Anda di halaman 1dari 9

KEKUATAN KARAKTER DAN KEBAHAGIAAN PADA SUKU JAWA

Herlani Wijayanti1
Fivi Nurwianti2
1,2
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat
2
fivi.nurwianti91@ui.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekuatan karakter dan


kebahagiaan pada suku Jawa, khususnya tentang bagaimana sumbangan kekuatan
karakter terhadap kebahagiaan. Kekuatan karakter tergolong menjadi 24, yaitu:
kreativitas, keingintahuan, keterbukaan pemikiran, kecintaan belajar, persfektif,
kecerdasan, kegigihan, integritas, vitalitas, kasih, kebaikan, kecerdasan
bermasyarakat, kependudukan, keadilan, kepemimpinan, pengampunan, kerendahan
hati, kebijaksanaan, pengaturan diri, pengagum keindahan, berterima kasih,
harapan, humor, dan keagamaan. Instrument penelitian menggunakan kuesioner.
Partisipan dalam penelitian ini adalah orang Jawa berusia 18-55 tahun yang
berdomisili di Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jabodetabek. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan karakter dan
kebahagiaan pada suku Jawa. Tingkat kebahagiaan orang Jawa, mayoritas berada
pada tingkat tinggi. Kekuatan karakter secara bersamaan memberikan sumbangan
yang signifikan terhadap kebahagiaan sebesar 48.6%, sedangkan 7 kekuatan yang
paling menyumbang terhadap kebahagiaan, yaitu kegigihan, kreativitas, perspektif,
keadilan, vitalitas, keingintahuan, dan pengampunan. Lima kekuatan karakter yang
paling menonjol adalah berterima kasih, kebaikan, kependudukan, keadilan, dan
integritas.

Kata Kunci: kebahagiaan, kekuatan karakter, suku Jawa

POWER CHARACTER AND HAPPINESS IN JAVANESE PEOPLE

Abstract

The aim of this study is to measure the correlation between character power and
happiness in Javanesse ethnic, especially about the contribution of character power
to happiness. The character power is breakdowned into 24 items such as creativity,
curiosity, open mindedness, love of learning, perspective, bravery, persistence,
integrity, vitality, love, kindness, social intelligence, citizenship, fairness, leadership,
forgiveness, humility, prudence, self regulation, awe of beauty, gratitude, hope,
humor, and spirituality. Research instrument is questionnaire. Participants of this
research are Javanesse people in the age 18-55 years who stay in Central Java, East
Java, Yogyakarta, and Jabodetabek for their residence. The result shows that there is
a correlation between character power and happiness. The Javanesse people’s
happiness is at high level. Simultaneously, character power has controbution around
48.6%. The seven character power that has contribution to are persistence, creativity,
perspective, fairness, vitality, curiosity, and forgiveness. On the other hand, five
character power that seems dominant are gratitude, kindness, citizenship, fairness,
and integrity.

Key Words: happiness, character power, Javanese people

114 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010


PENDAHULUAN pengumpul data yang tepat untuk digu-
nakan sesuai alasan tersebut ialah kuesi-
Pada beberapa tahun belakangan ini oner yang berbentuk skala pelaporan
semakin banyak penelitian yang dila- sendiri (Shaughnessy, Zechmeister, and
kukan untuk mengetahui tingkat keba- Zechmeister, 2000). Pada skala pelaporan
hagiaan penduduk negara-negara di du- sendiri, individu diminta merespon se-
nia. Dua survei yang dilakukan menun- jumlah item baik secara verbal atau
jukkan bahwa negara Indonesia memiliki tertulis dalam rentang skala tertentu.
tingkat kebahagiaan yang relatif tinggi Skala Likert adalah salah satu metode
karena lebih unggul dari setengah negara yang sering digunakan pada alat ukur
dunia lainnya. semacam ini. Skala pelaporan sendiri
Hasil di atas agak sulit dipercaya biasanya terdiri dari banyak item dan
mengingat banyak hal yang kurang diadministrasikan terhadap sejumlah be-
menyenangkan terjadi di Indonesia. Sejak sar kelompok (minimal 100 orang)
tahun 1988 sampai pertengahan 2003 (Shaughnessy, Zechmeister, and
jumlah bencana di Indonesia mencapai Zechmeister, 2000).
647 bencana alam, yang meliputi banjir, Kuesioner ini terdiri dari 3 bagian,
longsor, gempa bumi, dan angin topan bagian pertama ialah data diri partisipan,
(Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, bagian kedua adalah alat ukur keba-
2004). Jumlah penduduk miskin di hagiaan, dan bagian ketiga adalah alat
Indonesia pada bulan Maret 2006 tercatat ukur kekuatan karakter. Baik alat ukur
sebesar 39.05 juta jiwa (Badan Pusat kebahagiaan maupun alat ukur kekuatan
Statistik, 2006). Angka pengangguran karakter menggunakan skala Likert.
terbuka di Indonesia sejak tahun 1997 - Selanjutnya, pada kedua alat ukur ini,
2003 terus meningkat dari 4.18 juta digunakan skala item dengan 6 pilihan
menjadi 11.35 juta jiwa (Nafi, 2004). respon, mulai dari ”sangat tidak sesuai”,
Bukti-bukti di atas mengarah pada opini ”tidak sesuai”, ”agak tidak sesuai”, ”agak
bahwa negara Indonesia diragukan ke- sesuai”, ”sesuai”, dan ”sangat sesuai”.
makmurannya. Padahal menurut Carr Ketersediaan enam (6) pilihan respon
(2004) kebahagiaan ditemukan lebih seperti ini adalah format umum yang
tinggi pada negara yang makmur. biasa digunakan pada skala Likert
(Devellis, 2003).
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, teknik peng-
ambilan sampel yang digunakan ialah
Ada dua variabel dalam penelitian sampel tidak acak dengan jenis sampel
ini, yaitu kebahagiaan dan kekuatan kebetulan. Teknik sampling ini digunakan
karakter. Variabel terikat dalam peneli- karena jumlah populasi orang Jawa
tian ini adalah kebahagiaan, sedangkan sangatlah besar sehingga sulit melakukan
variabel bebasnya adalah kekuatan karak- identifikasi seluruh anggota populasi.
ter. Penelitian ini tergolong penelitian Penetapan jumlah partisipan berhu-
kuantitatif, dimana data yang diperoleh bungan dengan harapan didapatkannya
dari hasil pengisian kuesioner dan akan distribusi frekuensi yang mendekati nor-
diolah dengan perhitungan statistik. mal. Jumlah sampel untuk dapat meng-
Kedua variabel penelitian dibentuk hasilkan suatu bentuk distribusi frekuensi
dari beberapa dimensi, seperti perasaan, yang mendekati normal adalah tidak
sikap, dan opini individu; serta perbedaan kurang dari 30. Dalam penelitian ini,
individu dalam memberikan respon. Alat sampel penelitian diperkirakan berjumlah

Wijayanti, Nurwianti, Hubungan antara … 115


100 orang atau lebih. Dari 220 kuesioner Asia lainnya, seperti Taiwan (68), Cina
yang disebar, jumlah kuesioner yang (82), dan Jepang (90) (Sutanto, 2006).
dapat (berhasil) diolah adalah sebanyak Gambaran kebahagiaan orang Indonesia
176 buah. Karakteristik partisipan dalam pada kedua survei ini dapat disejajarkan
penelitian ini adalah (1) bersuku Jawa, (2) dengan kebahagiaan suku Jawa, karena
berusia 18-55 tahun, (3) berpendidikan mayoritas penduduk Indonesia (sekitar
terakhir minimal SMA atau sederajat, dan 70%) adalah suku Jawa.
(4) berdomosili di daerah Jawa (Jawa Hal ini juga diperkuat oleh pene-
Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta) serta litian yang dilakukan oleh Frontier
daerah Jakarta dan sekitarnya (Jakarta, Consultan Group pada tahun 2007
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). (Murwani, 2007). Hasil penelitian me-
Data yang terkumpul diolah dengan nunjukkan bahwa di antara enam (6) kota
perhitungan statistik menggunakan pro- besar, rata-rata penduduk yang paling
gram komputer SPSS for windows. bahagia berada di kota Semarang. Indeks
Teknik statistik yang digunakan untuk kebahagiaan kota Semarang mencapai
menjawab permasalahan utama dan 48.75 melebihi indeks rata-rata Indonesia
analisis tambahan adalah analisis statistik (47.96) yang disusul oleh Makasar
deskriptif, analisis regresi ganda, uji t, (47.95), Bandung (47.85), Surabaya
dan uji analisis sidik ragam. (47.19), Jakarta (46.20), dan Medan
(46.12). Padahal bila dilihat tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN pendapatan, rata-rata penduduk Semarang
berpenghasilan lebih rendah dari Jakarta.
Untuk mengetahui rentang kebaha- Menurut Irawan (dalam Murwani 2007),
giaan dibuat norma teoritis atau norma orang Semarang paling tinggi kebaha-
berdasarkan alat ukur. Norma teoritis giaannya kemungkinan karena tidak
dipilih agar dapat mencakup semua nilai memiliki harapan yang tinggi. Selain itu,
skor. Hasilnya, diketahui bahwa mayo- ditambahkan bahwa sikap nrima khas
ritas partisipan, yaitu sebanyak 146 orang orang Jawa yang melekat pada penduduk
(83%) memiliki tingkat kebahagiaan yang Semarang membuat mereka lebih tenang
tinggi. Selanjutnya 30 partisipan lainnya dengan segala kondisi yang ada, sehingga
(17%) memiliki tingkat kebahagiaan se- hidup mereka lebih rileks dan dapat
dang, sementara yang memiliki tingkat menikmati apa yang mereka miliki
kebahagiaan rendah tidak ada sama sekali (Murwani, 2007a).
(0%). Tapi hasil ini berbeda dengan hasil
Hasil ini tidak mengherankan, bebe- survei yang dilakukan pada bulan Juni
rapa penelitian sebelumnya menunjukkan 2007 oleh Frontier Consulting Group
bahwa kebahagiaan orang Indonesia lebih (FCG). Survei menunjukkan hasil bahwa
tinggi dibandingkan negara Eropa, seperti rata-rata penduduk Indonesia relatif tidak
Spanyol, Italia, dan Jerman. Indonesia bahagia. Hal ini terlihat dari indikator
menempati urutan ke-40 dari 97 negara tingkat kebahagiaan, Indonesian Happiness
dalam tingkat kebahagiaan penduduknya. Index (IHI), yang menunjukkan bahwa
Selain itu, berdasarkan peta kebahagiaan indeks kebahagiaan orang Indonesia
dunia yang dikemukakan oleh seorang hanya 47.96 dari skala 0-100. Dari pene-
pakar psikologi dari Universitas Leicester litian ini, ditemukan pula bahwa tingkat
Inggris, tingkat kebahagiaan Indonesia pendidikan, penghasilan, dan keagamaan
berada di urutan 64 dari 178 negara di menyumbang terhadap kebahagiaan.
dunia. Nation SWLS Score dari penelitian Semua orang pasti menginginkan
tersebut memperlihatkan peringkat kebahagiaan dalam hidupnya. King dan
Indonesia berada di atas negara-negara Napa (dalam King, 2001) mengungkap-

116 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010


kan bahwa kebahagiaan adalah prediktor kekuatan-kekuatan diri dalam area-area
kuat untuk menilai kebaikan dalam hidup. utama kehidupan. Dengan demikian, pe-
Perasaan bahagia, individu dapat mening- nerapan kekuatan individu dalam hidup
katkan kreativitas dan produktivitasnya merupakan jalan untuk mencapai kebaha-
(Carr, 2004). Kebahagiaan membuat giaan (Seligman, 2002).
manusia ingin terus hidup dan berakti- Sama halnya dengan gambaran ke-
vitas, bahkan menghasilkan sesuatu. Tak bahagiaan, untuk mengetahui gambaran
heran bila Carr (2004) menemukan bah- kekuatan karakter, dibuat norma teoritis
wa kebahagiaan membuat orang dapat atau norma berdasarkan alat ukur. Hasil
berumur panjang. Hal tersebut membuat menunjukkan bahwa mayoritas partisipan
topik kebahagiaan menjadi hal yang berada pada kriteria skor tinggi, meskipun
penting untuk dibicarakan mengingat sebagian partisipan lain menempati kri-
manfaatnya yang besar bagi manusia. teria skor rendah dan sedang. Hal yang
Menurut Seligman (2002), kebaha- agak berbeda terjadi pada kekuatan ka-
giaan diartikan sebagai perasaan positif rakter kreativitas. Pada kekuatan karakter
dan kegiatan positif. Perasaan atau emosi tersebut, mayoritas partisipan menempati
positif terbagi menjadi kepuasan akan kriteria skor sedang, yaitu sebanyak 95
masa lalu (emosi masa lalu) dan opti- orang (54%), sementara partisipan yang
misme terhadap masa depan (emosi masa menempati kriteria skor tinggi terdapat
depan). Emosi positif akan masa lalu sebanyak 76 orang (43.2%).
mencakup emosi, seperti kepuasan hidup, Untuk mengetahui lima kekuatan
kelegaan, dan kebanggaan. Sedangkan karakter utama, dihitung rerata masing-
emosi positif masa depan meliputi keya- masing kekuatan karakter dengan perhi-
kinan, optimisme, dan harapan (Seligman, tungan statistik deskriptif dan membuat
2002). Selanjutnya, yang termasuk urutan dari nilai rerata yang terbesar
kegiatan positif yaitu kesenangan dan hingga yang terkecil. Lima kekuatan
keterlibatan dalam beraktivitas pada masa karakter utama pada suku Jawa yaitu:
kini. Kesenangan yaitu kenikmatan fisik, berterima kasih dengan nilai rerata 5.24;
seperti yang dirasakan orang saat makan kebaikan dengan nilai rerata 5.04; kepen-
es krim dan mencium wewangian. dudukan dengan nilai rerata 5.01; ke-
Sedangkan gratifikasi ialah kepuasan adilan dengan nilai rerata 5.00; dan
yang datang dari melakukan kegiatan integritas dengan nilai rerata 4.92.
yang disukai, seperti memanjat tebing, Hubungan antara kebahagiaan dan
menari, dan bermain alat musik. kekuatan karakter dijawab dengan per-
Cara untuk meningkatkan dan hitungan statistik menggunakan teknik
menghasilkan kebahagiaan merupakan regresi ganda. Hasil pengolahan data
hal yang tak putusnya dicari manusia dan menunjukkan bahwa koefisien regresi (R)
diteliti oleh para ilmuan. Meningkatnya yang didapat dari sumbangan skor total
emosi dan kegiatan positif, kebahagiaan 24 kekuatan karakter terhadap skor total
seseorang dapat bertambah (Seligman, kebahagiaan adalah sebesar 0.697 dan
2002). Selain itu, Peterson dan Seligman signifikan pada l.o.s 0.05 (p=0.000).
(2004) mengungkapkan bahwa kebaha- Dengan demikian hipotesis null (Ho)
giaan dapat dihasilkan dengan melatih ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
kekuatan karakter yang sesuai dengan diri diterima. Hal ini berarti terdapat hu-
individu. Secara singkat, psikologi positif bungan antara kekuatan karakter dan
mengungkapkan bahwa individu dapat kebahagiaan. Koefisien determinan (R2)
memperoleh kebahagiaan sejati dengan sebesar 0.486, menandakan bahwa 24
meningkatkan emosi positif dan mela- kekuatan karakter secara bersama-sama
kukan kegiatan positif yang mengerahkan memberi sumbangan yang bermakna

Wijayanti, Nurwianti, Hubungan antara … 117


terhadap kebahagiaan sebesar 48.6%, karakter bersifat individual dan berbeda-
sedangkan 51.4% lainnya disumbang oleh beda secara lintas budaya. Budaya diar-
hal lain. tikan sebagai rangkaian kepercayaan,
Selain melihat hubungan antara norma, dan nilai yang diwariskan (Snyder
kekuatan karakter dan kebahagiaan secara dan Lopez, 2007). Suatu kelompok
bersama-sama, juga diukur sumbangan 24 masyarakat sebaiknya memiliki nilai-nilai
kekuatan karakter secara terpisah ter- yang dianut bersama karena budaya
hadap kebahagiaan. Dari nilai koefisien diturunkan dari generasi ke generasi.
B, diketahui bahwa dari 24 kekuatan Sebagai aspek penting dalam hidup
karakter, terdapat tujuh (7) kekuatan manusia, budaya mempengaruhi banyak
karakter yang memberikan sumbangan hal termasuk terhadap kekuatan karakter
bermakna terhadap kebahagiaan, yaitu individu ataupun dalam pencapaian
kreativitas, keingintahuan, persfektif, ke- individu menuju kebahagiaan.
gigihan, vitalitas, keadilan, dan pengam- Guna mengetahui perbandingan ke-
punan. Dari tujuh (7) kekuatan karakter bahagiaan antar kelompok partisipan,
tersebut, yang menyumbang paling besar digunakan teknik statistik uji t. Per-
adalah kegigihan. bandingan dibuat berdasarkan usia, jenis
Istilah kekuatan atau kekuatan kelamin, keikutsertaan organisasi, dan
karakter kerap kali disandingkan dengan domisili partisipan. Sementara teknik
istilah keutamaan. Peterson dan Seligman statistik analisis sidik ragam satu arah
(2004) membagi karakter-karakter positif digunakan untuk melihat perbedaan keba-
manusia menjadi 24 kekuatan karakter hagiaan pada kelompok yang memiliki
yang berada di bawah naungan enam (6) lebih dari dua variasi, yaitu berdasarkan
keutamaan yakni: kearifan dan penge- pengeluaran perbulan, jenis pekerjaan,
tahuan, keberanian, kemanusiaan, ke- pendidikan terakhir, dan status perni-
adilan, kesederhanaan, dan kelebihan. kahan.
Keutamaan ialah karakter-karakter inti Hasil menunjukkan bahwa faktor
yang ditelusuri dan dihargai oleh para yang berpengaruh terhadap kebahagiaan
filsuf moral dan pemikir agama. secara signifikan adalah usia, jenis peker-
Sementara kekuatan karakter merupakan jaan, tingkat pendidikan, dan tempat
komponen-komponen psikologis (proses tinggal. Sementara jenis kelamin, jumlah
dan mekanisme) yang memperjelas keu- pengeluaran, status pernikahan, dan ke-
tamaan (Peterson dan Seligman, 2004). ikutsertaan dalam organisasi tidak ber-
Sebagai contoh, salah satu keutamaan pengaruh terhadap kebahagiaan suku
kearifan, akan diraih oleh orang yang Jawa pada penelitian ini.
kreatif, memiliki rasa ingin tahu yang Compton (2005) berpendapat bah-
besar, dan berpikir kritis. Ketiga hal yang wa individu memiliki cara yang berbeda-
melekat pada orang tersebut merupakan beda dalam mencari kebahagiaan sesuai
kekuatan karakter yang membawanya dengan budayanya. Selanjutnya, peneli-
pada keutamaan. Dalam penelitian ini, tian Oishi dan Diener (2001) menemukan
yang akan dibahas lebih dalam dan diukur bahwa hal yang membuat bahagia pada
ialah tentang kekuatan karakter. Menurut budaya individualis dan kolektivis sama
Seligman (2002), pengukuran keenam sekali berbeda. Orang-orang dengan bu-
keutamaan sulit untuk dilakukan karena daya individualis akan bahagia hidupnya
masih terasa abstrak. Oleh karenanya para bila harga diri mereka meningkat dan
ilmuwan yang ingin mendalami keuta- memiliki kebebasan dalam melakukan
maan dapat mengukur kekuatan karakter. sesuatu. Orang-orang pada budaya kolek-
Peterson dan Seligman (2004) me- tivis lebih mementingkan hubungan yang
nyatakan bahwa keutamaan dan kekuatan harmonis dan dapat memenuhi keinginan

118 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010


orang lain. Terlihat bahwa salah satu hal hati. Keutamaan yang didapat paling
yang membuat orang bahagia ialah ketika banyak adalah keadilan dan kelebihan.
bisa menjalankan hidup sesuai dengan Keadilan adalah kekuatan-kekuatan pu-
nilai-nilai budayanya. blik yang mendasari kehidupan komu-
Hasil utama penelitian ini menun- nitas yang sehat, sementara kelebihan
jukkan bahwa terdapat hubungan antara adalah kekuatan yang dapat menciptakan
kekuatan karakter dan kebahagiaan pada hubungan dengan alam semesta dan
suku Jawa. Dapat dikatakan hubungan mengambil hikmah. Berdasarkan ke-
yang terjadi menerangkan bahwa ke- kuatan karakter dan keutamaan yang
kuatan karakter memberi sumbangan menonjol pada suku Jawa dapat dikatakan
yang bermakna (signifikan) terhadap bahwa suku Jawa ialah suku yang senang
kebahagiaan suku Jawa. Hasil penelitian berkumpul dan hidup bermasyarakat
mendukung apa yang dikemukakan dengan didasarkan pada sikap adil,
Seligman (2002), yang menyatakan bah- gotong royong, dan saling berbagi. Selain
wa penerapan kekuatan karakter dalam itu dalam kehidupannya, suku Jawa
hidup merupakan jalan untuk mencapai banyak bersyukur atas apa yang telah
kebahagiaan. Hal ini sejalan pula dengan diberi oleh Tuhan Yang Maha Esa dan
pendapat Peterson dan Seligman (2004), percaya bahwa segala sesuatu yang
bahwa kebahagiaan dihasilkan dengan terjadi sudah menjadi takdir dariNya.
melatih kekuatan karakter yang sesuai Di sisi lain, Seligman (2002)
dengan diri individu. mengemukakan bahwa budaya mem-
Pada hasil penelitian, perhitungan pengaruhi kekuatan karakter seseorang.
statistik menunjukkan bahwa lima ke- Sebagai penyokong kekuatan karakter,
kuatan karakter utama ialah berterima budaya menyediakan institusi, ritual,
kasih, kebaikan, kependudukan, keadilan, panutan, peribahasa, pepatah, dan cerita
dan integritas. Sementara kekuatan karak- anak-anak. Hal ini membuat individu
ter yang menyumbang terhadap keba- sejak anak-anak dan remaja menjadi
hagiaan suku Jawa secara signifikan yaitu terbimbing untuk mengembangkan karak-
kegigihan, kreativitas, perspektif, ke- ter yang sesuai dengan budayanya.
adilan, vitalitas, rasa ingin tahu, dan Panutan dan teladan dalam suatu budaya
pengampunan. Hal ini memicu perta- memberikan gambaran tentang kekuatan
nyaan, mengapa dari lima kekuatan atau keutamaan tertentu. Panutan yang
karakter utama, hanya kekuatan karakter dimaksud bisa jadi tokoh nyata (misalnya
keadilanlah yang secara signifikan me- Panglima Sudirman yang melambangkan
nyumbang kebahagiaannya. Sedangkan kepahlawanan) dan kisah legendaris
empat kekuatan karakter lainnya (ber- (misalnya Ki Hajar Dewantara dengan
terima kasih, kebaikan, kependudukan, kecintaannya terhadap pendidikan).
dan integritas) tidak secara signifikan Pernyataan Peterson dan Seligman
menyumbang terhadap kebahagiaan. Se- (2004) yang mengatakan bahwa kekuatan
baliknya, enam (6) kekuatan karakter lain karakter dan keutamaan dipengaruhi bu-
yang secara signifikan menyumbang daya dapat terlihat pada hasil penelitian
terhadap kebahagiaan adalah kekuatan yang telah dilakukan. Pada suatu ke-
karakter lain di luar lima (5) yang utama. lompok masyarakat tertentu, seperti
Bila melihat kembali pada bagian dalam sebuah negara dapat ditemukan
hasil, dari kekuatan karakter yang utama kekuatan-kekuatan karakter khas yang
sampai 10 besar, yaitu berterima kasih, menonjol. Di Amerika ditemukan bahwa
kebaikan, kependudukan, keadilan, inte- kekuatan karakter yang menonjol yaitu
gritas, kegigihan, keagamaan, harapan, kebaikan, kejujuran, berterima kasih, dan
keterbukaan pemikiran, dan kerendahan pertimbangan (Park, Peterson, dan

Wijayanti, Nurwianti, Hubungan antara … 119


Seligman, 2006). Hal ini mungkin ber- hapasir-wukir loh-jinawi, tata tentrem
beda dengan profil kekuatan karakter kertaraharja”. Semboyan-semboyan itu
orang Indonesia. Sebagai negara multi- mengajarkan hidup tolong-menolong se-
etnik yang memiliki nilai budaya khas sama masyarakat atau keluarga. Masya-
pada tiap sukunya, tentunya tidak mudah rakat Jawa merasa dirinya bukanlah
mengetahui profil kekuatan karakter persekutuan individu-individu, melainkan
orang Indonesia tanpa mengetahui ter- suatu kesatuan bentuk “satu untuk semua
lebih dahulu kekuatan karakter yang dan semua untuk satu” (Herusatoto,
menonjol pada masing-masing suku 2008). Dari gambaran itu, tak heran pula
bangsanya. ada sebuah peribahasa “mangan ora
Penelitian tentang kekuatan karak- mangan nek kumpul” yang mencerminkan
ter dan hubungannya dengan kebahagiaan budaya selalu ingin kumpul dengan
telah dilakukan di berbagai negara. Survei lingkungan sosialnya (Melalatoa, 1995).
melalui internet yang dilakukan oleh Selain itu, prinsip hidup orang Jawa
Park, Peterson, dan Seligman (2004) yang banyak pengaruhnya terhadap
terhadap 5,299 orang dewasa dari ber- ketentraman hati ialah ikhlas (nrima).
bagai ras dan etnis membuktikan adanya Dengan prinsip ini, orang Jawa merasa
asosiasi antara kebahagiaan dan kekuatan puas dengan nasibnya. Apapun yang
karakter harapan, semangat, berterima sudah terpegang di tangannya dikerjakan
kasih, kasih, dan keingintahuan. Selain dengan senang hati. Nrima berarti tidak
itu, di negara Swiss ditemukan bahwa menginginkan milik orang lain serta tidak
kekuatan karakter yang paling menyum- iri hati terhadap kebahagiaan orang lain.
bang terhadap kebahagiaan ialah kelang- Mereka percaya bahwa hidup manusia di
gengan, sementara di Amerika adalah dunia ini diatur oleh Yang Maha Kuasa
berterima kasih (Beerman, 2007). Dari sedemikian rupa, sehingga tidak perlu
hasil penelitian itu terlihat bahwa bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu.
kekuatan karakter yang menyumbang (Herusatoto, 2008). Prinsip hidup ini
terhadap kebahagiaan antar kelompok disinyalir menjadi penyebab kebahagiaan
masyarakat yang satu dengan kelompok orang Jawa yang relatif tinggi pada
masyarakat yang lain berbeda-beda. sebuah penelitian yang melibatkan
Kelompok masyarakat di Indonesia sampel penduduk kota Semarang dan
pada awalnya terbentuk dengan adanya beberapa kota lainnya di Indonesia
suku-suku bangsa beserta daerahnya. (Murwani, 2007).
Salah satu suku bangsa di Indonesia
adalah suku Jawa. Suku Jawa merupakan SIMPULAN
suku bangsa yang terbesar jumlah ang-
gotanya di antara 500-an suku bangsa Berdasarkan hasil utama penelitian,
yang ada di Indonesia (Melalatoa, 1995). diketahui bahwa terdapat hubungan
Orang Jawa dan budayanya telah menarik antara kekuatan karakter dan kebahagiaan
banyak perhatian dari para peneliti di pada suku Jawa dan kekuatan karakter
berbagai bidang ilmu pengetahuan sejak memberi sumbangan yang bermakna
masa yang lalu. Bahkan sampai masa (signifikan) terhadap kebahagiaan suku
terakhir ini, kebudayaan Jawa tak lepas Jawa. Tingkat kebahagiaan suku Jawa
dari para pemerhatinya (Melalatoa, 1995). berada di atas rata-rata. Lima (5)
Suku Jawa terkenal dengan kege- kekuatan karakter utama pada suku Jawa
marannya yang suka hidup bergotong- yang ditemukan dalam penelitian ini ialah
royong. Hal ini terlihat dari beberapa berterima kasih, kebaikan, kependudukan,
semboyan, seperti: “saiyeg saekopraya keadilan, dan integritas, dan kekuatan
gotong royong” dan “hapanjang-hapunjung karakter yang memberikan sumbangan

120 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010


bermakna terhadap kebahagiaan pada King, L.A. 2001 “The hard road to the
suku Jawa adalah kegigihan, kreativitas, good life: The happy, mature person”
persfektif, keadilan, vitalitas, keingin- Journal of Humanistic Psychology
tahuan, dan pengampunan. vol 41 pp 51-72.
Orang Jawa dapat melakukan iden- Melalatoa, M.J. 1995 Ensiklopedia suku
tifikasi lima kekuatan karakter utama, bangsa di Indonesia (Jilid A-K)
yaitu berterima kasih, kebaikan, kepen- Departemen Pendidikan dan Kebu-
dudukan, keadilan, dan integritas ter- dayaan Republik Indonesia Jakarta.
hadap dirinya sendiri sehingga secara Murwani, S.H. 2007 Kebahagiaan itu ada
tidak langsung akan mendorong pem- di Semarang http://web.bisnis.
bentukan citra diri yang positif dan dapat com/artikel/2id596.html diunduh
mengikis stereotip negatif pada orang tanggal 4 Juli 2008.
Jawa yang bertentangan dengan lima Nafi, M. 2004 Tiap tahun, angka
kekuatan karakter tersebut, dan orang pengangguran Indonesia naik.
Jawa dapat melatih kekuatan tersebut http://www. tempointeraktif.com/hg/
agar kebahagiaannya meningkat, sehing- ekbis/2004/05/05/brk,20040505-
ga memperoleh hidup yang lebih baik, 19.id.html diunduh tanggal 10 Juli
dan disarankan untuk menempuh pen- 2008.
didikan formal sampai setinggi-tingginya National Science Foundation (n.d.).
karena hasil penelitian menunjukkan Subjective well-being in 97 countries.
bahwa semakin tinggi pendidikan sese- http://www.sf.gov/news/newsmedia/
orang, hidupnya dapat menjadi lebih pr111725/pr111725.pdf diunduh
bahagia. tanggal 6 Juli 2008.
Oishi, S., and Diener, E. 2001 “Goals,
DAFTAR PUSTAKA culture, and subjective-well being”.
Personality and Sosial Psychology
Badan Pusat Statistik. 2006 Berita resmi Bulletin vol 27 pp 1674-1682.
statistik: Tingkat kemiskinan di Park, N., Peterson, C., and Seligman,
Indonesia tahun 2005-2006 M.E.P. 2004 “Strengths of character
http://www.bps.go.id/releases/files/k and well-being” Journal of Social
emiskinan-01sep06.pdf diunduh and Clinical Psychology vol. 5 pp
tanggal 10 Juli 2008. 603-619.
Beerman, D. 2007 “Strengths of Park, N., Peterson, C., and Seligman,
character, orientations to happiness, M.E.P. 2006 “Character strengths in
and life satisfaction” Journal of fifty-four nations and the fifty US
Positive Psychology vol. 3 pp. 149- states” Journal of Positive Psycho-
156. logy vol 1 pp18-123.
Carr, A. 2004 Positive psychology: The Peterson, C., and Seligman, M.E.P. 2004
science of happiness and human Character strengths and virtues: A
strengths. Brunner-Routledge New handbook and classification
York. Washington DC: APA.
Compton, W.C. 2005 An introduction to Seligman, M.E.P. 2002 Authentic
positive psychology Belmont: happiness: Using the new positive
Thomson Wadsworth. psychology to realize your potential
DeVellis, R.F. 2003 Scale development: for lasting fulfillment Free Press
Theory and application (2nd ed. New York
California: Sage Publication Inc. Seligman, M.E.P. 2005 Authentic
Herusatoto, B. 2008 Simbolisme Jawa happiness: Menciptakan kebaha-
Ombak Yogyakarta. giaan dengan psikologi positif Alih

Wijayanti, Nurwianti, Hubungan antara … 121


Bahasa: Eva Yulia Nukman. Sutanto, W. 2006 Peta bahagia dunia:
Bandung: Mizan. Indonesia peringkat 64 http://www.
Shaughnessy, J.J., Zechmeister, E.B., and kabar indonesia.com/berita.php?pil=
Zechmeister, J.S. 2000 Research 11&dn=20061231073641 diunduh
methods in psychology (5th ed) tanggal 3 Juli 2008.
McGraw-Hill New York. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.
Snyder, C.R., and Lopez, S.J. 2007 2004 Sejuta bencana terencana di
Positive psychology: The scientific Indonesia http://www.walhi.or.id/
and practical exploration of human kampanye/bencana/banjirlongsor/sej
strengths Sage Pulications London. uta_bencana/ diunduh tanggal 10 Juli
2008.

122 Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010

Anda mungkin juga menyukai