KATA SAMBUTAN i
Pengarah iv
KATA PENGANTAR v
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Penerimaan PPKD 46
5.1 Pendahuluan 53
vii
7.2 Prosedur Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban BUD 108
Gambar 1.2 Ilustrasi Hubungan Kerja Pengelola Keuangan dalam Struktur SKPD
Berbentuk Dinas 11
Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD 27
Gambar 3.10 Bagan Alir Penyetoran ke Rekening Kas Daerah oleh Bendahara
Penerimaan 37
ix
Gambar 5.5 Contoh Format SPP-GU 66
Langsung (LS) 71
Fungsional) 86
Gambar 6.3 Contoh Format Buku Rincian Obyek Belanja Bendahara Pengeluaran
PPKD 99
Gambar 6.6 Bagan Alir Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD 102
Gambar 8.3 Contoh Surat Keputusan Pembebanan Kerugian Negara Sementara 119
Bendahara
Pengeluaran
Penerimaan dan Bendahara
ð Penatausahaan
Pelaksanaan APBD
dan Pertanggungjawaban
Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo. Permendagri No.
59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah
dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
b. 1.1 Pemegang
dikuasakan kepadaKekuasaan Keuangan
menteri/pimpinan lembaga Daerah selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
Di dalam Pasal 6, UU No. 17 Tahun 2003 dinyatakan bahwa Presiden selaku Kepala
c. Pemerintahan
diserahkan memegang
kepada gubernur/bupati/walikota selakunegara
kekuasaan pengelolaan keuangan kepala pemerintahan
sebagai bagian daridaerah
untuk mengelola
kekuasaan pemerintahan.keuangan daerah dan
Kekuasaan sebagaimana mewakili
dimaksud pemerintah daerah dalam
selanjutnya:
kepemilikan
a. kekayaan
dikuasakan kepada daerah
Menteri yangselaku
Keuangan, dipisahkan.
pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
Berdasarkan ketentuan
b. dikuasakan tersebut
kepada di atas, lembaga
menteri/pimpinan pemegangselakukekuasaan pengelolaan keuangan
Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
daerah adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan
menyelenggarakan
c. diserahkan keseluruhan pengelolaan keuangan
kepada gubernur/bupati/walikota selaku daerah.
kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
atau walikota bagi daerah
adalah kepala daerahyang
kota. Kepala
karena daerahmempunyai
jabatannya selaku pemegang
kewenangankekuasaan pengelolaan
menyelenggarakan
keuangan daerah,pengelolaan
keseluruhan selanjutnya melimpahkan
keuangan daerah. sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten
1) atau
Sekretaris
walikota daerah selaku
bagi daerah koordinator
kota. pengelola
Kepala daerah selaku keuangan daerah; pengelolaan
pemegang kekuasaan
2) keuangan
Kepala daerah,
satuanselanjutnya
kerja pengelola keuangan
melimpahkan sebagiandaerah (SKPKD)
atau seluruh selaku kepada:
kekuasaannya pejabat pengelola
keuangan
1) Sekretarisdaerah (PPKD);
daerah selaku dan pengelola keuangan daerah;
koordinator
3) 2)
Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna
Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) selaku pejabat pengelola
anggaran/pengguna barang.
keuangan daerah (PPKD); dan
3) Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna
Pada Gambar 1.1 diilustrasikan pelimpahan kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
barang. (PKD)
dari kepalaPada
daerah kepada
Gambar sekretarispelimpahan
1.1 diilustrasikan daerah, PPKD, danpengelolaan
kekuasaan kepala SKPD.
keuangan daerah (PKD)
dari kepala daerah kepada sekretaris daerah, PPKD, dan kepala SKPD.
PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui
sekretaris daerah. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, PPKD mempunyai tugas
sebagai berikut:
1) menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;
2) menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
3) melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah;
4) melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
5) menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,
6) melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
Sebagai pengelola APBD, PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan
SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
1) Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD
2) Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD
3) Melaksanakan pemungutan pajak daerah
4) Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan
5) Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
6) Menyajikan informasi keuangan daerah
7) Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.
Sebagai pengelola APBD, menurut PP Nomor 56 Tahun 2005, PPKD bertugas menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah kepada pemerintah, yaitu Menteri Keuangan,
Menteri Dalam Negeri atau Menteri Teknis terkait sesuai kebutuhan. Penyediaan informasi
dilakukan secara berkala melalui dokumen tertulis atau media lainnya.
PPKD juga bertindak sebagai bendahara umum daerah (BUD). Menurut PP Nomor 58 Tahun
2005, dalam kapasitasnya sebagai BUD, PPKD berwenang:
1) Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
2) Mengesahkan DPA-SKPD;
3) Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
4) Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
5) Melaksanakan pemungutan pajak daerah;
6) Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga
keuangan lainnya yang telah ditunjuk;
7) Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
8) Menyimpan uang daerah;
9) Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD)
Bendahara Umum Daerah wajib menyampaikan laporan atas pengelolaan uang yang
terdapat dalam kewenangannya kepada Kepala Daerah setiap hari kerja. Laporan tersebut
berupa Laporan Posisi Kas Harian dan Rekonsiliasi Bank.
PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan SKPKD selaku kuasa BUD, yang
melaksanakan sebagian tugas BUD. Penunjukan kuasa BUD tersebut ditetapkan dengan
keputusan kepala daerah. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian tugas BUD. Kuasa BUD mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya
kepada PPKD. Kuasa BUD mempunyai tugas:
1) menyiapkan anggaran kas;
2) menyiapkan SPD;
3) menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
4) menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah.
Selain melaksanakan hal yang sudah menjadi tugasnya, Kuasa BUD juga melaksanakan
kewenangan berikut ini:
1) Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga
keuangan lainnya yang telah ditunjuk.
2) Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD.
3) Menyimpan uang daerah.
4) Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi.
5) Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum daerah.
6) Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah.
7) Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
8) Melakukan penagihan piutang daerah.
Selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah, kepala SKPD mempunyai tugas sebagai
berikut.
1) Menyusun anggaran SKPD (RKA-SKPD) yang dipimpinnya ;
2) Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran (DPA);
3) Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
4) Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
5) Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
6) Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
7) Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya.
8) Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah; dan
9) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris
daerah.
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
SKPD. Pelimpahan sebagian kewenangan pengguna anggaran tersebut ditetapkan oleh kepala
daerah atas usul kepala SKPD, dan didasarkan pada: pertimbangan tingkatan daerah, besaran
SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan/
atau pertimbangan objektif lainnya. Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut meliputi:
1) melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;
2) melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;
3) melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
4) mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang
telah ditetapkan;
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) merupakan pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/
KPA untuk mengambil kuputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara/daerah. Menurut Perpres No 54 tahun
2010, PPK memiliki tugas meliputi:
1) Menyusun dan menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa
2) Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa meliputi spesifikasi teknis, rincian harga
pekiraan sendiri (HPS), dan rancangan kontrak
3) Menyetujui bukti pembelian serta menandatangani bukti kwitansi, surat perintah kerja, dan
Surat Perjanjian.
4) Melaksanakan kontrak dengan penyedia barang/jasa
5) Mengendalikan pelaksanaan kontrak.
6) Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA
7) Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada KPA
8) Melaporkan kemajuan pekerjaan, termasuk penyerapan anggaran dan hambatan
pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA
9) Mengusulkan kepada PA/KPA terkait perubahan paket pekerjaan, perubahan jadwal kegiatan
pengadaan.
Berdasarkan uraian
Berdasarkan uraian diatas
diatas dapat
dapat digambarkan
digambarkansecara ringkas
secara hubungan
ringkas antara
hubungan pejabat
antara pejabat
bendahara daerah dalam kerangka pelaksanaan sistem perbendaharaan sebagai berikut.
bendahara daerah dalam kerangka pelaksanaan sistem perbendaharaan sebagai berikut.
GambarGambar
1.3 Pola Hubungan
1.3 Pola Pejabat
HubunganPerbendaharaan Daerah
Pejabat Perbendaharaan Daerah
Kepala Daerah
Kepala SKPD
Kepala SKPKD (
(Pengguna
BUD )
Anggaran)
Kuasa
Pengguna KUASA BUD
anggaran
BENDAHARA
Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Untuk itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan keyakinan memadai bahwa
penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya secara
efisien dan efektif. Hal tersebut telah diamanatkan di dalam Pasal 2, Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), yang menyatakan bahwa
untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel,
menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
2.32.3Unsur-unsur SPIP
Unsur-unsur SPIP
Pada Topik
Pada 1Topik
telah1 diuraikan pemisahan
telah diuraikan tugastugas
pemisahan dan dankewenangan
kewenangan diantara
diantarapara
parapelaku
pelaku
pengelola
pengelolakeuangan
keuangan daerah.
daerah.Hal
Haltersebut sesungguhnyatelah
tersebut sesungguhnya telahmencerminkan
mencerminkan penerapan
penerapan SPIP.
Akan tetapi, pemisahan tugas dan wewenang saja masih belum cukup memadai
SPIP. Akan tetapi, pemisahan tugas dan wewenang saja masih belum cukup memadai untuk untuk menjamin
tercapainya
menjamin tujuan dari
tercapainya SPIP
tujuan . Pada
dari SPIP.gambar 2.1 diilustrasikan
Pada gambar kaitan antara
2.1 diilustrasikan unsur-unsur
kaitan SPIP
antara unsur-
dengan tujuan SPIP yang hendak dicapai.
unsur SPIP dengan tujuan SPIP yang hendak dicapai.
Penerapan SPIP harus
Penerapan SPIPmengandung unsur-unsur
harus mengandung sebagai
unsur-unsur berikut:
sebagai berikut:
a) a)
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian
b) Penilaian Risiko
b) Penilaian Risiko
c) Kegiatan Pengendalian
d) c) Kegiatan Pengendalian
Informasi dan Komunikasi
e) d) Informasi dan Komunikasi
Pemantauan
e) Pemantauan
Berikut akan diuraikan penjelasan dari setiap unsur SPIP sebagaimana disebutkan di atas.
2.3.1
Berikut Lingkungan
akan Pengendalian
diuraikan penjelasan dari setiap unsur SPIP sebagaimana disebutkan di
atas. Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam Instansi Pemerintah yang memengaruhi
efektivitas pengendalian internal. Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus
menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan
perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian internal dan manajemen yang sehat.
Lingkungan pengendalian dapat diciptakan melalui:
15
Risiko yang berasal dari faktor eksternal misalnya peraturan perundang-undangan baru,
perkembangan teknologi, bencana alam dan gangguan keamanan. Sedangkan risiko yang
berasal dari faktor internal misalnya keterbatasan dana operasional, sumber daya manusia yang
tidak kompeten, peralatan yang tidak memadai, kebijakan dan prosedur yang tidak jelas dan
suasana kerja yang tidak kondusif.
Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi
terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah. Untuk menganalisis risiko, pimpinan instansi
pemerintah akan menentukan tingkat risiko yang dapat diterima terlebih dahulu.
Berkenaan dengan Pengelolaan uang daerah dalam PP Nomor 39 tahun 2007, telah
diamanatkan bahwa dalam sistem perbendaharaan diperlukan suatu sistem pengelolaan kas
yang mengacu kepada prinsip`pengelolaan kas yang baik. Prinsip tersebut mencakup adanya
perencanaan kas yang baik serta pemanfaatan semaksimal mungkin dana kas yang belum
digunakan (idle cash).
Oleh karena itu PP 39/2007 ini pada dasarnya mencakup pula berbagai aspek pengaturan
mengenai kewenangan Kepala SKPKD selaku BUD, dengan maksud agar pengelolaan kas
dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip pengelolaan keuangan yang baik. Aspek pengaturan
Penerimaan SKPD.
Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo. Permendagri
No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
6. Permendagri No.52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2016
7. Surat Edaran Mendagri No. 900/2280/SJ Tanggal 5 Mei 2014 tentang Juknis Penganggaran,
Pelaksanaan, dan Penatausahaan, serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik
Pemda
Dalam hal bendahara penerimaan berhalangan, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal
Dalam
194, hal bendahara
mengatur bahwa. penerimaan berhalangan, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal
194, mengatur bahwa.
1) Apabila
1) Apabila melebihi
melebihi 3 (tiga)3hari
(tiga) hari sampai
sampai selama-lamanya
selama-lamanya 1 (satu) 1bulan,
(satu)bendahara
bulan, bendahara
penerimaan
tersebut wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk ditunjuk
penerimaan tersebut wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang melakukan
untuk melakukan
penyetoran penyetoran
dan tugas-tugas dan tugas-tugas
bendahara bendahara
penerimaan atas penerimaan atas tanggung
tanggung jawab bendahara
jawab bendahara
penerimaan penerimaan
yang bersangkutan yang diketahui
dengan bersangkutan dengan
kepala SKPD; diketahui kepala SKPD;
2) Apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga) bulan harus ditunjuk
2) Apabila melebihi
pejabat 1 (satu)penerimaan
bendahara bulan sampai selama-lamanya
dan diadakan berita3acara
(tiga)serah
bulanterima;
harus ditunjuk pejabat
bendahara penerimaan dan diadakan berita acara serah terima;
3) Apabila bendahara penerimaan sesudah 3 (tiga) bulan, belum juga dapat
melaksanakan tugas, maka dianggap yang bersangkutan telah mengundurkan diri
atau berhenti dari jabatan sebagai bendahara penerimaan dan oleh karena itu
segera diusulkan penggantinya.
Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD
Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD
23
24
25
PEMERINTAH
NO. URUT :
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SURAT KETETAPAN RETRIBUSI (SKR)
............
................
MASA
: ...................................
TAHUN
: .....................................
NAMA : ....................................
ALAMAT : ....................................
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWR) : ....................................
TANGGAL JATUH TEMPO : ....................................
(Tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP
-----------------------------------------------potong di sini-----------------------------------------------
NO. URUT : ..............................
TANDA TERIMA ................Tanggal.....................
NAMA : .................................. Yang menerima,
ALAMAT : ..................................
NPWPD : .................................. (Tanda tangan)
(nama lengkap)
26
30 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 3.5 Contoh
Gambar Dokumen SKR Dokumen Surat Setoran Pajak Daerah
3.6 Contoh
PEMERINTAH
NO. URUT :
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SURAT KETETAPAN RETRIBUSI (SKR)
............
................
MASA
: ...................................
TAHUN
: .....................................
NAMA : ....................................
ALAMAT : ....................................
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWR) : ....................................
TANGGAL JATUH TEMPO : ....................................
(Tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP
-----------------------------------------------potong di sini-----------------------------------------------
NO. URUT : ..............................
TANDA TERIMA ................Tanggal.....................
NAMA : .................................. Yang menerima,
ALAMAT : ..................................
NPWPD : .................................. (Tanda tangan)
(nama lengkap)
26
Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 31
Gambar
Gambar 3.7 Contoh Dokumen 3.7 Contoh Dokumen STS
STS
28
32 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Penatausahaan Dana Kapitasi pada SKPD Dinas
Kesehatan
Dana kapitasi merupakan besaran pembayaran per-bulan yang dibayar di muka kepada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
Dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan
dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan meliputi jasa
pelayanan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan.
Pembayaran dana kapitasi dari BPJS kesehatan dilakukan melalui rekening dana kapitasi
JKN pada FKTP dan diakui sebagai pendapatan. Pendapatan digunakan langsung untuk
pelayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP. Dalam hal pendapatan dana kapitasi tidak
digunakan seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, dana kapitasi tersebut digunakan
untuk tahun anggaran berikutnya.
Bendahara dana kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan menyampaikan realisasi pendapatan
dan belanja setiap bulan kepada kepala FKTP. Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi
pendapatan dan belanja kepada kepala SKPD dinas kesehatan dengan melampirkan surat
pernyataan tanggung jawab. Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja kepala
SKPD dinas kesehatan menyampaikan surat permintaan pengesahan pendapatan dan
belanja (SP3B) FKTP kepada PPKD. SP3B FKTP didalamnya termasuk juga sisa dana kapitasi
yang belum digunakan pada tahun anggaran berkenaan.
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan dan
Periode
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan
4. Kolom 3 diisi dengan nomor bukti penerimaan
5. Kolom 4 diisi dengan cara pembayaran: melalui kas bendahara penerimaan, bank, atau melalui kas
umum daerah
6. Kolom 5 diisi dengan detail kode rekening pendapatan asli daerah
7. Kolom 6 diisi dengan uraian pendapatan sesuai dengan kode rekening
8. Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan asli daerah
9. Kolom 8 diisi dengan tanggal penyetoran
10. Kolom 9 diisi dengan Nomor STS
11. Kolom 10 diisi dengan jumlah uang yang disetor
12. Kolom 11 diisi dengan Keterangan jika diperlukan
13. Jumlah penerimaan diisi dengan total jumlah pendapatan selama 1 bulan*
14. Jumlah disetorkan adalah jumlah total penyetoran pendapatan selama 1 bulan*
15. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan diisi dengan sisa kas yang masih di pegang oleh bendahara
penerimaan baik dalam bentuk kas tunai, simpanan di bank, ataupunlainnya*
16. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran disertai
nama jelas*
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan
30
34 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 3.9 Contoh RegisterGambar
STS 3.9 Contoh Register STS
1 2 3 4 5 6 7 8
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan, tahun
anggaran dan Nama Bendahara Penerimaan
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan nomor STS
4. Kolom 3 diisi dengan tanggal STS
5. Kolom 4 diisi Kode Rekening pendapatan yang disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah. Dalam
satu STS bisa terdiri dari beberapa pendapatan.
6. Kolom 5 diisi dengan uraian pendapatan
7. Kolom 6 diisi dengan jumlah pendapatan yang disetorkan
8. Kolom 7 diisi dengan nama penyetor
9. Kolom 8 diisi dengan Keterangan jika diperlukan
10. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran disertai
nama jelas*
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan
AdaAdabeberapa caracara
beberapa yang bisabisa
yang dilakukan oleholeh
dilakukan wajib pajak/retribusi
wajib dalam
pajak/retribusi membayar
dalam membayar
kewajibannyakepada
kewajibannya kepadadaerah,
daerah,yaitu
yaitudengan
dengancara:
cara:
1. Membayar tunai langsung ke bendahara penerimaan
1. Membayar
2. Membayar tunai
melalui langsung
rekening ke bendahara
bendahara penerimaan
penerimaan
2. Membayar melalui rekening bendahara penerimaan
3. Menyetor langsung ke kas daerah.
3. Menyetor langsung ke kas daerah.
31
Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 35
Prosedur pembukuan untuk ketiga cara pembayaran tersebut pada dasarnya sama, yang
Prosedur
membedakanpembukuan untukpenerimaan
adalah bukti ketiga caradan
pembayaran tersebut
penyetorannya, danpada dasarnya
waktu sama, yang
pencatatan
membedakan adalah bukti penerimaan dan penyetorannya, dan waktu pencatatan penerimaan
penerimaan dan penyetoran pendapatan ke kas daerah. Berikut akan diikhtisarkan tata cara
dan pembukuan
penyetoranuntuk
pendapatan
ketiga carakepembayaran
kas daerah. Berikut akan diikhtisarkan tata cara pembukuan
tersebut.
untuk ketiga cara pembayaran tersebut.
(1) Pembayaran
(1) Pembayaran tunai tunai langsung
langsung ke bendahara
ke bendahara penerimaan
penerimaan SKPD
SKPD
Buku
Melakukan pengisian
Proses Surat Tanda Bukti Penerimaan dan
buku penerimaan dan
Penerimaan Pembayaran/ Bukti Lain Penyetoran
penyetoran bendahara
Tunai Yang Sah Bendahara
penerimaan
Penerimaan
32
33
33
SKPD : …………..
PERIODE : …………..
A. Penerimaan Rp…………………
1. Tunai melalui bendahara penerimaan Rp…………………
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu Rp…………………
3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan Rp…………………
4. Transfer ke rekening kas umum daerah Rp…………………
Menyetujui Tanggal
Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan
Nama Nama
NIP NIP
35
SKPD : …………..
PERIODE : …………..
A. Penerimaan Rp…………………
1. Tunai melalui bendahara penerimaan Rp…………………
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu Rp…………………
3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan Rp…………………
4. Transfer ke rekening kas umum daerah Rp…………………
Mengetahui Tanggal
Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan
Nama Nama
NIP NIP
36
40 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
4. Sebutkan jenis-jenis bukti transaksi untuk mencatat penerimaan dan penyetoran pendapatan
SKPD?
5. Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa TBP (tanda bukti pembayaran)?
6. Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa STS (surat tanda setoran)?
7. Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk transaksi penerimaan pendapatan SKPD yang
disetor langsung oleh pembayar ke rekening kas daerah?
8. Sebutkan jenis laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang harus dibuat oleh bendahara
penerimaan SKPD, lampiran apa saja yang harus disertakan, dan dilaporkan kepada siapa?
9. Kapankah paling lambat bendahara penerimaan pembantu harus menyampaikan LPJ-nya
dan disampaikan melalui siapa?
10. Kapankah paling lambat bendahara penerimaan SKPD harus menyampaikan LPJ-nya dan
disampaikan melalui siapa?
Prosedur Penerimaan
Penerimaan PPKD
Bendahara
ð Sekretaris Daerah, Koordinator penyusunan
kebijakan dan pelaksanaan PKD.
Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah.
4. PP No. 60 Tahun 2014 tentang Desa
5. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
6. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo. Permendagri
No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
7. Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
8. Permendagri No.52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2016
9. Surat Edaran Mendagri No. 900/2280/SJ Tanggal 5 Mei 2014 tentang Juknis Penganggaran,
Pelaksanaan, dan Penatausahaan, serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik
Pemda
Terbongkarnya skandal pengerukan Kasda itu terungkap dari dua buku laporan hasil audit Bank
Indonesia (BI) pertengahan tahun 2010 yang diterima Ketua FKN Bambang Widjo Purwanto. Dalam
buku tersebut, tercantum ada sembilan nama pejabat teras Sragen yang meminjam kredit di BPR Joko
Tingkir dengan nilai total mendekati Rp 15 miliar.
Sembilan nama itu di antaranya mantan Sekda Kushardjono, Kepala DP2D Adi Dwi Jantoro, dua
direktur BPR Joko Tingkir sendiri Pono dan Surono Hadi, Sukini, Ninik Hartati, Perusda Bengkel,
Perusda Percetakan, dan beberapa nama lagi. Dari angka kredit hampir Rp 15 miliar itu, Rp 14 miliar
dibagi dua pejabat yakni Kushardjono dan Adi Dwi Jantoro masing-masing Rp 7,2 miliar dan Rp 7,2
miliar sedang Rp 1 miliar sisanya dibagi tujuh pejabat lain.
http://sragenholic.blogspot.com/2011/03/skandal-penyimpangan-kasda-senilai-145.html
15 Maret 2011
Untuk Pembukuan Pendapatan yang berasal dari Dana Kapitasi JKN, berdasarkan SE
Mendagri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014, Surat Pengesahan Pendapatan dan
Belanja (SP2B) yang disahkan oleh PPKD selaku BUD dijadikan sebagai Bukti Penerimaan
Lainnya Yang Sah.
Berdasarkan SP2B tersebut PPKD selaku BUD melakukan Pembukuan atas Pendapatan dan
Belanja FKTP dan dibukukan oleh PPKD kedalam Pendapatan Lain-Lain PAD Yang Sah.
Berikut
Berikut adalah
adalah contoh
contoh format
format Buku
Buku Penerimaan
Penerimaan PPKD
PPKD
Gambaradalah
Berikut 4.2 Contoh Format
contoh Buku
format Penerimaan
Buku PPKD
Penerimaan PPKD
Gambar 4.2 ContohGambar
Format4.2
BukuContoh Format
Penerimaan Buku Penerimaan PPKD
PPKD
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........
BUKU
PEMERINTAH PENERIMAAN PPKD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........
BENDAHARA PENERIMAAN
BUKU PENERIMAAN PPKD
PPKD
BENDAHARA PENERIMAAN PPKD
Kode Bukti Kode
Nomor Tanggal Uraian Jumlah Keterangan
Kredit Lain Rekening
Kode Bukti Kode
Nomor
1 Tanggal
2 3 4 5 Uraian
6 Jumlah
7 Keterangan
8
Kredit Lain Rekening
1 2 3 4 5 6 7 8
Berikut adalah
Berikut bagan
adalah alir yang
bagan menggambarkan
alir yang proses penyusunan
menggambarkan dan penyampaian
proses penyusunan dan penyampaian
pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.
pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.
Proses verifikasi
Pertanggung
pertanggungjawaban
1. Berdasarkan jawabaan
bendahara Pertanggungjawaban 4. PPKD melakukan
Buku Penerimaan Bendahara Bendahara menandatangani
Penerimaan PPKD penerimaan PPKD
PPKD dan Bukti Penerimaan PPKD pertanggungjawaban
penerimaan yang bendahara
sah, Bendahara penerimaan sebagai
Penerimaan PPKD bentuk persetujuan.
menyusun
2. Bendahara Penerimaan
PPKD menyerahkan 3.Dilakukan proses
Pertanggungjawaban verifikasi, evaluasi dan
Bendahara Penerimaan analisis untuk
PPKD kepada fungsi mendapatkan informasi
verifikasi PPKD pendapatan PPKD yang
sinkron dan kredibel
42
Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 yang telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 1 berbunyi Dana Desa setiap kabupaten/kota dihitung
berdasarkan jumlah Desa. Sedangkan pasal 2 berbunyi Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dialokasikan secara berkeadilan berdasarkan:
Ayat 3 disebutkan bahwa Tingkat kesulitan geografis sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b ditunjukkan oleh indeks kemahalan konstruksi. Selanjutnya pasal 4 Data jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan indeks kemahalan konstruksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) bersumber dari kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik. Pasal 5 berbunyi Dana Desa
setiap kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan
Presiden mengenai rincian APBN.
Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
6. Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
5.1 Pendahuluan
Peraturan tentang penatausahaan bendahara pengeluaran di SKPD diantaranya Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, khususnya pada
pasal 92 sampai dengan pasal 95. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pasal 196 sampai dengan pasal
231. Permendagri 13 Tahun 2006 mengatur tentang tata cara pelaksanaan pengeluaran daerah
yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran. Penjelasan terkait penatausahaan pengeluaran kas
di SKPD meliputi: (1) penyediaan dana; (2) permintaan pembayaran; (3) perintah membayar; (4)
pencairan dana; (5) pertanggungjawaban penggunaan dana; dan (6) penatausahaan pendanaan
tugas pembantuan.
Menerima
Menyimpan
BENDAHARA
PENGELUARAN
Menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan Membayarkan
3. Dalam
3. Dalam hal hal pengguna
pengguna anggaranmelimpahkan
anggaran melimpahkan sebagian
sebagian kewenangannya
kewenangannyakepada kepada kuasa
kuasa pengguna
pengguna anggaran,anggaran, maka pengguna
maka pengguna anggaran
anggaran dapatdapat menunjuk
menunjuk bendahara
bendahara pengeluaran
pengeluaran pembantu SKPD untuk melaksanakan sebagian tugas
pembantu SKPD untuk melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara dan wewenang
bendahara
pengeluaran pengeluaran SKPD.
SKPD.
4. Bendahara pengeluaran pembantu SKPD mempunyai wewenang untuk:
4. Bendahara pengeluaran
a. Mengajukan pembantu
permintaan SKPD mempunyai
pembayaran menggunakan wewenang
SPP-TU danuntuk:
SPP-LS;
a. b. Menerima permintaan
Mengajukan dan menyimpan uang persediaan
pembayaran yang berasal
menggunakan SPP-TUdaridan
Tambahan
SPP-LS;Uang
dan/atau pelimpahan UP dari bendahara pengeluaran;
b. Menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal dari Tambahan Uang dan/
c. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
atau
d. pelimpahan
Menolak UP dari
perintah bendahara
bayar dari KPA pengeluaran;
yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan; pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
c. Melaksanakan
d. e. Meneliti
Menolak kelengkapan
perintah bayardokumen
dari KPApendukung
yang tidakSPP-LS
sesuaiyang diberikan
dengan oleh PPTK;
ketentuan peraturan;
f. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK, apabila
e. Meneliti kelengkapan
dokumen dokumen
tersebut tidak pendukung
memenuhi SPP-LS tidak
syarat dan/atau yanglengkap;
diberikan oleh PPTK;
f. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK, apabila
Dalam hal bendahara
dokumen pengeluaran
tersebut tidak berhalangan, Permendagri
memenuhi syarat dan/atau Nomor
tidak13 Tahun 2006 Pasal
lengkap;
226, mengatur bahwa:
1) Apabila
Dalam melebihi 3 pengeluaran
hal bendahara (tiga) hari sampai selama-lamanya
berhalangan, 1 (satu)Nomor
Permendagri bulan,13
bendahara
Tahun 2006 Pasal
pengeluaran
226, mengatur bahwa: tersebut wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk
untuk melakukan penyetoran dan tugas-tugas bendahara pengeluaran atas
1) Apabila melebihi
tanggung 3 (tiga)
jawab hari sampai
bendahara selama-lamanya
pengeluaran 1 (satu) bulan,
yang bersangkutan bendahara
dengan pengeluaran
diketahui
tersebut wajib
kepala SKPD;memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan
penyetoran dan tugas-tugas
2) Apabila melebihi bendahara
1 (satu) bulan pengeluaran 3 atas
sampai selama-lamanya tanggung
(tiga) bulan harus jawab
ditunjukbendahara
pejabat bendahara
pengeluaran pengeluarandengan
yang bersangkutan dan diadakan berita
diketahui acara SKPD;
kepala serah terima;
3) Apabila bendahara pengeluaran sesudah 3 (tiga) bulan, belum juga dapat
2) Apabila melebihi 1 tugas,
melaksanakan (satu) maka
bulandianggap
sampai selama-lamanya
yang bersangkutan 3 (tiga)
telah bulan harus ditunjuk
mengundurkan diri pejabat
bendahara pengeluaran dan diadakan berita acara serah terima;
atau berhenti dari jabatan sebagai bendahara pengeluaran dan oleh karena itu
segera diusulkan penggantinya.
49
Dasar Hukum yang digunakan adalah Pasal 1 angka 27 UU PPN “Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai adalah bendahara pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh
Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak kepada bendahara pemerintah, badan, atau instansi pemerintah tersebut”.
Atas pengadaan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak, bendaharawan wajib memungut
PPN & PPnBM. Bendaharawan tidak melakukan pemungutan PPN & PPnBM atas:
• Pembayaran yang tidak melebihi Rp. 1.000.000,- termasuk PPN dan PPnBM
• Untuk Pembebasan Tanah
• Pembayaran atas BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan mendapat fasilitas
PPN Tidak Dipungut atau Dibebaskan
• BBM dan Non-BBM oleh PERTAMINA
• Rekening Telepon
• Jasa Angkutan Udara yang diserahkan perusahaan penerbangan
• Untuk penyerahan BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan tidak dikenakan
PPN.
Dasar Hukum yang digunakan adalah Pasal 22 ayat (1) UU PPh “Menteri Keuangan dapat
menetapkan bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan pembayaran
atas penyerahan barang”. Kewajiban perpajakan bagi Bendaharawan atas pengadaan barang
adalah Pemotongan PPh Pasal 22 (tarif 1,5%).
Dasar Hukum yang digunakan adalah Pasal 21 ayat (1) huruf b UU PPh “Pemotongan pajak
atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam
bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib
dilakukan oleh bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan”.
Apabila penerima penghasilan Non Pejabat Negara/PNS/ABRI, maka tata cara pemotongan/
pemungutan adalah tata cara yang berlaku umum (Perdirjen Pajak No. 31/PJ/2009 yang telah
diubah terakhir dengan PER-57/PJ/2009), sedangkan apabila dibayarkan kepada Pejabat Negara/
PNS/ABRI, berlaku ketentuan khusus (PP 45/1994). Atas Penghasilan yang diberikan kepada
Pejabat Negara/PNS/ABRI yang dananya berasal dari APBN/D dilakukan pemotongan yang
bersifat final dengan tarif 15% kecuali bagi PNS golongan II/d ke bawah atau ABRI berpangkat
Pembantu Letnan Satu ke bawah, tidak dilakukan pemotongan PPh.
4) Pasal 23/26
Dasar Hukum yang digunakan adalah Pasal 23 ayat (1) huruf c dan Pasal 26 ayat (1)
sebagaimana ketentuan yang berlaku umum. Kewajiban perpajakan bagi Bendaharawan atas
pengadaan jasa adalah Pemotongan PPh Pasal 23/26 dengan tarif sesuai ketentuan yang berlaku
tergantung jenis jasanya (UU PPh Pasal 23 dan PMK-244/PMK.03/2008).
Selanjutnya PPK-SKPD akan menguji dan/atau memverifikasi SPP yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran, antara lain menyangkut syarat kelengkapan dokumen SPP dan
lampirannya, kebenaran dalam tulisan, ketersediaan pagu anggaran. Setelah semua persyaratan
pengajuan SPP terpenuhi, PPK-SKPD selanjutnya menyiapkan draft Surat Pertintah Membayar
(SPM) kemudian diparaf dan diajukan kepada PA/KPA sesuai kewenangannya. PA dapat
menandatangani/menerbitkan semua jenis SPM, sementara KPA hanya dapat menerbitkan SPM
TU dan SPM-LS Barang dan Jasa untuk anggaran belanja yang berada di bawah pengelolaanya.
Selanjutnya, SPM yang telah ditandatangani oleh PA/KPA disampaikan ke Kuasa BUD. Jika
SPM yang diajukan tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, Kuasa BUD selanjutnya
akan menerbitkan SP2D. Jenis SPM dan SP2D yang diterbitkan oleh pihak-pihak yang berwenang
tentunya mengikuti dengan jenis SPP yang diajukan oleh bendahara pengeluaran. Misalnya, jika
bendahara pengeluaran mengajukan SPP-UP, maka PA/KPA akan menerbitkan SPM-UP, demikian
juga kuasa BUD akan menerbitkan SP2D-UP, dan demikian seterusnya.
Pada topik ini, pembahasan hanya akan difokuskan pada prosedur pembayaran,
penatausahaan dan pertanggungjawaban oleh bendahara pengeluaran SKPD.
Berikut ini akan dijelaskan prosedur pembayaran yang dapat dilakukan oleh bendahara
pengeluaran SKPD.
1) Bendahara Pengeluaran
2) PPK-SKPD
Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD bertugas menguji kelengkapan dan kebenaran SPP yang
diajukan oleh bendahara Pengeluaran.
3) PPTK
Langkah-langkah teknis yang dilakukan dalam pengajuan SPP adalah sebagai berikut:
1) Persiapan dokumen
Dokumen SPP disiapkan dan diisi oleh Bendahara Pengeluaran. Masing-masing bagian
mempunyai kolom-kolom yang diisi sesuai dengan jenis SPP yang diajukan. SPP tersebut
kemudian dibuat 4 rangkap dengan distribusi: (a) lembar asli untuk Pengguna Anggaran (PA); (b)
salinan 1 untuk Kuasa BUD; (c) salinan 2 untuk Bendahara Pengeluaran; dan (d) salinan 3 untuk
arsip.
2
PA/KPA BUD /
Kuasa BUD
6 7
10
BANK
PPK-SKPD
3
5 11
4
Bend. 12
Pengeluaran
54
PPTK
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD ……………………………
Di Tempat
……….., ……………………………
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
RINGKASAN
(Nama Lengkap)
NIP.
56
……………, ……………………………..
Bendahara Pengeluaran
(na ma l engka p)
NIP.
5.4.1.2Surat
5.4.1.2 Surat Permintaan
PermintaanPembayaran - Ganti
Pembayaran UangUang
- Ganti Persediaan (GU) (GU)
Persediaan
SPP-GU diajukan untuk mengganti uang persediaan yang telah terpakai. SPP-GU diajukan
SPP-GU diajukan untuk mengganti uang persediaan yang telah terpakai. SPP-GU diajukan
sebesar uang persediaan yang telah digunakan dan SPJ nya telah disahkan pada kurun waktu
sebesar uang persediaan yang telah digunakan dan SPJ nya telah disahkan pada kurun waktu
tertentu, untuk membiayai satu atau beberapa kegiatan di SKPD. Pengajuan SPP-GU harus
tertentu, untuk membiayai satu atau beberapa kegiatan di SKPD. Pengajuan SPP-GU harus
didukung oleh pertanggungjawaban (SPJ) atas penggunaan uang persediaan yang diajukan
didukung oleh pertanggungjawaban (SPJ) atas penggunaan uang persediaan yang diajukan
penggantiannya disertai bukti-bukti yang sah dan lengkap. SPP-GU harus dilampiri dengan:
penggantiannya disertai bukti-bukti yang sah dan lengkap. SPP-GU harus dilampiri dengan:
Salinan
• Salinan SPDSPD
Draf Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
• Draf Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan
• Laporan Pertanggungjawaban
Bukti-bukti Uang Persediaan
belanja yang lengkap dan sah
Lampiran lain yang diperlukan
• Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah
• Lampiran lain yang diperlukan
57
Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 63
Gambar 5.4 Bagan Alir Pengeluaran Kas di SKPD Mekanisme GU/GU-Nihil/TU-Nihil
13
12
PA/KPA BUD /
Kuasa BUD
7
10 14
5
6 11
BANK
PIHAK KE-3 PPK-SKPD
7
8
2
5 4
9 15
6 16
Bend.
PPTK 1 Pengeluaran
Keterangan Gambar :
1. Bendahara Pengeluaran memberikan UP/TUP kepada PPTK sebesar rencana penggunaan
dana yang telah disesuaikan dengan rencana kegiatan.
2. PPTK melaksanakan kegiatan, menerima barang atau jasa, menyiapkan kelengkapan
dokumen/bukti pendukung pengeluaran kas, kemudian menyampaikan dokumen tersebut ke
Bendahara Pengeluaran.. 58
3. PPTK menyampaikan kelengkapan dokumen/bukti pendukung pengeluaran kas ke
Bendahara Pengeluaran.
4. Bendahara Pengeluaran menyusun pertanggungjawaban penggunaan UP dan TUP kepada
PA/KPA melalui PPK SKPD, dilampiri dengan dokumen pendukungnya.
Terbilang: ………………………………………………………………………………………
……………, ……………………………..
Bendahara Pengeluaran
(nama lengkap)
NIP.
62
68
Gambar 5.6 Contoh Format SPP-TU
Contoh Format SPP-TU
RINGKASAN
SURAT PENGANTAR
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Kepada Yth. Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD I. Rp ………………..
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran RINGKASAN SPD
SKPD …………………………… No. Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Di Tempat Urut
1
Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor ………. Tahun 2
....... tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan JUMLAH II. Rp ………………
Pembayaran Tambahan Uang Persediaan (TU) sebagai berikut: I-II. Rp……………..
RINGKASAN SP2D
a. Urusan Pemerintahan : ………………………........... SP2D Peruntukan UP
b. SKPD : ………………………........... SP2D Peruntukan GU
c. Tahun Anggaran : ………………………........... SP2D Peruntukan TU
(Nama Lengkap)
……….., …………………………… NIP.
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
63
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………..
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor: ………………………… Tahun ………………..
RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN
Terbilang: ………………………………………………………………………………
………………, Tanggal ……………………
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
Pengajuan SPP TU harus dilampiri dengan salinan SPD, draf Surat Pernyataan PA, Surat
Pengajuan SPP TU harus dilampiri dengan salinan SPD, draf Surat Pernyataan PA, Surat
Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU, serta lampiran lain yang diperlukan.
Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU, serta lampiran lain yang diperlukan.
5.4.1.4 Surat
5.4.1.4 Permintaan
Surat Pembayaran
Permintaan Pembayaran Langsung
Langsung (LS) (LS)
SPP-LS
SPP-LSdigunakan
digunakan untuk
untuk pembayaran langsung
pembayaran langsung pada
pada pihak
pihak ketiga
ketiga dengan
dengan jumlah
jumlah yangyang telah
ditetapkan. SPP-LS terdiri
telah ditetapkan. atas:
SPP-LS terdiri atas:
a) LS untuk
a) LS untuk pembayaran
pembayaran Gaji&&Tunjangan
Gaji Tunjangan
Lampiran
Lampiranyang
yangdiperlukan
diperlukan dalam pengajuanSPP-LS
dalam pengajuan SPP-LSGajiGaji
dandan Tunjangan
Tunjangan yaituyaitu salinan SPD,
salinan
SPD, Draf
Draf Surat Surat Pernyataan
Pernyataan PA, dokumen-dokumen
PA, dokumen-dokumen pelengkap
pelengkap daftar
daftar gaji,serta
gaji, sertalampiran
lampiran lain yang
lain yang
diperlukan. diperlukan. Dokumen-dokumen
Dokumen-dokumen pelengkap
pelengkap daftar daftar
gaji antara laingaji antara
(sesuai lain (sesuai
keperluan) adalah sbb.:
keperluan) adalah sbb.:
Pembayaran gaji induk Gaji susulan
64
Lampiran yang diperlukan dalam pengajuan SPP-LS Barang dan Jasa yaitu salinan SPD,
Draf Surat Pernyataan PA, dokumen-dokumen terkait kegiatan (disiapkan oleh PPTK), terdiri atas
(sesuai keperluan):
o Salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait;
o SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani wajib pajak dan wajib
pungut;
o Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
dengan pihak ketiga serta mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga;
o Berita acara penyelesaian pekerjaan;
o Berita acara serah terima barang dan jasa;
o Berita acara pembayaran;
o Kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga dan PPTK sertai disetujui
oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;
o Surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga
keuangan non bank;
o Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau
seluruhnya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar negeri;
o Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/rekanan serta unsur panitia
pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang yang diperiksa;
o Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang dilaksanakan di luar wilayah
kerja;
14
11 1
13
2
PA/KPA
BUD /
Kuasa BUD
15
9 PPTK
110
4 5
17
Bend.
16 BANK
Pengeluaran
6 8 16
18
PPK-SKPD 67
Pihak ke-3
RINGKASAN
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
SKPD …………………………… Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD I. Rp ………………..
Di Tempat RINGKASAN SPD
No. Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Urut
Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor ………. Tahun
....... tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan 1
Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan sebagai berikut: 2
JUMLAH II. Rp ………………
I-II. Rp……………..
a. Urusan Pemerintahan : ………………………...........
RINGKASAN SP2D
b. SKPD : ………………………........... SP2D Peruntukan UP
c. Tahun Anggaran : ………………………........... SP2D Peruntukan GU
d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ………………………........... SP2D Peruntukan TU
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp.…………………........... SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
(terbilang:…………………………………………...................................………) SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ……………..
f. Nama Bendahara Pengeluaran : ………………………...........
II-III Rp……………
g. Jumlah Pembayaran Yang Diminta : Rp.…………………...........
(terbilang:…………………………………………...................................………) ………………., ……………………………
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ………………………........... Bendahara Pengeluaran
73
74
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA …………….
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...... (SPP-LS-BARANG & JASA)
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN Nomor : ………………. Tahun .......
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor: ………………….. Tahun ....... SURAT PENGANTAR
(Nama Lengkap)
NIP.
71
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ......
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)
Nomor: ……………………. Tahun ……
RINGKASAN
1. Program : ……………………………………………………………….
2. Kegiatan : ……………………………………………………………….
3. Nomor dan Tanggal DPA-/
DPPA-/DPAL-SKPD : ……………………………………………………………….
4. Nama Perusahaan : ……………………………………………………………….
5. Bentuk Perusahaan : a. PT/NV b. CV d. Firma e. Lain-Lain
6. Alamat Perusahaan : ……………………………………………………………….
7. Nama Pimpinan Perusahaan : ……………………………………………………………….
8. Nama dan Nomor Rekening Bank: ……………………………………………………………….
9. Nomor Kontrak : ……………………………………………………………….
10. Kegiatan Lanjutan : Ya/Bukan
11. Waktu Pelaksanaan Kegiatan : ……………………………………………………………….
12. Deskripsi Pekerjaan : ……………………………………………………………….
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD I. Rp …………………….
RINGKASAN SPD
No. Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
1
2
JUMLAH II. Rp……………………...
I-II. Rp……………………
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp………………………
II-III Rp ……………………
72
RINCIAN
…………. , …………………………...
Mengetahui,
PPTK Bendahara Pengeluaran
Jumlah
Pihak-pihak yang terkait dalam proses penerbitan SPM adalah sebagai berikut.
1) PPK-SKPD
2) Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas sebagai berikut:
• mengotorisasi dan menerbitkan SPM; serta
• mengotorisasi Surat Penolakan SPM yang diterbitkan PPK-SKPD bila SPP yang diajukan
bendahara SKPD tidak lengkap.
Langkah-langkah teknis yang dilakukan dalam proses penerbitan SPM adalah sebagai
berikut.
1) Pengujian SPP
Pengujian berikutnya adalah melihat kesesuaian dengan DPA-SKPD yang terkait serta
batasan jumlah dalam SPD yang terkait. Apabila telah dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD
akan membuat rancangan SPM.
Apabila telah dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD akan membuat rancangan SPM.
Rancangan SPM ini dibuat dua rangkap, satu dokumen akan diregister dalam Register SPM-UP/
GU/TU/LS, sementara dokumen aslinya dikirim kepada pengguna anggaran untuk diotorisasi.
SPM yang telah diotorisasi dikirimkan kepada kuasa BUD dilengkapi dengan dokumen-dokumen
sesuai jenisnya yaitu sebagai berikut.
SPM UP
• Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
SPM GU
• Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
• Surat pengesahan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran periode sebelumnya.
• Ringkasan pengeluaran per rincian objek yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran
yang sah dan lengkap; dan
• Bukti atas penyetoran PPN/PPh.
SPM-TU
• Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
SPM-LS
• `Surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;
dan
• Bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai dengan kelengkapan persyaratan
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Format register SPM maupun format register penolakan SPM adalah sama. Yang
membedakan hanya Register SPM dipergunakan untuk mencatat SPM yang telah dinyatakan
lengkap oleh PPK-SKPD, sementara register penolakan SPM dipergunakan untuk mencatat SPM
yang ditolak oleh PPK-SKPD.
SP2D dapat diterbitkan jika pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang
tersedia dan didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan. Waktu
pelaksanaan penerbitan SP2D paling lambat 2 hari sejak SPM diterima dan apabila ditolak
dikembalikan paling lambat 1 hari sejak SPM diterima.
Pihak-pihak yang terkait dalam proses penerbitan SP2D adalah sebagai berikut.
1) Kuasa BUD
2) Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran SKPKD memiliki tugas mencatat SP2D pada
dokumen penatausahaan yang terdiri atas berikut ini.
• BKU Pengeluaran
• Buku Pembantu Simpanan Bank
• Buku Pembantu Pajak
• Buku Pembantu Panjar
• Buku Rekapitulasi Pengeluaran Perincian Objek
Langkah-langkah teknis yang dilakukan dalam proses penerbitan SP2D adalah sebagai
berikut.
1) Penelitian SPM
Pengujian berikutnya adalah melihat kesesuaian dengan DPA-SKPD yang terkait serta
batasan jumlah dalam SPD yang terkait. Apabila telah dinyatakan lengkap, maka kuasa BUD
akan membuat rancangan SP2D.
Apabila Kuasa BUD menganggap bahwa dokumen sudah lengkap, maka Kuasa BUD
menerbitkan SP2D yang terdiri atas empat rangkap:
(1) berkas pertama diberikan kepada bendahara pengeluaran SKPKD;
(2) berkas kedua digunakan BUD untuk mencatat SP2D dan nota debet ke dokumen
penatausahaan;
(3) berkas ketiga diberikan kepada PPK-SKPD;
(4) berkas keempat diberikan kepada Pihak Ketiga.
Apabila ternyata kuasa BUD menyatakan bahwa dokumen yang diperlukan belum lengkap,
maka kuasa BUD membuat surat penolakan penerbitan SP2D dalam dua rangkap. Satu
dokumen diberikan kepada PPKD yang kemudian akan diberikan pada pengguna anggaran agar
menyempurnakan SPM, sementara yang satu akan diarsipkan dalam Register surat penolakan
penerbitan SP2D. Proses penolakan SP2D dilakukan paling lambat 1 hari kerja sejak SPM
diterima.
9. Pembukuan pemotongan PPh/PPN dari belanja LS (dicatat secara contra post) yang
dipotong/disetor BUD.
SKPD : …………………………
Tahun Anggaran : …………………………
Total
Uang Persediaan Awal Periode
Uang Persediaan Akhir Periode
(Nama Jelas)
NIP.
b. Pertanggungjawaban TU
b. Pertanggungjawaban TU
Pertanggungjawaban TU disusun ketika TU yang dikelola telah digunakan atau telah sampai
pada Pertanggungjawaban
waktu yang ditentukanTUsejak
disusun ketika TU Laporan
TU diterima. yang dikelola telah digunakan TU
pertanggungjawaban atau telah sampai
disampaikan
pada waktu
kepada yang ditentukan
Pengguna sejak TUPengguna
Anggaran/Kuasa diterima. Laporan
Anggaran.pertanggungjawaban TU disampaikan
Berikut adalah langkah-langkah
kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
penyusunan laporan pertanggungjawaban TU: Anggaran. Berikut adalah langkah-langkah
penyusunan laporan pertanggungjawaban TU:
Gambar 5.12Pertanggungjawaban
Gambar 5.12 Langkah-Langkah Langkah-LangkahTUPertanggungjawaban TU
Bukti-bukti yang
sah Belanja TU
STS
(Apabila ada
LPJ -TU
kelebihan TU)
81
Gambar 5.13Gambar
Contoh Format LaporanFormat
5.13 Contoh Pertanggungjawaban TU
Laporan Pertanggungjawaban TU
SKPD : …………………………
Tahun Anggaran : …………………………
Program : ……………………/………………….…
Kegiatan : ……………………/………………….…
Tanggal SP2D TU : …………………………
Kode Rekening Uraian Jumlah
Total
Tambahan Uang Persediaan Awal Periode
Tambahan Uang Persediaan Akhir Periode
*Sisa tambahan uang persediaan telah disetor ke Kas Umum Daerah pada tanggal ……..
2. Pertanggungjawaban Periodik
Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 85
a. Pertanggungjawaban Administratif
Pertanggungjawaban administratif yang disampaikan adalah berupa surat pertanggungjawaban
(SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara
kumulatif maupun per kegiatan.
2. Pertanggungjawaban Periodik
a. Pertanggungjawaban Administratif
SPJ ini merupakan hasil konsolidasi dengan SPJ bendahara pengeluaran pembantu. Oleh
karena itu, SPJ Bendahara Pengeluaran pembantu harus sudah disampaikan kepada bendahara
pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Kecuali pada bulan terakhir di tahun
anggaran, SPJ bendahara pengeluaran pembantu harus sudah disampaikan paling lambat 5 hari
kerja sebelum hari kerja terakhir bulan tersebut.
Untuk bulan terakhir tahun anggaran, pertanggungjawaban disampaikan paling lambat hari
kerja terakhir bulan tersebut dan harus dilampiri dengan bukti setoran sisa uang persediaan.
Berikut adalah bagan langkah-langkah penyusunan pertanggungjawaban administratif dan
Gambar 5.14
penyampaiannya.
Langkah-Langkah dan Format Pertanggungjawaban Bulanan Bendahara Pengeluaran SKPD
(Laporan Penutupan
Gambar 5.14 Kas dan SPJ Administratif/Fungsional)
Langkah-Langkah dan Format Pertanggungjawaban Bulanan
Bendahara Pengeluaran SKPD (Laporan Penutupan Kas dan SPJ Administratif/
Fungsional)
Laporan
Penutupan Kas
JUMLAH
Penerimaan 8)
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran 9)
- SPJ (LS + UP/GU/TU)
- Peyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas
84
NIP.
Laporan
Penutupan
Kas
SPJ Proses
Menyusun Fungsional verifikasi,
SPJ evaluasi dan
Fungsional analisa oleh
BUD
85
SKPD :
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran :
Bendahara Pengeluaran :
Tahun Anggaran :
Bulan
*)
SPJ - LS Gaji SPJ - LS Barang & Jasa SPJ UP/ GU/ TU
Jumlah SPJ
Kode Jumlah s.d. Sisa Pagu
Uraian s.d. Bulan s.d. Bulan s.d. Bulan s.d. Bulan (LS+UP/GU/TU)
Rekening Anggaran Bulanini s.d. Bulan ini Bulan Bulanini Bulan ini Anggaran
Lalu ini Lalu ini s.d. Bulan ini
Lalu
1 2 3 4 5 6 = (4+5) 7 8 9 = (7+8) 10 11 12=(10+11) 13=(6+9+12) 14 = (3-13)
JUMLAH
Penerimaan 8)
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Penerimaan
9)
Pengeluaran
- SPJ (LS + UP/GU/TU)
- Peyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas
Tsabita Sanni
NIP. 200.031.003 86
3) Pengembalian belanja;
Pengembalian belanja disebabkan kelebihan pembayaran belanja atas beban APBD.
Pengembalian belanja termasuk kelebihan pembayaran berdasarkan temuan aparat
pemerintah.
Setoran pengembalian belanja mengurangi realisasi anggaran belanja.
Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
Dalam hal bendahara pengeluaran berhalangan, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal
226, mengatur bahwa:
Bendahara pengeluaran PPKD mengisi dokumen SPP LS PPKD yang telah disiapkan.
Disamping membuat SPP, bendahara pengeluaran PPKD juga membuat register untuk SPP yang
diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.
Pembayaran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran PPKD adalah untuk pengeluaran
belanja dan/atau pembiayaan yang tercantum di dalam DPA-PPKD. Adapun anggaran
pengeluaran di dalam DPA-PPKD terdiri dari:
a. Belanja tidak langsung selain belanja pegawai, terdiri dari: belanja bunga, subsidi, hibah,
bantuan keuangan, bantuan sosial, belanja tak terduga.
b. Pengeluaran pembiayaan, terdiri dari: pembayaran pokok pinjaman, investasi, pemberian
pinjaman, pembentukan dana cadangan.
DiDi
samping
sampingitu,itu,
bendahara pengeluaran
bendahara pengeluaran PPKD juga
PPKD membuat
juga Register
membuat untuk
Register SPPSPP
untuk dandan
SPMSPM
yang diajukan serta SP2D yang telah diterima.
yang diajukan serta SP2D yang telah diterima.
Berikut
Berikutiniinidisajikan
disajikancontoh
contohformat
formatRegisterSPP/SPM/SP2D
RegisterSPP/SPM/SP2DPPKD, BKU
PPKD, dandan
BKU Buku Pembantu
Buku Pembantu
bendahara
bendahara pengeluaran
pengeluaran PPKD.
PPKD.
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA dan nama SKPD yang bersangkutan
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan jenis belanja yang diajukan
4. Kolom 3 diisi dengan tanggal pengajuan SPP
5. Kolom 4 diisi dengan Nomor SPP yang diajukan
6. Kolom 5 diisi dengan tanggal penerbitan SPM terkait pengajuan SPP pada kolom sebelumnya
7. Kolom 6 diisi dengan Nomor SPM yang diterbitkan
8. Kolom 7 diisi dengan tanggal penerbitan SP2D terkait dengan penerbitan SPM pada kolom sebelumnya
9. Kolom 8 diisi dengan Nomor SP2D yang diterbitkan
10. Kolom 9 diisi dengan Uraian Pengajuan
11. Kolom 10 diisi dengan jumlah pencairan
12. Kolom 11 diisi dengan keterangan yang diperlukan
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan
2. Kolom No. diisi dengan nomor urut transaksi BKU (dimulai dari nomor 1 dan seterusnya). Nomor urut yang
digunakan adalah nomor urut per transaksi bukan per pencatatan. Maksudnya apabila satu transaksi
menghasilkan dua atau lebih pencatatan, maka terhadap pencatatan kedua dan seterusnya cukup
menggunakan nomor urut transaksi yang pertama kali dicatat
3. Kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi
4. Kolom uraian diisi dengan uraian transaksi
5. Kolom kode rekening diisi dengan nomor kode rekening. Kolom ini diisi hanya untuk transaksi belanja
6. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah transaksi penerimaan
7. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah transaksi pengeluaran
8. Kolom saldo diisi dengan jumlah atau saldo akumulasi.
9. Kas di bendahara pengeluaran pembantu diisi nilai yang tercantum pada kolom saldo pada saat penutupan
akhir bulan. Kas di bendahara pengeluaran pembantu dapat berupa kas tunai atau simpanan di Bank *
10. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu dan Kuasa Pengguna Anggaran
disertai nama jelas.*
Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran PPKD
93
98 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 6.3 Contoh Format Buku Rincian Obyek Belanja Bendahara Pengeluaran
PPKD
Gambar 6.3 Contoh Format Buku Rincian Obyek Belanja Bendahara Pengeluaran PPKD
SKPD :
Kode Rekening :
Nama Rekening :
Jumlah Anggaran : Rp. .............
Tahun Anggaran :
No.
Tgl. Uraian Belanja LS
BKU
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, kode rekening, nama rekening, jumlah anggaran
dan tahun anggaran
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi pengeluaran
3. Kolom no. BKU diisi dengan nomor urut BKU Bendahara Pengeluaran PPKD
4. Kolom uraian diisi dengan uraian belanja
5. Kolom belanja LS diisi dengan jumlah rupiah belanja menggunakan SPP LS
6. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran PPKD dan PPKD disertai nama jelas. *
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran PPKD
Bagan Alir yang menggambarkan proses pembukuan SP2D LS SKPKD dapat digambarkan
Bagan Alir yang menggambarkan proses pembukuan SP2D LS SKPKD dapat digambarkan
sebagai berikut.
sebagai berikut.
Bendahara pengeluaran
SPJ tersebut PPKD
dilampirkan menyampaikan
dengan : pertanggungjawaban atas pengelolaan fungsi
kebendaharaan yang berada dalam tanggung jawabnya setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
1. Buku Kas Umum (BKU) - bendahara pengeluaran PPKD
Pertangungjawaban disampaikan kepada PPKD. Dalam melakukan pertanggungjawaban
tersebut, dokumen yang disampaikan adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
JUMLAH
Penerimaan
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran
- SPJ (LS)
- Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas
Mengetahui : ................, tanggal ........
PPKD Bendahara Pengeluaran PPKD
96
97
102 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 7
LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN BUD
Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/02/kok-kas-daerah-sampai-kosong-311224.html
Kadirkudus Ode : 02 November 2010
Laporan tersebut dibuat setiap hari dan diserahkan kepada Kepala Daerah setiap hari kerja
pertama setiap minggunya.
Jumlah
Perubahan Posisi Kas Hari ini
Posisi Kas (H-1)
Posisi Kas (H)
(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP
*Total saldo kas harus sama dengan Posisi Kas (H)
Cara Pengisian :
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, Periode diisi dengan tanggal
rekonsiliasi.
2. Saldo Kas umum daerah Menurut Buku diisi jumlah saldo akhir kas di pada rekening bank
menurut catatan buku pada tanggal rekonsiliasi.
3. Saldo Kas umum daerah Menurut Bank diisi jumlah saldo akhir kas di Bank menurut catatan Bank
pada tanggal rekonsiliasi.
4. Selisih diisi dengan jumlah selisih antara kas menurut catatan buku dan menurut catatan Bank.
5. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku, Belum dicatat oleh Bank diisi dengan jumlah (Rp)
STS/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat di buku tetapi belum dicatat di Bank.
6. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku, Belum dicatat oleh Bank diisi dengan jumlah (Rp)
SP2D/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat di buku tetapi belum dicatat di Bank.
7. Penerimaan yang telah dicatat oleh Bank, Belum dicatat oleh Buku diisi dengan jumlah (Rp)
STS/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat di bank tetapi belum dicatat di Buku.
8. Pengeluaran yang telah dicatat oleh bank, Belum dicatat oleh buku diisi dengan jumlah (Rp)
SP2D/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat di bank tetapi belum dicatat di buku.
101
Keterangan Selisih
A. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,
Belum dicatat oleh Bank
a. STS No .... Rp.
b. Bukti Lain yang sah Rp.
c. Dst.. Rp. . Rp.
Rp.
B. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku,
Belum dicatat oleh Bank
a. SP2D No .... Rp.
b. Nota Kredit No. ..... Rp.
c. Bukti Lain yang sah Rp.
d. Dst.. Rp. . Rp.
Rp.
C. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,
Belum dicatat oleh Bank
a. STS No .... Rp.
b. Nota Kredit No. ..... Rp.
c. Bukti Lain yang sah Rp.
d. Dst.. Rp. . Rp.
Rp.
D. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku,
Belum dicatat oleh Bank
a. SP2D No .... Rp.
b. Nota Debit No. ..... Rp.
c. Bukti Lain yang sah Rp.
d. Dst.. Rp. . Rp.
Rp.
....................., ..........................
Bendahara Umum Daerah
(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP
Disamping
Disampinglaporan-laporan di atas,
laporan-laporan Bendahara
di atas, Umum
Bendahara UmumDaerah membuat
Daerah Register
membuat untukuntuk
Register SPP SPP
yang diajukan serta SPM dan SP2D yang telah diterbitkan.
yang diajukan serta SPM dan SP2D yang telah diterbitkan.
102
Gambar 7.3 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D BUD
Gambar 7.3 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D BUD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............
REGISTER SPP/SPM/SP2D
BENDAHARA UMUM DAERAH
(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP.
Cara pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan jenis pengajuan dengan UP/GU/TU/LS
4. Kolom 3 diisi dengan tanggal pengajuan SPP
5. Kolom 4 diisi dengan Nomor SPP yang diajukan
6. Kolom 5 diisi dengan tanggal penerbitan SPM terkait pengajuan SPP pada kolom sebelumnya
7. Kolom 6 diisi dengan Nomor SPM yang diterbitkan
8. Kolom 7 diisi dengan tanggal penerbitan SP2D terkait dengan penerbitan SPM pada kolom sebelumnya
9. Kolom 8 diisi dengan Nomor SP2D yang diterbitkan
10. Kolom 9 diisi dengan Uraian Pengajuan
11. Kolom 10 diisi dengan jumlah pencairan
12. Kolom 11 diisi dengan keterangan yang diperlukan
7.2
7.2 Prosedur Penyusunan
Prosedur Penyusunan Laporan
Laporan Pertanggungjawaban BUD
Pertanggungjawaban BUD
Bendahara Umum Daerah menyusun pertanggungjawabannya setiap hari dalam bentuk
Bendahara
Rekonsiliasi Umum
Bank DaerahPosisi
dan Laporan menyusun pertanggungjawabannya setiap hari dalam bentuk
Kas Harian.
Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi Kas Harian.
Langkah-langkah dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi Kas Harian adalah
Langkah-langkah dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi Kas Harian adalah
sebagai berikut:
sebagai berikut:
1. Berdasarkan
1. Berdasarkan bukti-bukti
bukti-bukti yangyang
adaada (SP2D/STS/Bukti
(SP2D/STS/Bukti lainnya
lainnya yangsah),
yang sah),setiap
setiaphari
hariBUD
BUD menyusun laporan posisi kas
menyusun laporan posisi kas harian. harian.
2. BUD menerima rekening koran dari Bank setiap hari untuk transaksi satu hari
2. BUD menerima rekening koran dari Bank setiap hari untuk transaksi satu hari sebelumnya.
sebelumnya.
3. Berdasarkan
3. Berdasarkan rekening
rekening koran
koran dan dan posisi
laporan laporankasposisi
harian kas
BUD harian BUDrekonsiliasi
menyusun menyusunbank.
rekonsiliasi bank.
4. Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan saldo kas di Bank menurut
4. Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan saldo kas di Bank menurut
Rekening Koran dengan saldo kas di Bank menurut laporan posisi kas harian.
Rekening Koran dengan saldo kas di Bank menurut laporan posisi kas harian.
5. Laporan
5. Laporan posisi
posisi kas kas harian
harian dan dan rekonsiliasi
rekonsiliasi bankbank tersebut
tersebut diserahkan
diserahkan kepada
kepada kepala
kepala daerah
daerah hari
hari pertama pertama
setiap setiap minggunya.
minggunya.
Prosedur piñatausahaan
keuangan daerah telah diatur
dalam PerKDH mengenai sistem
dan prosedur pengelolaan
keuangan daerah
bank
Rekening Bank Rekening
4. BUD menerima rekening Bank
koran dari bank setiap hari
untuk transaksi satu hari Pembuatan Rekonsiliasi
sebelumnya Bank
5. BUD menyusun
Rekonsiliasi Bank dengan
membandingkan saldo kas
pada laporan posisi kas
Laporan Posisi Kas
harian dan saldo kas Harian
rekening koran Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi Bank
Pemeriksaan pengelolaan
tanggungjawab keuangan negara
dan
ð Badan Pemeriksa
Negara/ Daerah
Keuangan, Kerugian
Referensi:
1. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Tata Cara
Penyelesaian Kerugian Negara terhadap Bendahara.
2. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
Apabila dipandang perlu, kepala satuan kerja dapat membentuk tim ad hoc untuk
menyelesaiakan kerugian Negara yang terjadi pada satuan kerja yang bersangkutan. Tim ad hoc
melakukan pengumpulan data/informasi dan verifikasi kerugian Negara berdasarkan penugasan
dari kepala satuan kerja. Kepala satuan kerja melaporkan pelaksanaan tugas tim ad hoc kepada
pimpinan instansi yang bersangkutan dengan tembusan kepada TPKN untuk diproses lebih
lanjut.
TPKN harus menyelesaikan verifikasi dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak memperoleh
penugasan. Selama dalam proses penelitian, bendahara dibebas tugaskan sementara dari
jabatannya. Mekanisme pembebastugasan dan penunjukan bendahara pengganti ditetapkan
oleh instansi masing-masing.
Berikut contoh bentuk dan isi surat pemberitahuan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
tentang kerugian Negara:
Gambar Gambar
8.1 Contoh 8.1
SuratContoh Surat Kerugian
Pemberitahuan Pemberitahuan Kerugian Negara/Daerah
Negara/Daerah
Kepada :
Yth. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
di
Jakarta
Bersama ini kami beritahukan bahwa dalam pengurusan uang /barang yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/Bendahara Barang *) a.n. ………………………… NIP. …………………… yang
pengawasannya menjadi tanggungjawab kami, telah terjadi kekurangan uang/barang (Kas tekor/barang) sebesar Rp
…………………..…… (………….. dengan huruf ……………).
Selanjutnya kami beritahukan bahwa atas peristiwa tersebut, tindakan yang telah kami ambil adalah :
1. .......................................................
2)
2. ........... ........... ........... ........... ......
Sehubungan dengan hal tersebut, guna penyelesaian kekurangan uang/barang dimaksud bersama ini kami lampirkan:
a. Berita Acara Pemeriksaan Kas/Fisik Barang;
b. Register Penutupan Kas;
c. Perhitungan yang dibuat Bendahara sebagai pertanggungjawaban;
d. Fotokopi Buku Kas Umum (BKU) bulan bersangkutan;
e. dan lain-lain (yang berkaitan dengan kasus).
Demikian pemberitahuan kami untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengenaan ganti
kerugian terhadap bendahara yang bersangkutan.
Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Demikian pemberitahuan kami untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengenaan ganti
kerugian terhadap bendahara yang bersangkutan.
Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
……………………………
NIP. ……………………..
Dalam hal bendahara menandatangani SKTJM, maka yang bersangkutan wajib menyerahkan
jaminan kepada TPKN, antara lain dalam bentuk dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. Bukti kepemilikan barang dan/atau kekayaan lain atas nama bendahara;
2. Surat kuasa menjual dan/atau mencairkan barang dan/atau kekayaan lain dari bendahara.
110
SKTJM yang telah ditandatangani oleh bendahara tidak dapat ditarik kembali. Surat kuasa
menjual dan/atau mencairkan barang dan/atau harta kekayaan yang dijaminkan berlaku setelah
Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebanan. Bentuk danisi SKTJM
dibuat sesuai dengan contoh sebagai berikut:
Lampiran 3
SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
(SKTJM)
…………………………………….......................................................................................……………………………….
Kerugian tersebut akan saya ganti dengan menyetorkan jumlah tersebut ke Kas Negara/Daerah *) di …………………….dalam
jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak saya menandatangani SKTJM ini. 3)
Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai
berikut:
1. ......…………………….………...
2. ......…………………….………... 4)
3. .......…………………….………...
Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti
seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut.
…………………,…………………. 5)
…………………………………
Saksi – Saksi :
1. …………………....…..……………
7)
jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak saya menandatangani SKTJM ini. 3)
Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai
berikut:
1. ......…………………….………...
2. ......…………………….………... 4)
3. .......…………………….………...
Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti
seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut.
…………………,…………………. 5)
…………………………………
Saksi – Saksi :
1. …………………....…..……………
7)
2. …………………………………….
Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan identitas lengkap bendahara yang menandatangani SKTJM.
2) Diisi dengan jumlah kerugian negara yang terjadi dan perbuatan yang dilakukan
oleh bendahara sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara.
3) Diisi dengan tempat Kantor Kas Negara/Daerah dimana uang tersebut akan disetorkan.
4) Diisi dengan barang-barang milik bendahara yang dijadikan jaminan atas pelunasan kerugian negara.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal SKTJM ditandatangani.
6) Diisi dengan nama satuan kerja yang bersangkutan dan ditandatangai oleh kepala satuan kerja.
7) Diisi dengan nama dua orang saksi dari Pemeriksa BPK atau lingkungan instansi yang bersangkutan yang ikut menyaksikan penandatanganan SKTJM ini.
Dalam hal bendahara telah mengganti kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan
mengeluarkan surat rekomendasi kepada pimpinan instansi agar kasus kerugian negara
dikeluarkan dari daftar kerugian negara. 112
Lampiran 3
SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
(SKTJM)
…………………………………….......................................................................................……………………………….
Kerugian tersebut akan saya ganti dengan menyetorkan jumlah tersebut ke Kas Negara/Daerah *) di …………………….dalam
jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak saya menandatangani SKTJM ini. 3)
Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai
berikut:
1. ......…………………….………...
2. ......…………………….………... 4)
3. .......…………………….………...
Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti
seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut.
…………………,…………………. 5)
…………………………………
Saksi – Saksi :
1. …………………....…..……………
7)
2. …………………………………….
Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan identitas lengkap bendahara yang menandatangani SKTJM.
2) Diisi dengan jumlah kerugian negara yang terjadi dan perbuatan yang dilakukan
oleh bendahara sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara.
3) Diisi dengan tempat Kantor Kas Negara/Daerah dimana uang tersebut akan disetorkan.
4) Diisi dengan barang-barang milik bendahara yang dijadikan jaminan atas pelunasan kerugian negara.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal SKTJM ditandatangani.
6) Diisi dengan nama satuan kerja yang bersangkutan dan ditandatangai oleh kepala satuan kerja.
7) Diisi dengan nama dua orang saksi dari Pemeriksa BPK atau lingkungan instansi yang bersangkutan yang ikut menyaksikan penandatanganan SKTJM ini.
114
Surat keputusan pembebanan sementara mempunyai kekuatan hokum untuk melakukan
sita jaminan. Pelaksanaan sita jaminan oleh instansi yang bersangkutan kepada instansi yang
berwenang melakukan penyitaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya
surat keputusan pembebanan sementara. Pelaksanaan sita jaminan dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SK PBW disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung bendahara atau kepala
kantor/satuan kerja dengan tembusan kepada pimpinan instansi dengan tanda terima dari
bendahara. Tanda terima dari bendahara disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan oleh
atasan langsung bendahara atau kepala kantor/satuan kerja selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
sejak SK PBW diterima bendahara. Bentuk dan isi SK PBW dibuat sesuai dengan contoh berikut :
(....................Nama Ketua.....................)
KEDUA : Memberi kesempatan kepada Saudara ...................... untuk mengajukan keberatan atau pembelaan diri
atas kerugian negara dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung setelah menerima surat
keputusan ini. 5)
KETIGA : Apabila sampai dengan batas waktu 14 (empat belas) hari tersebut bendahara yang bersangkutan tidak
mengajukan keberatan atau pembelaan diri atas kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan akan
segera menerbitkan Surat Keputusan Pembebanan.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : …………………
6)
Pada tanggal : …………………
---------------------------------------------------
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
KETUA,
(....................Nama Ketua.....................)
ANGGOTA,
7)
(....................Nama Anggota..................)
ANGGOTA,
(....................Nama Anggota....................)
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1. Menteri/ Ketua Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota .............. di ...............
2. .................... dst. 8)
3. .................... (mantan bendahara bersangkutan).
116
• Apabila setelah jangka waktu 6 (enam) bulan terlampaui, Badan Pemeriksa Keuangan tidak
mengeluarkan putusan atas keberatan yang diajukan bendahara, maka keberatan dari
bendahara diterima.
• Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebasan, apabila menerima
keberatan yang diajukan oleh bendahara/pengampu/ yang memperoleh hak/ahli waris.
Bentuk dan isi surat keputusan pembebanan dibuat sesuai dengan contoh berikut ini:
Lampiran VI
M E M U T U S K A N
(....................Nama Ketua.....................)
ANGGOTA,
9)
(....................Nama Anggota..................)
ANGGOTA,
(....................Nama Anggota....................)
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1. Menteri/ Ketua Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota ............................ di ...........................
2. Direktur PT Taspen/ Kepala KPKN di .............................................. 10)
3. ....................................................Yang bersangkutan.
118
8.7.1 Pelaksanaan Keputusan Pembebanan
Berdasarkan surat keputusan pembebanan dari Badan Pemeriksa Keuangan, bendahara
wajib mengganti kerugian negara dengan cara menyetorkan secara tunai ke kas negara/daerah
dalam jangka waktu salambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima surat keputusan
pembebanan.
Dalam hal bendahara telah mengganti kerugian negara secara tunai, maka harta kekayaan
yang telah disita dikembalikan kepada yang bersangkutan.
Pelaksanaan penyitaan dan penjualan dan/atau pelelangan diatur lebih lanjut oleh masing-
masing instansi, setelah berkoordinasi dengan instansi yang berwenang dalam melakukan
penyitaan dan penjualan dan/atau pelelangan. Apabila bendahara tidak memiliki harta kekayaan
untuk dijual atau hasil penjualan tidak mencukupi untuk penggantian kerugian negara, maka
pimpinan instansi yang bersangkutan mengupayakan pengembalian kerugian negara melalui
pemotongan serandah-rendahnya sebesar 50% (lima puluh persen) ddari penghasilan tiap
bulan sampai lunas. Sedangkan bagi bendahara memasuki masa pensiun, maka dalam SKPP
dicantumkan bahwa yang bersangkutan masih mempunyai utang kepada negara dan taspen
yang menjadi hak bendahara dapat diperhitungkan untukmengganti kerugian negara.
8.8 Kadaluwarsa
• Kewajiban bendahara untuk membayar ganti rugi menjadi kadaluwarsa jika dalam waktu 5
(lima) tahun sejak diketahuinya kerugian negara atau dalam waktu 8 (delapan) tahun sejak
terjadinya kerugian negara tidak dilakukan penuntutan ganti rugi.
• Tanggung jawab ahli waris, pengampu, atau pihak lain yang memperoleh hak dari bendahara
menjadi hapus apabila 3 (tiga) tahun telah lewat sejak keputusan pengadilan yang
menetapkan pengampuan kepada bendahara, atau sejak bendahara diketahui melarikan diri
atau emninggal dunia tidak diberitahukan oleh pejabat yang berwenang tentang kerugian
negara.
8.9 Sanksi
Bendahara yang telah ditetapkan untuk mengganti kerugian negara dapat dikenakan sanksi
administratif dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Lampiran VIII
Menimbang : a. ...............................
b. ............................... 2)
c. ..............................
Mengingat : 1. ..............................
2. ............................... 3)
3. ..............................
M E M U T U S K A N
--------------------------------------------------------
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
KETUA,
(....................Nama Ketua.....................)
ANGGOTA,
6)
(....................Nama Anggota..................)
ANGGOTA,
(....................Nama Anggota....................)
Petunjuk Pengisian :
124 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
1) Diisi dengan nomor keputusan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BPK.
2) Diisi dengan uraian singkat mengenai fakta dan keadaan yang menjadi alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlunya ditetapkannya keputusan ini.
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
3) Diisi dengan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum pengeluaran keputusan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
4) Diisi dengan nama bendahara/mantan bendahara, nama unit kerja/instansi, dan jumlah kerugian yang terjadi.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal keputusan ditetapkan.
6) Diisi dengan nama ketua dan anggota Majelis Tuntutan Perbendaharaan di BPK.
7) Diisi dengan nama-nama instansi yang terkait dengan keputusan ini.
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1. Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota ...............................;
2. Sekretaris Jenderal/Sekretaris Daerah Departemen/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..................................; 7)
3. Kepala Kantor .......................................... di ............................ .
Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan nomor keputusan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BPK.
2) Diisi dengan uraian singkat mengenai fakta dan keadaan yang menjadi alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlunya ditetapkannya keputusan ini.
3) Diisi dengan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum pengeluaran keputusan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
4) Diisi dengan nama bendahara/mantan bendahara, nama unit kerja/instansi, dan jumlah kerugian yang terjadi.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal keputusan ditetapkan.
6) Diisi dengan nama ketua dan anggota Majelis Tuntutan Perbendaharaan di BPK.
7) Diisi dengan nama-nama instansi yang terkait dengan keputusan ini.
Dalam hal ini penggantian kerugian negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, berbeda dengan nilai kerugian negara dalam surat keputusan
pembebanan, maka kerugian negara wajib dikembalikan sebesar nilai yang tercantum dalam
121
surat keputusan pembebanan.
Apabila sudah dilakukan eksekusi atas putusan pengadilan untuk penggantian kerugian
negara dengan cara disetorkan ke kas negara/daerah, pelaksanaan surat keputusan pembebanan
diperhitungkan sesuai dengan nilai pengganti yang sudah disetorkan ke kas negara/daerah.
Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
Pada tanggal 20 November 2013, Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan Kota Damai
menerima pendapatan dari Retribusi Pelayanan Kesehatan sebesar Rp. 8.000.000. Pendapatan
ini diterima secara tunai. Nomor Tanda Bukti Penerimaannya 1/TBP/1.02.13.
Analisis Transaksi
Atas transaksi di atas, Bendahara Penerimaan melakukan Pengisian Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan pada bagian penerimaan. Kolom yang diisi ialah no.bukti,
tanggal transaksi, cara pembayaran, kode rekening, uraian dan jumlah.
Contoh
Contoh2:2:
Pada tanggal 21 November 2013 Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan, Ibu Susi,
Pada tanggal 21 November 2013 Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan, Ibu Susi,
melakukan penyetoran ke rekening kas daerah atas pendapatan retribusi yang diterima pada
melakukan penyetoran ke rekening kas daerah atas pendapatan retribusi yang diterima pada
tanggal 20 November 2013. Nomor STS nya adalah 1/STS/1.02.13.
tanggal 20 November 2013. Nomor STS nya adalah 1/STS/1.02.13.
Analisis Transaksi
Analisis Transaksi
Berdasarkan STS tersebut, Bendahara Penerimaan:
Berdasarkan STS tersebut, Bendahara Penerimaan:
1) mengisi Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penyetoran,kolom tanggal,
1) mengisi Buku
No.STS Penerimaan
dan dan Penyetoran pada bagian penyetoran,kolom tanggal, No.STS
jumlah penyetoran.
dan jumlah penyetoran.
2) mengisi register STS, kolom nommor urut, nomor STS, tanggal STS, rekening
2) mengisi register STS, kolom nommor urut, nomor STS, tanggal STS, rekening pendapatan
pendapatan yang disetorkan, uraian pendapatan yang disetorkan dan nama
yang penyetor.
disetorkan, uraian pendapatan yang disetorkan dan nama penyetor.
2) mengisi register STS, kolom nommor urut, nomor STS, tanggal STS, rekening
pendapatan yang disetorkan, uraian pendapatan yang disetorkan dan nama
penyetor.
PEMERINTAH KOTA DAMAI
BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN
BENDAHARA PENERIMAAN
1 2 3 4 5 6 7 8
127
Berdasarkan
Berdasarkan contoh
contoh transaksi
transaksi diatas,
diatas, ketika
ketika bendahara
bendahara pengeluaran
pengeluaran melakukan
melakukan penyetoran
penyetoran
Berdasarkan
atas pungutan
contoh
pajak,
transaksi diatas,
bendahara
ketika bendahara
pengeluaran melakukan
pengeluaran
pembukuan
melakukan
sebesar
penyetoran
jumlah pajak yang
atas pungutan pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak
atas pungutan pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak
disetorkan sebagaisebagai
yang disetorkan “setoran PPh/PPN”
"setoran di:
PPh/PPN" di:
yang disetorkan sebagai "setoran PPh/PPN" di:
1. BKU
1. BKU pada pada
kolom kolom pengeluaran.
pengeluaran.
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2.
2. Buku 2.
Buku Pembantu Pajak padapengeluaran.
kolom pengeluaran.
Buku Pembantu
Pembantu Pajak
Pajak pada pada kolom pengeluaran.
kolom
Contoh 2:
Tanggal 11 Januari 2012, Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD)/memo persetujuan PA/
KPA Bendahara memberikan panjar kepada Ahmad Basuki sebesar Rp150.000,- untuk pembelian
Contoh 2:
Contoh 2:
materai.
Tanggal 11 Januari 2012, Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD)/memo persetujuan
Tanggal 11 Januari 2012, Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD)/memo persetujuan
PA/KPA Bendahara memberikan panjar kepada Ahmad Basuki sebesar Rp150.000,- untuk
PA/KPATransaksi
Analisa Bendahara memberikan panjar kepada Ahmad Basuki sebesar Rp150.000,- untuk
pembelian materai.
pembelian materai.
Atas pemberian panjar kepada Ahmad Basuki Bendahara Pengeluaran mencatat sebesar
Analisa
uang yangTransaksi
diberikan pada:
Analisa Transaksi
Atas pemberian panjar kepada Ahmad Basuki Bendahara Pengeluaran mencatat sebesar
Atas
1. pemberian
BKU pada kolompanjar kepada Ahmad Basuki Bendahara Pengeluaran mencatat sebesar
pengeluaran
uang yang diberikan pada:
uang yang
2. Buku diberikan
Pembantu pada:
Kas Tunai pada kolom pengeluaran
1. BKU pada kolom pengeluaran
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku
3. Buku Pembantu
Pembantu Kas
Panjar Tunai
pada padapengeluaran
kolom kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
Contoh 3:
Contoh 3:
Pada tanggal
Pada 19 Januari
tanggal 2012
19 Januari diterima
2012 bukti
diterima kuintansi
bukti pembelian
kuintansi materai
pembelian dandan
materai perangkodari
perangkodari
Kantor Pos Lubuk Sikaping sebesar Rp150.000,- sebagai pertanggungjawaban pengembalian
Kantor Pos Lubuk Sikaping sebesar Rp150.000,- sebagai pertanggungjawaban pengembalian
uangpanjar
uang panjardari
dariAhmad
AhmadBasuki.
Basuki.
Analisa Transaksi
Analisa Transaksi
Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban uang panjar sebagai berikut:
Langkah 1: Bendahara
Langkah-langkah Pengeluaran
dalam membukukanmenerima bukti belanja/bukti
pertanggungjawaban uangpengeluaran uang/bukti
panjar sebagai berikut:
lainnya yang sah dari PPTK sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah
Langkah 1: Bendahara
pertanggungjawaban Pengeluaran
tersebut menerima Pengeluaran
diterima, Bendahara bukti belanja/bukti
mencatatpengeluaran
pengembalianuang/
bukti lainnya
panjar di: yang sah dari PPTK sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah
pertanggungjawaban
tersebut
BKU pada kolom diterima, Bendahara Pengeluaran mencatat pengembalian panjar
penerimaan
di: Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan Jumlah yang dicatat sebesar jumlah
uang panjar yang pernah diberikan.
Buku Pajak
PPh/PPN
Tanggal No. Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo
BKU
Dipotong PPh-22
atas Pembelian ATK 30.000 230.000
Analisis Transaksi
Analisis Transaksi
Atas transaksi
Atas di atas,
transaksi Bendahara
di atas, Penerimaan
Bendahara Penerimaan PPKD melakukan
PPKD Pengisian
melakukan Buku
Pengisian Penerimaan.
Buku Penerimaan.
Kolomyang
Kolom yangdiisi
diisiialah
ialahnomor,
nomor,tanggal
tanggaltransaksi,
transaksi,kode
kodekredit,
kredit,bukti
buktilain,
lain,kode
koderekening,
rekening,uraian
uraiandan
dan jumlah.
jumlah.
Transaksi 2.
Tanggal 17 Januari 2015. Diterima pendapatan jasa giro banksebesar Rp150.000.000,-
dibuktikan dengan nota kredit bank 0015.
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
… … … … … … 1.000.000.000
3. 10.01 Pembayaran 6.2.3.01.01 200.000.000 800.000.000
bantuan
keuangan
partai politik
SKPD :
Kode Rekening : 6.2.3.01.01
Nama Rekening : Tranfer Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
Jumlah Anggaran : Rp. 700.000.000,-
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
… … … … … … 1.000.000.000
3. 10.01 Pembayaran 6.2.3.01.01 200.000.000 800.000.000
bantuan
keuangan
partai politik
SKPD :
Kode Rekening : 6.2.3.01.01
Nama Rekening : Tranfer Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
Jumlah Anggaran : Rp. 700.000.000,-
Tahun Anggaran : 2014
No.
Tgl. Uraian Belanja LS
BKU
10.01 3 Belanja partai politik 200.000.000
Transaksi 1.
Tanggal 19 Januari 2015. Bendahara pengeluaran PPKD menerima SP2D-LS belanja tidak
langsung untuk pembayaran bunga pinjaman kepada pemerintah pusat sebesar Rp. 60.000.000,-
Transaksi 2.
Tanggal 20 Januari 2015. Bendahara pengeluaran PPKD menerima SP2D-LS belanja tidak
langsung untuk pembayaran pokok pinjaman atas pinjaman kepada pemerintah pusat sebesar
Rp. 2.000.000.000,-
Transaksi 3.
Tanggal 21 Januari 2015. Berdasarkan SP2D-LS belanja tidak langsung PPKD, bendahara
pengeluaran PPKD melakukan pembayaran belanja penanganan bencana kepada masyarakat
yang terkena banjir sebesar Rp. 450.000.000,-
Transaksi 4.
Tanggal 27 Januari 2015. Berdasarkan SP2D-LS belanja tidak langsung PPKD, bendahara
pengeluaran melakukan pembayaran belanja bantuan sosial kepada organisasi kemasyarakat
sebesar Rp. 200.000.000,-
No Peristiwa Dokumen
1 Tanggal 3 Januari, bendahara pengeluaran membayar a. Buku ……………,
gaji dan tunjangan kepada pegawai sebesar Rp. b. Buku ……………,
60.000.000,- dan memotong PPh pasal 21 sebesar c. Buku ……………,
Rp.1.500.000,-.
d. Buku ……………, dan
e. Buku…………….,
2 Tanggal 3 Januari, bendahara pengeluaran a. Buku ……………,
menyetorkan potongan PPh pasal 21 atas gaji pegawai b. Buku ……………, dan
ke kas Negara sebesar Rp. 1.500.000,-. c. Buku ……………,
3 Tanggal 31 Januari, bendahara pengeluaran a. Buku ……………,
menutup semua buku dan membuat laporan b. Laporan ……………, dan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. c. SPJ ……………,
No Peristiwa Dokumen
1 Proses belanja PPKD dan pengeluaran pembiayaan a. Dokumen ………,
b. Salinan ………,
c. Lampiran..…, dan
d. Buku ………..
2 Pembukuan bendahara pengeluaran PPKD a. Buku ……………,
b. Buku ……………, dan
c. Buku ……………,
3 Laporan pertanggungjawaban PPKD sesuai dengan a. Buku ……………,
ketentuan. b. Buku ……………, dan
c. Buku ……………,
Bawono, Icuk Rangga dan Mohammad Novelsyah, 2010, Tata Cara Penatausahaan dan
Pertanggungjawaban Bendahara Pada SKPD dan SKPKD, Penerbit Salemba, Jakarta.
Mulyana, Budi, 2010, Modul Penatausahaan Pelaksanaan APBD, Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara, Tangerang Selatan.
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Pertama Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri
No. 13 Tahun 2006.
Peraturan kepala BPK No 3/2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara
terhadap Bendahara.
Surat Edaran. 900/316/BAKD tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.
Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan perubahannya.
Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan perubahannya.
Undang-undang No. 8 Tahun 1983 tentang PPN dan PPn BM dan perubahannya.
Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang - undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.