Anda di halaman 1dari 6

OBAT PELUMPUH OTOT

Mekanisme hambatan (blok) saraf otot akan terjadi pada hubungan saraf otot melalui:

1. Hambatan penggabungan asetilkolin dengan reseptor di membran ujung motor


atau otot, antara lain akibat pengaruh obat tubokurarin, pankuronium, alkuronium
dan atrakurium. Hambatan ini sering disebut hambatan kompetisi atau hambatan
non depolarisasi.

2. Hambatan penurunan kepekaan membran ujung motor atau otot, hal ini terjadi
akibat pemberian obat pelumpuh otot golongan depolarisasi misalnya
suksinilkolin. Hambatan ini sring disebut hambatan (blok) depolarisasi.

3. Hambatan pelepasan asetilkolin pada ujung saraf motorik, antara lain disebabkan
oleh karena pengaruh obat analgesia lokal, toksin botulismus, antibiotik
golonganaminoglikosida, keadaan hipokalsemia, dan hipermagnesemia.

Obat-obat pelumpuh otot berdasarkan mekanisme kerjanya:

a. Non depolarisasi

- Derivat bensiliso-kuinolinum, misalnya tubokurarin, metokurin, atrakurium,


doksakuriun, dan mivakurium.

- Steroid, misalnya pankuronium, vekuronium, pipekuronium, rupokuronium, dan


rokuronium.

- Eter-fenotik, misalnya gallamin.

- Nortoksiferin, misalnya alkuronium.

Indikasi:

- Untuk fasilitas intubasi endotrakea.

- Membuat relaksasi lapangan operasi.

- Menghilangkan spasme laring dan refleks jalan napas.


- Memudahkan nafas kendali.

- Mencegah fasikulasi otot akibat suksinilkolin.

b. Depolarisasi, misalnya: suksinilkolin

Indikasi:

- Untuk fasilitas intubasi pipa endotrakeal.

- Relaksasi otot pada reposisi fraktur tertutup atau dislokasi sendi.

- Menghilangkan spasme laring.

- Relaksasi lapangan operasi terutama pada operasi yang berlangsung singkat.

Durasi/ Nama Dosis awal Dosis Durasi Efek samping


mg/kgBB pemeliharaan (menit)

Panjang

1 d-tubokurarin 0,40-0,60 0,10 30-60 Histamin, hipotensi

2 Pankuronium 0,08-012 0,15-0,20 30-60 Vagolitik, takikardi, tensi

3 Metakurin 0,20-0,41 0,05 40-60 Histamin, hipotensi

4 Pipekuronium 0,05-0,12 0,01-015 40-60 Hemodinamik stabil

5 Doksakurium 0,02-0,08 0,005-0,10 45-60 Idem

6 Alkurium 015-0,30 0,05 40-60 Vagolitik, takikardi

Sedang

1 Atrakurium 0,5-0,6 0,1 20-45 Aman untuk hati ginjal

2 Vekuronium 0,1-0,2 0,015-0,02 25-45 Aman

3 Rokuronium 0,6-1,0 0,10-0,15 30-60 Aman

4 Cisatrakurium 0,15-0,20 0,02 30-45 Isomer atrakurium


Singkat

1 Mivakurium 0,20-0,25 0,05 10-15 Histamin, hipotensi

2 Ropakurium 1,5-2,0 0,3-0,5 15-30

Pankuronium bromida

Cara kerja: Merupakan obat pelumpuh non depolarisasi: menduduki reseptor


nikotinik otot menghalangi interaksi dengan asetilkolin depolarisasi lokal
menurun tsehingga idak mencapai ambang rangsang tidak menimbulkan potensial
aksi kontraksi otot tidak terjadi.

Farmakologi

Mulai kerja 2-3 menit setelah pemberian dan masa kerja berkisar 30-45 menit. Dalam
sirkulasi akan berikatan kuat dengan globulin dan berikatan sedang dengan albumin.
Mempunyai efek kumulasi pada pemberian berulang, oleh karena itu pemberian dosis
ulangan harus dikurangi dan waktu pemberian harus diperpanjang.

Mempunyai efek inotropik dan kronotropik positif sehingga menyebabkan hipertensi


dan takikardi. Menyebabkan pelepasan histamin, namun ringan sehingga tidak perlu
khawatir pada pasien yang menderita asma.

Indikasi, dosis, dan cara pemberian

- Untuk menghilangkan fasikulasi otot rangka akibat suksinil kolin, diberikan


intravena dengan dosis seperempat dosis untuk relaksasi optimal.

- Untuk intubasi pipa endotrakeal, 0,15 mg/kgBB, diberikan secara intravena.

- Untuk relaksasi lapangan operasi, 0,06-0,08 mg/kgBB, diberikan secara


intravena.

- Pada bayi dan anak-anak balita dosis dikurangi.

- Tidak dianjurkan memberikan secara intramuskular, karena mulai kerja dan


efeknya lama.

Sediaan: ampul berisi 2 ml, mengandung 2 mg/ml.


Efek samping: pelepasan histam

Atrakurium besilat

Cara kerja: Merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang mempunyai
struktur benzilisoquinolin yang berasal dari tanaman Leontice Leontopeltalum.

Farmakologi

Mulai lama kerja bergantung dari dosis yang diberikan. Pada dosis untuk intubasi
endotrakea, mulai kerjanya 2-3 menit stelah suntikan tunggal intravena, sedangkan
lama kerja 15-35 menit. Atrakurium mengalami metabolisme di dalam darah plasma
melalui reaksi kimia unik disebut eliminasi Hoffman yang tidak bergantung pada
fungsi hati dan ginjal. Tidak mempunyai efek kumulasi pada pemberian berulang,
sehingga masa kerjanya singkat. Tidak mempengaruhi kardiovaskular, sehingga
merupakan pilihan pada pasien yang menderita kelainan kardiovaskular.

Indikasi, dosis, dan cara pemberian

- Untuk intubasi endotrake, dosisnya 0,5-0,6 mg/kgBB, diberikan secara intravena.

- Untuk relaksasi otot pada saat pembedahan, dosisnya 0,5-0,6 mg/kgBB, diberikan
secara intravena.

Sediaan: ampul berisi 3 ml atau 5 ml yang mengandung 10 mg/ml.

Suksamethonium (Suksinil kholin)

Cara kerja: pelumpuh otot depolarisasi yang cara kerjanya cepat.

Depolarisasi persisten pada endplate potential(EPP) di atas ambang rangsang (Et)


menghasilkan beberapa potensial aksi otot (MAP) fasikulasi otot selintas
membran otot mengalami akomodasi terhadap rangsangan persisten EPP tidak
membentuk MAP blok fase I repolarisasi EPP blok fase II.

Farmakologi

Mulai kerja cepat 1-2 menit setelah pemberian intravena dan berlangsung selama 3-5
menit.
Otot pelumpuh depolarisasi fasikulasi otot rangka pergeseran ion dalam plasma
kalium plasma VF

Fasikulasi otot rangka tekanan intragaster regurgitasi isi lambung


mengancam jalan napas

Dosis dan cara pemberian

- Untuk intubasi dan reposisi dislokasi, dosisnya 1-2 mg/kgBB iv.

- Untuk bayi dan anak diberikan secara sublingual.

Efek samping

- Bradikardi sampai asistol, terutama pada bayi atau pada pemberian ulangan.

- Sebaliknya, bisa takikardi atau takiaritmia.

- Peningkatan tekanan intra okuler.

- Hiperkalemia dengan segala akibatnya.

- Nyeri otot pasca fasikula.

- Pemanjangan efek, misalnya pada gangguan fungsi hati, malnutrisi,


hipproteinemia.

Sediaan: bubuk steril 0,5-1 gram dan dalam larutan yang mengandung 20, 50 atau 100
mg/ml.

ANTAGONIS OBAT PELUMPUH OTOT NON DEPOLARISASI

Neostigmin metilsulfat atau prostigmin

Cara kerja

Menghambat kerja enzim kolinesterase akumulasi asetilkolin pada ujung saraf


kolinergik kerja kemampuan asetilkolin untuk berkompetisi dengan obat
pelumpuh non depolarisasi hantaran saraf otot kembali normal tonus otot pulih.

Indikasi
- Untuk pemulihan tonus otot setelah pemakaian obat pelumpuh otot non
depolarisasi.

- Untuk memulihkan peristaltik usus akibat manipulasi pembedahan atau paralitik


ileus.

- Digunakan sebagi obat pilihan pada miastenia gravis.

Dosis dan cara pemberian

- Untuk pemulihan tonus otot setelah pemakaian obat pelumpuh otot non
depolarisasi, neostigmin diberikan bertahap dengan dosis 0,5 mg iv, selanjutnya
diulang sampai total 5 mg.

Sediaan: ampul berisi 0,5 mg/ml

Anda mungkin juga menyukai