Konstipasi
Mulut kering dan kesulitan menelan
Gangguan pernafasan
Mual dan muntah
Penglihatan yang mengganda atau kabur
Kelopak mata yang turun dan mengendur
Gangguan pada kemampuan bicara
Kelemahan pada otot dan reaksi reflex
Bakteri ini menyebabkan kondisi yang sangat fatal bagi manusia apabila ia menginfeksi.
Oleh karena itu penanganan yang segera ketika gejala muncul dapat menyelamatkan nyawa
orang yang terinfeksi. Dokter akan memberikan anti toksin dan antibiotik yang berguna untuk
melawan efek dari toksin botulinum dan membunuh bakteri di dalam tubuh. Beberapa makanan
yang harus diperhatikan karena mengandung potensi terkontaminasi C. botulinum adalah sebagai
berikut.
Di lain pihak, toksin yang dihasilkan C. botulinum dapat dimaipulasi dan bahkan dapat
memberikan manfaat bagi manusia. Toksin yang digunakan adalah toksin botulinum yang telah
dipurifikasi dan diatur dalam dosis yang sangat kecil. Pada sekitar 1950an, toksin botulinum
mulai diteliti untuk digunakan dalam terapi medis hingga dewasa ini, toksin botulinum umum
digunakan dalam terapi medis dan terapi kecantikan.
a. Terapi medis – Kemampuan botox dalam mengendurkan syaraf dapat digunakan untuk
mengobati beberapa penyakit yang berhubungan dengan syaraf dan metabolisme tubuh.
b. Penyakit syaraf mata – Toksin botulinum yang diinjeksikan pada pasien yang mengalami
strabismus (juling) dan blefarospasmi (mengedip yang tidak terkontrol) diketahui dapat
mengurangi keparahan kondisi mata.
c. Migrain – Penderita migrain diketahui mengalami hilangnya perasaan sakit kepala apabila
diterapi dengan toksin botulinum.
d. Sindrom motorik atas – Penderita sindrom motorik atas akan mengalami kesulitan dalam
menggerakan tangan dan persendian yang diakibatkan oleh kuatnya kontaksi otot. Penggunaan
toksin botulinum akan melemahkan tungkai dengan cara membuat otot yang terkontraksi
menjadi terelaksasi.
e. Keringat berlebihan – Pengeluaran keringat yang berlebiha dapat diatasi dengan
penginjeksian toksin botulinum. Toksin akan memanipulasi kelaenjar keringat dan menghambat
produksi keringat itu sendiri. Penggunaan toksin dalam menghambat keringat merupakan satu-
satunya manfaat botox di luar terapi syaraf dan otot.
f. Kanker – Baru-baru ini peneliti di Amerika tengah melakukan investigasi terhadap C.
botulinum dalam menghasilkan anti kanker langsung terhadap sel tumor.
Sponsors Link
g. Terapi kecantikan – Toksin botulinum dalam dunia kecantikan lebih dikenal dengan nama
Botox dan digunakan secara luas di berbagai tempat. Kemampuan Botox yang melemahkan
kontraksi otot digunakan untuk menghilangkan kerutan pada wajah dan digemari oleh orang-
orang yang meginginkan wajah yang tampak lebih muda. Botox biasanya diinjeksikan tapat di
bawah keriput dan garis-garis halus. Namun demikian, penggunaan Botox dalam kecantikan
harus dilakukan oleh dokter terspesialisasi mengingat kemungkinan Botox dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya dan menyebabkan keracunan.
Selain beberapa bahaya dan manfaat C. botulinum yang berhubungan dengan kesehatan
manusia, akhir-akhir ini penggunaan C. botulinum sebagai agen bioweapon dan bioterrorism
tengah hangat diperbincangkan dan perlu diwaspadai. Penggunaan bakteri dengan tujuan yang
tidak baik tentu saja akan menimbulkan korban yang sangat banyak mengingat betapa
mematikannya racun yang dihasilkan. Oleh karena itu, penggunaan C. botulinum harus diawasi
oleh badan yang bertanggung jawab di berbagai negara. Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat.
Mengobati Botulisme
Antitoksin untuk mengobati botulisme harus disuntikkan langsung ke dalam aliran darah.
Antitoksin akan menempel pada toksin di dalam darah dan mencegahnya mengakibatkan
kerusakan. Jika makanan penyebab botulisme teridentifikasi, isi perut mungkin dibersihkan
untuk menghilangkan makanan yang tidak tercerna. Selanjutnya, obat-obatan dapat diberikan
untuk menginduksi gerakan usus. Sementara dalam kasus botulisme luka, jaringan di sekitar luka
mungkin harus diangkat melalui pembedahan. Dalam kasus botulisme pada bayi, antitoksin tidak
dianjurkan karena tidak mempengaruhi bakteri yang hadir dalam sistem pencernaan bayi. Sebuah
bentuk alternatif pengobatan yang dikenal sebagai globulin botulisme tersedia untuk mengobati
bayi. Selanjutnya, jika pasien mengalami kesulitan bernafas, dokter mungkin menggunakan
ventilator untuk membantu pernapasan pasien botulisme.
PENCEGAHAN
Spora sangat tahan terhadap pemanasan dan dapat tetap hidup selama beberapa jam pada proses
perebusan.Tetapi toksinnya dapat hancur dengan pemanasan, Karena itu memasak makanan pada
suhu 80° Celsius selama 30 menit, bisa mencegah foodborne botulism. Memasak makanan
sebelulm memakannya, hampir selalu dapat mencegah terjadinya foodborne botulism. Tetapi
makanan yang tidak dimasak dengan sempurna, bisa menyebabkan botulisme jika disimpan
setelah dimasak, karena bakteri dapat menghasilkan toksin pada suhu di bawah 3° Celsius (suhu
lemari pendingin). Penting untuk memanaskan makanan kaleng sebelum disajikan. Makanan
kaleng yang sudah rusak bisa mematikan dan harus dibuang. Bila kalengnya penyok atau bocor,
harus segera dibuang. Anak-anak dibawah 1 tahun sebaiknya jangan diberi madu karena
mungkin ada spora di dalamnya. Toksin yang masuk ke dalam tubuh manusia, baik melalui
saluran pencernaan, udara maupun penyerapan melalui mata atau luka di kulit, bisa
menyebabkan penyakit yang serius. Karena itu, makanan yang mungkin sudah tercemar,
sebaiknya segera dibuang. Hindari kontak kulit dengan penderita dan selalu mencuci tangan
segera setelah mengolah makanan (medicastore)