DISUSUN OLEH
ADELIA 1701412011
ARHAM 1701412012
MUTMAINNAH 170141201
2019
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ i
A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kenyataannya, aspek pola pikir siswa jarang sekali diperhatikan oleh
guru karena faktor ketidaktahuan. Guru memandang bahwa model
pembelajaran tradisional merupakan suatu prosedur yang efektif dalam
mengajarkan materi pembelajaran. Pembelajaran Biologi didominasi oleh
ceramah, tanya jawab dan penyelesaian soal. Guru jarang mengajarkan Biologi
melalui laboratorium disebabkan banyak alasan, antara lain karena guru kurang
terampil melaksanakan praktikum, tidak adanya ruang laboratorium di sekolah,
dan fasilitas alat-alat praktikum yang kurang memadai.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Lebih lanjut Brotosiswoyo, (2001) mengatakan bahwa : “Keterampilan generik
merupakan sesuatu yang tertinggal setelah belajar sains”.
Dari beberapa uraian yang dikemukakan di atas, diambil satu kesimpulan
bahwa keterampilan generik sains adalah kemampuan dasar / generik yang
dapat ditumbuhkan ketika peserta didik menjalani proses belajar ilmu Biologi
yang bermanfaat sebagai bekal meniti karir dalam bidang yang lebih
luas. Hal ini sejalan dengan pendapat (Liliasari, 2007) yang mengatakan bahwa
: “Keterampilan generik sains merupakan kemampuan berpikir dan bertindak
berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya yang diperoleh dari hasil
belajar sains”.
B. Indikator keterampilan Generik Sains
Menurut Gagne komponen utama dari keterampilan generik adalah
keterampilan berpikir (seperti teknik memecahkan masalah), strategi
pembelajaran (seperti membuat mnemonik untuk membantu mengingat
sesuatu), dan keterampilan metakognitif (seperti memonitor dan merevisi
teknik memecahkan masalah atau teknik membuat mnemonik).
Menurut Brotosiswoyo (2001), ada sembilan keterampilan generik sains
yang disertai dengan indikator-indikator ketercapaian keterampilan generik
sains tersebut yang dinyatakan dengan tabel di bawah ini.
Keterampilan Generik
Indikator
Sains
1. Menggunakan sebanyak
mungkin indera dalam
mengamati
percobaan/fenomena alam
Pengamatan langsung 2. Mengumpulkan fakta-fakta
hasil percobaan atau fenomena
alam
3. Mencari perbedaan dan
persamaan
4
1. Menggunakan alat ukur sebagai
alat bantu indera dalam
mengamati percobaan/gejala
alam
Pengamatan tidak
2. Mengumpulkan fakta-fakta
langsung
hasil percobaan Biologi atau
fenomena alam
3. Mencari perbedaan dan
persamaan
1. Menyadari obyek-obyek alam
dan kepekaan yang tinggi
Kesadaran tentang skala terhadap skal numerik sebagai
besaran/ukuran skala
mikroskopis ataupun
makroskopis
1. Memahami simbol, lambang,
dan istilah
2. Memahami makna kuantitatif
satuan dan besaran dari
persamaan
Bahasa simbolik
3. Menggunakan aturan
matematis untuk memecahkan
masalah/fenomena gejala alam
4. Membaca suatu grafik/diagram,
tabel, serta tanda matematis
1. Memahami aturan-
aturan logical frame)
Konsistensi logis
2. Mencari hubungan logis antara
dua aturan
5
3. Berargumentasi berdasarkan
aturan
4. Menjelaskan masalah
berdasarkan aturan
5. Menarik kesimpulan dari suatu
gejala berdasarkan
aturan/hukum-hukum terdahulu
1. Menyatakan hubungan antar
dua variabel atau lebih dalam
Hukum sebab akibat suatu gejala alam tertentu
2. Memperkirakan penyebab
gejala alam
1. Mengungkapkan
fenomena/masalah dalam
bentuk sketsa gambar/grafik
PemodelanMatematis 2. Mengungkap fenomena dalam
bentuk Rumusan
3. Mengajukan alternatif
penyelesaian masalah
6
Adapun penilaian terhadap keterampilan generik dapat dilakukan dengan
pendekatan-pendekatan yang berbeda, yaitu : penilaian holistik, portofolio
siswa, penilaian berdasarkan pengalaman kerja, dan penilaian dengan
menggunakan instrumen tujuan khusus seperti alat untuk menilai pemecahan
masalah. Keterampilan generik dapat dinilai dalam konteks tugas ‘kerja
keseluruhan’ atau dalam unit-unit kompetensi yang terpisah Gibb, (2002).
7
Menurut Moore dan Parker (2009) berpikir kritis memiliki sejumlah
karakteristik, yaitu:
1. Menentukan informasi mana yang tepat atau tidak tepat
2. Membedakan klaim yang rasional dan emosional
3. Memisahkan fakta dari pendapat
4. Menyadari apakah bukti itu terbatas atau luas
5. Menunjukkan tipuan dan kekurangan dalam argumentasi orang lain
6. Menunjukkan analisis data atau informasi
7. Menyadari kesalahan logika dalam suatu argument
8. Menggambarkan hubungan antara sumber-sumber data yang terpisah dan
informasi
9. Memperhatikan informasi yang bertentangan, tidak memadai, atau
bermakna ganda
10. Membangun argumen yang meyakinkan berakar lebih pada data dari pada
pendapat
11. Memilih data penunjang yang paling kuat
12. Menghindarkan kesimpulan yang berlebihan
13. Mengidentifikasi celah celah dalam bukti dan menyarankan pengumpulan
informasi tambahan
14. Menyadari ketidakjelasan atau banyaknya kemungkinan jawaban suatu
masalah
15. Mengusulkan opsi lain dan mempertimbangkannya dalam pengambilan
keputusan
16. Mempertimbangkan semua pemangku kepentingan atau sebagiannya
dalam mengusulkan penyebab tindakan
17. Menyatakan argumen dan konteks untuk apa argumen itu
18. Menggunakan bukti secara betul dan tepat untuk menyanggah argumen
19. Menyusun argumen secara logis dan kohesif
20. Menghindarkan unsur-unsur luar dalam penyusunan argumen
21. Menunjukkan bukti untuk mendukung argumen yang meyakinkan
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan makalah ini, diambil simpulan sebagai berikut :
1. Keterampilan generik sains adalah merupakan kemampuan berpikir dan
bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya yang diperoleh
dari hasil belajar sains
2. Manfaat pengembangan keterampilan generik sains adalah membentuk
karakter bangsa yang berkemampuan tingkat tinggi dalam hal komunikasi
lisan dan tertulis, berpikir kritis dan analitis, pemecahan masalah,
bekerjasama, belajar mandiri, sadar informasi, kemampuan interpersonal,
serta etika dan nilai-nilai.
3. Keterampilan generik sains dapat diterapkan dalam pembelajaran Biologi
karena Biologi adalah merupakan cabang dari sains yang pada hakikatnya
mempelajari fenomena alam semesta yang mengacu pada observasi,
pengukuran, percobaan, memerlukan bukti, kebenaran dan kenyatan yang
sistimatis dan metodis. Hal ini sesuai dengan indikator yang ada dalam
keterampilan generik sains.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya para mahasiswa memperdalam pengetahuan tentang pendekatan
pembelajaran Biologi khususnya pendekatan pembelajaran generik sains.
2. Sebaiknya para tenaga pendidik menambah wawasannya dalam
menerapkan pendekatan pembelajaran genrisk sains dalam pelajaran
Biologi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Drury, A., 1997, The Impact of Teaching and Learning Technology Program on
Gibbs, R., 2012, Embodiment and cognitive science. New York : Cambridge
University Press.
Liliasari, et al., 2007, Scientific Concepts and Generic Science Skill Relationship
in The 21st Century Science Education Makalah, pada Seminar Internasional I SPs
UPI, : Bandung
Rutherford, F. James and Ahlgren ,Andrew, 1990, Science for All Americans, New
York : American Associate for The Advance of Science
10