AHMAD KHATIB
STUDI KE-BANTENAN
Kelompok 3
Melani 2222180080
Toponim yang dalam bahasa Inggris disebut toponym berasal dari “topos”
dan “nym”. Topos berarti “tempat” atau “permukaan” seperti “topografi” adalah
gambaran tentang permukaan atau tempat-tempat di bumi. “Nym” berasal dari
“onyma” yang berarti “nama”. Secara harfiah, toponim diartikan nama tempat di
muka bumi. Dalam bahasa Inggris toponym terkadang disebut “geographical
names” (nama geografis) atau “place names” (nama tempat). Sementara itu, dalam
bahasa Indonesia digunakan istilah “nama unsur geografi” atau “nama geografis”
atau “nama rupabumi” (Rais et al., 2008). kedua, toponim adalah totalitas dari
toponim dalam suatu region.
Isi
Jalan KH. Tb. Ahmad Khatib di ambil dari seorang tokooh pahlawan
Banten yaitu K.H. Tubagus Ahmad Khatib bin Wasi' al-Bantani atau K.H.
Tubagus Ahmad Khatib (lahir di Pandeglang, Banten, 1885 – meninggal di
Pandeglang, Banten, 19 Juni 1966 pada umur 80–81) di kediaman mertuanya di
pondok pesantren di caringin, Labuan, Pandeglang. Saat itu beliau sedang
meneruskan jejak mertuanya yaitu Syekh Asnawi caringin bin Abdurrahman al-
Bantani, sebagai guru sekaligus pendiri pondok tersebut, karena KH. Tb. Ahmad
Khatib adalah tokoh berjasa di Banten maka beliau di makamkan di Masjid
Agung, Banten lama beserta pahlawan-pahlawan Banten lainnya. KH. Tb. Ahmad
Khatib adalah seorang ulama, pejuang, dan perintis kemerdekaan Republik
Indonesia dari Banten. walaupun KH. Tb. Ahmad Khatib lahir di Pandeglang
banyak warga yang menyebutkan bahwa beliau tinggal di kota Serang dan
memiliki rumah serta keturunannya pun berada di serang yaitu di jalan KH. Tb.
Ahmad Khatib, warga lebih banyak mengenal KH. Tb. Ahmad Khatib sebagai
warga asli Kota Serang tapi setelah kami mencari informasi baik melalui buku
ataupun internet bahwa KH. Tb. Ahmad Khatib lahir di Pandeglang.
Sosial dan budaya di sekitar jalan KH. Tb. Ahmad Khatib ini sebagaimana
masyarakat Banten pada umumnya, yang lebih dikenal dengan tradisi dan budaya
agamisnya seperti perayaan Hari besar Islam, Maulid nabi, dan Isro mi'raj. Hal ini
di karenakan mayoritas penduduk yang menempati sekitar wilayah Jln. KH. TB.
Ahmad Khotib adalah beragama islam. Masyarakat disana sebagaimana hasil
survei dan wawancara kami bahwa mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
pegawai negeri maupun honorer, pedagang / warung sembako dan wiraswasta.
Adapun beberapa tukang becak yang biasa nongkrong di tepi jalan dan bangunan
kios kecil adalah milik pendatang yang menempati tanah tersebut. Seperti bapak
Junaidi adalah seorang tukang becak asal Padarincang yang sudah lama
berdomisili di daerah tersebut.
Simpulan
Daftar Pustaka
Rais, Jacub, et al. (2008). Toponimi: Sejarah Budaya yang Panjang dari
http://kbbi.web.id/toponimi
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/jalan
https://id.wikipedia.org/wiki/Tubagus_Ahmad_Chatib_al-Bantani
Dinas Sosial Provinsi Banten. Ahmad Chatib diusulkan jadi pahlawan Nasional.