Anda di halaman 1dari 5

BOTOX

A. Pengertian Botox

Botollinum Toxin atau yang biasa dikenal dengan istilah Botox merupakan suatu
metode pengobatan yang berasal dari racun dari bakteri clostridium botulinum yang berguna
untuk mengobati masalah saraf seperti strabismus atau mata juling, kaku pada otot leher
(cervical dystonia), dan migrain yang berkepanjangan hingga lebih dari 15 hari (durasi bisa
lebih dari 4 jam sehari).

Racun botulinum atau botox adalah protein neurotoksin yang dihasilkan oleh bakteri
Clostridium botulinum dan spesies yang terkait. Racun ini menghentikan pelepasan
neurotransmiter asetilkolin dari ujung akson di sambungan neuromuskular, sehingga
mengakibatkan penyakit botulisme. Racun ini merupakan racun paling mematikan dengan
median dosis letal (LD50) sebesar 1,3–2,1 ng/kg jika masuk secara intravena atau
intermuskular dan 10–13 ng/kg jika dihirup. Namun demikian, racun ini juga dimanfaatkan
dalam bidang kedokteran, kosmetik, dan penelitian.

Terdapat delapan jenis racun botulinum, yaitu tipe A, B, C, D, E, F, G dan H. Tipe A dan B
dapat mengakibatkan penyakit pada manusia dan juga dimanfaatkan dalam bidang
kedokteran.[3] Tipe C–G lebih jarang ditemui; tipe E dan F dapat mengakibatkan penyakit
pada manusia, sementara tipe-tipe lainnya dapat mengakibatkan penyakit pada hewan lain.[4]
Tipe H dianggap yang paling mematikan di dunia - penyuntikan 2 nanogram saja akan
menewaskan orang dewasa.[5] Racun tipe A dan B digunakan dalam bidang kedokteran untuk
mengobati kejang otot dan penyakit yang memiliki gejala otot yang terlalu aktif.

Racun ini dipasarkan dengan merk dagang Botox.

Racun Botolium A
B. SEJARAH BOTOX

Botox sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 1820 oleh Seorang Dokter dan
penyair Jerman, Justinus Kerner. Justinus menamakan botox sebagai “Sausage poison” (racun
sosis), karena bakteri ini menyebabkan keracunan akibat tumbuh di olahan daging yang jelek
penanganannya. Beliau merupakan orang pertama yang mengemukakan ide penggunaan
botox sebagai alat terapi. Tahun 1895 Emile Van Ermengem pertama kali mengisolasi bakteri
Clostridium botulinum yang memproduksi toksin botulinum. Kemudian tahun 1944 Edward
Schantz membiakkan Clostridium botulinum dan mengisolasi racunnya dan baru kemudian
1949 kelompok Burgen menemukan bahwa racun botulinum mampu menghambat transmisi
syaraf otot. Saat ini racun botulinum yang telah dimurnikan dimanfaatkan untuk pengobatan
berbagai penyakit syaraf dan membantu menghilangkan kerutan.

Ada dua bentuk dari obat toksin botulinum yaitu botox dan botox kosmetik. Botox
digunakan untuk mengobati masalah medis tertentu seperti blefarospasme (berkedip tak
terkendali) dan strabismus (mata malas/juling), sedangkan botox kosmetik digunakan untuk
memperbaiki kerutan wajah. Tetapi dalam praktek sehari-hari keduanya disebut hanya
sebagai botox.

C. Mekanisme Kerja Botox

Mekanisme kerja meliputi 4 langkah utama berikut:

A.Langkah pertama adalah mengikat toksin dengan reseptor spesifik pada permukaan
permukaan sel presynaptic, yang dimediasi oleh setengah C-terminal dari rantai berat.
Langkah ini terjadi selama sekitar 30 menit.

B.Langkah kedua adalah internalisasi, energi yang tergantung reseptor-mediated proses


endocytic. Pada langkah ini, membran plasma sel saraf invaginates sekitar kompleks racun-
reseptor, membentuk vesikel yang mengandung racun di dalam terminal saraf.

C. Langkah ketiga adalah translokasi. Setelah internalisasi, ikatan disulfida yang dibelah, dan
50-kDa rantai cahaya dari molekul toksin dilepaskan melintasi membran endosomal dari
vesikel endocytic ke dalam sitoplasma dari terminal saraf.

D. Langkah terakhir adalah blocking. The 50-kDa rantai ringan serotipe A dan E
menghambat pelepasan asetilkolin dengan membelah protein sitoplasma (SNAP-25) yang
dibutuhkan untuk docking vesikel asetilkolin pada sisi bagian dalam membran saraf terminal
plasma. Tindakan ini menghambat pelepasan asetilkolin ke dalam celah sinaptik.

Dalam proses penyuntikan, cara kerja perawatannya adalah sebagai berikut :

Sebelum perawatan dilakukan, pasien dapat memilih untuk mematirasakan kulitnya


untuk mencegah rasa tidak nyaman. Yang bisa dilakukan dengan:

• Menyuntikkan obat pemati rasa

• Mengaplikasikan krim pemati rasa sejam sebelum prosedur dilakukan


• Mengarahkan semprotan air dingin ke area target selama 10 menit

Perawatan Botox sederhana dan cepat. Yang melibatkan penyuntikkan toksin


botulinum dalam dosis kecil dan terkendali ke area kunci di sekitar kerutan menggunakan
jarum kecil. Tergantung area target dan tujuan dari tindakan tersebut, lebih dari satu suntikan
mungkin diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Prosedur ini sangat efektif karena toksin mampu melemaskan otot. Saat digunakan
untuk tujuan menghilangkan kerutan, zat ini melemaskan otot yang berkontraksi setiap
seseorang menggerakan wajahnya, seperti tersenyum, cemberut, atau tertawa. Dengan
suntikan botox, otot wajah menjadi rileks dan kulit menjadi lembut dan tanpa kerutan.

D. Manfaat Botox

Manfaat suntik botox bagi kecantikan

• Suntik botox hanyalah jalan keluar sementara. Anda bisa melakukan satu kali suntik
terlebih dahulu untuk melihat hasilnya. Jika Anda merasa puas, Anda bisa lanjutkan
sesi secara rutin, namun jika tidak, Anda bisa langsung menghentikan perawatan
dengan botox. Wajah Anda tidak akan mengalami perubahan signifikan dan akan
kembali seperti semula seiring dengan habisnya efek obat.

• Hasil cepat. Hasil suntik botox sudah bisa Anda lihat dalam hitungan jam atau hari.
Kualitas hasil akan bergantung dari dosis yang diinjeksikan, namun botox secara
umum telah menunjukkan efek yang memuaskan pada setiap kasus.

• elain menghapus kerutan akibat proses penuaan, suntik botox juga bisa menghaluskan
garis-garis halus akibat gerakan wajah (smile lines, kerutan dahi atau alis saat
cemberut, dst.)

• Prosedur yang cepat. Satu sesi suntik botok hanya berlangsung sekitar 5-10 menit.

• Risiko kesehatan minim. Saat diinjeksikan ke dalam jaringan otot wajah, Botox tidak
akan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dengan catatan, jika Anda sedang dalam
masa kehamilan, sebaiknya hindari melakukan suntik botox.

Manfaat suntik botox bagi kesehatan

• Cervical dystonia

• Mata juling (strabismus)

• Kontraksi otot

• Hyperhidrosis

• Migrain kronis

• Gangguan kandung kemih


PERTANYAAN

1. Savani Indah Fitria


Apakah ada cara lain untuk memakai botox selain disuntik?
Jawaban:
Ada dengan alat yang modern dengan cara painless treatment, menggunakan alat
mesin DermaElectroPoration (bukan sinar laser). Mesin ini sendiri bekerja untuk
memasukkan serum ke lapisan terdalam kulit sehingga hasilnya bisa langsung terlihat.
Saat wajah dioleskan serum yang berupa gel tersebut, rasanya tidak sakit. Hanya
sensasi seperti digigit semut, itupun masih sangat bearable. Sama sekali tidak ada
prosedur yang menggunakan jarum suntik.
2. Issye Listri
Apakah daerah yang disuntik botox bisa disuntik berulang kali?
Jawaban :
Ya. Karena suntik botox memang harus dilakukan berulang kali jika masa kerja botox
itu sudah habis. Biasanya masa suntik botok bisa sampai 6 bulan atau lebih. Jika pada
jangka waktu daerah tidak disuntik lagi maka harus menerima resiko yaitu kerutan
akan banyak timbul.
3. Abbiyi Sufyan
Kandungan apa yang terdapat pada botox sehingga dapat menghilangkan kerutan?
Jawaban:

 Karena Botox pada dasarnya merupakan toxin botolinum, maka mekanisme kerjanya
mirip dengan kerja toxin botolinum. botox mencegah saraf berkomunikasi dengan sel-
sel otot (blok sinyal dari saraf ke otot), sinyal atau neurotransmiter yang di blok
berupa asetilkolin pada neuromuscular junction. Pemblokan transmisi asetilkolin ini
mengakibatkan kelumpuhan otot dan menghentikan kejang atau kontaksi.
 Berdasarkan stuktur kimianya toksin botolinum adalah zinc-dependent endopeptidase
terdiri dari cahaya (50 kiloDaltons [kDa]) dan rantai berat (100 kDa) dihubungkan
oleh ikatan disulfida.

Mekanisme kerja meliputi 4 langkah utama berikut:

o Langkah pertama adalah mengikat toksin dengan reseptor spesifik pada


permukaan permukaan sel presynaptic, yang dimediasi oleh setengah C-
terminal dari rantai berat. Langkah ini terjadi selama sekitar 30 menit.
o Langkah kedua adalah internalisasi, energi yang tergantung reseptor-mediated
proses endocytic. Pada langkah ini, membran plasma sel saraf invaginates
sekitar kompleks racun-reseptor, membentuk vesikel yang mengandung racun
di dalam terminal saraf.
o Langkah ketiga adalah translokasi. Setelah internalisasi, ikatan disulfida yang
dibelah, dan 50-kDa rantai cahaya dari molekul toksin dilepaskan melintasi
membran endosomal dari vesikel endocytic ke dalam sitoplasma dari terminal
saraf.
o Langkah terakhir adalah blocking. The 50-kDa rantai ringan serotipe A dan E
menghambat pelepasan asetilkolin dengan membelah protein sitoplasma
(SNAP-25) yang dibutuhkan untuk docking vesikel asetilkolin pada sisi
bagian dalam membran saraf terminal plasma. Tindakan ini menghambat
pelepasan asetilkolin ke dalam celah sinaptik.
 Efek klinis dari suntikan toksin botulinum berlangsung 2-6 bulan dan kemudian
menghilang

Anda mungkin juga menyukai