Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI I

ANESTESI LOKAL

DISUSUN OLEH :
Nama : Via Annisa Oktalia
Kelas : Reguler 2A
NIM : PO.71.39.1.20.008

Dosen pembimbing :
Dewi Marlina,S.F.,Apt.,M.Kes
Ade agustianingsih,S.Farm.,Apt

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anastesi lokal adalah obat yang bekerja reversible pada tempat dimana
terdapat reseptor spesifik sehingga dapat menghambat hantaran saraf yang
dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Melalui
reseptor ion chanel pada sel syaraf obat ini bekerja melalui blokade
pergerakan ion pada tiap bagian susunan saraf. Sebagai contoh,bila anastesi
lokal di kenakan pada korteks motoris, impuls-impuls yang di alirkan dari
daerah tersebut tertentu, bila di suntikan di bawah kulit maka transmisi
sensorik di hambat. Pemberian Anastesi lokal pada batang saraf
menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah yang di persarafinya.
Paralisis saraf oleh anastesi lokal bersifat reversibel tanpa merusak serabut
atau sel saraf .
Anastetik lokal pertama di temukan adalah kokain,suatu alkaloid yang
terdapat dalam daun Erythroxylon coca.

1.2 Tujuan Percobaan


Memahami, mengukur, dan membandingkan efek anastesi lokal yang
terjadi pada kulit yang diberi Lidokain HCl dan yang diolesi benzokain salep
(probandus).
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Anestesi Lokal


Anestesi lokal adalah hilangnya sensasi pada bagian tubuh tertentu tanpa
disertai kehilangan kesadaran atau kerusakan fungsi kontrol saraf pusat dan
bersifat reversibel. Obat anestesi lokal terutama berfungsi untuk mencegah
atau menghilangkan sensasi nyeri dengan memutuskan konduksi impuls saraf
yang bersifat sementara. Obat anestesi lokal pertama yang ditemukan adalah
kokain. Kokain yang ditemukan secara tidak sengaja pada akhir abad ke-19
ternyata memiliki kemampuan sebagai anestesi yang baik. Kokain diperoleh
dari ekstrak daun coca (Erythroxylon coca). Selama berabad-abad bangsa
Andean mengunyah ekstrak daun ini untuk mendapatkan efek stimulasi dan
euforia. Kokain pertama kali diisolasi pada tahun 1860 oleh Albert Niemann.
Layaknya ahli kimia lainnya beliau mencicipi sendiri penemuannya dan
merasakan efek mati rasa di lidah. Sigmund Freud meneliti efek fisiologi
kokain dan pada tahun 1884 Carl Koller memperkenalkan pemakaian kokain
dalam praktek klinis sebagai anestesi topikal untuk operasi mata. Halstead
mempopulerkan penggunaan cara infiltrasi dan blok saraf. Penggunaan obat
anestesi lokal secara luas saat ini berdasarkan hasil observasi dan temuan di
atas (Catterall et al, 2001).
Anestesi merupakan pendamping paling tua Ilmu Bedah. Banyak
kemajuan Ilmu Bedah dicapai sejalan dengan perkembangan teknik serta
penemuan obat anestesi lokal baru yang lebih efektif dibandingkan obat
anestesi lokal terdahulu. Hampir tidak ada tindakan bedah yang dilakukan
tanpa anestesi.
Anestesi dapat mengurangi rasa sakit saat tindakan, mengurangi biaya dan
waktu, serta pemulihan lebih cepat, sehingga tindakan bedah dapat dilakukan
dengan tenang dan memberikan hasil baik (Hruza et al, 2003).
Pada tindakan bedah, obat anestesi lokal dapat langsung diberikan dan
diawasi oleh operator sehingga operator harus memiliki pengetahuan
mengenai jenis, cara, penggunaan, metabolisme, dosis dan mekanisme kerja,
efek samping, dan efek merugikan dari obat anestesi lokal (Hruza et al, 2003).
Obat anestesi lokal diklasifikasikan menjadi dua golongan berdasarkan
struktur molekul, yaitu golongan amida dan ester. Golongan amida, meliputi
bupivakain, dibukain, etidokain, lidokain, mepivakain dan prilokain.
Golongan ini dihidrolisis oleh enzim mikrosom hepar dan diekskresikan
melalui ginjal. Golongan ester, meliputi benzokain, kloroprokain, kokain,
prokain dan tetrakain. Golongan ini dihidrolisis di dalam plasma dan hepar
oleh enzim pseudokolinesterase dan diekskresikan melalui ginjal (Mardjono,
1997).

2.2 Benzocain
Benzocaine atau benzokain adalah obat anestesi atau bius lokal yang
berbentuk obat kumur, gel, salep, dan bubuk. Cara kerja benzocaine adalah
dengan menghambat sinyal saraf di dalam tubuh.
Benzocaine adalah obat yang bersifat bebas. Artinya obat ini bisa dibeli di
apotek baik dengan maupun tanpa resep dokter.
Fungsi lain dari benzocaine secara umum adalah untuk mengurangi rasa sakit
atau tidak nyaman akibat:
 iritasi kulit ringan
 radang tenggorokan
 luka bakar kulit karena sinar matahari
 rasa sakit karena tumbuh gigi
 iritasi vagina atau rektum
 pertumbuhan kuku ke dalam, wasir
 berbagai sumber rasa sakit ringan lainnya pada kulit.
Tidak hanya itu, benzocaine juga berguna untuk mematikan sensasi pada kulit
atau permukaan di dalam mulut, hidung, tenggorokan, vagina, atau rektum
untuk mengurangi rasa sakit karena memasukkan alat medis seperti selang
atau spekulum.
Terdapat banyak merek dan bentuk benzocaine dalam bentuk topikal (oles)
yang tersedia dan tidak semua merek tercantum pada artikel ini. Benzocaine
topikal mungkin juga digunakan untuk tujuan yang tidak terdaftar dalam
pedoman pengobatan ini.

2.3 Lidocain HCL


Lidocaine adalah obat untuk menghilangkan rasa sakit atau memberi efek
mati rasa pada bagian tubuh tertentu (obat bius lokal). Obat ini juga bisa
digunakan untuk mengatasi aritmia jenis tertentu, sehingga termasuk juga
dalam golongan obat antiaritmia.
Lidocaine bekerja dengan cara menghambat sinyal penyebab nyeri
sehingga mencegah timbulnya rasa sakit untuk sementara. Lidocaine tersedia
dalam berbagai bentuk sediaan dengan tujuan penggunaan yang berbeda-
beda.
Berikut ini adalah penjelasan bentuk sediaan lidocaine dan tujuan
penggunaanya:
1. Lidocaine obat topikal (krim, gel, salep)
Digunakan untuk menimbulkan efek mati rasa pada area kulit. Jenis
sediaan ini biasanya digunakan sebelum prosedur medis tertentu atau
dapat digunakan untuk meredakan nyeri akibat gigitan serangga, terkena
getah tanaman beracun, luka gores ringan, atau luka bakar ringan.
2. Lidocaine semprot
Digunakan untuk menimbulkan efek mati rasa pada mulut atau
tenggorokan sebelum menjalani prosedur medis tertentu, misalnya
pemasangan selang alat bantu napas atau gastroskopi.
3. Lidocaine injeksi/suntik
Digunakan untuk menimbulkan efek mati rasa pada sebagian area tubuh
tertentu. Jenis sediaan ini bisa digunakan sebelum proses penjahitan luka
robek atau operasi caesar.
Selain digunakan sebagai obat bius lokal, lidocaine injeksi juga digunakan
untuk mengatasi aritmia atau gangguan irama jantung.
4. Lidocaine suppositoria
Digunakan untuk meredakan rasa nyeri, gatal, atau pembengkakan pada
anus akibat wasir atau gangguan lain pada area anus. Obat digunakan
dengan cara dimasukkan lewat anus atau dubur.
5. Lidocaine tablet hisap
Digunakan untuk meredakan sakit tenggorokan. Untuk bentuk sediaan ini
masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas dan
keamanannya.
6. Lidocaine obat tetes telinga
Digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada radang
telinga tengah (otitis media) atau radang telinga luar (otitis eksterna).
Sama halnya dengan lidocaine tablet hisap, efektivitas dan keamanan
penggunaan lidocaine tetes telinga masih memerlukan penelitian lebih
lanjut.
Merek dagang lidocaine: Colme, Emla, Extracaine, Lignovell, Liposin,
Nelicort, Otilon, Otopain, Pehacain, Topsy, Ultraproct N, Xylocaine
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Probandus :
Masing-masing kelompok menunjuk 2 orang, probandus pertama
menggunakan Salep Benzokain dan probandus kedua menggunakan Lidokain
HCl.

3.2 Alat yang digunakan :


a. Penggaris (Jangka Sorong)
b. Jarum pentul
c. Kapas
d. Pipet tetes

3.3 Obat dan bahan :


a. Lidocaine injeksi
b. Benzokain/Anastesin salep 2%
c. Alcohol 70%
d. Ballpoint

3.4 Prosedur percobaan :


a. Tiap kelompok mahasiswa memilih 2 (dua) orang probandus. Seorang
untuk percobaan Lidocain Injeksi dan seorang lagi untuk percobaan
Benzokaine Salep.
b. Buat lingkaran dengan diameter 2 cm pada telapak tangan dan punggung
tangan sebagai tempat yang akan diuji .
c. Tempat yang akan diuji (Telapak Tangan dan punggung tangan) masing-
masing di sterilisasi lebih dahulu dengan kapas yang telah dibasahi
alkohol.
d. Berikan 2 tetes Lidokain Injeksi pada telapak dan punggung tangan
probandus 1 , dan olesi Salep benzokain pada telapak dan punggung
tangan probandus ke-2, kemudian masing-masing ditandai dengan
ballpoint daerah yang terkena obat anastesi lokal .
e. Setelah ditetesi/diolesi, segera dilakukan test kekebalan (Anastesi) dengan
jalan menusuk-nusuk daerah yang ditandai dengan jarum pentul
tadi,hitung waktu mulai terjadinya anastesi.
f. Teruskan test kekebalan sampai diluar batas tanda, ukur berapa millimeter
kekebalan terasa diluar batas tanda.
g. Test kekebalan diteruskan dengan interval waktu test setiap 5 menit,
sampai kekebalan hilang (kembali normal).
Catat waktu yang didapatkan untuk setiap kejadian dalam sebuah tabel,
kemudian gambarkan lingkaran tempat anastesi lokal dibuat sebagai berikut :
A = Daerah yang Terkena obat Lokal anastesi Gambar daerah yang di test

B
A
B = batas luar anastesi yang masih terasa tebal (anastesi)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


a. Pembuatan salep benzokain 2% sebanyak 5 gr
Resep standar salep benzokain (aethyllia amindoenzootis unguentum)
fornas ed II Hal. 16
Komposisi tiap 10 gr mengandung :
Aethyllis aminobezoas 500gr
Adeps lanae 2 gr
Vaselin album ad 10 gr

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat atau dalam tube terlindung dari
cahaya
Dosis : 2 sampai 3 kali sehari, dioleskan
 Perhitungan bahan salep Benzokain
1. Aethyllis aminobenzoas : 2/100 x 5 gr = 0,1 gr
2. Adeps lanae : 5gr/10 gr x 2gr = 1gr
3. Vaselin album : 5gr – (0,1 + 1 gr)
: 3,9 gr
 Pembuatan Salep Benzokain
1. Setarakan timbangan
2. Timbang masing-masing bahan
3. Masukan sebagian vaselin album ke mortir, gerus halus
4. Masukan aethyllis aminobenzoas kemortir, gerus halus dan
homogen
5. Masukan adeps lanae gerus homogen
6. Masukan sisa vaselin album, gerus halus dan homogen
7. Kumpulkan sediaan
8. Uji homogenitas
9. Masukan kedalam pot obat
Probandus 1 (Lidocain HCl)
Nama : Via Annisa Oktalia
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
JAM 14.34 14.39 14.44 14.49 14.54 14.59 15.04 15.09 15.14 15.19 15.24 15.29 15.34
Probandus 0’ 5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’ 40’ 45’ 50’ 55’ 60’
Inj.Lidokain
P T P T P T P T P T P T P T P T P T P T P T P T P T
HCL
A(Dalam) T T T
S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
S S S
B(Luar) T
S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
S

Probandus II (Benzokain salep)


Nama : Dena Nurhaliza
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
JAM 14.31 14.36 14.41 14.46 14.51 14.56 15.01 15.06 15.11 15.16 15.21 15.16 15.31
Probandus 0’ 5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’ 40’ 45’ 50’ 55’ 60’
Inj.Lidokain
P T P T P T P T P T P T P T P T P T P T P T P T P T
HCL
A(Dalam) T T T T T T
S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
S S S S S S
B(Luar) T T T
S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
S S S

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan, yang pertama kali
dilakukan yaitu memilih probandus dipilih 2 orang dalam keadaan sehat.
Probandus pertama diberikan Lidokain Hcl Injeksi dan untuk Probandus
kedua diberikan benzokain salep. Dan selanjutnya membuat penandaan pada
telapak tangan dan punggung tangan dengan tanda lingkaran berdiameter 2
cm seperti gambar di prosedur. Digambar lingkaran berlapis, lingkaran
dibagian dalam berdiameter 2 cm dan diluar lingkaran 2 cm juga. Sebagai
tempat diujikan apakah obat yang di oleskan pada lingkaran dalam
memberikan pengaruh kelingkaran luar. Selanjutnya di catat waktu ketika
probandus diberikan obat lelu ditusukkan jarum yang sudah disterilkan
dengan alkohol dilingkaran yang ada di punggung tangan maupun telapak
tangan (ditusuk di dalam lingkaran yang berdiamter 2 cm). Lalu, hasilnya
dicatat apakah terasa sakit atau tidak sakit pada lingkaran dalam atau sampai
keluar. Setiap 5 Menit amati dan catat setiap kejadian yang dirasakan oleh
probandus mulai dari rasa sakit-tidak sakit- dan sakit lagi (kembali normal).
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan untuk injeksi Lidokain
Hcl yang diberikan pada probandus pertama belum mengalami perubahan
yang signiikan pada waktu 5 Menit sampai 35 menit, namun pada waktu 40
menit sampai 50 menit probandus merasakan perubahan kekebalan pada
bagian telapak tangan sehingga tidak merasakan sakit, tetapi pada waktu 55
menit sampai 60 menit kekebalan berangsur menurun sehingga ketika
ditusuk jarum probandus merasakan sakit kembali (Balik normal).
Dan untuk salep benzokain yang diberikan pada probandus kedua pada
waktu 5 menit sampai 20 menit probandus belum mengalami perubahan
yang signifikan, namun pada waktu 25 menit sampai 50 menit probandus
merasakan perubahan kekebalan pada bagian telapak tangan sehingga tidak
merasakan sakit, tetapi pada punggung tangan tidak ada perubahan
probandus masih tetap merasakan sakit, tetapi pada waktu 53 menit sampai
60 menit kekebalan berangsur menurum sehingga ketika ditusuk jarum
probandus merasakan sakit kembali (Balik Normal).
4.3 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
antara lain :
1. Salep Benzokain lebih cepat menimbulkan efek anestesi dari pada
injeksi Lidokain Hcl.
2. Benzocain atau Benzokain adalah obat anestesi atau bius total
3. Benzocain berbentuk salep
4. Dan berzokain mempunyai cara kerja yaitu dengan menghambat sinyal
syaraf di dalam tubuh.

Dosen Pembimbing :
1. Dewi marlina, Sf.Apt.M.km
2. Ade agustianingsih, S.Farm.Apt
Palembang, 13 oktober 2021
Praktikan,

(Via Annisa Oktalia)


PO7139120008

DAFTAR PUSTAKA
 Tuntunan Praktikum Farmakologi II
 https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38903/157102005.
pdf?sequence=1&isAllowed=y
 https://hellosehat.com/obat-suplemen/benzocaine-adalah/
 https://www.alodokter.com/lidocaine

LAMPIRAN
SAAT MENUSUK TELAPAK TANGAN DENGAN JARUM

SAAT MENUSUK PUNGGUNG TANGAN DENGAN JARUM

Anda mungkin juga menyukai