Anda di halaman 1dari 2

CODE GREY

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumah Sakit
Efarina Etaham 923/SPO/RSEB/PP/VI/2016 00 1/2

Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur,
PROSEDUR 01 Juni 2016
OPERASIONAL
(SPO)
Dr. Herman Ramli
Code Grey merupakan kode emergensi atas adanya ancaman
terjadinya kekerasan fisik atau agresivitas dari pasien, keluarga,
Pengertian
atau pengunjung tanpa menggunakan senjata, yang berpotensi
bahaya terhadap keselamatan orang-orang di sekitarnya.
Mencegah dan melindungi terjadinya kekerasan fisik baik dari
Tujuan pasien, pengunjung, maupun petugas rumah sakit
1. SK Direktur nomor 222/RSEB/SK/DIR/VI/2016 tentang
Kebijakan Perlindungan Hak Pasien dari Kekerasan Fisik
Kebijakan
2. SK Direktur nomor 918/RSEB/SK/DIR/VI/2016
tentang Panduan Perlindungan Kekerasan Fisik
1. Setiap staf RS yang menjumpai adanya seseorang atau
sekelompok orang yang tindak-tanduknya berpotensi atas
terjadinya agresivitas atau kekerasan fisik terhadap pasien,
staf dan pengunjung wajib segera mengaktifkan alarm Code
Grey.
2. Aktivasi Code Grey dilakukan dengan menekan tombol
*333# pada pesawat telepon, setelah tanda beep, ucapkan “
Code Grey….Code Grey…..ruang Anggrek….Code Grey…”
sebanyak dua kali, kemudian tutup gagang telepon.
3. Petugas Keamanan segera mendatangi lokasi dan melakukan
pengamanan terhadap individu tersebut.
Prosedur
4. Pengamanan dilakukan dengan upaya persuasif secara lisan,
untuk menenangkan individu dan meminimalkan potensi
bahaya terhadap orang lain.
5. Apabila upaya persuasif secara lisan gagal, maka petugas
keamanan, dapat meminta bantuan kepada staf lain untuk
mengamankan secara fisik, dan bila dimungkinkan individu
tersebut diminta meninggalkan lokasi RS.
6. Apabila bantuan dari staf terdekat dianggap belum mampu
mengatasi individu tersebut, maka dapat dilakukan aktivasi
Code Grey sebagaimana nomor 2 di atas; untuk menyatakan
bahwa diperlukan tambahan staf untuk
CODE GREY

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumah Sakit Efarina 923/SPO/RSEB/PP/VI/2016
Etaham 00 2/2
Prosedur mengatasi kondisi bahaya yang terjadi.
7. Apabila individu menggunakan peralatan, senjata tajam,
atau senjata api, maka petugas keamanan wajib segera
meminta bantuan dari pihak yang berwajib.
8. Setelah kondisi dapat teratasi, maka petugas keamanan
membuat Laporan Insiden tersebut
 Perawat dan petugas rawat jalan, rawat inap dan IGD
Unit terkait  Petugas keamanan rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai