menggoperasikan meja mesin arah memanjang/ lintang baik secara
manual atau otomatis, mengatur feeding dan arah pemakanan mesin untuk keperluan
pengefraisan. Berikut uraian prosedur pengoperasian mesin frais, dengan mengambil
salah satu contoh jenis mesin frais universal produk dari pabrikan tertentu.

a) Menghidupkan dan Mematikan Sumber Arus Listrik (power suply)


Mesin
Motor penggerak pada setiap mesin, selalu dilengkapi saklar on-off yang terpasang pada
panel kelistrikan. Saklar on-off berfungsi untuk menghubungkan/ menghidupkan dan
memutus /mematikan sumber arus listrik. Contoh macam-macam saklar on-off yang
sering digunakan pada sebuah panel kelistrikan mesin frais, dapat dilihat pada (gambar
2.37).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 45 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 37 Contoh macam-macam saklar on-off yang sering digunakan pada sebuah panel
kelistrikan mesin

Menghidupkan sumber utama arus listrik (power suply) pada sebuah panel kelistrikan
mesin frais, merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan sebelum mengopersikan
mesin frais. Karena dengan menghidupkan sumber utama arus listrik, berati motor
penggerak mesin siap untuk dioperasikan.
Sedangkan untuk mematikan sumber utama arus listrik (power suply)pada sebuah panel
kelistrikan mesin frais, merupakan kegiatan paling akhir yang dilakukan setelah
mengoperasikan mesin frais. Karena dengan mematikan sumber utama arus listrik, berati
motor penggerak mesin tidak ada lagi sumber arus listrik sehingga aman dari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Panel kelistrikan mesin frais yang telah dilengkapi dengan saklar on-off,pada umumnya
ditempatkan pada posisi yang aman dan mudah dijangkau oleh opertor. Contoh posisi
panel utama on-off switchpada mesin frais, dapat dilihat pada (gambar 2.38).

Gambar 2. 38 Contoh posisi panel utama on-off switch


pada mesin frais

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 46 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

b) Menghidupkan dan Mematikan Mesin


Yang dimaksud menghidupkan mesin adalah, kegiatan mengaktifkan/ menghidupkan
motor penggerak mesin untuk memutar spindel utama mesin frais untuk proses
pengefraisan. Sedangkan yang dimaksud mematikan mesin adalah, kegiatan mematikan
motor penggerak mesin untuk menghentikan spindel utama mesin frais, jika proses
pengefraisan sudah selesai.
Untuk melakukan kegiatan menghidupkan dan mematikan mesin frais, pada umumnya
dapat dilakukan dengan menggunakan tombol on-offyang tersedia pada panel kelistrikan
untuk pengoperasian mesin frais. Posisi panel kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais
(tombol on-off dan saklar lainnya), pada umumnya diletakkan pada posisi yang aman
dari benturan, bebas dari air dan mudah dijangkau oleh operator agar mudah untuk
mengendalikannya. Cara menggunakan tombol on-off cukup hanya menekan tombolnya
saja, sedangkan yang berbentuk saklar cukup hanya memutar searah jarum jam atau
sebaliknya. Contoh posisi panel kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais, dapat dilihat
pada (Gambar 2.39)

Gambar 2. 39 Contoh posisi panel kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 47 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

c) Mengatur Putaran dan Arah Putaran Mesin Frais


Sebagaimana telah dibahas pada kegiatan belajar sebelumnya, untuk menentukan
besaran putaran mesin frais, sangat dipengaruhi oleh jenis dan diameter alat potong
yang akan digunakan serta jenis bahan yang akan dilakukan pengefraisan. Rumus yang
digunakan untuk menentukan besaran

putaran mesin frais (n) adalah: , atau lihat tabel putaran mesin
frais.
Untuk mengaplikasikan/menerapkan putaran pada mesin frais, dapat dilakukan dengan
mengatur handel-handel/ tuas yang ada pada mesin. Setiap jenis mesin dengan pabrikan
yang berbeda letak handel-handel/ tuas bisa berbeda-beda, namun tetap ditempatkan
pada lokasi yang praktis agar mudah mengaturnya. Maka dari itu untuk mengatur
putaran mesin, cermati posisi handel-handel/ tuas dan baca petunjuk yang ada pada
tabel mesin. Contoh posisi handel-handel/ tuas pengatur putaran mesin frais, dapat
dilihat pada (Gambar 2.40).

Gambar 2. 40 Contoh posisi handel/ tuas pengatur putaran mesin frais

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 48 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Hal yang penting diketahui adalah, pengaturan posisi handel/ tuas untuk mengatur
putaran mesin tidak boleh dilakukan pada saat mesin sedang aktif berputar, karena akan
berakibat pada rusaknya mekanik dan roda gigi pada gear box mesin.

d) Mengatur Feeding dan Arah Pemakanan Mesin Frais


Salah satu parameter yang berpengaruh terhadap keawetan alat potong dan kehalusan
hasil pengefraisan adalah pengaturan feeding, sehingga pada saat melakukan proses
pengefraisan pengaturan feeding harus dilakukan. Rumus dalam mengatur feeding
mesinfrais (F) adalah: adalah: F = f.n mm/menit. Contoh posisi handel-handel/ tuas
untuk mengatur feeding mesin frais, dapat dilihat pada (Gambar 2.41).
.

Gambar 2. 41 Contoh posisi handel/ tuas pengatur putaran mesin frais

Selain itu, parameter lain yang sangat berpengaruh terhadap keawetan alat potong dan
kehalusan hasil pengefraisan adalah dalam menentukan arah pemakaan. Sebagaimana
diketahui pada proses pengefraisan terdapat tiga cara/ metode pemakanan yaitu
pemakanan searah, berlawanan arah dan netral. Dari ketiga metode pemakan tersebut,
untuk proses pengefraisan konvensional dianjurkan menggunakan metode pemakanan
berlawanan arah dan netral. Dapat menggunkan metode pemekanan serah, jika mesin
yang

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 49 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

digunakan dilengkapi dengan mur pengencang (mur belah) yang berfungsi untuk
menghilangkan atau mengurangi celah(back lost)yang terdapat pada batang ulir
transportir dan murnya, sehingga tidak terjadi penyayatan yang seperti digaruk-garuk.

e) Menggoperasikan Meja Mesin Frais


Untuk dapat melakukan berbagai proses pengefraisan, seorang operator harus dapat
mengoperasikan meja mesin arah memanjang dan melintang baik secara manual
maupun otomatis. Dalam menggoperasikan meja mesin arah memanjang secara manual,
dapat dilakukan dengan memutar handel yang ada pada meja mesin (Gambar 2.42a).
Sedangkan untuk menggoperasikan meja arah melintang secara manual, dapat dilakukan
dengan memutar handel yang ada eretan lintang (Gambar 2.42b).
Untuk mengoperasikan meja mesin arah memanjang secara otomatis dapat dilakukan
dengan mengaktifkan handel otomatis memanjang (Gambar 2.42c), dan untuk
menggoperasikan meja arah melintang secara otomatis dapat dilakukan dengan
mengaktifkan handel otomatis melintang (Gambar 2.42d).
c

a b

Gambar 2. 42 Handel-handel/ tuas untuk pengoperasian


secara manual dan otomatis

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 50 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

3. Prosedur Penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan


(K3L) Pada Pengoperasian/ Proses Pengefraisan
Kegiatan produksi pada bengkel manufaktur terutama pada proses pengefraisan;
penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) di lingkungan kerja
seharusnya sudah menjadi kesadaran diri yang harus dilaksanakan tanpa adanya
peringatan dan bahkan paksaan dari siapapun. Karena pada dasarnya penerapan K3L di
lingkungan kerja secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada diri
sendiri, orang disekitarnya, mesin, peralatan dan lingkungan kerja sehari-hari. Dengan
demikian, apabila K3L diterapkan dengan penuh kesadaran akan berdampak positif dan
jika tidak akan berdampak negatif terhadap diri sendiri dan lingkungan kerja.
Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
terkait penerapan K3L pada saat melakukan proses pengefraisan, diantaranya:
a) Yang harus dilakukan
Kegiatan yang harus dilakukan terkait penerapan K3L pada saat proses pengefraisan
diantaranya:

- Menggunakan Pakaian Kerja


Untuk mendapatkan kenyamanan dan keselamatan saat bekerja berdasarkan tuntutan
karakteristik pekerjaan , operator harus menggunakan pakaian kerja yang standar
sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.43).

Gambar 2. 43 Penggunakan pakaian kerja yang standar pada saat proses


pengefraisan

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 51 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

- Menggunakan Kaca Pengaman (Safety Glasses)


Untuk menghindari mata terkena atau kemasukan tatal/beram pada saat proses
pengefraisan, maka selama melakukan pemotongan harus menggunakan kacamata
yang sesuai standar keselamatan kerja (Gambar 2.44)

Gambar 2. 44 Menggunaan kaca mata yang standar


pada saat proses pengefraisan

- Menggunakan Sepatu Kerja


Pada saat melakukan proses pengefraisan, tidak bias dihindari adanya beram (chip) yang
berserakan dilantai akibat dari hasil pemotongan. Selain itu ada kemungkinan benda/alat
atau perlengkapan lain terjatuh dari atas dan juga oli yang berceceran. Maka dari itu, pada
saat melakukan proses pengefraisan harus menggunakan sepatu kerja sesuai standar yang
berlaku (Gambar 2.45).

Gambar 2. 45 Menggunakan sepatu kerja yang standar


pada saat proses pengefraisan

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 52 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

- Matikan Mesin Pada Saat Melakukan Pengukuran Benda Kerja


Melakukan pengecekan ukuran benda kerja hasil pengefarisan putaran mesin
harus dalam posisi mati(Off), karena jika tidak, tangan beresiko celaka
terkena putaran pisau (Gambar 2.46).

Gambar 2. 46 Matikan mesin pada saat mengukur mengecek hasil pengefraisan

- Menggunakan Kuas Pada Saat Membersihkan Mesin


Kecelakaan pada tangan bisa saja terjadi pada saat membersihkan mesin, maka dari itu
selalu gunakan kuas pada saat membersihkan permukaan benda kerja dan mesin
(Gambar 2.47).

Gambar 2. 47 Menggunakan kuas pada saat membersihkan mesin

b) Yang Tidak boleh dilakukan


Kegiatan yang tidak boleh dilakukan pada saat proses pengefraisan diantaranya:
- Menempatkan Peralatan Kerja Yang Tidak Aman

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 53 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Agar semua peralatan aman dan mudah diambil pada saat akan digunakan, perlatan harus
diletakkan dan ditempatkan pada posisi yang aman dan ditata dalam penempatannya.
Penempatan peralatan sebagaimana (Gambar 2.48), sangat tidak dibenarkan karena tidak
aman dan mudan terjadikerusakan peralatan akibat saling berbenturan atau mudah terjatuh.

Gambar 2. 48 Penempatkan peralatan kerja yang tidak aman

- Meninggalkan Kunci Pengikat Pemegang Pisau/Holder Pada Spindel


Mesin
Meninggalkan kunci pengikat pemegang pisau(tool-holder) pada spindel mesinsetelah
pemegang pisau dilepas (Gambar 2.49), adalah kegiatan yang sangat membahayakan bagi
operator dan orang-orang yang ada disekitarnya, karena apabila mesin dihidupkan
sedangkan kunci pengikat masih menempel di spindel mesin, kunci cekam akan terlempar
dengan arah yang tidak jelas sehingga dapat mengenai siapa saja yang ada disekitarnya.

Gambar 2. 49 Menempatkan kunci cekam pada mulut pengencang cekam setelah melepas
benda kerja

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 54 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

- Berkerumunan Disekitar Mesin Frais Tanpa Alat Pelindung


Berkerumunan disekitar mesin Frais tanpa alat pelindung adalah salahsatu
kegitan yang sangat membahayakan, karena rawan terjadi kecelakaan akibat
loncatan tatal/beram atau perlengkapan mesin frais yang terjatuh (Gambar
2.50).

Gambar 2. 50 Bekerumunan disekitar


mesin frais tanpa alat pelindung

- Membiarkan air Pendingin dan Tatal/Beram Berserakan di Lantai


Dengan membiarkan air pendingan dan tatal berserakan dilantai pada saat
proses pengefraisan (Gambar 2.51), akan dapat mengakibatkan terjadinya
kecelakaan dan mengganggu kenyamanan dalam bekerja termasuk
kenyamanan lingkungan. Misalnya lantai jadi licin sehingga orang yang lewat
mudah terjatuh, dan tatalnya dapat mengakibatkan orang yang lewat terluka
kakinya. Selain itu dilarang keras bekas air pendingin dibuang sembarangan,
karena campuran air pendingin mengandung bahan kimia yang berbahaya
bagi mahluk manusia dan mahluk hidup lainnya.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 55 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 51 Membiarkan air pendingan dan tatal berserakan

- Menggunakan Sarung Tangan Pada Saat Proses Pengefraisan


Menggunakan sarung tangan pada saat proses pengefraisan, juga sangat
tidak dianjurkan. Karena jika menggunakan sarung tangan, kepekaan tangan
jadi berkurang sehingga dalam melakukan pengukuran hasil pengefraisan
kurang sensitif (Gambar 2.52), dan juga tangan jadi kurang peka terhadap
kejadian-kejadian lainnya yang dapat mengakibatkan tangan mengalami
kecelakaan.

Gambar 2. 52 Menggunakan sarung tangan pada saat


pada saat melakukan pengukuran benda kerja

- Membuang Tatal/Beram Bersama Jenis Sampah Lainnya


Setelah melakukan proses pengefraisan kegiatan membuang tatal/beram hasil pemotongan
besama-sama jenis sampah lainnya sangatlah tidak dianjurkan

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 56 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

(Gambar 2.53), karena demi kesehatan lingkungan sampah jenis organik dan an-organik
seharusnya dibedakan sehingga pengolahan akhirnya lebih mudah

Gambar 2. 53 Membuang tatal/beram, besama jenis sampah lainnya

8) Teknik Pengefraisan Benda Kerja


Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai
macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur
dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan
kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses
pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan
yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongandan berbagai teknik-teknik
pengefraisannya.

1. Metode Pemotongan Pada Proses Pengefraisan


Untuk mendapatkan hasil pengfraisan yang baik dan alat potongnya tahan awet atau
tahan lama, perlu memahami metoda pemotongan yang benar. Metode pemotongan
pada proses pemesinan frais dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
a) Metoda Pemotongan searah
Yang dimaksud dengan metoda pemotongan searah adalah, pemotongan yang
datangnya benda kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini
hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 57 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

(Gambar 2.54)

Gambar 2. 54 Metoda pemotongan searah

b) Metoda Pemotongan Berlawanan Arah


Yang dimaksud dengan metoda pemotongan berlawanan arah adalah, pemotongan yang
datangnya benda kerja berlawanan deangan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini
hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter ( Gambar
2.55).

Gambar 2. 55 Metoda pemotongan berlawanan arah

c) Metoda Pemotongan Netral


Yang dimaksud dengan metoda pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi
apabila lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter
cutter, sehingga beban tetap ditengah-tengah senter pisau (Gambar 2.56).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 58 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 56 Metoda pemotongan netral

2. Teknik Pengikatan/ Penjepitan Benda kerja


Untuk mendapatkan hasil/ produk pengefrasian sesuai tuntutan pekerjaan, pengikatan/
pencekaman benda kerja harus dilakukan dengan benar yang diawali dari pemilihan alat
pencekamnya, sampai dengan teknik penggunaannya.
a) Teknik Pengikatan/ Pencekaman Benda Kerja dengan Ragum
Salahsatu alat pengikat/ pencekam benda kerja yang umum digunakan pada proses
pengefraisan adalah ragum mesin, yang pemasangan dan setting-nya adalah sebagai
berikut:
Pemasangan Ragum
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan rata, sejajar dan siku, pemasangan ragum pada
meja mesin frais harus mengikuti prosedur yang benar yaitu:
- Membersihkan meja dan landasan ragum
Sebelum ragum dipasang pada meja mesin, bersihkan terlebih dahulu permukaan bagian
atas meja mesin dan permukaanbagian bawah landasan ragum dari semua kotoran agar
benar-benar posisinya datar tidak ada yang mengganjal
- Posisi pemasangan ragum
Pemasangan ragum pada meja mesin frais (Gambar 2.57), posisinya kurang lebih
ditengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal dengan
pengencangan baut pengikat yang tidak terlalu kencang agar mudah disetel

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 59 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 57 Pemasangan ragum pada meja mesin

- Mengecek/ menyetel kesejajaran ragum


Dalam melakukan pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum, jika hasil pekerjaannya
tidak dituntut kesejajaran dan kesikuan dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan
kesejajaran ragum dapat dilakukan denganmenggunakan penyiku,sebagaimana
ditunjukkan pada (Gambar 2.58).

Gambar 2. 58 Pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum dengan


menggunakan penyiku

Jika hasil pekerjaan dituntut kesejajaran dan kesikuan dengan kepresisian yang tinggi,
pengecekan/penyetelan kesejajaran ragum harus dilakukan dengan menggunakan
dialindicator sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 2.59) atau dengan menggunakan
pupitas sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 2.60)

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 60 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 59 Pengecekan/ penyetelankesejajaran ragum


Dengan menggunakan dialindicator

Gambar 2. 60 Pengecekan kesejajaran ragum dengan menggunakan


pupitas

- Jika pengecekan/ penyetelan kesikuan dan kesejajaran ragumsudah


selesai, kencangkan baut pengikat dengan kuat agar posisinya tidak
berubah.

Teknik Pemasangan Benda Kerja Pada Ragum


Jika sebuah benda kerja kondisi awal kedua bidang sisinya sudah dalam kondisi siku,
pemasangan benda kerja dapat dilakukan menggunakan ragumdengan cara diganjal
dengan parallel strips atau parallel bar dibawahnya. Cara agar mendapatkanpemasangan
benda kerja duduk pada parallel dengan baik, sebelum mulut ragum dikencangkan pukul
benda kerja

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 61 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

secara pelan-pelan dengan palu lunak hingga benda kerja duduk/ menempel dengan baik
pada permukaan paralel pad/ parallel bar (Gambar 2.61).

Gambar 2. 61 Pemasangan benda kerja pada ragum


dengan paralel pad/ parallel bar
jika sebuah benda kerja kondisi awalnya belum memiliki bidang yang
sejajar/siku dan bentuk permukaannya tidak homogen, pemasanganbendakerja dapat
dilakukan menggunakan ragum dengan cara diganjal dengan parallel pad dan batang
bulat. Paralel pad dibawahnya dan batang berdiameter bulat (round bar) dipasang di sisi
benda kerja pada posisi mulut ragum yang bergerak (Gambar 2.62).

Gambar 2. 62 Pemasangan benda kerja pada ragum


dengan paralel pad/ parallel bar dan round bar

b) Teknik Pengikatan/ Pencekaman Benda Kerja dengan Meja Putar


(Rotary Table)
Pengikatan/ pencekaman benda kerja yang umum digunakan, jenis lainya adalah dengan
meja putar.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 62 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Teknik Pemasangan Meja Putar


Untuk mendapatkan hasil pengefraisan yang sepusat dengan sumbu senter meja putar,
pemasangan meja putar pada meja mesin frais harus mengikuti prosedur yang benar
yaitu:
- Pembersihan meja mesin dan landasan meja putar
Sebelum meja putar dipasang pada meja mesin, bersihkan terlebih dahulu permukaan
bagian atas meja mesin dan permukaan bagian bawah landasan meja putar dari semua
kotoran agar benar-benar posisinya datar tidak ada yang mengganjal
- Posisi pemasangan meja putar
Pemasangan meja putar padamejamesinfrais (Gambar 2.64), padaposisi kurang lebih
ditengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal dengan
pengencangan baut pengikat yang tidak terlalu kencang agar mudah disetel.

Gambar 2. 63 Pemasangan meja putar pada meja mesin

- Pengecekan kesepusatan meja putar


Dalam melakukan pengecekan kesepusatan meja putar, jika hasil
pekerjaannyatidakdituntut kesepusatan dengan hasil kepresisian yang tinggi pengecekan
kesepusatannya dapat dilakukandengan menggunakan alat bantu pengarah,sebagaimana
ditunjukkan pada (Gambar 2.64).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 63 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 64 Penyetelan kesepusatan dengan alat bantu pengarah

Jika hasil pekerjaannya dituntut kesepusatan sumbunya dengan hasil


kepresisian yang tinggi,pengecekan kesepusatan dilakukan dengan menggunakan
dialindicator sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 2.65) atau dengan pupitas
sebagaimana ditunjukkan pada(Gambar 2.66).

Gambar 2. 65 Pengecekan kesepusatan sumbu meja putar dengan dial indicator

Gambar 2. 66 Pengecekan kesepusatan sumbu meja putar dengan dial indicator atau pupitas

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 64 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

- Jika pengecekan/ penyetelan kesepusatan meja mesin sudah selesai, agar


posisinya tidak berubah kencangkan baut pengikat dengan kuat.

Teknik Pengikatan/ Pencekaman Benda Kerja


Jika sebuah benda kerja berbentuk bulat, pengikatan bendakerja dapat dilakukan
menggunakan cekam (chuck) yang terpasang pada meja putar (Gambar 2.67).Jika benda
kerjanya berbentukpersegian atau empat persegi panjang, dapat dilakukan dengan cara
pengikatan benda kerjanya langsung diatas meja putar menggunakan klem mesin
(Gambar 2.68).

Gambar 2. 67 Pengikatan benda kerja dengan menggunakan cekam (chuck) yang


terpasang pada meja putar

Gambar 2. 68 Pengikatan benda kerja langsung diatas meja putar menggunakan klem
mesin

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 65 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

c) Teknik Pengikatan/ Pencekaman Benda Kerja Dengan Klem Mesin


Pengikatan/ pencekaman benda kerja yang umum digunakan, jenis lainya adalah dengan
meja klem mesin.Untuk benda kerja yang memiliki bentuk bidang dasarnya rata/ datar,
pengikatan/ pencekamannya dapat dilakukan dengan klem mesin langsung diatas meja
mesin (Gambar 2.69). Untuk benda kerja yang memiliki bentuk bulat, pengikatan/
pencekamannya dapat dilakukan dengan klem mesin dan alat bantu blok V (Gambar
2.70).

Gambar 2. 69 Pengikatan/ pencekaman benda kerja


dengan klem mesin langsung diatas meja mesin

Gambar 2. 70 Pengikatan/ pencekaman benda kerja dengan klem mesin dan alat
bantu blok V

Untuk melakukan pengefrasian benda kerja berjumlah banyak, agar proses kerjanya
praktis dan cepat pemasangan benda kerjanya sebaiknya dipasang stooper/ stop block
sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.71). Jika diperlukan hasil pengefraisan yang dapat
menghasilkan kesejajaran dan kesikuan yang baik, pemasangan stooper/ stop block
hendaknya disetting terlebih dahulu

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 66 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

kesejajarannya dengan menggunakan dialindicator atau pupitas pada bidang yang


berfungsi sebagai pengarah (guide)

Gambar 2. 71 Pemasangan meja putar pada meja mesin

3. Setting Pisau Frais


Kegiatan settingpisau frais, dilakukan agar kedalaman/ jarak pemotongan tercapai sesuai
yang diinginkan. Setting pada posisi nol untuk mengawali proses pemotongan, salah
satunya dapat dilakukan dengan cara menggunakankertas sebagimana terlihat
pada(Gambar 2.72).

Gambar 2. 72 Setting nol diatas permukaan kerja dengan kertas

Pada pelaksanan pengefraisan, untuk tuntutan jenis pekerjaan dengan kepresisian yang
tidak tinggi, tidak perlu melakukan setting nol pisau frais, cukup hanya memberi batas
kedalaman pemakanan berupa garis menggunakan balok penggores (Gambar 2.73).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 67 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 73 Memberi batas kedalaman pemakanan berupa garis


menggunakan balok penggores

4. Teknik Pengefraisan Benda Kerja


Agar dapat menghasilkan produk sesuai tuntutan pekerjaan, dalam melakukan proses
pengefarisan, banyak cara/ teknikyang harus dikuasai oleh seoarang operator. Berikut
akan dijelaskan beberapa teknik pengefraisan yang umum dilakukan untuk dapat
menghasilkan sebuah produk yang standar.

a) Teknik Pengefraisan Rata Posisi Mendatar(Horizontal)


Dalam melakukan pengefraisan benda kerja posisi mendatar, jenis mesin yang digunakan
adalah jenis mesin frais horizontal, dan alat potong yang digunakan adalah pisau frais
mantel (plain milling cutter) sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.74).

Gambar 2. 74 Pengefraisan rata posisi mendatar (horizontal)

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 68 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Adapun langkah-langkah pengefraisan rata dengan posisi mendatar adalah sebagai


berikut:

1) Persiapan Mesin
Persiapan mesin sebelum melakukan pemasangan pisau frais adalah menyiapkan
perlengkapan pemegang pisau frais meliputi: arbor dan satu set kollar (ringarbor)
dengan diameter lubang sama dengan diameter lubang pisau frais yang akan digunakan.
Langkah-langkah persiapkan mesin berikut
kelengkapan lainnya dengan tahapan sebagai berikut:
- Persiapan pemasangan arbor
Untuk persiapan pemasangan pemasangan arbor, geser/ dorong lenganmesin kearah
depan (Gambar 2.75), danlepas pendukung (support) arbornya (Gambar 2.76).

Gambar 2. 75 Menggeser lengan mesin

Gambar 2. 76 Melepas pendukung arbor

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 69 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

- Membersihkan arbor dan lubang spindel


Agar setelah dipasang posisinya benar-benar duduk pada tempatnya,
bersihkanarbor dan lubang spindelpadabagiantirusnya dengan menggunakan kain yang
bersih dari kotoran (Gambar 2.77).

Gambar 2. 77 Membersihkan arbor dan lubang spindle pada bagian tirusnya

- Pemasangan arbor pada spindel mesin


Untuk persiapan pamasangan pisau dan ring arbor, pasang arbor pada spindle mesin dan
ikat arbor dengan mengencangkan baut pengikatnya yang terletak dibelakang bodi mesin
(Gambar 2.78).

Gambar 2. 78 Mengencangkan baut pengikat arbor

- Pemasangan pisau frais (cutter)dan ring arbor (collar)


Pasang pisau (cutter) dan ringar bor (collar) pada arbor, dengan posisi ditengah-tengah

agar mendapatkan area kerja yang luas (Gambar 2.79).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 70 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 79 Pemasangan cutter dan ring arbor (collar)

- Pemasangan pendukung arbor (support)


Pasang pendukung arbor (support) padalengan mesin, dengan posisi
tidak jauh dari kedudukan pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 2.80).
Dengan posisi pendukung arbor tidak jauh dengan kedudukan pisau,
pada saat melakukan pemakanan akan stabil dan tidak terjadi getaran.

Gambar 2. 80 Pemasangan pendukung arbor


.
2) Pemasangan Ragum dan Benda Kerja
Pemasangan ragum dan benda kerja (Gambar 2.81), dilakukan dengan menggunakan
teknik pemasangan alat pencekam/ pengikat sebagimana yang telah diuraikan diatas.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 71 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 81 Pemasangan ragum dan benda kerja

3) Proses pengefraisan benda kerja

- Atur putaran mesin dengan menggunakan rumus: , atau melihat


table kecepatan putar mesin frais.
- Atur feeding mesin dengan menggunakan rumus: F = f.n mm/menit
- Tentukan metoda pemotongan, dengan menggunakan pomotongan
berlawanan arah
- Selanjutnya lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam,
jika pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri (Gambar 2.82).
Proses pemotongan dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dan
dianjurkan selalu menggunakan air pendingin
-

Gambar 2. 82 Proses pemotongan benda kerja

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 72 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Jika ingin mendapatkan jarak pengefraisan tertentu, gunakan nonius ketelitian yang
terletak pada handel/ roda pemutar gerakan meja mesin. Dalam memutar handel tidak
boleh berlawanan arah dari setting awal, karena akan menimbulkan kesalahan setting
yang akan mengakibatkan jarak hasil pengefraisan tidak tepat (Gambar 2.83).

Gambar 2. 83 Penggunaan handel pemakanan

- Jika sudah selesai melakukan pengefraisan rata, lepas benda kerja dan
sebelum meninggalkan ruang praktek bersihkan mesin, peralatan dan
lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran
lainnya. Selain itu jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang
mudah berkarat

b) Teknik Pengefraisan Rata Posisi Tegak (Vertical)


Dalam melakukan pengefraisan bidang rata proses pemotongannya dapat dilakukan
dengan posisi pemotongan tegak, menggunakan pisau faris jenis shell endmill cutter
(Gambar 2.84).
Langkah kerja pengefraisan rata posisi pemotongan tegak pada prinsipnya sama dengan
mengefrais rata posisi pemotongan horizontal. Maka dari itu dalam melaksanakan
pengefraisan rata posisi pemotongan tegak, prinsip-prinsip
langkah kerja utamanya ikuti sebagaimana pengefraisan rata posisi pemotongan
mendatar.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 73 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 84 Proses pengefraisan bidang rata dengan shell end mill cutter posisi pisau
tegak

Untuk jenis mesin frais universal, dalam melakukan pengefraisan bidang rata dapat juga
dilakukan dengan menggunakan pisau frais jenis shell end mill cutter yang posisi
pisaunya dipasang mendatar langsung pada spindel mesin (Gambar 2.85).

Gambar 2. 85 Proses pengefraisan bidang rata


Dengan shell end mill cutter posisi pisau mendatar

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 74 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

a. Macam-macam Teknik Proses Pengefraisan


Teknik Pengefraisan Benda Kerja
Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai
macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur
dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan
kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses
pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan
yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongandan berbagai teknik
pengefraisannya.
1) Teknik Pengefraisan Alur
b. Pengefraisan Alur V
Pengefrasian alur berbentuk V posisi horizontal/ mendatar, dapat dilakukan dengan
menggunakan pisau frais sudut (angle milling cutter) yang besaran sudutnya disesuaikan
kebutuhan pekerjaan (Gambar 2.86. Hasilpengefraisan alur V, dapat diaplikasikan untuk
membuat berbagai jenis komponen/ peralatan, contohnya untuk membuat alur pada V
block dan magnetic V block (Gambar 2.87).

Gambar 2. 86 Proses pengefraisan alur V

Gambar 2. 87 Contoh alur V pada blok-Vdan magnetic v block

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 75 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

c. Teknik Pengefraisan Alur Tembus


Pengefrasian alur tembus, dapat dilakukan dengan posisi tegak menggunakan pisau faris
jari (endmill cutter) yang poses pengefraisannya sebagimana ditunjukkan pada (Gambar
2.88).

Gambar 2. 88 Proses pengefraisan alur tembus

d. Pengefraisan Alur Pasak


Proses pengefraisan alur pasak pada mesin frais, dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya: dengan: pengefrasian dilakukan dengan posisi horizontal menggunakan
pisau frais side and face milling cutter (Gambar 2.89). Pengefraisan dilakukan dengan
posisi horizontal menggunakan pisau frais endmill cutter yang pemegang pisaunya
dipasang pada lubang spindle (Gambar 2.90) dan pemotongan dilakukan dengan posisi
vertikal menggunakan pisau frais endmill cutter/ slote drill (Gambar 2.91)

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 76 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 89 Pengefraisan alur pasa posisi horizontal menggunakan pisau frais side
and farce milling cutter

Gambar 2. 90 Pengefraisan alur pasak posisi horizontal


menggunakan pisau frais endmill cutter

Gambar 2. 91 Pengefraisan alur pasak posisi vertikal

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 77 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

menggunakan pisau frais endmill cutter

e. Pengefraisan Alur - T
Proses pengefraisan alur-T (Gambar 2.92), hanya dapat dilakukan jika bidang yang akan
dibuat alur-T sebelumnya sudah terdapat alur lurus pada jalur sumbu yang sama. Hal ini
harus dilakukan karena, pisau alur-T hanya memiliki mata sayat pada bagian bawah,atas dan
sisinya (pada bagian batangnya tidak ada mata sayat).

Gambar 2. 92 Pengefrasian alur-T

- Fungsi alur-T
Pembuatan alur - T pada sebuah komponen mesin, pada umumnya berfungsi
untuk menempatkan mur –T yang akan digunakan untuk melakukan
pengikatan sebuah alat atau benda kerja (Gambar 2.93).

Gambar 2. 93 Contoh fungsi alur-T pada sebuah komponen mesin

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 78 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

- Proses Pengefrasian alur-T


Pada proses pengefrasian alur - T, jenis alat potong yang digunakan yaitu: pisau jari
(endmill cutter) digunakan untuk mengawali pembuatan alur tegak lurus dan
pisau alur-T(T-slote milling cutter)digunakan untuk membuat alur-T.
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan alur-T sesuai dengan tuntutan pekerjaan,
disamping kondisi mesin, perlengkapan dan alat potong yang digunakan
harus standar, proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi
standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah pengefarisan alur-T
adalah sebagai berikut:

Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengefraisan alur - T
dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai
dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan
benda kerja, menagatur putaran dan feeding mesin.

Proses pengefraisan alur - T:


Sebelum melakukan pengeraisan alur-T, terlebih dahulu lakukan pengefraisan alur
tegak lurus dengan menggunakan pisau jari (endmill cutter) - (Gambar 2.94),
dengan lebar dan kedalaman sesuai tuntutan pada gambar kerja. Untuk
benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), pada saat melakukan
pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/halus dan
alat potong yang digunakan awet. atau tahan lama.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 79 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 94 Pengefraisan alur tegak lurus dengan pisau jari

Selanjutnya lakukan pengeraisan alur-T dengan menggunakan pisau frais


alur - T (Gambar 2.95), dan gunakan putaran mesin sebesar ± 1/3 putaran mesin normal
karena beban pisau lebih berat. Sebagaimana pengefraisan alur tegak lurus, jikabenda
kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), pada saat
melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/halus dan
alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.

Gambar 2. 95 Pengefraisan alur-T dengan pisau alur-T

Jika sudah selesai melakukan pengefarisan alur-T, lepas benda kerja dan lakukan finising
pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek, bersihkan mesin, peralatan
dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya.
Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 80 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

f. Pengefraisan Alur Ekor Burung (Dove Tail Slote)


Proses pengefraisan alur ekor burung (Gambar 2.96), caranya sebagaimana pengefraisan
alur-T yaitu hanya dapat dilakukan jika bidang yang akan dibuat alur ekor burung
sebelumnya sudah terdapat alur lurus pada jalur sumbu yang sama. Hal ini harus
dilakukan karena, pisau alur ekor burung hanya memiliki mata sayat pada bagian
bawah,atas dan sisi miringnya (pada bagian batangnya tidak ada mata sayat)).

Gambar 2. 96 Pengefraisan alur ekor burung

- Fungsi alur ekor burung


Pengefraisan alur ekor burung pada sebuah benda kerja/ komponen mesin,
pada umumnya berfungsi untuk memasangkan dua bidang alur ekor burung
(jantan dan betina) sebagai dudukan sekaligus pengikatan yang tidak
permanen atau masih tetap dapat bergerak/bergeser. Contoh alur ekor
burung pada sebuah komponen mesin (Gambar 2.97).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 81 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 97 Contoh alur ekor burung


pada sebuah komponen mesin

- Proses pengefrasian alur ekor burung


Pada proses pengefrasian alur ekor burung,jenis alat potong yang digunakan adalah:
pisau jari (endmill cutter) digunakan untuk mengawali pembuatan alur tegak lurus dan
pisau alur ekor burung (dove tail cutter) digunakan untuk
membuat alur ekor burung.
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan alur ekor burung sesuai dengan
tuntutan pekerjaan, disamping kondisi mesin, perlengkapan dan alat potong
yang digunakan harus standar, proses pengefraisannya juga harus sesuai
prosedur operasi standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah
pengefarisan alur ekor burungadalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengefraisanalur ekor
burung dapat mengacu pada proses- proses pengefraisan sebelumnya yaitu
mulai dari: persiapan mesin,pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan
benda kerja, mengatur putaran dan feeding mesin.

Proses pengefraisan alur ekor burung:


Sebelum melakukan pengeraisan alur ekor burung, terlebih dahulu lakukan
pengefraisan alur tegak lurus dengan menggunakan pisau jari (endmill cutter)
- (Gambar 2.98),dengan lebar dan kedalaman sesuai tuntutan pada gambar
kerja. Untuk benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), pada saat

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 82 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/halus dan
alat potong yang digunakan awetatau tahan lama.

Gambar 2. 98 Pengefraisan alur tegak lurus dengan pisau jari

Selanjutnya lakukan pengeraisan alur ekor burung dengan menggunakan pisau frais dove
tail milling cutter (Gambar 2.99), dan gunakan putaran mesin sebesar ±
1/3 putaran mesin normal karena beban pisau lebih berat.
Sebagaimanapengefraisan alur tegak lurus, jikabenda kerja dari bahan
baja/logam (selain besi cor), pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air
pendingin agar hasilnya maksimal/halus dan alat potong yang digunakan awet atau
tahan lama.

Gambar 2. 99 Pengefraisan alur ekor burung dengan dove tail milling cutter

Jika sudah selesai melakukan pengefarisan alur ekor burung, lepas benda kerja dan
lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 83 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

halus. hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek,
bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air
pendingin dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang
mudah berkarat.

2) Teknik Merimer Pada Mesin Frais.


Merimer pada mesin frais (Gambar 2.100) adalah salah satu proses memperbesar
dan menghaluskan lubang dengan ukuran suaian dantoleransi khusus menggunakan alat
potong yang disebut rimer.

Gambar 2. 100 Merimer pada mesin frais

Sebuah benda kerja dapat dilakukan perimeran, jika benda kerja tersebut sebelumnya
sudah terdapat sebuah lubang yang diameternya lebih kecil dari diameter rimer yang
digunakan. Dari berbagai sumber menginformasikan bahwa, untuk merimer sampai
dengan maksimal Ø 10 mm, pengurangan diameter lubangnya adalah sebesar: 0,15 ÷
0,25 mm dan untuk merimer lebih besar dari Ø 10 penggurangan diameter lubangnya
sebesar: 0,25 ÷ 0,60 mm.

- Alat potong untuk proses merimer pada mesin frais


Untuk melakukan perimeran pada mesin frais, terdapat beberapa jenis alat potong yang
digunakan diantaranya: senter bor (drill centre) digunakan untuk membuat lubang senter
bor yang berfungsi sebagai pengarah pembuatan lubang bor, mata bor (twist drill)
digunakan untuk membuat lubang awal sebelum

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 84 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

dirimer, dan rimer mesin (machine reamer) digunakan untuk merimer

- Proses merimer pada mesin frais


Untuk mendapatkan hasil perimeran pada mesin frais sesuai dengan tuntutan
pekerjaan, disamping kondisi mesin, perlengkapan dan alat potong yang digunakan harus
standar, dalam melaksanakan proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi
standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah merimer pada mesin frais adalah
sebagai berikut: Persiapan:

Persiapan yang harus dilakukan sebelum merimer pada mesin frais dapat mengacu pada

proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan

mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, mengatur


putaran dan feeding mesin.

Proses merimer pada mesin frais:


Untuk mendapatkan pengarah dalam melakukan pengeboran, buat lubang senter bor
dengan titik senter sesuai tuntutan pada gambar kerja, dan jangan lupa pada saat
melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari
bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang
digunakan awet/tahan lama
Gambar 2. 101 Pembuatan lubang senter sebagai pengarah pengeboran

Selanjutnya lakukan pengeboran dengan menggunakan mata bor yang ukuran


diameternya harus lebih kecil dari ukuran lubang yang akan dirimer. Untuk merimer
sampai dengan maksimal Ø 10 mm, pengurangan diameter lubangnya

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 85 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

adalah sebesar: 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk merimer lebih besar dari Ø 10
penggurangan diameter lubangnya sebesar: 0,25 ÷ 0,60 mm.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter bor, atur kecepatan putar mesin sesuai
dengan perhitungan dan jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan
gunakan air pendingin jika benda kerjanya dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar
mendapatkan hasil yang maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan
lama

Gambar 2. 102 Pembuatan lubang bor sebelum dirimer

Selanjutnya lakukan perimeran dengan menggunakan rimer mesin yang diameternya


sesuai dengan tuntutan pada gambar kerja, dengan meggunakan kecepatan putaran
mesin ± 3/4 kali putaran mesin pada saat mengebor.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter dan mengebor, jangan lupa pada saat
melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari
bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang
digunakan awet atau tahan lama.

Gambar 2. 103 Merimer pada mesin frais

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 86 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Jika sudah selesai melakukan perimeran pada mesin frais, lepas benda kerja dan lakukan
finishing pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. hal lain yang
perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek, bersihkan mesin,
peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran
lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat.

3) Teknik Memperbesar Lubang Pada Mesin Frais


Memperbesar lubang (boring) pada meisn frais (Gambar 2.104), adalah salah satu proses
memperbesar lubang dengan menggunakan alat potong pembesar lubang yang
dinamakan boring head.
Sebuah benda kerja dapat diperbesar lubangnya, jika benda kerja tersebut sebelumnya
sudah terdapat sebuah lubang yang diameternya lebih kecil dari diameter lubang yang
akan dibuat.

Gambar 2. 104 Memperbesar lubang pada


mesin frais dengan boring head

Proses memperbesar lubang pada sebuah benda kerja dengan mesin frais, pada
umumnya dilakukan karena diameter alat potong untuk membuat lubang berupa mata
bor ukurannya tidak dapat mencapai ukuran diameter lubang yang

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 87 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

diinginkan, sehingga perlu dilakukan pembesaran lobang dengan alat potong pembesar
lubang (boring head).
- Alat potong untuk memperbesar lubang pada mesin frais
Untuk memperbesar lubang pada msin frais, terdapat beberapa alat potong yang
digunakan diantaranya: senter bor (drill centre) digunakan untuk membuat lubang senter
bor yang berfungsi sebagai pengarah pembuatan lubang bor, mata bor (twist drill)
digunakan untuk membuat lubang awal sebelum diperbesar, dan boring head digunakan
untuk memperbesar lubang.
- Proses memperbesar lubang pada mesin frais
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan pada proses
memperbesar lubang dengan mesin frais sloting, disamping kondisi mesin, peralatan dan
alat potong yang digunakan harus standar, proses pengefraisannya juga harus sesuai
Prosedur Operasi Standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah memperbesar
lubang pada mesin frais adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum memperbesar lubang pada mesin frais dapat
mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan
mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, menagatur
putaran dan feeding mesin.
Proses memperbesar lubang pada mesin frais:
Untuk mendapatkan pengarah dalam melakukan pengeboran, buat lubang senter bor
dengan titik senter sesuai tuntutan pada gambar kerja, dan jangan lupa pada saat
melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari
bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang
digunakan awet/tahan lama

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 88 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 105 Pembuatan lubang senter


sebagai pengarah pengeboran

Selanjutnya lakukan pengeboran dengan menggunakan mata bor yang ukuran


diameternya harus lebih kecil dari ukuran lubang yang akan dibuat (±1 mm) dengan
meggunakan kecepatan putaran mesin sesuai perhitungan.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter bor, jangan lupa pada saat melakukan
pemotongan selalu gunakan air pendingin. Jika benda kerja dari bahan baja/logam
(selain besi cor), agar hasil pemotongannya maksimal dan alat potong yang digunakan
awet atau tahan lama

Gambar 2. 106 Pembuatan lubang bor


sebelum memperbesar lubang

Setelah selesai melakukan pengeboran ganti alat potongnya dengan boring head, dan
selanjutnya lakukan seting untuk melakukan pemakanan dengan

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 89 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

mengendorkan terlebih dahulu baut pengikat yang terdapat pada rumah alat potong.
Untuk menyetelbesarnya pemakanan (menambah/mengurangi), atur adjuster yang
terdapat pada alat tersebut menggunakan alat bantu kunci L (Gambar 2.107), dengan
memperhatikan nilai angka dan garis-garis ketelitiannya atau menggunakan dial indikator
(Gambar 2.107). Setelah selesai seting pemakanan, kencangkan kembali baut pengikat
yang terdapat pada rumah alat potong dengan kuat, agar posisinya tidak mudah berubah
atau bergeser.

Gambar 2. 107 Seting pemakanan menggunakan kunci L

Gambar 2. 108 Seting pemakanan dengan dial indikator


Selanjutnya laksanakan proses memperbesar lubang dengan pemakanan secara bertahap
hingga mencapai diameter lubang sesuai dengan tuntutan pada gambar kerja, dengan
meggunakan putaran mesin ± 3/4kali putaran mesin pada saat mengebor

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 90 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Sebagaimana pada saat membuat lubang senter dan mengebor, jangan lupa pada saat
melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari
bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya pemotongannya maksimal dan alat
potong yang digunakan awet atau tahan lama.

Gambar 2. 109 Memperbesar lubang dengan boring head

Jika sudah selesai memperbesar lubang pada mesin frais, lepas benda kerja dan lakukan
finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. hal lain yang
perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang paraktek, bersihkan mesin,
peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran
lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat

Sistem Pembagian Dengan Kepala Pembagi


Sebagaimana telah dijelaskan pada materi sebelumya, mesin frais (milling machine)
adalah salah satu jenis mesin perkakas yang dapat digunakan untuk mengerjakan benda
kerja dengan berbagai bentuk termasuk benda kerja yang memiliki bentuk beberapa
bidang/sudut/alur beraturan, misalnya bidang berbentuk segi banyak beraturan, batang
dengan beberapa alur/lubang dan beberapa jenis roda gigi.
Untuk dapat mengerjakan benda-benda kerja tersebut diatas, mesin frais dilengkapi
dengan kepala pembagi dan kelengkapannya. Kepala pembagi ini berfungsi untuk
melakukan pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam
sekali pencekaman

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 91 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

b. Kepala Pembagi
Alat ini adalah salah satu perlengkapan mesin frais yang berfungsi untuk membagi jarak-
jarak lubang/alur, dan membagi bidang segi banyak beraturan atau tidak beraturan
dengan jumlah dan sudut tertentu dalam satu keliling lingkaran pada pusat sumbu.
Kepala pembagi dibuat oleh pabrik dalam berbagai konstruksi dan keperluan pekerjaan
manufaktur yang mempertimbangkan kepraktisan penggunaannya dan efisiensi waktu.
Karena pada materi ini hanya menitik beratkan pada pembahasan system pembagian,
maka materi penggunaan kepala pembagi pembahasannya akan disatukan dengan
pembahasan materi tersebut.

c. Sistem Pembagian
Untuk mendapatkan hasil pembagian yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan, diperlukan
adanya system atau cara pembagian yang dapat digunakan untuk melaksanakan
pembagian bidang tersebut. Terdapat beberapa cara pembagian yang dapat digunakan
untuk melakukan pembagian sebuah bidang diantarnya:
Pembagian langsung (direct indexing)
Pembagian sederhana (simple indexing)
Pembagian sudut (angel indexing)
Pembagian differensial (differential indexing)
Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)

Kelima cara pembagian tersebut diatas, merupakan tingkatan-tingkatan cara pengerjaan,


artinya cara yang kedua lebih sulit/rumit dari pada cara yang pertama, cara yang ketiga
adalah cara yang lebih sulit/rumit dari cara yang kedua, demikian pula cara keempat
adalah cara yang lebih dari pada cara ketiga. Cara kelima adalah cara yang paling
sulit/rumit dan digunakan apabila keempat cara yang lainnya tidak dapat dilaksanakan.
Pada materi ini hanya akan dibahas sestem pembagian langsung dan sederhana.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 92 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

1) Pembagian Langsung
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, salahsatu cara membentuk atau
membagi benda kerja menjadi beberapa bagian atau bidang dengan cara membagi
secara langsung yang dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu
pada alur-alur atau lubang-lubang yang terdapat pada pelat/piring pembagi.
Untuk dapat mengingat kembali materi tentang kepala pembagi dengan pelat/piring
beralur – V dan berlubang yang telah dibahas pada materi sebelumnya, alat tersebut
dapat dilihat pada (Gambar 2.110).

Gambar 2. 110 Kepala pembagi dengan pelat/piring beralur dan berlubang

Pelat/piring pembagi dengan alur V pada umumnya memiliki jumlah bervariasi alur
dengan jumlah alur genap maupun ganjil (Gambar 2.111). menetapkan pelat Dalam
pembagi berjumlah alur tertentu, tergantung dari pembagian yang akan jumlah
dilakukan.

Gambar 2. 111 Pelat/piring pembagi dengan alur V (genap dan ganjil)

Contoh penggunaan pelat pembagi beralur 32 dapat dipergunakan untuk pembagian


berjumlah: 2, 4, 8, 16 dan 32. Untuk mempermudah

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 93 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

menempatkan posisi yang baru, pada umumnya pelat pembagi mempunyai


angka jumlah pembagian yang dapat dibuat. Rumus untuk pembagian
langsung adalah:

Sedangakan pelat pembagi dengan lubang-lubang, mempunyai satu lingkaran lubang dan

terdapat pula angka-angka yang menyatakan nomor lubang itu.

Cara kerjanya sama dengan plat pembagi beralur V, hanya saja fungsi pengunci indeks
diganti dengan pen indeks.

Contoh:
Sebuah benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (enam) bidang segi beraturan, dengan
kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya
mempunyai alur 32. Hitung agar supaya mendapatkan pembagian yang sama.
Jawab:

Jadi untuk mengerjakan setiap bidang, maka spindel kepala pembagi (benda
kerja) diputar sebanyak 4 alur, dan pengunci indeks dimasukkan pada alur keempat bila
dihitung dari tempat semula. Atau sebaiknya, pengunci indeks ditempatkan pada angka
yang sesuai dengan pembagian yang dikehendaki.

2) Pembagian Sederhana
Melakukan pembagian dengan pembagi dengan pelat/piring beralur – V dan berlubang,
jumlah pembagian dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk jumlah pembagian dan
sudut putar banyak, digunakan kepala pembagi universal sebagimana terlihat pada
(Gambar 2.112).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 94 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 112 Kepala pembagi universal

Kepala pembagi jenis ini terdiri dari dua bagian utama yaitu, roda gigi cacing dan ulir cacing
(Gambar 2.113). Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing disebut ratio.
Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60, akan tetapi yang paling banyak
digunakan adalah yang rationya 1:40. Artinya adalah, satu putaran roda gigi cacing
memerlukan 40 putaran ulir cacing.

Gambar 2. 113 Kepala pembagi universal

Dalam pelaksanaannya untuk membuat bidang atau segi beraturan, kepala pembagi
universal dapat digunakan untuk pembagian langsung. Namun apabila pembagian tidak
dapat dilakukan dengan system pembagian langsung, pembagiannya dapat dilakukan
menggunakan bantuan pelat/piring pembagi (Indexsing plate) yang diputar dengan
engkol kepala pembagi (Indexs Crank) dan dibatasi dengan lengan/gunting penepat
(Gambar 2.114).

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 95 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 114 Pelat/piring pembagi dengan lengan/gunting penepat

Fungsi dari indexsing plate ini adalah untuk menempatkan pemu-taran/pembagian benda
kerja yang diinginkan. Dengan lubang-lubang yang ada pada indeksing plate itulah dapat
menempatkan pembagian benda kerja sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian,
semakin banyak lingkaran lubang yang ada, makin banyak pula kemungkinan benda
kerja dapat membuat segi nberaturan lebih banyak. Pembuatan/pembagian benda kerja
yang dapat dilaksanakan dengan lubang-lubang yang ada, inilah yang disebut pembagian
sederhana. Sedangkan engkol pembagi (indexs crank) berfungsi untuk memutar batang
ulir cacing. Lengan penempat gunanya untuk menempatkan pen indeks. Pada beberapa
kepala pembagi, ulir cacing dapat diputar lepas dari roda gigi cacing.
Kepala pembagi universal biasanya dilengkapi dengan 3 buah pelat pembagi, tetapi ada
juga yang hanya mempunyai 2 buah. Jumlah lubang setiap lingkaran harus dipilih untuk
pembagian yang mungkin dibuat dalam hubungannya dengan ulir cacing pada kepala
pembagi.
Dibawah ini ditunjukkan beberapa contoh indexcing plateset untuk beberapa jenis
mesindiantaranya:

Mesin frais Accera:


Keping I : 15; 18; 21; 29; 37; 43
Keping II : 16; 19; 23; 31; 39; 47
Keping III : 17; 20; 27; 33; 41; 49

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 96 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Mesin frais Brown & Sharpe:


Keping I : 15; 16; 17; 18; 19; 20
Keping II : 21; 23; 27; 29; 31; 33
Keping III : 37; 39; 41; 43; 47; 49

Mesin frais Hero:


Keping I : 20; 27; 31; 37; 41; 43; 49; 53.
Keping II : 23; 29; 33; 39; 42; 47; 51; 57.

Mesin frais Vilh Pedersen:


Keping I : 30; 41; 43; 48; 51; 57; 69; 81; 91; 99; 117.
Keping II : 38; 42; 47; 49; 53; 59; 77; 87; 93; 111; 119.

Apabila diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing (rationya) =
40 : 1 atau i = 40 : 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran engkol pembagi,
membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja. Untuk T pembagian yang sama
dari benda kerja, setiap satu bagian memerlukan:

Keterangan:
Nc = putaran indeks
i = angka pemindahan (ratio)
T= pembagian benda kerja
Perlu diketahuai bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40, ulir cacing
diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40, ulir cacing diputar
lebih dari satu putaran.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 97 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 18 bagian yang sama (Gambar 4.6).
Hitung nc , apabila i = 40 : 1

Gambar 2. 115 Pembagian alur jumlah 18

Jawaban:

Pengertiannya adalah: Eengkol kepala pembagi diputar sebanyak dua putaran penuh,
ditambah 4 (empat) lubang pin indeks pada piring pembagi yang jumlahnya 18 (delapan
belas), untuk setiap bagian alur benda kerja.

3) Pembagian Sudut
Pembagian sudut adalah salah satu cara pembagian bidang yang ditentukan oleh sudut
dari pusat lingkaran sampai dengan sudut yang dikehendaki.
Untuk kepala pembagi dengan ί = 40 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan memutar
benda kerja 1/40 putaran, atau :
360
Nc 40 9

Bila kepala pembagi dengan ί = 60 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan memutar
benda kerja 1/60 putaran, atau :
360
Nc 6
60
sudut yang diminta x ratio
Jadi Nc
1 putaran benda kerja dalam derajat

Nc α.i
360

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 98 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Keterangan:
i = angka pemindahan
α = sudut yang diminta

Contoh soal 1 :
Sebuah pelat akan dibuat alur dengan sudut (α) sebesar 45º sebagaimana terlihat pada
(Gambar 2.117). Hitung putaran kepala pembagi untuk mendapatkan sudut teresebut!.

Gambar 2. 116 Alur dengan sudut (α) sebesar 45º

Jawaban contoh soal 1:


Untuk membuat sudut 45º dengan ί = 40 : 1, maka engkol kepala pembagi diputar
sebesar:
α.i 45 x 40

Nc 5 putaran

Pengertiannya adalah: Untuk mendapatkan sudut sebesar 45º, maka engkol


diputar sebanyak 5 putaran penuh.
Contoh soal 2:
Sebuah pelat akan dibuat alur dengan sudut (α) sebesar 40º sebagaimana terlihat pada
(Gambar 2.117). Hitung putaran kepala pembagi untuk mendapatkan sudut teresebut!

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 99 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Gambar 2. 117 Alur dengan sudut (α) sebesar 40º

Jawaban:
Untuk membuat sudut 40˚ maka engkol kepala pembagi diputar :
α . i 40 x 40 40
Nc
360
360 9
4
4 4 8 putaran
9
18
Pengertiannya adalah: Untuk mendapatkan sudut sebesar 40º, maka Jadi 4 putaran
engkol penuh ditambah 8 lubang (bagian) pada lingkaran lubang 18.

Contoh 3 :
Untuk membuat sudut 61˚ 20’ dengan ί = 40 : 1, maka engkol kepala pembagi diputar :

α . i 61 20'
Nc
36090
(61 x 60') 20' 3680
540' '
540'
184 6 22 27 putaran 27
Pengertiannya adalah: Untuk mendapatkan sudut sebesar 61˚ 20’, maka engkol kepala
pembagi diputar 6 putaran penuh ditambah 22 lubang (bagian) pada lingkaran lubang
berjumlah 27.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 100 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

4) Pembagian Differensial
Cara pembagian differensial ini dilakukan bila pembagian dengan cara yang sudah
dibicarakan diatas tidak dapat dilakukan, sehingga ditempuh dengan cara pembagian
differensial. Pada cara ini, pelat index tidak dimatikan pada waktu memutar engkol
kepala pembagi. Jadi pelat index bergerak berputar melalui roda gigi payung atau roda
gigi helix ke pelat index. Akan tetapi hal ini tidak dapat dilaksanakan pada pengefraisan
dengan kepala pembagi pada posisi vertikal dan pengefraisan helic.

Gambar 2. 118 Alur pembagian differensial

Cara pembagian differensial menggunakan angka pembagi (bayangan) yang dapat dibagi
dengan lubang-lubang yang ada pada piring pembagi. Angka pembagi/ bayangan (T1)
tidak lebih besar dari 17% angka pembagi yang sebenarnya (T) atau angka yang
pembagi yang dikehendaki.
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada cara pembagian differensial adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan angka pembagi bayangan (T1) b.
Menghitung putaran engkol kepala pembagi
i
Nc T1

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 101 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

c. Menghitung roda gigi pengganti


d. Menentukan arah putaran dari piring pembagi
Rumus untuk menghitung/ mencari roda gigi pengganti :
iik
R (T 1 T )
1
T
ί = angka pemindahan roda cacing dan alur cacing (ratio)
ίk = angka pemindahan roda gigi payung
T1 = angka pembagi (bayangan/perumpamaan)
T = angka pembagi yang dikehendaki (sebenarnya)
Putaran piring pembagi ditentukan oleh hasil perhitungan (T1-T). Jika T1 > T atau T1 - T
adalah positif (+), maka putaran piring pembagi akan berputar searah dengan putaran
engkol kepala pembagi (ke kanan).
Bila T1 < T atau T1 - T adalah negatif (-), maka putaran piring pembagi akan
berlawanan arah dengan engkol kepala pembagi (ke kiri).
Untuk mendapatkan putaran yang berlawanan ini harus ada roda gigi antara sebagai
pembalik arah.

Catatan :
Alasan piring pembagi harus ikut berputar adalah:
Jika engkol kepala pembagi diputar makin jauh, maka pembagian yang dibuat akan
semakin sedikit. Sebaliknya jila engkol kepala pembagi diputar makin dekat, maka
pembagian yang dibuat makin banyak. Jadi dengan ikut berputarnya piring pembagi,
maka akan menambah atau mengurangi sudut putar engkol kepala pembagi yang berarti
juga akan menambah atau mengurangi pembagian.

Contoh:
Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi (T) = 49, dengan kepala pembagi : ί
= 40 : 1 dan ίk = 40 : 1
- Roda gigi yang tersedia: 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 56, 64, 72, 86, 100, dan
127

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 102 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

- Jumlah lubang pada pelat index yang tersedia: 15,17, 18, 19, 20, 21, 23, 27,
29, 31, 33, 37, 39, 41, 43, 47, dan 49.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 103 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

Penyelesaian :
- Putaran index (Nc)
Karena roda gigi yang akan dibuat (T) = 49, maka diambil T1 = 48 maka :
i 40 5 15
Nc 1
T 48 6 18
Jadi Nc = 15 lubang (bagian) pada piring pembagi dengan lubang 18

- Roda gigi pengganti (R)


i ik 1
R (T T )
T 1
40.1 40
(48 49)
48 48
Jadi driver (Z1) = 40, dipasang pada poros yang satu sumbu dengan benda kerja.
Driven (Z2) = 48, dipasang pada poros yang satu sumbu dengan roda gigi payung.
Arah putaran piring pembagi :
Karena T1 < T atau T1 – T adalah negatif (-) maka piring pembagi akan berputar
berlawanan dengan putaran engkol kepala pembagi.
Jadi antara Z1 dan Z2 harus dipasang roda gigi antara untuk membalik arah. Bila piring
pembagi berputar berlawanan arah berarti akan menambah sudut

putar sebesar 1 putaran, sehingga gigi yang akan terjadi adalah :


48
1
48 ( 48 48) 48 1 49 gigi. \

5) Pembagian Differensial Sudut


Pembagian differensial sudut dilakukan bila dengan cara pembagian sudut seperti yang
telah dibicarakan diatas tidak dapat dilaksanakan.
Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibagi hingga setiap bagian membentuk sudut = 32˚50’. Mesin
frais diketahui i = 40:1 dan ik= 1:1.
Jawab:

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 104 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

- Angka pembagi yang dikehendaki (T)


360 360 60' 21600' 2160
T
32 50' 32 60' 50' 1970' 197
1960.
Untuk mempermudah perhitungan, angka pembagi (T’) ditetapkan
197

- Putaran index (Nc)

Nc i 40 40 197 197 4 1
T' 1960 1960 49 49
197

Jadi engkol kepala pembagi diputar 4 kali putaran penuh, ditambah 1 lubang pada pelat
index berlubang 49.
- Roda gigi pengganti (R)
i ik 40 1 1960 2160
R T ' (T
1
T) 1960 ( 197 197)

197
40 197 200 200
( ) ( Angka 200 didapatdari 2160 1960 200)
196019749
200 2 100 8 100 64 100
497 728728 56
Jadi roda gigi pengganti yang digunakan :
Z1 = 64 Z3 = 100
Z2 = 28 Z4 = 56
Karena T1 < T maka putaran piring pembagi berlawanan arah dengan engkol kepala
pembagi.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan dengan


mesin frais
1. Menggunakan bagian-bagian utama mesin frais
2. Menggunakan perlengkapan mesin frais
3. Menggunakan alat potong untuk proses pengefraisan
4. Menggunakan parameter pemotongan untuk proses pengefraisan
5. Menggunakan mesin frais standar sesuai SOP
6. Menggunakan teknik dengan alat-alat dan peralatan yang tepat untuk
mengukur benda hasil fraisan.

Judul Modul: Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais


Halaman: 105 dari 24
Modul Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam dan Mesin Sub-Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO07.007.00

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam dalam menggunakan


bermacam-macam alat pengukur untuk mengukur/menentukan
dimensi atau variabel
Sikap kerja yang diperlukan diantaranya:
1. Mampu menerapkan prosedur keselamatan kerja pada pekerjaan
pengefraisan dengan tanggung jawab dan disiplin
2. Mampu menentukan parameter-parameter pemotongan dengan teliti
3. Mampu mengoperasikan mesin frais teliti dan tanggung jawab
4. Mampu menggunakan teknik konvensional dengan menggunakan variasi
pisau frais termasuk slab, gang, end, slot, form, slitting dengan tanggung
jawab dan teliti
5. Mampu menggunakan seluruh aksesoris mesin frais termasuk kepala
pembagi dan rotary table (meja putar) teliti dan tanggung jawab
6. Mampu mengecek komponen dengan menggunakan teknik, alat-alat, dan
peralatan yang tepat dengan teliti

Anda mungkin juga menyukai