DISUSUN OLEH :
NIM : 4006180043
( ) ( )
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR FEMORAL
I. DEFINISI
paha, kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka,
yang disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan
pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup dapat disebabkan oleh trauma
II. ETIOLOGI
A. Fraktur traumatik, cedera ini merupakan cedera traumatik pada tulang yang
2. Cedera tidak langsung merupakan trauma yang terjadi jauh dari daerah
ketinggian.
3. Rakhitis, hal ini terjadi akibat defisiensi vitamin D yang biasanya terjadi
C. Fraktur spontan yang disebaban oleh stres tulang yang berlangsung terus
menerus, contohnya pada kasus polio dan orang yang bertugas dikemiliteran
A. Nyeri
B. Pergeseran fragmen
C. Pemendekan tulang
Terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur, tanda ini
IV. PATOFISIOLOGI
Menurut Kisner, saat terjadi gangguan pada jaringan lunak baik akibat
cedera mekanis (termasuk pasca operasi) maupun iritasi kimia, memiliki respon
sel dan vaskuler yang sama. Kisner membagi respon tersebut menjadi tiga
tahap, yaitu :
A. Acute Stage
Tahap ini biasanya terjadi 4-6 hari. Pada tahap ini terjadi bengkak, nyeri saat
teriritasinya saraf oleh cairan kimia lokal didaerah cedera (oedem). Saat
menahan atau membatasi gerakan. Apabila hal ini terjadi secara terus
menerus dalam waktu yang lama akan megakibatkan perunan aktifitas otot
B. Subacute Stage
Pada tahap ini sudah terjadi penurunan nyeri progresif. Nyeri saat adanya
gerakan sudah berkurang atau nyeri timbul saat adanya gerakan maksimal.
Pada tahap ini terjadi kelemahan otot akibat dari tahap sebelumnya dan
mengakibatkan keterbatasan fungsional. Tahap ini biasanya berlangsung
C. Chronic Stage
Keterbatasan gerak masih terjadi akibat dari adanya kontraktur atau adhesi
Saat terjadi fraktur yang diakibatkan oleh jatuh dari ketinggian, terjadi
pembebanan yang berlebih pada tulang femur sehingga tulang tidak mampu
dan adanya proses hematoma. Kondisi ini akan menyebabkan pasien atau
gerakan berarti tidak adanya aktifitas dari otot yang dapat mengurangi kekuatan
otot.
V. GAMBAR
VI. PENATALAKSANAAN
A. Fraktur tertutup
tulang yang terpisah. Secara umum, prinsip dari tata laksana fraktur adalah
vertebrata)
langkah berikut :
kondisi berikut:
B. Fraktur terbuka
Gustilo.
1. Tipe I : luka kecil, bersih, pin point atau kurang dari 1 cm. cedera
jaringan lunak minimal tanpa remuk. Fraktur yang terjadi bukan fraktur
kominutif.
2. Tipe II : luka dengan panjang lebih dari 1 cm, tanpa hilangnya kulit
3. Tipe III : laserasi luas, kerusakan kulit dan jaringan lunak yang hebat,
IIIA : laserasi luas namun tulang yang fraktur masih dapat ditutup
tanpa flap.
1. Profilaksis antibiotic
a. Debridement, pembersihan luka dan debridement harus
fiksasi.
c. Penundaan penutupan.
d. Penundaan rehabilitasi.
e. Fiksasi eksterna.
sebagai berikut.
otot.
fraktur.
atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh
setelah trauma.
gangguan ginjal.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas pasien
diagnosis medis.
2. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur femur adalah rasa
b) Quality of pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien, apakah
c) Region, Radiation, Relief : apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
masyarakat.
Pasien fraktur akan merasa takut terjadi kecacatan pada dirinya dan
dikarenakan imobilisasi.
perwat/keluarga.
Dampak yang timbul pada pasien fraktur adalah timbul ketakutan akan
Daya raba pasien fraktur berkurang terutama pada bagian distal fraktur,
Pada pasien fraktur timbul rasa cemas akan keadaan dirinya, yaitu
oleh nyeri dan keterbatasan gerak pasien. Adanya kecemasan dan stress
Kaji apakah pada luka terbuka ada fragmen tulang yang keluar dan
(Helmi,2014 : 511).
femur yang telah lama dan telah mendapat intervensi dari dukun
paha.
2 DS : - Fraktur Kerusakan
DO : integritas
Terdapat jaringan nekrosis Diskontinuitas kulit
pada sekitar luka. tulang
Terdapat luka yang terbuka
bekas debridement. Perubahan jaringa
kerusakan integritas kulit sekitar
pada 1/3 distal ekstremitas
dextra Laserasi kulit
terdapat destruksi jaringan
pada 1/3 distal ekstremitas Kerusakan integritas
dextra kulit
terdapat pus pada luka
3 DS : Fraktur Gangguan
Klien mengatakan merasa mobilita fisik
kesulitan untuk merubah Diskontinuitas
posisi tulang
DO :
Indeks Katz: Pergeseran fragmen
- Bathing : tergantung ( mandi tulang
dibantu oleh keluarga)
- Dressing : tergantung (tidak Deformitas
dapat berpakaian sendiri)
- Toiletting : mendapat Gangguan fungsi
bantuan orang lain ekstremitas
- Transferring: tidak dapat
melakukan sendiri Gangguan mobilitas
- Continence: mandiri (dapat fisik
mengontrol BAB dan BAK
sendiri)
- Feeding : mandiri
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
tulang
ekstreimtas, deformitas
Rencana keperawatan
Dignosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Gangguan rasa nyaman nyeri NOC : NIC :
berhubungan dengan pergeseran Pain Level, pain control, comfort level Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
fragmen tulang Setelah dilakukan tinfakan keperawatan termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
selama …. Pasien tidak mengalami kualitas dan faktor presipitasi
nyeri, dengan kriteria hasil: Observasi reaksi nonverbal dari
Mampu mengontrol nyeri (tahu ketidaknyamanan
penyebab nyeri, mampu Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menggunakan tehnik nonfarmakologi menemukan dukungan
untuk mengurangi nyeri, mencari Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
bantuan) nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
Melaporkan bahwa nyeri berkurang kebisingan
dengan menggunakan manajemen Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
Mampu mengenali nyeri (skala, intervensi
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
Menyatakan rasa nyaman setelah dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/
nyeri berkurang dingin
Tanda vital dalam rentang normal Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:
Tidak mengalami gangguan tidur ……...
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Kerusakan integritas kulit NOC NIC
berhubungan dengan laserasi Tissue Integrity : Skin and Mucous Pressure Management
Membranes Wound Healing : primer Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
dan sekunder yang longgar
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Hindari kerutan pada tempat tidur
selama….. kerusakan integritas kulit Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
pasien teratasi dengan kriteria hasil: kering
Integritas kulit yang baik bisa Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap
dipertahankan (sensasi, elastisitas, dua jam sekali
temperatur, hidrasi, pigmentasi) Monitor kulit akan adanya kemerahan
Tidak ada luka/lesi pada kulit Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah
Perfusi jaringan baik yang tertekan
Menunjukkan pemahaman dalam Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
proses perbaikan kulit dan mencegah Monitor status nutrisi pasien
terjadinya sedera berulang Memandikan pasien dengan sabun dan air
Mampu melindungi kulit dan hangat
mempertahankan kelembaban kulit Kaji lingkungan dan peralatan yang
dan perawatan alami menyebabkan tekanan
Menunjukkan terjadinya proses Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman
penyembuhan luka luka, karakteristik,warna cairan, granulasi,
jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal,
formasi traktus
Ajarkan pada keluarga tentang luka dan
perawatan luka
Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP,
vitamin
Cegah kontaminasi feses dan urin
Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada
luka
Gangguan mobilitas fisik NOC : NIC : Exercise therapy : ambulation
berhubungan dengan gangguan Joint Movement : Active, Mobility Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan
fungsi ekstreimtas, deformitas Level, Self care : ADLs, Transfer dan lihat respon pasien saat latihan
performance Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
selama….gangguan mobilitas fisik Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
teratasi dengan kriteria hasil: berjalan dan cegah terhadap cedera
Klien meningkat dalam aktivitas fisik Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
Mengerti tujuan dari peningkatan tentang teknik ambulasi
mobilitas Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Memverbalisasikan perasaan dalam Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan
meningkatkan kekuatan dan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
kemampuan berpindah Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan
Memperagakan penggunaan alat Bantu bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.
untuk mobilisasi (walker) Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika diperlukan
IX. DAFTAR PUSTAKA
(2016).
Medika. 2009