Di susun oleh
Nama : Rahmawaty Harmen
NIM : 106083003766
Disusun Oleh:
Rahmawaty Harmen
106083003766
Dosen Pembimbing
Arisman,M.Si
JAKARTA
2011/1432 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Rahmawaty Harmen
ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Tim Penguji
Penguji,
Penguji I Penguji II
Pembimbing,
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRROHIM
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan segala petunjuk, rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran IMF (International
Monetery Fund) Terhadap Privatisasi BUMN di Indonesia Studi kasus:
Privatisasi PT. Indosat,Tbk”. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-
ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda tercinta (Harmein alm) dan Ibu ku tersayang (Yeniarti) dengan doa
tulus dari mu lah akhirnya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Serta tak lupa seluruh keluargaku tersayang ( Syafril, Una, Izah, dan Syarif).
Terimakasih atas dukungan, perhatian dan bimbingan nya selama ini.
2. Bpk. Arisman.M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang telah
memberi arahan, saran, dan ilmunya hingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Terima kasih atas kesabaran dan perhatiannya di
tengah-tengah berbagai kesibukan.
3. Dina Afrianti,Ph. D, sebagai Ketua Jurusan Hubungan Internasional Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Agus Nilmada Azmi, M.Si., sebagai Sekretaris Jurusan Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mengajarkan berbagai ilmu dan telah membantu penulis dalam meyelesaikan
tugasnya sebagai mahasiswa.
v
6. Sahabat, teman penulis di Hubungan Internasional : Atik, Astrid, Dyah, Dian,
Desty, Crista, Maya, Qory, Julian, Irfan. Terimakasih atas sharing, motivasi
dan hiburannya.
7. Teman-teman di Delta Gym yang terus memberikan saran, dukungan dan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman Mahasiswa/Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional kelas A
angkatan 2006 dan seluruh teman-teman Mahasiswa Jurusan Hubungan
Internasional angkatan 2006.
9. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini namun
tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak.
Rahmawaty Harmen
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
LEMBAR PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB I Pendahuluan
I.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
I.2. Perumusan Masalah ................................................................. 7
I.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
I.4. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 7
I.5. Kerangka Pemikiran ................................................................ 10
I.5.1. Neoliberalisme ........................................................... 10
I.5.2. Organisasi Internasional
1.5.2.1. Pengertian Organisasi Internasional ......... 16
1.5.2.2. Penggolongan Organisasi Internasional .... 18
1.5.2.3.Peran Organisasi Internasional .................... 20
1.6. Metode Penelitian ..................................................................... 23
I.7. Sistematika Penulisan ............................................................... 24
BAB II IMF (International Monetery Fund) dan Privatisasi
II.1. IMF (International Monetery Fund)
II.1.1. Sejarah IMF .............................................................. 26
II.1.2. Tujuan Pendirian IMF ................................................ 28
II.1.3. Anggota dan Struktur Organisasi IMF ....................... 29
II.1.4. Bentuk Bantuan IMF ................................................. 31
II.2. Privatisasi
II.2.1. Pengertian Privatisasi .................................................35
vii
II.2.2. Tujuan Privatisasi .....................................................39
II.2.3.Bentuk Privatisasi .....................................................41
II.3. Pengalaman Privatisasi di Negara lain
II.3.1.Privatisasi di negara-negara OECD (Organization for
Economic Coorporation and Development) .........................43
II.3.2. Privatisasi di negara-negara Berkembang .................47
II.3.3. Privatisasi di negara-negara ex-Komunis ..................49
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
Pendahuluan
modal yang sangat besar.1 Pembentukan Badan Usaha Milik Negara ini
produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak
dikuasai oleh negara dan (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
rakyat. Badan Usaha Milik Negara menguasai produk komoditi yang benar-benar
menguasai hidup orang banyak. Secara umum komoditi tersebut antara lain: jasa
terdapat lima perusahaan negara atau BUMN yang usahanya bergerak dalam
bidang telekomunikasi yaitu : PT. Telkom, PT. Indosat, Perum Produksi Film
badan usaha yang dikenal dengan public enterprise (perusahaan publik) yang
1
Kesit Bambang Prakosa. Analisis Kebijakan Privatisasi BUMN. SINERGI Vol.5 No.2
Tahun 2003, hal 14
2
Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN. Institute For Good Corperate Governance
Studies. Jakarta.2003 hal 24
3 Ibid hal 55
1
berisikan dua elemen esensial, yaitu unsur pemerintah (public) dan unsur bisnis
(enterprise). Ada tiga makna yang terkandung dalam Badan Usaha Milik Negara,
yakni public purpose, public ownership dan public control. Dari ketiga makna itu
public purpose yang kemudian menjadi inti dari konsep Badan Usaha Milik
Negara. Public purpose mempunyai arti yang cukup luas. Di negara berkembang
public purpose ini dijabarkan sebagai keinginan pemerintah untuk mencapai cita-
cita pembangunan (sosial, politik, dan ekonomi) bagi kesejahteraan bangsa dan
negara. Dalam hubungan ini BUMN sering dilukiskan berperan sebagai alat untuk
pencapaian tujuan nasional. Oleh karena itu BUMN mempunyai tujuan ganda
Menurut jenisnya Badan Usaha Milik Negara di bagi menjadi tiga macam,
yaitu5:
struktur ketergantungan yang sangat kuat dari unit ekonomi bentukan negara
4
Dra.Ec. Lestari, dkk Laporan Penenlitian Dosen Muda Studi Atas Kinerja BUMN
Setelah Privatisasi Jurusan Manajemen STIE PERBANAS Desember 2007 hal. 5
5
Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN.,,, Op Cit. hal. 24-25
2
terhadap kelembagaan birokrasi negara. Artinya campur tangan birokrasi terhadap
kondisi internal BUMN sangat besar dan selalu dibawah kontrol birokrasi. Hal
inefisiensi ekonomi dalam kegiatan produksi sektor publik, biaya produksi yang
pembelokan keuntungan kepada pihak atau kelompok elit. Ketiga BUMN belum
dan Belanja Negara) bahkan justru memberatkan APBN akibat subsidi yang harus
Indonesia, menurut Syamsul Hadi7, secara umum ada beberapa alasan yang
3
Privatisasi secara umum cenderung dipahami sebagai sebuah proses
lainnya dari tangan seluruh anggota masyarakat kepada para pemilik modal
hanyalah salah satu unsur saja dari agenda liberalisasi ekonomi dalam arti seluas-
luasnya.
agar dapat berfungsi secara efektif dan berkompetisi secara sehat dengan sektor
swasta.8
serupa juga dilakukan oleh Presiden AS Ronald Reagan dalam periode yang
8
Revrisond Baswir. Privatisasi BUMN Menggugat Model Ekonomi Neoliberlisme IMF,
dalam I Wibowo, Francis Wahono. Cinderalas Pustaka Rakyat Cerdas. Yogyakarta 2003,
hal 206-207
9
Syamsul Hadi, dkk. Post Washington Consensus, ... OP. Cit. hal. 6
4
Indonesia juga pernah melakukan privatisasi terhadap perusahaan milik
negara atau BUMN salah satunya adalah PT. Indosat. Sebelum krisis ekonomi
tahun tanggal 19 Oktober 1994 PT. Indosat melakukan privatisasi melalui IPO
(Initial Public Offering) di pasar modal dalam dan luar negeri. IPO (Initial Public
Offering) sendiri merupakan salah satu bentuk dari cara privatisasi, yaitu
privatisasi yang dilakukan dengan cara menawarkan saham yang akan dijual di
pasar modal. Penawaran umum di luar negeri dilakukan di Bursa Efek New York
(NYSE), sedangkan untuk di dalam negeri dilakukan di dua tempat yaitu di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Privatisasi tersebut
sebagai bagian dari satu paket program deregulasi dan debirokratisasi nasional.
Titik berat pelaksanaan privatisasi BUMN ketika itu adalah untuk memperbaiki
status badan hukum BUMN secara menyeluruh dari perusahaan jawatan (perjan)
maksimal.11
dilakukan pada banyak perusahaan BUMN setelah terjadi krisis ekonomi yang
5
Indonesia mengalami krisis finansial dan ekonomi yang dahsyat yang dipicu oleh
depresiasi tajam dalam mata uang negara-negara ini, termasuk rupiah. Pada
Korea Selatan. Pada bulan Januari 1998 rupiah mengalami depresiasi tajam
sebanyak 80 persen dari kurs sebelum krisis, sedangkan laju inflasi meningkat
IMF untuk mengatasi krisis ekonomi. Pada bulan Oktober 1997, pemerintah pun
menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk menerima pinjaman baru dari IMF
sebesar 43 miliar USD.13 Bersamaan dengan bantuan hutang ini, pemerintah wajib
memenuhi tuntutan reformasi sektor makro ekonomi yang disyaratkan oleh IMF.
Pinjaman IMF selalu dikaitkan dengan persyaratan yang kondisionalitas. LoI atau
Nota Kesepakatan yang merupakan dokumen yang berisi ketentuan yang patut
pemerintah yang salah satunya adalah privatisasi BUMN. Oleh karena itu
PT. Indosat,Tbk. Hal ini dilakukan selain untuk mengikuti ketentuan dari IMF
12
Cyrillus Harinowo. IMF Penanganan Krisis & Indonesia Pasca-IMF. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta 2004. hal 55
13
Ibid. hal. 55
6
untuk menambah pendapatan untuk menutupi kekurangan Anggaran Pendapatan
hutang pemerintah yang disebabkan oleh buruknya kinerja dari BUMN serta
banyak masalah, baik bagi BUMN itu sendiri maupun bagi negara dan rakyat.
Indosat,Tbk?
PT. Indosat,Tbk
IMF, serta privatisasi BUMN. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Jurusan Ilmu Politik Program Pasca Sarjana
7
dalan Tesis yang berjudul “Studi Politik Ekonomi Terhadap Pemerintahan
Pada satu sisi harus segera dilaksanakan agar tercapai efisiensi dan terbentuknya
pemerintahan merupakan bagian dari antek neoliberalis. Pro dan kontra mewarnai
transisi yaitu Presiden BJ. Habibie (1998), dan Presiden Abdurrahman Wahid.
Pada masa Orde Baru hingga masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, tidak
muncul penolakan yang berarti atas privatisasi terhadap PT. Indosat Tbk. Malah
diantara eksekutif dan legislatif saling mendukung. Berbeda dengan reaksi yang
PT.Indosat Tbk. Penolakan tersebut muncul dari banyak kalangan misalnya para
karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Indosat (SPI), anggota Dewan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam Tesis nya yang berjudul “Privatisasi
8
BUMN Di Indonesia, Kasus: Pengambilalihan Saham PT. Indosat, Tbk. Oleh
Temasek Holding Pada Tahun 2002”. Dalam Tesis nya I Gusti Ngurah Agung
privatisasi tahap ke dua dan menggunakan metode Strategic Sales, yang pada
akhirnya tender ini dimenangkan oleh Singapore Holding Telemedia (STT) yang
merupakan anak perusahaan Temasek Holding yang merupakan salah satu BUMN
negara Singapura.
Demikian juga dengan Wellia Shinta Sari, yang menulis sebuah artikel
tentang privatisasi PT. Indosat, Tbk dalam majalah Mitra Bisnis Agustus tahun
2003, Vol .2.No.22. Ia menulis artikel yang berjudul Privatisasi BUMN (Indosat)
kepada pihak asing. Saham PT. Indosat,Tbk yang dijual kepada perusahaan
menjual saham PT. Indosat,Tbk yang bersifat strategis kepada pihak asing. Selain
itu dengan dijualnya saham PT. Indosat, Tbk, pemerintah dapat melampaui target
setoran APBN yang ditetapkan oleh IMF sebesar Rp.6,5 trilyun, menjadi Rp.8
9
I.5. Kerangka Pemikiran
yang mengalami krisis ekonomi hanya satu obatnya yaitu melalui washington
consesus yang di dalam nya terdapat tiga pilar utama yaitu, liberalisasi,
I.5.1. Neoliberalisme
adalah kelanjutan dari konsep liberalisme. Ada tiga ide dasar dalam liberalisme
(klasik) sebagi sistem atau tatanan ekonomi, yaitu (1) pengembangan kebebasan
10
kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi, dan (3) pembentukan harga
dasar dari liberalisme klasik tersebut. Pemikir yang sering dianggap sebagai
terhadap faktor-faktor produksi diakui dan (3) pembentukan harga pasar bukanlah
sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh
klasik adalah pada ide tentang pembentukan harga pasar yang nyata tidak bersifat
undangan.
Berkaitan dengan penertiban pasar ini menurut Baswir yang dikutip oleh
Awalil Rizky dan Nasyith Majidi, ada beberapa gagasan pokok tentang peranan
14
Awalil Rizky dan Nasyith Majidi. Neoliberalisme Mencengkram Indonesia. E
Publishing. Jakarta 2008. hal. 230-231
15
Ibid hal 232
11
regulasi negara dan apa yang dapat dilakuan oleh negara. Yang terutama adalah16 :
(1) pengaturan persaingan usaha untuk mencegah monopoli dan kartel, (2)
jumlah minimum.
dari Amerika Serikat dan Margareth Tathcer sebagai Perdana Menteri Inggris,
secara besar-besaran.17
sebagian besarnya sempat mengalami krisis (meskipun berbeda skala dan kurun
awalnya, berbagai isi dari konsep itu agak tersamar dan disebarkan melalui
publik luas secara lebih sistematis ketika di perkenalkan oleh John Williamson
16 Ibid
17
http://4f121z4l.multiply.com/journal/item/50 diakses tanggal 15 November 2011
12
Departmnent) mengenai rekomendasi kebijakan bagi negara-negara berkembang
1. Displin fiskal
Pemerintah disarankan untuk melakukan kebijakan fiskal yang konservatif.
Defisit anggaran (budget deficit) tidak boleh lebih daripada dua persen terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB)
2. Reorientasi Pengeluaran Publik
Perlu adanya prioritas bagi pengeluaran publik dalam anggaran
pemerintah, dimana pemerintah juga harus berupaya untuk memperbaiki distribusi
pendapatan melalui belanja pemerintah.
3. Reformasi pajak
Pemerintah perlu memperluas basis pemungutan pajak. Hal ini
dikarenakan pajak merupakan komponen penting anggaran pemerintah dan
pemerintah dinilai perlu lebih kreatif dalam hal pemungutannya, dengan cara
memperluas basisnya.
4. Liberalisasi finansial
Sektor finansial perlu didorong lebih liberal dan kian diperketat
kompetisinya. Hal ini dilakukan agar tercapai peningkatan efisiensi.
5. Kebijakan nilai tukar
Pemerintah harus mengupayakan terciptanya kebijakan nilai tukar yang
memiliki kredibilitas, yang dapat menjamin terdorongnya iklim persaingan.
6. Liberalisasi perdagangan
Sama halnya dengan butir liberalisasi finansial, liberalisasi perdagangan
diupayakan agar terciptanya efisiensi dan meningkatkan kompetisi. Salah satu
18
Awalil Rizky dan Nasyith Majidi. Neoliberalisme.,, Op Cit hal.234
19
A. Tony Prasetianto, IMF (International Monetery Fund), dalam I Wibowo, Francis
Wahono. Cinderalas Pustaka Rakyat Cerdas. Yogyakarta 2003, hal 119-120
13
upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan penghilangan
hambatan-hambatan secara berkesinambungan.
7. Keterbukaan Penanaman Modal Asing (PMA)
Pemerintah diharuskan untuk mendorong kompetisi antara perusahaan
domestik dengan perusahaan asing, sehingga meningkatkan efisiensi. Disamping
itu dengan semakin terbukanya negara terhadap investasi asing, akan mendorong
kompetisi perdagangan dan finansial domestik.
8. Privatisasi
Pemerintah harus mengupayakan dilakukannya privatisasi, dimana
perusahaan BUMN dialihkan ke sektor swasta agar dapat bersaing dengan
perusahaan swasta.
9. Deregulasi
Hambatan-hambatan dalam perdagangan harus dihilangkan, supaya pasar
menjadi semakin kompetitif.
10. Penjaminan hak paten
Harus dilakukannya perlindungan akan kekayaan intelektual baik disektor
formal maupun informal.
Konsesus Washington merupakan tonggak yang penting artinya dalam
dipenuhi oleh negara dalam bentuk kebijakan, yang merupakan ranah politik.
maju dan negara berkembang melalui Neo-Liberalisme, yang dimulai sejak akhir
20
Yulius P. Hermawan, ed. Transformasi dalam studi Hubungan Internasional Aktor,
Isu dan Metodologi:Ekspansi Global Neo-Liberalisme. Graha Ilmu. Jakarta. 2007. hal 104
14
Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya dengan
ekonomi, diplomasi, dan atau intervensi militer. Pembukaan pasar merujuk pada
oleh John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu sistem ekonomi
campuran dimana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting.
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat mempengaruhi perilaku
untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya. Selain itu, tabungan juga akan
dengan poteksionisme, tetapi terkadang menggunakan ini sebagai alat tawar untuk
21
http://www.gudangmateri.com/2010/05/teori-ekonomi-keynesian.html
15
membujuk negara lain untuk membuka pasarnya. Neoliberalisme sering menjadi
rintangan bagi perdagangan adil dan gerakan lainnya yang mendukung hak-hak
buruh dan keadilan sosial yang seharusnya menjadi prioritas terbesar dalam
berdasarkan seluruh capaian yang telah berhasil diraih. Bagi mereka, masyarakat
Indonesia terkena krisis ekonomi pada tahun 1998. Dimana IMF datang
organisasi internasional yang juga merupakan salah satu aktor dalam hubungan
rangka mencapai tujuan bersama dan sebagai suatu wadah hubungan antar bangsa
dan negara agar kepentingan masing-masing negara dapat terjamin dalam konteks
hubungan internasional.
mengacu pada sistem formal terdiri dari aturan dan tujuan, suatu alat administrasi
yang rasional. Kemudian ditambah memiliki pula bentuk organisasi formal secara
16
teknis maupun materi yang berupa konstitusi, bagiannnya, peralatan, fisik, mesin,
(pemerintah dan non- pemerintah) dari dua atau lebih negara berdaulat dengan
tujuan untuk mengejar kepentingan bersama para anggotanya. Lebih lanjut, upaya
yang dibuat pemerintah terhadap hubungan antara suatu negara dengan aktor-
aktor non-negara.
multilateral.
dari dua atau lebih negara yang merdeka, yang memiliki tujuan untuk mengejar
22
Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani. Pengantar Hubungan
Internasional. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung, 2005
23
R. Soeprapto, Hubungan Internasional:Sistem, Interaksi, dan Perilaku. Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 1997,Edisi Pertama, hal.363
17
2. Adanya pencapaian tujuan bersama
dunia dalam suatu sistem kerja sama yang dilengkapi dengan organ-organ yang
Internasional (PMI)
18
Klasifikasi organisasi internasional dengan mengkombinasikan antara
keanggotaan dan tujuan menurut Coulumbis dan Wolf dikutip oleh Anak Agung
memiliki tujuan yang spesifik atau khusus. Organisasi jenis ini dikenal
dan memiliki maksud serta tujuan yang khusus dan terbatas. Organisasi
26
Ibid. hal. 94
19
I.5.2.3. Peran Organisasi Internasional
yang dihadapi suatu negara. Bahkan saat ini organisasi internasional dinilai dapat
tersebut.
dunia dalam suatu sistem kerja sama yang dilengkapi dengan organ-organ yang
27
Ibid. hal.98
20
Menurut Clive Archer, secara umum fungsi organisasi internasional dapat
prinsip-prinsip non-diskriminasi.
28
Clive Archer. International Organization.1983,hal.67-68
21
didasarkan pada praktek masa lalu, perjanjian adhoc, atau oleh Organisasi
Internasional.
organisasi internasional terlihat pada apa yang dilakukan oleh IMF, yang
membantu Indonesia untuk keluar dari krisis ekonomi. Dimana IMF hanya
Indonesia.
29
Rittberger, Volker and Zangl, Bernard. International Organization: Polity, Politics and
Policies. New York.Palrave Macmillan.2006.hal.102
22
2. Kegiatan operasional merupakan hasil dari keputusan yang terkait
dari permasalahan yang ada kemudian dikaitkan dengan teori dalam Hubungan
data, kalimat, skema atau gambar. Jenis data yang digunakan dari statistik
Penelitian ini akan menggunakan data skunder32 dimana data berasal dari
data-data yang sudah jadi atau dipublikasikan untuk umum oleh instansi atau
tidak dari sumber langsung asli melainkan dari data yang diperoleh dari buku,
dokumen atau kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Sumber-sumber
data ini berupa buku, jurnal, majalah, koran, internet, hasil penelitian dan
penerbitan-penerbitan lainnya.
30
Mas‟oed Mohtar, Ilmu hubungan internasional: Disiplin dan Metodologi Dictionary,
Jakarta:LP#ES,1990, hal.223
31
Harrison, Lisa. Metodologi Penelitian Politk. Jakarta: Kencana.2007
32
http://organisasi.org/klasifikasi_jenis_dan_macam_data_pembagian_data_dalam_ilmu_
eksak_sains_statistik_statistik di akses tanggal 16 November 2011
23
VII. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
1.5.1. Neoliberalisme
I.5.2.Organisasi Internasional
II.2. Privatiasi
II.2.3.Bentuk Privatisasi
24
II.3. Pengalaman Privatisasi di Negara lain
Indosat,Tbk
Indosat,Tbk
BAB V Penutup
V.3. Lampiran
25
BAB II
ekonomi dari berbagai negara di dunia berkumpul di Bretton Woods. Para ahli
berlangsung pada tanggal 1 Juli dan berakhir pada tanggal 22 Juli 1944.
Pertemuan yang di selenggarakan oleh PBB tersebut dihadiri oleh perwakilan dari
membantu pemulihan perekonomian dunia setelah berakhir nya Perang Dunia II.
Para pakar ekonomi tersebut berhasil menyepakati hal-hal yang dapat mengurangi
kebijakan perdagangan, pembayaran, dan nilai tukar yang memiliki dampak yang
Karena banyak negara yang porak poranda akibat perang, oleh karena itu mereka
memebutuhkan biaya yang besar oleh karena itu IBRD memberikan bantuan
33
Cyrillus Harinowo, IMF Penanganan Krisis & Indonesia Pasca-IMF. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta 2004. hal 73-74
26
lunak (soft loan) dan kalau diperlukan IBRD akan memberikan hibah (grant).
Lembaga multilateral ini kemudian dikenal sebagai Bank Dunia (World Bank).
IMF bertindak sebagai pengatur sistem keuangan (seperti soal kurs), tugas utama
IMF bertanggung jawab dalam mengatur sistem finansial atau keuangan global
IBRD dan IMF, masih ada satu lagi desain lembaga multilateral lain yang
(ITO).34
IMF dan World Bank akhirnya terbentuk sesuai dengan apa yang telah
mulai berdiri dan beroperasi pada tanggal 1 Maret 1947. IMF merupakan salah
satu lembaga dunia yang memiliki peran besar dalam membantu perkembangan
34
A. Tony Prasetianto, IMF (International Monetery Fund), dalam I Wibowo, Francis
Wahono. Cinderalas Pustaka Rakyat Cerdas. Yogyakarta 2003, hal 115-116
35
Cyrillus Harinowo, IMF Penanganan Krisis & Indonesia Pasca-IMF. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta 2004. hal 74
27
neraca keuangan masing-masing negara. Salah satu misinya adalah membantu
sering disebut sebagai institusi bretton woods. Ketiga institusi ini bertugas untuk
yang memiliki ekonomi pasar. Sebuah negara yang jika menginginkan pinjaman
dari IMF, serta pinjaman pembangunan dari Bank Dunia, harus menyetujui syarat-
Secara formal, tujuan dari pendirian dari IMF yang tertera dalam
pengembangan sumber daya produktif dari semua negara anggota sebagai tujuan
36
Ibid hal 74
37
Ibid hal 80
28
3. Untuk mendorong stabilitas nilai tukar, mempertahankan sistem nilai tukar
yang teratur antar negara anggota serta untuk mencegah terjadinya persaingan
neraca pembayaran atau dilanda krisis moneter. Tanggung jawab dari IMF
sebanyak 187 negara. Indonesia sendiri resmi menjadi anggota IMF pada tanggal
15 April 1954. Pada saat itu Indonesia menjadi anggota dari IMF yang ke 56.
29
koperasi. Garis Komando bagi pelaksanaan operasi IMF sepenuhnya berasal dari
Dewan Gubernur IMF, yang terdiri dari Gubernur IMF dari seluruh anggota.
Keuangan.38
Dewan Direksi, yang terdiri dari 24 Direktur Eksekutif yang mewakili seluruh
negara anggota tersebut. Dewan Direksi ini melakukan pertemuan atau rapat
secara rutin, umumnya tiga kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Senin, Rabu,
dan Jum‟at. Rapat juga bisa dilaksankan di luar hari-hari tersebut dan setiap kali
rapat, agenda yang dibahas umumnya lebih dari satu negara atau satu
permasalahan.
Dalam Dewan Direksi IMF yang terdiri dari 24 Direktur Eksekutif yang
ada, hanya sebagian kecil yang mewakili negaranya sendiri, seperti Amerika
Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, dan Arab Saudi. Sedangkan
bergilir dari negara anggota utama dari konstituensi anggota grupnya. Direktur
38
Ibid hal 75
30
Selain pembantu administrasi semua jabatan profesional tersebut dikirim oleh
sebagai negara anggota terbesar memiliki kekuatan sebesar 17,10% dari seluruh
berkembang.39
Sesuai dengan tujuan dari pembentukan IMF yang tertuang dalam pasal 1
dari Article of Agreement dalam konteks krisis neraca pembayaran atau krisis
berbagai kawasan di dunia IMF mempunyai peran yang penting. Peran IMF
tersebut adalah pemberian bantuan dana darurat baik yang berasal dari IMF
sebagai lembaga rujukannya. Ada tiga macam jenis bantuan pinjaman yang
Bantuan ini terdiri dari tiga macam jenis bantuan yaitu: Regular Quota-
39
Ibid hal 85-86
40
Basis Susilo,dkk, Bantuan Ekonomi IMF terhadap Indonesia. Jurnal Hubungan
Internasional, Vol 1, No. 1, April 2001. hal 27-29
31
Regular Quota-SDR Facility bantuan ini diberikan kepada negara
yang melihat bahwa IMF sebagai lender of last resort ketika negara
Fasilitas khusus IMF tersebut terdiri dari empat macam jenis: Contigency
Financing (CCFF), Buffer Stock Facilities (BSF), Extended Fund Facility (EFF),
32
Fasilitas CCFF berupa bantuan teknis bagi negara yang mengalami
Fasilitas BSF sudah tidak aktif lagi sejak 15 tahun yang lalu.
relatif panjang.
negara pemohon. Hal ini bertujuan agar dana yang dipinjamkan dapat
33
yang ada karena mengalami kegagalan ataupun negara pemohon tidak mengikuti
Oleh karena itu apabila suatu negara memohon bantuan kepada IMF, maka
dari kondisionaloitas tersebut adalah agar negara pemohon dapat segera mengatasi
IMF. Dengan begitu dapat kita simpulkan bahwa kondisionalitas yang diterapkan
oleh IMF merupakan instrumen yang digunakan agar dana yang dipinjamkan ke
negara pemohon dapat kembali sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.
terhadap kebijakan di negara itu dan pengaruh itu akan bertahan selama negara
tersebut masih membutuhkan bantuan IMF. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
pencairan dana dari IMF ke negara pemohon terdiri dari tahapan-tahapan. Masing-
disepakati oleh pemerintah dan IMF demi mencapai tahap pencairan dana
berikutnya.
41
Cyrillus Harinowo. IMF Penanganan... Op cit. hal 103
34
II.2. Privatisasi
Privatisasi menurut Elly Erawati dan JS. Badudu secara etimologis yang
dikutip oleh Winarno Yudho diartikan sebagai terjemahan dari kata privatization
yaitu “proses perubahan bentuk diikuti dengan pengalihan hak-hak dari suatu
kepada manajer dan pemilik swasta dan biasanya terjadi apabila sebagian besar
perubahan kepemilikan aset atau saham BUMN. Penjualan saham yang dimiliki
42
Winarno Yudho, dkk. Privatisasi Ketenagalistrikan, Minyak dan Gas Bumi dalam
Perspektif Perundang-undangan, Kebijakan Publik Pemerintah, dan Penerapannya di Indonesia.
Pusat Penelitian Dan Pengkajian sekretariat Jenderal Dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia. Jakarata. 2005. hal. 5
43
Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN. Institute For Good Corperate Governance
Studies. Jakarta.2003 hal. 3
35
oleh pemerintah pada BUMN dan beralihnya kepemilikan saham tersebut kepada
sistem kontrol. Sehingga secara teoritis pengelolaan BUMN yang transparan dan
dikontrol oleh pemegang saham swasta yang berprinsip bisnis, akan membuat
semula dimiliki pemerintah kepada swasta. Devinisi secara sempit inilah yang
proses perpindahan tanggung jawab dan fungsi yang selama ini dilaksanakan
pemerintah kepada swasta. Jadi mencakup hal yang lebih luas dari sekedar
yang dikutip oleh Jusmaliani :45 “The term privatization has generally been
Pengertian lain dari privatisasi yang dikemukakan oleh E.S Savas yang
yakni46:
44
Dr. H. Marwah M.Diah, S.H., MPA. Restrukturisasi BUMN di Indonesia Privatisasi
atau korporatisasi?.Literata Jendela Dunia Ilmu. 2003 hal. 134
45
Jusmaliani. Optimalisasi Program Privatisasi . Penelitian Ekonomi LIPI. Jakarta
2003. hal 33
46
Yudho,dkk. Privatisasi Ketenagalistrikan, ... Op. Cit. hal. 5
36
Pengertian privatisasi secara lebih luas berdasarkan kategori metodisnya
menurut Wolfgang Aussenegg yang dikutip oleh Winarno Yudho dkk, yakni47 :
berupa deviden dan pajak kepada negara, ketiga, menghasilkan produk dan
memudahkan privatisasi.
saham Persero, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain dalam rangka
dan masyarakat serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat (pasal 1 ayat
12).48
Pengertian privatisasi dapat pula dilihat dalam Keppres no.122 tahun 2001
pengalihan atau penyerahan sebagian kontrol atas sebuah BUMN kepada swasta
47
Ibid hal. 5-6
48
Master Plan Badan Usaha Milik Negara Tahun 2005-2009, hal 54
37
antara lain melalui cara umum, penjualan saham secara langsung kepada mitra
strategis, penjualan saham perusahaan kepada karyawan dan atau cara-cara lain
kepada manajer dan pemilik swasta dan biasanya terjadi apabila mayoritas saham
49
Jusmaliani. Optimalisasi, ... Op. Cit. hal. 34-35
50
Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN. Institute For Good Corperate Governance
Studies. Jakarta.2003 hal. 3
51
Ibid hal. 3-4
38
II.2.2. Tujuan Privatisasi
keuangan dan manajemen keuangan yang baik atau kuat, menciptakan struktur
industri yang sehat dan kompetitif, menciptakan Persero yang berdaya saing dan
kapasitas pasar.
pengelolaan perusahaan.
global.
52
Kementrian Negara Badan Usaha Milik Negara, Master Plan Badan Usaha Milik
Negara Tahun 2005-2009 hal. 54-55
53
Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN, ... Op.Cit. hal. 4
39
Dengan privatisasi, juga diharapkan dapat membantu pembiayaan defisit
terhadap stabilitas perekonomian nasional. Bagi unit usaha yang diprivatisasi akan
dimasa depan.
dan politisi terhadap kebijakan manajemen perusahaan negara (BUMN). Hal ini
disebabkan prioritas, tekanan, dan rentang waktu yang berbeda, aspek pelayanan
sosial di satu sisi dan aspek bisnis disisi lain. Dampak privatisasi juga akan
memperjelas tujuan sosial dan ekonomi, yang selama ini telah berbaur dan tidak
jelas yang akhirnya tidak menguntungkan mekanisme sektor publik itu sendiri.
memaksimalkan potensi ide dan kreativitas yang ada. Selain itu, privatisasi
dan membiarkan masyarakat untuk meliht secara transparan terhadap sesuatu yang
Privatisasi terhadap unit usaha yang selama ini dikelola oleh negara
transfer manajemen kepada badan usaha. Selain itu, unit usaha yang diprivatisasi
54
Ibid hal. 5
40
Selain itu pemerintah melakukan privatisasi terhadap BUMN dikarenakan
and Trade), WTO (World Trade Organization), APEC (Asia Pacific Economic
privatisasi perusahaan dikemukakan oleh Ernst & Young yang dikutip oleh
55
Dr. H. Marwah M.Diah, S.H., MPA. Restrukturisasi BUMN di Indonesia Privatisasi
atau korporatisasi?.Literata Jendela Dunia Ilmu. 2003 hal 191
56
Ibid hal. 138
41
Dalam Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, pasal 78
pada perusahaan kecil yang asset nya lebih banyak terdiri atas keahlian
dapat dijual lebih dahulu oleh pemerintah kepada pihak lain dan
sampai saat ini secara umum dua metode privatiasi yang paling banyak digunakan
oleh pemerintah adalah metode pertama dan metode kedua yaitu Initial Public
Offering (IPO) dan Strategic Sales (SS) atau penjualan kepada mitra startegis.
57
Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN, ... Op. Cit. hal. 7-8
42
Bagaimanapun juga kedua metode ini mempunyai kelebihan dan
relatif lebih sederhana karena pemerintah hanya menunjuk investor strategis yang
akan membeli saham di BUMN yang akan diprivatisasi yang sebelumnya diawali
dengan tender. Namun metode ini cenderung kurang memberikan hasil yang
yang akan diprivatisasi sehingga bisa diketahui oleh masyarakat. Melalui metode
ini optimalisasi nilai hasil jual saham BUMN yang diprivatisasi akan lebih
menenetukan kisaran harga saham dan kisaran jumlah saham yang dijual. Selain
itu, metode ini memberikan kesempatan luas kepada masyarakat untuk turut serta
58
Jusmaliani. Optimalisasi Program Privatisasi . Penelitian Ekonomi LIPI. Jakarta
2003. hal. 40-41
43
Inggris pada tahun 1979. Yair Ahronio yang dikutip oleh Winarno Yudho dkk
menyebutkan bahwa59:
Country Developments
Partial or complete sale of companies in the competitive sectors (banking,
oil and gas, salt and tobacco monopolies etc). Minority stakes sold in
Austria
telecommunications. Railways, post and electricity are undergoing
restructuring.
Companies in competitive sectors have been privatized (banking and
Belgium insurance, ferries). Public utilities have been transformed into
“autonomous public enterprises’ (telecommunications, post, railways)
Some firms operating in competitive sectors have been privatized in
banking and transport (bus services). “corporatization” (ie taking the
Denmark form of a company but remaining in public ownership) of some large
scale public services (Copenhagen airport, posts, state shipping lines).
Out of local-level welfare services is increasing.
Some privatization in competitive sectors. Privatization of public utilities
Greece
under debate.
“Corporatization” of some activities (railways, post, air traffic, banking).
Privatization in competitive sectors and some utilities telecommunications
Finland
and air traffic). Contracting-out is very common when reorganizing
welfare services at local level.
Extensive privatization has affected firms in the competitive sectors and in
United public utilities, where it has been coupled with liberalization. At local
Kingdom level, legislation requires competitive tendering for a wide range of
ancillary services (cleaning, catering, etc).
Privatization of companies operating in competitive sectors is almost
complete. Public utilities are excluded from full privatization, with only
France partial sales having taken place at France Telecom and Air water
industry. In welfare services, no privatization has taken place there is only
a tendency to contract out auxiliary activities (catering, cleaning, etc).
Privatization has taken place at regional level, as in transport and refuse
Germany collection. Liberalization in some public utilities (energy and posts), with
instances of partial privatization (telecommunications).
Privatization is under discussion for state-owned banks, the semi state
airlane Aer Lingus, the airport management company and the state
Ireland
forestry board. Telecom Eirann has been privatized, while the Electricity
Supply Board is facin liberalization.
59
Yudho,dkk. Privatisasi Ketenagalistrikan, ... Op. Cit. hal. 33
60
Ibid hal 34-35
44
Privatization has involved a large part of state ownership in competitive
sectors (bank, insurance and the subsidiaries of the Iri and Eni groups),
Italy many public utilities, both at national and local level, and to much
smaller extent-welfare services, notably at the local level and through
outsourcing.
Privatization has taken place both in competitive sectors (banking,
Netherlands chemicals, steel, etc) and public utilities (posts and telecommunications,
regional transport companies, a few energy companies).
Privatization has substantially reduced state ownership and involved both
Spain competitive sectors (iron and steel, textiles, chemicals, etc) and public
services (electricity, transport, telecommunications).
Privatization has involved both competitive sectors and public utilities (eg
Portugal telecommunications). There are some forms of privatization in welfare
services-for instance, some hospital are under private management.
“Corporatization’ of state-owned enterprises. Some form of privatization
Sweden
is under discussion only for railways and telecommunications.
Partial privatization has taken place in some sectors (grain and
pharmaceutical supply). Partial privatization of the state-owned oil
company and in telecommunications is under debate. Liberalization and
Norway
increased competition have been introduced in public utilities, such as
telecommunications, posts, railways and power supply, while state bodies
have been turned into autonomous companies.
Some changes in the legal status of some state-owned firms (railways,
Luxembourg
banks).
Sumber : Winarno Yudho dkk
tercermin dari privatisasi yang dilakukan oleh 15 anggota Uni Eropa. Pada
Jerman dan Italia. Tahun 1996, melalui initial public offering Deutsche Telekom,
45
Privatisasi skala besar kedua terjadi di tubuh perusahaan minyak dan gas Italia,
(US$ 11,5 miliar), Jepang (US$ 8,7 miliar) dan Australia (US$ 7,1 miliar).
Nippon Telephone and Telegraph di Jepang tahun 1987 tercatat sebagai privatisasi
Privatisasi yang dilakukan oleh negara maju adalah fenomena yang oleh
Bortolotti dan Faccio yang dikutip oleh Samsul Hadi disebut reluctant
pemerintah pada perusahaan masih tergolong besar. Ini terjadi karena pemerintah
kepemilikan perusahaan. Pemerintah menikmati hak veto atau kuasa khusus atas
dari studi Bortolotti dan Faccio yang dikutip oleh Syamsul Hadi64, terungkap
bahwa pemerintah Italia tetap memiliki hak kontrol ekslusif terhadap perusahaan
61
Syamsul Hadi dkk. Post Washington Consensus Dan Politk Privatisasi di Indonesia.
CIRES ( Centre For International Relation Studies UI ). Marjin Kiri 2007 hal. 6
62
Ibid hal. 7
63
Ibid hal 8
64
Ibid hal. 7-8
46
transfer kepemilikan dari pemerintah terhadap swasta tanpa mengurangi fungsi
kontrol pemerintah atas kinerja BUMN tersebut. Masih menurut survei Bortolotti
dan Faccio yang dikutip oleh Samsul Hadi65 62,4 % dari 141 perusahaan yang
reluctant privatization.
pemerintahan yang baik (good governance). Kalangan birokrasi bahkan kerap kali
politis dalam mengambil suatu kebijakan. Lebih lanjut, Ramamurti yang dikutip
focal point kebijakan perekonomian nasional. Studi yang telah dilakukan oleh
Bouton dan Sumlinski yang dikutip oleh Syamsul Hadi67 menyebutkan bahwa
US$ 132 miliar dari transfer kepemilikan 3.800 BUMN ke tangan swasta. Terjadi
peningkatan pendapatan dari hasil penjualan BUMN ini dari hanya US$2,6 miliar
65
Ibid hal 8
66
Yudho,dkk. Privatisasi Ketenagalistrikan, ... Op. Cit. hal. 26
67
Syamsul Hadi, dkk. Post Washington Consensus, ... Op. Cit. hal. 9-10
47
di tahun 1988, menjadi lebih dari US$21 miliar di tahun 1995, dan puncaknya
terjadi pada tahun 1992 dengan lebih dari US$ 26 miliar. Mexico, Argentina,
Brazil, Malaysia, Hungaria, China dan India adalah negara-negara yang masuk
dalam kategori sebagai negara yang berpendapatan tertinggi dari aspek penjualan
privatisasi terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Tahun 1988 tercatat hanya
14 negara, akan tetapi tahun 1995 menjadi 60 negara. Pendapatan tertinggi dari
diikuti oleh negara-negara di Asia Timur (21%) serta Eropa dan Asia Tengah
berkembang sejak 1970-an. Sejarah privatiasi dikawasan ini diawali Cile tahun
1973. Hingga 1995 tercatat pemerintah Cile telah memprivatisasi 521 dari 524
Meksiko, Argentina, dan Venezuela tahun 1990-1993. Nellis, Menezes, dan Lucas
yang dikutip oleh Syamsul hadi69 menyebutkan bahwa hampir seluruh sektor
jalan, air, hingga layanan transportasi diprivatisasi pada era 1990-an. Pada era
6% dari total PDB kawasan. Ini menunjukan korelasi positif dengan peningkatan
68
Yudho,dkk. Privatisasi Ketenagalistrikan, ... Op. Cit. hal. 28
69
Syamsul Hadi dkk. Post Washington Consensus Dan Politk Privatisasi di Indonesia.
CIRES ( Centre For International Relation Studies UI ). Marjin Kiri 2007. hal. 11
48
investasi swasta di Amerika Latin yang dalam rentang waktu 1990-2001
Amerika latin, privatisasi skala besar juga dilakukan di negara berkembang lain,
seperti Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Turki, dan Indonesia.
dilakukan secara cepat dan massif. Tahun 1994, privatisasi ini berhasil
World Bank Report 1996 yang dikutip oleh Syamsul Hadi menyebutkan bahwa
akibat privatisasi massif ini, kepemilikan pemerintah pada BUMN kecil dan
diswastakan terjerat oleh hutang yang sangat kronis dan tingkat hutang yang ada
besar-besaran tidak atau belum terjadi. Sebuah penelitian yang baru-baru ini
diadakan oleh ILO, yang berbasiskan pada pengambilan sampel di 400 perusahaan
70
Ibid hal. 12
71
Yudho,dkk. Privatisasi Ketenagalistrikan, ... Op. Cit. hal 28-29
49
The radical reformes in Russia were trying simultanaeously for a
revolution in the economic regime and in the structure of society. The
saddest commentary is that, in the end, they failed in both: a market
economy in which many old party apparatchiks had simply been vested
with enhanced powers to run and profit from the entrerprises they formely
managed, in which former KGB officials still held the levers of power.
There was one new dimension: a few oligarchs, able and willing to exert
immense political and economic power.
Kebijakan yang sama telah diterapkan kepada negara-negara yang dulunya
dalam pasar kapitalis dunia, sebagaimana sering dipuji oleh para kaum globalis
yang mendukung klaim tersebut, akan membawa mereka masuk ke era sejarah
baru dimana kapitalisme sekarang telah menjadi sebuah sistem global yang sejati.
Bagaimanapun, terdapat satu cacat kecil dalam argumen ini, negara-negara ini
ekonomi mereka masih diregulasi oleh negara dan institusi yang dimiliki oleh
yang memiliki dana itu. Bagaimanpun, adalah negara sebagai pemilik bank, yang
72
Ibid hal 29
50
Di Polandia, banyak pengamat ekonomi yang menyimpulkan bahwa jalan
untuk menuju kapitalisme bagi bekas negara sosilais pertama yang pertama
memulai proses privatiasi secara besar-besaran ini, masih sangat panjang. Basis
dan diregulasi oleh modal pribadi (private capital). Regulator utama masih tetap
dipegang oleh negara, yang diteruskan dengan redistribusi sampai dengan 80%
51
BAB III
Perusahaan negara yang bergerak dalam bidang telekomunikasi sendiri terdiri dari
lima perusahaan, yaitu : PT. Telkom, PT. Indosat, Perum Produksi Film Negara,
didirikan oleh negara bekerja sama dengan perusahaan America Cable & radio
Asing (PMA). Kegiatan utama dari PT. Indosat,Tbk ini adalah menyediakan jasa
telegram, komunikasi data paket, faksimili, dengan fasilitas store and forward, dan
dengan kode 001. Mulai saat itu Indosat menjadi wakil resmi pemerintah di
52
seluruh kepulauan Indonesia dengan menerapkan Sistem Komunikasi Satelit
Domestik (SKSD).75
perusahaan America Cable & Radio Corporation. Tanggal 16 Desember 1980, PT.
Indosat diambil alih oleh pemerintah Indonesia secara penuh seharga US$ 43,8
juta dan menjadi salah satu BUMN telekomunikasi. PT. Indosat,Tbk kemudian
Internasional) menjadi bisnis utama dari PT. Indosat,Tbk. Layanan ini meliputi
SLI untuk rumah dan hotel, Home country Direct Service, Indosat Calling Card,
Visa Phone, telex, telegram, fax plus dan Inmarsat (International Mobile Satellite
Organization).76
Indosat,Tbk sebagai salah satu perusahaan negara yang sifatnya strategis dengan
bahwa telekomunikasi merupakan cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak sehingga perlu dikuasai oleh negara demi
kepada pihak swasta untuk ikut serta dalam penyelenggaraan jasa dan layanan
75
Jusmaliani. Optimalisasi Program Privatisasi. .Penelitian Ekonomi LIPI. Jakarta
2003. hal 201
76
Marwah. M. Diah. Restrukturisasi. ,,, Op.Cit. hal. 230
53
fasilitas telekomunikasi adalah tumbuhnya perusahaan radio panggil (pager) dan
sektor telekomunikasi. Pada tahun 1993 lahir perusahaan yang bergerak dalam
sektor telekomunikasi yaitu PT. Satelit Palapa Indonesia (PT. Satelindo) yang
pertumbuhan produksi dan pendapatan yang sangat pesat. Laba bersih yang
saham modal nya terbagi menjadi 2 (dua) yaitu saham seri A sebanyak satu
lembar yang dimiliki oleh pemerintah dan saham seri B dengan kepemilikan lebih
dari 51% oleh pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 1994 perusahaan ini
pemerintah berkurang. Pemerintah hanya memiliki saham seri A dan saham seri B
pada Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan Bursa Efek New York sejak
tahun 1994.
lengkap, Indosat membeli 70% saham Satelindo dari PT. Bimagraha Telekomindo
77
Marwah.M.Diah. Restrukturisasi.,,, Op. Cit. hal. 231
78
Ibid hal 232
54
dengan nilai US$ 260,4 juta. Kemudian pada Desember 2002 PT. Indosat,Tbk
membeli 25% saham Satelindo dari Deutsch Telkom Asia senilai US$ 325 juta,
sehingga total kepemilikan Indosat menjadi sebesar US$ 1,3 miliar. Dengan
Satelindo beserta anak-anak perusahaannya, antara lain SLI Indosat, Seluler IM3,
Services Digital Network (ISDN) dan jasa lainnya yang bercirikan transmisi data
atau gambar.
juga mempunyai visi atau tujuan yang jelas bagi perusahaannya, yaitu menjadi
perusahaan telekomunikasi kelas dunia, dan menjadi pelaku global dalam industri
telekomunikasi dunia.
79
Syamsul Hadi dkk. Post Washington. ,,, Op.Cit. hal. 96
55
Untuk menjadikan visi tersebut sebagai kenyataan, PT. Indosat,Tbk
bisnis utama. 80
Pada tahun 1983, telah disepakati misi dari PT. Indosat,Tbk untuk
digunakan sebagai pedoman kerja bagi manajemen dan pegawai PT. Indosat,Tbk,
yaitu81:
bagi seluruh karyawan dan direksi PT. Indosat,Tbk dalam upaya mewujudkan PT.
Indosat,Tbk sebagai suatu perusahaan negara (BUMN) yang sukses. Selain itu
PT.Indosat juga mempunyai tujuan khusus yaitu menjadi perusahaan milik negara
yang sukses dan dapat memberikan keuntungan bagi negara. Hal ini bertujuan
untuk menghapus citra negatif dari perusahaan BUMN yang selama ini merugi
80
Marwah.M.Diah. Restrukturisasi.,,, Op. Cit. hal. 231
81
Ibid hal. 230
82
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/manajemen-strategik-visi-dan-misi-pt-
indosat/ diakses tanggal 20 April 2011
56
a. Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi yang
83
Ibid
57
informatika, penyelenggaraan pendidikan dan latihan, baik didalam
PT. Indosat juga memiliki beberapa anak perusahaan dalam bentuk saham.
Anak perusaaan PT. Indosat,Tbk sebagian besar juga bergerak dalam bidang
1. PT. Satelindo yang didirikan pada tahun 1993 dan PT. Indosat,Tbk
3. PT. Indosat Mega Media (IM2) dan PT. Indosat,Tbk menguasai hampir
4. PT. Lintasarta yang didirikan pada tahun 1988 dan PT. Indosat,Tbk
95,64%
Mulai
No Anak Perusahaan Lokasi Kegiatan Usaha 2002 %
Beroperasi
PT.Satelindo Palapa
1. Jakarta Telekomunikasi 1993 100,00
Indonesia
2. Satelindo Amsterdam Keuangan 1996 100,00
84
Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN, ... Op. Cit. hal 63
58
Internasional Finance
B.V
PT.Satelindo Multi
3. Jakarta Multimedia 1999 99,60
Media
PT.Indosat Multi
4. Jakarta Telekomunikasi 2001 99,94
Media Mobile
PT.Bimagraha
5. Jakarta Perusahaan Induk 1992 100,00
Telekomindo
PT.Aplikanusa
6. Jakarta Komunikasi Data 1989 69,46
Lintasarta
PT.Antarjasa
7. Pembayaran Jakarta Telekomunikasi 2000 45,15
Elektronis
PT.Indosat Mega
8. Jakarta Multimedia 2001 99,84
Media
PT.Sisindosat Teknologi
9. Jakarta 1990 96.87
Lintasbuana Informasi
PT.Asitelindo Data
10. Jakarta Multimedia 1997 49,40
Buana
PT.Indosat com
11. Jakarta Telekomunikasi 2000 99,94
Adimarga
Indosat Japan
12. Tokyo Jasa Penyiaran
Co.ltd*
Ket: * Dilikuidasi pada tahun 2001
Sumber : Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN
terhadap anak-anak perusahaannya menjadi enam jenis usaha. Untuk jenis bisnis
(Satelindo) dan PT. Indosat Multi Media Mobile (IM3). Jenis usaha multimedia,
internet dan bisnis e-comeece dilakukan oleh PT. Indosat Mega Media (IM2).
Sedangkan untuk jenis jasa teknologi informasi dan komunikasi data dilakukan
oleh PT. Sisindosat Lintas Buana (Sisindosat) dan PT. Aplikanusa Lintasarta
(Lintasarta).
59
III.4. Struktur Organisasi PT. Indosat, Tbk
60
BAB IV
PT. Indosat,Tbk
nya pada tahun 19 Oktober 1994. PT. Indosat,Tbk melakukan privatisasi melalui
IPO (Initial Public Offering) di pasar modal dalam dan luar negeri. Penawaran
umum di luar negeri dilakukan di Bursa Efek New York (NYSE), sedangkan
untuk di dalam negeri dilakukan di dua tempat yaitu di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan Bursa Efek Surabaya (BES). Privatisasi tersebut menunjukan hasil yang
dan pemilik.85
85
Dr. H. Marwah M.Diah, S.H., MPA. Restrukturisasi BUMN di Indonesia Privatisasi
atau korporatisasi?.Literata Jendela Dunia Ilmu. 2003 hal.235
85
Ibid hal. 233
86
Ibid
61
Dari hasil penjualan saham di pasar modal PT. Indosat,Tbk menghasilkan
keuntungan sebesar US $ 1,16 miliar atau sebesar Rp. 2,53 trilyun. Sebagian dari
dana tersebut digunakan oleh pemerintah sebesar Rp. 1,8 trilyun yang berasal dari
penjualan saham di Bursa Efek New York untuk membayar hutang luar negeri
telekomunikasi domestik.
Indosat.
tahun 2002. Privatisasi ini tidak lepas dari krisis ekonomi yang tengah melanda
Indonesia sejak tahun 1997. Buruknya situasi perekonomian Indonesia pada saat
pinjaman siaga (standby loan) sebanyak US$ 43 milyar, termasuk pinjaman siaga
sebanyak US$ 12,3 milyar dari IMF, dan pinjaman siaga dari pemerintah Jepang
87
Ibid hal. 235
62
yang lebih kecil dari beberapa negara lainnya. Agar mendapatkan bantuan tersebut
pinjaman siaga dari IMF, yang disertai program pembaharuan ekonomi yang
kredibel yang disetujui oleh IMF, kepercayaan pasar pada rupiah dapat
dipulihkan.88
harus dilaksanakan oleh Indonesia untuk mengatasi krisis ekonomi tersebut. Salah
satu dari kebijakan tersebut adalah privatisasi BUMN. Hal ini bertujuan untuk
yang telah disetujui oleh pemerintah Indonesia dan harus dijalankan oleh
memperoleh bantuan finansial dari IMF. Isi dari LoI sendiri merupakan
perwujudan dari washington conesus yang merupakan kebijakan yang dibuat oleh
88
Jusmaliani. Optimalisasi,,,. Op.Cit. hal.96
63
IMF untuk membantu negara-negara yang sedang terkena krisis ekonomi.
diatas tiga pilar dasar, yaitu : Pertama, kebijakan ekonomi makro (macroeconomic
pembayaran luar negeri yang mendukung kebijakan fiskal dan uang ketat (tight
good governance. 89
dalam LoI yang harus ditaati oleh pemerintah yang salah satunya adalah
terhadap BUMN. Selain itu pada bulan September 1997, batas 49 % investasi
terhadap BUMN. Sebuah aturan yang jelas akan ditetapkan untuk pengelolaan dan
89
Djoko Sulitstyo, Letter of Intent (LoI) Implementasi dan kendalanya. Jurnal Hubungan
Internasional, Vol. 1, No. 1, April 2001,hal 42
64
perusahaan BUMN harus ditutup, direstrukturisasi atau sepenuhnya diprivatisasi.
privatisasi serta memperlakukan semua peserta tender dengan sama. Hal ini
deregulasi dan privatisasi. Pemerintah Indonesia juga berjanji akan bekerja sama
pemerintah secara lebih efisien. Penilaian ini yang nantinya akan dijadikan dasar
pencatatan 164 BUMN yang akan diprivatisasi. Pemerintah juga mulai mencari
sawit.91
Dalam penandatangan kali ini pemerintah Indonesia berjanji bahwa dalam jangka
Pemerintah juga akan berjanji bahwa dalam jangka panjang semua BUMN yang
90
http://www.imf.org/external/np/loi/103197.htm
91
Syamsul Hadi dkk. Post Washington,,,. Op.Cit. hal. 98
65
beregerak dalam usaha-usaha pelayanan umum (public utilities) dan yang strategis
akan dipertahankan.92
dengan IMF. Dengan ditandatangani nya LoI tersebut rencana untuk melakukan
privatisasi PT. Indosat,Tbk semakin jelas. Pada LoI tersebut menyatakan bahwa
baru yang rencananya akan diajukan kepada DPR pada akhir Desember, yang
khusus. Dalam Undang-undang ini diatur juga bahwa BUMN, BUMD (Badan
Usaha Milik Daerah), serta Badan Usaha dan Koperasi dapat menyelenggarakan
92
Jusmaliani. Optimalisasi,,,. Op.Cit. hal 98
93
www.imf.org/external/np/loi/1998.htm.
94
Syamsul Hadi dkk. Post Washington,,,. Op.Cit. hal. 98-99
95
http://hukumonline.com/pusatdata/detail/349/node/269
66
satu landasan hukum bagi pemerintah untuk melakukan privatisasi terhadap PT.
Indosat,Tbk.
seiring dengan tuntutan IMF untuk menutupi defisit APBN (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara). Pemerintah pada saat itu membutuhkan aliran dana segar
untuk membiayai APBN 2002 yang sebagian besarnya dipakai untuk mencicil
beban utang pemerintah beserta bunganya yang mencapai Rp. 1,401 trilyun.
Sesuai dengan kesepakatan dengan IMF, ditargetkan dana yang terkumpul hasil
dari privatisasi adalah Rp.6,5 trilyun yang akan digunakan untuk membiayai
APBN 2002. Target tahun ini merupakan sebagian kecil dari total target
privatisasi BUMN yang dipatok oleh IMF sebesar Rp.15 trilyun atau US$ 1,5
miliar.96
Privatisasi PT. Indosat,Tbk pasca krisis ekonomi dibagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama privatisasi dilaksanakan pada Mei 2002 dengan target penjualan
11,32% (111,174 juta saham). Privatisasi kali ini PT. Indosat,Tbk juga
menggunakan metode IPO (Initial Public Offering). Privatisasi tahap pertama ini
tidaklah sesukses prediksi pemerintah dan gagal memenuhi target dan gagal
memenuhi target penjualan dan pendapatan. Dari hasil privatisasi kali ini saham
yang terjual hanya mencapai 8,1% atau sekitar 83,5 juta saham dengan perolehan
Danareksa Sekuritas dan Credit Suisse First Boston (CSFB) menyatakan bahwa
96
Syamsul Hadi dkk. Post Washington,,,. Op.Cit. hal 99
97
Ibid
67
yang diperoleh tidak maksimal, yaitu hanya sekitar Rp.12.000 persaham. Salah
satu gangguan tersebut adalah beredarnya berita bahwa Indosat akan mengadakan
right issue dalam waktu dekat (menjelang placement pemerintah). Karena dua hal
ini bertolak belakang dan tidak mungkin dilaksankan pada waktu yang bersamaan,
investor pun kebingungan dan tidak jadi membeli saham, atau paling tidak
kegagalan dalam penjualan saham PT. Indosat dikarenakan adanya dugaan adanya
Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd (STT) yang dimiliki oleh Temasek.
STT menjadi pemenang privatisasi Indosat dengan harga Rp.12.950 per saham ,
lebih tinggi dari pesaingnya, Telkom Malaysia, yang mengajukan penawaran Rp.
12.650 per saham. Hasil dari privatisasi Indosat tahap kedua tersebut pemerintah
memperoleh dana sebesar Rp.5,62 Trilyun. Dengan demikian, total dana yang
98
Ibid hal. 100
99
Ibid hal. 101
68
berkeyakinan bahwa dengan menggunakan metode tersebut negara akan lebih
diuntungkan, karena100:
1. Akan memperoleh harga yang jauh lebih tinggi dari privatisasi melalui
pasar modal.
Indosat, Tbk.
Menurut Menteri Negara BUMN pada saat itu yakni Laksamana Sukardi,
proses privatisasi PT. Indosat,Tbk sendiri didasari oleh beberapa alasan: pertama,
bahwa aset Indosat sudah mubazir mengingat dimasa depan komunikasi via
100
Agus Sarwanto. Studi Politik Ekonomi Terhadap Pemerintaan Megawati
Soekarnoputri:Studi Kasus Privatisasi PT. Indosat, Tbk. (2002-2003). Tesis S2 Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, Universitas Indonesia. Jakarta,2004 hal 96
101
Ibid hal.102
69
Sumber :http://www.imf.org/external/np/loi/103197.htm, Syamsul Hadi dkk. Post
Washington Consensus Dan Politk Privatisasi di Indonesia. CIRES ( Centre For International
Relation Studies UI ). Marjin Kiri 2007, Agus Sarwanto. Studi Politik Ekonomi Terhadap
Pemerintaan Megawati Soekarnoputri:Studi Kasus Privatisasi PT. Indosat, Tbk. (2002-
2003). Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia. Jakarta,2004,
www.imf.org/external/np/loi/1998.htm, Jusmaliani. Optimalisasi Program Privatisasi.
.Penelitian Ekonomi LIPI. Jakarta 2003, Dr. H. Marwah M.Diah, S.H., MPA. Restrukturisasi
BUMN di Indonesia Privatisasi atau korporatisasi?.Literata Jendela Dunia Ilmu. 2003,
diolah oleh penulis
dampak positif maupun negatif. Bagi pihak yang pro atau setuju dengan
positif, yaitu102:
pemerintah pada fungsi lain yang seyogyanya dapat dilakukan oleh pihak
swasta.
102
Marwah M.Diah. Restrukturisasi ,... Op. Cit. hal 142-143
70
3. Privatisasi akan memberikan manfaat bagi konsumen karena perusahaan
memproduksi barang dan jasa dalam jumlah dan kualitas yang diharapkan
oleh konsumen.
pemasukan sebesar Rp. 5,62 Trilyun hasil dari penjualan saham. Dana tersebut
dapat digunakan untuk membiayai APBN dan dapat digunakan untuk membayar
hutang luar negeri pemerintah. Dengan masuknya STT juga akan membawa
dampak positif bagi PT. Indosat,Tbk sendiri. Mereka akan membawa teknologi
dan jaringan pemasaran yang dimilikinya ke PT. Indosat,Tbk. Hal ini tentu akan
Indosat,Tbk dari tahun ke tahun selalu mengalami keuntungan. Dari tahun 2004
samapi dengan tahun 2008 PT. Indosat,Tbk selalu mengalami laba. Hal ini dapat
dilihat dari laporan laba rugi yang dikeluarkan oleh PT. Indosat,Tbk di bawah ini.
71
Seperti yang telah di ungkapkan oleh Menteri Negara BUMN bahwa
bertahan dibutuhkan modal yang besar untuk pengembangan usaha dan juga untuk
pemerintah melakukan privatisasi karena pada saat itu pemerintah tidak mampu
menyediakan modal tersebut. Selain itu hasil dari privatisasi dapat digunakan oleh
dapat memperkuat nilai tukar rupiah terhadap US$ yang merupakan unsur penting
Indonesia. Dengan adanya penambahan modal serta teknologi yang canggih PT.
membawa dampak negatif. Hal ini seperti diungkapkan oleh Yair Aharoni ynag
103
Agus Sarwanto, Studi Politik ekonomi terhadap Pemerintahan Megawati
Soekarnoputri: Studi Kasus Privatisasi PT. Indosat, Tbk (2002-2003). Tesis S2 Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Politik Program Pascasarjana, Universitas Indonesia. hal 100-101
104
Marwah M.Diah. Restrukturisasi ,... Op. Cit. hal.143-144
72
swasta hanya akan membeli asset BUMN yang menguntungkan.
berasal dari BUMN yang kinerjanya positif. Yang tersisa hanya BUMN
sehingga alasan penjualan saham atau aset BUMN kepada swasta dengan
negatif. Sebelum Proses privatisasi tahap III, Indosat bersama Deustche Telekom
(DT) memiliki saham Satelindo dengan komposisi saham Indosat 75% dan DT
25%. Mei 2002 Indosat membeli saham Satelindo 25% dari DT dengan harga
US$ 325 juta. Dengan adanya transaksi ini, berarti Indosat memiliki 100% saham
saham pemerintah di PT. Indosat,Tbk dengan harga US$ 624 juta. Dengan kata
lain, 100% saham PT. Indosat,Tbk bernilai US$ 1,487 miliar. Dengan harga segitu
STT Telemedia juga menguasai anak perusahan PT. Indosat,Tbk yakni Satelindo
yang berharga US$ 1,3 miliar. Selain itu STT Telemedia juga telah menjadi
73
Privatisasi yang dilakukan PT. Indosat,Tbk tahap III yang menggunakan
tangan asing. Hal ini membuat masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk
dianggap sebagai kebijakan yang tidak menguntungkan bagi para pekerja atau
buruh. Kekhawatiran adanya monopoli oleh pemegang saham baru dan jika dijual
sumber dana yang dihasilkan oleh PT. Indosat,Tbk hal ini dikarenakan PT.
Dengan lepasnya PT. Indosat,Tbk hal ini sama saja dengan lepasnya
strategisnya dengan masalah-masalah lain yang lebih luas seperti dalam bidang
keamanan.106
Dengan dijual nya saham pemerintah maka membuat pemerintah tidak lagi
menjadi pemegang utama saham dari PT. Indosat,Tbk. Selain itu privatisasi yang
106
Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN, ... Op. Cit. hal. 90
74
publik. Kepemilikan saham PT. Indosat,Tbk yang dimilki oleh masyarakat dalam
negeri hanya mencapai 13 % saja. Hal ini tentu saja merugikan karena masyarakat
Persentase saham yang dimiliki oleh asing juga lebih tinggi yaitu sebesar 30%. 107
4. Saham yang dijual di bursa saham Kepemilikan saham PT. Indosat yang
dapat membuat pasar saham di dimilki oleh masyarakat dalam negeri
Indonesia menjadi lebih beragam dan hanya mencapai 13 % saja. Hal ini tentu
dapat menarik investor asing untuk saja merugikan karena masyarakat tidak
berinvestasi di Indonesia. dapat menjadi pemegang saham terbesar
bagi perusahaan nasional. Persentase
saham yang dimiliki oleh asing juga lebih
tinggi yaitu sebesar 30%.
Sumber : Dr. H. Marwah M.Diah, S.H., MPA. Restrukturisasi BUMN di Indonesia
Privatisasi atau korporatisasi?.Literata Jendela Dunia Ilmu. 2003, Agus Sarwanto, Studi
Politik ekonomi terhadap Pemerintahan Megawati Soekarnoputri: Studi Kasus Privatisasi
PT. Indosat, Tbk (2002-2003). Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu
Politik Program Pascasarjana, Universitas Indonesia. Apa dan Bagaimana Privatisasi
BUMN. Institute For Good Corperate Governance Studies. Jakarta.2003
asropi.files.wordpress.com/2009/02/menilik-kinerja-privatisasi.pdf
107
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=90605 diakses tanggal 10 Mei 2011
75
IV.3. Landasan Hukum Privatisasi BUMN di Indonesia
nya berdasarkan landasan hukum yang berlaku. Landasan hukum tersebut dapat
76
41/KEP/MK.WASPAN//1998 dipisahkan.
9. Keputusasn Presiden Nomor 24 Tentang Tim Konsultasi Privatisasi
tahun 2001 BUMN.
10. Keputusan Presiden Nomor 122 Tentang Tim Kebijakan Privatisasi BUMN
tahun 2001 jo Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun
2002 Tentang Tim Kebijakan Privatisasi
BUMN.
11. Keputusan Menteri Negara BUMN Tentang Prosedur Privatisasi BUMN.
Nomor KEP-35/M.BUMN/2001
12. Undang-undang Republik Badan Usaha Milik Negara
Indonesia No: 19 Tahun 2003
tanggal 19 Juni 2003
13. Peraturan Pemerintah No.30 Tahun Tentang Penjualan Saham Milik Negara
2002 Republik Indonesia pada Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Indosat, Tbk
14. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tentang Tata Cara Privatisasi
tahun 2005
15. Keputusan Presiden Nomor 18 Tentang Komite Privatisasi Perusahaan
tahun 2006 Perseroan (Persero)
16 Undang-Undang no 36 Tahun 1999 Penghapusan monopoli penyelenggaraan
jasa telekomunikasi
Sumber: Master Plan BUMN 2002-2006, 2005-2009 dan Apa dan Bagaimana Privatisasi
77
BAB V
dikarenakan Indonesia mengalami krisis finansial dan ekonomi yang dahsyat yang
dipicu oleh depresiasi tajam dalam mata uang negara-negara Asia, termasuk
pasar pada ekonomi Negara Indonesia. Depresiasi mata uang yang tajam
peningkatan laju inflasi sampai 50 persen lebih. Selama tahun 1998 ekonomi
sistem perekonomian Indonesia pada saat itu dan juga hutang luar negeri yang
sudah jatuh tempo. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah Indonesia meminta
bantuan kepada IMF untuk membantu Indonesia keluar dari krisis ekonomi saat
itu. Kemudian IMF datang dengan berbagai macam kebijakan yang tertuang
dalam Letter of Intent yang salah satu nya adalah mengenai privatisasi BUMN.
efisiensi BUMN serta meningkatkan kinerja dari BUMN itu sendiri. Hal ini
78
meningkatkan pendapatan perusahaan, mengurangi utang, memperoleh tambahan
modal yang berasal dari pasar modal, serta mengurangi campur tangan
pemerintah. Hal ini dikarenakan ketika BUMN masih dibawah kendali pemerintah
maka BUMN tidak dapat menjalankan usahanya dengan maksimal dan tidak
masuknya investor diharapkan akan terjadi transfer teknologi yang kemudian akan
membuat produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Selain itu dengan
kemapuan manajerial yang lebih baik akan menciptakan perusahaan yang semakin
negara anggotanya. IMF mempunyai program pinjaman jangka pendek yang dapat
anggota IMF yang ingin meminta bantuan pinjaman tersebut harus memenuhi
syarat atau kondisionalitas tertentu sesuai dengan petunjuk kebijakan dari IMF.
ekonomi domestik dari negara pemohon. Hal ini dimaksudkan agar negara
79
jaminan negara pemohon kepada IMF agar uang yang dipinjamakan dapat
dikembalikan.
neoliberalisme. Setiap negara yang akan meminta bantuan pinajaman kepada IMF
akan diterapkan kebijakan yang sama melalui perjanjian atau LoI yang telah
konsep dari Washington Consesus. IMF beranggapan bahwa setiap negara yang
terkena krisis diseluruh dunia hanya ada satu obat utamanya yaitu dengan
Sejalan dengan salah satu syarat yang telah ditetapkan oleh IMF maka
perusahaan BUMN maka pemerintah setuju dengan salah satu syarat yang
diajukan oleh IMF yaitu untuk melakukan privatisasi terhadap BUMN salah
satunya adalah PT.Indosat. Selain itu privatisasi merupakan salah satu dari upaya
kebijakan yang sangat penting karena menjadi salah satu bagian dari perjanjian
atau klausul antara pemerintah Indonesia dengan IMF sebagai persyaratan atau
privatisasi terhadap BUMN, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah kondisi organisasi dan kinerja dari BUMN yang tidak sehat serta
kondisi keuangan negara yang sedang terpuruk. Sedangkan faktor eksternal adalah
80
pendirian dan aktivitas organisasi bisnis internasional serta regional yang
menghadapi persaingan dalam era globalisasi yang sangat erat dengan pasar
membawa dampak baik yang positif maupun yang negatif. Privatisasi terhadap
BUMN akan mendorong terjadinya Good Governance and Corporate. Hal ini
efektif dan efisien sehingga akan menciptakan sistem kerja yang sehat. Dengan
begitu akan mendorong semangat para karyawan untuk meningkatkan laba atau
keuntungan bagi perusahaan. Hal ini terjadi juga di PT. Indosat,Tbk yang saham
nya telah dijual oleh pemerintah. Seiring dengan meningkatnya kinerja dari
Dengan adanya persaingan yang sehat maka akan menguntungkan bagi konsumen
karena barang dan jasa yang dihasilkan adalah yang terbaik dan dengan harga
yang bersaing. Dengan begitu akan membuat nilai jual perusahaan menjadi tinggi
karena menghasilkan laba yang tinggi. Hal ini kemudian membuat saham-saham
81
BUMN yang sudah dijual di pasar modal hampir seluruhnya menjadi minat dari
transaksi di pasar modal. PT. Indosat,Tbk merupakan salah satu dari perusahaan
yang sahamnya diminati oleh para pemain saham hal ini dikarenakan kinerja dari
PT. Indosat,Tbk yang baik dan hampir selalu membukukan keuntungan di setiap
tahunnya.
dalam melakukan privatisasi. Hal ini terlihat dari privatisasi yang dilakukan oleh
proses privatisasi tersebut. Hal ini yang kemudian menjadi polemik di masyarakat
karena hampir seluruh saham dari PT. Indosat,Tbk dikuasai oleh pihak asing yaitu
PT. Singtel dimana PT. Singtel juga menguasai sebagian saham dari PT. Telkom.
BUMN membuat hampir sebagian besar saham-saham yang dijual di pasar modal
di beli oleh pihak asing dan investor domestik hanya menguasai saham sebagian
kecil seperti yang terjadi pada PT. Indosat,Tbk dimana investor asing menguasai
sebagian saham mereka dan investor lokal hanya menguasai sebagian kecil saja.
Hal ini tentu saja sangat disayangkan karena tujuan dari privatisasi sendiri untuk
sebenarnya juga merugikan bagi PT. Indosat,Tbk itu sendiri. Hal ini dikarenakan
82
seluruh hasil penjualan saham dari PT. Indosat,Tbk tidak masuk kedalam kas
menjalankan usahanya. Seluruh hasil dari penjualan saham masuk kedalam kas
negara yang akan digunakan untuk menambah kekurangan dana APBN tahun
2002.
Sebagai akhir dari penutup skripsi ini saran yang dapat diberikan adalah
BUMN apa yang akan di privatisasi serta dengan cara apa BUMN tersebut akan di
privatisasi. Hal ini penting agar proses privatisasi dapat berlangsung dengan
pemerintah dan masyarakat seperti yang terjadi dalam kasus privatisasi PT.
Indosat,Tbk.
hak istimewa yang di miliki oleh BUMN agar BUMN dapat mandiri dalam
tercipta manajemen yang bersih dan budaya kerja yang efisien dan produktif.
83
Daftar Pustaka
Buku
Harinowo, Cyrillus. IMF Penanganan Krisis dan Indonesia Pasca IMF. PT.
Hadi, Syamsul, Dichiya Soraya, Herjuno Ndaru, Dewi Sinorita Sitepu, Devi
Jakarta. 2007
Institute for Good Coorperate Governance Studies Jakarta, Apa dan Bagaimana
2003
84
Mas‟oed, Mohtar. Ilmu Hubungan Internaisonal: Disiplin dan Metodologi. PT.
Mauna, Boer. Hukum Internasional: Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era
Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. Pengantar Ilmu
Yudho, Winarno S.H., dkk Privatisasi Ketenagalistrikan, Minyak Bumi, dan Gas
Cerdas,Yogyakarta 2003
Jurnal
Desember 2004
Susilio, Basis, Djoko Sulistyo, dan Lilik Salamah. Bantuan Ekonomi IMF
85
Sulistyo, Djoko. Letter of Intent (LoI): Implementasi dan Kendalanya. Jurnal
Majalah
Lestari, Wiwiek, Dra Ec, dan Dra Ec Sri Lestari Kurniawati, Laporan Penelitian
Master Plan
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, Master Plan Badan Usaha Milik
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, Master Plan Badan Usaha Milik
Tesis
86
Agus Sarwanto. Studi Politik Ekonomi Terhadap Pemerintaan Megawati
Website
http://www.gudangmateri.com/2010/05/teori-ekonomi-keynesian.html
http://4f121z4l.multiply.com/journal/item/50
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=90605
http://hukumonline.com/pusatdata/detail/349/node/269
www.imf.org/external/np/loi/1998.htm.
http://www.imf.org/external/np/loi/103197.htm
http://organisasi.org/klasifikasi_jenis_dan_macam_data_pembagian_data_dalam_i
lmu_eksak_sains_statistik_statistik
http://202.182.166.182/sipruu/2001/2001/2001kepres24.htm
http://www.linkpdf.com//ebookviewer.php?url=http://srisetya.staff.gunadarma.ac.
id/Downloads/files/17211/B+U+M+N.doc
http://www.indosat.com/html/annual_report_2008/id/0300_glance.html
87