Anda di halaman 1dari 66

Pembahasan osn kimia 2017

Soal Nomor 1
Di antara senyawa oksida nitrogen berikut ini, yang mengandung 36,4% massa oksigen adalah:
A. NO
B. N2O
C. N2O3
D. N2O4
E. N2O5

Pembahasan Soal Nomor 1


Ar N = 14,01 dan Ar O = 16
Variabel N O
Persen 100% - 36,4% = 63,6% 36,4 %
Massa tiap 100 g 63,6 g 36,4 g
Ar 14,01 16
Jumlah zat (mol) 63,6/14,01 = 4,540 36,4/16 = 2,275
Perbandingan jumlah zat 4,540/2,275 2,275/2,275
Jumlah atom 2 1

Jadi senyawa tersebut adalah N2O

Soal Nomor 2
Untuk mengoksidasi 25 gram cuplikan FeSO4 (Mr = 152), diperlukan 6,125 gram K2Cr2O7 (Mr =
294). Pada reaksi ini ion dikromat berubah menjadi Cr3+, sedangkan Fe2+ berubah menjadi Fe3+.
Kadar FeSO4 dalam cuplikan di atas adalah
A. 19%
B. 38%
C. 48%
D. 76%
E. 92%

Pembahasan Soal Nomor 2

Tentukan reaksi setara atom dan muatannya:


Fe2+ → Fe3+ + e–
Cr2O72- + 14H+ + 6e– → 2Cr3+ + 7H2O

Setarakan jumlah elektron yang dilepas dengan yang diterima:


6Fe2+ → 6Fe3+ + 6e–
Cr2O72- + 14H+ + 6e– → 2Cr3+ + 7H2O
6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
Jumlah K2Cr2O7 = 6,125/294 = 0.020833 mol
Jumlah FeSO4 = 6 × jumlah K2Cr2O7 = 6 × 0,020833 = 0,125 mol
Massa FeSO4 yang bereaksi = 0,125 mol × 152 g/mol = 19 g
Kadar FeSO4 = (19 g : 25 g) × 100% =76%

Soal Nomor 3
Volume larutan H3PO4 0,1 M yang tepat bereaksi dengan larutan 50 mL Ba(OH)2 0,25 M adalah
A. 50 mL
B. 83,3 mL
C. 125 mL
D. 150 mL
E. 250 mL

Pembahasan Soal Nomor 3


Tentukan reaksi setara atom dan muatannya:
Reaksi Setara 2H3PO4 + 3Ba(OH)2 → Ba3(PO4)2 + 6H2O
V×M n × 0,1 50 × 0,25
Jumlah zat (mmol) 2/3 × 12,5 = 8,33 12,5 1/3 × 12,5 25
n × 0,1 M = 8,33 mmol
n = 83,3 mL

Soal Nomor 4
Di antara konfigurasi elektron berikut yang menunjukkan unsur logam adalah
A. 1s2 2s2 2p5
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 4p1
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 4p6

Pembahasan Soal Nomor 4


A. 1s2 2s2 2p5 → golongan 7A (F-non logam)
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 → golongan 8A (Ar-non logam)
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 → golongan 4B (Ti-logam transisi)
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p1 → golongan 3A (Ga-logam )
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 → golongan 8A (Kr-gas mulai)

Soal Nomor 5
Struktur Lewis berikut ini:
Adalah representasi dari
A. NO2–
B. NO2+
C. NO2
D. NO2+ dan NO2–
E. NO2, NO2+ dan NO2–

Pembahasan Soal Nomor 5:


O golongan 6A = 6 elektron valensi
N golongan 5A = 5 elektron valensi
Muatan formal (MF) = Σ elektron valensi atom – Σ elektron bebas atom – Σ ikatan sekitar atom
MF O = 6 – 4 – 2 = 0;
MF N = 5 – 0 – 4 = +1,
Jadi gambar di soal ini merupakan representasi NO2+

Soal Nomor 6
Di antara senyawa alkana berikut ini yang mempunyai interaksi van der Waals paling tinggi
adalah
A. CH3CH2CH2CH2CH2CH3
B. CH3CH2CH3
C. CH3CH2C(CH2)4CH3
D. CH3CH2CH2CH3
E. CH3(CH2)3CH3

Pembahasan Soal Nomor 6


Semua senyawa alkana (senyawa netral) maka interaksi van der Waals yang terdapat di
dalamnya adalah gaya dispersi London.
Gaya dispersi London semakin besar bila berat molekulnya bertambah. Selain juga dipengaruhi
bentuk molekulnya. Dengan jumlah atom C yang sama untuk alkana rantai karbon yang lebih
panjang maka yang memiliki gaya dispersi London terbesar. Sulit diperkirakan bila yang
diperbandingkan beda jumlah atom C dan beda bentuk molekul (lurus/bercabang).

Soal Nomor 7
Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antarmolekul yang harus diputuskan adalah
A. Gaya ion-ion
B. Ikatan hidrogen
C. Gaya ion-dipol
D. Gaya ion-ion dan ikatan hidrogen
E. Dipol-dipol

Pembahasan Soal Nomor 7:

Agar NaBr dapat larut dalam air maka yang harus diputuskan adalah gaya ion-ion dari NaBr dan
ikatan hidrogen dalam air. NaBr (berikatan ion) akan tersolvasi dalam air sehingga air harus
menyediakan ruang solvasi ion Na+ dan Br– yang ukurannya cukup besar. Penyediaan ruang
solvasi ion-ion ini tentu saja harus memutuskan ikatan hidrogen yang ada antarmolekul air.

Soal Nomor 8
Di antara teknik-teknik berikut ini yang tidak dapat digunakan untuk menghitung ∆Hreaksi adalah
A. Menggunakan panas pembentukan reaktan dan produk
B. Menggunakan titik leleh reaktan dan produk
C. Hukum Hess
D. Menggunakan energi ikatan reaktan dan produk
E. Kalorimeter

Pembahasan Soal Nomor 8:


Cukup jelas, bahwa titik leleh suatu zat bukanlah hasil dari reaksi kimia, namun hanya perubahan
fisik sehingga tidak dapat digunakan dalam penentuan ∆Hreaksi.

Soal Nomor 9
Di antara zat berikut ini
I. HCl(g)
II. Na(s)
III. HCl(aq)
IV. F2(g)

Yang mempunyai nilai entalpi pembentukan standar ∆H0f = 0 adalah


A. I, II, III, dan IV
B. I, II, dan IV
C. I dan II
D. II dan IV
E. Hanya II

Pembahasan Soal Nomor 9:


∆H0f = 0 ada dalam unsur monoatomik maupun diatomik, tidak pada molekul senyawa.
Na dan F2 adalah unsur, jadi ∆H0f = 0

Soal Nomor 10
Jika diketahui data energi ikatan sebagai berikut: H–H = 436 kJ/mol, O–O = 142 kJ/mol,
O=O = 499 kJ/mol dan H-O = 460 kJ/mol, maka entalpi reaksi pembentukan H2O2 adalah
A. –127
B. –209
C. –484
D. –841
E. +127
Pembahasan Soal Nomor 10:
∆Hf itu dihutung dari unsur-unsur penyusunnya. Untuk dapat menghitung dengan tepat harus
dapat menggambar struktur lewis dengan benar. H2O2 → H–O–O–H tidak ada ikatan rangkap.
H–H + O=O → H–O–O–H

H–H + O=O → H–O–O–H


+436 +499 +460+142+460
+935 – +1062 = –127 kJ

Soal Nomor 11
Di antara padatan berikut ini, yang memiliki interaksi antarmolekul hanya melalui gaya van der
Waals adalah
A. CO2
B. SiO2
C. Cu
D. MgO
E. CH3CH2OH

Pembahasan Soal Nomor 11:


Interaksi paling lemah dimiliki oleh senyawa non-polar yang disebut dengan gaya London
Ada 2 senyawa non-polar yaitu CO2 dan SiO2 , CO2 massanya lebih ringan dibanding SiO2.
Sehingga interaksinya

Soal Nomor 12
Jika tekanan osmotik darah adalah 7,65 atm pada 37 oC, maka massa (dalam gram) glukosa
(C6H12O6, massa molar = 180,2 g/mol) yang dibutuhkan untuk membuat 1,00 liter larutan injeksi
intravenous yang tekanan osmotiknya sama dengan tekanan ormotik darah adalah
A. 3,00 g
B. 4,44 g
C. 25,4 g
D. 45,3 g
E. 56,0 g

Pembahasan Soal Nomor 12:


π = MRT
7,65 atm = M × 0,08205 L·atm/mol·K × (273+37)K
7,65 atm = M × 0,08205 L·atm/mol·K × (310)K
7,65 atm = M × 25,4355 L·atm/mol
M = 7,65 atm / 25,4355 L·atm/mol
M = 0,30 mol/L
Jumlah glukosa = 0,300 mol/L × 1 L = 0,300 mol
Jadi massa glukosa = 0,300 mol × 180,2 g/mol = 54,06 g
Soal Nomor 13
Larutan aseton dibuat dengan cara melarutkan 0,50 mol aseton (Po = 345 torr) dalam 1,00 mol
etanol (P0 = 59,8 torr) pada 25 oC . Fraksi mol aseton dalam fasa uap di atas larutan tersebut
adalah

A. 0,26
B. 0,33
C. 0,50
D. 0,67
E. 0,74

Pembahasan Soal Nomor 13


Fraksi mol (X) setiap larutan:
Xaseton = 0,50/(0,50+1,00) = 1/3
Xetanol = 1,00/(0,50+1,00) = 2/3

Plarutan = Paseton + Petanol


Plarutan = P°aseton Xaseton + P°etanol Xetanol
Plarutan = 345 × 1/3 + 59,8 torr × 2/3l
Plarutan = 115 torr + 39,87 torr
Plarutan = 154,87 torr

Jadi fraksi mol dalam fasa uap adalah:


Aseton = 115/154,87 = 0,74
Etanol = 39,87/154,87 = 0,26

Soal Nomor 14
Telah diketahui bahwa sifat koligatif suatu larutan ditentukan oleh jumlah partikel zat terlarut.
Anda melakukan percobaan untuk menentukan tekanan uap jenuh dari keempat larutan berikut
ini:

a. 0,13 m BaCl2
b. 0,22 m MnSO4
c. 0,24 m ZnSO4
d. 0,41 m Etilen glikol (nonelektrolit)

Berdasarkan berkurangnya tekanan uap larutan, maka urutan yang paling tepat adalah
A. a > b > c > d
B. b > a > d > c
C. a > d > c > b
D. a > d > b > c
E. d > c > b > a
Pembahasan Soal Nomor 14
Secara kasar dapat diprediksi dengan cara berikut:

 0,13 m BaCl2 → Ba2+ + 2Cl– (total ada 3 partikel ion) → 0,13 m × 3 = 0,39 m (a)
 0,22 m MnSO4 → Mn2+ + SO42– (total ada 2 partikel ion) → 0,22 m × 2 = 0,44 m (b)
 0,24 m ZnSO4 → Zn2+ + SO42– (total ada 2 partikel ion) → 0,24 m × 2 = 0,48 m (c)
 0,41 m Etilen glikol (nonelektrolit) → total hanya ada 1 partikel → 0,41 m (d)

Semakin sedikit jumlah partikel tekanan uap larutannya semakin besar, jadi urutannya a terbesar
dan c terkecil tekanan uap larutannya. a > d > b > c.

Soal Nomor 15
Untuk reaksi fasa gas 3H2 + N2 → 2NH3 maka laju hilangnya H2 dibandingkan terhadap laju
pembentukan NH3 adalah
A. laju awal sama
B. laju hilangnya H2 adalah 1/2 laju munculnya NH3
C. laju hilangnya H2 adalah 3/2 laju munculnya NH3
D. laju hilangnya H2 adalah 2/3 laju munculnya NH3
E. laju hilangnya H2 adalah 1/3 laju munculnya NH3

Pembahasan Soal Nomor 15


Laju reaksi dapat diukur berdasarkan kecepatan menghilangnya (berkurangnya) reaktan karena
akan berubah menjadi produk.
atau
Laju reaksi dapat diukur berdasarkan kecepatan munculnya (bertambahnya) produk yang
dihasilkan dalam suatu reaksi.

Laju rekasi pada persamaan reaksi pembentukan NH3 dari H2 dan N2 daat dituliskan:

Laju hilangnya (tanda minus) H2 = 3/2 laju munculnya (tanda plus) NH3

Soal Nomor 16
Dalam suatu ruang tertutup pada suhu tertentu terdapat 0,02 mol gas N2; 0,06 mol gas H2 dan
0,05 mol gas NH3 dalam keadaan setimbang. Jika dalam ruang dimasukkan 0,1 mol Cr2O3
sebagai katalis, maka:

A. Jumlah N2 menjadi kurang dari 0,02


B. Jumlah NH3 menjadi 0,06 mol
C. Kesetimbangan bergeser ke kiri
D. Harga tetapan kesetimbangan K menjadi lebih besar
E. Susunan kesetimbangan tidak berubah
Pembahasan Soal Nomor 16
Peran katalis adalah untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan, sehingga tidak
mempengaruhi susunan kesetimbangan.

Soal Nomor 17
Pada temperatur tetap, perbandingan konsentrasi gas-gas SO2 : SO3 dalam kesetimbangan reaksi
2SO2 (g) + O2 (g) ⇌ 2SO3 (g) akan berbanding lurus dengan
A. [O2 ] –2
B. [O2 ] –1/2
C. [O2 ]0
D. [O2 ]1/2
E. [O2 ]2

Pembahasan Soal Nomor 17

karena K adalah konstanta artinya tidak berpengaruh terhadap perbandingan konsentrasi gas-gas
SO2 : SO3

Soal Nomor 18
Jika Anda mencampurkan natrium hidroksida, NaOH dan asam asetat CH3CO2H dalam jumlah
molar yang sama, maka spesi utama yang terdapat dalam larutan yang dihasilkan adalah
(Diketahui Ka CH3CO2H = 2 × 10–5)
A. Na+, CH3CO2–, OH–, dan H2O
B. Na+, CH3CO2H, OH–, dan H2O
C. Na+, CH3CO2–, H3O+, dan H2O
D. Na+, CH3CO2H, H3O+, dan H2O
E. Na+, CH3CO2–, CH3CO2H, OH–, dan H2O

Pembahasan Soal Nomor 18

Reaksi setara NaOH + CH3CO2H → CH3CO2Na + H2O


Perbandingan Koefisien 1 1 1 1
Jumlah zat sama (misal 1) awal 1 1 - -
Jumah zat bereaksi -1 -1 +1 +1
Jumlah zat akhir - - 1 1

Spesi yang ada adalah CH3CO2Na dan H2O. Karena CH3CO2Na ada dalam bentuk ion (Na+,
dan CH3CO2–) dan CH3CO2– itu dapat terhidrolisis (bereaksi dengan air)
CH3CO2– + H2O → CH3CO2H + OH–
Karena nilai Ka CH3CO2H < 1 maka sebenarnya tidak semua CH3CO2H terurai dan bereaksi
dengan NaOH.

Soal Nomor 19
Diketahui: Ksp CdS = 3,6 × 10–29 ; Ksp ZnS = 1,1 × 10–21 .
Tetapan kesetimbangan reaksi berikut:
CdS(s) + Zn2+(aq) ⇌ ZnS(s) + Cd2+(aq)
adalah
A. 3,3 × 10–8
B. 2,7 × 10–4
C. 4,2 × 105
D. 2,5 × 1049
E. 3,1 × 107

Pembahasan Soal Nomor 19

Soal Nomor 20
Diketahui bahwa H2S adalah asam yang lebih kuat dari HCN.
(H2S: Ka1 = 1,0 × 10–7; Ka2 = 1,3 × 10–13 ; Ka HCN = 6,0 × 10–10)
Tentukanlah, bila memungkinkan, ke arah manakah kesetimbangan berikut berada:
HCN (aq) + HS– (aq) ⇌ CN– (aq) + H2S(aq)
A. Kesetimbangan mengarah ke kiri
B. kesetimbangan mengarah ke kanan
C. Kesetimbangan sempurna setimbang ke arah kiri dan kanan
D. Dapat ditentukan bila keasaman relatif HS– diketahui
E. Tidak dapat ditentukan
Pembahasan Soal Nomor 20

Karena nilai K sangat kecil (K < 1) artinya reaktan jumlahnya lebih dominan dipanding produk
berarti reaksi tersebut mengarah ke kiri.

Soal Nomor 21
Di antara asam-asam berikut yang mempunyai basa konjugasi paling kuat adalah
A. Asam askorbat, Ka = 8,0 × 10–5
B. Asam benzoat, Ka = 6,5 × 10–5
C. Asam 3-chlorobenzoat, Ka = 1,5 × 10–4
D. Asam 2-hidroksibenzoat, Ka = 1,1 × 10–3
E. Asam Chloroasetat, Ka = 1,4 × 10–3

Pembahasan Soal Nomor 21


Basa konjugasi paling kuat jika Kb terbesar atau Ka terkecil karena ada hubungan Kb = Kw / Ka

Jadi Kb nilainya berbanding terbalik dengan nilai Ka. Semakin kecil nilai Ka maka semakin besar
nilai Kb-nya.

Soal Nomor 22
Mengenai setengah reaksi berikut ini:

ClO3– + 6H+ + 5e– → ½Cl2 + 3H2O


Pernyataan yang tepat adalah
A. Oksidasi klor
B. Oksidasi H+
C. Reduksi klor
D. Reduksi H+
E. Auto reduksi-oksidasi

Pembahasan Soal Nomor 22:


Klor mengalami reduksi yang tinjukkan dengan penurunan biloks-nya dari +5 menjadi 0.

Soal Nomor 23
Besarnya potensial sel (E0 sel) untuk reaksi berikut ini:
2Au3+(aq) + 3Zn(s) → 2Au(s) + 3Zn2+(aq)
jika diketahui :
Au3+(aq) + 3e– → Au(s) E0 = +1,50 V
Zn2+(aq) + 2e– → Zn(s) E0 = -0,76 V
adalah
A. +0,74 V
B. +1,48 V
C. +2,26 V
D. -1,48 V
E. -2,26 V

Pembahasan Soal Nomor 23


Soal Nomor 24
Di antara kelompok senyawa berikut yang termasuk aldehida, asam, dan alkohol (tidak perlu
berurutan) adalah
A. HCO2H, CH3CO2CH3, CH3CH2OH
B. H2CO, CH3CH2OH, CH3CO2CH3
C. CH3CO2H, CH3OH, CH3CH2OCH3
D. H2CO, CH3CO2H, CH3CHO
E. H2CO, CH3CO2H, CH3CH2OH

Pembahasan Soal Nomor 24


A. HCO2H(asam), CH3CO2CH3 (ester), CH3CH2OH (alkohol)
B. H2CO(aldehid), CH3CH2OH (alkohol), CH3CO2CH3(ester)
C. CH3CO2H(asam), CH3OH(alkohol), CH3CH2OCH3 (eter)
D. H2CO(aldehid), CH3CO2H(asam), CH3CHO (aldehid)
E. H2CO(aldehid), CH3CO2H(asam), CH3CH2OH(alkohol)

Soal Nomor 25
Di antara kelima senyawa organik di bawah ini yang paling benar tata namanya secara IUPAC
adalah

A. 2-bromo-4-hidroksi-4-petena
B. 2-metil-1-petena-4-ol
C. 2-kloro-1,3-sikloheksadiena
D. 2-metil-2-heksena-4-ol
E. 5-metil,-sikloheksana-1-ol

Pembahasan Soal Nomor 25


Nama:
A. seharusnya adalah 4-bromo-2-hidroksi-1-pentena
B. seharusnya 2-hidroksi-4-metil-1-pentena
D. seharusnya 3-hidroksi-5-metil-4-heksena
E. seharusnya 5-metil-1-sikloheksena-1-ol

Soal Nomor 26
Urutan keasaman yang paling tepat untuk senyawa-senyawa berikut
adalah
A. I > III > II
B. I > II > III
C. II > I > III
D. II > III > I
E. III > I > II

Pembahasan Soal Nomor 26


Senyawa I adalah asam asetat, senyawa II adalah alkohol tersier, senyawa III adalah alkohol
sekunder. Alkohol primer lebih polar dibanding alohol skunder dan primer. Jumlah gugus
pendonor elektron berkurang dengan urutan: alohol tersier > alkohol skunder > alkohol primer.
Alkohol primer memiliki kekuatan asam yang lebih besar dibanding alkohol skunder dan tersier.
Jadi I > III > II

Soal Nomor 27
Semua senyawa berikut ini mempunyai rumus molekul C4H10O dan merupakan isomer. Yang
bukan isomer C4H10O adalah
A. Butanon
B. Dietil eter
C. Metil propil eter
D. 1-butanol
E. 2-metil-2-propanol

Pembahasan Soal Nomor 27:


Soal Nomor 28
Reaksi kesetimbangan berikut ini:
Reaksi tersebut adalah :
A. Reaksi subtitusi
B. Reaksi adisi Markovnikov
C. Reaksi adisi anti Markovnikov
D. Rekasi eliminasi
E. Reaksi radikal

Pembahasan Soal Nomor 28


Reaksi tersebut adalah reaksi adisi Markovnikov karena reaksi terjadi melalui pembentukan
karbokation stabil. Hanya saja diikuti penataan ulang agar karbokation yang terbentuk stabil
yaitu pada karbokation tersier, dibanding karbokation yang berasal dari karbon alkena
(karbokation skunder).

Soal Nomor 29
Jika senyawa sikloheksena direaksikan dengan (Br2, hν) sebagaimana skema berikut:

maka bromida dapat masuk pada posisi nomor?


A. Pada nomor 1 dan 6
B. Pada nomor 2 dan 3
C. Pada nomor 2 dan 5
D. Pada nomor 3 dan 4
E. Hanya 4

Pembahasan Soal Nomor 29


Br2 akan terpecah menjadi radikal bebas kemudian masuk di posisi no 2 atau 5 dengan
menghasilkan radikal H. Radikal H ini dengan radikal Br yg tersisa akan membentuk HBr.

Soal Nomor 30
Di antara spesi berikut yang merupakan ion karbonium tersier adalah

Pembahasan Soal Nomor 30


Ion karbonium tersier adalah atom C yang bermuatan positif dan mengikat 3 atom C yang lain.
Pembahasan Soal OSP Kimia 2016 (Pilihan Ganda)

Jumat, 17 Maret 2017


Berikut ini adalah pembahasan soal Olimpiade Sains tingkat Provinsi Bidang Kimia Tahun 2016
khusus soal pilihan ganda (PG). Pembahasan soal OSP Kimia 2016 ini beberapa dirangkum dari
hasil diskusi Grup Asosiasi Guru Kimia Indonesia (AGKI) di Facebook.

Ikuti pembahasan soal OSP Kimia tahun 2015 khusus pilihan ganda pada tulisan berikutnya 😉

Soal Nomor 1
Suatu oksida logam Pb mengandung persen massa 90,65% Pb. Rumus empiris oksida Pb tersebut
adalah
A. Pb2O
B. PbO
C. Pb3O4
D. Pb2O3
E. PbO2

Pembahasan Soal Nomor 1

Unsur Pb O
Persen 90,65% 100% – 90,65% =9,35%
Massa per 100 g 90,65 g 9,35 g
Massa molar 207,2 g/mol 16,0 g/mol
Jumlah zat 0,4375 mol 0,584375 mol
1 1,335714286
Perbandingan
1/0,33 = 3,03030303 1,336/0,33 = 4,011154
Perbandingan empiris 3 4

Jadi rumus empiris oksida Pb adalah Pb3O4, jabawan yang tepat C.

Soal Nomor 2
Dalam suatu wadah tertutup yang mengandung campuran 90,0 g gas CH4 dan 10,0 g gas argon
(Ar), pada temperatur dan volume yang tetap, mempunyai tekanan sebesar 250 torr. Tekanan
parsial gas CH4 adalah

A. 143,0 torr
B. 100,0 torr
C. 10,7 torr
D. 239,0 torr
E. 26,6 torr
Pembahasan Soal Nomor 2
Tekanan total campuran gas = 250 torr
Unsur CH4 Ar
Massa per 100 g 90,0 g 10,0 g
Massa molar (g/mol) 16 39,95
Jumlah zat (mol) 5,625 0,250
Total jumlah zat (mol) 5,875
Fraksi mol 0,957 0,043
Tekanan parsial (torr) 5,875×0,957 = 239,25 5,875×0,043 = 10,75

Jawaban yang mendekati adalah D. 239 torr

Soal Nomor 3
Berapa massa air (dalam g) yang terkandung di dalam 75,0 g larutan yang mengandung 6,10%
K3PO4 adalah
A. 75,0 g
B. 73,2 g
C. 70,4 g
D. 68,1 g
E. 62,8 g

Pembahasan Soal Nomor 3


Persen kandungan air dalam larutan = 100% – 6,10% = 93,90%
Massa air = 93,90% × 75,0 g = 70,425 g ≈ 70,4 g

Soal Nomor 4
Perhatikan reaksi berikut :
H2SO3(aq) + Sn4+(aq) + H2O(l) → Sn2+(aq) + HSO4– (aq) + 3H+(aq)
Pernyataan yang benar adalah :

A. H2SO3 adalah reduktor karena cenderung direduksi


B. H2SO3 adalah reduktor karena cenderung di oksidasi
C. Sn4+ adalah oksidator karena cenderung di oksidasi
D. Sn4+ adalah reduktor karena cenderung di oksidasi
E. H2SO3 adalah reduktor dan oksidator

Pembahasan Soal Nomor 4


Atom S pada H2SO3 biloksnya +4 sedangkan bilangan oksidasi S pada HSO4– (adalah +6 berarti
S mengalami oksidasi, H2SO3 adalah reduktor karena cenderung dioksidasi.
Bilangan oksidasi Sn pada Sn4+ = +4 turun menjadi +2 pada Sn2+ (mengalami reduksi =
oksidator tentu cenderung direduksi tidak cenderung dioksidasi).

Soal Nomor 5
Spesi yang mempunyai jumlah elektron yang sama dengan molekul air adalah
A. H2S
B. BH3
C. OH–
D. BeH2
E. Ne+2

Pembahasan Soal Nomor 5:


Jumlah elektron (e) di sini yang dimaksud adalah jumlah elektron keseluruhan

 H2O jumlah elektronnya = 2 e dari H + 8 e dari O = 10 e


 H2S jumlah elektronnya = 2 e dari H + 16 e dari O = 18 e
 BH3 jumlah elektronnya = 3 e dari H + 5 e dari B = 8 e
 OH– jumlah elektronnya = 1 e dari H + 8 e dari O + 1 e dari muatan = 10 e
 BeH2 jumlah elektronnya = 2 e dari H + 4 e dari B = 6 e
 Ne+2 jumlah elektronnya = 10 e dari Ne – 2 e yang dilepaskan = 8 e

Soal Nomor 6
Ion-ion berikut ini adalah isoelektrik. Di antara ion-ion berikut yang mempunyai radius paling
kecil adalah

A. Br–
B. Sr2+
C. Rb+
D. Se2–
E. Semua spesi tersebut mempunyai radius yang sama karena mempunyai jumlah elektron
yang sama

Pembahasan Soal Nomor 6


Isoelektrik artinya mempunyai jumlah elektron yang sama. Meskipun jumlah elektron sama
namun jari-jari ionnya akan berbeda karena jumlah intinya berbeda. Selain itu ukuran jari-jari ion
juga dipengaruhi jumlah kulit setiap ion.

Jika suatu atom mengikat elektron sehingga menjadi ion bermuatan negatif (–) maka jari-jarinya
akan membesar karena penambahan efek perisai antar elektron valensi terhadap tarikan inti dan
jika atom melepaskan elektron dan membentuk ion bermuatan positif maka jari-jarinya akan
mengecil karena terlepasnya elektron dan meningkatnya muatan inti.

Lebih mudah membandingkan bila ion-ion itu satu periode atau satu golongan.
 Se2– (Se menerima 2 elektron) dan Br– (Br menerima 1 elektron), Se dan Br seperiode
dalam tabel periodik unsur, maka jari-jari Se2– > Br–.
 Rb+ (Rb melepas 1 elektron) dan Sr2+ (Sr melepas 2 elektron), Rb dan Sr seperiode dalam
tabel periodik unsur, maka jari-jari Rb+ > Sr2+. Biasanya meskipun selisih 1 jumlah kulit,
ion negatif akan memiliki jari-jari ion lebih besar dibanding ion positif.

Jadi urutan jari-jari ion Se2– > Br– > Rb+ > Sr2+.

Soal Nomor 7
Dari senyawa berikut: CH4, AsH3, CH3NH2, H2Te, HF, senyawa yang menunjukkan adanya
ikatan hidrogen adalah
A. AsH3, H2Te
B. AsH3, CH3NH2
C. CH4, AsH3, H2Te
D. CH3NH2, HF
E. HF, H2Te

Pembahasan Soal Nomor 7


Senyawa yang mengandung unsur N, O, F dan unsur tersebut berikatan dengan unsur H serta
masih memiliki pasangan elektron bebas, biasanya akan memiliki ikatan hidrogen yang cukup
kuat.

Soal Nomor 8
Perhatikan pasangan cairan berikut ini
i. Benzena, C6H6 dan heksana, C6H14
ii. Air dan metanol, CH3OH
iii. Air dan heksana, C6H14

Pasangan yang dapat saling melarutkan (miscible) adalah

A. Hanya pasangan (i)


B. Hanya pasangan (ii)
C. Hanya pasangan (i) dan (ii)
D. Pasangan (i), (ii), dan (iii)
E. Hanya pasangan (ii) dan (iii)

Pembahasan Soal Nomor 8


Zat akan saling melarutkan bila memiliki kepolaran yang sama atau hampir sama.
Benzena → nonpolar
Heksana → nonpolar
Air → polar
Metanol → polar

i. Benzena dan heksana, sama-sama nonpolar, pasangan ini saling melarutkan


ii. Air dan metanol, sama-sama polar, pasangan ini saling melarutkan
iii. Air dan heksana, kepolaran beda, pasangan ini tidak saling melarutkan.

Soal Nomor 9
Struktur Lewis untuk molekul hidrogen sianida (HCN) menunjukan

A. 2 ikatan rangkap 2 dan 2 pasang elektron bebas pada atom N


B. 1 ikatan C–H, 1 ikatan C=N, 1 pasang elektron bebas pada atom C dan 1 pasang elektron
bebas pada atom N
C. 1 ikatan C–H, 1 ikatan C–N, 2 pasang elektron bebas pada atom C dan 3 pasanga elektron
pada atom N
D. 1 ikatan C≡N, 1 ikatan N–H dan 2 pasang elektron bebas pada atom C
E. 1 ikatan C≡N, 1 ikatan C–H dan 1 pasang elektron bebas pada atom N

Pembahasan Soal Nomor 9


Untuk menjawab soal ini sebaiknya digambarkan lebih dahulu struktur lewis HCN
H (golongan 1A) memiliki 1 elektron
C (golongan 4A) memiliki 4 elektron
N (golongan 5A) memiliki 5 elektron
Soal Nomor 10
Bentuk geometri pasangan elektron untuk molekul yang atom pusatnya masing-masing
mempunyai pasangan elektron berturut-turut sebanyak: 4 pasang, 3 pasang dan 2 pasang adalah

A. tetrahedral, trigonal planar, linier


B. tetrahedral, trigonal piramidal, linier
C. tetrahedral, trigonal planar, bengkok(bent)
D. piramidal, trigonal planar, linier
E. tidak ada jawaban yang benar

Pembahasan Soal Nomor 10


Soal Nomor 11
Pernyataan yang benar mengenai metana (CH4) dan ion ammonium (NH4+) adalah

A. secara kimia, CH4 dan NH4+ tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya
B. geometri CH4 adalah tetrahedral, sedangkan NH4+ adalah bidang segiempat datar
C. keduanya mempunyai sifat fisik yang sama
D. CH4 dan NH4+ adalah isoelektrik
E. Pada temperatur kamar, CH4 dan NH4+ adalah gas

Pembahasan Soal Nomor 11

Soal Nomor 12
Perubahan entalpi, ΔH untuk reaksi
4HBr(g) + O2(g) ⇌2H2O(g) + 2Br2(g)

Adalah -276 kJ untuk permol O2. Bila campuran reaksi berada dalam keadaan kesetimbangan,
maka perlakuan yang akan menggeser reaksi ke arah kanan adalah

A. Penambahan katalis
B. Memindahkan campuran reaksi ke bawah yang volumenya lebih besar
C. Menurunkan tekanan luar
D. Mengeluarkan sebagian Br2(g)
E. Menaikan temperatur

Pembahasan Soal Nomor 12

 Reaksi dalam soal ini bersifat eksoterm (ditandai dengan ∆H = -276 kJ), agar bergeser ke
kanan maka temperatur harus diturunkan.
 Penambahan katalis tidak menggeser kesetimbangan.
 Jumlah zat ruas kiri lebih banyak (berdasar koefisien = 4+1) dibanding ruas kanan
(koefisien 2+2), agar bergeser ke kanan volume sistem kesetimbangan harus diperkecil
atau tekanan sistem kesetimbangan harus diperbesar.
 Menambah konsentrasi spesi ruas kiri akan menggeser reaksi ke kanan.
 Mengurangi konsentrasi spesi ruas kanan akan menggeser reaksi ke kanan, misalnya
dengan mengurangi (mengeluarkan) sebagai gas Br2.

Soal Nomor 13
Suatu larutan mempunyai konsentrasi ion hidrogen 0,001 M. Pernyataan berikut ini:

i. Larutan mempunyai pH = 3
ii. Larutan bersifat asam
iii. Konsentrasi ion hidroksida adalah 1×10–11 (Diketahui: Kw = 1×10–14)

Mengenai ketiga pernyataan mengenai larutan tersebut, pernyataan yang benar adalah

A. Semua pernyatan benar


B. Hanya (i)
C. Hanya (i) dan (ii)
D. Hanya (iii)
E. Semua pernyataan salah

Pembahasan Soal Nomor 13


[H+] = 0,001 M = 1×10–3 M
→ pH = -log [H+]
→ pH = -log (1×10–3)
→ pH = 3
pH = 3 → larutan bersifat asam
[OH–] = Kw / [H+]
→ [OH–] = (1×10–14) /(1×10–3)
→ [OH–] = 1×10–11 M

Jadi semua pernyataan benar.

Soal Nomor 14
Dalam pelarut air, anion yang merupakan basa paling kuat adalah

A. HSO4–
B. Cl–
C. C2H3O2– (ion asetat)
D. NO3–
E. Semua adalah basa konjugasi dari asam kuat dan mempunyai kekuatan basa yang sama

Pembahasan Soal Nomor 14


Asam paling kuat akan menghasilkan basa konjugasi paling lemah (karena anionnya sedikit/tidak
terhidrolisis/berekasi dengan air sehingga konsentrasi ion OH– nya juga sedikit), asam paling
lemah akan menghasilkan basa konjugasi paling kuat (karena anionnya banyak yang
terhidrolisis/bereaksi dengan air sehingga konsentrasi ion OH– lebih banyak).

Anion dari asam lemah CH3COOH → CH3COO– (atau C2H3O–)


CH3COO– + H2O ⇌ CH3COOH + OH–

Soal Nomor 15
Dari rentang pH perubahan warna indikator berikut ini, maka indikator yang dapat digunakan
untuk titrasi larutan NH3(aq) dengan larutan HCl(aq) adalah:

Indikator Warna rentang asam pH perubahan warna Warna rentang basa


A. Pink 1,2 – 2,8 Kuning
B. Biru 3,4 – 4,6 kuning
C. Kuning 6,5 – 7,8 Ungu
D. Tak berwarna 8,3 – 9,9 Merah
E. Bukan A, B, C dan D - -

Pembahasan Soal Nomor 15


Pemilihan indikator yang cocok harus disesuaikan dengan pH pada titik ekivalen antara NH3 dan
HCl (titik ekivalen-nya sekitar 5,2).

Soal Nomor 16.


Untuk membuat larutan buffer, yang dapat di tambahkan ke dalam larutan asam asetat adalah

A. Hanya natrium asetat


B. Natrium asetat atau natrium hidroksida
C. Hanya asam nitrat
D. Asam hidrofluorat atau asam nitrat
E. Hanya natrium hidroksida

Pembahasan Soal Nomor 16


Ada 7 cara untuk membuat larutan penyangga:

1. Reaksi asam lemah berlebih dengan basa kuat.


2. Reaksi basa lemah berlebih dengan asam kuat.
3. Mencampurkan asam lemah A dengan garam yang berasal dari basa kuat dengan
konjugat asam lemah A.
4. Mencampurkan basa lemah B dengan garam yang berasal dari asam kuat dengan
konjugat basa lemah B.
5. Garam (dari asam lemah + basa kuat) berlebih dengan asam kuat.
6. Garam (dari basa lemah + asam kuat) berlebih dengan basa kuat.
7. Garam tertentu dengan garam tertentu yang mengandung konjugat yang mirip.
Larutan asam asetat merupakan asam lemah. Jadi ada 2 alternatif yaitu cara 1 dan 3, yaitu dengan
menambahkan basa kuat atau garam yang berasal dari basa kuat dengan konjugat asam lemah
tersebut. Dalam hal ini basa kuat yang tepat sesuai pilihan adalah NaOH dan garamnya adalah
CH3COONa. Alternatif B benar.

Soal Nomor 17.


Warna hijau pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen klorofil yang terdapat di dalam kloroplas.
Pigmen ini berfungsi sebagai penangkap cahaya matahari dalam proses fotosintesis. Reaksi
fotosintesis meruakan reaksi orde ke-nol. Perbandingan laju berkurangnya molekul air, H2O dan
laju pembentukan glukosa (C6H12O6) dalam reaksi tersebut adalah

A. 1:2
B. 2:1
C. 6:1
D. 1:6
E. 1:1

Pembahasan Soal Nomor 17


Reaksi setara: 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2

Tanda – pada rumus laju reaksi sebagai tanda berkurangnya pereaksi, tanda + pada rumus laju
reaksi sebagai tanda bertambahnya hasil reaksi. Jadi tanda plus minus tidak bermakna secara
matematis.
Soal Nomor 18.
Berikut ini adalah profil energi reaksi A → B

Nilai yang akan berubah bila ditambahkan katalis adalah

A. Hanya I
B. Hanya II
C. Hanya III
D. Hanya II dan III
E. I, II, dan III
Pembahasan Soal Nomor 18
Penambahan katalis akan menurunkan energi aktivasi. Pada soal, I = ∆H reaksi, II = besarnya
energi aktivasi, III = energi aktivasi balik.

Soal Nomor 19
Reaksi berikut ini
2HgCl2 + C2O42– → 2Cl– + 2CO2 + Hg2Cl2
Untuk menentukan laju awal reaksi, reaksi dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi
dua pereaksi. Hasilnya diperoleh seperti pada data tabel berikut ini

Percobaan [HgCl2] M [C2O42–] M Laju awal (M/det)


1 0,05 0,15 8,75 × 10–6
2 0,05 0,30 3,50 × 10–5
3 0,10 0,15 1,75 × 10–5
4 0,10 0,30 7,00 × 10–5

Persamaan laju awal reaksi tersebut adalah


A. Laju = r = k[HgCl2] [C2O42–]
B. Laju = r = k[HgCl2] 2 [C2O42–]2
C. Laju = r = k[HgCl2] [C2O42–]2
D. Laju = r = k[HgCl2]2 [C2O42–]
E. Laju = r = k[HgCl2] [C2O42–]4

Pembahasan Soal Nomor 19


Untuk menentukan laju reaksi diperlukan orde reaksi setiap pereaksi dengan memanfaatkan data
percobaan.
Orde reaksi terhadap HgCl2 dapat digunakan data C2O42– yang konsentrasinya tetap, dalam hal
ini dapat menggunakan data percobaan 3 dan 1 atau 4 dan 2.
Pembahasan ini menggunakan data 4 dan 2:
(0,10/0,05)x = (7×10–5)/(3,50×10–5)
2x = 2,15 → 2x = 2 → x = 1

Orde reaksi terhadap C2O42– dapat digunakan data HgCl2 yang konsentrasinya tetap, dalam hal
ini dapat menggunakan data percobaan 2 dan 1 atau 4 dan 3.
Pembahasan ini menggunakan data 4 dan 3:
(0,30/0,15)y = (7×10–5)/(1,75×10–5)
2y = 4 → y = 2
Jadi persamaan laju reaksi r = k[HgCl2] [C2O42–]2

Soal Nomor 20
Perhatikan diagram sel elektrokimia berikut

Bila anda mengamati reaksi di dalam sel tersebut berlangsung, ternyata elektroda timah putih
(Sn) nampak semakin kecil sedangkan elektroda perak (Ag) terbentuk endapan (deposit).
Pernyataan yang benar adalah :

A. Elektroda perak adalah katoda dan elektroda timah putih adalah anoda
B. Elekron mengalir dari elektroda perak ke elektroda timah putih
C. Ion nitrat mengalir melalui jembatan garam ke larutan perak nitrat
D. Setengah reaksi yang terjadi di elektroda timah putih adalah Sn4+ + 2e → Sn2+
E. Elektroda perak adalah anoda dan elektroda timah putih adalah katoda

Pembahasan Soal Nomor 20.


Elektroda Sn semakin mengecil artinya ada Sn yang melarut, reaksi yang mungkin adalah
Sn → Sn2++ 2e– dapat diartikan elektroda Sn mengalami oksidasi, elektroda tempat terjadi
oksidasi disebut anoda. Elektron hasil oksidasi ini akan mengalir dari anoda menuju katoda.

Elektroda Ag terdapat endapan (membesar) artinya ada Ag+ (dari larutan) yang berubah menjadi
Ag (endapan) dan menempel pada elektroda Ag.
Dapat diartikan terjadi reaksi reduksi dari Ag+ + e– → Ag. Di sekitar elektroda akan kelebihan
ion NO3- sehingga akan dialirkan ke larutan Sn(NO3)2 melalui jembatan garam. Elektroda tempat
terjadi reduksi disebut katoda.

Disimpulkan Ag adalah katoda dan Sn adalah anoda.

Soal Nomor 21.


Perhatikan sel volta dengan notasi berikut ini:
Pb|Pb(NO3)2(1,0 M) || AgNO3(1,0 M)|Ag
Bila sel tersebut bekerja, massa lempeng Ag semakin berat dan konsentrasi ion Ag+ dalam
larutan disekeliling lempeng Ag semakin menurun, sedangkan lempengan Pb massanya semakin
berkurang dan konsentrasi ion Pb2+ dalam larutan disekeliling lempeng Pb naik. Dari pernyataan
berikut, reaksi setengah sel yang paling tepat untuk menyatakan reaksi pada elektroda negatif
dari sel tersebut di atas adalah :

A. Pb2+ + 2e → Pb
B. Pb → Pb2+ + 2e
C. Ag+ + e → Ag
D. Ag → Ag+ + e
E. Jawaban A, B, C dan D semua salah

Pembahasan Soal Nomor 21


Dari notasi sel volta Pb Pb(NO3)2 1,0 M) || AgNO3 1,0 M)|Ag
dapat diterjemahkan bahwa
Pb | Pb(NO3)2 (1,0 M) → Pb akan berubah menjadi larutan Pb(NO3)2
dengan reaksi: Pb → Pb2+ + 2e–
AgNO3 (1,0 M) | Ag → Larutan AgNO3 (dalam hal ini Ag+) mengendap menjadi Ag
dengan berekasi : Ag+ + e– → Ag

Soal Nomor 22
Reaksi reaksi berikut ini, manakah yang entropi sistemnya meningkat:

A. Ag+(aq) + Cl–(aq) → AgCl(s)


B. C(s) + O2(g) → 2CO(g)
C. H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
D. N2(g) + 2H2(g) → 2NH3(g)
E. H2O(l) → H2O(s)

Pembahasan Soal Nomor 22.


Entropi dapat diartikan sebagai derajat tidak teraturan suatu sistem. Secara fisik dapat ditinjau
berdasarkan perubahan wujud suatu zat. Selain itu juga dapat dicontohkan terurai/terbentuknya
suatu zat.

Zat padat mencair, zat cair menguap, zat padat menguap ini menunjukkan entropi zat meningkat,
partikel dalam zat semakin bebas bergerak, bergerak semakin tidak teratur. Perubahan sebaliknya
menunjukkan penurunan entropi (semakin teratur)

Zat yang semula satu partikel kemudian terurai menjadi 2 partikel atau lebih yang lebih tidak
stabil juga menunjukkan peningkatan entropi.

A. Ag+(aq) + Cl–(aq) → AgCl(s) ⇒ (semakin teratur)


B. C(s) + O2(g) → 2CO(g) ⇒ (sidak teratur karena gas CO sangat tidak stabil dibandingkan
zat sebelumnya)
C. H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g) ⇒ (semakin teratur)
D. N2(g) + 2H2(g) → 2NH3(g) ⇒ (semakin teratur)
E. H2O(l) → H2O(s) ⇒ (semakin teratur)

Soal Nomor 23
Berikut ini diberikan tabel data termodinamika :

Senyawa ΔHf (kJ/mol) So (J/mol.K)


PCl3 (g) -288,07 311,7
PCl3 (l) -319,6 217

Berdasarkan data tersebut di atas, penguapan PCl3(l) adalah:

A. Tidak spontan pada temperatur rendah, dan spontan pada temperatur tinggi
B. Spontan pada temperatur rendah dan non-spontan pada temperatur tinggi
C. Spontan pada semua temperatur
D. Non-spontan pada semua temperatur
E. Tidak cukup informasi untuk menarik kesimpulan

Pembahasan Soal Nomor 23


Kespontanan suatu reaksi dapat ditinjau berdasarkan nilai enegi bebas Gibbs (∆G).
∆G = ∆H – T∆S
Bila ∆G bernilai negatif maka reaksi dapat dikatakan berlangsung spontan, sebaliknya jika Bila
∆G bernilai positif maka reaksi dapat dikatakan berlangsung tidak spontan.
Dari persamaan ∆G = ∆H – T∆S, agar diperoleh ∆G bernilai negatif, maka yang dapat
diupayakan adalah ∆H = – , dan ∆S = +, untuk semua temperatur.
Soal E. Nomor 24
Nama dari senyawa yang diilustrasikan berikut ini

adalah
A. diasetamida
B. formil asetmida
C. dimetilasetat
D. N,N-dimetilformamida
E. dimetilamina

Pembahasan Soal Nomor 24.


N primer (N yang mengikat 1 atom C)
N skunder (N yang mengikat 2 atom C) ditandai dengan memberi awalan N
N tersier (N yang mengikat 3 atom C) ditandai dengan memberi awalan N,N

Soal Nomor 25
Hubungan antara kedua struktur berikut ini adalah
A. Isomer struktur
B. Isomer geometri
C. Isomer konformasi
D. Isomer identik
E. Isomer optik

Pembahasan Soal Nomor 25

Soal Nomor 26
Alkohol yang bila dioksidasi akan menghasilkan keton adalah:
A. 1-propanol
B. Metanol
C. 2-metil-2-propanol
D. 2-propanol
E. Semuanya membentuk keton bila dioksidasi

Pembahasan Soal Nomor 26


Alkohol primer bila dioksidasi akan menghasilkan aldehid
Alkohol skunder bila dioksidasi akan menghasilkan keton.
Pada soal yang merupakan alkohol skuder adalah 2-propanol.

Soal Nomor 27
Pereaksi yang jika bereaksi dengan etuna akan menghasilkan CH2Br-CHBrCl adalah

A. HCl, kemudian HBr


B. HCl, kemudian Br2
C. Cl2, kemudian HBr
D. Cl2, kemudian Br2
E. H2, kemudian Br2

Pembahasan Soal Nomor 27

Soal Nomor 28
Produk utama yang dihasilkan dari reaksi adisi antara satu equivalen HCl dengan 1-fenil-1,3-
butadiena sesuai dengan skema reaksi berikut

adalah
Pembahasan Soal Nomor 28
Soal Nomor 29
Jika senyawa 1-naftol dinitrasi dengan reagan [HNO3, H2SO4] seperti pada persamaan reaksi
berikut

Maka gugus nitro (–NO2) akan menempati posisi :

A. 3 dan 6
B. 3 dan 4
C. 6 dan 8
D. 7 dan 5
E. 2 dan 4

Pembahasan Soal Nomor 29


Gugus OH– merupakan gugus pengarah orto atau para. Pada atom C struktur benzena, orto
adalah berada di posisi nomor 2, para di posisi nomor 4.

Soal Nomor 30
Sifat kebasan turunan ammonia dipengaruhi oleh adanya subtituen dan struktur
molekulnya,maka urutan kebasaan mulai dari yang paling basa sampai yang kurang basa dari
senyawa berikut di bawah ini
adalah

A. II > III > I > IV


B. II > IV > III > I
C. I > II > III > IV
D. I > III > IV > II
E. IV > II > I > III

Pembahasan Soal Nomor 30


Sifat basa ditentukan berdasar adanya pasangan elektron bebas, ini sesuai teori asam-basa Lewis.
Basa adalah zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas yang dimiliki.

 Membandingkan struktur II dengan struktur III, pada struktur II N alifatik memiliki


hibridisasinya sp3 dan tidak terjadi resonansi membuatnya kurang elektronegatif
(sehingga lebih bersifat basa) dibanding N struktur III yang berhibridisasi sp2. II > III
 Membandingkan struktur III dengan struktur I, sebenarnya N dengan hibridisasi sp2
kurang bersifat basa dibanding N dengan hibridisasi sp3, namun karena pasangan
elektron bebas N pada struktur I itu dapat mengalami resonansi ke cincin fenil, ini
menurunkan sifat basanya. III > I
 Membandingkan struktur I dengan struktur IV, struktur IV lebih luas lagi resonansinya
hingga gugus nitro-nya sehingga sifat basa struktur I > struktur IV, I > IV
Pembahasan Soal OSP Kimia 2015 (Pilihan Ganda)

Selasa, 21 Maret 2017


Berikut ini adalah pembahasan soal Olimpiade Sains tingkat Provinsi Bidang Kimia Tahun
2015 (OSP Kimia 2015) khusus soal pilihan ganda (PG).

Soal Nomor 1
Bila Cu(CN)2 dipanaskan, dihasilkan C2N2(sianogen) dan CuCN. Berapa massa Cu(CN)2
dibutuhkan untuk membuat C2N2 sebanyak 5,00 g? (Mr Cu(CN)2 = 115,6; C2N2 = 52,04)
A. 20,2 g
B. 22,2 g
C. 24,2 g
D. 26,4 g
E. 28,6 g

Pembahasan Soal Nomor 1


Reaksi pemanasan setara: 2Cu(CN)2 → C2N2 + 2CuCN
Jumlah C2N2 = 5 g/52,04 g/mol = 0,09608 mol
Jumlah Cu(CN)2 = 2 × jumlah C2N2
Jumlah Cu(CN)2 = 2 × 0,09608 mol
Jumlah Cu(CN)2 = 0,19216 mol
Jadi massa Cu(CN)2 yang dibutuhkan = 0,19216 mol × 115,6 g/mol
Jadi massa Cu(CN)2 yang dibutuhkan = 22,21368 g ≈ 22,2 g

Soal Nomor 2
Bila persen hasil reaksi:
3 NO2(g) + H2O(l) → 2 HNO3(aq) + NO(g)
adalah 75,0%, dan dalam reaksi tersebut dikonsumsi sebanyak 45,0 g gas NO2, berapa gram
gram asam nitrat, HNO3 (aq), yang dihasilkan?
A. 22,5 g
B. 30,8 g
C. 41,1 g
D. 54.8 g
E. 69,3 g

Pembahasan Soal Nomor 2


45 g NO₂ = 45g : 46 g/mol = 0,978 mol
3NO2 + H2O ⟶ 2HNO3 + NO
Mol HNO3= 2/3 x 0,978 mol = 0,652 mol
Hasil reaksi 75% maka HNO₃ yang dihasilkan = 75% × 0,6522 mol = 0,48915 mol
Massa HNO3 = 0,48915 mol × Mr HNO3
Massa HNO₃ = 0,48915 mol × 63 g/mol
Massa HNO₃ = 30,8 gram
Soal Nomor 3
Suatu pil sakit kepala mengandung 200 mg ibuprofen (C13H18O2; 206 g/mol) diminum dengan
0,5 L air oleh siswa yang perutnya kosong. Bila semua pil tersebut larut, berapakah molalitas
larutan yang terbentuk dalam perut siswa tersebut?

A. 2,3 x 10-3 m
B. 4,1 x 10-3 m
C. 9,7 x 10-4 m
D. 1,9 x 10-3 m
E. 1,7 x 10-2 m

Pembahasan Soal Nomor 3


Molalitas = mol zat terlarut : massa pelarut
Massa molar C13H18O2 = 13×12 + 18×1 + 2×16 = 206 g/mol
0,2 g C13H18O2 = 0,2 g : 206 g/mol = 0,00097 mol
Molalitas larutan = 0,00097 mol: 0,5 kg (asumsi massa jenis air 1 g/mL)
Molalitas larutan = 0,00194 = 1,9 × 10–3 molal
Jawaban: D

Soal Nomor 4
Pada tekanan 50 kPa dan 127 oC, sebanyak 100 cm3 gas pada mempunyai massa 0,120 g. Berapa
massa molekular relatif gas ini?
A. 1,2
B. 25
C. 80
D. 120
E. 160

Pembahasan Soal Nomor 4


1 atm = 101325 Pa ⟶ 50.000 Pa = 0,49346 atm
PV = nRT
0,49346 atm × 0,1 L = n × 0,082 L.atm.mol-1.K-1 × 400 K
0,049346 atm.L = n × 32,82 L.atm.mol-1
n = 0,001504 mol
Massa molar = 0,12 g / 0,001504 mol = 79,81 g/mol
Jawaban yang paling mendekati adalah 80 g/mol
Jawaban: C

Soal Nomor 5
Susunlah bagaimana urutan kelarutan zat berikut ini didalam air:

KCl, CH3CH2COOH, CH3CH2CH3, CH3CH2CH2OH, dan CH3C-O-CH3


A. KCl < CH3CH2COOH < CH3CH2CH3 < CH3CH2CH2OH < CH3C-O-CH3
B. KCl < CH3CH2CH2OH < CH3CH2CH3 < CH3CH2COOH < CH3C-O-CH3
C. CH3CH2CH3 < KCl < CH3C-O-CH3 < CH3CH2CH2OH < CH3CH2COOH
D. CH3CH2COOH < CH3CH2CH2OH < CH3C-O-CH3 < CH3CH2CH3 < KCl
E. CH3CH2CH3 < CH3C-O-CH3 < CH3CH2CH2OH < CH3CH2COOH < KCl

Pembahasan Soal Nomor 5


Zat yang mudah larut dalam air adalah senyawa ion berikutnya adalah senyawa polar dan yang
sulit larut dalam air adalah senyawa nonpolar.

Jadi urutannya adalah CH3CH2CH3 < CH3C(O)CH3 < CH3CH2CH2OH < CH3CH2COOH < KCl

Soal Nomor 6
Suatu zat padat padat mempunyai titik leleh yang tajam dan jelas di atas 100°C. Zat padat
tersebut tidak dapat menghantar listrik bahkan dalam keadaan lelehan, dan larut dalam pelarut
hidrokarbon. Apakah struktur yang paling mirip mengenai zat padat tersebut?
A. Kristal atomik
B. Kristal ionik
C. Kristal molekular raksasa
D. Kristal molekular
E. Logam.

Pembahasan Soal Nomor 6


Pada soal ini sebenarnya sedikit agak meragukan untuk menjawab D sebab tidak berlaku mutlak
untuk semua sifat yang disebutkan. Oleh karena itu di sini hanya ditinjau yang memang mungkin
dan tidak mungkin saja.

 Kristal atomik → titik leleh relatif rendah


 Kristal ionik → sukar larut dalam pelarut hidrokarbon, titik leleh sangat tinggi
 Kristal molekular raksasa → sulit larut dalam pelarut organik.
 Kristal molekular → titik leleh moderat (tidak terlalu rendah/tinggi), tidak dapat
menghantar arus listrik, sebagian larut dalam
 Logam → menghantarkan arus listrik

Soal Nomor 7
Suatu sampel dari senyawa X, bila dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida akan
menghasilkan gas A. Bila X dipanaskan dengan asam sulfat pekat, akan dihasilkan gas B. Bila
gas A dan B direaksikan, maka akan dihasilkan kembali senyawa X. Berikut ini, manakah yang
merupakan senyawa X?

A. CH3CO2C2H5
B. NH2CH2CO2CH3
C. NH4Cl
D. NH4I
E. (NH4)2SO4.

Pembahasan Soal Nomor 7


Dari pilihan yang tersedia yang paling mungkin adalah NH4Cl dengan kemungkinan reaksi:
NH4Cl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + NH3 (g)+ H2O(l)
2NH4Cl(aq) + H2SO4 (aq)→ (NH4)2SO4(aq) + 2HCl(g)
NH3 (g)+ HCl(g) → NH4Cl

Soal Nomor 8
Pernyataan manakah yang dapat menjelaskan bahwa endapan magnesium hidroksida dapat larut
dalam larutan aqua NH4Cl, tetapi tidak larut dalam larutan aqua NaCl?

A. Dalam air, larutan NH4Cl menghasilkan NH4OH, dan ion OH– yang terbentuk kemudian
memberikan efek ion sejenis.
B. Ion NH4+ dalam larutan NH4Cl akan menurunkan nilai hasil kali kelarutan Mg(OH)2.
C. Larutan garam NH4Cl kurang berdisosiasi sempurna dibandingkan larutan NaCl.
D. Ion Na+ dan ion Mg2+ adalah isoelektronik (mempunyai jumlah elektron sama).
E. Ion NH4+ dalam air akan menghasilkan sejumlah H3O+

Pembahasan Soal Nomor 8


Peristiwa ini terkait dengan garam yang dapat bereaksi dengan air (mengalami hidrolisis). NH4Cl
dalam air akan terurai menjadi NH4+ dan Cl–, Cl– tidak dapat terhidrolisis sedang NH4+
terhidrolisis sesuai reaksi NH4+ + 2H2O → NH4OH + H3O+ . Ion H3O+ inilah yang kemudian
dapat bereaksi dengan OH– yang berasal dari Mg(OH)2 sehingga Mg(OH)2 dikatakan dapat larut
dalam larutan NH4Cl.

Soal Nomor 9
Alanine, H2NCH(CH3)CO2H, adalah suatu asam amino dengan nilai Ka = 4,5 × 10–3 dan Kb =7,4
× 10–5. Di dalam air, spesi manakah yang mempunyai konsentrasi paling tinggi pada pH 7?
A. H2NCH(CH3)CO2H
B. +H3NCH(CH3)CO2H
C. H2NCH(CH3)CO–
D. +H3NCH(CH3)CO2–
E. Semua jawaban, A, B, C dan D benar

Pembahasan Soal Nomor 9


H2NCH(CH3)CO2H ini dapat bersifat sebagai asam dan sekaligus dapat bersifat sebagai basa.
pKa = -log(4,5 × 10–3) = 2,35
pKb = -log(7,4 × 10–5) = 4,13

pH = 7 → pOH = 7
Untuk menjawab ini dapat digunakan persamaan Henderson-Hasselbalch:
pH = pKa + log([konjugat basa][asam])
7 = 2,35 + log([konjugat basa][asam])
agar dapat memenuhi syarat pH = 7, [konjugat basa] harus lebih besar dari [asam] dengan kata
lain spesi CO2– harus punya konsentrasi lebih tinggi.

pOH = pKb + log([konjugat asam][basa])


7 = 4,13 + log ([konjugat asam][basa])
agar dapat memenuhi syarat pOH = 7, [konjugat asam] harus lebih besar dari [basa] dengan kata
lain spesi NH3+ harus punya konsentrasi lebih tinggi.

Soal Nomor 10
Pada molekul berikut ini,

ada berapa banyak atom karbon yang mempunyai hibridisasi sp2


A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4

Pembahasan Soal Nomor 10


Atom C mempunyai ikatan tunggal saja hibridisasinya adalah sp3
Atom C mempunyai 1 ikatan dobel hibridisasinya adalah sp2
Atom C mempunyai 1 ikatan tripel atau 2 ikatan dobel hibridisasinya adalah sp

Soal Nomor 11
Perhatikanlah reaksi pembentukan glukosa (C6H12O6) berikut ini:

CO2(g) + 2C2H5OH(l) + energi panas ⇌ C6H12O6(aq)

Berikut ini, manakah pernyataan yang benar mengenai persen hasil C6H12O6?

A. Persen hasil C6H12O6 bertambah besar jika tekanan parsial CO2 diturunkan.
B. Persen hasil C6H12O6 naik dua kali jika tekanan parsial CO2 diduakalikan
C. Persen hasil C6H12O6 bertambah besar jika jika suhu dinaikkan
D. Persen hasil C6H12O6 berkurang jika suhu diturunkan
E. Persen hasil C6H12O6 berkurang jika bila tekanan total sistem reaksi dinaikkan

Pembahasan Soal Nomor 11


Reaksi pada soal ini adalah reaksi bersifat endoterm, reaksi yang dapat berlangsung jika tersedia
cukup energi. Ketika suhu dinaikkan tentu saja persen hasil C6H12O6 bertambah besar dibanding
kondisi sebelumnya. Namun jika suhu diturunkan pada sistem kesetimbangan maka persen hasil
C6H12O6 otomatis akan mengalami pengurangan. Jada jawaban C dan D bisa dimaknai sama.

Soal Nomor 12
Di dalam reaksi kimia perubahan senyawa X menjadi senyawa Z, melalui mekanismenya
ditemukan bahwa langkah reaksi berlangsung melalui pembentukan senyawa Y, yang dapat
diisolasi. Tahap yang dilalui adalah:
X → Y, ∆H = positif
Y → Z, ∆H = negatif.
Berdasarkan informasi tersebut, manakah profil energi pada reaksi yang sesuai dengan data ini?
Pembahasan Soal Nomor 12
X → Y, ∆H = positif → energi Y > X maka akan bersifat endoterm
Y → Z, ∆H = negatif → energi Z < Y maka akan bersifat eksoterm
Karena Y dapat diisolasi maka posisi Y pada profil energi harus berada pada cenkungan
(lembah). Jadi pilihan A lebih tepat.

Soal Nomor 13
Perhatikan reaksi gas pencemar NO2 dan ozon berikut ini: 2NO2 (g) + O3(g) ⇌ N2O5 (g) + O2 (g)

Reaksi tersebut diamati lajunya dan diperoleh data berikut ini:

Percobaan [NO2] (g), M [O3](g), M Laju awal, Ms-1


1 0,0015 0,0025 4,8 × 10–8
2 0,0022 0,0025 7,2 × 10–8
3 0,0022 0,0050 1,4 × 10–7

Dari percobaan tersebut, manakah pernyataan yang benar mengenai hukum laju reaksinya (r):
A. r = k[NO2]2 [O3]
B. r = k[NO2] [O3]2
C. r = k[NO2] [O3]
D. r = k[NO2]
E. r = k [O3]

Pembahasan Soal Nomor 13


Untuk menentukan laju reaksi diperlukan orde reaksi setiap pereaksi dengan memanfaatkan data
percobaan.

Orde reaksi terhadap NO2 dapat digunakan data O3 yang konsentrasinya tetap, dalam hal ini
dapat menggunakan data percobaan 2 dan 1.
(0,0022/0,0015)x = (7,2×10–8)/(4,8×10–8)
(1,47)x = 1,50 → (~1,5)x = 1,50 → x = 1

Orde reaksi terhadap O3 dapat digunakan data NO2 yang konsentrasinya tetap, dalam hal ini
dapat menggunakan data percobaan 3 dan 2 .
(0,005/0,0025)y = (1,4×10–7)/(7,2×10–8)
2y = 1,94 → 2y = ~2 → y = 1
Jadi persamaan laju reaksi r = k[NO2] [O3]

Soal Nomor 14
Reaksi berikut ini, 3ClO–(aq) →ClO3– (aq) + 2Cl– (aq) telah diusulkan berlangsung melaui
mekanisme berikut ini:

ClO– (aq) + ClO– (aq)→ ClO2– (aq) + Cl– (aq) (lambat)


ClO2– (aq) + ClO– (aq) → ClO3– (aq) + Cl– (aq) (cepat)

Hukum laju manakah yang konsisten dengan mekanisme ini?


A. laju = k[ClO–]2
B. laju = k[ClO–]
C. laju = k[ClO2–][ClO–]
D. laju = k[Cl–][ClO–]2
E. laju = k[ClO3–][Cl–]
F. Hukum laju harus ditetentukan secara eksperimen, bukan dari stoikiometri.

Pembahasan Soal Nomor 14


Umumnya laju reaksi ditentukan pada tahap lambat, meskipun laju reaksi memang harus
ditentukan secara eksperimen dan bukan dari stoikiometri. Pada tahap lambat seperti pada soal
ini ditentukan berdasarkan stoikiometeri tahap lambar sehingga jawaban A lebih tepat dibanding
B, C, D, dan E. Pada soal ini Sebenarnya alternatif hanya sampai E, F tidak ada namun pada
kunci jawaban diberikan alternatif begitu.
Soal Nomor 15
Kesetimbangan berikut terjadi dalam campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat.
HNO3 + 2H2SO4 ⇌ NO2+ + 2HSO4– + H3O+.
Pernyataan manakah tentang kesetimbangan ini yang benar ?

A. Penambahan H2O akan mengurangi konsentrasi NO2+


B. HNO3 dan NO2+ adalah pasangan asam-basa konjugasi
C. Asam nitrat bertindak sebagai suatu oksidator
D. Asam sulfat bertindak sebagai dehidratator
E. Asam sulfat bertindak sebagai suatu basa

Pembahasan Soal Nomor 15


Reaksi pada soal ini bukanlah reaksi redoks, bilangan oksidasi atom tidak ada yang berubah.
Penambahan air berarti memberikan efek pengenceran sehingga konsentrasi NO2+ berkurang.
HNO3 bertindak sebagai suatu basa dengan kehadiran H2SO4 yang merupakan asam yang lebih
kuat, ini menyebabkan asam nitrat terionisasi menjadi HO– dan +NO2 (biasanya kalau HNO3
berperan sebagai asam terionkan menjadi H+ dan –ONO2 atau NO3–)

Soal Nomor 16
Konstanta kesetimbangan reaksi berikut ini masing masing adalah K1, K2, dan K3.

HNO2(aq) + H2O(l) ⇌ NO2−(aq) + H3O+(aq) K1


2H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + OH−(aq) K2
NH3(aq) + H2O(I) ⇌ NH4(aq) + OH(aq) K3

Bagaimana konstanta kesetimbangan untuk reaksi dibawah ini?


HNO2(aq) + NH3(aq) ⇌ NO2−(aq) + NH4(aq)
A. K1 – K2 + K3
B. K1 K3
C. K1 K3 / K2
D. K1 K2 K3
E. K2 / (K1 K3)

Pembahasan Soal Nomor 16


Fokus pada persamaan yang akan ditentukan nilai K-nya:

HNO2(aq) + NH3(aq) ⇌ NO2−(aq) + NH4(aq)

Pastikan spesi-spesi yang ada di ruas kiri dan kanan sesuai persamaan reaksi itu dengan
membalik atau menempatkan spesi yang diketahui nilai K1 atau K2 atau K3.

HNO2(aq) + H2O(l) ⇌ NO2−(aq) + H3O+(aq) K1


H3O+(aq) + OH−(aq) ⇌ 2H2O(l) 1/K2
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4(aq) + OH(aq) K3 +

HNO2(aq) + NH3(aq) ⇌ NO2 (aq) + NH4(aq) (K1.K3)/K2

Ingat membalik persamaan reaksi maka nilai K-nya adalah menjadi 1/K; menjumlahkan
persamaan reaksi maka K-nya adalah hasil kali nilai K dari masing-masing persamaan reaksi.

Soal Nomor 17
Setengah reaksi yang terjadi di anoda pada reaksi setara dibawah ini:
3MnO4–(aq) + 24H+(aq) + 5Fe(s) → 3Mn2+(aq) + 5Fe3+(aq) + 12H2O (l)
adalah:

A. 2MnO4–(aq) + 12H+(aq) + 6e– → 2 Mn2+(aq) + 3H2O (l)


B. MnO4–(aq) + 8H+(aq) + 5e– → Mn2+(aq) + 4H2O (l)
C. Fe(s) → Fe3+(aq) + 3e–
D. Fe2+(aq) → Fe3+ (aq) + e–
E. Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e–

Pembahasan Soal Nomor 17


Reaksi yang terjadi di anoda adalah reaksi oksidasi, di katoda adalah reaksi reduksi.
Sesuai persamaan reaksi redoks yang terjadi yang mengalami oksidasi adalah Fe (s) berubah
menjadi Fe3+(aq).
Fe(s) → Fe3+(aq) + 3e–

Soal Nomor 18
Perhatikan sel volta berikut ini:
Cu2+ (aq) + 2e– → Cu(s) E° = 0,340 V
Berapakah potensial sel volta ini, Esel?
A. +0,0296
B. -0,0370 V
C. +0,0592 V
D. -0,399 V
E. 0 V

Pembahasan Soal Nomor 18


Soal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Nernst
Cu(s) | Cu2+ (0,1 M) || Cu2+ (1,0 M) | Cu(s)
Cu(s) → Cu2+ (0,1 M) + 2e- : E° = -0,340 V Oksidasi
Cu2+ (1,0 M) + 2e- → Cu(s) : E° = +0,340 V Reduksi
2+
Cu (2.4 M) → Cu (2.4 M)
2+
: ∆E° = 0,00 Redoks

Esel=Eosel−0,0592nlog[oksidasi][reduksi]

Esel=0−0,05922log0,1 M1,0 M
Esel=0−0,05922×(−1)
Esel=0+0,05922
Esel=+0,0296

Soal Nomor 19
Bagaimana bentuk geometri, bilangan oksidasi, bilangan koordinasi tembaga, untuk ion
kompleks, [Cu(NH3)4(OH2)2]2+?
A. tetrahedral ; +2 ; 6
B. square planar ; -2 ;4
C. oktahedral ; +2 ;6
D. linear ; +3; 2
E. trigonal planar ; +1; 4

Pembahasan Soal Nomor 19


[Cu(NH3)4(OH2)2]2+
Jika diuraikan maka akan terdapat 6 buah ligan yaitu 4NH3 dan 2H2O keduanya netral, jadi
muatan 2+ itu berasal dari Cu2+
Ion kompleks dengan 6 buah ligan akan membentuk geometri oktahedral, bilangan oksidasinya
sesuai muatan Cu yaitu +2, bilangan koordinasi Cu sesuai jumlah ligan yang terikat yaitu 6.

Soal Nomor 20
Mengenai garam kompleks [Co(NH3)5Cl]Cl2, manakah pernyataan yang tidak tepat :
A. Larut dalam air
B. Dapat menghantarkan listrik.
C. Larutan 1 mol [Co(NH3)5Cl]Cl2menghasilkan 1 mol kation dan 3 mol anion.
D. Dalam air, kation kompleks yang terbentuk adalah [Co(NH3)5Cl]2+
E. Mengandung ligand NH3 dan Cl–.

Pembahasan Soal Nomor 20


Umumnya larutan garam kompleks larut dalam air, dapat menghantarkan listrik.
[Co(NH3)5Cl]Cl2 → NH3 dan Cl– itu adalah ligan
Dalam air [Co(NH3)5Cl]Cl2 → [Co(NH3)5Cl]2+ + 2Cl–
Jadi setiap 1 mol [Co(NH3)5Cl]Cl2 menghasilkan 1 mol kation dan 2 mol anion

Soal Nomor 21
Berikut ini adalah asam asam karboksilat
I. CHF2CH2CH2CO2H
II. CH3CF2CH2CO2H
III. CH3CH2CF2CO2H
IV. CH3CH2CH2CO2H
Dari keempat asam karboksilat tersebut, tunjukkan urutan kenaikan keasaman, mulai dari yang
paling asam hingga menurun keasamannya.
A. I > II > III > IV
B. I > IV > III > II
C. III > II > I > IV
D. III> IV > I > II
E. IV > I > II > III

Pembahasan Soal Nomor 21


Pengaruh substituen F pada keasaman senyawa akan meningkat dengan semakin dekatnya jarak
antara subttituen F dengan gugus karboksilat. Subtitiuen F di sini sangat elektronegatif dan
karenanya disebut sebagai gugus penarik elektron. Tarikan elektron semakin kuat dengan
semakin dekatnya F pada gugus karboksilat sehingga asam karboksilat semakin mudah
melepaskan ion H. Jadi urutan dari yang paling asam ke yang kurang asam adalah III > II > I >
IV.

Soal Nomor 22
Dari senyawa berikut ini, manakah yang sesuai dengan aturan Huckle?
A. Naftalen bukan senyawa monosiklik, oleh karena itu bukan suatu senyawa aromatik
B. Piroll bukan senyawa hidrokarbon, dan bukan termasuk senyawa aromatik
C. Sikloheptatriena bukan senyawa konyugasi sempurna, yang bukan senyawa aromatik
D. Piridin basa lemah, dan juga bukan senyawa aromatik
E. Stirena mempunyai 8 π electron, dan juga bukan senyawa aromatik

Pembahasan Soal Nomor 22


Aturan Huckle menyatakan bahwa aromatisitas dalam suatu senyawa ditentukan berdasarkan
adanya cicin planar dengan jumlah elektron pi mengikuti aturan 4n+2, n adalah bilangan bilat.
Selain itu terdapat konjugasi ikatan pi (berselang-seling). Elektron pi adalah elektron yang
terdapat dalam ikatan pi (dalam ikatan dobel/rangkap), dan juga pasangan elektron bebas pada
suatu atom dalam molekul yang berikatan tunggal. 1 ikatan pi terdapat 2 elektron pi

 Naftalena → jumlah elektron pi → 10 elektron pi = 4n + 2 dengan n = 2


 Pyrol → jumlah elektron pi → 6 elektron pi = 4n + 2 dengan n = 1
 Sikloheptatriena → jumlah elektron pi → 6 elektron pi = 4n + 2 dengan n = 1
 Piridin → jumlah elektron pi → 6 elektron pi = 4n + 2 dengan n = 2
 Stirena → jumlah elektron pi → 12 elektron pi = 4n + 2 dengan n = 2,5 (bukan bilangan
bulat)

Pada soal ini sebenarnya mencari pasangan antara kalimat pertama dengan pernyataan pada
kalimat kedua. Dari alternatif yang tersedia yang terkait dengan Huckle yaitu C. Sikloheptatriena
memang tidak berkonyugasi sempurna, jadi bukan senyawa aromatik.

Soal Nomor 23
Dalam reaksi adisi berikut ini,

Yang merupakan produk utamanya adalah:


Pembahasan Soal Nomor 23
Reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi Markovnikov, dengan mekanisme sebagai berikut:
Soal Nomor 24
Senyawa 2-bromobutana jika direaksikan dengan methanol, seperti pada persamaan reaksi di
bawah ini, akan menghasilkan produk utamanya adalah?
produk utama yang dihasilkan adalah:

Pembahasan Soal Nomor 24


Reaksi SN-2 adalah reaksi substitusi single-step dari suatu gugus pergi (leaving group) oleh
suatu nukleofil. Dikatakan single-step karena pembentukan ikatan nukleofil dan pemutusan
ikatan gugus pergi terjadi seketika itu juga.

Dalam soal ini gugus pergi-nya adalah Br– dan nukleofilnya adalah -OCH3.

Soal Nomor 25
Tentukan urutan berdasarkan kenaikan reaktivitas, pada reaksi dehidrasi dalam suasana asam
senyawa alkohol di bawah ini.
A. I < II < III
B. I < III < II
C. II < III < I
D. III < I < II
E. III < II < I

Pembahasan Soal Nomor 25


Reaktivitas pada reaksi dehidrasi (pelepasan gugus OH menjadi molekul air) dalam suasana
asam senyawa alkohol adalah dimulai dari alkohol primer < alkohol sekunder < tersier.
R-OH + H+ → Alkena + H2O

 Alkohol primer adalah alkohol yang gugus OH-nya terikat pada C primer (C yang
mengikat 1 atom C).
 Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus OH-nya terikat pada C sekunder (C yang
mengikat 2 atom C).
 Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus OH-nya terikat pada C tersier (C yang
mengikat 3 atom C).

Soal Nomor 26
Senyawa manakah dari A) sampai dengan E) yang berada dalam kesetimbangan
dengan siklopentanon dan HCN?
Pembahasan Soal Nomor 26
Reaksi antara siklopetanon dengan HCN merupakan reaksi adisi nukleofilik, alternatif jawaban
yang tepat adalah D

Soal Nomor 27
Perhatikan rangkaian reaksi berikut ini:
Manakah dari kelima senyawa di bawah ini yang merupakan produk dari rangkaian
reaksi di atas?

Pembahasan Soal Nomor 27


E. 👍
Soal Nomor 28
Persaman reaksi berikut ini adalah perubahan dari suatu alkena menjadi alkohol:

Pereaksi yang dipakai untuk reaksi perubahan tersebut adalah?


A. KOH
B. BH3/THF kemudian H2O2, NaOH
C. Hg(O2CCH3)2/ H2O lalu NaBH4
D. H2O, H2SO4
E. H2O, OH–
Pembahasan Soal Nomor 28
Soal Nomor 29
Tentukan produk dari reaksi Wittiq di bawah ini

Pembahasan Soal Nomor 29


Soal Nomor 30
Produk utama dari reaksi di bawah ini adalah:

A. p-Cyano aniline
B. p-Cyano nitro benzene
C. p-bromo cyano benzene
D. 2-nitro-4-bromo Cyanobenzena
E. 2-cyano-4-bromo anilin

Pembahasan Soal Nomor 30

Pada soal ini intinya ada reaksi diazotasi (pembentukan diazonium) dan reaksi substitusi.
Diazonium yang sifatnya tidak stabil ini pada tahap berikut dapat dengan mudah terjadi jenis
reaksi tertentu misalnya pada soal ini terjadi substitusi dengan -CN.

Demikian semoga bermanfaat untuk pembelajaran dan persiapan OSN berikutnya, Silakan
dikoreksi bila didapati pembahasan yang keliru atau kurang tepat, dengan menuliskannya pada
kotak komentar di bawah ini. Terima kasih.
Pembahasan Soal OSN Kimia Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2015 - Soal
Pilihan Ganda (Khusus Soal Hitungan)

Senin, 13 Maret 2017


Berikut ini akan dibahas soal pilihan ganda pada OSK 2015 khusus soal-soal hitungan. Soal
nomor lain akan menyusul, di halaman ini juga.

Soal Nomor 1
Hasil analisis senyawa berupa gas menunjukkan kandungan (% massa) 33,0% Si dan67,0% F.
Pada temperatur 35oC, sebanyak 0,210 L senyawa tersebut memberikan tekanan 1,70 atm. Jika
massa 0,210 L senyawa tersebut adalah 2,40 g, maka rumus molekulnya adalah:

A. SiF4
B. SiF3
C. Si2F8
D. Si2F6
E. Si3F9

Pembahasan Soal Nomor 1:


Penentuan rumus empiris:
Unsur Si F
Massa per 100 g 33 g 67 g
Massa molar 28 g/mol 19 g/mol
Jumlah zat 1,18 mol 3,53 mol
Perbandingan 1,18/1,18 3,53/1,18
jumlah zat =1 =3

Rumus empiris gas tersebut adalah (SiF3)n

Penentuan massa gas:


P = 1,7 atm
V = 0,21 L
R = 0,08205 L·atm/mol·K
T = 35oC = 308 K

PV= nRT
n = (PV)/(RT)
n = (1,7 × 0,21 L)/(0,08205 L·atm/mol·K × 308 K)
n = 0,014126641 mol

V = 0,21 L → n = 0,014126641 mol → massa = 2,4 g


massa molar = 2,4 g / 0,014126641 mol
massa molar = 169,8917647
massa molar ≈ 170 g/mol

Rumus molekul = (SiF3)n


Rumus molekul = (SiF3)n = 170
Rumus molekul = (33 + (19 × 3))n = 170
Rumus molekul = (85)n = 170
Rumus molekul = n = 170/85
Rumus molekul = n = 2

Jadi rumus molekul gas tersebut adalah Si2F6.

Soal Nomor 3:
Konsentrasi (dalam satuan molalitas) senyawa para-diklorobenzena (C6H4Cl2) dalam suatu
larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 2,65 g C6H4Cl2 dalam 50 mL benzena (densitas =
0,879 g/mL) adalah:

A. 0,018 m
B. 0,041 m
C. 0,180 m
D. 0,410 m
E. 1,810 m

Pembahasan Soal Nomor 3:


Massa pelarut benzena = 50 mL × 0,879 g/mL
Massa pelarut benzena = 43,95 g

Massa zat terlarut C6H4Cl2 = 2,65 g

Massa molar C6H4Cl2 = (6×12)+(4×1)+(2×35,45)


Massa molar C6H4Cl2 = 72 + 4 + 70,90
Massa molar C6H4Cl2 = 146,90 g/mol

Jumlah zat terlarut C6H4Cl2 = 2,65 g / 146,90 g/mol


Jumlah zat terlarut C6H4Cl2 = 0,018 mol

Molalitas C6H4Cl2 dalam benzena = (0,018 × 1000)/43,95


Molalitas C6H4Cl2 dalam benzena = 0,409556 molal
Molalitas C6H4Cl2 dalam benzena ≈ 0,410 molal

Soal Nomor 14
Satu dari struktur resonansi ion OCN– yang digambarkan di bawah ini
Muatan formal untuk setiap atom dalam struktur resonansi di atas adalah:

A. atom O = –1, atom C atom = –1, dan atom N = +1


B. atom O = 0, atom C = 0, dan atom N = –1
C. atom O = –1, C atom = 0, dan atom N = 0
D. atom O = 0, C atom = 0, dan atom N = 0
E. atom O = +1, atom C = 0, dan atom N = –2

Pembahasan Soal Nomor 14:


Muatan formal dengan muda dihitung dengan mengurangkan jumlah elektron valensi (EV)
dengan jumlah elektron di sekitar (EDS) atom. Jumlah EDS atom ini merupakan
jumlah elektron bebas (EB) dengan elektron hasil bagi ikatan antara 2 atom misal antara A-B.
Karena setiap 1 ikatan terdapat 2 elektron maka setelah dibagi 2 akan terpisah 1 elektron ke atom
A dan 1 elektron ke atom B seperti pada gambar berikut:

Muatan formal pada atom O = jumlah EV O - jumlah EDS O


Muatan formal pada atom O = 6 - 7
Muatan formal pada atom O = -1
Muatan formal pada atom C = jumlah EV C - jumlah EDS C
Muatan formal pada atom C = 4 - 4
Muatan formal pada atom C = 0
Muatan formal pada atom N = jumlah EV N - jumlah EDS N
Muatan formal pada atom N = 5 - 5
Muatan formal pada atom N = 0

Cara lain menghitung muatan formal adalah dengan menghitung jumlah elektron
valensi dikurangi dengan jumlah EB dikurangi jumlah ikatan di sekitar atom.
Muatan formal pada atom O = jumlah EV O - jumlah EB O - jumlah ikatan
Muatan formal pada atom O = 6 - 6 - 1
Muatan formal pada atom O = -1
Muatan formal pada atom C = jumlah EV C - jumlah EB C - jumlah ikatan
Muatan formal pada atom C = 4 - 0 - 4
Muatan formal pada atom C = 0
Muatan formal pada atom N = jumlah EV N - jumlah EB N - jumlah ikatan
Muatan formal pada atom N = 5 - 2 - 3
Muatan formal pada atom N = 0

Soal Nomor 16
Dalam suatu wadah tertutup yang suhunya 25oC , sejumlah amonium karbonan (N2H6CO2)
menyublim dan terdisosiasi menjadi amoniak (NH3) serta karbon diokasida (CO2) sesuai
persamaan reaksi berikut:
N2H6CO2(s) ⇌ 2NH3(g) + CO2(g)
Setelah didiamkan beberapa lama, terjadi kesetimbangan dengan tekanan total gas sebesar 0,116
atom. Nikai Kp untuk reaksi tersebut adalah:
A. 4,20 × 10–3
B. 2,99 × 10–3
C. 4,64 × 10–4
D. 3,40 × 10–4
E. 2,31 × 10–4

Pembahasan Soal Nomor 16


PN2H6CO2 dalam bentuk padatan maka tidak diperhitungkan (atau dianggap 1)
PNH3 = 2/3 × Ptotal = 2/3 × 0,116 atm = 0,077 atm
PCO2 = 1/3 × Ptotal = 1/3 × 0,116 atm = 0,039 atm
Kp=(PNH3)2(PCO2)=0,0772×0,039=0,000231231=2,31×10−4

Soal Nomor 18
Dalam fotografi, padatan AgBr yang tersisa dilarutkan dalam larutan Na2S2O3. Ion Ag+ bereaksi
dengan ion S2O32– membentuk senyawa kompleks [Ag(S2O3)2]3–, dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
AgBr(s) ⇌ Ag+(aq) + Br–(aq) Ksp= 5,4×10–13
Ag+(aq) + 2 S2O32-(aq) ⇌ [Ag(S2O3)2]3- (aq) Kf= 2,0×1013

Jumlah padatan AgBr yang dapat larut dalam 125 mL larutan Na2S2O3 1,20 M adalah:

A. 7,14 g
B. 12,22 g
C. 14,08 g
D. 16,72 g
E. 40,65 g

Pembahasan Soal Nomor 18


Ksp = tetapan hasil kali kelarutan
Kf = tetapan pembentukan
Kc = tetapan kesetimbangan berdasar konsentrasi
Kc = Ksp × Kf
Pada soal Kc = (5,4×10-13) × (2,0 ×1013) = 10,8
Massa molar AgBr = 107,90 + 79,90 = 187,80
AgBr(s) ⇌ Ag+(aq) + Br–(aq) Ksp= 5,4×10-13
Ag+(aq) + 2 S2O32-(aq) ⇌ [Ag(S2O3)2]3- (aq) Kf= 2,0×1013
AgBr(s) + 2 S2O32–(aq) ⇌ [Ag(S2O3)2]3–(aq) + Br-(aq) Kc= 10,8

Ingat AgBr ada dalam bentuk padatan maka dalam persamaan kesetimbangan dianggap 1
Kc=[[Ag(S2O3)3−]][Br−][S2O2−3]2
Jumlah Na2S2O3 = 0,125L × 1,2M = 0,15 mol
Dimisalkan jumlah [Ag(S2O3)2]3- dan Br- = x
Banyaknya Br- = x ini menunjukkan banyaknya AgBr yang larut sesuai persamaan
AgBr ⇌ Ag+(aq) + Br–(aq)

Reaksi : 2 S2O32–(aq) ⇌ [Ag(S2O3)2]3–(aq) + Br–(aq)


Awal : 1,20 – –
Bereaksi : –2x +x +x
Kesetimbangan : 1,20 – 2x x x
Kc10,810,8−−−−√3,293,29×(1,20−2x)3,948−6,58x7,58xx=[[Ag(S2O3)3−]][Br−
][S2O2−3]2=x.x(1,20−2x)2=x.x(1,20−2x)2−−−−−−−−−−−√=x1,20−2x=x=x=3,9
48=0,52
Jadi AgBr yang melarut sebanyak 0,52 M dalam volume 125 mL atau 0,125 L
Massa AgBr = 0,52M×0,125 L×massa molar AgBr
Massa AgBr = 0,065 mol×187,80 g/mol
Massa AgBr = 12,20 g

Soal Nomor 19.


Percobaan yang meibatkan reaksi oksidasi NO menjadi NO2 berlangsung sesuai persamaan
reaksi berikut:
2NO(g)+ O2(g) → 2NO2(g)
Data yang diperoleh dari percobaan tersebut adalah sebagai berikut:

Percobaan [O2] [NO] Laju NO2 (M/det)


1 0,001 0,001 7,10
2 0,004 0,001 28,40
3 0,004 0,003 255,60
4 0,002 0,002 X

Nilai X dalam tabel adalah:

A. 3,65
B. 14,20
C. 28,40
D. 56,80
E. 85,20

Pembahasan Soal Nomor 19.


Penentuan orde reaksi:
Orde reaksi terhadap O2 (gunakan data 2 dan 1)
(0,004/0,001)a = 28,40/7,10
4a = 4
a=1

Orde reaksi terhadap NO (gunakan data 3 dan 2)


(0,003/0,001)b = 255,60/28,40
3b = 9
b=2

Penentuan konstanta laju reaksi (gunakan data 1):


k = 7,10/{(0,001)(0,001)2}
k = 7,10/10-9
k = 7,10 × 109

Penentuan nilai X atau v4


v4 = k [O2][NO]2
v4 = 7,10 × 109 [0,002][0,002]2
v4 = 7,10 × 109 8 × 10-9

Anda mungkin juga menyukai