Anda di halaman 1dari 11

JURNAL TUGAS AKHIR

“STUDI ANALISIS KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI PAMPANG


KOTAMADYA MAKASSAR”

Oleh :

ALIA FAUZIA MAHMUDA


D111 08 113

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

0
STUDI ANALISIS KUANTITAS DAN KUALITAS AIR SUNGAI PAMPANG KOTAMADYA
MAKASSAR

H. Arfan 1, A. Asri 2 , A. F. Mahmuda3

ABSTRAK: Jumlah penduduk dunia bertambah setiap hari sehingga kebutuhan akan kualitas
dan kuantitas air semakin bertambah. Setiap hari manusia membutuhkan air untuk minum,
memasak, mandi, mencuci dan sebagainya dan kurang lebih 80% akan dibuang dalam bentuk yang
sudah kotor dan tercemar yang dikenal dengan limbah air. Di sekitar daerah Makassar terdapat
beberapa sungai atau anak sungai yang semuanya mengalir ke selat Makassar. Salah satu sungai
yang terdapat di Makassar yaitu Sungai Pampang yag diapit oleh Sungai Tallo dan DAS
Jeneberang. Di sekitar Sungai Pampang terdapat beberapa pemukiman, PLTU, industri miras,
industri pengolahan cokelat, dan rumah sakit. Ditinjau dari kualitas air secara langsung atau tidak
langsung, pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui debit aliran, curah hujan maksimum, serta kualitas air di Sungai Pampang. Digunakan
dua metode pengukuran yaitu dengan current meter dan pengukuran menggunakan pelampung. Dari
hasil pengukuran dengan metode pelampung didapatkan hasil yang lebih besar dari pengukuran
menggunakan current meter. Intensitas curah hujan yang didapatkan semakin meningkat dengan
periode ulang (tahun) I2, I5, I10, I15. Hasil tinjauan dari parameter fisika, kimia, dan biologi
disimpulkan bahwa bahwa air yang ada di Sungai Pampang tidak memenuhi syarat untuk baku
mutu kelas I, II, III, maupun IV.

Keywords: air, sungai, Pampang, kualitas, debit

PENDAHULUAN sebagainya dan kurang lebih 80% akan dibuang


dalam bentuk yang sudah kotor dan tercemar
Air adalah bagian dari kehidupan yang dikenal dengan limbah air.
dipermukaan bumi, baik itu air tanah maupun Disekitar daerah makassar terdapat
air permukaan. Air sebagai materi esensial beberapa sungai atau anak sungai yang
dalam kehidupan tampak dari kebutuhan semuanya mengalir ke selat Makassar, salah
terhadap air untuk keperluan sehari-hari di satu sungai yang terdapat di Makassar yaitu
lingkungan rumah tangga ternyata berbeda- Sungai Pampang yang diapit oleh Sungai Tallo
beda di setiap tempat, setiap tingkatan (70 km dari panjang sungai utama) di sebelah
kehidupan atau setiap bangsa dan negara. utara dan DAS Jeneberang dibagian selatan
Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang yang juga berbatasan dengan wilayah kota di
semakin meningkat pula kebutuhan manusia sebelah barat yang merupakan daerah drainase
akan air. yang dibentuk oleh panampu, jongaya dan
Jumlah penduduk dunia setiap hari saluran drainase sinrijala dan terhubung ke
bertambah, sehingga mengakibatkan kebutuhan DAS Pampang melalui sinrijala. Disekitar
akan kualitas dan kuantitas air juga bertambah, Sungai Pampang tersebut terdapat beberapa
sementara itu ketersedian sumber air sungai di pemukiman, PLTU, industri miras, industri
dunia yang dapat dimanfaatkan secara langsung pengolahan cokelat, dan rumah sakit.
sebagai air bersih yang memiliki ambang batas Berdasarkan kegunaannya tentunya
konsumsi manusia dan dimana setiap hari diharapkan bahwa kualitas air yang ada
manusia membutuhkan air bersih untuk disungai tersebut masih dalam batas-batas
minum, memasak, mandi, mencuci dan toleransi kriteria kualitas air, apakah masih

1
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
3
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

1
layak untuk dimanfaatkan atau tidak, beda laut atau ke samudera. Sungai yang berisi air
dengan kuantitas air dimana tingkat kebutuhan itu mengalir sesuai dengan sifat air, yaitu dari
masyarakat akan air dapat terpenuhi dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
jumlah debit atau ketersedian air dalam jangka Sebelum mencapai badan air lainnya,
waktu tertentu. terlebih dahulu air meresap ke dalam tanah. Air
Kualitas air secara umum menunjukkan hujan yang turun pun jatuh ke tanah, kemudian
mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan mengalir melalui sungai lalu terbawa sampai ke
suatu kegiatan atau keperluan tertentu. muara sungai. Sungai bermula dari mata air
Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang mengalir ke beberapa anak sungai.
yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan Kemudian anak – anak sungai itu bergabung
tertentu. Air bersih dibutuhkan dalam membentuk sungai utama. Ujung dari
pemenuhan kebutuhan manusia untuk perjalanan sungai tersebut adalah muara
melakukan segala aktifitas. Sehingga perlu sungai. Begitu seterusnya sehingga sungai
diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari menjadi bagian dari siklus hidrologi
segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah Berdasarkan debit airnya (volume airnya),
yang memadai dalam kegiatan sehari-hari sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu
manusia. sungai permanen, sungai periodik, sungai
Pertambahan jumlah penduduk dan episodik, dan sungai ephemeral.
tuntutan penghidupan yang lebih layak telah a. Sungai Permanen, adalah sungai yang
mendorong manusia untuk terus berusaha debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
dalam memenuhi segala kebutuhannya. Namun b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada
dibalik itu akan terdapat dampak negatif yang waktu musim hujan airnya banyak,
ditimbulkan terutama pada lingkungan air sedangkan pada musim kemarau airnya
sungai. Limbah industri dan buangan rumah kecil.
tangga yang terangkut diperairan sungai dari
c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada
tahun ketahun terus meningkat.
Ditinjau dari segi kualitas (mutu) air secara musim kemarau airnya kering dan pada
langsung atau tidak langsung pencemaran akan musim hujan airnya banyak.
berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada
dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas airnya hanya pada saat musim hujan. Pada
air minum, usaha pengelolaan terhadap air hakekatnya sungai jenis ini hampir sama
yang digunakan oleh manusia sebagai air dengan jenis episodik, hanya saja pada
minum berpedoman pada standar kualitas air musim hujan sungai jenis ini airnya belum
terutama dalam penilaian terhadap produk air tentu banyak
minum yang dihasilkannya, maupun dalam
merencanakan. Debit Air
Berdasarkan gambaran letak lokasi Sungai
Pampang dengan adanya pengaliran hasil Dalam hidrologi dikemukakan, debit air
buangan dari lokasi sekitar dan panjangnya sungai adalah, tinggi permukaan air sungai
daerah aliran sungai (DAS) yang melintasi yang terukur oleh alat ukur pemukaan air
perkampungan dikota Makassar, sehingga sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari,
dapat berdampak buruk dari penggunaan air atau dengan pengertian yang lain debit atau
Sungai Pampang aliran sungai adalah laju aliran air (dalam
bentuk volume air) yang melewati suatu
TINJAUAN PUSTAKA penampang melintang sungai per satuan waktu.
Dalam sistem satuan SI besarnya debit
Sungai dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik
(m3/dt).
Sungai adalah jalan air alami yang
METODOLOGI
alirannya menuju ke sungai lain, ke danau, ke

2
Lokasi Sungai Pampang, diapit oleh Sedangkan untuk pengujian parameter
Sungai Tallo (70 km dari panjang sungai kimia dan fisika sebelum memasukkan sampel
utama) di sebelah utara dan DAS Jeneberang air, mulut botol terlebih dahulu di api – apikan,
dibagian selatan yang juga berbatasan dengan lalu isi sampel hingga botol penuh, kemudian
wilayah kota di sebelah barat yang merupakan sampel dibuang 3/4 bagian, mulut botol di api-
daerah drainase yang dibentuk oleh saluran apikan kembali, lalu ditutup dengan aluminium
panampu, saluran jongaya dan saluran drainase foil untuk menghindari kontak dengan udara.
sinrijala yang terhubung ke DAS Pampang Setelah pengambilan sampel, botol di simpan
melalui saluran sinrijala. dalam box khusus agar kualitas air yang
Data kecepatan dan kedalaman sungai diambil tidak berubah dari sifat aslinya.
diperoleh dari hasil current meter dan pengukuran Analisa yang harus dilakukan pada sebuah
langsung kedalam sehingga diperoleh profil sungai sampel tergantung jenis badan air yang sedang
serta kecepatan aliran tiap titik. diperiksa, kegunaan badan air tersebut bagi
Pengambilan sampel air sungai ini di masyarakat setempat untuk penyediaan air
maksudkan untuk mengumpulkan beberapa minum dan perikanan dan jenis pencemaran
volume air atau suatu badan air yang akan di yang diduga dapat terjadi. Beberapa unsur lain
teliti dalam laboratorium, dengan jumlah yang tidak hilang dari larutan air selama
sekecil mungkin tetapi mempunyai sifat – sifat perjalanan sungai, seperti Cl-,SO4 dan berbagai
yang sama dengan badan air tersebut. jenis logam. Larutan standar dibuat dengan
Pengambilan sampel dilakukan Pada 3 titik, teliti dan tidak boleh tercemar, misalnya karena
dengan jarak masing – masing titik 100 m. sudah tua, tidak disimpan dengan baik atau
Pengambilan sampel Titik 1 dilakukan sekitar sebagian dari larutan tersebut telah diambil.
pukul 13.45, titik ke 2 sekitar pukul 14.30, dan Untuk mengecek hasil dari sejumlah
titik ke 3 sekitar pukul 15.15. analisa ada beberapa petunjuk antara lain
Pengambilan sampel menggunakan alat kesetimbangan, hubungan dan perbandingan
water sample Van Dorn. Terlebih dahulu water antara parameter - parameter tertentu, yaitu:
sampel yang akan digunakan harus bersih, telah 1. Pengujian Fisika:
dibilas dengan air suling terlebih dahulu,
kemudian dengan air sampel yang akan a. Zat Padat Tersuspensi (TSS)
diambil. Setelah itu penutup alat water sample b. Zat Padat Terlarut (TDS)
dibuka sebelum ditenggelamkan agar air masuk c. Suhu Atau Temperatur
kedalam alat water sample dengan kedalaman 1 2. Pengujian Kimia
m, lalu pemberat dijatuhkan tepat diatas alat a. pH
tersebut melalui tali pengikatnya agar
penutupnya tertutup rapat. Kemudian airnya b. BOD5 (Biochemical Oxygen Demand)
dimasukkan kedalam botol hingga penuh dan c. COD (Chemical Oxygen Demand)
ditutup dengan baik untuk menghindari kontak d. DO (Dissolved Oxygen) 
dengan udara. e. Nitrat (NO3N) Dan Nitrit (NO2N)
Pengawetan sampel dimaksudkan untuk d. Amonia (NH3)
menghindari gangguan-gangguan yang dapat
merubah sifat dari keadaan asli sampel. Pada e. Barium (Ba)
penelitian ini digunakan botol kaca khusus f. Tembaga (Cu)
dengan perlakuan yang berbeda – beda g. Besi (Fe)
tergantung dari parameter yang di tinjau. Untuk h. Mangan (Mn)
pengujian sampel COD dan BOD i. Seng (Zn)
menggunakan botol kaca harus penuh dan
j. Klorida (Cl)
ditutup rapat dengan tutup botol kaca. Tidak
boleh ada gelembung, jika terjadi gelembung k. Flourida (F)
air maka pengambilan sampel air diulang. l. Sulfat (SO4)
m. Khlorin Bebas (Chlorine)

3
3. Mikrobiologi
a. MPN Coliform
b. Fecal Coliform

Metode Pengukuran dengan Alat Current Meter

Metode ini dilakukan dengan pengukuran


alat yang diletakkan pada titik yang berfungsi
menghitung kecepatan aliran sungai,
Pengukuran kecepatan aliran dengan metode
ini dapat menghasilkan perkiraan kecepatan
aliran yang memadai.

Metode Pengukuran dengan Pelampung


Pengukuran debit dilakukan dengan jalan Gambar 1. Kecepatan aliran saluran 1, titik 1
mengapungkan suatu benda yaitu bola ping
pong, dengan jarak yang telah ditentukan, lalu Tabel 2. Kecepatan aliran saluran 2
mengitung waktu dimana bola ping pong Arah Horizontal penampang
mencapai batas jarak yang telah ditentukan I II III IV V
Tinggi Muka Air (h) V rata -
sebelumnya.
rata
1.7 2.5 2.1 1.8 1 (m/det)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecepatan Aliran (V)
Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Current
0.192
Meter
0.126 0.141
0.114
Tabel 1. Kecepatan aliran saluran 1
0.187
Arah Horizontal penampang
0.113 0.131
I II III IV
V rata - 0.092
Tinggi Muka Air (h)
rata 0.184
1.4 1.5 1.25 1.6 (m/det) 0.123 0.135
Kecepatan Aliran (V) 0.105
0.191
0.194
0.124 0.139
0.129 0.141
0.108
0.115
0.197
0.193
0.179 0.168
0.142 0.139
0.168
0.110
Sumber: Hasil pengukuran di Sungai Pampang
0.186
0.119 0.150
0.102
0.198
0.146 0.134
0.118
Sumber: Hasil pengukuran di Sungai Pampang

4
Gambar 2. Kecepatan aliran saluran 2, titik 1 Gambar 4. Kecepatan aliran rata-rata sal. 2

Setelah mendapatkan nilai V rata-rata dari Dengan metode integral didapatkan


masing-masing titik maka dicari nilai V rata- kecepatan aliran (V) rata-rata pada saluran 1
rata pada saluran 1 dan 2 dengan metode yaitu 0,120 m/detik, dan saluran 2 yaitu 0,131
integral, terlebih dahulu dicari persamaan V m/detik.
dengan menggunakan metode regresi,
Persamaan regresi didapatkan dari grafik di Pengukuran Kecepatan Aliran dengan
bawah ini. Pelampung

Tabel 3. Hasil kecepatan aliran saluran 1


Panjang Waktu Tinggi Kecepatan
Arus Kecepatan
Data Lintasan Tempuh Muka Permukaan Aliran (V)
(L) (t) Air (h) (Vp)

(m) (detik) (m) m/detik m/detik


1 20 71 1.40 0.281 0.238
2 20 84 1.50 0.238 0.202
3 20 65 1.25 0.307 0.261
Rata - Rata 1.43 0.233
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian

Tabel 4. Hasil kecepatan aliran saluran 2


Panjang Waktu Tinggi Kecepatan
Arus Kecepatan
Gambar 3. Kecepatan aliran rata-rata sal. 1 Data Lintasan Tempuh Muka Permukaan Aliran (V)
(L) (t) Air (h) (Vp)

(m) (detik) (m) m/detik m/detik


1 20 63 1.70 0.317 0.269
2 20 70 2.50 0.285 0.242
3 20 73 1.00 0.273 0.232
Rata - Rata 1.82 0.247
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian

5
Dari grafik kecepatan aliran di atas terlihat Dari grafik diatas terlihat semakin tinggi
pada saluran 1 dan saluran 2, dengan tinggi muka air (h) sungai maka semakin tinggi
muka air (h) yang berbeda dimana pada saluran jumlah Q yang di dapatkan. Dimana tinggi (h)
1 sebesar 1,43 m dan pada saluran 2 sebesar saluran 1 sebesar 1,43 m dan pada saluran 2
1,82 m, didapatkan hasil kecepatan aliran (v) sebesar 1,82 m.
yang berbeda yaitu 0,233 m/det dan 0,247
m/det. Kecepatan aliran saluran 1 lebih kecil
dari debit aliran saluran 2. Perbedaan kecepatan
tersebut juga dipengaruhi oleh nilai A (luas
penampang) yang berbeda, dimana pada
saluran 1 yaitu 35,463 m/det sedangkan pada
saluran 2 yaitu 64,790 m/det.

Gambar 7. Grafik Hubungan Debit (Q) dan


Kecepatan Aliran (V)

Dari grafik diatas terlihat semakin tinggi


kecepatan aliran (V) maka semakin tinggi
jumlah Q yang di dapatkan. Dimana kecepatan
Gambar 5. Grafik Perbandingan Debit Dengan aliran (V) rata-rata yang didapatkan dengan
2 Metode metode current meter pada saluran 1 sebesar
0,120 m/det dan pada saluran 2 sebesar 0,131
Dari gambar di atas terlihat semakin besar m/det. Sedangkan dengan metode pelampung
luas penampang (A) maka semakin besar nilai pada saluran 1 sebesar 0,233 m/det dan pada
debit (Q). Dimana luas pada saluran 1 sebesar saluran 2 sebesar 0,247 m/det.
35,463 m² sedangkan saluran 2 sebesar 64,790
m². Intensitas Curah Hujan

Berdasarkan data curah hujan bulanan


selama 10 tahun terakhir Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika, maka didapatkan
curah hujan maximum dengan menggunakan
metode Hasper, Iwai, dan Log Person III.
Sehingga Intensitas curah hujan dapat
ditentukan dengan menggunakan metode
Mononobe.

Intensitas curah hujan (I) maksimum untuk


periode ulang 2 tahun, dengan waktu 5 menit
adalah 1344,634 mm/jam. Dari intensitas hujan
dan luas area sungai pampang sebesar 45,40
Gambar 6. Grafik Hubungan Debit (Q) dan
km² maka dapat diperoleh debit air hujan yang
Tinggi Muka Air (h)
masuk ke Sungai Pampang sebesar 61046,38
km3/jam.

6
Gambar 8. Grafik Intensitas Curah Hujan Terhadap Waktu

7
Hasil Pemeriksaan Kualitas Sampel
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Air Badan Air Sungai pampang
Hasil Pengujian Batas
No Parameter Satuan Titik Titik Maksimu Spesifikasi Metode
1 2 Titik 3 m
A. Fisika
1 Temperatur* ˚C -1 -1 -1 deviasi 3 SNI 06-6989.23-2005
Residu Terlarut
2 (TDS) mg/L 5130 4930 3930 1.000 Kolometrik
Residu
3 Tersuspensi (TSS) mg/L 116 52 68 400 Kolometrik
B. Kimia
1 pH mg/L 7,35 7,19 7,31 6 - 8,5 SNI 06-6989.11-2004
2 BOD mg/L 72,52 16,66 28,22 6 SNI 06-2503.1991
3 COD mg/L 102,4 61,44 64 50 SNI 06-2504.1991
4 DO mg/L 0 0 0 3(+) SNI 06-6989.14-2004
5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0,7 0,6 0,4 20 SNI 06-2480-1991
6 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,009 0,002 0,008 0,06 SNI 06-6989.9-2004
7 NH3-N mg/L 9 7 10 (-) Fotometrik
8 Barium (Ba) mg/L 0,0934 0,0995 0,0895 (-) IKM/5.4.19/BTKL-MKS
9 Tembaga (Cu) mg/L < 0,0144 < 0,0144 < 0,0144 0,02 IKM/5.4.8/BTKL-MKS
10 Mangan (Mn) mg/L 0,2068 0,3569 0,07 (-) IKM/5.4.6/BTKL-MKS
11 Besi (Fe) mg/L 0,1825 0,2008 0,2316 (-) IKM/5.4.5/BTKL-MKS
Klorin Bebas
12 (C12) mg/L 0,49 0,56 0,43 0,03 Colorimetrik
13 Klorida (Cl) mg/L 3384,91 3291,75 2473,98 (-) SNI 06-6989.19-2004
14 Flourida (F) mg/L < 0,032 < 0,032 < 0,032 1,5 Colorimetrik
15 Sulfat mg/L 538,74 334,4 223,6 (-) IKM/5.4.54/BTKL-MKS
16 Seng (Zn) mg/L 0,0494 0,0501 0,123 0,05 IKM/5.4.9/BTKL-MKS
C. Biologi
> > >
16.000.0 16.000.0 16.000.0
1 Total Coliform Jml/100 ml 00 00 00 10.000 IKM/5.4.9/BTKL-MKS
>
Jml/100 16.000.0
2 Fecal Coliform ml 250.000 00 470.000 2.000 IKM/5.4.10/BTKL-MKS
(Sumber : Hasil pemeriksaan Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Makassar)

8
Keterangan: Berdasarkan analisa dapat disimpulkan
(-) : Tidak diatur dalam Peraturan Gubernur sebagai berikut:
Sulsel Nomor 69 Tahun 2010 (Kelas III)
(+) : Batas minimal yang diperbolehkan 1. Semakin besar luas penampang (A) maka
* : pH dan Suhu diperiksakan di lab semakin besar pula debit aliran (Q) suatu
: Tidak Memenuhi penampang.
: Memenuhi 2. Didapatkan nilai debit aliran (Q) dari dua
metode pengukuran yaitu current meter yang
Dari hasil pemeriksaan air badan air mengukur aliran bawah permukaan, dan
sungai pampang maka didapatkan beberapa metode pelampung yang mengukur aliran
parameter yang memenuhi maupun tidak permukaan (Vp) sehingga didapatkan nilai
memenuhi ketentuan kelas air untuk kelas 1, 2, kecepatan aliran (V). Dari hasil kedua
3 maupun 4. metode tersebut maka dapat dibandingkan
Diambil salah satu parameter yaitu pengukuran dengan metode pelampung
Klorida (Kl) untuk membandingkan hubungan didapatkan hasil yang lebih besar dari
antara debit aliran (Q) terhadap kualitas air pengukuran menggunakan current meter.
sungai pampang, maka menghasilkan grafik di 3. Menentukan nilai curah hujan maksimum
bawah ini: menggunakan metode Hasper, Iwai, dan
Log Person III, maka diketahui nilai
intensitas curah hujan dengan menggunakan
metode Mononobe. Didapatkan hasil
Intensitas curah hujan yang semakin
meningkat dengan periode ulang (tahun) I2,
I5, I10, I15.
4. Dari ketiga sampel yang ditinjau dari tiga
parameter diantaranya yaitu: parameter
Fisika: Zat Padat Tersuspensi (TSS), Zat
Padat Terlarut (TDS), Suhu Atau
Temperatur. Kimia: pH, BOD5
(Biochemical Oxygen Demand), COD
(Chemical Oxygen Demand), DO
(Dissolved Oxygen) , Nitrat (NO3N) Dan
Nitrit (NO2N), Amonia (NH3), Barium
Gambar 4.9 Grafik Hubungan Debit (Q) dan (Ba), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Mangan
Kualitas Air Klorida (Kl) (Mn), Seng (Zn), Klorida (Cl), Flourida (F),
Sulfat (SO4), Khlorin Bebas (Chlorine).
Dari grafik diatas terlihat semakin tinggi Biologi: MPN Coliform dan Fecal Coliform
debit aliran (Q) maka semakin rendah nilai bahwa air yang ada di Sungai Pampang
Klorida (Kl) yang terkandung dalam air. tidak memenuhi syarat untuk baku mutu
Kandungan klorida pada saluran 1 sebesar kelas I, II, III, maupun IV. Hal itu dapat
3384, dan pada saluran 2 sebesar 2473. dilihat dari hasil pemeriksaan sampel,
Tingginya nilai klorida pada suatu badan air dimana banyak parameter yang tidak
dapat mempengaruhi rasa asin pada air. Hal memenuhi standar ketetapan dalam
tersebut dipengaruhi oleh air laut yang masuk Peraturan Gubernur SULSEL Nomor 69
kedalam sungai. Tahun 2010.

KESIMPULAN DAN SARAN SARAN

KESIMPULAN

9
Dengan melihat hasil penelitian dan 2011/05/analisa-kimia-sampel-air-
analisis data dalam penelitian ini, maka hal sungai_07.html. 13 Juli 2012.
yang perlu diperhatikan yaitu: Oehadijono, Prof. 1993. Dasar Dasar Teknik
Sungai (Principles Of River
1. Perlunya sosialisasi kesadaran masyarakat Engineering). Makassar: Universitas
agar peduli dan bertanggung jawab terhadap Hasanuddin.
lingkungan, sebagai contoh dengan cara: Pratiwi, ST. 2012. Studi Potensi Ketersediaan
 Tidak buang air di sungai Air Pada Danau Unhas Dan Prospek
Tinja merupakan medium yang paling Pengembangannya. Makassar: Teknik
baik untuk perkembangan bibit Sipil Unhas.
penyakit dari yang ringan sampai yang Raharja Bayu. 2011. Pengukuran Debit Dan
berat. Pengambilan Sampel.
 Tidak membuang sampah di sungai http://raharjabayu.wordpress.com/page/2/
Sampah yang dibuang sembarangan di . 13 Juli 2012.
sungai akan menyebabkan aliran air Thaha A. M. Arsyad, Dr. Ir. MT. 2011.
disungai terhambat. Selain itu dapat Penuntun Pratikum Hidrolika, Makassar:
memicu terjadinya banjir dimusim Laboratorium Hidrolika.
penghujan Wahid Nur. 2011. Limnologi, Debit Air.
2. Air limbah rumah tangga (domestik) http://noerwahide.blogspot.com/2011/1
hendaknya diolah terlebih dahulu sebelum 1/limnologi-debit-air.html
dibuang kesaluran pembuangan yang
menuju kearah sungai / badan air dengan
maksud menurunkan nitrogen anorganik
serta zat-zat tersuspensi.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Non-Personal. 2012. Pencemaran


Sungai (Pengertian, Penyebab, Dampak
Dan Cara Mengatasinya).
http://weblogask.blogspot.com/2012/05/
pencemaran-sungai-pengertian-
penyebab.html. 4 Agustus 2012.
CTI Engineering Co, LTD. 1993. Detailed
Design Of Pampang River Improvement
Project. Makassar: PT. Indra Karya, PT.
Exsa International.
Denis Rica. 2010. Kualitas Dan Kuantitas Air
Bersih Untuk Pemenuhan Kebutuhan
Manusia.
http://uripsantoso.wordpress.com/2010/0
1/18/kualitas-dan-kuantitas-air-bersih-
untuk-pemenuhan-kebutuhan-manusia-2/.
10 Juli 2012.
Ihsan Addinul. 2011. Analisa Kimia Sampel
Air Sungai : Penentuan Zat Padat
Tersuspensi (TSS) dan Zat Padat Terlarut
(TDS).
http://chemistryismyworld.blogspot.com/

10

Anda mungkin juga menyukai