Anda di halaman 1dari 31

PERANCANGAN RODA GIGI LURUS

Oleh

MUHAMMAD SYAIFUL FADLY


F 331 14 005

NUR ARIFIN
F331 14 035

MOH. SYARIEF HIDAYATULLAH


F331 14 089

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas


Elemen Mesin II

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2016

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
Soal :

Reencanakan roda gigi lurus sebagai berikut :


- Daya yang ditransmisikan (P) = 20 PS
- Putaran poros penggerak (n) = 1405 rpm
- Perbandingan reduksi (i) = 1/3
- Jarak sumbu poros (α) = Kurang lebih 200 mm
- Sudut tekan ( o) = 20
- Bahan Pinion = Pilih Sendiri
- Bahan roda gigi yang digerakkan = Sama dengan bahan pinyon

= Catatan : Stambuk F331 14 005 ( xx = 05 )

Penyelesaian :
Diagram Alir Untuk Merencanakan Roda Gigi Lurus Standard

START

- Daya yang akan ditransmisikan P (kW)


- Putaran poros n1 (rpm)
- Perbandingan reduksi i
- Jarak sumbu poros α (mm)

Faktor Koreksi Fc

Daya Rencana Pd (kW)

Diameter sementara lingkaran jarak bagi d’1 , d’2 (mm)

- Modul Pahat m
- Sudut tekanan pahat o ()

B A

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
B
A

- Jumlah gigi Z1 , Z2
- Perbandingan gigi i

- Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standard)


do1 , do2 (mm)
- Jarak sumbu poros 𝛼 o (mm)

- Kelonggaran sisi Co (mm)


- Kelonggaran puncak Ck (mm)

- Diameter kepala dk1 , dk2 (mm)


- Diameter kaki df1 , df2 (mm)
- Kedalaman pemotongan H (mm)

Faktor bentuk gigi Y1 , Y2

- Kecepatan keliling v (m/s)


- Gaya tangensial Ft (kg)

Faktor dinamis Fv

- Bahan masing – masing gigi , perlakuan panas


- Kekuatan tarik 𝜎b1 , 𝜎b2 (kg/mm2)
- Kekerasan permukaan gigi Hb1 , Hb2

A
B

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
A
B

- Tegangan lentur yang diizinkan 𝜎a1 , 𝜎a2 (kg/mm2)


- Faktor tegangan kontak Kh (kg/mm2)

- Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar F’b1 ,


F’b2 (kg/mm)
- Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
F’H (kg/mm)
- Harga minimum F’b1 , F’b2 , F’H
- Fmin (kg/mm)

Lebar sisi b (mm)

- Bahan poros dan perlakuan panasnya


- Bahan pasak dan perlakuan panasnya

- Perhitungan diameter poros ds1 , ds2 (mm)


- Penentuan pasak dan alur pasak (mm)
- Tebal antar dasar alur pasak dan dasar kaki gigi Sk1 , Sk2

- b/m : (6-10)
T - d/b : 1,5
- Sk1 / m : 2,2

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
- Modul pahat m
- Sudut tekanan pahat 𝛼
- Jumlah gigi Z1 Z2
- Jarak sumbu poros α (mm)
- Diameter luar dk1 , dk2 (mm)
- Lebar gigi b (mm)
- Bahan roda gigi,dan perlakuan panasnya
- Bahan poros dan perlakuan panasnya
- Diameter poros ds1 , ds2 (mm)

STOP

END

Perhitungan Perencanaan Roda Gigi Lurus


1. Dik :
- P = 20 Pferdestarke (PS) (Daya yang ditransmisikan)
(Konversi ke kW)
1 kW = 1,341 PS

1 PS = kW

Sehingga ,

P = 20 x kW

= 15 kW
- n1 = 1405 rpm ( Putaran poros penggerak )

- i = (Perbandingan reduksi)

- α 200 mm (Jarak sumbu poros)

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
2. Menentukan faktor koreksi (kemanan) fc
Tabel 1. Faktor faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan ,fc
Daya yang akan ditransmisikan fc
Daya rata – rata yang diperlukan 1,2 - 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5
Asumsi :Misalkan daya motor adalah 20 PS , sudah termasuk kelebihan
daya,namun bila daya yang ditransmisikan merupakan daya nominal dari
sebuah motor listrik ,dapat dipilih dari 1,0 – 1,5 (tabel 1),sehingga yang
diambil adalah ;
fc = 1,5

3. Menghitung Daya rencana Pd (kW)


Rumus :
Pd = fc x P

Dimana : Pd = Daya Rencana (kW)


Fc = Faktor Koreksi
P = Daya yang ditransmisikan (kW)
Sehingga ;
Pd = 1,5 x 15
Pd = 22,5 kW

4. Mencari Diameter sementara lingkaran d’1 dan d’2 (mm)


- Mencari d’1 (diameter sementara lingkaran roda gigi besar)
Rumus :

d’1 =

Dimana : d’1 = Diameter sementara lingkaran roda gigi besar


(mm)
α = Jarak sumbu poros (mm)
i = Perbandingan reduksi

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
Sehingga ;

d’1 =

=
d’1 = 300,75 mm

- Mencari d’2 (diameter sementara lingkaran rida gigi kecil)


Rumus :

d’2 =

Dimana : d’2 = Diameter sementara lingkaran roda gigi kecil


(mm)
α = Jarak sumbu poros (mm)
i = Perbandingan reduksi

Sehingga ;

d’2 =

d’2 = 99,24 mm

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
5. Menentukan modul pahat m dan sudut tekanan pahat o ()
- Menentukan modul pahat (m)
Penentuan modul dapat dilihat dari diagram dibawah ini ;

Dengan n = 1405 rpm dan P = 15 kW,sehingga modul yang digunakan


adalah ;
m = 3

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
- Menentukan sudut tekanan pahat o ()
Sudut tekanan pahat sudah ditentukan dari soal perancangan roda gigi.
o = 20

6. Menentukan Jumlah gigi z1 dan z2 serta perbandingan gigi i


- Jumlah gigi z1 dan z2
Rumus dasar :

m =

Dimana : m = Modul
d = diameter sementara roda gigi (mm)
z = Jumlah gigi

Karena yang dicari adalah jumlah gigi (z) maka rumusnya menjadi :

Z =

sehingga ;

z1 =

z1 = 100

z2 =

z2 = 33

- Mencari perbandingan gigi i


Rumus :

i =

Dimana : i = Perbandingan reduksi

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
Z2 = Jumlah roda gigi besar
Z1 = Jumlah roda gigi kecil
Sehingga ;

i =

i = 0,33 = 1/3

7. Menentukan Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standard) do1 , do2
(mm) & Jarak sumbu poros o (mm)
- Menentukan diameter lingaran jarak bagi do1 , do2
Rumus :
do =zxm

Dimana : do1 = Diameter lingkar jarak bagi (mm)


z = Jumlah gigi
m = Modul

Karena yang dicari adalah diameter lingkar jarak bagi roda gigi besar dan
roda gigi kecil,maka digunakan jumlah gigi roda gigi besar (z1) untuk mencari
diameter lingkar jarak bagi roda gigi besar (do1) & jumlah gigi roda gigi kecil
(z2) untuk mencari diameter lingkar jarak bagi roda gigi kecil (do2).Sehingga ;

do1 = 100 x 3
do1 = 300 mm

do2 = z2 x m
= 33 x 3
do2 = 99 mm

- Menentukan Jarak sumbu poros αo (mm)


Rumus :

αo =

Diamana : αo = Jarak sumbu poros (mm)

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
z1 = Jumlah roda gigi besar
z2 = Jumlah roda gigi kecil
m = Modul
Sehingga ;

αo = x3

αo = 199,5 mm

8. Menentukan kelonggaran sisi Co (mm) dan kelonggaran puncak Ck (mm)


- Menentukan kelonggaran sisi Co (mm)
Dalam perencanaan roda gigi,kelonggaran belakang dianggap nol lebih
dahulu.sehingga ;
Co = 0

- Menentukan kelonggaran puncak Ck (mm)


Rumus :
Ck = 0,25 x m
Dimana : Ck = Kelonggaran puncak (mm)
m = Modul
Sehingga ;
Ck = 0,25 x 3
Ck = 0,75 mm

9. Menentukan Diameter kepala dk1 , dk2 (mm),Diameter kaki df1 , df2 (mm) &
Kedalaman pemotongan H (mm)
- Menentukan Diameter kepala dk1 , dk2 (mm)
Rumus :
dk = (z + 2 ) m
Dimana : dk = Diameter kepala (mm)
z = Jumlah gigi
m = Modul

Karena yang dicari adalah diameter kepala roda gigi besar dan roda
gigi kecil,maka digunakan jumlah gigi roda gigi besar (z1) untuk mencari

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
diameter kepala roda gigi besar (dk1) & jumlah gigi roda gigi kecil (z2)
untuk mencari diameter kepala roda gigi kecil (dk2).Sehingga ;
dk1 = (z1 + 2 ) m
= (100 + 2) 3
= (102) 3
dk1 = 306 mm

dk2 = (z2 + 2 ) m
= (33 + 2 ) 3
= (35) 3
dk2 = 105 mm

- Menentukan Diameter kaki df1 , df2 (mm)


Rumus :
df = m (z – 2,5)

Dimana : df = Diameter kaki (mm)


m = Modul
z = Jumlah roda gigi

Karena yang dicari adalah diameter kaki roda gigi besar dan roda gigi
kecil,maka digunakan jumlah gigi roda gigi besar (z1) untuk mencari
diameter kaki roda gigi besar (df1) & jumlah gigi roda gigi kecil (z2) untuk
mencari diameter kaki roda gigi kecil (df2).Sehingga ;
df1 = m (z1 – 2,5)
= 3 ( 100 – 2,5 )
= 3 ( 97,5 )
df1 = 292,5 mm

df2 = m (z2 – 2,5)


= 3 ( 33 – 2,5 )
= 3 ( 30,5 )
df2 = 91,5 mm

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
- Menentukan Kedalaman pemotongan H (mm)
Rumus :
H = 2.m + Ck

Diamana : H = Kedalaman pemotongan (mm)


m = Modul
Ck = Kelonggaran puncak (mm)
Sehingga ;
H = 2.3 + 0,75
= 6 + 0,75
H = 6,75 mm

10. Menentukan faktor bentuk gigi Y1 dan Y2


Faktor bentuk gigi dapat ditentukan dengan menggunakan jumlah gigi roda
gigi besar (z1) untuk mencari faktor bentuk gigi (Y1) dan jumlah gigi roda
kecil (z2) untuk mencari faktor bentuk gigi (Y2) ,dengan melihat tabel
dibawah ini ;

Dimana nilai ;
Z1 = 100
Z2 = 33

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
Tabel 2 . Faktor bentuk gigi
Jumlah gigi Jumlah gigi
Y Y
z z

10 0,201 25 0,339
11 0,226 27 0,349
12 0,245 30 0,358
13 0,261 34 0,371
14 0,276 38 0,383
15 0,289 43 0,396
16 0,295 50 0,408
17 0,302 60 0,421
18 0,308 75 0,434
19 0,314 100 0,446
20 0,320 150 0,459
21 0,327 300 0,471
23 0,333 Bentuk gigi 0,484

Sehingga nilai dari ;


Y1 = 0,446
Y2 = 0,36775
(nilai z2 = 33 tidak ada di tabel,maka dilakukan interpolasi untuk mendapatkan
nilai diantaranya ) seperti yang dilakukan dibawah ini ;
Y Z
0,358 30
X? 33
0,371 34

= 0,75

x – 0,358 = 0,013 x 0,75

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
x – 0,358 = 9,75 x 10-3
x = 0,358 + 9,75 x 10-3
x = 0,36775

11. Menentukan Kecepatan keliling v (m/s) & Gaya tangensial Ft (kg)


- Menentukan Kecepatan keliling v (m/s)
Rumus :

V =

Dimana : V = Kecepatan keliling (m/s)


n = Putaran poros peeenggerak (rpm)
do1 = Diameter lingkar jarak bagi
Sehingga ;

V =

V = 22 m/s

- Menentukan Gaya tangensial Ft (kg)


Rumus :

Ft =

Dimana : Ft = Gaya tangensial (kg)


Pd = Daya rencana (kW)
V = Kecepatan (m/s)
Sehingga ;

Ft =

Ft = 104,31 kg

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
12. Menentukan Faktor Dinamis Fv
Faktor dinamis dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini ;
Asumsi : Misalkan roda gigi yang digunakan dengan kecepatan (v) kurang
dari 20 m/s atau menggunakan kecepatan sedang,maka yang dipilih adalah ;

Tabel 3. Faktor Dinamis Fv

Kecepatan rendah v = 0,5 – 10 m/s Fv =

Kecepatan sedang v = 5 – 20 m/s Fv =

Kecepatan v = 20 – 50 m/s Fv =

Sehinga rumus yang digunakan adalah ;

Fv =

Dimana : Fv = Faktor dinamis


V = Kecepatan keliling (m/s)

Sehingga ;

Fv =

=
Fv = 0,54

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
13. Menentukan Bahan masing – masing gigi , perlakuan panas ,Kekuatan tarik
b1 , b2 (kg/mm2) & Kekerasan permukaan gigi Hb1 , Hb2
Tabel 4 Tegangan lentur yang diizinkan pada bahan roda gigi

- Bahan Pinyon : FC 30 (Pilih Sendiri)


Kekuatan Tarik S 35 C ( b1 ) : 30 (kg/mm2)
Kekasaran Permukaan (Hb1) : 215 (diambil rata rata)

Hb1 =

Hb1 = 215

- Bahan roda gigi besar (yang digerakkan) : FC 30 (Sama dengan Bahan


Pinyon)
Kekuatan Tarik FC 30 ( b2) : 30 (kg/mm2)
Kekasaran permukaan (Hb2) : 215 (diambil rata rata)

Hb2 =

Hb2 = 215

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
14. Tegangan lentur yang diizinkan a1 , a2 (kg/mm2) & Faktor tegangan kontak
Kh (kg/mm2)
- Menentukan Tegangan lentur yang diizinkan a1 , a2 (kg/mm2)
Tegangan lentur dapat dilihat pada Tabel 4 diatas ;

Untuk Bahan Pinyon (FC 30)


a1 = 13 kg/mm2

Untuk Bahan Rida gigi besar atau yang digerakkan (FC 30)
a2 = 13 kg/mm2

- Menentukan Faktor tegangan kontak Kh (kg/mm2)


Penentuan faktor tegangan kontak dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;

Tabel 5 Faktor tegangan kontak pada bahan roda gigi

Asumsi : faktor tegangan kontak diambil yaitu baja dengan kekerasan (


200 Hb ) Untuk roda gigi kecil (pinyon) dan roda gigi besar maka ;
Kh = 0,053 kg/mm2

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
15. Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar F’b1 , F’b2 (kg/mm),Beban
permukaan yang diizinkan persatuan lebar F’H (kg/mm) & Harga minimum
Fmin (kg/mm)
- Menentukan Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar F’b1 , F’b2
(kg/mm)
Rumus :
F’b = a . m . Y . Fv

Diamana : F’b = Beban lentur (kg/mm)


a = Tgangan lentur (kg/mm2)
m = Modul
Y = Faktor bentuk gigi
Fv = Faktor dinamis

Karena yang dicari adalah beban lentur yang diizinkan roda gigi besar
dan roda gigi kecil,maka digunakan faktor bentuk gigi roda gigi besar (Y1)
untuk mencari beban lentur yang diizinkan roda gigi besar (F’b1) & faktor
bentuk gigi roda gigi kecil (Y2) untuk mencari beban lentur yang diizinkan
roda gigi kecil (F’b2).Sehingga ;

F’b1 = a1 . m . Y 1 . Fv
= 13 . 3 . 0,446 . 0,54
F’b1 = 9,39 kg/mm

F’b2 = a2 . m . Y 2 . Fv
= 13 . 3 . 0,36775 . 0,54
F’b2 = 7,74 kg/mm

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
- Menentukan Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar F’H
(kg/mm)
Rumus :

F’H = Fv . KH . do1

Dimana : F’H = Beban permukaan yang diizinkan (kg/mm)


Fv = Faktor dinamis
KH = Faktor tegangan kontak (kg/mm2)
Z2 = Jumlah gigi roda gigi kecil
Z1 = Jumlah gigi roda gigi besar
Sehingga ;

F’H = 0,54 . 0,053 . 300

= 8,586

F’H = 4,26 kg/mm

- Menentukan Beban permukaan yang diizinkan (kg/mm)


Fmin = F’H = 4,26 kg/mm

16. Menentukan Lebar sisi b (mm)


Rumus :
b = Ft / Fmin
Dimana : b = Lebar sisi (mm)
Ft = Gaya tangensial (kg)
Fmin = Beban permukaan yang diizinkan (kg/mm)
Sehingga ;

b = 104,31 / 4,26
b = 24,48 mm

17. Bahan poros dan perlakuan panasnya & Bahan pasak dan perlakuan
panasnya
- Bahan poros S30 C-D
b = 58 kg/mm2

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
Sf1 = 6 (Untuk bahan S-C dengan pengaruh massa,dan baja
paduan )
Sf2 = 2 (Diambil dengan harga dari 1,3 sampai 3,0)

Dari hal hal diatas,maka besarnya a dapat dihitung dengan rumus ;


Rumus :

a =

Dimana : a = Tegangan geser (kg/mm2)


= Kekuatan tarik (kg/mm2)
Sehingga ;

a =

a = 4,83 kg/mm2

- Bahan pasak S40 C

18. Perhitungan diameter poros ds1 , ds2 (mm),Penentuan pasak dan alur pasak
(mm) & Tebal antar dasar alur pasak dan dasar kaki gigi Sk1 , Sk2
- Menentukan momen puntir / momen rencana (T)
Rumus :

T = 9,74x105

Diaman : T = Momen rencana (kg.mm)


Pd = Daya rencana (kW)
n = Putaran poros penggerak (rpm)
Sehingga ,

T1 = 9,74x105

= 9,74x105 (0,0106)
T1 = 10398,57 kg.mm

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
T2 = 9,74x105

= 9,74x105

= 9,74x105

= 9,74x105 ( 3,52x10-3)
T2 = 3431,53 kg.mm

- Menentukan Kt & Cb
List Pemilihan Faktor Koreksi Momen Puntir

- Kt = 1,0 jika beban dikenakan secara halus.


- Kt = 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan.
- Kt = 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau
tumbukan besar.

Asumsi : Karena roda gigi dirancang untuk menerima beban dengan


kejutan atau tumbukan besar maka ;
Kt = 1,5

Meskipun dalam perkiraan sementara bahwa beban hanya puntiran


saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan pemakaian dengan
beban lentur dimasa mendatang. Jika memang diperkirakan akan terjadi
pemakaian dengan beban lentur, maka dapat dipertimbangkan
pemakaian faktor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3. (Cb = 1,0 jika
tidak ada beban lentur).

Asumsi : Karena roda gigi perkirakan akan terjadi pemakaian dengan


bebean lentur maka ;

Cb = 2 ( dipilih antara 1,2 – 2,3 )

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
- Menentukan diameter poros ds1 , ds2 (mm)
Rumus :

ds =* +1/3

Dimana : = Tegangan geser (kg/mm2)


Kt = Faktor koreksi momen puntir
Cb = Faktor Lenturan
T = Momen rencana (kg.mm)

Karena yang dicari adalah Diameter poros roda gigi besar dan roda gigi
kecil,maka digunakan Momen rencana roda gigi besar (T1) untuk mencari
Diameter poros roda gigi besar (ds1) & Momen rencana roda gigi kecil (T2)
untuk mencari diameter poros roda gigi kecil (ds2).Sehingga ;

ds1 =* +1/3

=* +1/3

=[ ]1/3
=[ ]1/3
= 30,96 mm
ds1 = 31 mm

ds2 =* +1/3

=* +1/3

=[ ]1/3
=[ ]1/3
= 21,47 mm
ds2 = 22 mm

- Penentuan pasak dan alur pasak (mm)


Penentuan Pasak dan alur pasak dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
Tabel 6 . Ukuran ukuran utama Pasak

Roda gigi kecil

Roda gigi besar

Pasak yang direncanakan adalah :


 Untuk Roda Gigi Kecil (Pinyon) Diameter poros 22 mm
ukuran 8 x 7
Dengan : t1 = 4,0 mm (Tabel)
t2 = 3,3 mm (Tabel)

 Untuk Roda Gigi Besar Diameter poros 33 mm


Ukuran 10 x 8
Dengan : t1 = 5,0 mm (Tabel)
t2 = 3,3 mm (Tabel)

- Menentukan Tebal antar dasar alur pasak dan dasar kaki gigi Sk1 , Sk2
Rumus :

Sk1 = ( )-{ }

Dimana : Sk1 = Tebal antara dasar alur pasak dan dasar kaki gigi (mm)
df1 = Diameter kaki (mm)

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
ds1 = Diameter poros (mm)
t2 = Ukuran Pasak (mm)
Sehingga ;

Sk1 =( )-{ }

= (146,25) - { }
= (146,25) - { }
Sk1 = 127,45 mm

19. diametral pitch (P),Tebal gigi (s) dan Clearance


- Menentukan Diametral Pitch (P)
Rumus :
P = z/d

Dimana : P = Diametral Pitch


Z = Jumlah gigi
d = Diameter lingkar jarak bagi (mm)

Karena yang dicari adalah Diametral pitch roda gigi besar dan roda
gigi kecil,maka digunakan jumlah gigi besar (z1) dan diameter lingkar
jarak bagi roda gigi besar (do1) untuk menentukan diametral pitch roda
gigi besar (P1) & digunakan jumlah gigi kecil (z2) dan diameter lingkar
jarak bagi roda gigi kecil (do2) untuk menentukan diametral pitch roda
gigi kecil (P2) .Sehingga ;
P1 = z1/d1
= 100 / 300
P1 = 0,33

P2 = z 2 / d2
= 33 / 94
P2 = 0,33

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
- Menentukan tebal gigi (s)
Rumus :

S = ( )

Dimana : s = Tebal gigi (mm)


m = Modul
Sehingga ;

S = 3,14 ( )

= 3,14 (1,5)
S = 4,71 mm

- Menentukan Clearance
Rumus :

Dimana : P = Diametral Pitch


Sehingga ;

Clearance = 0,475 mm

20. Adendum aw & Dedendum dw


- Menentukan Adendum aw
Rumus :
aw = 1/P

Dimana : aw = Adendum (mm)


P = Diametral Pitch
Sehingga ;
aw = 1/0,33
aw = 3,03 mm

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
- Menentukan Dedendum dw
Rumus :

dw = +

Dimana : dw = Dedendum (mm)


P = Diametral Pitch
Sehingga ;

dw = +

= 3,03 + 0,475
dw = 3,50 mm

21. Pembuktian perencanaan Roda Gigi Lurus


- b/m = 24,48 / 3
= 8,16 (Diantara 6-10) Perancangan Aman

- d/b = 300/24,48
= 12,25 > 1,5 Perancangan Baik

- Sk1/m = 127,45/3
= 42,48 > 2,2 Perancangan Baik

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
22. Hasil Perancangan Roda Gigi
- Modul pahat m =3
- Sudut Tekan o = 20
- Jumlah gigi z1 = 100
z2 = 33
i = 0,33
- Jarak sumbu poros o = 199,5 mm
- Diameter lingkaran jarak bagi d1 = 300 mm
d2 = 99 mm
- Diameter kepala dk1 = 306 mm
dk2 = 105 mm
- Kedalaman pemotongan H = 6,75 mm
- Diameter kaki df1 = 292,5 mm
df2 = 91,5 mm
- Lebar gigi b = 24,48 mm
- Tebal gigi s = 4,71 mm
- Adendum dan dedendum aw = 3,03 mm
dw = 0,475 mm
- Bahan roda gigi
Pinyon ( FC 30 )
Roda gigi besar / yang digerakkan ( FC 30 )

- Bahan Poros
Poros ( S30 C-D ) ds1 = 31 mm
ds2 = 22 mm

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Tadulako
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Tadulako
31

Anda mungkin juga menyukai