Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PRAKTIKUM

TA3202 GEOTEKNIK TAMBANG


MODUL 2 - LERENG HOMOGEN, BERLAPIS,
ISOTROP
Nama : Jo Samuel Manik
NIM : 12116017
Shift : Rabu (15.00-16.00)

DIAGRAM ALIR URUTAN


PEMAKAIAN PROGRAM
Jawaban Pertanyaan Tugas
Suatu lereng dengan geometri seperti di
Aplikasi Slide 6.0 dibuka dan dijalankan bawah merupakan lereng homogen yang
Gambarkan lereng tambang dengan dibentuk oleh 3 lapisan (berurutan dari atas
menggunakan opsi line pada menu bar, ke bawah) yaitu batupasir, batulanau, dan
gambarkan pula sudut lereng dengan
menggunakan menu dimension angle batubara.

Gambar bidang perlapisan dengan menggunakan Geometri lereng:


fitur line dan dimension angle
• Tinggi lereng (H) : 40 meter
Setelah lereng terbentuk, pilih Boundaries pada • Kemiringan lereng (α) : 60o
menu bar dan pilih Add External Boundaries
Karakteristik fisik dan mekanik
atur koordinat yang membentuk lereng yang material pembentuk lereng
akan dianalisis lalu klik OK
tentukan material pembentuk lereng dengan No. Karakteristik Batu Batu Batubara
memilih define material pada toolbar properties Pasir Lanau
Masukkan nilai bobot isi, kohesi, dan sudut gesek
dalam sesuai soal yang diberikan lalu klik OK. 1. Kohesi (C) 77,9 90,5 30,6k
Atur jarak kedua slope limit masing-masing pada
jarak 14m dari toe dan crest dengan menggeser
kN/m kN/m2 N/m2
2
bagian define limit.
Pilih toolbar Surface lalu pilih Autogrid hingga 2. Sudut Geser 33,37 27,22o 23,72o
muncul grid berukuran 20x20
Dalam (ϕ) o
Atur jumlah interval pada arah X dan Y setelah
selesai klik OK
3. Bobot Isi (ɣ) 22,12 24.55 14,51
Pilih toolbar Analysis lalu pilih Compute dan 3
simpan project tersebut kN/m kN/m kN/m3
3
Kembali pilih toolbar Analysis dan pilih Interpret
lalu klik OK 4. Ketebalan (m) 20 m 15 m 5m
Software akan menunjukkan nilai FK (FoS) dari
lereng, dapat dipilih metode perhitungan yang
ingin digunakan pada ribbon bar
Untuk mengganti Metode perhitungan baik
menggunakan Bishop ataupun Janbu dapat
diganti pada ribbon tool yang tersedia
1. Faktor Keamanan (FoS) dengan 2 metode berbeda (Janbu dan Bishop) untuk :

No. Kondisi FK FK
Bishop Janbu
i. Lapisan batuan horizontal 1,017 1,058
ii. Kemiringan lapisan batuan 30 o searah kemiringan lereng 0,810 0,888
iii. Kemiringan lapisan batuan 30 o berlawanan arah kemiringan lereng 1,172 1,173

Gambar 1.1. Jawaban i Metode Bishop Gambar 1.2. Jawaban i Metode Janbu

Gambar 1.3. Jawaban ii Metode Bishop Gambar 1.4. Jawaban ii Metode Janbu

Gambar 1.5. Jawaban iii Metode Bishop Gambar 1.6. Jawaban iii Metode Janbu
2. FoS lereng dengan metode Janbu dan Bishop untuk sifat fisik dan mekanik
sesuai dengan tabel di atas namun tinggi lereng berubah menjadi 30 dan 50m.
No. Tinggi Bench FK Bishop FK Janbu
i. 1,593 1,559
ii. 30 m 1,515 1,492
iii. 1,520 1,481
i. 0,904 0,883
ii. 50 m 0,773 0,814
iii. 0,973 0,938

Berikut adalah lampiran hasil interpretasi dalam bentuk gambar :

Gambar 2.1. Jawaban i 30m Bishop Gambar 2.2. Jawaban i 30m Janbu
Gambar 2.3. Jawaban ii 30 m Bishop Gambar 2.4. Jawaban ii 30m Janbu

Gambar 2.5. Jawaban iii 30m Bishop Gambar 2.6. Jawaban iii 30m Janbu

Gambar 2.7. Jawaban i 50m Bishop Gambar 2.8. Jawaban i 50mJanbu

Gambar 2.9. Jawaban ii 50m Bishop Gambar 2.10. Jawaban ii 50m Janbu

Gambar 2.11. Jawaban iii 50m Bishop Gambar 2.12. Jawaban iii 50m Janbu
3. Analisis kemantapan lereng dari perhitungan
Didapat dari hasil perhitungan di atas keberadaan bidang perlapisan dapat memberikan
pengaruh yang signifikan pada perhitungan faktor keamanan, bidang perlapisan yang
horizontal memberikan pengaruh pengecilan nilai FK, bidang perlapis yang searah dengan
kemiringan lereng akan memberikan nilai FK yang lebih kecil dikarenakan jika dilakukan
penggalian mekanis dengana arah searah dengan bidang perlapisan kemungkinan lereng untuk
failure akan lebih besar, pada bidang perlapisan yang berlawanan arah dengan kemiringan
lereng akan memberikan nilai FK lebih besar karena jika dilakukan penggalian mekanis pada
arah ini akan cenderung aman dan kemungkinan failure akan lebih kecil. Semakin tinggi lereng
yang dibuat maka akan semakin kecil nilai FK, lereng yang tinggi akan memberikan bobot
yang akan memperkecil perhitungan FK, selain itu semakin tinggi suatu lereng maka perubahan
tegangan alamiah lereng akan semakin besar yang menyebabkan lereng menjadi tidak stabil.
Sedangkan lereng dengan tinggi yang semakin rendah akan memberikan nilai FK yang lebih
tinggi yang dapat diartikan bahwa lereng lebih mantap.

Anda mungkin juga menyukai