Anda di halaman 1dari 153

Daftar Isi

KATA SAMBUTAN i

Pengarah iv

Tim Penyusun / Editor iv

KATA PENGANTAR v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

TOPIK 1 KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1

1.1 Pemegang Kekuasaan Keuangan Daerah 3

1.2 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah 4

1.3 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah 5

1.4 Pejabat Pengguna Anggaran/Barang 6

1.5 Pejabat Pembuat Komitmen 8

1.6 Panitia Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan/Pejabat Pengadaan 9

1.7 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD 9

1.8 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan 9

1.9 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran 10

1.10 Bendahara & Sistem Perbendaharaan Negara 11

1.11 Azas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah 13

1.12 Soal Diskusi 13

TOPIK 2 SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH 15

2.1 Urgensi SPIP 17

2.2 Pengertian dan Tujuan SPIP 17

2.3 Unsur-unsur SPIP 18

2.4 Soal Diskusi 22

TOPIK 3 SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS SKPD 23

vi Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
3.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan SKPD 25

3.2 Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD 26

3.3 Prosedur (Tata Cara) Pembukuan Bendahara Penerimaan SKPD 32

3.4 Prosedur (Tata Cara) Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPD 38

3.5 Soal Latihan 40

TOPIK 4 SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS PPKD 43

4.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan PPKD 45

4.2 Prosedur Penerimaan Pendapatan dan Pembiayaan di PPKD 45

4.3 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan dan Pembiayaan di Bendahara

Penerimaan PPKD 46

4.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD 48

4.5 SOAL LATIHAN 50

TOPIK 5 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS SKPD 51

5.1 Pendahuluan 53

5.2 Deskripsi Pengeluaran Kas 53

5.3 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran SKPD 54

5.4 Prosedur Pembayaran Belanja SKPD 57

5.5 Prosedur Pembukuan Belanja 80

5.6 Prosedur Pertanggungjawaban Belanja 83

5.7 Pengembalian Kelebihan Uang/Belanja 90

5.8 Soal Latihan 90

TOPIK 6 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS PPKD 93

6.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran PPKD 95

6.2 Prosedur Pembayaran Bendahara Pengeluaran PPKD 96

6.3 Prosedur Pembukuan Bendahara Pengeluaran PPKD 96

6.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD 100

6.5 Latihan Soal 102

TOPIK 7 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BUD 103

7.1 Jenis-jenis Laporan Pertanggungjawaban BUD 105

vii
7.2 Prosedur Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban BUD 108

7.3 Soal Latihan 109

TOPIK 8 PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA TERHADAP BENDAHARA 111

8.1 Informasi Kerugian Negara/Daerah 113

8.2 Tim Penyelesaian Kerugian Negara 114

8.3 Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) 117

8.4 Jangka Waktu Penggantian Kerugian Negara 118

8.5 Pembebasan Kerugian Negara Sementara 118

8.6 Penetapan Batas Waktu 120

8.7 Pembebanan Kerugian Negara 121

8.8 Kadaluwarsa 123

8.9 Sanksi 123

8.10 Keputusan Pengadilan 125

8.11 Latihan Soal 125

TOPIK 9 SIMULASI PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH 127

9.1 Simulasi Penatausahaan Penerimaan Kas SKPD 129

9.2 Simulasi Penatausahaan Pengeluaran Kas SKPD 131

9.3 Simulasi Penatausahaan Penerimaan Kas PPKD 140

9.4 Simulasi Penatausahaan Pengeluaran Kas PPKD 141

DAFTAR PUSTAKA 144

viii Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Pelimpahan Kekuasaan Kewenangan PKD 3

Gambar 1.2 Ilustrasi Hubungan Kerja Pengelola Keuangan dalam Struktur SKPD

Berbentuk Dinas 11

Gambar 1.3 Pola Hubungan Pejabat Perbendaharaan Daerah 12

Gambar 2.1 Tujuan dan Unsur-unsur SPIP 18

Gambar 3.1 Tugas Bendahara Penerimaan SKPD 25

Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD 27

Gambar 3.3 Contoh Dokumen SKP 28

Gambar 3.4 Contoh Dokumen SKP 29

Gambar 3.5 Contoh Dokumen SKR 30

Gambar 3.6 Contoh Dokumen Surat Setoran Pajak Daerah 31

Gambar 3.7 Contoh Dokumen STS 32

Gambar 3.8 Contoh Format Buku Penerimaan dan Penyetoran 34

Gambar 3.9 Contoh Register STS 35

Gambar 3.10 Bagan Alir Penyetoran ke Rekening Kas Daerah oleh Bendahara

Penerimaan 37

Gambar 3.11 Contoh Format LPJ Administratif Bendahara Penerimaan SKPD 39

Gambar 3.12 Contoh Format LPJ Fungsional Bendahara Penerimaan SKPD 40

Gambar 4.1 Bagan Alir Prosedur Pembukuan Penerimaan PPKD 47

Gambar 4.2 Contoh Format Buku Penerimaan PPKD 47

Gambar 4.3 Bagan Alir Penyusunan dan Penyampaian Pertanggungjawaban

Bendahara Penerimaan PPKD 48

Gambar 5.1 Tugas Bendahara Pengeluaran SKPD 55

Gambar 5.2 Bagan Alir Pengeluaran Kas di SKPD Mekanisme UP/TUP 60

Gambar 5.3 Contoh Format SPP-UP 62

Gambar 5.4 Bagan Alir Pengeluaran Kas di SKPD Mekanisme GU/GU-Nihil/TU-Nihil 64

ix
Gambar 5.5 Contoh Format SPP-GU 66

Gambar 5.6 Contoh Format SPP-TU 68

Gambar 5.7 Bagan Alir Pengeluaran Kas di SKPD Mekanisme Pembayaran

Langsung (LS) 71

Gambar 5.8 Contoh Format SPP - LS 73

Gambar 5.9 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D 76

Gambar 5.10 Langkah-Langkah Pertanggungjawaban UP 84

Gambar 5.11 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban UP 84

Gambar 5.12 Langkah-Langkah Pertanggungjawaban TU 85

Gambar 5.13 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban TU 85

Gambar 5.14 Langkah-Langkah dan Format Pertanggungjawaban Bulanan Bendahara

Pengeluaran SKPD (Laporan Penutupan Kas dan SPJ Administratif/

Fungsional) 86

Gambar 5.15 Langkah-Langkah Penyusunan dan Format SPJ Fungsional 88

Gambar 6.1 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D PPKD 97

Gambar 6.2 Contoh Format BKU Bendahara Pengeluaran PPKD 98

Gambar 6.3 Contoh Format Buku Rincian Obyek Belanja Bendahara Pengeluaran

PPKD 99

Gambar 6.4 Bagan Alir Proses Pembukuan SP2D LS SKPKD 100

Gambar 6.5 Contoh Dokumen Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD 101

Gambar 6.6 Bagan Alir Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD 102

Gambar 7.1 Contoh Format Laporan Posisi Kas Harian 106

Gambar 7.2 Contoh Format Rekonsiliasi Bank 107

Gambar 7.3 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D BUD 108

Gambar 7.4 Skema Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD 109

Gambar 8.1 Contoh Surat Pemberitahuan Kerugian Negara/Daerah 116

Gambar 8.2 Contoh Surat Keterangan TanggungJawab Mutlak 117

Gambar 8.3 Contoh Surat Keputusan Pembebanan Kerugian Negara Sementara 119

Gambar 8.4 Contoh SK Penetapan Batas Waktu Pengajuan Keberatan 120

Gambar 8.5 Contoh SK Pembebanan Kerugian Negara 122

Gambar 8.6 Contoh SK Pencatatan 124

x Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 1
KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah 1


Deskripsi :
Topik ini menjelaskan tentang pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan keuangan
daerah beserta tugas dan kewenangannya

Sub Topik Kata Kunci

Pemegang Kekuasaan Keuangan Daerah


ð Kepala Daerah, Pendelegasian Kewenangan,
Penetapan Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Daerah (PKD)

Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah


ð Sekretaris Daerah, Kordinator
Kebijakan dan Pelaksanaan PKD
Penyusunan

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)


ð BUD, Penyusunan Kebijakan dan Pelaksanaan
PKD

Pejabat Pengguna Anggaran/ Barang (PA/PB)


ð Kepala SKPD, Pengelolaan Anggaran SKPD

Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-


SKPD) ð Verifikasi SPP, Verifikasi SPJ bendahara,
akuntansi dan pelaporan keuangan

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)


ð Pelaksanaan dan Pelaporan Kegiatan SKPD

Bendahara
Pengeluaran
Penerimaan dan Bendahara
ð Penatausahaan
Pelaksanaan APBD
dan Pertanggungjawaban

Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo. Permendagri No.
59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.

2 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari
kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan sebagaimana dimaksud selanjutnya:

a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah
dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
b. 1.1 Pemegang
dikuasakan kepadaKekuasaan Keuangan
menteri/pimpinan lembaga Daerah selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
Di dalam Pasal 6, UU No. 17 Tahun 2003 dinyatakan bahwa Presiden selaku Kepala
c. Pemerintahan
diserahkan memegang
kepada gubernur/bupati/walikota selakunegara
kekuasaan pengelolaan keuangan kepala pemerintahan
sebagai bagian daridaerah
untuk mengelola
kekuasaan pemerintahan.keuangan daerah dan
Kekuasaan sebagaimana mewakili
dimaksud pemerintah daerah dalam
selanjutnya:
kepemilikan
a. kekayaan
dikuasakan kepada daerah
Menteri yangselaku
Keuangan, dipisahkan.
pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;

Berdasarkan ketentuan
b. dikuasakan tersebut
kepada di atas, lembaga
menteri/pimpinan pemegangselakukekuasaan pengelolaan keuangan
Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
daerah adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan
menyelenggarakan
c. diserahkan keseluruhan pengelolaan keuangan
kepada gubernur/bupati/walikota selaku daerah.
kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
atau walikota bagi daerah
adalah kepala daerahyang
kota. Kepala
karena daerahmempunyai
jabatannya selaku pemegang
kewenangankekuasaan pengelolaan
menyelenggarakan
keuangan daerah,pengelolaan
keseluruhan selanjutnya melimpahkan
keuangan daerah. sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten
1) atau
Sekretaris
walikota daerah selaku
bagi daerah koordinator
kota. pengelola
Kepala daerah selaku keuangan daerah; pengelolaan
pemegang kekuasaan
2) keuangan
Kepala daerah,
satuanselanjutnya
kerja pengelola keuangan
melimpahkan sebagiandaerah (SKPKD)
atau seluruh selaku kepada:
kekuasaannya pejabat pengelola
keuangan
1) Sekretarisdaerah (PPKD);
daerah selaku dan pengelola keuangan daerah;
koordinator
3) 2)
Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna
Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) selaku pejabat pengelola
anggaran/pengguna barang.
keuangan daerah (PPKD); dan
3) Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna
Pada Gambar 1.1 diilustrasikan pelimpahan kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
barang. (PKD)
dari kepalaPada
daerah kepada
Gambar sekretarispelimpahan
1.1 diilustrasikan daerah, PPKD, danpengelolaan
kekuasaan kepala SKPD.
keuangan daerah (PKD)
dari kepala daerah kepada sekretaris daerah, PPKD, dan kepala SKPD.

Gambar 1.1 Pelimpahan Kekuasaan


Gambar Kewenangan
1.1 Pelimpahan PKD Kewenangan PKD
Kekuasaan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah 3


2
Pelimpahan tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan prinsip
pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau
mengeluarkan uang. Sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, gubernur/
bupati/ walikota mempunyai kewenangan:
1) menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD.
2) menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah.
3) menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang.
4) menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran.
5) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah.
6) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah.
7) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah.
8) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran.

1.2 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah


Koordinator pengelolaan keuangan daerah adalah sekretaris daerah yang mempunyai tugas
koordinasi di bidang:
1) Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;
2) Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah;
3) Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
4) Penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD;
5) Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangan daerah;
dan
6) Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD.

Selain tugas-tugas di atas, koordinator pengelolaan keuangan daerah juga mempunyai


tugas:
1) Memimpin tim anggaran pemerintah daerah;
2) Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;
3) Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah;
4) Memberikan persetujuan pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran – SKPD (DPA-
SKPD);
5) Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

Koordinator pengelolaan keuangan daerah mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan


tugasnya kepada kepala daerah.

4 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
1.3 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan
daerah (SKPKD), yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak
sebagai bendahara umum daerah (BUD).

PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui
sekretaris daerah. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, PPKD mempunyai tugas
sebagai berikut:
1) menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;
2) menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
3) melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah;
4) melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
5) menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,
6) melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

Sebagai pengelola APBD, PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan
SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
1) Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD
2) Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD
3) Melaksanakan pemungutan pajak daerah
4) Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan
5) Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
6) Menyajikan informasi keuangan daerah
7) Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

Sebagai pengelola APBD, menurut PP Nomor 56 Tahun 2005, PPKD bertugas menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah kepada pemerintah, yaitu Menteri Keuangan,
Menteri Dalam Negeri atau Menteri Teknis terkait sesuai kebutuhan. Penyediaan informasi
dilakukan secara berkala melalui dokumen tertulis atau media lainnya.

PPKD juga bertindak sebagai bendahara umum daerah (BUD). Menurut PP Nomor 58 Tahun
2005, dalam kapasitasnya sebagai BUD, PPKD berwenang:
1) Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
2) Mengesahkan DPA-SKPD;
3) Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
4) Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
5) Melaksanakan pemungutan pajak daerah;
6) Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga
keuangan lainnya yang telah ditunjuk;
7) Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
8) Menyimpan uang daerah;
9) Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD)

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah 5


10) Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi;
11) Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum daerah;
12) Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah;
13) Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
14) Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
15) Melakukan penagihan piutang daerah;
16) Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
17) Menyajikan informasi keuangan daerah;
18) Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

Bendahara Umum Daerah wajib menyampaikan laporan atas pengelolaan uang yang
terdapat dalam kewenangannya kepada Kepala Daerah setiap hari kerja. Laporan tersebut
berupa Laporan Posisi Kas Harian dan Rekonsiliasi Bank.

PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan SKPKD selaku kuasa BUD, yang
melaksanakan sebagian tugas BUD. Penunjukan kuasa BUD tersebut ditetapkan dengan
keputusan kepala daerah. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian tugas BUD. Kuasa BUD mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya
kepada PPKD. Kuasa BUD mempunyai tugas:
1) menyiapkan anggaran kas;
2) menyiapkan SPD;
3) menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
4) menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah.

Selain melaksanakan hal yang sudah menjadi tugasnya, Kuasa BUD juga melaksanakan
kewenangan berikut ini:
1) Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga
keuangan lainnya yang telah ditunjuk.
2) Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD.
3) Menyimpan uang daerah.
4) Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi.
5) Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum daerah.
6) Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah.
7) Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
8) Melakukan penagihan piutang daerah.

1.4 Pejabat Pengguna Anggaran/Barang


Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah
pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang. SKPD dikepalai oleh kepala SKPD
yang merupakan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bagi SKPD yang dipimpinnya. Dalam
kapasitasnya sebagai Pengguna Anggaran (PA), kepala SKPD merupakan pejabat pemegang

6 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya, sedang dalam kapasitasnya sebagai Pengguna Barang, kepala SKPD merupakan
pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah.

Selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah, kepala SKPD mempunyai tugas sebagai
berikut.
1) Menyusun anggaran SKPD (RKA-SKPD) yang dipimpinnya ;
2) Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran (DPA);
3) Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
4) Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
5) Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
6) Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
7) Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya.
8) Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah; dan
9) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris
daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya selaku pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang,


Kepala SKPD berwenang:
1) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;
2) Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
3) Menggunakan barang milik daerah;
4) Mengawasi pelaksanaan anggaran;
5) Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang
telah ditetapkan;
6) Menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM).

Dalam melaksanakan tugas-tugas pejabat pengguna anggaran/pengguna barang (kepala


SKPD) dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD
selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
SKPD. Pelimpahan sebagian kewenangan pengguna anggaran tersebut ditetapkan oleh kepala
daerah atas usul kepala SKPD, dan didasarkan pada: pertimbangan tingkatan daerah, besaran
SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan/
atau pertimbangan objektif lainnya. Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut meliputi:
1) melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;
2) melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;
3) melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
4) mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang
telah ditetapkan;

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah 7


5) menandatangani surat perintah membayar langsung (SPM-LS) dan surat perintah membayar
tambah uang persediaan (SPM-TU);
6) mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya; dan
7) melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh pejabat pengguna anggaran.

Kuasa pengguna anggaran (KPA) mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada


pengguna anggaran.

Menurut Perpres No 54 Tahun 2010, Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran


memiliki tugas dalam proses pengadaan barang dan jasa meliputi:
1) Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan
2) Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia/Pejabat Pengadaan, Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan
3) Menetapkan paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya di atas Rp 100 M
4) Menetapkan paket pengadaan Jasa Konsultasi diatas Rp 10 M

1.5 Pejabat Pembuat Komitmen


Dalam rangka pengadaan barang/jasa, Menurut Permendagri Nomor 21 tahun 2011,
Pengguna Anggaran bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen sesuai peraturan perundang-
undangan di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pejabat pengguna anggaran/
pengguna barang dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pejabat pembuat komitmen dapat
melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa
pengguna anggaran/kuasa pengguna barang. Dengan demikian Kuasa Pengguna Anggaran
sekaligus bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) merupakan pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/
KPA untuk mengambil kuputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara/daerah. Menurut Perpres No 54 tahun
2010, PPK memiliki tugas meliputi:
1) Menyusun dan menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa
2) Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa meliputi spesifikasi teknis, rincian harga
pekiraan sendiri (HPS), dan rancangan kontrak
3) Menyetujui bukti pembelian serta menandatangani bukti kwitansi, surat perintah kerja, dan
Surat Perjanjian.
4) Melaksanakan kontrak dengan penyedia barang/jasa
5) Mengendalikan pelaksanaan kontrak.
6) Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA
7) Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada KPA
8) Melaporkan kemajuan pekerjaan, termasuk penyerapan anggaran dan hambatan
pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA
9) Mengusulkan kepada PA/KPA terkait perubahan paket pekerjaan, perubahan jadwal kegiatan
pengadaan.

8 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Dalam melaksanakan tugasnya, PPK dapat menetapkan tim pendukung pengadaan barang
dan jasa (tim teknis) dan tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer).

1.6 Panitia Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan/


Pejabat Pengadaan
Panitia pengadaan/Unit Layanan Pengadaan (ULP)/Pejabat Pengadaan adalah pejabat yang
diangkat oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang bertugas memilih penyedia
barang/jasa. Menurut Perpres No 54 Tahun 2010, Pokja ULP (Kelompok Kerja Unit Layanan
Pengadaan) dan pejabat pengadaan bertugas melaksanaan pengadaan barang dan jasa yang
menggunakan dana yang bersumber dari APBN/APBD. Pokja ULP diwajibkan melaksanakan
pengadaan barang dan jasa dengan nilai di atas Rp.200.000.000, serta pengadaan jasa
konsultansi di atas Rp.50.000.000. Pejabat pengadaan diwajibkan melaksanakan pengadaan
barang dan jasa dengan nilai diatas Rp 50.000.000. Pokja ULP/Pejabat Pengadaan memiliki
tugas meliputi.
1) Menyusun rencana penetapan penyedia jasa barang/jasa
2) Menetapkan dokumen pengadaan
3) Menetapkan besaran jaminan penawaran
4) Mengumumkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa
5) Mengevaluasi kualifikasi penyedia barang/jasa
6) Mengevaluasi penawaran yang masuk
7) Melaporkan pelaksanaan pengadaan.

1.7 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD


Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA)
SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada
SKPD sebagai pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK-SKPD). PPK-SKPD tidak boleh
merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah,
bendahara, dan/atau PPTK. PPK-SKPD bertugas untuk:
1) meneliti kelengkapan SPP yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran;
2) melakukan verifikasi SPP;
3) menyiapkan surat perintah membayar (SPM);
4) melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
5) melaksanakan akuntansi SKPD; dan
6) menyiapkan laporan keuangan SKPD

1.8 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan


Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna anggaran/kuasa
pengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada unit kerja
SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Penunjukan pejabat tersebut didasarkan
pada pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau
rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya. PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah 9


anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna
anggaran/pengguna barang, sedang PPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa
pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang.

PPTK mempunyai tugas berikut.


1) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3) Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

Dokumen anggaran tersebut mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen


administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.

1.9 Bendahara Penerimaan dan Bendahara


Pengeluaran
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran ditetapkan oleh kepala daerah atas usul
PPKD untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada
SKPD maupun PPKD. Sebutan bendahara penerimaan umumnya diartikan sebagai bendahara
penerimaan di SKPD, sedang bendahara penerimaan di PPKD biasanya disebut Bendahara
Penerimaan PPKD. Demikian juga, sebutan bendahara pengeluaran umumnya diartikan sebagai
bendahara pengeluaran di SKPD, sedang bendahara pengeluaran di PPKD biasanya disebut
Bendahara Pengeluaran PPKD.

Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kuasa


pengguna anggaran, ditunjuk bendahara pengeluaran maupun bendahara penerimaan
pembantu SKPD untuk melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran
atau penerimaan SKPD.

Jabatan bendahara penerimaan/pengeluaran tidak boleh dirangkap oleh pejabat yang


terlibat didalam pengelolaan keuangan daerah, misalnya PPK SKPD, PPTK, Kuasa Pengguna
Anggaran atau Kuasa Bendahara Umum Daerah. Selain itu, bendahara penerimaan dan
bendahara pengeluaran baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan
kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai
penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening/giro pos atau menyimpan
uang pada suatu bank atau lembaga keuangan Iainnya atas nama pribadi.

Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung


jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD. Sedangkan secara administratif,
keduanya bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PA (kepala SKPD) atau KPA.

10 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 1.2 Ilustrasi Hubungan Kerja Pengelola Keuangan dalam
Struktur
Gambar 1.2 Ilustrasi Hubungan Kerja Pengelola SKPD
KeuanganBerbentuk
dalam StrukturDinas
SKPD Berbentuk Dinas

1.10 Bendahara & Sistem Perbendaharaan Negara


Perbendaharaan Negara sebagaimana yang dimaksud UU Perbendaharaan Negara adalah
1.10 Bendahara & Sistem Perbendaharaan Negara
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang
dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD yang ruang lingkupnya meliputi.
Perbendaharaan Negara sebagaimana yang dimaksud UU Perbendaharaan Negara adalah
a. Pelaksanaan
pengelolaan danpendapatan dan belanja
pertanggungjawaban negara; negara, termasuk investasi dan kekayaan
keuangan
yang
b. dipisahkan,pendapatan
Pelaksanaan yang ditetapkan dalam APBN
dan belanja dan APBD yang ruang lingkupnya meliputi.
daerah;
c. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara;
a. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara;
d. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah;
b. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah;
e. Pengelolaan kas; penerimaan dan pengeluaran negara;
c. Pelaksanaan
f. d. Pelaksanaan
Pengelolaan penerimaan
piutang dan
dan utang pengeluaran daerah;
negara/daerah;
g. e. Pengelolaan
Pengelolaan kas; dan barang milik negara/daerah;
investasi
f. Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;
h. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan negara/daerah;
g. Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah;
i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban
h. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem pelaksanaan APBN/APBD;
informasi manajemen keuangan
j. negara/daerah;
Penyelesaian kerugian negara/daerah;
k. i. Penyusunan
Pengelolaan Badanlaporan pertanggungjawaban
Layanan Umum pelaksanaan APBN/APBD;
j. Penyelesaian kerugian negara/daerah;
l. Perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
k. Pengelolaan Badan Layanan Umum
pengelolaan keuangan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD
l. Perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
pengelolaan
Pihak-pihak yangkeuangan Negara dalam
terkait proses sistim rangka pelaksanaan
perbendaharan APBN/APBD disebut dengan
negara/daerah
pejabat perbendaharaan. Pejabat Perbendaharaan daerah sebagaimana yang diatur pada Bab
II UU perbendaharaan negara terdiri atas 3 bagian yaitu Pengguna Anggaran, Bendahara Umum
Pihak-pihak yang terkait proses sistim perbendaharan negara/daerah disebut dengan
Negara/Daerah dan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran.
pejabat perbendaharaan. Pejabat Perbendaharaan daerah sebagaimana yang diatur pada
Bab II UU perbendaharaan negara terdiri atas 3 bagian yaitu Pengguna Anggaran, Bendahara
Umum Negara/Daerah dan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran.
Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah
10 11
1. Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
1. Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya yang bertanggungjawab dalam
bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya yang bertanggungjawab
pelaksanaan anggaran di SKPD yang dipimpinanya.
dalam pelaksanaan anggaran di SKPD yang dipimpinanya.
2. Kepala Satuan
2. Kepala KerjaKerja
Satuan Pengelola Keuangan
Pengelola Daerah
Keuangan selaku
Daerah Bendahara
selaku Umum
Bendahara Daerah.
Umum Daerah.
3. Bendahara
3. Bendahara terdiriterdiri
dari: dari:
•  Bendahara
Bendahara penerimaanuntuk
penerimaan untukmelaksanakan
melaksanakan tugas
tugas bendahara dalam
bendahara rangka
dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan di SKPD.
pelaksanaan anggaran pendapatan di SKPD.

 Bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas bendahara dalam rangka
Bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas bendahara dalam rangka
pelaksanaan anggaran belanja di SKPD.
pelaksanaan anggaran belanja di SKPD.

Berdasarkan uraian
Berdasarkan uraian diatas
diatas dapat
dapat digambarkan
digambarkansecara ringkas
secara hubungan
ringkas antara
hubungan pejabat
antara pejabat
bendahara daerah dalam kerangka pelaksanaan sistem perbendaharaan sebagai berikut.
bendahara daerah dalam kerangka pelaksanaan sistem perbendaharaan sebagai berikut.

GambarGambar
1.3 Pola Hubungan
1.3 Pola Pejabat
HubunganPerbendaharaan Daerah
Pejabat Perbendaharaan Daerah

Kepala Daerah

Kepala SKPD
Kepala SKPKD (
(Pengguna
BUD )
Anggaran)

Kuasa
Pengguna KUASA BUD
anggaran

BENDAHARA

:Menggambarkan hubungan pendelegasian fungsi perbendaharaan


:Menggambarkan hubungan pendelegasian pelaksanaan program/kegiatan

Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan


Kepala Daerah
kewenangan selaku
kepada SKPDpemegang kekuasaan
untuk suatu pengelolaan keuangan
bidang pemerintahan daerah
tertentu atas melimpahkan
kewenangan tersebut
kewenangan kepada SKPD untuk suatu bidang pemerintahan tertentu atas kewenangan
dialokasikan dana untuk pelaksanaan kewenangan tersebut yang disebut juga dengan istilah
tersebut dialokasikan dana untuk pelaksanaan kewenangan tersebut yang disebut juga
Chief Operational Officer (COO). Sedangkan pada aspek pengelolaan keuangan dilimpahkan
dengan istilah Chief Operational Officer (COO). Sedangkan pada aspek pengelolaan
kepada Kepala SKPKD yang juga disebut dengan Chief Financial Officer (CFO) yang berwenang
keuangan dilimpahkan kepada Kepala SKPKD yang juga disebut dengan Chief Financial
dan bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan kewajiban daerah.
Officer (CFO) yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan
kewajiban daerah.
Konsekuensi pembagian tugas antara PPKD dan para Kepala SKPD selaku pengguna
anggaran tercermin dalam pelaksanaan anggaran. Untuk meningkatkan akuntabilitas dan
Konsekuensi
menjamin pembagian saling-uji
terselenggaranya tugas antara PPKD
(check and balance) Kepala
dan paradalam SKPDpelaksanaan
proses selaku pengguna
anggaran
anggaran tercermin dalam pelaksanaan anggaran. Untuk meningkatkan akuntabilitas
perlu dilakukan pemisahan secara tegas antara pemegang kewenangan administratif dengan dan
menjamin terselenggaranya saling-uji
pemegang kewenangan kebendaharaan. (check and balance) dalam proses pelaksanaan
anggaran perlu dilakukan pemisahan secara tegas antara pemegang kewenangan
administratif dengan pemegang kewenangan kebendaharaan.

Penyelenggaraan kewenangan administratif diserahkan kepada SKPD, sementara


penyelenggaraan kewenangan kebendaharaan diserahkan kepada PPKD/BUD.
11
12 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Penyelenggaraan kewenangan administratif diserahkan kepada SKPD, sementara
penyelenggaraan kewenangan kebendaharaan diserahkan kepada PPKD/BUD. Kewenangan
administratif tersebut meliputi melakukan perikatan atau tindakan-tindakan lainnya yang
mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran daerah, melakukan pengujian dan
pembebanan tagihan yang diajukan kepada pengguna anggaran/kepala SKPD sehubungan
dengan realisasi perikatan tersebut serta memerintahkan pembayaran atau menagih penerimaan
yang timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran. Dalam kerangka pelaksanaan program
kegiatan di SKPD pengguna anggaran dibantu oleh Bendahara dalam melaksanakan fungsi
perbendaharaan di SKPD .

1.11 Azas Umum Penatausahaan Keuangan


Daerah
Azas umum penatausahaan keuangan daerah sesuai Pasal 184 Permendagri 13 Tahun 2006
diatur sebagai berikut.
1. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, Bendaharawan Penerimaan/ Pengeluaran
dan orang atau badan yang menerima atau menguasai uang/ barang/kekayaan daerah wajib
menyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
2. Pejabat yang menandatangani dan atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan
surat bukti yang menjadi dasar penerimaan dan atau pegeluaran atas pelaksanaan APBD
bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat
bukti dimaksud.

1.12 Soal Diskusi


1. Di dalam struktur kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah selaku pemegang
kekuasaan umum di bidang pengelolaan keuangan daerah mendelegasikan sebagian atau
seluruh kekuasaanya tsb kepada tiga pihak utama, sebutkan para pihak tersebut!
2. Dalam hal SKPKD belum dibentuk tersendiri atau dengan kata lain masih berada di
lingkungan Sekretariat Daerah, apakah jabatan PPKD dapat dirangkap oleh Sekretaris
Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah? jelaskan!
3. Apakah pejabat yang bertindak sebagai PPKD akan secara otomatis bertindak sebagai
BUD? jelaskan!
4. Apabila pengguna anggaran menunjuk kuasa pengguna anggaran (KPA), jelaskan
kewenangan KPA tersebut?
5. Apakah KPA dapat menandatangani semua jenis SPM (Surat Perintah Membayar)? jelaskan!
6. Siapakah yang berwenang menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)?
7. Sebutkan tugas-tugas dari Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD?
8. Sebutkan tugas-tugas dari Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan?
9. Siapakah yang berwenang menetapkan bendahara SKPD?
10. Kepada siapa bendahara SKPD harus bertanggung jawab (secara administratif dan
fungsional)?

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah 13


14 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 2
SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 15


Deskripsi :
Topik ini menjelaskan tentang urgensi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),
pengertian dan tujuan SPIP dan unsur-unsur SPIP

Sub Topik Kata Kunci

Urgensi Sistem Pengendalian


Pemerintah (SPIP)
Intern
ð Transparansi, Akuntabilitas

Pengertian dan Tujuan SPIP ð Efisiensi, efektifitas, kepatuhan, keandalan


laporan, keamanan aset

Unsur-unsur SPIP ð Lingkungan pengendalian, penilaian


risiko, kegiatan pengendalian, informasi
dan komunikasi, pemantauan.

Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

16 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Kritik Atas Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah
Kasus terjadinya kecurangan pada Enron Corp merupakan hasil dari lemahnya Sistem
Pengendalian Intern. Akhirnya kasus itu menyeret salah satu Kantor Akuntan Publik tersebesar
di dunia itu tutup. Sistem pengendalian intern merupakan kunci bagaimana organisasi
menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk oleh stafnya sendiri. Demikian
pula di pemerintahan. Sistem pengendalian diri sangat penting karena tujuan negara ini
dicapai dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Oleh karena itu perlu sebuah
peraturan yang terdiri dari susunan pengendalian intern yang komprehensif dan memadai.
Maka setelah terkatung-katung, akhirnya muncullah sistem pengendalian intern.
Pada pelaksanaannya, PP 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) ini bukan tanpa hambatan dan bukan tanpa kekurangan.

Oleh : Siko Wiyanto10 May 2013


http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/05/10/kritik-atas-sistem-pengendalian-
internal-pemerintah-558763.html

2.1 Urgensi SPIP


Undang-undang di bidang keuangan negara membawa implikasi perlunya sistem
pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. Hal ini baru dapat dicapai jika
seluruh tingkat pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan di
instansi masing-masing. Dengan demikian maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi
pemerintah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga pertanggungjawaban,
harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, efisien, dan efektif.

Untuk itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan keyakinan memadai bahwa
penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya secara
efisien dan efektif. Hal tersebut telah diamanatkan di dalam Pasal 2, Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), yang menyatakan bahwa
untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel,
menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

2.2 Pengertian dan Tujuan SPIP


SPIP adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 17


keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
Penyelenggaran SPIP ini bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan
negara, Penyelenggaran SPIP ini bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara,
peraturan perundang-undangan.
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.

2.32.3Unsur-unsur SPIP
Unsur-unsur SPIP
Pada Topik
Pada 1Topik
telah1 diuraikan pemisahan
telah diuraikan tugastugas
pemisahan dan dankewenangan
kewenangan diantara
diantarapara
parapelaku
pelaku
pengelola
pengelolakeuangan
keuangan daerah.
daerah.Hal
Haltersebut sesungguhnyatelah
tersebut sesungguhnya telahmencerminkan
mencerminkan penerapan
penerapan SPIP.
Akan tetapi, pemisahan tugas dan wewenang saja masih belum cukup memadai
SPIP. Akan tetapi, pemisahan tugas dan wewenang saja masih belum cukup memadai untuk untuk menjamin
tercapainya
menjamin tujuan dari
tercapainya SPIP
tujuan . Pada
dari SPIP.gambar 2.1 diilustrasikan
Pada gambar kaitan antara
2.1 diilustrasikan unsur-unsur
kaitan SPIP
antara unsur-
dengan tujuan SPIP yang hendak dicapai.
unsur SPIP dengan tujuan SPIP yang hendak dicapai.
Penerapan SPIP harus
Penerapan SPIPmengandung unsur-unsur
harus mengandung sebagai
unsur-unsur berikut:
sebagai berikut:
a) a)
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian
b) Penilaian Risiko
b) Penilaian Risiko
c) Kegiatan Pengendalian
d) c) Kegiatan Pengendalian
Informasi dan Komunikasi
e) d) Informasi dan Komunikasi
Pemantauan
e) Pemantauan

Gambar 2.1 Tujuan dan Unsur-unsur


Gambar 2.1SPIP
Tujuan dan Unsur-unsur SPIP

Berikut akan diuraikan penjelasan dari setiap unsur SPIP sebagaimana disebutkan di atas.

2.3.1
Berikut Lingkungan
akan Pengendalian
diuraikan penjelasan dari setiap unsur SPIP sebagaimana disebutkan di
atas. Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam Instansi Pemerintah yang memengaruhi
efektivitas pengendalian internal. Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus
menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan
perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian internal dan manajemen yang sehat.
Lingkungan pengendalian dapat diciptakan melalui:

15

18 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
• Penegakan integritas dan nilai etika, yang bisa dilakukan antara lain dengan menyusun
dan menerapkan aturan perilaku, memberikan keteladanan, menegakkan disiplin atas
penyimpangan atau pelanggaran yang terjadi.
• Komitmen terhadap kompetensi, yang antara lain dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan
fungsi masing-masing pihak, menyusun standar kompetensi, menyelenggarakan pelatihan
dan bimbingan serta memilih pimpinan instansi yang memiliki kemampuan manajerial dan
pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah.
• kepemimpinan yang kondusif, yang ditunjukkan dengan mempertimbangkan risiko dalam
pengambilan keputusan, menerapkan manajemen berbasis kinerja, mendukung penerapan
SPIP, melindungi aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah, melakukan
interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah, serta merespon
secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran,
program, dan kegiatan.
• pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, yang dilakukan dengan
menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi Pemerintah, memberikan kejelasan
wewenang dan tanggung jawab, memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan
internal dalam Instansi Pemerintah, melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik
terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis, serta
menetapkan jumlah pegawai yang sesuai.
• Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, yang dilaksanakan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat
sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya, pegawai yang diberi wewenang, pegawai
tersebut juga memahami wewenang dan tanggungjawabnya terkait dengan pihak lain dan
terkait pula dengan SPIP.
• Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia.
Kebijakan dan prosedur terkait SDM ini diterapkan mulai dari proses rekrutmen termasuk
penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses tersebut, supervisi periodik yang
memadai, hingga proses pemberhentian pegawai.
• Perwujudan peran aparat pengawasan internal pemerintah yang efektif, sehingga dapat
memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas
pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, memberikan
peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, serta memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
• Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

2.3.2 Penilaian Risiko


Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. Pengendalian internal harus memberikan
penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam. Penilaian
risiko terdiri atas identifikasi risiko dan analisis risiko.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 19


Identifikasi risiko dilaksanakan dengan menggunakan metoda yang sesuai untuk tujuan
Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif menggunakan
mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal, serta
menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

Risiko yang berasal dari faktor eksternal misalnya peraturan perundang-undangan baru,
perkembangan teknologi, bencana alam dan gangguan keamanan. Sedangkan risiko yang
berasal dari faktor internal misalnya keterbatasan dana operasional, sumber daya manusia yang
tidak kompeten, peralatan yang tidak memadai, kebijakan dan prosedur yang tidak jelas dan
suasana kerja yang tidak kondusif.

Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi
terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah. Untuk menganalisis risiko, pimpinan instansi
pemerintah akan menentukan tingkat risiko yang dapat diterima terlebih dahulu.

2.3.3 Kegiatan Pengendalian


Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta
penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan
mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian membantu memastikan
bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien
dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.

Kegiatan pengendalian terdiri atas:


- Telaah atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
- Pembinaan sumber daya manusia;
- Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
- Pengendalian fisik atas aset;
- Penetapan dan telaah atas indikator dan ukuran kinerja;
- Pemisahan fungsi;
- Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
- Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
- Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
- Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya;
- Dokumentasi yang baik atas SPI serta transaksi dan kejadian penting.

Kegiatan pengendalian juga dilakukan terhadap pengelolaan sistem informasi. Kegiatan


pengendalian atas sistem informasi meliputi 2 hal yaitu pengendalian umum dan pengendalian
aplikasi. Pengendalian umum terdiri atas pengamanan sistem informasi, pengendalian atas
akses, pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi, pengendalian
atas perangkat lunak sistem, pemisahan tugas serta kontinuitas pelayanan. Untuk Pengendalian
aplikasi terdiri atas pengendalian otorisasi, kelengkapan, akurasi dan keandalan pemrosesan
dan filedata.

20 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
2.3.4 Informasi dan Komunikasi
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Sedangkan
komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol
atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan
balik. Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan instansi Pemerintah dan pihak
lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat
waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan
tanggung jawabnya.

2.3.5 Pemantauan Pengendalian Internal


Pemantauan pengendalian internal adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem
Pengendalian Internal dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi
lainnya segera ditindaklanjuti. Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu
ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan telaah lainnya dapat segera
ditindaklanjuti.

Contoh Kasus Pengendalian Internal untuk Kas


Berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah telah
diundangkan saat ini, diantaranya adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan PP Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah. Selama ini pelaksanaan pengelolaan uang daerah belum sepenuhnya dapat
memenuhi prinsip pengelolaan uang sebagaimana mestinya. Adakalanya ketika suatu belanja
harus segera dibiayai, mengalami hambatan karena ketiadaan uang kas untuk membiayainya; hal
ini antara lain diakibatkan perencanaan dan penganggaran kas belum dilakukan secara memadai.
Perencanaan kas sesungguhnya merupakan faktor utama yang mendukung keberhasilan
pengelolaan kas daerah yang baik. Sebagaimana diketahui berdasarkan Peraturan perundangan
yang ada bahwa Satuan Kerja yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran daerah tersebar
di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD). Keberhasilan pembuatan perencanaan kas yang baik sangat bergantung kepada
koordinasi dan dukungan dari seluruh SKPD/SKPKD serta kecermatannya dalam pembuatan
perencanaan penerimaan dan pengeluaran masing-masing SKPD/SKPKD. Sehubungan dengan
hal tersebut diperlukan peran serta semua SKPD dalam pembuatan perencanaan kas daerah.

Berkenaan dengan Pengelolaan uang daerah dalam PP Nomor 39 tahun 2007, telah
diamanatkan bahwa dalam sistem perbendaharaan diperlukan suatu sistem pengelolaan kas
yang mengacu kepada prinsip`pengelolaan kas yang baik. Prinsip tersebut mencakup adanya
perencanaan kas yang baik serta pemanfaatan semaksimal mungkin dana kas yang belum
digunakan (idle cash).

Oleh karena itu PP 39/2007 ini pada dasarnya mencakup pula berbagai aspek pengaturan
mengenai kewenangan Kepala SKPKD selaku BUD, dengan maksud agar pengelolaan kas
dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip pengelolaan keuangan yang baik. Aspek pengaturan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 21


tersebut antara lain mengenai: perencanaan kas, arus kas masuk, arus kas keluar, pengelolaan
kas kurang dan kas lebih, pelaksanaan rekening tunggal perbendaharaan (Treasury Single
Account) dan pelaporan.

Beberapa pokok ketentuan berkenaan dengan pengelolaan uang daerah sebagaimana


diamanatkan dalam PP 39 tahun 2007, diantaranya adalah terkait dengan pengaturan mengenai
tugas dan kewenangan BUD, pengertian uang daerah, penunjukan badan lain, bunga dan/atau
jasa giro serta biaya pelayanan, uang persediaan, perencanaan kas, pengelolaan kekurangan/
kelebihan kas, pertanggungjawaban, akuntansi dan pelaporan uang daerah dan pengawasan.

2.4 Soal Diskusi


1. Apakah urgensi diperlukannya sistem pengendalian intern bagi pemerintah?
2. Sebutkan pengertian dan tujuan dari SPIP!
3. Jelaskan secara singkat unsur-unsur SPIP!
4. Berikan beberapa contoh temuan pemeriksa/auditor yang terkait dengan kelemahan SPIP!
5. Berikan beberapa contoh penerapan SPIP di dalam penatausahaan pelaksanaan APBD di
SKPD!

22 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 3
SISTEM DAN PROSEDUR
PENERIMAAN KAS SKPD

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 23


Deskripsi :
Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban
bendahara penerimaan SKPD.

Sub Topik Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan


Penerimaan SKPD
Bendahara
ð Kepala Daerah, Pendelegasian Kewenangan,
Penetapan kebijakan Pengelolaan Keuangan
Daerah.

Prosedur Penerimaan dan Penyetoran


Pendapatan SKPD ð Sekretaris Daerah, Koordinator penyusunan
kebijakan dan pelaksanaan PKD.

Tata Cara Pembukuan


Penerimaan SKPD
Bendahara
ð BUD, Penyusunan kebijakan dan pelaksanaan
PKD.

Tata Cara Penyusunan


Pertanggungjawaban
Laporan
Bendahara ð Kepala SKPD, pengelolaan anggaran SKPD.

Penerimaan SKPD.

Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo. Permendagri
No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
6. Permendagri No.52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2016
7. Surat Edaran Mendagri No. 900/2280/SJ Tanggal 5 Mei 2014 tentang Juknis Penganggaran,
Pelaksanaan, dan Penatausahaan, serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik
Pemda

24 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
3.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan
SKPD
Tugas dan kewenangan bendahara penerimaan SKPD berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 adalah sebagai berikut.
1) Bendahara penerimaan SKPD bertugas untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD.
2) Untuk melaksanakan tugasnya, bendahara penerimaan SKPD berwenang.
a. menerima penerimaan yang bersumber dari pendapatan asli daerah;
b. menyimpan seluruh penerimaan;
c. menyetorkan penerimaan yang diterima yang diterima dari pihak ketiga ke rekening kas
umum daerah paling lambat 1 hari kerja;
d. mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui Bank.
3) Dalam hal obyek pendapatan daerah tersebar secara geografis sehingga wajib pajak dan/
atau wajib retribusi mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya, dapat ditunjuk
satu atau lebih bendahara penerimaan pembantu SKPD untuk melaksanakan tugas dan
wewenang bendahara penerimaan SKPD.

Gambar 3.1 Tugas Bendahara Penerimaan SKPD


Gambar 3.1 Tugas Bendahara Penerimaan SKPD

Dalam hal bendahara penerimaan berhalangan, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal
Dalam
194, hal bendahara
mengatur bahwa. penerimaan berhalangan, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal
194, mengatur bahwa.
1) Apabila
1) Apabila melebihi
melebihi 3 (tiga)3hari
(tiga) hari sampai
sampai selama-lamanya
selama-lamanya 1 (satu) 1bulan,
(satu)bendahara
bulan, bendahara
penerimaan
tersebut wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk ditunjuk
penerimaan tersebut wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang melakukan
untuk melakukan
penyetoran penyetoran
dan tugas-tugas dan tugas-tugas
bendahara bendahara
penerimaan atas penerimaan atas tanggung
tanggung jawab bendahara
jawab bendahara
penerimaan penerimaan
yang bersangkutan yang diketahui
dengan bersangkutan dengan
kepala SKPD; diketahui kepala SKPD;
2) Apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga) bulan harus ditunjuk
2) Apabila melebihi
pejabat 1 (satu)penerimaan
bendahara bulan sampai selama-lamanya
dan diadakan berita3acara
(tiga)serah
bulanterima;
harus ditunjuk pejabat
bendahara penerimaan dan diadakan berita acara serah terima;
3) Apabila bendahara penerimaan sesudah 3 (tiga) bulan, belum juga dapat
melaksanakan tugas, maka dianggap yang bersangkutan telah mengundurkan diri
atau berhenti dari jabatan sebagai bendahara penerimaan dan oleh karena itu
segera diusulkan penggantinya.

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 25


3.2 Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan
SKPD
3) Apabila bendahara penerimaan sesudah 3 (tiga) bulan, belum juga dapat melaksanakan
tugas, maka dianggap yang bersangkutan telah mengundurkan diri atau berhenti dari
jabatan sebagai bendahara penerimaan dan oleh karena itu segera diusulkan penggantinya.

3.2 Prosedur Penerimaan dan Penyetoran


Pendapatan SKPD
Prosedur pelaksanaan penerimaan pendapatan di SKPD merupakan serangkaian langkah-
langkah tindakan atau kegiatan yang dimulai dari diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP)
daerah dan/atau Surat Ketetapan Retribusi (SKR) sampai dengan penyetorannya ke kas umum
daerah oleh bendahara penerimaan. Langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)/Pengguna Anggaran (PA) menyerahkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKP) dan/atau Surat Ketetapan Retribusi (SKR) kepada bendahara
penerimaan dan wajib pajak/retribusi.
2. Wajib pajak/retribusi membayarkan sejumlah uang yang tertera dalam SKP/SKR kepada
bendahara penerimaan. Di dalam prakteknya, wajib pajak/retribusi dimungkinkan untuk
menyetor ke rekening bendahara penerimaan SKPD bahkan dapat juga langsung
menyetorkan ke rekening kas daerah, tergantung dari aturan pembayaran yang berlaku di
pemerintah yang bersangkutan.
3. Bendahara penerimaan memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterimanya dengan
dokumen SKP/SKR.
4. Setelah diverifikasi, bendahara penerimaan memberikan surat tanda Bukti Pembayaran/Bukti
Lain yang Sah kepada wajib pajak/retribusi.
5. Bendahara penerimaan menyiapkan bukti setor berupa STS dan menyetorkan uang yang
diterimanya beserta STS ke Bank yang ditunjuk untuk penyetoran pendapatan ke rekeninng
kas daerah.
6. Bank membuat nota kredit dan mengotorisasi STS, kemudian bank menyerahkan kembali
STS yang sudah diotorisasi kepada bendahara penerimaan. Sedangan nota kredit diserahkan
Bank kepada BUD.

Prosedur penerimaan dan penyetoran pendapatan sebagaimana diuraikan di atas berlaku


juga bagi bendahara penerimaan pembantu SKPD.

26 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
kredit diserahkan Bank kepada BUD.

Prosedur penerimaan dan penyetoran pendapatan sebagaimana diuraikan di atas


berlaku juga bagi bendahara penerimaan pembantu SKPD.

Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD
Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD

23

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 27


Dokumen SKP, SKR dan STS dapat digambarkan seperti berikut ini:
Dokumen SKP, SKR dan STS dapat digambarkan seperti berikut ini:
Gambar 3.3 Contoh Dokumen SKP
Gambar 3.3 Contoh Dokumen SKP

24

28 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar
Gambar 3.4 Contoh Dokumen SKP 3.4 Contoh Dokumen SKP

25

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 29


Gambar 3.5 Contoh Dokumen SKR 3.5 Contoh Dokumen SKR
Gambar

PEMERINTAH
NO. URUT :
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SURAT KETETAPAN RETRIBUSI (SKR)
............
................

MASA
: ...................................
TAHUN
: .....................................
NAMA : ....................................
ALAMAT : ....................................
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWR) : ....................................
TANGGAL JATUH TEMPO : ....................................

NO. KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI JUMLAH (Rp.)


1
2
3
4
5
Jumlah Ketetapan Retribusi
Jumlah Sanksi : a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan
Dengan huruf : ..................................................................................................................
PERHATIAN :
1 Harap penyetoran dilakukan pada Bank / Bendahara Penerimaan ...................
Apabila SKR ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKR
2
diterima (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
perbulan ................Tanggal.....................

Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran

(Tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP
-----------------------------------------------potong di sini-----------------------------------------------
NO. URUT : ..............................
TANDA TERIMA ................Tanggal.....................
NAMA : .................................. Yang menerima,
ALAMAT : ..................................
NPWPD : .................................. (Tanda tangan)
(nama lengkap)

26
30 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 3.5 Contoh
Gambar Dokumen SKR Dokumen Surat Setoran Pajak Daerah
3.6 Contoh

PEMERINTAH
NO. URUT :
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SURAT KETETAPAN RETRIBUSI (SKR)
............
................

MASA
: ...................................
TAHUN
: .....................................
NAMA : ....................................
ALAMAT : ....................................
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWR) : ....................................
TANGGAL JATUH TEMPO : ....................................

NO. KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI JUMLAH (Rp.)


1
2
3
4
5
Jumlah Ketetapan Retribusi
Jumlah Sanksi : a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan
Dengan huruf : ..................................................................................................................
PERHATIAN :
1 Harap penyetoran dilakukan pada Bank / Bendahara Penerimaan ...................
Apabila SKR ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKR
2
diterima (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
perbulan ................Tanggal.....................

Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran

(Tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP
-----------------------------------------------potong di sini-----------------------------------------------
NO. URUT : ..............................
TANDA TERIMA ................Tanggal.....................
NAMA : .................................. Yang menerima,
ALAMAT : ..................................
NPWPD : .................................. (Tanda tangan)
(nama lengkap)

26
Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 31
Gambar
Gambar 3.7 Contoh Dokumen 3.7 Contoh Dokumen STS
STS

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ................


SURAT TANDA SETORAN (STS)
STS No. ............................ Bank : ..................
No. Rekening : ..................
Harap diterima uang sebesar ..........................................................
(dengan huruf) (..........................................................)
Dengan rincian penerimaan sebagai berikut:
No. Kode Rekening Uraian Rincian Obyek Jumlah (Rp.)
1
2
3
4
5
Jumlah
Uang tersebut diterima pada tanggal ..........................................................................
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

3.2 Pendapatan Daerah melalui Bendahara Penerimaan SKPD


(nama lengkap) (nama lengkap)
NIP. NIP.
(Catatan: STS dilampiri Slip Setoran Bank)

3.3 Prosedur (Tata Cara) Pembukuan Bendahara


Penerimaan SKPD
3.3 Prosedur
Bendahara (Tata
penerimaan harus Cara) Pembukuan
membukukan/mencatat Bendahara
setiap transaksi penerimaan
pendapatan dan penyetoran ke bank dalam buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara
Penerimaan SKPD
Penerimaan. Pembukuan tersebut dilakukan berdasarkan bukti transaksi yang dilakukan,
antara lain berupa
Bendahara dokumen-dokumen
penerimaan berikut.
harus membukukan/mencatat setiap transaksi penerimaan
pendapatan dan penyetoran ke bank dalam buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara
a. Surat Tanda Bukti Pembayaran
Penerimaan. Pembukuan tersebut dilakukan berdasarkan bukti transaksi yang dilakukan, antara
b. Nota Kredit
lain berupa dokumen-dokumen berikut.
c. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
a. Surat Tanda BuktiTanda
d. Surat Pembayaran
Setoran (STS)
b. Nota Kredit
Selain membukukan transaksi penerimaan dan penyetoran pendapatan dalam Buku
c. Penerimaan
Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
dan Penyetoran Bendahara Penerimaan, STS kemudian didokumentasikan
d. kedalam Register
Surat Tanda STS.(STS)
Setoran

Selain membukukan transaksi penerimaan dan penyetoran pendapatan dalam Buku


Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan, STS kemudian didokumentasikan kedalam
Register STS.

28
32 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Penatausahaan Dana Kapitasi pada SKPD Dinas
Kesehatan
Dana kapitasi merupakan besaran pembayaran per-bulan yang dibayar di muka kepada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
Dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan
dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan meliputi jasa
pelayanan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan.
Pembayaran dana kapitasi dari BPJS kesehatan dilakukan melalui rekening dana kapitasi
JKN pada FKTP dan diakui sebagai pendapatan. Pendapatan digunakan langsung untuk
pelayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP. Dalam hal pendapatan dana kapitasi tidak
digunakan seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, dana kapitasi tersebut digunakan
untuk tahun anggaran berikutnya.
Bendahara dana kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan menyampaikan realisasi pendapatan
dan belanja setiap bulan kepada kepala FKTP. Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi
pendapatan dan belanja kepada kepala SKPD dinas kesehatan dengan melampirkan surat
pernyataan tanggung jawab. Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja kepala
SKPD dinas kesehatan menyampaikan surat permintaan pengesahan pendapatan dan
belanja (SP3B) FKTP kepada PPKD. SP3B FKTP didalamnya termasuk juga sisa dana kapitasi
yang belum digunakan pada tahun anggaran berkenaan.

Pembukuan Penerimaan atas Pendapatan dan Belanja Fasilitas Kesehatan


Tingkat Pertama (FKTP) di SKPD Dinas Kesehatan
(Berdasarkan SE Mendagri Nomor 900/2280/SJ Tanggal 5 Mei 2014)

Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Dinas Kesehatan melakukan


Pembukuan atas Pendapatan dan Belanja FKTP sesuai Surat Pengesahan
Pendapatan dan Belanja (SP2B) FKTP
Pendapatan dari Dana Kapitasi dibukukan oleh PPK- SKPD kedalam Pendapatan Lain-Lain
PAD Yang Sah, sedangkan untuk belanja dibukukan ke dalam belanja langsung.

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 33


Gambar 3.8 Contoh Format Buku Penerimaan dan Penyetoran
Gambar 3.8 Contoh Format Buku Penerimaan dan Penyetoran

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ......


BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN
BENDAHARA PENERIMAAN
SKPD : ............
Periode : ............
Penerimaan Penyetoran
No. Cara Kode Ket.
Tgl. No.Bukti Uraian Jumlah Tgl. No.STS Jumlah
Pembayaran Rekening
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jumlah Penerimaan : .................


Jumlah yang disetorkan : .................
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan : .................
Terdiri atas:
a. Tunai sebesar .................
b. Bank sebesar .................
c. Lainnya ...........................

Mengetahui/Menyetujui: ........., tanggal ...............


Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


NIP. NIP.

Cara Pengisian:

1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan dan
Periode
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan
4. Kolom 3 diisi dengan nomor bukti penerimaan
5. Kolom 4 diisi dengan cara pembayaran: melalui kas bendahara penerimaan, bank, atau melalui kas
umum daerah
6. Kolom 5 diisi dengan detail kode rekening pendapatan asli daerah
7. Kolom 6 diisi dengan uraian pendapatan sesuai dengan kode rekening
8. Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan asli daerah
9. Kolom 8 diisi dengan tanggal penyetoran
10. Kolom 9 diisi dengan Nomor STS
11. Kolom 10 diisi dengan jumlah uang yang disetor
12. Kolom 11 diisi dengan Keterangan jika diperlukan
13. Jumlah penerimaan diisi dengan total jumlah pendapatan selama 1 bulan*
14. Jumlah disetorkan adalah jumlah total penyetoran pendapatan selama 1 bulan*
15. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan diisi dengan sisa kas yang masih di pegang oleh bendahara
penerimaan baik dalam bentuk kas tunai, simpanan di bank, ataupunlainnya*
16. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran disertai
nama jelas*

* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan

30
34 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 3.9 Contoh RegisterGambar
STS 3.9 Contoh Register STS

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ......


REGISTER STS
SKPD ...........
TAHUN ANGGARAN

Bendahara Penerimaan : ............


No. Kode
No. Tanggal Uraian Jumlah Penyetor Ket.
STS Rekening

1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui/Menyetujui: ........., tanggal ...............


Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


NIP. NIP.

Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan, tahun
anggaran dan Nama Bendahara Penerimaan
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan nomor STS
4. Kolom 3 diisi dengan tanggal STS
5. Kolom 4 diisi Kode Rekening pendapatan yang disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah. Dalam
satu STS bisa terdiri dari beberapa pendapatan.
6. Kolom 5 diisi dengan uraian pendapatan
7. Kolom 6 diisi dengan jumlah pendapatan yang disetorkan
8. Kolom 7 diisi dengan nama penyetor
9. Kolom 8 diisi dengan Keterangan jika diperlukan
10. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran disertai
nama jelas*

* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan

AdaAdabeberapa caracara
beberapa yang bisabisa
yang dilakukan oleholeh
dilakukan wajib pajak/retribusi
wajib dalam
pajak/retribusi membayar
dalam membayar
kewajibannyakepada
kewajibannya kepadadaerah,
daerah,yaitu
yaitudengan
dengancara:
cara:
1. Membayar tunai langsung ke bendahara penerimaan
1. Membayar
2. Membayar tunai
melalui langsung
rekening ke bendahara
bendahara penerimaan
penerimaan
2. Membayar melalui rekening bendahara penerimaan
3. Menyetor langsung ke kas daerah.
3. Menyetor langsung ke kas daerah.

31
Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 35
Prosedur pembukuan untuk ketiga cara pembayaran tersebut pada dasarnya sama, yang
Prosedur
membedakanpembukuan untukpenerimaan
adalah bukti ketiga caradan
pembayaran tersebut
penyetorannya, danpada dasarnya
waktu sama, yang
pencatatan
membedakan adalah bukti penerimaan dan penyetorannya, dan waktu pencatatan penerimaan
penerimaan dan penyetoran pendapatan ke kas daerah. Berikut akan diikhtisarkan tata cara
dan pembukuan
penyetoranuntuk
pendapatan
ketiga carakepembayaran
kas daerah. Berikut akan diikhtisarkan tata cara pembukuan
tersebut.
untuk ketiga cara pembayaran tersebut.

(1) Pembayaran
(1) Pembayaran tunai tunai langsung
langsung ke bendahara
ke bendahara penerimaan
penerimaan SKPD
SKPD

No. Transaksi BUKU YANG DIGUNAKAN BUKTI


TRANSAKSI
BUKU PENERIMAAN REGISTER STS
DAN PENYETORAN
1. Penerimaan pembayaran Dicatat di sisi peneri- - Tanda Bukti
pendapatan maan Pembayaran

2. Penyetoran pendapatan Dicatat di sisi penye- Dicatat di register STS STS


oleh bendahara peneri- toran
maan ke rekening kas
daerah

Pencatatan Penerimaan Tunai

Buku
Melakukan pengisian
Proses Surat Tanda Bukti Penerimaan dan
buku penerimaan dan
Penerimaan Pembayaran/ Bukti Lain Penyetoran
penyetoran bendahara
Tunai Yang Sah Bendahara
penerimaan
Penerimaan

Bendahara Berdasarkan Dokumen Hasil dari


penerimaan Bukti Pembayaran/ penatausahaan ini
menyiapkan Surat Bukti Lain Yang Sah adalah buku
Tanda Bukti tersebut, Bendahara penerimaan dan
Pembayaran / Penerimaan melakukan penyetoran.
Bukti Lain Yang Pengisian Buku Bendahara
Sah. Penerimaan dan Penerimaan yang
Penyetoran Bendahara sudah terupdate.
Penerimaan pada
bagian penerimaan.
Kolom yang diisi ialah
no.bukti, tanggal
transaksi, cara
pembayaran, kode
rekening, uraian dan
jumlah.

32

36 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar
Gambar3.10 Bagan
3.10 Alir Penyetoran
Bagan ke Rekening
Alir Penyetoran keKas Daerah oleh
Rekening Bendahara
Kas DaerahPenerimaan
oleh Bendahara
Penerimaan
Gambar 3.10 Bagan Alir Penyetoran ke Rekening Kas Daerah oleh Bendahara Penerimaan
Proses Penyetoran
Gambar 3.10 Bagan Alir Penyetoran penerimaan
ke Rekeningtunai Kas
ke Daerah oleh Bendahara Penerimaan
kas umum daerah
Proses Penyetoran
penerimaan tunai ke
Proses kas umum daerah
Penyetoran
Bendahara penerimaan menyiapkan penerimaan tunai ke
kasSurat
umum daerah
bukti surat tanda setoran ke rekening Tanda
kas umum daerah.
Bendahara penerimaan menyiapkan Setoran
bukti surat tanda setoran ke rekening Surat Tanda
Bendahara penerimaan kas menyiapkan
umum daerah. Setoran Register STS
bukti surat tanda setoran ke rekening
Berdasarkan STS tersebut, Bendahara
Surat Tanda
Melakukan pengisian Buku Hasil dari penatausahaan ini
kas umum daerah. Setoran Melakukan Register STS
adalah Buku Penerimaan
Penerimaan mengisi Buku Penerimaan dan Penerimaan dan
Pengisian dan Penyetoran Bendahara
Berdasarkan STS tersebut,
Penyetoran. Bendahara Penerimaan pada Bendahara Penyetoran
Melakukan pengisian BukuRegister STS Hasil dari penatausahaan ini
Melakukan Penerimaan
adalahdan
Register Register
STS
Buku Penerimaan
Penerimaan mengisi Buku Penerimaan
bagian Penyetoran Kolom Tanggal, No.STS dan Penerimaan dan
Berdasarkan STS tersebut, Bendahara Pengisian STS yang sudah Bendahara
danpenatausahaan
Penyetoran
Penyetoran.dan
Bendahara Penyetoran
Penerimaan padaMelakukan pengisian Buku Hasil dari ini
Jumlah Penyetoran. Register STS
Melakukan adalah
terupdate dan Register
Penerimaan
Buku Penerimaan
Penerimaan mengisi Buku Penerimaan dan Penerimaan dan
bagian Penyetoran Kolom Tanggal, No.STS Pengisian dan PenyetoranSTS Bendahara
yang sudah
Penyetoran. Bendahara Penerimaan pada Penyetoran
dan Jumlah Penyetoran. Register STS Penerimaan dan terupdate
Register
bagian Penyetoran Kolom Tanggal, No.STS STS yang sudah
(2) Pembayaran ke rekening bank bendahara penerimaan SKPD
dan Jumlah Penyetoran. terupdate
No. Transaksi BUKU YANG DIGUNAKAN BUKTI TRANSAKSI
(2) Pembayaran
(2) Pembayaran ke rekening
ke rekening bank bendahara
bank bendahara penerimaan
penerimaan SKPD SKPD
BUKU REGISTER STS
(2) Pembayaran ke rekening bank bendahara
No. Transaksi penerimaan SKPD
BUKU YANG DIGUNAKAN
PENERIMAAN
BUKTI TRANSAKSI

No. Transaksi DAN BUKU


BUKU YANG DIGUNAKAN
REGISTER STS BUKTI TRANSAKSI
PENYETORAN
PENERIMAAN
BUKUDAN REGISTER STS
1. Penerimaan pembayaran dicatat di sisi -
PENERIMAAN Slip setoran/nota
PENYETORAN
pendapatan dari wajib pajak/ penerimaan
DAN kredit bank
retribusi
1. Penerimaan pembayaran dicatat
PENYETORAN di sisi - Slip setoran/nota
pendapatan dari wajib pajak/ penerimaan kredit bank
1.
2. Penerimaan pembayaran
retribusi
Penyetoran/pemindahbukuan -
dicatat di sisi Dicatat Slip setoran/nota
di register STS
pendapatan dari
oleh wajib pajak/
bendahara penerimaan
penyetoran STS kredit bank
retribusi
penerimaan
2. ke rekening kas daerah.
Penyetoran/pemindahbukuan dicatat di sisi Dicatat di register STS
pendapatan oleh bendahara penyetoran STS
2. Penyetoran/pemindahbukuan dicatat di sisi Dicatat di register STS
penerimaan ke rekening kas daerah.
pendapatan oleh bendahara penyetoran STS
penerimaan ke rekening kas daerah.

(3) Pembayaran langsung ke rekening kas daerah (rekening BUD)


(3) Pembayaran langsung ke rekening kas daerah (rekening BUD)
(3) Pembayaran langsung ke rekening kas daerah (rekening BUD)
No.Transaksi BUKU YANG DIGUNAKAN BUKTI
(3) Pembayaran langsung ke rekening kas daerah (rekening BUD)
TRANSAKSI
No. Transaksi BUKU YANG DIGUNAKAN BUKTI
BUKU PENERIMAAN REGISTER STS
TRANSAKSI
No. Transaksi DAN PENYETORAN
BUKU YANG DIGUNAKAN BUKTI
BUKU PENERIMAAN REGISTER STS TRANSAKSI
1. Penerimaan pembayaran Dicatat di sisi peneri- Dicatat di register STS Slip
DAN PENYETORAN
pendapatan dari wajib maan dan penyetor-
BUKU PENERIMAAN REGISTER STS setoran/nota
pajak/retribusi
1. Penerimaansekaligus
pembayaran an sekaligus
DAN kreditSlip
Dicatat di sisi peneri- Dicatat di register STS
PENYETORAN bank
penyetoran ke kasda
pendapatan dari wajib maan dan penyetor- setoran/nota
1. Penerimaan pembayaran
pajak/retribusi sekaligus Dicatat
andisekaligus
sisi peneri- Dicatat di register STS Slip kredit bank
2. pendapatan
Penyetoran dari wajib
penyetoran ke kasda
pendapatan oleh maan
Dicatatdan penyetor-
di sisi penye- Dicatat di register STS setoran/nota
STS
pajak/retribusi sekaliguske
bendahara penerimaan an sekaligus
toran kredit bank
penyetoran
rekening
2. kaske kasda
daerah
Penyetoran pendapatan oleh Dicatat di sisi penye- Dicatat di register STS STS
bendahara penerimaan ke toran
2. Penyetoran pendapatan
rekening kas daeraholeh Dicatat di sisi penye- Dicatat di register STS STS
bendahara penerimaan ke toran
rekening kas daerah
33

33
33

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 37


3.4 Prosedur (Tata Cara) Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan SKPD
Selain melakukan pembukuan, Bendahara Penerimaan juga wajib melakukan
pertanggungjawaban terhadap seluruh penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dilakukan paling lambat pada tanggal 10 bulan
berikutnya. Terdapat dua jenis pertanggungjawaban yang harus dibuat yaitu pertanggungjawaban
administratif dan pertanggungjawaban fungsional.

Pada dasarnya format dan isi pertanggungjawaban administratif dan pertanggungjawaban


fungsional adalah sama, perbedaanya hanya kepada siapa pertanggungjawaban tersebut
disampaikan. Pertanggungjawaban administratif disampaikan kepada PA/KPA melalui PPK-
SKPD. Sedangkan pertanggungjawaban fungsional disampaikan kepada PPKD selaku BUD.
Pertanggungjawaban bendahara penerimaan merupakan hasil penggabungan dengan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu. Oleh karena itulah, Bendahara
Pembantu wajib menyerahkan pertanggung-jawabannya berupa Buku Penerimaan dan
Penyetoran yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan, paling lambat tanggal 5 bulan
berikutnya, dengan dilampiri:
• Register STS
• Bukti penerimaan yang sah dan lengkap.

Pertanggungjawaban bendahara penerimaan berupa laporan pertanggung-jawaban (LPJ)


memuat informasi tentang rekapitulasi penerimaan, penyetoran dan saldo kas yang ada di
bendahara. Format kedua LPJ baik Administratif maupun fungsional adalah sama. Namun, untuk
LPJ Administratif, harus dilampiri denganBuku Penerimaan/Penyetoran yang telah ditutup pada
akhir bulan, Register STS, bukti penerimaan yang sah dan lengkap, serta pertanggungjawaban
bendahara penerimaan pembantu. Sedangkan untuk LPJ Fungsional, hanya diharuskan untuk
melampirkan Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir bulan, Register
STS, pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu.

Sama halnya dengan bendahara penerimaan, bendahara penerimaan pembantu juga


mempunyai kewajiban menyelenggarakan penatausahaan atas semua penerimaan dan
penyetoran penerimaan yang menjadi tanggungjawabnya. Oleh karena itu, bendahara penerimaan
pembantu juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penerimaan kepada bendahara penerimaan. Laporan pertanggungjawaban tersebut harus
diserahkan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Laporan pertanggungjawaban bendahara
pembantu ini nantinya akan digabung oleh bendahara penerimaan dalam membuat laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan.

Pertanggungjawaban diberikan berupa Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah


dilakukan penutupan pada akhir bulan, dilampiri dengan:
• Register STS
• Bukti penerimaan yang sah dan lengkap

38 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 3.11 Contoh Format LPJ Administratif Bendahara Penerimaan SKPD
Gambar 3.11 Contoh Format LPJ Administratif Bendahara Penerimaan SKPD

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN ADMINISTRATIF


BENDAHARA PENERIMAAN

SKPD : …………..
PERIODE : …………..

A. Penerimaan Rp…………………
1. Tunai melalui bendahara penerimaan Rp…………………
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu Rp…………………
3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan Rp…………………
4. Transfer ke rekening kas umum daerah Rp…………………

B. Jumlah penerimaan yang harus disetorkan (A1+A2+A3) Rp…………………

C. Jumlah penyetoran Rp…………………

D1. Saldo Kas di Bendahara Bulan Lalu


1. Bendahara Penerimaan Rp…………………
2. Bendahara Penerimaan Pembantu …. Rp…………………

D2. Saldo Kas di Bendahara Ini (D1+B-C) Rp…………………


1. Bendahara Penerimaan Rp…………………
2. Bendahara Penerimaan Pembantu …. Rp…………………

Menyetujui Tanggal
Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

Nama Nama
NIP NIP

35

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 39


Gambar 3.12 Contoh Format LPJ Fungsional Bendahara Penerimaan SKPD
Gambar 3.12 Contoh Format LPJ Fungsional Bendahara Penerimaan SKPD

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN FUNGSIONAL


BENDAHARA PENERIMAAN

SKPD : …………..
PERIODE : …………..

A. Penerimaan Rp…………………
1. Tunai melalui bendahara penerimaan Rp…………………
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu Rp…………………
3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan Rp…………………
4. Transfer ke rekening kas umum daerah Rp…………………

B. Jumlah penerimaan yang harus disetorkan (A1+A2+A3) Rp…………………

C. Jumlah penyetoran Rp…………………

D1. Saldo Kas di Bendahara Bulan Lalu


1. Bendahara Penerimaan Rp…………………
2. Bendahara Penerimaan Pembantu …. Rp…………………

D2. Saldo Kas di Bendahara Ini (D1+B-C) Rp…………………


1. Bendahara Penerimaan Rp…………………
2. Bendahara Penerimaan Pembantu …. Rp…………………

Mengetahui Tanggal
Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

Nama Nama
NIP NIP

3.5 Soal Latihan


1. Sebutkan tugas dan kewenangan bendahara penerimaan SKPD?
2. Jelaskan secara singkat prosedur penerimaan dan penyetoran pendapatan SKPD!
3. Buku apa saja yang digunakan oleh bendahara penerimaan SKPD?

36
40 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
4. Sebutkan jenis-jenis bukti transaksi untuk mencatat penerimaan dan penyetoran pendapatan
SKPD?
5. Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa TBP (tanda bukti pembayaran)?
6. Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa STS (surat tanda setoran)?
7. Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk transaksi penerimaan pendapatan SKPD yang
disetor langsung oleh pembayar ke rekening kas daerah?
8. Sebutkan jenis laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang harus dibuat oleh bendahara
penerimaan SKPD, lampiran apa saja yang harus disertakan, dan dilaporkan kepada siapa?
9. Kapankah paling lambat bendahara penerimaan pembantu harus menyampaikan LPJ-nya
dan disampaikan melalui siapa?
10. Kapankah paling lambat bendahara penerimaan SKPD harus menyampaikan LPJ-nya dan
disampaikan melalui siapa?

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD 41


42 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 4
SISTEM DAN PROSEDUR
PENERIMAAN KAS PPKD

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD 43


Deskripsi :
Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban
bendahara penerimaan PPKD.

Sub Topik Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan


Penerimaan PPKD
Bendahara
ð Kepala Daerah, Pendelegasian Kewenangan,
Penetapan kebijakan Pengelolaan Keuangan
Daerah (PKD).

Prosedur Penerimaan
Penerimaan PPKD
Bendahara
ð Sekretaris Daerah, Koordinator penyusunan
kebijakan dan pelaksanaan PKD.

Prosedur Pembukuan (Penatausahaan)


Bendahara Penerimaan PPKD ð BUD, Penyusunan kebijakan dan pelaksanaan
PKD.

Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara


Penerimaan PPKD. ð Kepala SKPKD, pengelolaan anggaran PPKD.

Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah.
4. PP No. 60 Tahun 2014 tentang Desa
5. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
6. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo. Permendagri
No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
7. Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
8. Permendagri No.52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2016
9. Surat Edaran Mendagri No. 900/2280/SJ Tanggal 5 Mei 2014 tentang Juknis Penganggaran,
Pelaksanaan, dan Penatausahaan, serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik
Pemda

44 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Skandal Penyimpangan Kasda Senilai 14,5
Milyar Digunakan 9 Pejabat
Kasus dugaan skandal penyimpangan dana kas daerah (Kasda) untuk kepentingan sejumlah pejabat
teras Kabupaten Sragen kembali terbongkar. Menyusul penyimpangan Kasda di BPR Karangmalang
sebesar Rp 8 miliar, kini Fraksi Karya Nasional (FKN) kembali menemukan indikasi pengerukan dana
Kasda di BPR Joko Tingkir Sragen dengan nominal lebih fantastis yakni mencapai Rp 14,5 miliar.

Terbongkarnya skandal pengerukan Kasda itu terungkap dari dua buku laporan hasil audit Bank
Indonesia (BI) pertengahan tahun 2010 yang diterima Ketua FKN Bambang Widjo Purwanto. Dalam
buku tersebut, tercantum ada sembilan nama pejabat teras Sragen yang meminjam kredit di BPR Joko
Tingkir dengan nilai total mendekati Rp 15 miliar.

Sembilan nama itu di antaranya mantan Sekda Kushardjono, Kepala DP2D Adi Dwi Jantoro, dua
direktur BPR Joko Tingkir sendiri Pono dan Surono Hadi, Sukini, Ninik Hartati, Perusda Bengkel,
Perusda Percetakan, dan beberapa nama lagi. Dari angka kredit hampir Rp 15 miliar itu, Rp 14 miliar
dibagi dua pejabat yakni Kushardjono dan Adi Dwi Jantoro masing-masing Rp 7,2 miliar dan Rp 7,2
miliar sedang Rp 1 miliar sisanya dibagi tujuh pejabat lain.

http://sragenholic.blogspot.com/2011/03/skandal-penyimpangan-kasda-senilai-145.html
15 Maret 2011

4.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan


PPKD
Tugas dan kewenangan bendahara penerimaan PPKD berdasarkan Pasal 3 Permendagri No.
55 Tahun 2008 adalah sebagai berikut.
1.
Bendahara penerimaan PPKD bertugas untuk menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan seluruh penerimaan pendapatan PPKD dalam rangka
pelaksanaan APBD.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bendahara penerimaan
PPKD berwenang untuk mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui
Bank.
3. Atas pertimbangan efisiensi dan efektifitas, tugas dan wewenang bendahara penerimaan
PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dirangkap oleh Bendahara
Umum Daerah.

4.2 Prosedur Penerimaan Pendapatan dan


Pembiayaan di PPKD
Sistem dan prosedur penerimaan pendapatan dan pembiayaan di PPKD adalah serangkaian
prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari penerimaan, penatausahaan
dan pertanggungjawaban penerimaan pendapatan dalam rangka pelaksanaan APBD pada
bendahara penerimaan PPKD.

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD 45


Penerimaaan yang dikelola PPKD dapat berupa pajak daerah, pendapatan dana
perimbangan, pendapatan lain-lain yang sah, dan pembiayaan penerimaan. Penerimaan-
penerimaan tersebut diterima secara langsung di Kas Umum Daerah. Berdasarkan penerimaan
tersebut, Bank membuat Nota Kredit yang memuat informasi tentang penerimaan tersebut, baik
berupa informasi pengiriman, jumlah rupiah maupun kode rekening yang terkait. Bendahara
penerimaan wajib mendapatkan nota kredit tersebut melalui mekanisme yang telah ditetapkan.

4.3 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan


dan Pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD
Bendahara penerimaan PPKD menggunakan Buku Penerimaan PPKD untuk membukukan
pendapatan yang diterimanya. Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke
dalam buku tersebut antara lain berupa.
a. Nota Kredit
b. Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah

Untuk Pembukuan Pendapatan yang berasal dari Dana Kapitasi JKN, berdasarkan SE
Mendagri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014, Surat Pengesahan Pendapatan dan
Belanja (SP2B) yang disahkan oleh PPKD selaku BUD dijadikan sebagai Bukti Penerimaan
Lainnya Yang Sah.
Berdasarkan SP2B tersebut PPKD selaku BUD melakukan Pembukuan atas Pendapatan dan
Belanja FKTP dan dibukukan oleh PPKD kedalam Pendapatan Lain-Lain PAD Yang Sah.

Pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD


dimulai dari saat bendahara penerimaan PPKD menerima informasi dari BUD/Kuasa BUD
mengenai adanya penerimaan di rekening kas umum daerah. Langkah-langkah pencatatannya
adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan Nota kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah, bendahara penerimaan PPKD
mencatat bukti penerimaan tersebut ke dalam Buku Penerimaan PPKD, pada bagian kolom
tanggal dan kolom nomor bukti.
b. Kemudian bendahara penerimaan PPKD mengidentifikasi dan mencatat jenis dan kode
rekening pendapatan.
c. Setelah itu, bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah.

Prosedur pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan


PPKD dapat digambarkan dalam alir berikut.

46 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Prosedur pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan
PPKD dapat
Prosedur digambarkan
pembukuan dalam alirpendapatan
penerimaan berikut. dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan
PPKD dapat digambarkan dalam alir berikut.
Gambar 4.1Gambar
Bagan Alir4.1 Bagan
Prosedur Alir Prosedur
Pembukuan Pembukuan
Penerimaan PPKD Penerimaan PPKD
Gambar 4.1 Bagan Alir Prosedur Pembukuan Penerimaan PPKD
Pembukuan Penerimaan PPKD
Pembukuan Penerimaan PPKD
Proses Penerimaan di Kas Nota Buku
Umum Daerah yang telah diatur
Kredit/Bukti Melakukan Pengisian
Proses PerKDH
dalam Penerimaan di Kassystem
mengenai Nota Buku Penerimaan PPKD Penerimaan
Buku
Umum
dan Daerahpengelolaan
prosedur yang telah diatur Lain yang
Kredit/Bukti Melakukan Pengisian
dalam PerKDH mengenai system sah PPKD
Penerimaan
dan prosedur pengelolaan Lain yang Buku Penerimaan PPKD
sah PPKD

Bendahara penerimaan Berdasarkan Nota Kredit / bukti


PPKD menerima
Bendahara Nota
penerimaan lain yang sah,Nota
Bendahara Hasil akhir dari
Berdasarkan Kredit / bukti
Kredit / bukti lain yang Penerimaan
PPKD menerima Nota lain yang sah,PPKD mencatat
Bendahara proses ini adalah
Hasil akhir dari
sah dari penyetoran penerimaan di Rekening Kas Buku Penerimaan
Kredit / bukti lain yang Penerimaan PPKD mencatat proses ini adalah
melalui rekening kas Umum Daerah pada BukuKas PPKD
sah dari penyetoran penerimaan di Rekening Buku Penerimaan
melalui rekening kas Penerimaan PPKD
Umum Daerah pada Buku PPKD
Penerimaan PPKD

Berikut
Berikut adalah
adalah contoh
contoh format
format Buku
Buku Penerimaan
Penerimaan PPKD
PPKD
Gambaradalah
Berikut 4.2 Contoh Format
contoh Buku
format Penerimaan
Buku PPKD
Penerimaan PPKD
Gambar 4.2 ContohGambar
Format4.2
BukuContoh Format
Penerimaan Buku Penerimaan PPKD
PPKD
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........
BUKU
PEMERINTAH PENERIMAAN PPKD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........
BENDAHARA PENERIMAAN
BUKU PENERIMAAN PPKD
PPKD
BENDAHARA PENERIMAAN PPKD
Kode Bukti Kode
Nomor Tanggal Uraian Jumlah Keterangan
Kredit Lain Rekening
Kode Bukti Kode
Nomor
1 Tanggal
2 3 4 5 Uraian
6 Jumlah
7 Keterangan
8
Kredit Lain Rekening
1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah bulan ini


Jumlah s/d bulan
Jumlah bulanlalu
ini
Jumlah
Jumlah s/d bulanAkhir
lalu
Jumlah Akhir
Menyetujui: ........., tanggal ...............
PPKD
Menyetujui: Bendahara Penerimaan
........., tanggal PPKD
...............
PPKD Bendahara Penerimaan PPKD
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
(Tanda Tangan) (Nama Jelas)
(Tanda Tangan)
NIP.
(Nama Jelas) NIP.
(Nama Jelas)
NIP. NIP.
Cara Pengisian:
1.
CaraJudul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA,
Pengisian:
2. Kolom 1 diisi
1. Judul diisi dengan
dengan nomor
nama urut
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA,
3.
2. Kolom
Kolom 2 1 diisi
diisi dengan
dengan tanggal
nomor urutpenerimaan
4.
3. Kolom
Kolom 3 2 diisi
diisi dengan
dengan nomor
tanggalnota kredit penerimaan
penerimaan
5. Kolom 4 diisi dengan nomor bukti
4. Kolom 3 diisi dengan nomor nota kredit lain apa bila tidak menggunakan nota kredit
penerimaan
6.
5. Kolom
Kolom 5 4 diisi
diisi dengan
dengan kode
nomorrekening
bukti lain pendapatan
apa bila tidak menggunakan nota kredit
7.
6. Kolom
Kolom 6 5 diisi
diisi dengan
dengan uraian pendapatan
kode rekening pendapatan
8.
7. Kolom
Kolom 7 6 diisi
diisi dengan
dengan jumlah pendapatan
uraian pendapatan
9.
8. Kolom
Kolom 8 7 diisi
diisi dengan
dengan keterangan jika diperlukan
jumlah pendapatan
10. Jumlah bulan ini adalah total penerimaan
9. Kolom 8 diisi dengan keterangan jika diperlukan selama satu bulan*
11.
10. Jumlah
Jumlah sampai
bulan inidengan
adalah bulan lalu adalah saldo
total penerimaan selama pendapatan
satu bulan*sampai dengan bulan lalu*
12. Jumlah akhir adalah jumlah antara jumlah bulan
11. Jumlah sampai dengan bulan lalu adalah saldo pendapatan ini ditambahsampai
jumlah dengan
sampai bulan
dengan bulan lalu*
lalu*
13.
12. Kolom
Jumlahtanda tangan jumlah
akhir adalah ditandatangani
antara jumlah oleh Bendahara Penerimaan
bulan ini ditambah jumlahPPKD dan
sampai PPKDbulan
dengan disertai nama
lalu*
jelas*
13. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan PPKD dan PPKD disertai nama
jelas*
41
41

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD 47


* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD.
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD.
4.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan
4.4 PPKD
Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara
Penerimaan
Bendahara penerimaan PPKD
PPKD mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya kepada PPKD setiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Bendahara penerimaan PPKD mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang menjadi
Pertanggungjawaban tersebut berupa Buku Penerimaan PPKD yang telah dilakukan
tanggungjawabnya
penutupan pada akhirkepada PPKD setiap
bulan, dilampiri denganbulan, paling
bukti-bukti lambatyang
pendukung tanggal 10lengkap.
sah dan bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban tersebut berupa Buku Penerimaan PPKD yang telah dilakukan penutupan
pada akhir bulan, dilampiri dengan bukti-bukti pendukung yang sah dan lengkap.
Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban bendahara
penerimaan PPKD adalahpenyusunan
Langkah-langkah sebagai berikut.dan penyampaian pertanggungjawaban bendahara
penerimaan PPKD adalah sebagai berikut.
1) Bendahara penerimaan PPKD melakukan penutupan Buku Penerimaan PPKD dan
1) Bendahara
melakukanpenerimaan PPKD
rekapitulasi melakukan penutupan Buku Penerimaan PPKD dan melakukan
perhitungan.
rekapitulasi
2) Bendaharaperhitungan.
penerimaan PPKD menyiapkan bukti-bukti penerimaan yang sah dan
lengkap.
2) Bendahara penerimaan PPKD menyiapkan bukti-bukti penerimaan yang sah dan lengkap.
3) Bendahara penerimaan PPKD menyampaikan Buku Penerimaan PPKD yang telah
3) Bendahara penerimaan PPKD menyampaikan Buku Penerimaan PPKD yang telah dilakukan
dilakukan penutupan dilampiri dengan bukti penerimaan yang sah dan lengkap
penutupan
kepada dilampiri dengan
PPKD, paling lambatbukti penerimaan
tanggal yang sah dan lengkap kepada PPKD, paling
10 bulan berikutnya.
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Berikut adalah
Berikut bagan
adalah alir yang
bagan menggambarkan
alir yang proses penyusunan
menggambarkan dan penyampaian
proses penyusunan dan penyampaian
pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.
pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.

Gambar 4.3 Bagan Alir Penyusunan dan Penyampaian Pertanggungjawaban


Gambar 4.3 Bagan Alir Penyusunan dan Bendahara PenerimaanBendahara
Penyampaian Pertanggungjawaban PPKD Penerimaan PPKD

Buku Penerimaan PPKD Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban


Bendahara bendahara penerimaan
Bukti PPKD
Penerimaan

Proses verifikasi
Pertanggung
pertanggungjawaban
1. Berdasarkan jawabaan
bendahara Pertanggungjawaban 4. PPKD melakukan
Buku Penerimaan Bendahara Bendahara menandatangani
Penerimaan PPKD penerimaan PPKD
PPKD dan Bukti Penerimaan PPKD pertanggungjawaban
penerimaan yang bendahara
sah, Bendahara penerimaan sebagai
Penerimaan PPKD bentuk persetujuan.
menyusun
2. Bendahara Penerimaan
PPKD menyerahkan 3.Dilakukan proses
Pertanggungjawaban verifikasi, evaluasi dan
Bendahara Penerimaan analisis untuk
PPKD kepada fungsi mendapatkan informasi
verifikasi PPKD pendapatan PPKD yang
sinkron dan kredibel

42

48 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Pengelolaan Dana Desa
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 106 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa perlu
menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.
Dana desa merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Keuangan desa merupakan Hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban Desa, sedangkan pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan desa.

Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta


dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Pengelolaan keuangan desa dikelola dalam
masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember. Pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh Kepala Desa selaku pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan
kekayaan milik desa yang dipisahkan, Sekretaris Desa selaku koordinator pelaksana teknis
pengelolaan keuangan desa, Kepala Seksi sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan
bidangnya dan Bendahara yang bertugas menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan
pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa. Pejabat tersebut
memiliki Hak dan kewajiban yang telah ditentukan dalam peraturan.

Formulasi Dana Desa


Dana Desa adalah Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Ketentuan yang mengatur Dana Desa adalah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Dana Desa
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai pelaksanaan dari
ketentuan Pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2) dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.

Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 yang telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 1 berbunyi Dana Desa setiap kabupaten/kota dihitung
berdasarkan jumlah Desa. Sedangkan pasal 2 berbunyi Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dialokasikan secara berkeadilan berdasarkan:

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD 49


a. Alokasi dasar; dan
b. Alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas
wilayah, dan tingkat kesulitan geografis desa setiap kabupaten/kota.

Ayat 3 disebutkan bahwa Tingkat kesulitan geografis sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b ditunjukkan oleh indeks kemahalan konstruksi. Selanjutnya pasal 4 Data jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan indeks kemahalan konstruksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) bersumber dari kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik. Pasal 5 berbunyi Dana Desa
setiap kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan
Presiden mengenai rincian APBN.

Tata Cara Penyaluran Dana Desa


Penyaluran Dana Desa sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 yang
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diatur dalam Pasal 16 sampai
dengan Pasal 19 dilakukan secara bertahap dengan 3 (tiga) kali tahapan yaitu tahap I pada
bulan April (40%), tahap II pada bulan Agustus (40%) dan tahap ketiga pada bulan Oktober
(20%).
Penyaluran Dana Desa tersebut dapat dilakukan apabila Peraturan Bupati mengenai tata cara
pengalokasian Dana Desa sudah ditetapkan dan disampaikan kepada Menteri. Penyaluran
Dana Desa ke RKUD mengikuti persyaratan dari Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005
tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah dan perubahannya Nomor 65 Tahun 2010.
Persyaratan tersebut mutlak dipenuhi oleh Pemerintah Daerah seperti Penyampaian Perda
APBD, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Pertanggungjawaban dan lain sebagainya
sehingga dalam proses penyaluran ke RKUD tidak terhambat. Disamping itu diperlukan
kerjasama Pemerintahan Desa dalam penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) sesuai dengan waktu yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

4.5 SOAL LATIHAN


1. Jelaskan tugas dan kewenangan bendahara penerimaan PPKD!
2. Jelaskan sisdur penerimaan PPKD!
3. Buku apa saja yang digunakan di dalam penatausahaan penerimaan PPKD?
4. Sebutkan bukti transaksi penerimaan PPKD?
5. Jelaskan prosedur pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD!

50 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 5
SISTEM DAN PROSEDUR
PENGELUARAN KAS SKPD

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 51


Deskripsi :
Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan
pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD.

Sub Topik Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan Bendahara


Pengeluaran SKPD
ð Penatausahaan,
belanja SKPD.
pertanggungjawaban,

Prosedur pembayaran belanja SKPD UP (Uang Persediaan), GU (Ganti


ð Uang Persediaan), TU (Tambah Uang
Persediaan), LS (Pembayaran Langsung)

Prosedur pembukuan bendahara ð BKU (Buku Kas Umum), Buku Pembantu,


pengeluaran SKPD Register SPP/SPM/SP2D

Prosedur pertanggungjawaban ð LPJ UP, LPJ TU, SPJ Administratif/


bendahara pengeluaran SKPD. Fungsional.

Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
6. Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

52 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Bendahara Syamsul Ditahan
Dugaan Korupsi APBD Langkat Rp102,7 Miliar
MEDAN-Kasus dugaan korupsi APBD Langkat tahun anggaran 2000-2007 senilai Rp102,7
miliar terus bergulir. Setelah Pengadilan Tindak Pidanan Korupsi (Tipikor) menyidangkan
Syamsul Arifin sebagai tersangka Senin (14/3) lalu, Kamis (17/3) kemarin Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara (Kejatisu) menahan Buyung Ritonga.

Mantan Bendahara/Kepala Pemegang Kas Pemkab Langkat semasa kepemimpinan Syamsul


Arifin itu dijebloskan Rumah Tahanan Tanjunggusta Medan sebagai tahanan jaksa sekitar
pukul 16.00 WIB, setelah menjalani pemeriksaan di bagian pidana khusus. Mengenakan
kemeja putih motif kotak-kotak, ia hanya tertenduk lesu ketika diboyong petugas menuju
mobil tahanan. Buyung diam seribu bahasa,
Buyung sebagai bendahara Pemkab Langkat dinilai mengetahui ke mana aliran dana
digunakan. “Hasil penyidikan diduga pengeluaran dana APBD itu tidak melalui mekanisme
dan penggunaannya tak sesuai peraturan yang ada,” terangnya...................
http://sumutpos.co/2011/03/2055/bendahara-syamsul-ditahan
Jumat, 18 Maret 2011Metropolis

5.1 Pendahuluan
Peraturan tentang penatausahaan bendahara pengeluaran di SKPD diantaranya Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, khususnya pada
pasal 92 sampai dengan pasal 95. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pasal 196 sampai dengan pasal
231. Permendagri 13 Tahun 2006 mengatur tentang tata cara pelaksanaan pengeluaran daerah
yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran. Penjelasan terkait penatausahaan pengeluaran kas
di SKPD meliputi: (1) penyediaan dana; (2) permintaan pembayaran; (3) perintah membayar; (4)
pencairan dana; (5) pertanggungjawaban penggunaan dana; dan (6) penatausahaan pendanaan
tugas pembantuan.

Peraturan yang secara khusus mengatur penatausahaan Bendahara Pengeluaran di


SKPD adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 55 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannya khususnya pada pasal 4 meliputi: (1) tugas bendahara pengeluaran SKPD; (2)
wewenang bendahara pengeluaran SKPD; (3) penunjukan bendahara pengeluaran pembantu
SKPD; (4) wewenang bendahara pengeluaran pembantu SKPD; dan (5) Tata cara penatausahaan
dan penyusunan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD dan bendahara
pengeluaran pembantu SKPD beserta penyampaiannya.

5.2 Deskripsi Pengeluaran Kas


Kegiatan pengeluaran uang dari Kas Umum Daerah atas beban APBD dilakukan
berdasarkan Surat Penyediaan Dana (SPD) atau dokumen lain yang dipersamakan dengan
SPD. Surat Penyediaan Dana (SPD) adalah dokumen yang diterbitkan oleh BUD/kuasa BUD
yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 53


SPP. Untuk mendapatkan SPD, pengguna/kuasa pengguna anggaran mengajukan permohonan
penyediaan dana kepada BUD. Karena fungsi dari SPD sebagai informasi ketersediaan dana
pada BUD maka frekuensi dan nilai setiap SPD tergantung dari ketersediaan dana dan kebijakan
dari masing-masing pemerintah daerah. Bagi daerah yang mempunyai ketersediaan dana yang
cukup besar penerbitan SPD kemungkinan hanya diterbitkan sekali setahun bahkan DPA SKPD
dapat berfungsi sebagai SPD. Bagi daerah yang mempunyai dana yang cukup, kemungkinan
jumlah SPD untuk gaji (belanja tidak langsung) diterbitkan sekali 3 bulan sedangkan untuk
kegiatan (belanja langsung) diterbitkan perbulan atau berdasarkan rencana pembayaran.

Berdasarkan informasi SPD, Pejabat Teknis Pelaksana Teknis Kegiatan melaksanakan


kegiatan. Pelaksanaan kegiatan menghasilkan kelengkapan dokumen sebagai dasar bagi
Bendahara Pengeluaran untuk menerbitkan Surat Pemintaan Pembayaran (SPP). Permintaan
pembayaran ini dibedakan menjadi:
1. Uang Persediaan (UP), yaitu permintaan dana yang diajukan pada awal tahun sebagai uang
muka kerja.
2. Ganti Uang Persediaan (GU), yaitu permintaan dana untuk mengganti uang persediaan yang
telah terpakai.
3. Tambah Uang (TU), yaitu permintaan dana yang sifatnya mendesak dan insidentil.
4. Langsung (LS), yaitu permintaan dana yang digunakan untuk pembayaran langsung pada
pihak ketiga.

Berdasarkan SPP, Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD menyiapkan Surat Perintah


Pembayaran (SPM) yang diotorisasi Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran.
Berdasarkan SPM, Bendahara Umum Daerah menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
untuk dibayarkan kepada Bendahara Pengeluaran atau pihak ketiga.

5.3 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran


SKPD
Berdasarkan Pasal 4, Permendagri No. 55 Tahun 2008, tugas dan kewenangan bendahara
pengeluaran SKPD adalah sebagai berikut:
1. Bendahara pengeluaran SKPD bertugas untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD.
2. Dalam melaksanakan tugas, bendahara pengeluaran SKPD berwenang:
a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP/GU/TU dan SPP-LS;
b. Menerima dan menyimpan uang persediaan;
c. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
d. Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan;
e. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK;
f. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK, apabila
dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.

54 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 5.1 Tugas Bendahara Pengeluaran SKPD
Gambar 5.1 Tugas Bendahara Pengeluaran SKPD

Menerima
Menyimpan

BENDAHARA
PENGELUARAN

Menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan Membayarkan

3. Dalam
3. Dalam hal hal pengguna
pengguna anggaranmelimpahkan
anggaran melimpahkan sebagian
sebagian kewenangannya
kewenangannyakepada kepada kuasa
kuasa pengguna
pengguna anggaran,anggaran, maka pengguna
maka pengguna anggaran
anggaran dapatdapat menunjuk
menunjuk bendahara
bendahara pengeluaran
pengeluaran pembantu SKPD untuk melaksanakan sebagian tugas
pembantu SKPD untuk melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara dan wewenang
bendahara
pengeluaran pengeluaran SKPD.
SKPD.
4. Bendahara pengeluaran pembantu SKPD mempunyai wewenang untuk:
4. Bendahara pengeluaran
a. Mengajukan pembantu
permintaan SKPD mempunyai
pembayaran menggunakan wewenang
SPP-TU danuntuk:
SPP-LS;
a. b. Menerima permintaan
Mengajukan dan menyimpan uang persediaan
pembayaran yang berasal
menggunakan SPP-TUdaridan
Tambahan
SPP-LS;Uang
dan/atau pelimpahan UP dari bendahara pengeluaran;
b. Menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal dari Tambahan Uang dan/
c. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
atau
d. pelimpahan
Menolak UP dari
perintah bendahara
bayar dari KPA pengeluaran;
yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan; pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
c. Melaksanakan
d. e. Meneliti
Menolak kelengkapan
perintah bayardokumen
dari KPApendukung
yang tidakSPP-LS
sesuaiyang diberikan
dengan oleh PPTK;
ketentuan peraturan;
f. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK, apabila
e. Meneliti kelengkapan
dokumen dokumen
tersebut tidak pendukung
memenuhi SPP-LS tidak
syarat dan/atau yanglengkap;
diberikan oleh PPTK;
f. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK, apabila
Dalam hal bendahara
dokumen pengeluaran
tersebut tidak berhalangan, Permendagri
memenuhi syarat dan/atau Nomor
tidak13 Tahun 2006 Pasal
lengkap;
226, mengatur bahwa:
1) Apabila
Dalam melebihi 3 pengeluaran
hal bendahara (tiga) hari sampai selama-lamanya
berhalangan, 1 (satu)Nomor
Permendagri bulan,13
bendahara
Tahun 2006 Pasal
pengeluaran
226, mengatur bahwa: tersebut wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk
untuk melakukan penyetoran dan tugas-tugas bendahara pengeluaran atas
1) Apabila melebihi
tanggung 3 (tiga)
jawab hari sampai
bendahara selama-lamanya
pengeluaran 1 (satu) bulan,
yang bersangkutan bendahara
dengan pengeluaran
diketahui
tersebut wajib
kepala SKPD;memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan
penyetoran dan tugas-tugas
2) Apabila melebihi bendahara
1 (satu) bulan pengeluaran 3 atas
sampai selama-lamanya tanggung
(tiga) bulan harus jawab
ditunjukbendahara
pejabat bendahara
pengeluaran pengeluarandengan
yang bersangkutan dan diadakan berita
diketahui acara SKPD;
kepala serah terima;
3) Apabila bendahara pengeluaran sesudah 3 (tiga) bulan, belum juga dapat
2) Apabila melebihi 1 tugas,
melaksanakan (satu) maka
bulandianggap
sampai selama-lamanya
yang bersangkutan 3 (tiga)
telah bulan harus ditunjuk
mengundurkan diri pejabat
bendahara pengeluaran dan diadakan berita acara serah terima;
atau berhenti dari jabatan sebagai bendahara pengeluaran dan oleh karena itu
segera diusulkan penggantinya.
49

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 55


3) Apabila bendahara pengeluaran sesudah 3 (tiga) bulan, belum juga dapat melaksanakan
tugas, maka dianggap yang bersangkutan telah mengundurkan diri atau berhenti dari jabatan
sebagai bendahara pengeluaran dan oleh karena itu segera diusulkan penggantinya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan, Bendaharawan Pemerintah, yaitu Bendaharawan


dan Pejabat yang melakukan pembayaran yang dananya berasal dari APBN/APBD, ditetapkan
sebagai Pemungut :

1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Dasar Hukum yang digunakan adalah Pasal 1 angka 27 UU PPN “Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai adalah bendahara pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh
Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak kepada bendahara pemerintah, badan, atau instansi pemerintah tersebut”.

Atas pengadaan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak, bendaharawan wajib memungut
PPN & PPnBM. Bendaharawan tidak melakukan pemungutan PPN & PPnBM atas:
• Pembayaran yang tidak melebihi Rp. 1.000.000,- termasuk PPN dan PPnBM
• Untuk Pembebasan Tanah
• Pembayaran atas BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan mendapat fasilitas
PPN Tidak Dipungut atau Dibebaskan
• BBM dan Non-BBM oleh PERTAMINA
• Rekening Telepon
• Jasa Angkutan Udara yang diserahkan perusahaan penerbangan
• Untuk penyerahan BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan tidak dikenakan
PPN.

Barang dan Jasa yang mendapat fasilitas Dibebaskan adalah:


• BKP Tertentu dan JKP Tertentu (PP 146/2000 sebagaimana telah diubah dengan PP 38/2003)
• BKP Strategis (PP 12/2001 sebagaimana telah diubah dengan PP 31/2007)
• Beberapa BKP yang dibebaskan dari Bea Masuk (231/KMK.03/2001 sebagaimana telah
diubah dengan 616/PMK.03/2004)

2) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22

Dasar Hukum yang digunakan adalah Pasal 22 ayat (1) UU PPh “Menteri Keuangan dapat
menetapkan bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan pembayaran
atas penyerahan barang”. Kewajiban perpajakan bagi Bendaharawan atas pengadaan barang
adalah Pemotongan PPh Pasal 22 (tarif 1,5%).

Bendaharawan tidak melakukan pemotongan PPh Pasal 22 atas:


• pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan tidak
merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
• pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM dan benda-
benda pos;

56 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
• pembayaran/pencairan dana Jaring Pengaman Sosial (JPS) oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN).

3) PPh Pasal 21/26

Dasar Hukum yang digunakan adalah Pasal 21 ayat (1) huruf b UU PPh “Pemotongan pajak
atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam
bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib
dilakukan oleh bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan”.

Apabila penerima penghasilan Non Pejabat Negara/PNS/ABRI, maka tata cara pemotongan/
pemungutan adalah tata cara yang berlaku umum (Perdirjen Pajak No. 31/PJ/2009 yang telah
diubah terakhir dengan PER-57/PJ/2009), sedangkan apabila dibayarkan kepada Pejabat Negara/
PNS/ABRI, berlaku ketentuan khusus (PP 45/1994). Atas Penghasilan yang diberikan kepada
Pejabat Negara/PNS/ABRI yang dananya berasal dari APBN/D dilakukan pemotongan yang
bersifat final dengan tarif 15% kecuali bagi PNS golongan II/d ke bawah atau ABRI berpangkat
Pembantu Letnan Satu ke bawah, tidak dilakukan pemotongan PPh.

4) Pasal 23/26

Dasar Hukum yang digunakan adalah Pasal 23 ayat (1) huruf c dan Pasal 26 ayat (1)
sebagaimana ketentuan yang berlaku umum. Kewajiban perpajakan bagi Bendaharawan atas
pengadaan jasa adalah Pemotongan PPh Pasal 23/26 dengan tarif sesuai ketentuan yang berlaku
tergantung jenis jasanya (UU PPh Pasal 23 dan PMK-244/PMK.03/2008).

5.4 Prosedur Pembayaran Belanja SKPD


Untuk melaksanakan pembayaran belanja, bendahara pengeluaran akan mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) kepada PA/KPA melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK)
SKPD. Dokumen SPP yang disusun dan diajukan oleh bendahara pengeluaran dapat berupa SPP
Uang Persediaan (UP), SPP Ganti Uang persediaan (GU), SPP Tambahan Uang (TU) dan SPP
Langsung (LS).

Selanjutnya PPK-SKPD akan menguji dan/atau memverifikasi SPP yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran, antara lain menyangkut syarat kelengkapan dokumen SPP dan
lampirannya, kebenaran dalam tulisan, ketersediaan pagu anggaran. Setelah semua persyaratan
pengajuan SPP terpenuhi, PPK-SKPD selanjutnya menyiapkan draft Surat Pertintah Membayar
(SPM) kemudian diparaf dan diajukan kepada PA/KPA sesuai kewenangannya. PA dapat
menandatangani/menerbitkan semua jenis SPM, sementara KPA hanya dapat menerbitkan SPM
TU dan SPM-LS Barang dan Jasa untuk anggaran belanja yang berada di bawah pengelolaanya.

Selanjutnya, SPM yang telah ditandatangani oleh PA/KPA disampaikan ke Kuasa BUD. Jika
SPM yang diajukan tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, Kuasa BUD selanjutnya
akan menerbitkan SP2D. Jenis SPM dan SP2D yang diterbitkan oleh pihak-pihak yang berwenang
tentunya mengikuti dengan jenis SPP yang diajukan oleh bendahara pengeluaran. Misalnya, jika
bendahara pengeluaran mengajukan SPP-UP, maka PA/KPA akan menerbitkan SPM-UP, demikian
juga kuasa BUD akan menerbitkan SP2D-UP, dan demikian seterusnya.

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 57


SP2D merupakan bukti terjadinya transaksi pengeluaran kas (sebagai uang muka kerja) dari
BUD dan/atau pembayaran belanja (tergantung jenis SP2D-nya), sedangkan SPP dan SPM hanya
merupakan bukti pendukung. SP2D dan dokumentasi transaksi lainnya (kwitansi, faktur pajak,
surat setoran pajak/SSP, dsb) merupakan dokumen transaksi yang menjadi dasar pembukuan
transaksi oleh bendahara pengeluaran maupun pencatatan akuntansi oleh PPK-SKPD.

Pada topik ini, pembahasan hanya akan difokuskan pada prosedur pembayaran,
penatausahaan dan pertanggungjawaban oleh bendahara pengeluaran SKPD.

Berikut ini akan dijelaskan prosedur pembayaran yang dapat dilakukan oleh bendahara
pengeluaran SKPD.

5.4.1 Surat Permintaan Pembayaran (SPP)


Untuk mengeluarkan uang kas dalam pelaksanaan pembayaran belanja, bendahara
pengeluaran akan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
(PPK-SKPD). Dokumen SPP yang disusun dan diajukan oleh bendahara pengeluaran dapat
berupa SPP Uang Persediaan (SPP UP), SPP Ganti Uang Persediaan (SPP GU), SPP Tambahan
Uang (SPP TU), dan SPP Langsung (SPP LS).

Pihak-pihak yang terkait dalam pengajuan SPP adalah sebagai berikut :

1) Bendahara Pengeluaran

Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran bertugas:


• mempersiapkan dokumen SPP beserta lampiran-lampirannya;
• mengajukan SPP kepada PPK-SKPD.

2) PPK-SKPD
Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD bertugas menguji kelengkapan dan kebenaran SPP yang
diajukan oleh bendahara Pengeluaran.

3) PPTK

Dalam kegiatan ini, PPTK bertugas mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan


dalam proses pengajuan SPP-LS.

Langkah-langkah teknis yang dilakukan dalam pengajuan SPP adalah sebagai berikut:

1) Persiapan dokumen

Bendahara Pengeluaran mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai


lampiran dalam pengajuan SPP yang disesuaikan dengan setiap jenis dananya (UP, GU, TU atau
LS)

58 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
2) Pembuatan dokumen SPP

Dokumen SPP disiapkan dan diisi oleh Bendahara Pengeluaran. Masing-masing bagian
mempunyai kolom-kolom yang diisi sesuai dengan jenis SPP yang diajukan. SPP tersebut
kemudian dibuat 4 rangkap dengan distribusi: (a) lembar asli untuk Pengguna Anggaran (PA); (b)
salinan 1 untuk Kuasa BUD; (c) salinan 2 untuk Bendahara Pengeluaran; dan (d) salinan 3 untuk
arsip.

3) Pengisian register SPP

Setelah proses pembuatan dokumen selesai dilakukan, bendahara pengeluaran mencatatkan


SPP yang diajukan tersebut dalam register yang telah disiapkan.

5.4.1.1 Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP UP)


SPP UP diajukan sekali dalam setahun yakni pada awal tahun anggaran setelah
dikeluarkannya SK Kepala Daerah tentang besaran UP. SPP-UP dipergunakan untuk mengisi
uang persediaan tiap-tiap SKPD. Uang persediaan ini belum membebani kode rekening tertentu.
Pengajuan SPP-UP harus dilampiri dengan dokumen-dokumen antara lain, salinan SPD, Draf
Surat Pernyataan PA, lampiran lain yang diperlukan.

Uang persediaan yang telah diterima bendahara pengeluaran dapat dialokasikan/


dilimpahkan kepada bendahara pengeluaran pembantu setelah mendapat persetujuan dari PA/
KPA. Hal ini dimaksudkan untuk kelancaran pembayaran belanja atas kegiatan yang dikelola oleh
unit kerja/KPA tertentu.

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 59


Gambar 5.2 Bagan Alir Pengeluaran Kas di SKPD
Mekanisme UP/TUP

Gambar 5.2 Bagan Alir Pengeluaran Kas di SKPD


Mekanisme UP/TUP

2
PA/KPA BUD /
Kuasa BUD

6 7
10

BANK
PPK-SKPD
3

5 11
4

Bend. 12
Pengeluaran

54
PPTK

60 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Keterangan Gambar :
1. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan permohonan penerbitan SPD
kepada BUD/Kuasa BUD
2. BUD/Kuasa BUD Menerbitkan SPD, dan disampaikan kepada PA/KPA
3. PA/KPA mendistribusikan SPD kepada PPTK, PPK-SKPD, dan Bendahara Pengeluaran
4. Bendahara mengajukan SPP UP/TUP kepada PPK SKPD, dilampiri dengan dokumen-
dokumen antara lain salinan SPD, Draf Surat Pernyataan PA/KPA, lampiran lain yang
diperlukan
5. PPK-SKPD menguji kelengkapan dan kebenaran SPP-UP/TUP beserta lampirannya yang
diajukan oleh Bendahara Pengeluaran, apabila dokumen SPP-UP/TUP dan lampirannya
tidak/kurang memenuhi syarat maka PPK-SKPD mengembalikan dokumen SPP-UP/TUP dan
lampirannya kepada Bendahara Pengeluaran untuk diperbaiki
6. Setelah semua persyaratan pengajuan SPP terpenuhi, PPK-SKPD selanjutnya menyiapkan
draft Surat Pertintah Membayar (SPM) kemudian diparaf dan diajukan kepada PA/KPA sesuai
kewenangannya.
7. PA/KPA mengembalikan draft Surat Perintah Membayar (SPM) kepada PPK-SKPD, apabila
PA/KPA belum yakin terhadap kebenaran secara material. PA dapat menandatangani/
menerbitkan semua jenis SPM, sementara KPA hanya dapat menerbitkan SPM TU dan SPM-
LS Barang dan Jasa untuk anggaran belanja yang berada di bawah pengelolaanya.
8. SPM yang telah ditandatangani oleh PA/KPA disampaikan ke Kuasa BUD.
9. BUD/Kuasa BUD melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan SPM, apabila SPM
yang diajukan tersebut belum memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka Kuasa BUD
mengembalikan SPM tersebut kepada PA/KPA
10. Jika SPM yang diajukan tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, Kuasa BUD
selanjutnya akan menerbitkan SP2D. SP2D dimaksud disampaikan kepada BP, Bank, dan
arsip.
11. Bank mentranfer dana ke rekening Bendahara Pengeluaran
12. Bendahara Pengeluaran membukukan/menatausahakan UP dan TUP

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 61


Berikut ini disajikan contoh format SPP-UP, setiap jenis SPP terdiri dari 3 halaman (halaman
pengantar, ringkasan dan rincian).
Berikut ini disajikan contoh format SPP-UP, setiap jenis SPP terdiri dari 3 halaman (halaman
pengantar, ringkasan dan rincian).
Gambar 5.3 Contoh Format SPP-UP
Gambar 5.3 Contoh Format SPP-UP

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA …………….


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : ………………. Tahun .......

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD ……………………………
Di Tempat

Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor ………. Tahun


....... tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran Uang Persediaan sebagai berikut:

a. Urusan Pemerintahan : ………………………...........


b. SKPD : ………………………...........
c. Tahun Anggaran : ………………………...........
d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ………………………...........
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp.…………………...........
(terbilang:…………………………………………...................................………)
f. Nama Bendahara Pengeluaran : ………………………...........
g. Jumlah Pembayaran Yang Diminta : Rp.…………………...........
(terbilang:…………………………………………...................................………)
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ………………………...........

……….., ……………………………
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : ………………. Tahun .......

RINGKASAN

Berdasarkan Keputusan Gubernur/Bupati/Wali kota Nomor ……… Tanggal …………


tentang Penetapan Juml ah Uang Persediaan untuk SKPD ……………………….. sejumlah
Rp ……………………………
Terbi lang: ………………………………………………….
………………., ……………………………
Benda hara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

56

62 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………..
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : ………………. Tahun .......

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN

No. Kode Rekening Uraian Jumlah


(Jenis)
1
2
3
TOTAL

Terbi l a ng: ………………………………………………………………………………………

……………, ……………………………..
Bendahara Pengeluaran

(na ma l engka p)
NIP.

5.4.1.2Surat
5.4.1.2 Surat Permintaan
PermintaanPembayaran - Ganti
Pembayaran UangUang
- Ganti Persediaan (GU) (GU)
Persediaan
SPP-GU diajukan untuk mengganti uang persediaan yang telah terpakai. SPP-GU diajukan
SPP-GU diajukan untuk mengganti uang persediaan yang telah terpakai. SPP-GU diajukan
sebesar uang persediaan yang telah digunakan dan SPJ nya telah disahkan pada kurun waktu
sebesar uang persediaan yang telah digunakan dan SPJ nya telah disahkan pada kurun waktu
tertentu, untuk membiayai satu atau beberapa kegiatan di SKPD. Pengajuan SPP-GU harus
tertentu, untuk membiayai satu atau beberapa kegiatan di SKPD. Pengajuan SPP-GU harus
didukung oleh pertanggungjawaban (SPJ) atas penggunaan uang persediaan yang diajukan
didukung oleh pertanggungjawaban (SPJ) atas penggunaan uang persediaan yang diajukan
penggantiannya disertai bukti-bukti yang sah dan lengkap. SPP-GU harus dilampiri dengan:
penggantiannya disertai bukti-bukti yang sah dan lengkap. SPP-GU harus dilampiri dengan:
 Salinan
• Salinan SPDSPD
 Draf Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
• Draf Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
 Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan
• Laporan Pertanggungjawaban
 Bukti-bukti Uang Persediaan
belanja yang lengkap dan sah
 Lampiran lain yang diperlukan
• Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah
• Lampiran lain yang diperlukan

57
Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 63
Gambar 5.4 Bagan Alir Pengeluaran Kas di SKPD Mekanisme GU/GU-Nihil/TU-Nihil

13

12

PA/KPA BUD /
Kuasa BUD
7

10 14
5
6 11

BANK
PIHAK KE-3 PPK-SKPD

7
8
2
5 4
9 15
6 16

Bend.
PPTK 1 Pengeluaran

Keterangan Gambar :
1. Bendahara Pengeluaran memberikan UP/TUP kepada PPTK sebesar rencana penggunaan
dana yang telah disesuaikan dengan rencana kegiatan.
2. PPTK melaksanakan kegiatan, menerima barang atau jasa, menyiapkan kelengkapan
dokumen/bukti pendukung pengeluaran kas, kemudian menyampaikan dokumen tersebut ke
Bendahara Pengeluaran.. 58
3. PPTK menyampaikan kelengkapan dokumen/bukti pendukung pengeluaran kas ke
Bendahara Pengeluaran.
4. Bendahara Pengeluaran menyusun pertanggungjawaban penggunaan UP dan TUP kepada
PA/KPA melalui PPK SKPD, dilampiri dengan dokumen pendukungnya.

64 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
5. PPK-SKPD akan menguji dan/atau memverifikasi pertanggungjawaban penggunaan UP
dan TUP yang diajukan oleh bendahara pengeluaran, antara lain menyangkut syarat
kelengkapan dokumen, ketentuan perpajakan, kebenaran dalam tulisan, ketersediaan pagu
anggaran. Apabila ada yang belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka dokumen
dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk diperbaiki. Apabila sdh lengkap dan
benar, PPK-SKPD kemudian meneruskan spj tersebut kepada PA/KPA untuk disetujui.
6. Apabila PA/KPA menilai pertanggungjawaban penggunaan UP dan TUP, kurang lengkap/tidak
sesuai dengan peraturan yang berlaku maka, pertanggungjawaban dimaksud dikembalikan
kepada PPK-SKPD.
7. Pertanggungjawaban penggunaan UP dan TUP yang telah disetujui dikembalikan ke
Bendahara Pengeluaran, melalui PPK-SKPD, yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan
SPP-GU/GUN/TUPN
8. Bendahara mengajukan SPP-GU/GU-Nihil/TUP-Nihil kepada PPK-SKPD sesuai dengan
besaran SPJ penggunaan UP dan TUP yang telah disahkan pada periode waktu tertentu.
9. PPK-SKPD menguji kelengkapan dan kebenaran SPP-GU/GU-Nihil/TUP-Nihil beserta
lampirannya yang diajukan oleh bendahara Pengeluaran. Apabila persyaratan pengajuan SPP
belum terpenuhi maka berkas SPP tersebut dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran
10. Apabila semua persyaratan pengajuan SPP terpenuhi, PPK-SKPD selanjutnya menyiapkan
draft Surat Pertintah Membayar (SPM) kemudian diparaf dan diajukan kepada PA/KPA sesuai
kewenangannya.
11. PA/KPA meneliti kebenaran draft SPM- GU/GU-Nihil/TUP-Nihil, apabila terdapat hal-hal
yang belum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka PA/KPA
mengembalikan kepada PPK-SKPD.
12. SPM yang telah ditandatangani oleh PA/KPA disampaikan ke Kuasa BUD.
13. BUD/Kuasa BUD melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan SPM, apabila SPM
yang diajukan tersebut belum memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka Kuasa BUD
mengembalikan SPM tersebut kepada PA/KPA
14. Jika SPM yang diajukan tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, Kuasa BUD
selanjutnya akan menerbitkan SP2D. BUD/Kuasa BUD Menyampaikan SP2D kepada BP,
Bank dan Arsip.
15. Bank mentranfer dana ke rekening Bendahara Pengeluaran (khusus SP2D GU), dan
mentransfer dana ke RKUD (khusus SP2D GU-Nihil dan TUP-Nihil)
16. Bendahara Penegeluaran Menyetorkan kembali sisa UP dan TUP ke RKUD

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 65


66
Berikut disajikan contoh format SPP-GU.Contoh Format SPP-GU
Gambar 5.5
Contoh
Gambar 5.5 ContohFormat SPP-GU
Format SPP-GU

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA ……………. PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)
Nomor : ………………. Tahun ....... Nomor : ………………. Tahun .......

SURAT PENGANTAR RINGKASAN

Kepada Yth. RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD


Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD I. Rp ………………..
SKPD …………………………… RINGKASAN SPD
Di Tempat No. Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Urut
Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor ………. Tahun 1
....... tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan 2
Pembayaran Ganti Uang Persediaan sebagai berikut:
JUMLAH II. Rp ………………
I-II. Rp……………..
a. Urusan Pemerintahan : ………………………........... RINGKASAN SP2D

PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH


b. SKPD : ………………………...........
SP2D Peruntukan UP
c. Tahun Anggaran : ………………………...........
SP2D Peruntukan GU
d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ………………………...........
SP2D Peruntukan TU
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp.…………………...........
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
(terbilang:…………………………………………...................................………)
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
f. Nama Bendahara Pengeluaran : ………………………...........

Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


JUMLAH III. Rp ……………..
g. Jumlah Pembayaran Yang Diminta : Rp.…………………...........
II-III Rp……………
(terbilang:…………………………………………...................................………)
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ………………………........... ………………., ……………………………
Bendahara Pengeluaran
……….., ……………………………
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
(Nama Lengkap)
NIP.
61
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………..
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)
Nomor : ………………. Tahun .......

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN

No. Kode Rekening Uraian Jumlah


(Jenis)
1
2
3
TOTAL

Terbilang: ………………………………………………………………………………………

……………, ……………………………..
Bendahara Pengeluaran

(nama lengkap)
NIP.

5.4.1.3 Surat Permintaan Pembayaran - Tambah Uang (TU)


5.4.1.3 Surat Permintaan Pembayaran - Tambah Uang (TU)
Ketika SKPD mempunyai kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak dan insidental,
sedangkan UP mempunyai
Ketika SKPD yang ada tidak mencukupi,
kebutuhan belanja maka
yang bendahara pengeluaran
sifatnya mendesak SKPD dapat
dan insidental,
mengajukan
sedangkan UP yang ada tidak mencukupi, maka bendahara pengeluaran SKPDmaka
SPP-TU. Jika kegiatan telah dilaksanakan dan masih ada sisa uang, dapatharus
mengajukan
disetorkan SPP-TU.
kembali Jikaumum
ke kas kegiatan telah TU
daerah. dilaksanakan dan masih ada sisa uang, sendiri,
ini harus dipertanggungjawabkan maka harus
terpisah
daridisetorkan kembali ke UP/GU,
pertanggungjawaban kas umum daerah.
paling lambatTU1 bulan,
ini harus dipertanggungjawabkan
kecuali untuk: sendiri,
a. terpisah
Kegiatandari pertanggungjawaban
yang UP/GU, paling
pelaksanaannya melebihi lambat
1 (satu) 1 bulan, kecuali untuk:
bulan;
b. Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan yang diakibatkan
oleha.peristiwa
Kegiatandi yang pelaksanaannya
luar kendali PA/KPA; melebihi 1 (satu) bulan;
b. Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan yang
diakibatkan oleh peristiwa di luar kendali PA/KPA;
Gambar 5.4
Contoh Format SPP-TU

62

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 67


Gambar 5.6

68
Gambar 5.6 Contoh Format SPP-TU
Contoh Format SPP-TU

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA ……………. PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU) SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TABAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor : ………………. Tahun .......
Nomor : ………………. Tahun .......

RINGKASAN
SURAT PENGANTAR

RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Kepada Yth. Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD I. Rp ………………..
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran RINGKASAN SPD
SKPD …………………………… No. Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Di Tempat Urut
1
Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor ………. Tahun 2
....... tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan JUMLAH II. Rp ………………
Pembayaran Tambahan Uang Persediaan (TU) sebagai berikut: I-II. Rp……………..
RINGKASAN SP2D
a. Urusan Pemerintahan : ………………………........... SP2D Peruntukan UP
b. SKPD : ………………………........... SP2D Peruntukan GU
c. Tahun Anggaran : ………………………........... SP2D Peruntukan TU

PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH


d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ………………………........... SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp.…………………........... SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
(terbilang:…………………………………………...................................………)
JUMLAH III. Rp ……………..
II-III Rp……………
f. Nama Bendahara Pengeluaran : ………………………...........
g. Jumlah Pembayaran Yang Diminta : Rp.…………………........... ………………., ……………………………

Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


(terbilang:…………………………………………...................................………)
Bendahara Pengeluaran
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ………………………...........

(Nama Lengkap)
……….., …………………………… NIP.
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.
63
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………..
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor: ………………………… Tahun ………………..

RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN

Program: Kegiatan: Waktu Pelaksanaan:


No. Urut Kode Rekening Uraian Jumlah

SUB TOTAL Rp ………………………….


Program: Kegiatan: Waktu Pelaksanaan:
No. Urut Kode Rekening Uraian Jumlah

SUB TOTAL Rp ………………………….


TOTAL Rp
…………………………………….

Terbilang: ………………………………………………………………………………
………………, Tanggal ……………………
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

Pengajuan SPP TU harus dilampiri dengan salinan SPD, draf Surat Pernyataan PA, Surat
Pengajuan SPP TU harus dilampiri dengan salinan SPD, draf Surat Pernyataan PA, Surat
Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU, serta lampiran lain yang diperlukan.
Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU, serta lampiran lain yang diperlukan.

5.4.1.4 Surat
5.4.1.4 Permintaan
Surat Pembayaran
Permintaan Pembayaran Langsung
Langsung (LS) (LS)
SPP-LS
SPP-LSdigunakan
digunakan untuk
untuk pembayaran langsung
pembayaran langsung pada
pada pihak
pihak ketiga
ketiga dengan
dengan jumlah
jumlah yangyang telah
ditetapkan. SPP-LS terdiri
telah ditetapkan. atas:
SPP-LS terdiri atas:

a) LS untuk
a) LS untuk pembayaran
pembayaran Gaji&&Tunjangan
Gaji Tunjangan

Lampiran
Lampiranyang
yangdiperlukan
diperlukan dalam pengajuanSPP-LS
dalam pengajuan SPP-LSGajiGaji
dandan Tunjangan
Tunjangan yaituyaitu salinan SPD,
salinan
SPD, Draf
Draf Surat Surat Pernyataan
Pernyataan PA, dokumen-dokumen
PA, dokumen-dokumen pelengkap
pelengkap daftar
daftar gaji,serta
gaji, sertalampiran
lampiran lain yang
lain yang
diperlukan. diperlukan. Dokumen-dokumen
Dokumen-dokumen pelengkap
pelengkap daftar daftar
gaji antara laingaji antara
(sesuai lain (sesuai
keperluan) adalah sbb.:
keperluan) adalah sbb.:
 Pembayaran gaji induk  Gaji susulan

64

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 69


- Pembayaran gaji induk - Gaji susulan
- Kekurangan gaji - Fotokopi akte kelahiran
- Gaji terusan - Surat keterangan pemberhentian
- Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi pembayaran (SKPP) gaji
dengan daftar gaji induk/gaji susulan/ - Daftar potongan sewa rumah dinas
kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas - Surat keterangan masih sekolah/kuliah
- SK CPNS, SK PNS, SK kenaikan - Surat pindah
pangkat
- Surat kematian
- SK jabatan
- SSP PPh Pasal 21
- Kenaikan gaji berkala
- Peraturan perundang-undangan
- Surat pernyataan pelantikan mengenai penghasilan pimpinan dan
- Surat pernyataan masih menduduki anggota DPRD serta gaji dan tunjangan
jabatan kepala daerah/wakil kepala daerah
- Surat pernyataan melaksanakan tugas
- Daftar keluarga (KP4)
- Fotokopi surat nikah

b) LS untuk pengadaan Barang dan Jasa

Lampiran yang diperlukan dalam pengajuan SPP-LS Barang dan Jasa yaitu salinan SPD,
Draf Surat Pernyataan PA, dokumen-dokumen terkait kegiatan (disiapkan oleh PPTK), terdiri atas
(sesuai keperluan):
o Salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait;
o SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani wajib pajak dan wajib
pungut;
o Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
dengan pihak ketiga serta mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga;
o Berita acara penyelesaian pekerjaan;
o Berita acara serah terima barang dan jasa;
o Berita acara pembayaran;
o Kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga dan PPTK sertai disetujui
oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;
o Surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga
keuangan non bank;
o Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau
seluruhnya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar negeri;
o Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/rekanan serta unsur panitia
pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang yang diperiksa;
o Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang dilaksanakan di luar wilayah
kerja;

70 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
o Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila pekerjaan
mengalami keterlambatan;
o Foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian pekerjaan;
o Potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/surat pemberitahuan
jamsostek); dan
o Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya menggunakan biaya personil
(billing rate), berita acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti kehadiran dari
tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/pembelian alat
penunjang serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran.
o Serta lampiran lain yang diperlukan.

Gambar 5.7 BaganGambar


Alir Pengeluaran Kas di
5.7 Bagan Alir Pengeluaran KasSKPD
di SKPD Mekanisme Pembayaran
Mekanisme Pembayaran
Langsung Langsung
(LS)(LS)
12

14
11 1
13
2
PA/KPA
BUD /
Kuasa BUD

15
9 PPTK
110

4 5

17
Bend.
16 BANK
Pengeluaran

6 8 16

18

PPK-SKPD 67
Pihak ke-3

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 71


Keterangan Gambar :
1. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan permohonan penerbitan SPD
kepada BUD/Kuasa BUD
2. BUD/Kuasa BUD menerbitkan SPD, dan disampaikan kepada PA/KPA
3. PA/KPA mendistribusikan SPD kepada PPTK, PPK-SKPD, dan Bendahara Pengeluaran
4. Berdasarkan SPD tersebut, PPTK melaksanakan kegiatan, menyiapkan kelengkapan
dokumen/buki pendukung pengeluaran kas, kemudian menyampaikan dokumen tersebut ke
Bendahara Pengeluaran.
5. Bendahara Pengeluaran, menerima dan meneliti kelengkapan dokumen/buki pendukung
pengeluaran kas, mengembalikan dokumen pendukung kepada PPTK, apabila dokumen
tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.
6. Berdasarkan dokumen/buki pendukung pengeluaran kas dari PPTK yang memenuhi syarat
dan/atau lengkap, Bendahara Pengeluaran menerbitkan Surat Pemintaan Pembayaran
secara langsung (SPP-LS) dan mengajukannya kepada PA/KPA melalui PPK-SKPD
7. PPK-SKPD menguji dan/atau memverifikasi SPP-LS yang diajukan oleh bendahara
pengeluaran, antara lain menyangkut syarat kelengkapan dokumen SPP dan lampirannya,
kebenaran dalam tulisan, ketersediaan pagu anggaran.
8. PPK-SKPD mengembalikan dokumen SPP-LS dan lampirannya kepada Bendahara
Pengeluaran, apabila dokumen SPP-LS dan lampirannya tidak/kurang memenuhi syarat
9. Setelah semua persyaratan kelengkapan dan kebenaran SPP beserta dokumen
pendukungnya terpenuhi, PPK-SKPD selanjutnya menyiapkan draft Surat Perintah Membayar
(SPM) kemudian diparaf dan diajukan kepada PA/KPA sesuai kewenangannya
10. PA/KPA mengembalikan draft Surat Perintah Membayar (SPM) kepada PPK-SKPD , apabila
PA/KPA belum yakin terhadap kebenaran secara material
11. PA dapat menandatangani/menerbitkan semua jenis SPM, sementara KPA hanya dapat
menerbitkan SPM TU dan SPM-LS Barang dan Jasa untuk anggaran belanja yang berada di
bawah pengelolaanya
12. PA/KPA menyampaikan SPM yang telah ditandatangani kepada BUD/ Kuasa BUD.
13.
BUD/Kuasa BUD melakukan pengujian atas kelengkapan SPM beserta dokumen
pendukungnya, ketersediaan pagu anggaran
14. BUD/Kuasa BUD mengembalikan SPM beserta lampirannya kepada PA/KPA, apabila tidak/
belum memenuhi syarat dan kelengkapan
15. Apabila SPM beserta lampirannya yang diajukan telah lengkap dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan, BUD/Kuasa BUD selanjutnya akan menerbitkan SP2D, dan menyampaikan
SP2D kepada Bendahara Pengeluaran, bank, dan arsip.
16. Bank mentranfer dana ke rekening Bendahara Pengeluaran/Pihak ke-3
17. Bendahara Pengeluaran menatausahakan/membukukan pengeluaran kas
18. Bendahara Pengeluaran menyetorkan kembali sisa/lebih belanja ke RKUD

72 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 5.8
Contoh Format
Gambar 5.8 Contoh Format SPP LS
SPP- -LS

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA …………….


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : ………………. Tahun ....... SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
SURAT PENGANTAR Nomor : ………………. Tahun .......

RINGKASAN
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
SKPD …………………………… Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD I. Rp ………………..
Di Tempat RINGKASAN SPD
No. Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Urut
Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor ………. Tahun
....... tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan 1
Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan sebagai berikut: 2
JUMLAH II. Rp ………………
I-II. Rp……………..
a. Urusan Pemerintahan : ………………………...........
RINGKASAN SP2D
b. SKPD : ………………………........... SP2D Peruntukan UP
c. Tahun Anggaran : ………………………........... SP2D Peruntukan GU
d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ………………………........... SP2D Peruntukan TU
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp.…………………........... SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
(terbilang:…………………………………………...................................………) SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ……………..
f. Nama Bendahara Pengeluaran : ………………………...........
II-III Rp……………
g. Jumlah Pembayaran Yang Diminta : Rp.…………………...........
(terbilang:…………………………………………...................................………) ………………., ……………………………
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ………………………........... Bendahara Pengeluaran

……….., …………………………… (Nama Lengkap)


Bendahara Pengeluaran NIP.

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD


(Nama Lengkap)
NIP.
70

73
74
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA …………….
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...... (SPP-LS-BARANG & JASA)
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN Nomor : ………………. Tahun .......
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor: ………………….. Tahun ....... SURAT PENGANTAR

RINCIAN Kepada Yth.


Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
RENCANA PENGGUNAAN DANA
SKPD ……………………………
BULAN: ………………………..
Di Tempat
No. Kode Rekening Uraian Jumlah
Urut (Rincian Objek) (Rp)
Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor ………. Tahun
1 ....... tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan
2 Pembayaran Langsung Barang dan Jasa sebagai berikut:
3
4 a. Urusan Pemerintahan : ………………………...........
5 b. SKPD : ………………………...........
6 c. Tahun Anggaran : ………………………...........
7 d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ………………………...........
JUMLAH e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp.…………………...........

PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH


(terbilang:…………………………………………...................................………)
…………… , ……………………….. f. Nama Bendahara Pengeluaran : ………………………...........
Bendahara Pengeluaran g. Jumlah Pembayaran Yang Diminta : Rp.…………………...........
(terbilang:…………………………………………...................................………)
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ………………………...........

Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


(Nama Lengkap)
NIP. ……….., ……………………………
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

71
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ......
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)
Nomor: ……………………. Tahun ……

RINGKASAN

1. Program : ……………………………………………………………….
2. Kegiatan : ……………………………………………………………….
3. Nomor dan Tanggal DPA-/
DPPA-/DPAL-SKPD : ……………………………………………………………….
4. Nama Perusahaan : ……………………………………………………………….
5. Bentuk Perusahaan : a. PT/NV b. CV d. Firma e. Lain-Lain
6. Alamat Perusahaan : ……………………………………………………………….
7. Nama Pimpinan Perusahaan : ……………………………………………………………….
8. Nama dan Nomor Rekening Bank: ……………………………………………………………….
9. Nomor Kontrak : ……………………………………………………………….
10. Kegiatan Lanjutan : Ya/Bukan
11. Waktu Pelaksanaan Kegiatan : ……………………………………………………………….
12. Deskripsi Pekerjaan : ……………………………………………………………….
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD I. Rp …………………….
RINGKASAN SPD
No. Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
1
2
JUMLAH II. Rp……………………...
I-II. Rp……………………
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp………………………
II-III Rp ……………………

Mengetahui, …………. , ……………………...


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)


NIP. NIP.


72

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 75


PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ......
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)
Nomor: ……………………. Tahun ......

RINCIAN

RENCANA PENGGUNAAN DANA


No. Kode Rekening Jumlah
Urut Uraian
(Rincian Objek) (Rp)
1
2
3
4
5
6
JUMLAH

…………. , …………………………...
Mengetahui,
PPTK Bendahara Pengeluaran

(nama lengkap) (nama lengkap)


NIP. NIP.

Gambar 5.9 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D


Gambar 5.9 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D

PEMERINTAH KOTA ADIL MAKMUR


REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS
SKPD: ………………………….
Halaman : 1
Nomor SPP Jumlah SPP (Rp)
No. LS LS
Tanggal Uraian
Urut
UP GU TU Barang & UP GU TU
Gaji Gaji Barang & Jasa
Jasa
1 2 3 4 5

Jumlah

………………….., ………………. 2013


Menyetujui,
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran

(Tanda tangan) (Tanda tangan)


73
(…………………………..) (………………………………...)
NIP. NIP.

76 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
5.4.2 Surat Perintah Membayar (SPM)
Prosedur setelah pengajuan SPP adalah menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). PPK-
5.4.2 Surat Perintah Membayar (SPM)
Prosedur setelah pengajuan SPP adalah menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). PPK-
SKPD akan menguji dan/atau memverifikasi SPP yang diajukan oleh bendahara pengeluaran,
antara lain menyangkut syarat kelengkapan dokumen SPP dan lampirannya, kebenaran dalam
tulisan, ketersediaan pagu anggaran. Setelah itu, diparaf dan diajukan kepada PA/KPA sesuai
kewenangannya. PA dapat menandatangani/menerbitkan semua jenis SPM, sementara KPA
hanya dapat menerbitkan SPM TU dan SPM-LS Barang dan Jasa untuk anggaran belanja yang
berada di bawah pengelolaannya. Waktu penerbitan SPM paling lambat 2 hari sejak SPP diterima
dan apabila ditolak dikembalikan paling lambat 1 hari sejak SPP diterima.

Pihak-pihak yang terkait dalam proses penerbitan SPM adalah sebagai berikut.

1) PPK-SKPD

Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut:


• menguji SPP beserta kelengkapannya;
• membuat rancangan SPM atas SPP yang telah diuji kelengkapan dan kebenarannya
dan mengajukannya ke Pengguna Anggaran;
• menerbitkan Surat Penolakan SPM bila SPP yang diajukan oleh Bendahara SKPD tidak
lengkap;
• membuat Register SPM.

2) Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas sebagai berikut:
• mengotorisasi dan menerbitkan SPM; serta
• mengotorisasi Surat Penolakan SPM yang diterbitkan PPK-SKPD bila SPP yang diajukan
bendahara SKPD tidak lengkap.

Langkah-langkah teknis yang dilakukan dalam proses penerbitan SPM adalah sebagai
berikut.

1) Pengujian SPP

PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP/GU/TU/LS yang dilampirkan.


Kelengkapan dokumen tersebut mengacu kepada daftar dokumen yang telah dipersyaratkan
dalam Permendagri 13/2006(pasal 211 sampai dengan 215). Khusus untuk SPP-GU dan SPP-TU,
kelengkapan dokumen tersebut mencakup juga SPJ yang telah disahkan.

Pengujian berikutnya adalah melihat kesesuaian dengan DPA-SKPD yang terkait serta
batasan jumlah dalam SPD yang terkait. Apabila telah dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD
akan membuat rancangan SPM.

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 77


2) Pembuatan SPM

Apabila telah dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD akan membuat rancangan SPM.
Rancangan SPM ini dibuat dua rangkap, satu dokumen akan diregister dalam Register SPM-UP/
GU/TU/LS, sementara dokumen aslinya dikirim kepada pengguna anggaran untuk diotorisasi.
SPM yang telah diotorisasi dikirimkan kepada kuasa BUD dilengkapi dengan dokumen-dokumen
sesuai jenisnya yaitu sebagai berikut.
SPM UP
• Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
SPM GU
• Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
• Surat pengesahan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran periode sebelumnya.
• Ringkasan pengeluaran per rincian objek yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran
yang sah dan lengkap; dan
• Bukti atas penyetoran PPN/PPh.
SPM-TU
• Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
SPM-LS
• `Surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;
dan
• Bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai dengan kelengkapan persyaratan
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Apabila ternyata PPK-SKPD menyatakan bahwa dokumen SPP-UP/GU/TU/LS belum lengkap,


maka PPK-SKPD akan menerbitkan surat penolakan SPM, yang juga dibuat dalam dua rangkap.
Satu dokumen akan diarsipkan dalam register Surat penolakan SPM, sementara dokumen
lainnya dikirimkan bersama SPP-UP/GU/TU/LS yang ditolak tadi kepada pengguna anggaran
untuk diotorisasi dan dilengkapi oleh bendahara pengeluaran. Surat penolakan ini diterbitkan
paling lambat 1 hari kerja sejak SPP-UP/GU/TU/LS diterima.

Format register SPM maupun format register penolakan SPM adalah sama. Yang
membedakan hanya Register SPM dipergunakan untuk mencatat SPM yang telah dinyatakan
lengkap oleh PPK-SKPD, sementara register penolakan SPM dipergunakan untuk mencatat SPM
yang ditolak oleh PPK-SKPD.

5.4.3 Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)


SPM yang telah ditandatangani oleh PA/KPA disampaikan ke Kuasa Bendahara Umum
Daerah (BUD). Jika SPM yang diajukan tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan,
Kuasa BUD selanjutnya akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). SP2D adalah
surat yang dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk setelah SPM diterima
oleh BUD. SP2D adalah spesifik, artinya satu SP2D hanya dibuat untuk satu SPM saja. Jenis SPM
dan SP2D yang diterbitkan oleh pihak-pihak yang berwenang tentunya mengikuti jenis SPP yang

78 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
diajukan oleh bendahara pengeluaran. Misalnya, jika bendahara pengeluaran mengajukan SPP-
UP, maka PA/KPA akan menerbitkan SPM-UP, demikian juga kuasa BUD akan menerbitkan SP2D-
UP, demikian seterusnya.

SP2D dapat diterbitkan jika pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang
tersedia dan didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan. Waktu
pelaksanaan penerbitan SP2D paling lambat 2 hari sejak SPM diterima dan apabila ditolak
dikembalikan paling lambat 1 hari sejak SPM diterima.

Pihak-pihak yang terkait dalam proses penerbitan SP2D adalah sebagai berikut.

1) Kuasa BUD

Dalam kegiatan ini, Kuasa BUD memiliki tugas sebagai berikut:


• melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan SPM;
• mencetak SP2D;
• mengirimkan SP2D kepada bank;
• membuat register SP2D.

2) Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas menandatangani SPM

3) Bendahara Pengeluaran SKPKD

Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran SKPKD memiliki tugas mencatat SP2D pada
dokumen penatausahaan yang terdiri atas berikut ini.
• BKU Pengeluaran
• Buku Pembantu Simpanan Bank
• Buku Pembantu Pajak
• Buku Pembantu Panjar
• Buku Rekapitulasi Pengeluaran Perincian Objek

Langkah-langkah teknis yang dilakukan dalam proses penerbitan SP2D adalah sebagai
berikut.

1) Penelitian SPM

Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP/GU/TU/LS yang dilampirkan.


Kelengkapan dokumen tersebut mengacu kepada daftar dokumen yang telah dipersyaratkan
dalam Permendagri 13/2006 pasal 216 sampai dengan 219.

Pengujian berikutnya adalah melihat kesesuaian dengan DPA-SKPD yang terkait serta
batasan jumlah dalam SPD yang terkait. Apabila telah dinyatakan lengkap, maka kuasa BUD
akan membuat rancangan SP2D.

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 79


2) Pembuatan SP2D

Apabila Kuasa BUD menganggap bahwa dokumen sudah lengkap, maka Kuasa BUD
menerbitkan SP2D yang terdiri atas empat rangkap:
(1) berkas pertama diberikan kepada bendahara pengeluaran SKPKD;
(2) berkas kedua digunakan BUD untuk mencatat SP2D dan nota debet ke dokumen
penatausahaan;
(3) berkas ketiga diberikan kepada PPK-SKPD;
(4) berkas keempat diberikan kepada Pihak Ketiga.

Apabila ternyata kuasa BUD menyatakan bahwa dokumen yang diperlukan belum lengkap,
maka kuasa BUD membuat surat penolakan penerbitan SP2D dalam dua rangkap. Satu
dokumen diberikan kepada PPKD yang kemudian akan diberikan pada pengguna anggaran agar
menyempurnakan SPM, sementara yang satu akan diarsipkan dalam Register surat penolakan
penerbitan SP2D. Proses penolakan SP2D dilakukan paling lambat 1 hari kerja sejak SPM
diterima.

5.5 Prosedur Pembukuan Belanja


Untuk melaksanakan kewajiban pembukuan, Bendahara pengeluaran SKPD menggunakan
buku-buku dan dokumen berupa:
1. Buku Kas Umum (BKU);
2. Buku Pembantu BKU sesuai dengan kebutuhan seperti:
a. Buku Pembantu Kas Tunai;
b. Buku Pembantu Simpanan/Bank;
c. Buku Pembantu Panjar;
d. Buku Pembantu Pajak;
e. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
3. Dokumen-dokumen berupa:
a. SP2D UP/GU/TU/LS;
b. Bukti transaksi yang sah dan lengkap;
c. Dokumen-dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang diatur dalam peraturan
yang berlaku;

Berikut adalah ringkasan langkah-langkah pembukuan belanja:

1. Pembukuan penerimaan SP2D UP/GU/TU

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 Buku Pembantu Simpanan/Bank √

80 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
2. Pembukuan pergeseran uang (penarikan uang dari bank)

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 Buku Pembantu Simpanan/Bank √
3 BKU √
4 Buku Pembantu Kas Tunai √

3. Pelimpahan UP/GU kepada bendahara pengeluaran pembantu


• Pembukuan oleh bendahara pengeluaran

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 Buku Pembantu Kas Tunai
(bila pelimpahan UP diberikan secara

tunai)
ATAU
Buku Pembantu Simpanan/Bank
(bila pelimpahan UP dilakukan
melalui transfer antar rekening bank

bendahara pengeluaran dan bendahara
pengeluaran pembantu

• Pembukuan oleh bendahara pengeluaran pembantu

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 Buku Pembantu Kas Tunai
(bila pelimpahan UP diberikan secara

tunai)
ATAU
Buku Pembantu Simpanan/Bank
(bila pelimpahan UP dilakukan melalui
transfer antar rekening bank bendahara

pengeluaran dan bendahara
pengeluaran pembantu

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 81


4. Pembukuan pembayaran belanja yang dibayar bendahara pengeluaran dengan
menggunan UP/TU - tanpa melalui panjar

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 Buku Pembantu Kas Tunai
atau Buku Pembantu Simpanan/Bank

(jika pembayaran dengan cek/transfer)

3 Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
(UP/GU/TU)

5. Pembukuan pajak Pemerintah Pusat (PPh/PPN) yang dipungut/disetor oleh bendahara


pengeluaran SKPD.
• Saat memungut/memotong PPh/PPN

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 Buku Pembantu Pajak √

• Saat menyetor PPh/PPN ke rekening Kas Negara.

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 Buku Pembantu Pajak √

6. Pembukuan pemberian panjar

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 Buku Pembantu Kas Tunai/Bank √
3 Buku Pembantu Panjar √

7. Pembukuan pertanggungjawaban panjar

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
Dicatat sebesar nilai panjar pada:
1 BKU √

82 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Mencatat pada Kolom
Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
2 Buku Pembantu Panjar √
Dicatat sebesar nilai belanja berdasarkan bukti yang sah:
3 BKU √

4 Buku Pembantu Rincian Obyek
(UP/GU/TU)


(Jika panjar <
(Jika panjar >
belanja)
belanja)
5 Buku Pembantu Kas Tunai/Bank Sebesar jumlah
Sebesar
kekurangan
jumlah yang
yang
dikembalikan
dibayarkan

8. Pembukuan belanja melalui LS

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 BKU √
Buku Pembantu Rincian Obyek √(Pada kolom
3
Belanja LS)

9. Pembukuan pemotongan PPh/PPN dari belanja LS (dicatat secara contra post) yang
dipotong/disetor BUD.

Mencatat pada Kolom


Langkah Mencatat pada Buku
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 BKU √
3 Buku Pembantu Pajak √
4 Buku Pembantu Pajak √

5.6 Prosedur Pertanggungjawaban Belanja


Bendahara pengeluaran, selain berkewajiban menyelenggarakan pembukuan, juga wajib
menyusun dan menyampaikan pertanggungjawaban terhadap seluruh uang yang diterima dan
dibayarkannya untuk pelaksanaan anggaran belanja SKPD. Pertanggungjawaban yang dilakukan
oleh bendahara pengeluaran terdiri atas pertanggungjawaban transaksi dan pertanggungjawaban
periodik.

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 83


5.6 Prosedur Pertanggungjawaban Belanja
Bendahara pengeluaran, selain berkewajiban menyelenggarakan pembukuan, juga wajib
menyusun dan menyampaikan pertanggungjawaban terhadap seluruh uang yang diterima dan
dibayarkannya untuk pelaksanaan anggaran belanja SKPD. Pertanggungjawaban yang dilakukan
oleh bendahara pengeluaran terdiri atas pertanggungjawaban transaksi dan
pertanggungjawaban periodik.
Pertanggungjawaban transaksi adalah pertanggungjawaban yang dilakukan terkait
Pertanggungjawaban
dengan transaksi adalah
penggunaan UP/GU/TU. pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban yang dilakukan
periodik merupakanterkait dengan
penggabungan
penggunaan
pertanggungjawabanUP/GU/TU. Pertanggungjawaban
bendahara pengeluaran periodik
dengan merupakan
bendahara penggabungan
pengeluaran
pertanggungjawaban
pembantu. bendahara periodik
Pertanggungjawaban pengeluaran dengan bendahara
ini berupa pengeluaran
pertangungjawaban pembantu. dan
administratif
Pertanggungjawaban periodik ini berupa pertangungjawaban administratif dan
pertanggungjawaban fungsional yang dibuat setiap akhir bulan, selambat-lambatnya disampaikan
pertanggungjawaban fungsional yang dibuat setiap akhir bulan, selambat-lambatnya
tanggal 10 bulan berikutnya.
disampaikan tanggal 10 bulan berikutnya.
1. Pertanggungjawaban Transaksi
1. Pertanggungjawaban Transaksi
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawabantransaksi terdiri
transaksi atas
terdiri pertanggungjawaban
atas UP UP
pertanggungjawaban dandan
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban
TU.
TU.
Pertanggungjawaban UP
a. a. Pertanggungjawaban UP
Disampaikan kepada PA ketika SKPD akan mengajukan GU. Laporan pertanggungjawaban UP
Disampaikan
akan kepada PA
menjadi lampiran ketika Berikut
SPP-GU. SKPD akan mengajukan
adalah GU. Laporan
langkah-langkah pertanggungjawaban
dalam menyusun laporan
UP pertanggungjawaban
akan menjadi lampiran
uang SPP-GU. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun laporan
persediaan:
pertanggungjawaban uang persediaan:

Gambar 5.10 Gambar


Langkah-Langkah Pertanggungjawaban UP
5.10 Langkah-Langkah Pertanggungjawaban UP

Mengumpulkan Bukti-bukti yang Menyusun LPJ-UP


Bukti-bukti yang sah Belanja UP LPJ- UP
sah belanja UP

Gambar 5.11 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban UP 80


Gambar 5.11 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban UP

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA ……


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN
BENDAHARA PENGELUARAN

SKPD : …………………………
Tahun Anggaran : …………………………

Kode Rekening Uraian Jumlah

Total
Uang Persediaan Awal Periode
Uang Persediaan Akhir Periode

………, tanggal ………


Bendahara Pengeluaran

(Nama Jelas)
NIP.

84 b.Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas


Pertanggungjawaban TU Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Pertanggungjawaban TU disusun ketika TU yang dikelola telah digunakan atau telah sampai
pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima. Laporan pertanggungjawaban TU disampaikan
kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Berikut adalah langkah-langkah
(Nama Jelas)
NIP.

b. Pertanggungjawaban TU
b. Pertanggungjawaban TU
Pertanggungjawaban TU disusun ketika TU yang dikelola telah digunakan atau telah sampai
pada Pertanggungjawaban
waktu yang ditentukanTUsejak
disusun ketika TU Laporan
TU diterima. yang dikelola telah digunakan TU
pertanggungjawaban atau telah sampai
disampaikan
pada waktu
kepada yang ditentukan
Pengguna sejak TUPengguna
Anggaran/Kuasa diterima. Laporan
Anggaran.pertanggungjawaban TU disampaikan
Berikut adalah langkah-langkah
kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
penyusunan laporan pertanggungjawaban TU: Anggaran. Berikut adalah langkah-langkah
penyusunan laporan pertanggungjawaban TU:

Gambar 5.12Pertanggungjawaban
Gambar 5.12 Langkah-Langkah Langkah-LangkahTUPertanggungjawaban TU

Bukti-bukti yang
sah Belanja TU

Menyusun Draft Verifikasi oleh


PPK SKPD dan
LPJ- TU LPJ -TU Pengesahan
oleh PA

STS
(Apabila ada
LPJ -TU
kelebihan TU)
81

Gambar 5.13Gambar
Contoh Format LaporanFormat
5.13 Contoh Pertanggungjawaban TU
Laporan Pertanggungjawaban TU

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA ……


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
BENDAHARA PENGELUARAN

SKPD : …………………………
Tahun Anggaran : …………………………
Program : ……………………/………………….…
Kegiatan : ……………………/………………….…
Tanggal SP2D TU : …………………………
Kode Rekening Uraian Jumlah

Total
Tambahan Uang Persediaan Awal Periode
Tambahan Uang Persediaan Akhir Periode

Menyetujui: ………, tanggal ………


Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran

(nama lengkap) (Nama Jelas)


NIP. NIP.

*Sisa tambahan uang persediaan telah disetor ke Kas Umum Daerah pada tanggal ……..

2. Pertanggungjawaban Periodik
Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 85
a. Pertanggungjawaban Administratif
Pertanggungjawaban administratif yang disampaikan adalah berupa surat pertanggungjawaban
(SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara
kumulatif maupun per kegiatan.
2. Pertanggungjawaban Periodik
a. Pertanggungjawaban Administratif

Pertanggungjawaban administratif yang disampaikan adalah berupa surat


pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu
anggaran baik secara kumulatif maupun per kegiatan.

SPJ ini merupakan hasil konsolidasi dengan SPJ bendahara pengeluaran pembantu. Oleh
karena itu, SPJ Bendahara Pengeluaran pembantu harus sudah disampaikan kepada bendahara
pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Kecuali pada bulan terakhir di tahun
anggaran, SPJ bendahara pengeluaran pembantu harus sudah disampaikan paling lambat 5 hari
kerja sebelum hari kerja terakhir bulan tersebut.

Setelah melakukan konsolidasi SPJ dengan SPJ bendahara pengeluaran pembantu,


bendahara pengeluaran akan menyampaikan SPJ Administratif kepada Pejabat Pengguna
Anggaran setiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. SPJ Administratif ini dilampiri
dengan Buku Kas Umum, Laporan Penutupan Kas, danSPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.

Untuk bulan terakhir tahun anggaran, pertanggungjawaban disampaikan paling lambat hari
kerja terakhir bulan tersebut dan harus dilampiri dengan bukti setoran sisa uang persediaan.
Berikut adalah bagan langkah-langkah penyusunan pertanggungjawaban administratif dan
Gambar 5.14
penyampaiannya.
Langkah-Langkah dan Format Pertanggungjawaban Bulanan Bendahara Pengeluaran SKPD
(Laporan Penutupan
Gambar 5.14 Kas dan SPJ Administratif/Fungsional)
Langkah-Langkah dan Format Pertanggungjawaban Bulanan
Bendahara Pengeluaran SKPD (Laporan Penutupan Kas dan SPJ Administratif/
Fungsional)

Laporan
Penutupan Kas

Menyusun Draft SPJ Verifikasi oleh


PPK SKPD dan
SPJ Administratif Pengesahan oleh
Administratif PA

BKU dan BP-nya


SPJ Bendahara SPJ
Pengeluaran Administratif
Pembantu

86 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN __________
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN
(SPJ BELANJA ADMINISTRATIF)
SKPD :
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran :
Bendahara Pengeluaran :
Tahun Anggaran :
Bulan :
*)
SPJ - LS Gaji SPJ - LS Barang & Jasa SPJ UP/ GU/ TU
Jumlah SPJ
Kode Jumlah s.d. Sisa Pagu
Uraian s.d. Bulan s.d. Bulan s.d. Bulan s.d. Bulan (LS+UP/GU/TU)
Rekening Anggaran Bulan ini s.d. Bulan ini Bulan Bulan ini Bulan ini Anggaran
Lalu ini Lalu ini s.d. Bulan ini
Lalu
1 2 3 4 5 6 = (4+5) 7 8 9 = (7+8) 10 11 12=(10+11) 13=(6+9+12) 14 = (3-13)

JUMLAH
Penerimaan 8)
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran 9)
- SPJ (LS + UP/GU/TU)
- Peyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas

Menyetujui _____, __________


Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran

84
NIP.

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD


87
b. Pertanggungjawaban Fungsional

SPJ Fungsional menggunakan


b. Pertanggungjawaban format yang sama dengan SPJ Administratif. Hanya saja,
Fungsional
pertanggungjawaban fungsional disampaikan kepada PPKD selaku BUD. Waktu penyampaian
pertanggungjawaban
SPJ fungsional format
Fungsional menggunakan juga sama
yangdengan waktu penyampaian
sama dengan pertanggungjawaban
SPJ Administratif. Hanya saja,
administratif yaitu
pertanggungjawaban tanggal disampaikan
fungsional 10 bulan berikutnya. Padaselaku
kepada PPKD bulan BUD.
terakhir
Waktuperiode anggaran,
penyampaian
pertanggungjawaban
pertanggungjawaban disampaikan
fungsional juga paling
sama lambat
denganhari kerjapenyampaian
waktu terakhir bulanpertanggungjawaban
tersebut.
administratif yaitu tanggal 10 bulan berikutnya. Pada bulan terakhir periode anggaran,
pertanggungjawaban disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.
Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan.
Pertanggungjawaban fungsional
Pertanggungjawaban tersebut yang disampaikan
dilampiri bukti adalah berupa
setoran sisaSPJ uang
yang disertai dengan
persediaan.
lampiran berupa Laporan Penutupan Kas dan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Pertanggungjawaban fungsional yang disampaikan adalah berupa SPJ yang disertai dengan
lampiran berupa Laporan Penutupan Kas dan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Berikut adalah langkah-langkah penyusunan pertanggungjawaban fungsional dan
Berikut adalah langkah-langkah
penyampaiannya: penyusunan pertanggungjawaban fungsional dan
penyampaiannya:
Gambar 5.15 Langkah-Langkah Penyusunan dan Format SPJ Fungsional
Gambar 5.15 Langkah-Langkah Penyusunan dan Format SPJ Fungsional

Laporan
Penutupan
Kas

SPJ Proses
Menyusun Fungsional verifikasi,
SPJ evaluasi dan
Fungsional analisa oleh
BUD

BKU dan BP-nya


SPJ Bendahara
Pengeluaran
Pembantu

85

88 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN __________
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN
(SPJ BELANJAFUNGSIONAL)

SKPD :
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran :
Bendahara Pengeluaran :
Tahun Anggaran :
Bulan
*)
SPJ - LS Gaji SPJ - LS Barang & Jasa SPJ UP/ GU/ TU
Jumlah SPJ
Kode Jumlah s.d. Sisa Pagu
Uraian s.d. Bulan s.d. Bulan s.d. Bulan s.d. Bulan (LS+UP/GU/TU)
Rekening Anggaran Bulanini s.d. Bulan ini Bulan Bulanini Bulan ini Anggaran
Lalu ini Lalu ini s.d. Bulan ini
Lalu
1 2 3 4 5 6 = (4+5) 7 8 9 = (7+8) 10 11 12=(10+11) 13=(6+9+12) 14 = (3-13)

JUMLAH
Penerimaan 8)
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Penerimaan
9)
Pengeluaran
- SPJ (LS + UP/GU/TU)
- Peyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas

Mengetahui _____, __________


Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran

Tsabita Sanni
NIP. 200.031.003 86

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD


89
5.7 Pengembalian Kelebihan Uang/Belanja
Bendahara pengeluaran melakukan pengembalian kelebihan uang/kelebihan belanja dalam
tahun anggaran berkenaan dalam hal:

1) Sisa uang persediaan (UP)


Untuk bulan terakhir tahun anggaran, paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut sisa
uang persediaan dikembalikan menggunakan bukti setoran sisa uang persediaan.

2) Sisa tambah uang (TU);


Jika permintaan dan pembayaran menggunakan mekanisme TU serta kegiatan telah
dilaksanakan dan masih ada sisa uang, maka harus disetorkan kembali ke kas umum daerah
menggunakan bukti setoran sisa tambah uang;

3) Pengembalian belanja;
Pengembalian belanja disebabkan kelebihan pembayaran belanja atas beban APBD.
Pengembalian belanja termasuk kelebihan pembayaran berdasarkan temuan aparat
pemerintah.
Setoran pengembalian belanja mengurangi realisasi anggaran belanja.

5.8 Soal Latihan


1. Jelaskan apa saja tugas dan kewenangan bendahara pengeluaran SKPD?
2. Sebutkan jenis-jenis SPP yang dapat diajukan oleh bendahara pengeluaran pembantu
SKPD?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dana kapitasi?
4. Jelaskan apa persamaan dan perbedaan antara UP dan TU?
5. Sebutkan dokumen apa saja yang harus dilampirkan untuk mengajukan SPP UP maupun
SPP TU oleh bendahara pengeluaran?
6. Jelaskan mekanisme pengajuan ganti uang persediaan (GU) oleh bendahara pengeluaran
SKPD?
7. Pada saat SP2D-UP terbit, apakah anggaran belanja SKPD sudah berkurang? jelaskan!
8. Jelaskan perbedaan antara pertanggungjawaban transaksi dan pertanggungjawaban
periodik/bulanan?
9. Terkait dengan kewajiban bendahara pengeluaran SKPD untuk menyusun dan menyampaikan
SPJ Administratif/Fungsional, jelaskan pertanyaan berikut ini:
a. Kapan batas waktu penyampaian SPJ tersebut?
b. Kepada siapa saja SPJ tersebut disampaikan?
c. Dokumen apa saja yang harus dilampirkan bersama SPJ tersebut?
10. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk setiap SP2D yang disebutkan di bawah ini, (buku
apa saja yang digunakan dan di sisi mana transaksi tersebut akan dicatat, apakah di sisi
penerimaan atau pengeluaran):

90 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
a. SP2D UP
b. SP2D GU
c. SP2D TU
d. SP2D LS
11. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi penarikan uang persediaan dari bank
(pergeseran uang)?
12. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi pembayaran belanja yang menggunakan
uang persediaan?
13. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi PPh/PPN yang dipungut/dipotong dan
disetor oleh bendahara pengeluaran SKPD?
14. Jika bendahara pengeluaran SKPD membukukan transaksi PPh/PPN yangdipungut/dipotong
dan disetor oleh BUD (terkait dengan belaja LS pada SKPD), bagaimanakah pembukuannya?
15.
Jelaskan bagaimana pembukuan transaksi pemberian uang panjar dari bendahara
pengeluaran kepada PPTK dan pertanggungjawaban uang panjar dari PPTK ke bendahara
pengeluaran, untuk masing-masing kondisi berikut:
a. Realisasi belanja lebih kecil dari uang panjar yang diberikan (ada sisa uang panjar)
b. Realisasi belanja lebih besar dari uang panjar yang diberikan (bendahara harus
memberikan tambahan uang atas kekurangan panjar)
11. Jelaskan
a. Bagaimana pembukuan untuk mencatat penyetoran sisa TU ke rekening Kas daerah;
b. Bukti transaksi apa yang dgunakan untuk mencatat transaksi tersebut?;
c. Kapan sisa TU tersebut harus disetorkan ke rekening Kas Daerah?.
12. Jelaskan bagaimana pelaksanaan dana kapitasi di SKPD!
13. Pengawasan dana kapitasi perlu dilakukan oleh SKPD, Jelaskan Prosedurnya!

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD 91


92 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 6
SISTEM DAN PROSEDUR
PENGELUARAN KAS PPKD

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD 93


Deskripsi :
Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan
pertanggungjawaban bendahara PPKD.

Sub Topik Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan Bendahara


Pengeluaran PPKD
ð Penatausahaan,
pengeluaran PPKD.
pertanggungjawaban,

Prosedur pembayaran bendahara ð Pengeluaran PPKD, nota debit bank


pengeluaran PPKD

Prosedur pembukuan bendahara ð Buku pengeluaran PPKD


pengeluaran PPKD

Prosedur pertanggungjawaban ð Buku, Bukti pengeluaran PPKD


bendahara pengeluaran PPKD.

Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.

94 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Kas Bon Pemkab Aceh Tamiang Senilai Rp. 14 M
Harus Dikembalikan Utuh
Kasus pengeluaran uang diluar mekanisme berbentuk kas bon oleh Pemkab Aceh Tamiang
yang semula berjumlah Rp. 16.803.936.351,25, setelah diterbitkan SK Pembebanan oleh majelis
pertimbangan TP-TGR keuangan dan barang daerah kepada 25 pihak yang bertanggung
jawab, sudah diselesaikan Rp. 2.274.265.173. Sehingga sisa kerugian negara tinggal Rp.
14.061.178.25.
Kepala Kejaksaan Negeri Kualasimpang, M. Basyar Rifai, SH didampingi Kasipidsus Chairun
Parapat, SH usai peringatan hari Adhyaksa ke 51 di Kejaksaan Negeri Kualasimpang kepada
Realitas Jum’at (22/7) mengatakan, MoU penagihan kas bon antara pihaknya dengan Pemkab
Aceh Tamiang baru pertama kali dilakukan tahun 2011.
MoU pengembalian kas bon antara Kejaksaan Negeri Kualasimpang dengan Pemkab Aceh
Tamiang yang dilakukan pejabat Aceh Tamiang dari tahun 2005 – 2010 sebesar Rp. 14 Milyar,
belum dikembalikan utuh. Pasalnya penagihan kas bon dan pengembaliannya baru sebesar
Rp. 200 juta, kata Kajari Kualasimpang.
Menurut Chairun Parapat, SH ketika ditanya kenapa masih sedikit uang pengembaliannya,
butuh proses pengembalian uang kas bon karena mereka yang dipanggil harus melengkapi
bukti kas bonnya, jadi ada kita panggil sampai beberapa kali. Terkait kas bon dari perdata
menjadi pidana, Kajari mengatakan sabar nanti ada waktunya.
Kurun waktu enam bulan, Kejaksaan telah memanggil pihak-pihak yang melakukan kas bon
dan pengembaliannya baru sebesar Rp. 200 juta. “Kami ingatkan dalam jangka waktu setahun
setelah adanya MoU, maka uang Negara tersebut harus dikembalikan ke kas daerah secara
utuh”, tegas Chairun Parapat.
http://www.suara-tamiang.com/2011/07/kas-bon-pemkab-aceh-tamiang-senilai-rp.html?m=1
Minggu, 24 Juli 2011

6.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran


PPKD
Menurut Pasal 5 Permendagri No. 55 Tahun 2008, Bendahara Pengeluaran PPKD bertugas
untuk menatausahakan dan mempertanggung-jawabkan seluruh pengeluaran PPKD dalam
rangka pelaksanaan APBD. Untuk melaksanakan tugasnya, bendahara pengeluaran PPKD
berwenang:
a. mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-LS PPKD;
b. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS PPKD;
c. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS PPKD kepada pejabat yang terkait, apabila
dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.

Dalam hal bendahara pengeluaran berhalangan, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal
226, mengatur bahwa:

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD 95


1) Apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai selama-lamanya 1 (satu) bulan, bendahara pengeluaran
tersebut wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan
penyetoran dan tugas-tugas bendahara pengeluaran atas tanggung jawab bendahara
pengeluaran yang bersangkutan dengan diketahui kepala SKPD;
2) Apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga) bulan harus ditunjuk pejabat
bendahara pengeluaran dan diadakan berita acara serah terima;
3) Apabila bendahara pengeluaran sesudah 3 (tiga) bulan, belum juga dapat melaksanakan
tugas, maka dianggap yang bersangkutan telah mengundurkan diri atau berhenti dari jabatan
sebagai bendahara pengeluaran dan oleh karena itu segera diusulkan penggantinya.

6.2 Prosedur Pembayaran Bendahara


Pengeluaran PPKD
Prosedur pembayaran oleh bendahara pengeluaran PPKD dilakukan dengan cara LS
(langsung) yaitu dengan mengajukan SPP-LS kepada BUD/Kuasa BUD kepada PPK-SKPKD
atau pejabat yang ditunjuk untuk memverifikasi SPP. SPP-LS yang diajukan oleh bendahara
pengeluaran PPKD dilampiri dengan dokumen-dokumen yang diperlukan, antara lain:
a. Salinan SPD
b. Lampiran lain yang diperlukan

Bendahara pengeluaran PPKD mengisi dokumen SPP LS PPKD yang telah disiapkan.
Disamping membuat SPP, bendahara pengeluaran PPKD juga membuat register untuk SPP yang
diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

Pembayaran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran PPKD adalah untuk pengeluaran
belanja dan/atau pembiayaan yang tercantum di dalam DPA-PPKD. Adapun anggaran
pengeluaran di dalam DPA-PPKD terdiri dari:
a. Belanja tidak langsung selain belanja pegawai, terdiri dari: belanja bunga, subsidi, hibah,
bantuan keuangan, bantuan sosial, belanja tak terduga.
b. Pengeluaran pembiayaan, terdiri dari: pembayaran pokok pinjaman, investasi, pemberian
pinjaman, pembentukan dana cadangan.

6.3 Prosedur Pembukuan Bendahara Pengeluaran


PPKD
Pembukuan bendahara pengeluaran PPKD merupakan proses pencatatan SP2D LS ke
dalam BKU Pengeluaran dan Buku Pembantu yang terkait. Pembukuan dimulai ketika bendahara
pengeluaran PPKD menerima SP2D LS (pengeluaran PPKD) dari BUD/Kuasa BUD.

Buku yang digunakan dalam pembukuan bendahara pengeluaran PPKD adalah:


1) Buku Kas Umum (BKU) - Bendahara Pengeluaran PPKD
2) Buku Pembantu BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD yang berupa Buku Rekapitulasi
Pengeluaran Per Rincian Obyek - Bendahara Pengeluaran PPKD

96 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Langkah-langkah dalam membukukan SP2D LS SKPKD yang diterima adalah sebagai
berikut:
1) Pembukuan bendahara pengeluaran PPKD menggunakan BKU - Bendahara Pengeluaran
PPKD dan Buku Rekapitulasi Pengeluaran per Obyek.
2) Terhadap SP2D LS SKPKD yang diterima oleh bendahara pengeluaran PPKD, transaksi
tersebut di catat di BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD pada kolom penerimaan. Nilai yang
dicatat sebesar jumlah kotor (gross). Kemudian bendahara pengeluaran PPKD mencatat di
PPKD mencatat di BKU- bendahara pengeluaran PPKD pada kolom pengeluaran
BKU- bendahara pengeluaran PPKD pada kolom pengeluaran sebesar jumlah yang dicatat
sebesar jumlah yang dicatat sebelumnya di kolom penerimaan
sebelumnya di kolom penerimaan
3) Terhadap semua belanja yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran PPKD selain
dicatat
3) Terhadap pada belanja
semua BKU- bendahara pengeluaran
yang dilakukan PPKD, belanja-belanja
oleh bendahara pengeluarantersebut juga perlu
PPKD selain dicatat
padadicatat
BKU- di Buku Pembantu
bendahara rincian PPKD,
pengeluaran per obyek.
belanja-belanja tersebut juga perlu dicatat di
Buku Pembantu rincian per obyek.

DiDi
samping
sampingitu,itu,
bendahara pengeluaran
bendahara pengeluaran PPKD juga
PPKD membuat
juga Register
membuat untuk
Register SPPSPP
untuk dandan
SPMSPM
yang diajukan serta SP2D yang telah diterima.
yang diajukan serta SP2D yang telah diterima.

Berikut
Berikutiniinidisajikan
disajikancontoh
contohformat
formatRegisterSPP/SPM/SP2D
RegisterSPP/SPM/SP2DPPKD, BKU
PPKD, dandan
BKU Buku Pembantu
Buku Pembantu
bendahara
bendahara pengeluaran
pengeluaran PPKD.
PPKD.

Gambar 6.1 Gambar


Contoh Format RegisterFormat
6.1 Contoh SPP/SPM/SP2D PPKD
Register SPP/SPM/SP2D PPKD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ........


REGISTER SPP/SPM/SP2D
BENDAHARA PENGELUARAN PPKD

Jenis SPP SPM SP2D


No. Uraian Jumlah Keterangan
Belanja Tgl. No. Tgl. No. Tgl. No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

............., Tanggal ................


Bendahara Pengeluaran PPKD
(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP

Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA dan nama SKPD yang bersangkutan
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan jenis belanja yang diajukan
4. Kolom 3 diisi dengan tanggal pengajuan SPP
5. Kolom 4 diisi dengan Nomor SPP yang diajukan
6. Kolom 5 diisi dengan tanggal penerbitan SPM terkait pengajuan SPP pada kolom sebelumnya
7. Kolom 6 diisi dengan Nomor SPM yang diterbitkan
8. Kolom 7 diisi dengan tanggal penerbitan SP2D terkait dengan penerbitan SPM pada kolom sebelumnya
9. Kolom 8 diisi dengan Nomor SP2D yang diterbitkan
10. Kolom 9 diisi dengan Uraian Pengajuan
11. Kolom 10 diisi dengan jumlah pencairan
12. Kolom 11 diisi dengan keterangan yang diperlukan

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD 97


Gambar 6.2Gambar
Contoh Format BKU Bendahara
6.2 Contoh Pengeluaran
Format BKU PPKD Pengeluaran PPKD
Bendahara

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ........


BUKU KAS UMUM
BENDAHARA PENGELUARAN PPKD

Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening

Mengetahui: ........., tanggal ...............


PPKD Bendahara Pengeluaran PPKD

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


NIP. NIP.

Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan
2. Kolom No. diisi dengan nomor urut transaksi BKU (dimulai dari nomor 1 dan seterusnya). Nomor urut yang
digunakan adalah nomor urut per transaksi bukan per pencatatan. Maksudnya apabila satu transaksi
menghasilkan dua atau lebih pencatatan, maka terhadap pencatatan kedua dan seterusnya cukup
menggunakan nomor urut transaksi yang pertama kali dicatat
3. Kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi
4. Kolom uraian diisi dengan uraian transaksi
5. Kolom kode rekening diisi dengan nomor kode rekening. Kolom ini diisi hanya untuk transaksi belanja
6. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah transaksi penerimaan
7. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah transaksi pengeluaran
8. Kolom saldo diisi dengan jumlah atau saldo akumulasi.
9. Kas di bendahara pengeluaran pembantu diisi nilai yang tercantum pada kolom saldo pada saat penutupan
akhir bulan. Kas di bendahara pengeluaran pembantu dapat berupa kas tunai atau simpanan di Bank *
10. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu dan Kuasa Pengguna Anggaran
disertai nama jelas.*
 Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran PPKD

93
98 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 6.3 Contoh Format Buku Rincian Obyek Belanja Bendahara Pengeluaran
PPKD
Gambar 6.3 Contoh Format Buku Rincian Obyek Belanja Bendahara Pengeluaran PPKD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........


BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA
BENDAHARA PENGELUARAN PPKD

SKPD :
Kode Rekening :
Nama Rekening :
Jumlah Anggaran : Rp. .............
Tahun Anggaran :

No.
Tgl. Uraian Belanja LS
BKU

Mengetahui: ......... , Tanggal ............


PPKD Bendahara Pengeluaran PPKD

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama jelas) (Nama jelas)


NIP. NIP.

Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, kode rekening, nama rekening, jumlah anggaran
dan tahun anggaran
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi pengeluaran
3. Kolom no. BKU diisi dengan nomor urut BKU Bendahara Pengeluaran PPKD
4. Kolom uraian diisi dengan uraian belanja
5. Kolom belanja LS diisi dengan jumlah rupiah belanja menggunakan SPP LS

6. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran PPKD dan PPKD disertai nama jelas. *
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran PPKD

Bagan Alir yang menggambarkan proses pembukuan SP2D LS SKPKD dapat digambarkan
Bagan Alir yang menggambarkan proses pembukuan SP2D LS SKPKD dapat digambarkan
sebagai berikut.
sebagai berikut.

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD 99


94
Gambar 6.4Gambar 6.4Proses
Bagan Alir Bagan Alir Proses
Pembukuan SP2DPembukuan
LS SKPKD SP2D LS SKPKD

6.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara


Pengeluaran PPKD
Bendahara pengeluaran PPKD menyampaikan pertanggungjawaban atas pengelolaan fungsi
6.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
kebendaharaan yang berada dalam tanggung jawabnya setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
PPKD disampaikan kepada PPKD. Dalam melakukan pertanggungjawaban
Pertangungjawaban
tersebut, dokumen yang disampaikan adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ).

Bendahara pengeluaran
SPJ tersebut PPKD
dilampirkan menyampaikan
dengan : pertanggungjawaban atas pengelolaan fungsi
kebendaharaan yang berada dalam tanggung jawabnya setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
1. Buku Kas Umum (BKU) - bendahara pengeluaran PPKD
Pertangungjawaban disampaikan kepada PPKD. Dalam melakukan pertanggungjawaban
tersebut, dokumen yang disampaikan adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ).

SPJ tersebut dilampirkan dengan :

100 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH 95
1. Buku Kas Umum (BKU) - bendahara pengeluaran PPKD
2. Ringkasan pengeluaran per rincian obyek - bendahara pengeluaran PPKD yang
disertai
2. Ringkasan dengan bukti-bukti
pengeluaran per rincianpengeluaran yang sahpengeluaran
obyek - bendahara atas pengeluaran
PPKD dari
yangsetiap
disertai
rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran per rincian obyek
dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian obyek yang
dimaksud.
tercantum dalam ringkasan pengeluaran per rincian obyek dimaksud.

Gambar 6.5 Dokumen


6.5 Contoh Contoh Dokumen Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban Bendahara
Bendahara Pengeluaran PPKDPengeluaran PPKD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............


LAPORAN PERTANGGUNGANJAWABAN BENDAHARA
PENGELUARAN PPKD
Bendahara Pengeluaran PPKD :
Tahun Anggaran :
Bulan :
(dalam rupiah)
SPJ – LS PPKD *)
Kode Jumlah Sisa Pagu
Uraian s.d.Bulan Bulan s.d. Bulan
Rekening Anggaran Anggaran
Lalu Ini ini
1 2 3 4 5 6=(4+5) 7 = (3+6)

JUMLAH
Penerimaan
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran
- SPJ (LS)
- Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas
Mengetahui : ................, tanggal ........
PPKD Bendahara Pengeluaran PPKD

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)


(Nama Jelas) (Nama Jelas)
NIP. NIP
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan, nama pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran, nama bendahara pengeluaran, tahun anggaran dan bulan.
2. Kolom 1 diisi dengan kode rekening
3. Kolom 2 diisi dengan uraian nama kode rekening
4. Kolom 3 diisi dengan jumlah anggaran yang ditetapkan dalam APBD atas masing-masing kode rekening
5. Kolom 4 diisi dengan jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah diterbitkan/SPJ sampai dengan bulan lalu
6. Kolom 5 diisi dengan jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah diterbitkan/SPJ bulan ini
7. Kolom 6 diisi dengan jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah diterbitkan/SPJ sampai dengan bulan ini
8. Kolom 7 diisi dengan jumlah sisa pa gu anggaran yang diperoleh dari jumlah anggaran dikurangi dengan jumlah SPJ atas
penggunaan dana LS sampai dengan bulan ini.

Berikut adalah Bagan Alir yang menggambarkan proses pertanggungjawaban bendahara


pengeluaran PPKD.

96

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD 101


Berikut adalah Bagan Alir yang menggambarkan proses pertanggungjawaban bendahara
pengeluaran PPKD.
Gambar 6.6 Bagan Alir Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
Gambar 6.6 Bagan Alir Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD
PPKD

6.5 Latihan Soal


1. Jelaskan tugas dan kewenangan bendahara pengeluaran PPKD!
2. Sebutkan jenis belanja maupun pengeluaran pembiayaan yang terdapat di dalam DPA-
PPKD?
3. Jelaskan prosedur pembayaran oleh bendahara pengeluaran PPKD!
4. Buku apa saja yang digunakan oleh bendahara pengeluaran PPKD?
5. Sebutkan dokumen SPJ yang harus disampaikan oleh bendahara pengeluran PPKD?

97
102 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 7
LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN BUD

Laporan Pertanggungjawaban BUD 103


Deskripsi :
Topik ini menjelaskan tentang prosedur penyusunan pertanggungjawaban BUD

Sub Topik Kata Kunci

Jenis Laporan Pertanggungjawaban BUD


ð Laporan Posisi Kas Harian (LPKH),
Rekonsiliasi Bank

Prosedur Penyusunan Laporan ð Bukti-bukti transaksi LPKH,


Pertanggungjawaban BUD Rekonsiliasi Bank

Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.

104 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Kok Kas Daerah Sampai Kosong?
Kas keuangan daerah Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan kosong, masyarakat
diminta bersabar karena sampai bulan desember tidak ada pembangunan. Hal ini
disampaikan Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming, di depan ratusan jamaah haji Tanbu
yang akan diberangkatkan ke tanah suci kemarin, Minggu (31/10) di masjid A Taqwa Batulicin
. “Mohon maaf kepada seluruh masyarakat Tanah Bumbu, pembangunan akan berjalan
efektif pada tahun 2011, karena tahun ini sampai bulan desember kemungkinan tidak ada
pembangunan mengingat kas daerah kita untuk sementara kosong,” Ujar Mardani.
Bupati termuda juga berharap, masyarakat bumi bersujud bisa bersabar dengan kondisi
tersebut, Dirinya juga mengaku tidak bisa berbuat banyak. “Kas daerah kosong, saya tidak
bisa berbuat banyak,” Tambahnya. Batulicin News mencoba mengorek kepastian tentang
jumlah sebenarnya jumlah akhir Kas daerah ke Kantor Keuangan daerah maupun Sekda
Tanbu namun pihak-pihak tersebut tidak berkenaan membeberkan jumlah dana kas daerah.
Menurut mereka, ini adalah hal yang tidak perlu diketahui secara luas.

http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/02/kok-kas-daerah-sampai-kosong-311224.html
Kadirkudus Ode : 02 November 2010

7.1 Jenis-jenis Laporan Pertanggungjawaban BUD


Bendahara Umum Daerah wajib menyampaikan laporan atas pengelolaan uang yang
terdapat dalam kewenangannya. Bendahara Umum Daerah menyampaikan laporan tersebut
kepada Kepala Daerah. Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh penatausahaan dan bukti-bukti
transaksi pada kas umum daerah akan dijadikan dasar dalam membuat laporan BUD.

Laporan Bendahara Umum Daerah disusun dalam bentuk:


a. Laporan Posisi Kas Harian (LPKH); dan
b. Rekonsiliasi Bank.

Laporan tersebut dibuat setiap hari dan diserahkan kepada Kepala Daerah setiap hari kerja
pertama setiap minggunya.

Berikut ini disajikan contoh format laporan pertanggungjawaban BUD

Laporan Pertanggungjawaban BUD 105


Gambar 7.1 Contoh Format Laporan Posisi Kas Harian
Gambar 7.1 Contoh Format Laporan Posisi Kas Harian
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............
LAPORAN POSISI KAS HARIAN
HARI : ................
TANGGAL : ................
PERIODE : ................
Transaksi
Nomor Lain- Uraian Penerimaan pengeluaran
SP2D STS
lain
1 2 3 4 5

Jumlah
Perubahan Posisi Kas Hari ini
Posisi Kas (H-1)
Posisi Kas (H)

Rekapitulasi Posisi Kas di BUD


Saldo di Bank 1 Rp
Saldo di Bank 2 Rp
Total Saldo Kas* Rp
................, ....................
Bendahara Umum Daerah,

(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP
*Total saldo kas harus sama dengan Posisi Kas (H)

Cara Pengisian :
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, Periode diisi dengan tanggal
rekonsiliasi.
2. Saldo Kas umum daerah Menurut Buku diisi jumlah saldo akhir kas di pada rekening bank
menurut catatan buku pada tanggal rekonsiliasi.
3. Saldo Kas umum daerah Menurut Bank diisi jumlah saldo akhir kas di Bank menurut catatan Bank
pada tanggal rekonsiliasi.
4. Selisih diisi dengan jumlah selisih antara kas menurut catatan buku dan menurut catatan Bank.
5. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku, Belum dicatat oleh Bank diisi dengan jumlah (Rp)
STS/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat di buku tetapi belum dicatat di Bank.
6. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku, Belum dicatat oleh Bank diisi dengan jumlah (Rp)
SP2D/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat di buku tetapi belum dicatat di Bank.
7. Penerimaan yang telah dicatat oleh Bank, Belum dicatat oleh Buku diisi dengan jumlah (Rp)
STS/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat di bank tetapi belum dicatat di Buku.
8. Pengeluaran yang telah dicatat oleh bank, Belum dicatat oleh buku diisi dengan jumlah (Rp)
SP2D/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat di bank tetapi belum dicatat di buku.

101

106 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 7.2 Contoh Format Rekonsiliasi Bank
Gambar 7.2 Contoh Format Rekonsiliasi Bank
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............
REKONSILIASI BANK
Periode ..........

1. Saldo Kas umum daerah Menurut Buku Rp.


2. Saldo Kas umum daerah Menurut Bank Rp. ........................
Selisih Rp........................

Keterangan Selisih
A. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,
Belum dicatat oleh Bank
a. STS No .... Rp.
b. Bukti Lain yang sah Rp.
c. Dst.. Rp. . Rp.
Rp.
B. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku,
Belum dicatat oleh Bank
a. SP2D No .... Rp.
b. Nota Kredit No. ..... Rp.
c. Bukti Lain yang sah Rp.
d. Dst.. Rp. . Rp.
Rp.
C. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,
Belum dicatat oleh Bank
a. STS No .... Rp.
b. Nota Kredit No. ..... Rp.
c. Bukti Lain yang sah Rp.
d. Dst.. Rp. . Rp.
Rp.
D. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku,
Belum dicatat oleh Bank
a. SP2D No .... Rp.
b. Nota Debit No. ..... Rp.
c. Bukti Lain yang sah Rp.
d. Dst.. Rp. . Rp.
Rp.

....................., ..........................
Bendahara Umum Daerah

(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP

Disamping
Disampinglaporan-laporan di atas,
laporan-laporan Bendahara
di atas, Umum
Bendahara UmumDaerah membuat
Daerah Register
membuat untukuntuk
Register SPP SPP
yang diajukan serta SPM dan SP2D yang telah diterbitkan.
yang diajukan serta SPM dan SP2D yang telah diterbitkan.

Laporan Pertanggungjawaban BUD 107

102
Gambar 7.3 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D BUD
Gambar 7.3 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D BUD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............
REGISTER SPP/SPM/SP2D
BENDAHARA UMUM DAERAH

N Jenis SPP SPM SP2D


Uraian Jumlah Ket.
o. UP/GU/TU/LS Tgl. No. Tgl. No. Tgl. No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

..............., Tanggal ....................


Bendahara Umum Daerah

(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP.
Cara pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan jenis pengajuan dengan UP/GU/TU/LS
4. Kolom 3 diisi dengan tanggal pengajuan SPP
5. Kolom 4 diisi dengan Nomor SPP yang diajukan
6. Kolom 5 diisi dengan tanggal penerbitan SPM terkait pengajuan SPP pada kolom sebelumnya
7. Kolom 6 diisi dengan Nomor SPM yang diterbitkan
8. Kolom 7 diisi dengan tanggal penerbitan SP2D terkait dengan penerbitan SPM pada kolom sebelumnya
9. Kolom 8 diisi dengan Nomor SP2D yang diterbitkan
10. Kolom 9 diisi dengan Uraian Pengajuan
11. Kolom 10 diisi dengan jumlah pencairan
12. Kolom 11 diisi dengan keterangan yang diperlukan

7.2
7.2 Prosedur Penyusunan
Prosedur Penyusunan Laporan
Laporan Pertanggungjawaban BUD
Pertanggungjawaban BUD
Bendahara Umum Daerah menyusun pertanggungjawabannya setiap hari dalam bentuk
Bendahara
Rekonsiliasi Umum
Bank DaerahPosisi
dan Laporan menyusun pertanggungjawabannya setiap hari dalam bentuk
Kas Harian.
Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi Kas Harian.
Langkah-langkah dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi Kas Harian adalah
Langkah-langkah dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi Kas Harian adalah
sebagai berikut:
sebagai berikut:
1. Berdasarkan
1. Berdasarkan bukti-bukti
bukti-bukti yangyang
adaada (SP2D/STS/Bukti
(SP2D/STS/Bukti lainnya
lainnya yangsah),
yang sah),setiap
setiaphari
hariBUD
BUD menyusun laporan posisi kas
menyusun laporan posisi kas harian. harian.
2. BUD menerima rekening koran dari Bank setiap hari untuk transaksi satu hari
2. BUD menerima rekening koran dari Bank setiap hari untuk transaksi satu hari sebelumnya.
sebelumnya.
3. Berdasarkan
3. Berdasarkan rekening
rekening koran
koran dan dan posisi
laporan laporankasposisi
harian kas
BUD harian BUDrekonsiliasi
menyusun menyusunbank.
rekonsiliasi bank.
4. Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan saldo kas di Bank menurut
4. Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan saldo kas di Bank menurut
Rekening Koran dengan saldo kas di Bank menurut laporan posisi kas harian.
Rekening Koran dengan saldo kas di Bank menurut laporan posisi kas harian.
5. Laporan
5. Laporan posisi
posisi kas kas harian
harian dan dan rekonsiliasi
rekonsiliasi bankbank tersebut
tersebut diserahkan
diserahkan kepada
kepada kepala
kepala daerah
daerah hari
hari pertama pertama
setiap setiap minggunya.
minggunya.

108 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
103
Langkah-langkah dalam
Langkah-langkah pertanggungjawaban
dalam BUDBUD
pertanggungjawaban dapat dilihat
dapat dalam
dilihat bentuk
dalam skema
bentuk skema
berikut.
berikut.

Gambar 7.4 Skema


Gambar Pertanggungjawaban
7.4 Skema Bendahara Pengeluaran
Pertanggungjawaban BendaharaPPKD
Pengeluaran PPKD

3. Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD


Uraian KDH BUD Bank

Prosedur piñatausahaan
keuangan daerah telah diatur
dalam PerKDH mengenai sistem
dan prosedur pengelolaan
keuangan daerah

1. Bendahara Umum Daerah


mengumpulkan semua SP2D/STS/ Bukti
bukti-bukti transaksi yang lainnya yang sah

terjadi dalam satu hari


2. Berdasarkan bukti-bukti
yang ada Bendahara Umum Menyusun laporan posisi
Daerah menyusun laporan kas harian

posisi kas harian


3. Laporan posisi kas harian
akan dijadikan dasar Laporan Posisi Kas
penyesunan rekonsiliasi Harian

bank
Rekening Bank Rekening
4. BUD menerima rekening Bank
koran dari bank setiap hari
untuk transaksi satu hari Pembuatan Rekonsiliasi
sebelumnya Bank

5. BUD menyusun
Rekonsiliasi Bank dengan
membandingkan saldo kas
pada laporan posisi kas
Laporan Posisi Kas
harian dan saldo kas Harian
rekening koran Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi Bank

6. BUD menyerahkan laporan


posisi kas harian kepada
kepala daerah setiap hari
pertama kerja setiap
minggunya

7.3 Soal Latihan


1. Sebutkan jenis-jenis laporan pertanggungjawaban yang harus disusun oleh BUD?
7.3
2. Soal Latihan
Sebutkan contoh-contoh bukti transaksi yang menjadi dasar pembukuan/
pertanggungjawaban BUD?
1. Sebutkan jenis-jenis laporan pertanggungjawaban yang harus disusun oleh BUD?
3. Jelaskan prosedur
2. Sebutkan penyusunan laporan
contoh-contoh bukti pertanggungjawaban BUD ! dasar pembukuan/
transaksi yang menjadi
pertanggungjawaban BUD?
3. Jelaskan prosedur penyusunan laporan pertanggungjawaban BUD !

Laporan Pertanggungjawaban BUD


104 109
110 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 8
PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN
NEGARA TERHADAP BENDAHARA

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara 111


Deskripsi :
Topik ini menjelaskan tentang tata cara penyelesaian ganti kerugian Negara terhadap
bendahara

Sub Topik Kata Kunci

Pemeriksaan pengelolaan
tanggungjawab keuangan negara
dan
ð Badan Pemeriksa
Negara/ Daerah
Keuangan, Kerugian

Tata cara ganti kerugian Negara Bendahara, Tim Penyelesaian Kerugian


terhadap bendahara ð Negara, SKTJM

Referensi:
1. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Tata Cara
Penyelesaian Kerugian Negara terhadap Bendahara.
2. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.

112 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Kerugian APBD Lampung Rp 67 Miliar

BANDAR LAMPUNG (Lampost.Co): Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan


Lampung mencatat kerugian APBD se-Lampung hingga 7 Oktober 2013 mencapai
Rp67.450.861.713,82. Kabupaten Way Kanan menjadi daerah dengan tingkat presentase
penyelesaian kerugian terendah hingga 28 November 2013 dengan 52,08 %. Kepala BPK
RI Perwakilan Provinsi Lampung, V.M. Ambar Wahyuni menguraikan pihaknya melakukan
pemantauan sebanyak tiga kali dalam 2013 yakni pada Juni, Oktober, dan November.

Berdasarkan pemantauan penyelesaian kerugian daerah per 7 oktober 2013


pada 15 Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota terdapat nilai kerguian sebesar
Rp164.047.216.771,53. Tetapi telah diselesaikan/lunas sebesar Rp55.278.215.946,67.
“Hingga saat ini masih dalam proses pengembalian/angsuran sebesar Rp41.318.139.111,04,
sehingga masih terdapat sisa nilai kerugian sebesar Rp67.450.861.713,82 atau 41,12
persen,”jelas Ambar dalam Media Workshop di Kantor BPK RI Perwakilan Lampung, Bandar
Lampung, Selasa (17/12).

Menurut Ambar, penyelesaian kerugian daerah di wilayah provinsi Lampung belum


optimal. Untuk itu pihaknya berharap kepala daerah setempat segera memproses tuntutan
ganti rugi (TGR) yang telah diketahui dari hasil pemeriksaan. “selanjutnya, bendahara,
pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang melanggar hukum atau melalikan
kewajiban segera dimintakan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM),” tegasnya.
http://lampost.co/berita/kerugian-apbd-lampung-rp67-miliar- : 2013-12-17

8.1 Informasi Kerugian Negara/Daerah


Kerugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti
jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai sebagaimana
yang dimaksud peraturan kepala BPK No 3 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian
Negara terhadap Bendahara. Informasi mengenai adanya kekurangan perbendaharaan yang
mengakibatkan kerugian Negara/Daerah dapat diketahui dari berbagai sumber, antara lain:
a. Hasil pengawasan/hasil pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Eksternal dan Aparat
Pengawasan Fungsional/Internal Pemerintah dalam hal ini BPK dan Inspektorat /BPKP
Apabila Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atau aparat pengawasan fungsional internal
ditemukan/diduga terdapat Kerugian keuangan Negara/Daerah, maka pengungkapan
Kerugian Negara tersebut dilakukan segera pada kesempatan pertama.
b. Pengawasan dan/atau pemberitahuan atasan langsung bendahara kantor/satuan kerja.
Apabila didalam pelaksanaan pengawasan melekat ditemukan/ diduga terdapat kerugian
Negara, maka atasan langsung bendahara atau kepala satuan kerja wajib melaporkan
setiap kerugian Negara kepada pimpinan instansi dan memberitahukan Badan Pemeriksa
Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah kerugian Negara diketahui.
c. Perhitungan ex officio

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara 113


Apabila Bendahara lalai membuat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan, berada
dalam pengampunan, melarikan diri, atau meninggal dunia, dan tidak dapat segera
dilakukan pengujian/ pemeriksaan kas, maka harus dibuatkan perhitungan secara ex
officio. Penghitungan ex officio adalah suatu perhitungan perbendaharaan yang dilakukan
oleh pejabat yang ditunjuk ex officio. Bila dalam perhitungan yang dibuat secara ex officio
tersebut terdapat kerugian Negara, maka kekurangan itu menjadi tanggung jawab Bendahara
bersangkutan.

Untuk melaksanakan proses penyelesaian ganti kerugian Negara/daerah yang terjadi di


lingkungan instansi pemerintah, termasuk pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 1 angka 10 Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Penyelesaian Ganti Kerugian Negara terhadap Bendahara, baik yang dilakukan oleh bendahara
maupun pegawai negeri bukan bendahara/pejabat lain/pihak manapun, diselesaikan melalui
organisasi penyelesaian kerugian Negara/daerah yakni Tim Penyelesaian Kerugian Negara/
Daerah (TPKN/D) dan/atau Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti
Rugi (MP TP-TGR).

8.2 Tim Penyelesaian Kerugian Negara


Tim Penyelesaian Kerugian Negara, yang selanjutnya disebut TPKN, adalah tim yang
menangani penyelesaian kerugian Negara yang diangkat oleh pimpinan instansi yang
bersangkutan, TPKN terdiri dari :
1. Sekretaris jenderal/kepala kesekretariatan badan-badan lain/sekretaris daerah provinsi/
kabupaten/kota sebagai ketua;
2. Inspektur jenderal/kepala satuan pengawasan internal/inspektur provinsi/ kabupaten/ kota
sebagai wakil ketua;
3. Kepala biro/bagian keuangan/kepala badan pengelola keuangan daerah sebagai sekretaris;
4. Personil lain yang berasal dari unit kerja di bidang pengawasan, keuangan, kepegawaian,
hukum, umum, dan bidang lain terkait sebagai anggota;
5. Sekretariat.

Apabila dipandang perlu, kepala satuan kerja dapat membentuk tim ad hoc untuk
menyelesaiakan kerugian Negara yang terjadi pada satuan kerja yang bersangkutan. Tim ad hoc
melakukan pengumpulan data/informasi dan verifikasi kerugian Negara berdasarkan penugasan
dari kepala satuan kerja. Kepala satuan kerja melaporkan pelaksanaan tugas tim ad hoc kepada
pimpinan instansi yang bersangkutan dengan tembusan kepada TPKN untuk diproses lebih
lanjut.

8.2.1 Tugas TPKN


TPKN bertugas membantu pimpinan instansi dalam memproses penyelesaian kerugian
Negara terhadap bendahara yang pembebanannya akan ditetapkan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan. Dalam rangka melaksanakan tugas, TPKN menyelenggarakan fungsi untuk:
1. Menginventarisasi kasus kerugian Negara yang diterima;
2. Menghitung jumlah kerugian Negara;

114 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
3. Mengumpulkan dan melakukan verifikasi bukti-bukti pendukung bahwa bendahara telah
melakukan perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai sehingga mengakibatkan
terjadinya kerugian Negara;
4. Menginventarisasi harta kekayaan milik bendahara yang dapat dijadikan sebagai jaminan
penyelesaian kerugian Negara;
5. Menyelesaiakan kerugian Negara melalui SKTJM;
6. Memberikan pertimbangan kepada pimpinan instansi tentang kerugian Negara sebagai
bahan pengambilan keputusan dalam menetapkan pembebanan sementara;
7. Menatausahakan penyelesaian kerugian Negara;
8. Menyampaikan laporan perkembangan penyelesaian kerugian Negara kepada pimpinan
instansi dengan tembusan disampaikan kepada Badan pemeriksa Keuangan.

TPKN mengumpulkan dan melakukan verifikasi dokumen-dokumen, antara lain sebagai


berikut:
1. Surat keputusan pengangkatan sebagai bendahara atau sebagai pejabat yang melaksanakan
fungsi kebendaharaan;
2. Berita acara pemeriksaan kas/barang;
3. Register penutupan buku kas/barang;
4. Surat keterangan tentang sisa uang yang belum dipertanggungjawabkan dari Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
5. Surat keterangan bank tentang saldo kas di bank bersangkutan;
6. Fotokopi/rekaman buku kas umum bulan yang bersangkutan yang memuat adanya
kekurangan kas;
7. Surat tanda lapor dari kepolisian dalam hal kerugian Negara mengandung indikasi tindak
pidana;
8. Berita acara pemeriksaan tempat kejadian perkara dari kepolisian dalam hal kerugian Negara
terjadi karena pencucian atau perampokan;
9. Surat keterangan ahli waris dari kelurahan atau pengadilan.
10. TPKN mencatat kerugian Negara dalam daftar kerugian Negara.
11. Daftar kerugian Negara dibuat sesuai dengan lampiran II.

TPKN harus menyelesaikan verifikasi dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak memperoleh
penugasan. Selama dalam proses penelitian, bendahara dibebas tugaskan sementara dari
jabatannya. Mekanisme pembebastugasan dan penunjukan bendahara pengganti ditetapkan
oleh instansi masing-masing.

8.2.2 Laporan Hasil Verifikasi TPKN


TPKN melaporkan hasil verifikasi dalam Laporan Hasil Verifikasi Kerugian Negara dan
menyampaikan kepada pimpinan instansi. Pimpinan instansi menyampaikan Laporan Hasil
Verifikasi Kerugian Negara kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari sejak diteria dari TPKN dengan dilenhkapi dokumen sebagai berikut:
1. Surat keputusan pegangkatan sebagai bendahara atau sebagai pejabat yang melaksanakan
fugsi kebendaharaan;

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara 115


2. Berita acara pemeriksaan kas/barang;
3. Register penutupan buku kas/barang;
4. Surat keterangan tentang sisa uang yang belum dipertanggungjawabkan dari Pengguna
Anggaran/kuasa Pengguna Anggaran;
5. Surat ketarangan bank tentang saldo kas di bank bersangkutan;
6. Fotokopi/rekaman buku kas umum bulan yang bersangkutan yang meuat adanya
kekurarangan kas;
7. Surat tanda lapor dari kepolisian dalam hal kerugian Negara mengandung indikasi tindak
pidana;
8. Berita acara pemeriksaan tenpat kejadian perkara dari kepolisian dalam hal kerugian Negara
terjadi karena pencurian atau perampokan;
9. Surat keterangan ahli waris dari kelurahan atau pengadilan.

Berikut contoh bentuk dan isi surat pemberitahuan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
tentang kerugian Negara:

Gambar Gambar
8.1 Contoh 8.1
SuratContoh Surat Kerugian
Pemberitahuan Pemberitahuan Kerugian Negara/Daerah
Negara/Daerah

NAMA UNIT ORGANISASI/ SATUAN KERJA 1)

Nomor : ………..........…………. Tanggal ………..........………….


Lampiran : ………..........………….
Hal : Pemberitahuan terjadinya
kekurangan uang/barang

Kepada :
Yth. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
di
Jakarta

Bersama ini kami beritahukan bahwa dalam pengurusan uang /barang yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/Bendahara Barang *) a.n. ………………………… NIP. …………………… yang
pengawasannya menjadi tanggungjawab kami, telah terjadi kekurangan uang/barang (Kas tekor/barang) sebesar Rp
…………………..…… (………….. dengan huruf ……………).

Selanjutnya kami beritahukan bahwa atas peristiwa tersebut, tindakan yang telah kami ambil adalah :
1. .......................................................
2)
2. ........... ........... ........... ........... ......

Sehubungan dengan hal tersebut, guna penyelesaian kekurangan uang/barang dimaksud bersama ini kami lampirkan:
a. Berita Acara Pemeriksaan Kas/Fisik Barang;
b. Register Penutupan Kas;
c. Perhitungan yang dibuat Bendahara sebagai pertanggungjawaban;
d. Fotokopi Buku Kas Umum (BKU) bulan bersangkutan;
e. dan lain-lain (yang berkaitan dengan kasus).

Demikian pemberitahuan kami untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengenaan ganti
kerugian terhadap bendahara yang bersangkutan.
Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Atasan Langsung/Kepala Kantor 3)

116 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


……………………………
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH NIP. ……………………..

*) Coret yang tidak perlu


c. Perhitungan yang dibuat Bendahara sebagai pertanggungjawaban;
d. Fotokopi Buku Kas Umum (BKU) bulan bersangkutan;
e. dan lain-lain (yang berkaitan dengan kasus).

Demikian pemberitahuan kami untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengenaan ganti
kerugian terhadap bendahara yang bersangkutan.
Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Atasan Langsung/Kepala Kantor 3)

……………………………
NIP. ……………………..

*) Coret yang tidak perlu

8.3 Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak


(SKTJM)
Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disebut SKTJM adalah surat
keterangan yang menyatakan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa yang bersangkutan
bertanggung jawab atas kerugian Negara yang terjadi dan bersedia mengganti kerugian Negara
dimaksud paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima surat dari Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam hal bendahara menandatangani SKTJM, maka yang bersangkutan wajib menyerahkan
jaminan kepada TPKN, antara lain dalam bentuk dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. Bukti kepemilikan barang dan/atau kekayaan lain atas nama bendahara;
2. Surat kuasa menjual dan/atau mencairkan barang dan/atau kekayaan lain dari bendahara.
110
SKTJM yang telah ditandatangani oleh bendahara tidak dapat ditarik kembali. Surat kuasa
menjual dan/atau mencairkan barang dan/atau harta kekayaan yang dijaminkan berlaku setelah
Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebanan. Bentuk danisi SKTJM
dibuat sesuai dengan contoh sebagai berikut:

Gambar 8.2 Contoh Surat Keterangan TanggungJawab Mutlak

Lampiran 3
SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
(SKTJM)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : …………………….………...…………………….………...…......…………………….……
NIP : …………………………………………………….………... ….....…………………….……
Pangkat/Golongan : …………………………………………………….………...……..…………………….……
1)
Tempat/ Tgl. Lahir : …………………………………………………….………...……..…………………….……
Alamat : …………………………………………………….………...……..…………………….……
No. & Tgl. SK Pengangkatan Sebagai Bendahara : …………………….………...………...........……………….……
Menyatakan dengan tidak akan menarik kembali, bahwa saya bertanggungjawab atas kerugian Negara sebesar
Rp…………………………………………(……….….. dengan huruf ………….), yakni kerugian yang disebabkan : 2)

…………………………………….......................................................................................……………………………….
Kerugian tersebut akan saya ganti dengan menyetorkan jumlah tersebut ke Kas Negara/Daerah *) di …………………….dalam
jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak saya menandatangani SKTJM ini. 3)

Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai
berikut:
1. ......…………………….………...
2. ......…………………….………... 4)

3. .......…………………….………...
Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti
seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut.

…………………,…………………. 5)

Mengetahui : meterai cukup

Kepala …………………(Satuan Organisasi) 6) Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara


(Nama Bendahara) 117

…………………………………
Saksi – Saksi :
1. …………………....…..……………
7)
jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak saya menandatangani SKTJM ini. 3)

Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai
berikut:
1. ......…………………….………...
2. ......…………………….………... 4)

3. .......…………………….………...
Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti
seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut.

…………………,…………………. 5)

Mengetahui : meterai cukup

Kepala …………………(Satuan Organisasi) 6) (Nama Bendahara)

…………………………………
Saksi – Saksi :
1. …………………....…..……………
7)
2. …………………………………….

*) coret yang tidak perlu

Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan identitas lengkap bendahara yang menandatangani SKTJM.
2) Diisi dengan jumlah kerugian negara yang terjadi dan perbuatan yang dilakukan
oleh bendahara sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara.
3) Diisi dengan tempat Kantor Kas Negara/Daerah dimana uang tersebut akan disetorkan.
4) Diisi dengan barang-barang milik bendahara yang dijadikan jaminan atas pelunasan kerugian negara.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal SKTJM ditandatangani.
6) Diisi dengan nama satuan kerja yang bersangkutan dan ditandatangai oleh kepala satuan kerja.
7) Diisi dengan nama dua orang saksi dari Pemeriksa BPK atau lingkungan instansi yang bersangkutan yang ikut menyaksikan penandatanganan SKTJM ini.

8.4 Jangka Waktu Penggantian Kerugian Negara


8.4 Jangka Waktu Penggantian Kerugian Negara
Penggantian kerugian Negara dilakukan secara tunai selambat-lambatnya 40 (empat puluh)
hari kerja sejakkerugian
Penggantian SKTJM Negara
ditandatangani.
dilakukanApabila bendahara
secara tunai telah mengganti
selambat-lambatnya kerugianpuluh)
40 (empat Negara,
hari kerja sejak SKTJM ditandatangani. Apabila bendahara telah mengganti kerugian Negara,
TPKN mengembalikan bukti kepemilikan barang dan surat kuasa menjual. Dalam rangka
TPKN mengembalikan
pelaksanaan bukti kepemilikan
SKTJM, bendahara barang dan/atau
dapat menjual dan suratmencairkan
kuasa menjual.
hartaDalam rangka
kekayaan yang
pelaksanaan
dijaminkan, SKTJM,
setelah bendahara
mendapat dapat menjual
persetujuan dan di dan/atau mencairkanTPKN.
bawah pengawasan harta kekayaan yang
dijaminkan,
1. setelah mendapat
TPKN melaporkan persetujuan
hasil penyelesaian dan di bawah
kerugian Negarapengawasan TPKN.
melalui SKTJM atau surat pernyataan
bersedia mengganti kerugian Negara kepada pimpinan instansi
1. TPKN melaporkan hasil penyelesaian kerugian Negara melalui SKTJM atau surat
2. Pimpinan instansibersedia
pernyataan memberitahukan
menggantihasil penyelesaian
kerugian kerugian
Negara kepada Negarainstansi
pimpinan melalui SKTJM atau
surat pernyataaninstansi
2. Pimpinan bersedia mengganti kerugian
memberitahukan hasil Negara sebagaimana
penyelesaian kerugiandimaksud
Negara dalam
melaluiayat
SKTJM atau surat pernyataan bersedia mengganti kerugian Negara sebagaimana
(1) kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak menerima
laporan TPKN.

Dalam hal bendahara telah mengganti kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan
mengeluarkan surat rekomendasi kepada pimpinan instansi agar kasus kerugian negara
dikeluarkan dari daftar kerugian negara. 112

8.5 Pembebasan Kerugian Negara Sementara


Dalam hal SKTJM tidak diperoleh atau tidak dapat menjamin pengembalian kerugian
negara, pimpinan instansi mengeluarkan surat keputusan pembebanan sementara dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari sejak bendahara tidak bersedia menandatangi SKTJM. Pimpinan instansi
memberitahukan surat keputusan pembebanan sementara kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
Bantuk dan isi surat keputusan pembebanan sementara dibuat sesuai contoh berikut:

118 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Gambar 8.3 Contoh Surat Keputusan Pembebanan Kerugian Negara Sementara

Lampiran 3
SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
(SKTJM)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : …………………….………...…………………….………...…......…………………….……
NIP : …………………………………………………….………... ….....…………………….……
Pangkat/Golongan : …………………………………………………….………...……..…………………….……
1)
Tempat/ Tgl. Lahir : …………………………………………………….………...……..…………………….……
Alamat : …………………………………………………….………...……..…………………….……
No. & Tgl. SK Pengangkatan Sebagai Bendahara : …………………….………...………...........……………….……
Menyatakan dengan tidak akan menarik kembali, bahwa saya bertanggungjawab atas kerugian Negara sebesar
Rp…………………………………………(……….….. dengan huruf ………….), yakni kerugian yang disebabkan : 2)

…………………………………….......................................................................................……………………………….
Kerugian tersebut akan saya ganti dengan menyetorkan jumlah tersebut ke Kas Negara/Daerah *) di …………………….dalam
jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak saya menandatangani SKTJM ini. 3)

Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai
berikut:
1. ......…………………….………...
2. ......…………………….………... 4)

3. .......…………………….………...
Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti
seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut.

…………………,…………………. 5)

Mengetahui : meterai cukup

Kepala …………………(Satuan Organisasi) 6) (Nama Bendahara)

…………………………………
Saksi – Saksi :
1. …………………....…..……………
7)
2. …………………………………….

*) coret yang tidak perlu

Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan identitas lengkap bendahara yang menandatangani SKTJM.
2) Diisi dengan jumlah kerugian negara yang terjadi dan perbuatan yang dilakukan
oleh bendahara sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara.
3) Diisi dengan tempat Kantor Kas Negara/Daerah dimana uang tersebut akan disetorkan.
4) Diisi dengan barang-barang milik bendahara yang dijadikan jaminan atas pelunasan kerugian negara.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal SKTJM ditandatangani.
6) Diisi dengan nama satuan kerja yang bersangkutan dan ditandatangai oleh kepala satuan kerja.
7) Diisi dengan nama dua orang saksi dari Pemeriksa BPK atau lingkungan instansi yang bersangkutan yang ikut menyaksikan penandatanganan SKTJM ini.

Surat keputusan pembebanan sementara mempunyai kekuatan hokum untuk melakukan


sita jaminan. Pelaksanaan sita jaminan oleh instansi yang bersangkutan kepada instansi yang
berwenang melakukan penyitaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya
surat keputusan pembebanan sementara. Pelaksanaan sita jaminan dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara 119

114
Surat keputusan pembebanan sementara mempunyai kekuatan hokum untuk melakukan
sita jaminan. Pelaksanaan sita jaminan oleh instansi yang bersangkutan kepada instansi yang
berwenang melakukan penyitaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya
surat keputusan pembebanan sementara. Pelaksanaan sita jaminan dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8.6 Penetapan Batas Waktu


Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan SK PBW apabila :
1. Badan Pemeriksa Keuangan tidak menerima Laporan Hasil Verifikasi Kerugian Negara dari
pimpinan instansi dan
2. Berdasarkan pemberitahuan pimpinan instansi tentang pelaksanaan SKTJM ternyata
bendahara tidak melaksanakan SKTJM.

SK PBW disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung bendahara atau kepala
kantor/satuan kerja dengan tembusan kepada pimpinan instansi dengan tanda terima dari
bendahara. Tanda terima dari bendahara disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan oleh
atasan langsung bendahara atau kepala kantor/satuan kerja selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
sejak SK PBW diterima bendahara. Bentuk dan isi SK PBW dibuat sesuai dengan contoh berikut :

Gambar 8.4 Contoh SK Penetapan Batas Waktu Pengajuan Keberatan

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA
Nomor : ....................... 1)
Tentang
PENETAPAN BATAS WAKTU PENGAJUAN KEBERATAN
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
Menimbang : a. ....................................................
b. .................................................... 2)
c. ....................................................
Mengingat : 1. ....................................................
2. .................................................... 3)
3. ....................................................
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan tentang Penetapan Batas Waktu Pengajuan Keberatan
PERTAMA : Menyatakan bahwa Saudara ........................ Bendahara/Mantan Bendahara pada ...........(unit kerja dan
instansi) .......... di ................ bertanggungjawab atas kerugian negara sebesar Rp. ...................... (.............
dengan huruf ...........) sebagai akibat kesalahan/kelalaian yang dilakukannya sehingga mengakibatkan
terjadinya kerugian negara tersebut. 4)
KEDUA : Memberi kesempatan kepada Saudara ...................... untuk mengajukan keberatan atau pembelaan diri
atas kerugian negara dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung setelah menerima surat
keputusan ini. 5)
KETIGA : Apabila sampai dengan batas waktu 14 (empat belas) hari tersebut bendahara yang bersangkutan tidak
mengajukan keberatan atau pembelaan diri atas kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan akan
segera menerbitkan Surat Keputusan Pembebanan.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : …………………
6)
Pada tanggal : …………………
---------------------------------------------------
120 BADAN PEMERIKSA
Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah KEUANGAN
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
KETUA,

(....................Nama Ketua.....................)
KEDUA : Memberi kesempatan kepada Saudara ...................... untuk mengajukan keberatan atau pembelaan diri
atas kerugian negara dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung setelah menerima surat
keputusan ini. 5)
KETIGA : Apabila sampai dengan batas waktu 14 (empat belas) hari tersebut bendahara yang bersangkutan tidak
mengajukan keberatan atau pembelaan diri atas kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan akan
segera menerbitkan Surat Keputusan Pembebanan.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : …………………
6)
Pada tanggal : …………………
---------------------------------------------------
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
KETUA,

(....................Nama Ketua.....................)

ANGGOTA,
7)
(....................Nama Anggota..................)

ANGGOTA,

(....................Nama Anggota....................)
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1. Menteri/ Ketua Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota .............. di ...............
2. .................... dst. 8)
3. .................... (mantan bendahara bersangkutan).

8.6.1 Pengajuan Keberatan atas SK PBW


• Bendahara dapat mengajukan keberatan atas SK PBW kepada Badan Pemeriksa Keuangan
dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal penerimaan SK PBW yang tertera
pada tanda terima.
• Badan Pemeriksa Keuangan menerima atau menolak keberatan bendahara, dalam kurun
waktu 6 (enam) bulan sejak surat keberatan dari bendahara tersebut diterima oleh Badan
Pemeriksa Keuangan.

116
• Apabila setelah jangka waktu 6 (enam) bulan terlampaui, Badan Pemeriksa Keuangan tidak
mengeluarkan putusan atas keberatan yang diajukan bendahara, maka keberatan dari
bendahara diterima.
• Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebasan, apabila menerima
keberatan yang diajukan oleh bendahara/pengampu/ yang memperoleh hak/ahli waris.

8.7 Pembebanan Kerugian Negara


Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebanan apabila:
• Jangka waktu untuk mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 telah
terlampaui dan bendahara tidak mengajukan keberatan; atau
• Bendahara mengajukan keberatan tetapi ditolak; atau
• Telah melampaui jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak ditandatangani SKTJM namun
kerugian negara negara belum diganti sepenuhnya.

Bentuk dan isi surat keputusan pembebanan dibuat sesuai dengan contoh berikut ini:

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara 121


Gambar 8.5 Contoh SK Pembebanan Kerugian Negara

Lampiran VI

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA
Nomor ...................... 1)
Tentang
PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA KEPADA ............. 2)
ATAS NAMA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
Menimbang : a. ..............................
b. .............................. 3)
c. ..............................
Mengingat : 1. ...............................
2. ............................... 4)
3. ...............................

M E M U T U S K A N

Menetapkan : Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Pembebanan Penggantian Kerugian


Negara Kepada .............. 5)
PERTAMA : Menyatakan Saudara ............, NIP. ................., Bendahara/Mantan Bendahara pada .............(nama unit
kerja, instansi/ provinsi/Kabupaten/Kota)...... telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
kesalahan atau kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian negara yang terjadi dalam
pengurusan/pengelolaannya senilai Rp.............. (......... dengan huruf ...........) 6)
KEDUA : Saudara .......... diwajibkan untuk mengganti kerugian negara dengan jumlah sebagaimana tercantum
dalam Diktum PERTAMA dengan cara menyetorkan ke Kas Negara/Daerah*) 7)
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : …………………
Pada tanggal : ………………… 8)
---------------------------------------------------
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
KETUA,

(....................Nama Ketua.....................)

ANGGOTA,
9)
(....................Nama Anggota..................)

ANGGOTA,

(....................Nama Anggota....................)
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1. Menteri/ Ketua Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota ............................ di ...........................
2. Direktur PT Taspen/ Kepala KPKN di .............................................. 10)
3. ....................................................Yang bersangkutan.

Surat Keputusan Pembebanan disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung


bendahara atau kepala kantor/ satuan kerja bendahara dengan tembusan kepada pimpinan
instansi yang bersangkutan dengan tanda terima dari bendahara. Surat Keputusan Pembebanan
telah mempunyai kekuatan hukum yang bersifat final.

Surat Keputusan Pembebanan disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung


bendahara atau kepala kantor/ satuan kerja bendahara dengan tembusan kepada pimpinan
instansi yang bersangkutan dengan tanda terima dari bendahara. Surat Keputusan
Pembebanan telah mempunyai kekuatan hukum yang bersifat final.

122 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH

118
8.7.1 Pelaksanaan Keputusan Pembebanan
Berdasarkan surat keputusan pembebanan dari Badan Pemeriksa Keuangan, bendahara
wajib mengganti kerugian negara dengan cara menyetorkan secara tunai ke kas negara/daerah
dalam jangka waktu salambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima surat keputusan
pembebanan.

Dalam hal bendahara telah mengganti kerugian negara secara tunai, maka harta kekayaan
yang telah disita dikembalikan kepada yang bersangkutan.

Surat keputusan pembebanan memiliki hak mendahului:


1. Surat keputusan pembebanan mempunyai kekuatan hukum untuk pelaksanaan sita eksekusi.
2. Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari telah terlampaui dan bendahara tidak mengganti
kerugian negara secara tunai, instansi yang bersangkutan mengajukan permintaan kepada
instansi yang berwenang untuk melakukan penyitaan dan penjualan lelang atas atas harta
kekayaan bendahara.
3. Selama proses pelelangan dilaksanakan, dilakukan pemotongan penghasilan yang diterima
bendahara sebesar 50% (lima puluh persen) dari setiap bulan sampai lunas.

Pelaksanaan penyitaan dan penjualan dan/atau pelelangan diatur lebih lanjut oleh masing-
masing instansi, setelah berkoordinasi dengan instansi yang berwenang dalam melakukan
penyitaan dan penjualan dan/atau pelelangan. Apabila bendahara tidak memiliki harta kekayaan
untuk dijual atau hasil penjualan tidak mencukupi untuk penggantian kerugian negara, maka
pimpinan instansi yang bersangkutan mengupayakan pengembalian kerugian negara melalui
pemotongan serandah-rendahnya sebesar 50% (lima puluh persen) ddari penghasilan tiap
bulan sampai lunas. Sedangkan bagi bendahara memasuki masa pensiun, maka dalam SKPP
dicantumkan bahwa yang bersangkutan masih mempunyai utang kepada negara dan taspen
yang menjadi hak bendahara dapat diperhitungkan untukmengganti kerugian negara.

8.8 Kadaluwarsa
• Kewajiban bendahara untuk membayar ganti rugi menjadi kadaluwarsa jika dalam waktu 5
(lima) tahun sejak diketahuinya kerugian negara atau dalam waktu 8 (delapan) tahun sejak
terjadinya kerugian negara tidak dilakukan penuntutan ganti rugi.
• Tanggung jawab ahli waris, pengampu, atau pihak lain yang memperoleh hak dari bendahara
menjadi hapus apabila 3 (tiga) tahun telah lewat sejak keputusan pengadilan yang
menetapkan pengampuan kepada bendahara, atau sejak bendahara diketahui melarikan diri
atau emninggal dunia tidak diberitahukan oleh pejabat yang berwenang tentang kerugian
negara.

8.9 Sanksi
Bendahara yang telah ditetapkan untuk mengganti kerugian negara dapat dikenakan sanksi
administratif dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara 123


Atasan langsung bendahara atau kepala kantor/satuan kerja yang tidak melaksanakan
kewajiban melaporkan setiap kerugian negara kepada pimpinan instansi dan memberitahukan
Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setalah kerugian negara
diketahui.

Badan Pemeriksa Keuangan segera mengeluarkan surat keputusan pencatatan apabila:


• Bendahara melarikan diri dan tidak diketahui keberadaannya serta tidak ada keluarga;
• Bendahara meninggal dunia dan ahli waris tidak diketahui keberadaannya.

Bentuk dan isi surat keputusan pencatatan sebagai berikut:

Gambar 8.6 Contoh SK Pencatatan

Lampiran VIII

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA
Nomor : ...................... 1)
Tentang
PENCATATAN KERUGIAN NEGARA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. ...............................
b. ............................... 2)

c. ..............................
Mengingat : 1. ..............................
2. ............................... 3)
3. ..............................

M E M U T U S K A N

Menetapkan : Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Pencatatan Kerugian Negara


PERTAMA : Mencatat kerugian negara yang menjadi tanggung jawab Saudara .............., Bendahara/Mantan Bendahara pada
......... (nama satuan kerja, Instansi/Provinsi/Kabupaten/Kota) sebesar Rp......................... (.......... dengan huruf
...........). 4)
KEDUA : Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan penuntutan apabila dikemudian hari keberadaan mantan bendahara
tersebut pada Diktum Pertama diketahui.
KETIGA : Apabila dalam jangka waktu 30 tahun Badan Pemeriksa Keuangan tidak dapat menerbitkan Surat Keputusan
tentang Pembebanan Penggantian Kerugian Negara atas kasus tersebut, maka demi hukum tidak dapat dilakukan
penuntutan kepada mantan Bendahara tersebut.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : …………………
Pada tanggal : ………………… 5)

--------------------------------------------------------
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
KETUA,

(....................Nama Ketua.....................)

ANGGOTA,
6)

(....................Nama Anggota..................)

ANGGOTA,

(....................Nama Anggota....................)

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :


1. Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota ...............................;
2. Sekretaris Jenderal/Sekretaris Daerah Departemen/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..................................; 7)
3. Kepala Kantor .......................................... di ............................ .

Petunjuk Pengisian :
124 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
1) Diisi dengan nomor keputusan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BPK.
2) Diisi dengan uraian singkat mengenai fakta dan keadaan yang menjadi alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlunya ditetapkannya keputusan ini.
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
3) Diisi dengan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum pengeluaran keputusan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
4) Diisi dengan nama bendahara/mantan bendahara, nama unit kerja/instansi, dan jumlah kerugian yang terjadi.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal keputusan ditetapkan.
6) Diisi dengan nama ketua dan anggota Majelis Tuntutan Perbendaharaan di BPK.
7) Diisi dengan nama-nama instansi yang terkait dengan keputusan ini.
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1. Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota ...............................;
2. Sekretaris Jenderal/Sekretaris Daerah Departemen/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..................................; 7)
3. Kepala Kantor .......................................... di ............................ .

Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan nomor keputusan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BPK.
2) Diisi dengan uraian singkat mengenai fakta dan keadaan yang menjadi alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlunya ditetapkannya keputusan ini.
3) Diisi dengan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum pengeluaran keputusan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
4) Diisi dengan nama bendahara/mantan bendahara, nama unit kerja/instansi, dan jumlah kerugian yang terjadi.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal keputusan ditetapkan.
6) Diisi dengan nama ketua dan anggota Majelis Tuntutan Perbendaharaan di BPK.
7) Diisi dengan nama-nama instansi yang terkait dengan keputusan ini.

8.10 Keputusan Pengadilan


Putusan hakim yang menjatuhkan hukuman terhadap seorang bendahara yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat dijadikan bukti tentang perbuatan melawan hukum
baik sengaja maupun lalai dalam proses tuntutan penggantian kerugian negara.

Dalam hal ini penggantian kerugian negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, berbeda dengan nilai kerugian negara dalam surat keputusan
pembebanan, maka kerugian negara wajib dikembalikan sebesar nilai yang tercantum dalam
121
surat keputusan pembebanan.

Apabila sudah dilakukan eksekusi atas putusan pengadilan untuk penggantian kerugian
negara dengan cara disetorkan ke kas negara/daerah, pelaksanaan surat keputusan pembebanan
diperhitungkan sesuai dengan nilai pengganti yang sudah disetorkan ke kas negara/daerah.

8.11 Latihan Soal


1. Jelaskan dasar hukum tentang tata cara penyelesaian kerugian negara!
2. Apabila Bendahara tidak berkenaan menandatangani SKTJM apa langkah-langkah yang
harus dilakukan oleh pimpinan instansi?
3. Jelaskan keanggotaan TPKN, tugas dan prosedur dalam penyelesaian kerugian negara !

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara 125


126 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
TOPIK 9
SIMULASI PENATAUSAHAAN
KEUANGAN DAERAH

Simulasi Penatausahaan Keuangan Daerah 127


Deskripsi :
Topik inimembahas simulasi penerimaan Kas SKPD, pengeluaran Kas SKPD, penerimaan
Kas PPKD dan pengeluaran Kas PPKD dalam bentuk contoh dan latihan.

Sub Topik Kata Kunci

Simulasi Penatausahaan Penerimaan


Kas SKPD
ð Bendahara Penerimaan SKPD

Simulasi Penatausahaan Pengeluaran ð Bendahara Pengeluaran SKPD


Kas SKPD

Simulasi Penatausahaan Penerimaan ð Bendahara Penerimaan PPKD


Kas PPKD

Simulasi Penatausahaan Pengeluaran ð Bendahara Pengeluaran PPKD


Kas PPKD.

Referensi:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah jo.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.

128 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
9.1 Simulasi Penatausahaan Penerimaan Kas
SKPD
9.1.1 Contoh pembukuan transaksi bendahara penerimaan SKPD
Contoh 1:

Pada tanggal 20 November 2013, Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan Kota Damai
menerima pendapatan dari Retribusi Pelayanan Kesehatan sebesar Rp. 8.000.000. Pendapatan
ini diterima secara tunai. Nomor Tanda Bukti Penerimaannya 1/TBP/1.02.13.

Analisis Transaksi

Atas transaksi di atas, Bendahara Penerimaan melakukan Pengisian Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan pada bagian penerimaan. Kolom yang diisi ialah no.bukti,
tanggal transaksi, cara pembayaran, kode rekening, uraian dan jumlah.

PEMERINTAH KOTA DAMAI


BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN
BENDAHARA PENERIMAAN
SKPD : Dinas Kesehatan
Periode : November 2013
Penerimaan Penyetoran
No. Cara Kode Ket.
Tgl. No.Bukti Uraian Jumlah Tgl. No.STS Jumlah
Pembayaran Rekening
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 20 1/TBP/1.02.13 Tunai 4.1.1.01.01 Retribusi 8.000.000
Pelayanan
Kesehatan

Contoh
Contoh2:2:
Pada tanggal 21 November 2013 Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan, Ibu Susi,
Pada tanggal 21 November 2013 Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan, Ibu Susi,
melakukan penyetoran ke rekening kas daerah atas pendapatan retribusi yang diterima pada
melakukan penyetoran ke rekening kas daerah atas pendapatan retribusi yang diterima pada
tanggal 20 November 2013. Nomor STS nya adalah 1/STS/1.02.13.
tanggal 20 November 2013. Nomor STS nya adalah 1/STS/1.02.13.
Analisis Transaksi
Analisis Transaksi
Berdasarkan STS tersebut, Bendahara Penerimaan:
Berdasarkan STS tersebut, Bendahara Penerimaan:
1) mengisi Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penyetoran,kolom tanggal,
1) mengisi Buku
No.STS Penerimaan
dan dan Penyetoran pada bagian penyetoran,kolom tanggal, No.STS
jumlah penyetoran.
dan jumlah penyetoran.
2) mengisi register STS, kolom nommor urut, nomor STS, tanggal STS, rekening
2) mengisi register STS, kolom nommor urut, nomor STS, tanggal STS, rekening pendapatan
pendapatan yang disetorkan, uraian pendapatan yang disetorkan dan nama
yang penyetor.
disetorkan, uraian pendapatan yang disetorkan dan nama penyetor.

PEMERINTAH KOTA DAMAI


BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN
BENDAHARA PENERIMAAN

SKPD : Dinas Kesehatan


Periode : November 2013
Penerimaan Penyetoran
No. Cara Kode Ket.
Tgl. No.Bukti Uraian Jumlah Tgl. No.STS Jumlah
Pembayaran Rekening
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 20 1/TBP/1.02.13 Tunai 4.1.1.01.01 Retribusi 8.000.000 21 1/STS/1.02.13 8.000.000
Pelayanan
Kesehatan

Simulasi Penatausahaan Keuangan Daerah 129

PEMERINTAH KOTA DAMAI


REGISTER STS
1) mengisi Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penyetoran,kolom tanggal,
No.STS dan jumlah penyetoran.

2) mengisi register STS, kolom nommor urut, nomor STS, tanggal STS, rekening
pendapatan yang disetorkan, uraian pendapatan yang disetorkan dan nama
penyetor.
PEMERINTAH KOTA DAMAI
BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN
BENDAHARA PENERIMAAN

SKPD : Dinas Kesehatan


Periode : November 2013
Penerimaan Penyetoran
No. Cara Kode Ket.
Tgl. No.Bukti Uraian Jumlah Tgl. No.STS Jumlah
Pembayaran Rekening
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 20 1/TBP/1.02.13 Tunai 4.1.1.01.01 Retribusi 8.000.000 21 1/STS/1.02.13 8.000.000
Pelayanan
Kesehatan

PEMERINTAH KOTA DAMAI


REGISTER STS
SKPD DINAS KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN

Bendahara Penerimaan : Susi


No. Kode
No. Tanggal Uraian Jumlah Penyetor Ket.
STS Rekening

1 2 3 4 5 6 7 8

1 1/STS/1.02.13 21.11.2013 4.1.1.01.01 Retribusi 8.000.000 Ibu Susi


Pelayanan
Kesehatan

9.1.2 Latihan pembukuan dan pertanggungjawaban bendahara 124


penerimaan SKPD
Berikut adalah transaksi penerimaan dari SKPD Dinas Kesehatan selama tahun 2015. Bapak/
ibu/saudara/saudari diminta untuk mengisi buku penerimaan dan buku penyetoranserta register
Surat Tanda Setoran (STS) yang telah disiapkan dalam bentuk soft copy (aplikasi excel).

Transaksi 1: PENERIMAAN PENDAPATAN SECARA TUNAI

Pada tanggal 10 Januari 2015, Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan menerima


pendapatan dari Retribusi Pelayanan Kesehatan sebesar Rp. 5.500.000. Pendapatan ini diterima
secara tunai. Nomor Tanda Bukti Penerimaannya 1/TBP/1.02.01.

Pada tanggal 11 Januari 2015 Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan melakukan


penyetoran ke rekening kas daerah atas pendapatan retribusi yang diterima pada tanggal 10
Januari 2015. Nomor STS nya adalah 1/STS/1.02.01.

Transaksi 2: PENERIMAAN PENDAPATAN MELALUI REKENING KASDA


Pada tanggal 14 Januari 2015, diterima pendapatan retribusi pelayanan kesehatan sebesar
Rp. 13.500.000, pendapatan ini diterima melalui rekening kas umum daerah. Nomor Nota
Kredit 1/NK/1.02.01.

130 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Transaksi 3: PENERIMAAN PENDAPATAN MELALUI REKENING BANK BENDAHARA
PENERIMAAN
Pada tanggal 28 Januari 2015, diterima pendapatan retribusi pelayanan kesehatan sebesar
Rp. 11.500.000, pendapatan ini diterima melalui rekening bank bendahara penerimaan dinas
kesehatan. Nomor Tanda Bukti Penerimaannya 2/TBP/1.02.01.
Pada tanggal 29 Januari 2015, dilakukan penyetoran ke rekening kas umum atas penerimaan
retribusi pelayanan kesehatan yang diterima pada tanggal 28 Januari 2015. Nomor STS nya
adalah 2/STS/1.02.01.

Transaksi 4: PENERIMAAN PENDAPATAN MELALUI REKENING BANK BENDAHARA


PENERIMAAN
Pada tanggal 30 Januari 2015, diterima pendapatan retribusi pelayanan kesehatan sebesar
Rp. 32.000.000, pendapatan ini diterima melalui rekening bank bendahara penerimaan dinas
kesehatan. Nomor Tanda Bukti Penerimaannya 3/TBP/1.02.01.

Transaksi 5: PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN


Pada tanggal 2 Februari 2015, Bendahara Penerimaan SKPD menyusun pertanggung-
jawaban administratif dan fungsional bulan Januari 2015.

Transaksi 6: PENYETORAN PENDAPATAN


Karena tanggal 31 Januari 2015 merupakan hari libur bendahara penerimaan meyetorkan
pendapatan yang diterima tanggal 30 Januari 2015 pada tanggal 2 Februari 2015 dengan
Nomor STS nya adalah 3/STS/1.02.01.

Transaksi 7: PENERIMAAN PENDAPATAN SECARA TUNAI


Pada tanggal 10 Februari 2015, Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan menerima
pendapatan dari Retribusi Pelayanan Kesehatan sebesar Rp. 3.500.000. Pendapatan ini
diterima melalui tunai. Nomor TBP : 4/TBP/1.02.01.
Pada tanggal 11 Februari 2015 Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan melakukan
penyetoran ke rekening kas daerah atas pendapatan retribusi yang diterima pada tanggal 10
Februari 2015. Nomor STS nya adalah 4/STS/JAN/11.

Transaksi 8: PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN


Pada tanggal 3Maret 2015, Bendahara Penerimaan SKPD menyusun pertanggungjawaban
administratif dan fungsional bulan Februari 2015.

9.2 Simulasi Penatausahaan Pengeluaran Kas


SKPD
9.2.1 Contoh pembukuan transaksi bendahara pengeluaran SKPD
Berikut ini adalah beberapa contoh transaksi pengeluaran SKPD dan analisis transaksi serta
cara pencatatan pada Buku Kas Umum dan Buku Pembantu.

Simulasi Penatausahaan Keuangan Daerah 131


9.2 Simulasi Penatausahaan Pengeluaran Kas SKPD

9.2.1 Contoh pembukuan transaksi bendahara pengeluaran SKPD


Contoh 1:
Berikut ini adalah beberapa contoh transaksi pengeluaran SKPD dan analisis transaksi serta
cara pencatatan
Tanggal pada Buku
10 Januari 2014 Kas Umum
dibeli dan Buku
Alat Tulis Pembantu.
Kantor (kertas dan pulpen) sebesar Rp. 2.200.000,-
pada Anton Toko ATK Jaya (dikenakan pajak PPN dan PPh).
Contoh 1:
TanggalTransaksi
Analisis 10 Januari 2014 dibeli Alat Tulis Kantor (kertas dan pulpen) sebesar Rp. 2.200.000,-
pada Anton Toko ATK Jaya (dikenakan pajak PPN dan PPh).
Atas Transaksi diatas Bendahara Pengeluaran melakukan pembukuan belanja ATK sebesar
Analisis
nilai bruto Transaksi
yaitu Rp 2.200.000 dan dicatat pada:
Atas
1) Transaksi
BKU diataspengeluaran.
pada kolom Bendahara Pengeluaran melakukan pembukuan belanja ATK sebesar
nilai bruto yaitu Rp 2.200.000 dan dicatat pada:
2) Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.
1) BKU pada kolom pengeluaran.
3) Buku Pembantu
2) Buku PajakKas
Pembantu pada Kolom
Tunai padaPenerimaan atas pemungutan PPN dan pemotongan PPh
kolom pengeluaran.
223) Buku Pembantu Pajak pada Kolom Penerimaan atas pemungutan PPN dan
4) Buku pemotongan PPh 22Obyek pada kolom UP/GU, TU.
Pembantu Rincian
4) Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU, TU.

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA


BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN :
No. Tanggal Kode Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000
2 10 Jan 5.2.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000
PPN 200.000 48.000.000
PPh 22 30.000 48.030.000

Buku Kas Tunai


Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo
....... ...................... 10.000.000
10 Jan 2 Pembelian ATK 2.200.000 7.800.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA


BUKU REKAPITULASI PENGELUARAN
PER RINCIAN OBYEK
SKPD Dinas Tata Kota
Kode Rekening 5.1.2.01.01
Nama Rekening Belanja ATK
Kredit APBD 12.000.000
Tahun Anggaran 2014
Pengeluaran
Nomor
Tanggal (Rp)
BKU
Uraian LS UP/GU/TU Jumlah
1 2 3 4 5 6

10 Jan 2 Belanja ATK 2.000.000 2.000.000


Jumlah bulan ini …………….. ... 2.000.000
Jumlah sampai dengan bulan lalu ………. 0

Jumlah sampai dengan bulan ini .................... 2.000.000

127

132 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Buku Pajak
Buku Pajak
PPh/PPN
PPh/PPN
Tanggal No. Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo
Tanggal No. Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo
BKU
BKU
10-01-14 2 Dipungut PPN atas
10-01-14 2 Dipungut PPN atas
Pembelian ATK 200.000 200.000
Pembelian ATK 200.000 200.000
Dipotong PPh-22
Dipotong PPh-22
atas Pembelian ATK 30.000 230.000
atas Pembelian ATK 30.000 230.000

Berdasarkan
Berdasarkan contoh
contoh transaksi
transaksi diatas,
diatas, ketika
ketika bendahara
bendahara pengeluaran
pengeluaran melakukan
melakukan penyetoran
penyetoran
Berdasarkan
atas pungutan
contoh
pajak,
transaksi diatas,
bendahara
ketika bendahara
pengeluaran melakukan
pengeluaran
pembukuan
melakukan
sebesar
penyetoran
jumlah pajak yang
atas pungutan pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak
atas pungutan pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak
disetorkan sebagaisebagai
yang disetorkan “setoran PPh/PPN”
"setoran di:
PPh/PPN" di:
yang disetorkan sebagai "setoran PPh/PPN" di:
1. BKU
1. BKU pada pada
kolom kolom pengeluaran.
pengeluaran.
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2.
2. Buku 2.
Buku Pembantu Pajak padapengeluaran.
kolom pengeluaran.
Buku Pembantu
Pembantu Pajak
Pajak pada pada kolom pengeluaran.
kolom

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA


PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA
BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
SKPD :
SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN :
BENDAHARA PENGELUARAN :
Kode
No. Tanggal Kode Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
No. Tanggal Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000
…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000
2 10 Jan 5.1.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000
2 10 Jan 5.1.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000
PPN 200.000 48.000.000
PPN 200.000 48.000.000
PPh 22 30.000 48.030.000
PPh 22 30.000 48.030.000
Penyetoran
Penyetoran
2 10 Jan PPn/PPh 230.000 47.800.000
2 10 Jan PPn/PPh 230.000 47.800.000

Contoh 2:

Tanggal 11 Januari 2012, Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD)/memo persetujuan PA/
KPA Bendahara memberikan panjar kepada Ahmad Basuki sebesar Rp150.000,- untuk pembelian
Contoh 2:
Contoh 2:
materai.
Tanggal 11 Januari 2012, Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD)/memo persetujuan
Tanggal 11 Januari 2012, Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD)/memo persetujuan
PA/KPA Bendahara memberikan panjar kepada Ahmad Basuki sebesar Rp150.000,- untuk
PA/KPATransaksi
Analisa Bendahara memberikan panjar kepada Ahmad Basuki sebesar Rp150.000,- untuk
pembelian materai.
pembelian materai.
Atas pemberian panjar kepada Ahmad Basuki Bendahara Pengeluaran mencatat sebesar
Analisa
uang yangTransaksi
diberikan pada:
Analisa Transaksi
Atas pemberian panjar kepada Ahmad Basuki Bendahara Pengeluaran mencatat sebesar
Atas
1. pemberian
BKU pada kolompanjar kepada Ahmad Basuki Bendahara Pengeluaran mencatat sebesar
pengeluaran
uang yang diberikan pada:
uang yang
2. Buku diberikan
Pembantu pada:
Kas Tunai pada kolom pengeluaran
1. BKU pada kolom pengeluaran
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku
3. Buku Pembantu
Pembantu Kas
Panjar Tunai
pada padapengeluaran
kolom kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran

Simulasi Penatausahaan Keuangan Daerah 133


128
128
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA
BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
SKPD :
BENDAHARA
PENGELUARAN :
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening

…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000


2 10 Jan 5.1.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000
Dipungut PPN 200.000 48.000.000
Dipotong PPh 22 30.000 48.030.000
2 10 Jan Penyetoran PPn/PPh 230.000 47.800.000
Pemberian Panjar
3 11 Jan pada A Basuki 150.000 47.880.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA


Buku Kas Tunai
SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN :

Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo


1 Jan Saldo 10.000.000

10 Jan 2 Pembelian ATK 2.200.000 7.800.000


11 Jan 3 Pemberian panjar pada A 150.000 7.650.000
Basuki

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA


Buku Panjar
SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN :
Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo
11 Jan 3 Pemberian panjar pada 150.000 150.000
A. Basuki

Contoh 3:
Contoh 3:
Pada tanggal
Pada 19 Januari
tanggal 2012
19 Januari diterima
2012 bukti
diterima kuintansi
bukti pembelian
kuintansi materai
pembelian dandan
materai perangkodari
perangkodari
Kantor Pos Lubuk Sikaping sebesar Rp150.000,- sebagai pertanggungjawaban pengembalian
Kantor Pos Lubuk Sikaping sebesar Rp150.000,- sebagai pertanggungjawaban pengembalian
uangpanjar
uang panjardari
dariAhmad
AhmadBasuki.
Basuki.

Analisa Transaksi
Analisa Transaksi
Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban uang panjar sebagai berikut:
Langkah 1: Bendahara
Langkah-langkah Pengeluaran
dalam membukukanmenerima bukti belanja/bukti
pertanggungjawaban uangpengeluaran uang/bukti
panjar sebagai berikut:
lainnya yang sah dari PPTK sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah
Langkah 1: Bendahara
pertanggungjawaban Pengeluaran
tersebut menerima Pengeluaran
diterima, Bendahara bukti belanja/bukti
mencatatpengeluaran
pengembalianuang/
bukti lainnya
panjar di: yang sah dari PPTK sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah
pertanggungjawaban
 tersebut
BKU pada kolom diterima, Bendahara Pengeluaran mencatat pengembalian panjar
penerimaan
di:  Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan Jumlah yang dicatat sebesar jumlah
uang panjar yang pernah diberikan.

134 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH 129
• BKU pada kolom penerimaan
• Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang
panjar yang pernah diberikan.

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA


BUKU KAS
PEMERINTAH UMUM PENGELUARAN
KABUPATEN LIMA PULUH DESA
SKPD :
BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
SKPD Kode
No. : Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
Kode
No. Tanggal
…… …..Rekening ….. Uraian Penerimaan
....... Pengeluaran
..... Saldo
50.000.000
2 10
……Jan 5.1.2.01.01
….. ATK
….. ....... 2.200.000
..... 47.800.000
50.000.000
2 10 Jan 5.1.2.01.01 PPN
ATK 200.000 2.200.000 48.000.000
47.800.000
PPh 22
PPN 30.000
200.000 48.030.000
48.000.000
2 10 Jan Penyetoran
PPh 22 PPN/PPh 30.000 230.000 47.800.000
48.030.000
2 10 Jan Pemberian
Penyetoran PPN/PPh A
Panjar_pada 230.000 47.800.000
3 11 Jan Basuki 150.000 47.650.000
Pemberian Panjar_pada A
3 11 Jan Diterima
Basuki pertanggung 150.000 47.650.000
4 19 Jan jawaban panjar 150.000 47.800.000
Diterima pertanggung
4 19 Jan jawaban panjar 150.000 47.800.000
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA
Buku LIMA
PEMERINTAH KABUPATEN PanjarPULUH DESA
SKPD : Dinas Tata Kota Buku Panjar
Tanggal
SKPD : No. BKU Uraian
Dinas Tata Kota Penerimaan Pengeluaran Saldo
11 Jan
Tanggal 3 BKU
No. Pemberian
Uraian panjar pada A. Penerimaan 150.000
Pengeluaran 150.000
Saldo
Basuki
11 Jan 3 Pemberian panjar pada A. 150.000 150.000
19 Jan 4 Diterima pertanggung- jawaban
Basuki 150.000 0
19 Jan 4 panjar dari A. Basuki
Diterima pertanggung- jawaban 150.000 0
panjar dari A. Basuki
Langkah 2: Bendahara
Langkah Pengeluaran
2: Bendahara kemudian
Pengeluaran kemudianmencatat belanja
mencatat yangyang
belanja sebenarnya terjadi
sebenarnya terjadi
berdasarkan
Langkah 2: pertanggungjawaban
Bendahara yang
Pengeluaran diberikan
kemudian PPTK. Belanja
mencatat tersebut
belanja yang dicatat di:
sebenarnya
berdasarkan pertanggungjawaban yang diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat di: terjadi

berdasarkanBKU pada kolom pengeluaran
pertanggungjawaban yang diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat di:
• BKU BKU
Bukupada
pada Pembantu
kolomRincian
kolom Obyek Belanja
pengeluaran
pengeluaran
 Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
• Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA
BUKU KAS
PEMERINTAH UMUM PENGELUARAN
KABUPATEN LIMA PULUH DESA
SKPD : BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
BENDAHARA
SKPD : PENGELUARAN :
No. Tanggal Kode Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BENDAHARA PENGELUARAN :
No. ……Tanggal …..
Kode Rekening ….. Uraian .......
Penerimaan .....
Pengeluaran 50.000.000
Saldo
2 10
……Jan 5.1.2.01.01
….. ATK
….. ....... 2.200.000
..... 47.800.000
50.000.000
2 10 Jan 5.1.2.01.01 PPN
ATK 200.000 2.200.000 48.000.000
47.800.000
PPh 22
PPN 30.000
200.000 48.030.000
48.000.000
2 10 Jan Penyetoran
PPh 22 PPN/PPh 30.000 230.000 47.800.000
48.030.000
2 10 Jan Pemberian
Penyetoran PPN/PPh 230.000 47.800.000
3 11 Jan Panjar_pada
Pemberian A Basuki 150.000 47.650.000
3 11 Jan Diterima
Panjar_pada A Basuki 150.000 47.650.000
pertanggungjawaban
Diterima
4 19 Jan panjar
pertanggungjawaban 150.000 47.800.000
4 19 Jan Belanja Materai &
panjar 150.000 47.800.000
4 19 Jan 5.1.2.01.04 Perangko
Belanja Materai & 150.000 47.650.000
4 19 Jan 5.1.2.01.04 Perangko 150.000 47.650.000

Simulasi Penatausahaan Keuangan Daerah 135


Tanggal (Rp)
BKU
Uraian LS UP/GU/TU Jumlah
1 2 3 4 5 6
Belanja Materai &
19 Jan 4 Perangko 150.000 150.000
Jumlah bulan ini …………….. ... 150.000
Jumlah sampai dengan bulan lalu ………. 0
Contoh 4:
Jumlah sampai dengan bulan ini .................... 150.000
Pada tanggal 27 Januari, diterima SP2D-LS atas belanja modal pengadaan meja kerja
Contoh 4:
kepada pihak ketiga (Irvan Hakim / CV. Lupa Melulu di Neraka) sebesar Rp 27.500.000 Untuk
Pada tanggal 27 Januari, diterima SP2D-LS atas belanja modal pengadaan meja kerja kepada
Kontrak No. 01/ SPK / 2012 dan BAP No. 01 / BAP / 2012.
pihak ketiga (Irvan Hakim / CV. Lupa Melulu di Neraka) sebesar Rp 27.500.000 Untuk Kontrak
No. 01/ SPK / 2012 dan BAP No. 01 / BAP / 2012.
Analisa Transaksi
Analisa Transaksi
Pembukuan dilakukansebesar
Pembukuan dilakukan sebesarjumlah
jumlah belanja
belanja bruto
bruto (sebelum
(sebelum dikurangi
dikurangi potongan)
potongan) sebagaisebagai
“belanja pengadaan
"belanja pengadaanbarang dan
barang danjasa”
jasa"di:
di:
1. BKU pada 1. kolom penerimaan
BKU pada dan pengeluaran
kolom penerimaan pada tanggal
dan pengeluaran yang yang
pada tanggal samasama
2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja yang terkait
2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja yang terkait pada kolom belanja pada kolom belanja
LS. LS.
Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan barang dan jasa, bendahara
Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan barang dan jasa, bendahara
pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai
pengeluaran melakukan
"pemotongan pembukuan
PPh/PPN" di: sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai “pemotongan
PPh/PPN” di:
1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang sama.
1. BKU pada2. kolom penerimaan
Buku Pembantu danpada
Pajak kolom pengeluaran
kolom pada
penerimaan dantanggal
kolom yang sama. pada
pengeluaran
tanggal yang sama.
2. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang
sama.
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA
BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
SKPD :
No. Tanggal Kode Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000
2 10 Jan 5.1.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000
PPN 200.000 48.000.000
PPh 22 30.000 48.030.000
2 10 Jan Penyetoran PPN/PPh 230.000 47.800.000
3 11 Jan Panjar_pada A Basuki 150.000 47.650.000
4 19 Jan pertanggungjawab panjar 150.000 47.800.000
4 19 Jan 5.1.2.01.04 Materai & Perangko 150.000 47.650.000
Diterima SP2D LS Barang &
5 27 Jan jasa 27.500.000 75.150.000
27 Jan 5.2.2.13.01 BM. Meja Kerja 27.500.000 47.650.000
5 27 Jan PPN 2.500.000 50.150.000
PPh 22 375.000 50.525.000
4 27 Jan Penyetoran PPN/PPh 2.875.000 47.650.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA


131
BUKU REKAPITULASI PENGELUARAN
PER RINCIAN OBYEK
SKPD Dinas Tata Kota
Kode Rekening 5.2.2.13.01
Nama Rekening Belanja Meja Kerja
Pagu APBD 40.000.000
Pengeluaran
Nomor
Tanggal (Rp)
BKU
Uraian LS UP/GU/TU Jumlah
1 2 3 4 5 6
27 Jan 5 BM. Meja Kerja 25.000.000 0 25.000.000

Jumlah bulan ini …………….. ... 25.000.000


Jumlah sampai dengan bulan lalu ………. 0
Jumlah sampai dengan bulan ini .................... 25.000.000

136 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Buku Pajak
PPh/PPN
Tanggal No. Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo
Jumlah bulan ini …………….. ... 25.000.000
Jumlah sampai dengan bulan lalu ………. 0
Jumlah sampai dengan bulan ini .................... 25.000.000

Buku Pajak
PPh/PPN
Tanggal No. Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo
BKU

10-01-07 2 Dipungut PPN atas


Pembelian ATK 200.000 200.000

Dipotong PPh-22
atas Pembelian ATK 30.000 230.000

10-01-07 2 Penyetoran 230.000 0


PPN/PPh
27 Jan 5 PPN 2.500.000 2.500.000
27 Jan 5 PPh 22 375.000 2.875.000
Penyetoran 2.875.000 0
27 Jan 5 PPN/PPh

9.2.2 Latihan pembukuan dan pertanggungjawaban bendahara


pengeluaran SKPD
Berikut adalah transaksi pengeluaran dari SKPD Dinas Kesehatan selama tahun 2015.
Bapak/ibu/saudara/saudari diminta untuk mengisi buku kas umum dan buku pembantu (buku
kas tunai, buku bank, buku pajak, buku panjar dan rincian objek) yang telah disiapkan dalam
bentuk soft copy (aplikasi excel).

Transaksi 1: PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI BESERTA TUNJANGANNYA


Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan mengajukan SPP LS Gaji kepada Pengguna
Anggaran Dinas Kesehatan untuk gaji yang akan dibayarkan di bulan Januari 2015. SPP LS
Gaji ini dibuat pada tanggal 4 Januari 2015, dengan rincian sebagai berikut: 132

- Gaji Pokok Rp. 49.000.000


- Tunjangan Keluarga Rp. 4.300.000
- Tunjangan Jabatan Rp. 4.600.000
- Tunjangan Fungsional Umum Rp. 2.800.000
- Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Rp. 1.500.000
SP2D-LS Gaji diterima pada tanggal 5 Januari 2015. Atas transaksi ini ada PPh sebesar Rp.
1.500.000. Iuran Wajib Pegawai sebesar Rp. 5.300.000, sedangkan Tabungan Perumahan
Pegawai sebesar Rp. 850.000.

Transaksi 2: PENERIMAAN UANG PERSEDIAAN (UP)


Pada tanggal 6 Januari 2015 Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan mengajukan SPP UP
sebesar Rp 13.000.000,-. SP2D UP diterima pada tanggal 8 Januari 2015.

Simulasi Penatausahaan Keuangan Daerah 137


Transaksi 3: PENARIKAN DANA UP DARI BANK KE KAS TUNAI
Pada tanggal 11 Januari 2015, dilakukan pengambilan tunai dari rekening bendahara
pengeluaran (di Bank Daerah) ke kas tunai bendahara pengeluaran sebesar Rp. 7.000.000.

Transaksi 4: TRANSFER DANA UP KE BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU


Atas persetujuan pengguna anggaran, bendahara pengeluaran melakukan pelimpahan
uang persediaan ke bendahara pengeluaran pembantu di Puskesmas. Pelimpahan uang
dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu di
Puskesmas dilakukan secara tunai, sebesar Rp. 4.000.000 pada tanggal 12 Januari 2015.

Transaksi 5: PELAKSANAAN BELANJA SECARA TUNAI, MENGGUNAKAN UP


Pada tanggal 14 Januari 2015, dilakukan pembayaran tunai atas belanja makanan dan
minuman rapat. Belanja ini untuk kegiatan penyediaan makanan dan minuman Dinas
Kesehatan. Bukti belanja berupa kwitansi dengan nomor. KWX/001/JAN/2015 dengan
perincian sbb:

- Makan Siang Rp. 700.000

- Snack Rapat Rp. 100.000

- Minuman Rp. 150.000

Transaksi 6: PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)


Akibat merebaknya penyakit mata, Dinas Kesehatan dituntut untuk segera menanggulangi
penyakit menular tersebut. Karena itu pada tanggal 14 Januari 2015, Bendahara Pengeluaran
Dinas Kesehatan mengajukan SPP TU untuk melaksanakan kegiatan Pelayanan dan
Penanggulangan Penyakit Menular. SPP TU yang diajukan untuk belanja honorarium tenaga
ahli sebesar Rp 10.000.000 dan belanja obat-obatan sebesar Rp 15.000.000. SP2D TU terbit
tanggal 15 Januari 2015.

Transaksi 7: BELANJA DENGAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)


Untuk mempercepat penanggulangan penyakit mata yang menimpa masyarakat, Dinas
Kesehatan pada tanggal 16 Januari 2015 langsung membelanjakan tambahan uang
persediaan dengan membeli obat-obatan untuk membantu penyembuhan masyarakat yang
terkena sakit mata. Belanja obat-obatan menghabiskan dana Rp 14.500.000. Selain itu,
Bendahara Pengeluaran membayar honor tenaga ahli dokter mata. Honor tenaga ahli yang
dibayarkan sebesar Rp 8.900.000.

Transaksi 8: PERTANGGUNGJAWABAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)


Pada tanggal 18 Januari 2015, Bendahara Pengeluaran melakukan penyetoran sisa TU dan
menyusun LPJ TU. Pertanggungjawaban tersebut diserahkan ke pengguna anggaran pada
hari yang sama.

138 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Transaksi 9: BELANJA SECARA TRANSFER, MENGGUNAKAN UP
Pada tanggal 18 Januari 2015, Bendahara pengeluaran melakukan pembayaran atas
rekening listrik dan telpon. Pembayaran ini untuk kegiatan penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik. Pembayaran dilakukan secara transfer. Rincian pembayaran dan
bukti tagihan pihak ketiga sebagai berikut:
- Pembayaran rekening listrik INV.0023/2015 Rp. 1.100.000
- Pembayaran rekening telpon KRX.34521/2015 Rp. 900.000
Disamping itu, pada tanggal 18 Januari 2015, Bendahara Pengeluaran juga melakukan
pembayaran secara transfer atas belanja ATK untuk Kegiatan Penyediaan ATK sebesar Rp.
1.800.000.

Transaksi 10: PEMBERIAN UANG PANJAR SECARA TUNAI


Pada tanggal 19 Januari 2015, dilakukan pemberian panjar oleh bendahara pengeluaran
secara tunai kepada PPTK senilai Rp. 1.000.000. Panjar ini untuk belanja cetak dalam rangka
pelaksanaan kegiatan Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan. (Dalam peraturan
kepala daerah diatur bahwa uang panjar harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 2
minggu). Pada tanggal 21 Januari 2015, PPTK memberikan kwitansi belanja cetak sebesar
Rp. 900.000. No. kwitansi adalah FGTR.9034/23. PPTK membayar kelebihan uang panjar
kepada Bendahara secara tunai.

Transaksi 11: BELANJA LS BARANG DAN JASA


Pada tanggal 20 Januari 2015, Bendahara Pengeluaran menerima permohonan dari PPTK
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor (Bp. Andriarta) untuk melakukan pembayaran kepada
CV. Majutama sebesar Rp. 7.700.000 atas belanja modal pengadaan komputer/PC. Atas
pengajuan ini, Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan membuat SPP LS Barang dan Jasa
pada tanggal 20 Januari 2015. Terhadap pembayaran ini, dipungut PPN 10%, dan PPh 22
sebesar 1,5%. SP2D LS Barang dan Jasa diterima pada tanggal 22 Januari 2015. (Dasar
Pengenaan Pajaknya (DPP) adalah Rp. 7.000.000).

Transaksi 12: BELANJA DENGAN UANG PELIMPAHAN UP


Pada tanggal 14 Januari 2015, bendahara pengeluaran pembantu melakukan pembayaran
atas belanja Bahan Baku Bangunan sebesar Rp. 3.800.000.Belanja ini dilakukan secara
tunai.

Transaksi 13: PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)


Pada tanggal 25 Januari 2015, Bendahara Pengeluaran membuat pertanggungjawaban
penggunaan uang persediaan kepada Pengguna Anggaran (GU). Bendahara Pengeluaran
membuat SPP-GU dan diajukan ke Pengguna Anggaran melalui PPK. SP2D-GU diterima
tanggal 26 Januari 2015.

Transaksi 14: PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU


Pada tanggal 2 Februari 2015, Bendahara Pengeluaran Pembantu Puskesmas melakukan
pertanggungjawaban atas fungsi yang dilakukannya selama bulan Januari 2015 untuk
kemudian dikonsolidasikan dengan LPJ bendahara pengeluaran.

Simulasi Penatausahaan Keuangan Daerah 139


Transaksi 15: PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN
Pada tanggal 7 Februari 2015, Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan melakukan
pertanggungjawaban secara administratif dan fungsional atas fungsi yang dilakukannya
selama bulan Januari 2015.

9.3 Simulasi Penatausahaan Penerimaan Kas


PPKD
9.3 Simulasi Penatausahaan Penerimaan Kas PPKD
9.3.1 Contoh pembukuan transaksi bendahara penerimaan PPKD
9.3.1 Contoh
Berikut pembukuan
ini adalah transaksi
beberapa contoh bendahara penerimaan
transaksi penerimaan PPKD
PPKD dan analisis transaksi serta
Berikut
cara ini adalah
pencatatan beberapa
pada contoh transaksi
Buku Penerimaan PPKD. penerimaan PPKD dan analisis transaksi serta
cara pencatatan pada Buku Penerimaan PPKD.
Contoh 1:
Contoh 1:
Pada tanggal 25 Januari 2014 diterima dana perimbangan berdasarkan nota kredit
Pada tanggal 25 Januari 2014 diterima dana perimbangan berdasarkan nota kredit
NK/07/2014 dari bank adalah dengan rincian sbb:
NK/07/2014 dari bank adalah dengan rincian sbb:
- Pendapatan
- PendapatanDana BagiBagi
Dana Hasil
Hasil Rp 470.000.000
Rp 470.000.000
- Pendapatan
- PendapatanDana Alokasi
Dana Umum
Alokasi Umum Rp 250.000.000
Rp250.000.000

Analisis Transaksi
Analisis Transaksi
Atas transaksi
Atas di atas,
transaksi Bendahara
di atas, Penerimaan
Bendahara Penerimaan PPKD melakukan
PPKD Pengisian
melakukan Buku
Pengisian Penerimaan.
Buku Penerimaan.
Kolomyang
Kolom yangdiisi
diisiialah
ialahnomor,
nomor,tanggal
tanggaltransaksi,
transaksi,kode
kodekredit,
kredit,bukti
buktilain,
lain,kode
koderekening,
rekening,uraian
uraiandan
dan jumlah.
jumlah.

PEMERINTAH KOTA DAMAI


BUKU PENERIMAAN PPKD
BENDAHARA PENERIMAAN PPKD

Kode Bukti Kode


Nomor Tanggal Uraian Jumlah Keterangan
Kredit Lain Rekening
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 25.01.14 NK/07/2014 - 4.2.1.01.01 Dana Bagi 470.000.000
Hasil
Pajak
2. 25.01.14 NK/07/2014 4.2.1.03.01 Dana 250.000.000
Alokasi
Umum

Jumlah bulan ini


Jumlah s/d bulan lalu
Jumlah Akhir

9.3.2 Latihan pembukuan dan pertanggungjawaban bendahara


penerimaan
9.3.2 Latihan PPKD dan pertanggungjawaban bendahara
pembukuan
penerimaan
Berikut PPKD
adalah transaksi penerimaan dari PPKD selama tahun 2015.
Bapak/ibu/saudara/saudari diminta untuk mengisi buku penerimaan PPKD yang telah
Berikut dalam
disiapkan adalah transaksi
bentuk penerimaan
soft copy (aplikasi dari PPKD selama tahun 2015. Bapak/ibu/saudara/
excel).
saudari diminta untuk mengisi buku penerimaan PPKD yang telah disiapkan dalam bentuk soft
copy (aplikasi excel).
Transaksi 1.
Tanggal 15 Januari 2015.Diterima pendapatan hibah dari pemerintah pusat sebesar Rp
2.000.000.000,- dibuktikan dengan nota kredit dari bank nomor 0012.

140 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


Transaksi 2.
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
Tanggal 17 Januari 2015. Diterima pendapatan jasa giro banksebesar Rp150.000.000,-
dibuktikan dengan nota kredit bank 0015.
Transaksi 1.
Tanggal 15 Januari 2015.Diterima pendapatan hibah dari pemerintah pusat sebesar Rp
2.000.000.000,- dibuktikan dengan nota kredit dari bank nomor 0012.

Transaksi 2.
Tanggal 17 Januari 2015. Diterima pendapatan jasa giro banksebesar Rp150.000.000,-
dibuktikan dengan nota kredit bank 0015.

9.4 Simulasi Penatausahaan Pengeluaran Kas


PPKD
9.4 Contoh
9.4.1 Simulasi Penatausahaan
pembukuan Pengeluaran
transaksi bendahara Kas PPKD PPKD
pengeluaran
9.4.1 Contoh
Berikut pembukuan
ini contoh transaksi bendahara
transaksi pengeluaran PPKD danpengeluaran PPKDserta cara pencatatan
analisis transaksi
Berikut
pada ini contoh
Register transaksi pengeluaran
SPP/SPM/SP2D, PPKD dan
Buku Kas Umum danBuku
analisis transaksi
Rincian Obyekserta cara pencatatan
Belanja.
pada Register SPP/SPM/SP2D, Buku Kas Umum dan Buku Rincian Obyek Belanja.
Contoh:
Contoh:
Tanggal 10 Januari 2014 dibayar belanja bantuan keuangan ke partai politik sebesar Rp.
Tanggal 10 Januari 2014 dibayar belanja bantuan keuangan ke partai politik sebesar Rp.
200.000.000,- berdasarkan SPP No.02/2014 tanggal 8 Januari , SPM No.02/2014 tanggal 9
200.000.000,- berdasarkan SPP No.02/2014 tanggal 8 Januari , SPM No.02/2014 tanggal 9
Januari dan SP2D No.03/2014 tanggal 10 Januari.
Januari dan SP2D No.03/2014 tanggal 10 Januari.
Analisis
AnalisisTransaksi
Transaksi
Atas Transaksi
Atas diatas
Transaksi Bendahara
diatas BendaharaPengeluaran PPKD
Pengeluaran mengisi
PPKD mengisiRegister SPP/SPM/SP2D,
Register dandan
SPP/SPM/SP2D,
melakukan pembukuan pada Buku Kas Umum dan Buku Rincian Obyek
melakukan pembukuan pada Buku Kas Umum dan Buku Rincian Obyek Belanja.
Belanja.

PEMERINTAH KOTA DAMAI


REGISTER SPP/SPM/SP2D
BENDAHARA PENGELUARAN PPKD

Jenis SPP SPM SP2D


No. Uraian Jumlah Keterangan
Belanja Tgl. No. Tgl. No. Tgl. No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Bantuan 8.01 02/2014 9.01 02/2014 10.01 02/2014 Bantuan 200.000.000
Keuangan Parpol
Partai Politik

PEMERINTAH KOTA DAMAI


BUKU KAS UMUM
BENDAHARA PENGELUARAN PPKD

Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
… … … … … … 1.000.000.000
3. 10.01 Pembayaran 6.2.3.01.01 200.000.000 800.000.000
bantuan
keuangan
partai politik

PEMERINTAH KOTA DAMAI


BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA
Simulasi Penatausahaan Keuangan Daerah 141
BENDAHARA PENGELUARAN PPKD

SKPD :
Kode Rekening : 6.2.3.01.01
Nama Rekening : Tranfer Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
Jumlah Anggaran : Rp. 700.000.000,-
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
… … … … … … 1.000.000.000
3. 10.01 Pembayaran 6.2.3.01.01 200.000.000 800.000.000
bantuan
keuangan
partai politik

PEMERINTAH KOTA DAMAI


BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA
BENDAHARA PENGELUARAN PPKD

SKPD :
Kode Rekening : 6.2.3.01.01
Nama Rekening : Tranfer Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
Jumlah Anggaran : Rp. 700.000.000,-
Tahun Anggaran : 2014

No.
Tgl. Uraian Belanja LS
BKU
10.01 3 Belanja partai politik 200.000.000

9.4.2 Latihan pembukuan dan pertanggungjawaban bendahara 137


pengeluaran PPKD
Berikut adalah transaksi pengeluaran PPKD selama tahun 2015. Bapak/ibu/saudara/saudari
diminta untuk mengisi register SPP/SPM/SP2D, buku kas umum dan buku rincian obyek belanja
yang telah disiapkan dalam bentuk soft copy (aplikasi excel).

Transaksi 1.
Tanggal 19 Januari 2015. Bendahara pengeluaran PPKD menerima SP2D-LS belanja tidak
langsung untuk pembayaran bunga pinjaman kepada pemerintah pusat sebesar Rp. 60.000.000,-

Transaksi 2.
Tanggal 20 Januari 2015. Bendahara pengeluaran PPKD menerima SP2D-LS belanja tidak
langsung untuk pembayaran pokok pinjaman atas pinjaman kepada pemerintah pusat sebesar
Rp. 2.000.000.000,-

Transaksi 3.
Tanggal 21 Januari 2015. Berdasarkan SP2D-LS belanja tidak langsung PPKD, bendahara
pengeluaran PPKD melakukan pembayaran belanja penanganan bencana kepada masyarakat
yang terkena banjir sebesar Rp. 450.000.000,-

Transaksi 4.
Tanggal 27 Januari 2015. Berdasarkan SP2D-LS belanja tidak langsung PPKD, bendahara
pengeluaran melakukan pembayaran belanja bantuan sosial kepada organisasi kemasyarakat
sebesar Rp. 200.000.000,-

142 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
9.4.3 Latihan Tambahan
Inventarisasikan dokumen yang diperlukkan dalam peristiwa akuntansi di SKPD sebagai
berikut:

No Peristiwa Dokumen
1 Tanggal 3 Januari, bendahara pengeluaran membayar a. Buku ……………,
gaji dan tunjangan kepada pegawai sebesar Rp. b. Buku ……………,
60.000.000,- dan memotong PPh pasal 21 sebesar c. Buku ……………,
Rp.1.500.000,-.
d. Buku ……………, dan
e. Buku…………….,
2 Tanggal 3 Januari, bendahara pengeluaran a. Buku ……………,
menyetorkan potongan PPh pasal 21 atas gaji pegawai b. Buku ……………, dan
ke kas Negara sebesar Rp. 1.500.000,-. c. Buku ……………,
3 Tanggal 31 Januari, bendahara pengeluaran a. Buku ……………,
menutup semua buku dan membuat laporan b. Laporan ……………, dan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. c. SPJ ……………,

Inventarisasikan dokumen yang diperlukkan dalam peristiwa akuntansi di PPKD sebagai


berikut:

No Peristiwa Dokumen
1 Proses belanja PPKD dan pengeluaran pembiayaan a. Dokumen ………,
b. Salinan ………,
c. Lampiran..…, dan
d. Buku ………..
2 Pembukuan bendahara pengeluaran PPKD a. Buku ……………,
b. Buku ……………, dan
c. Buku ……………,
3 Laporan pertanggungjawaban PPKD sesuai dengan a. Buku ……………,
ketentuan. b. Buku ……………, dan
c. Buku ……………,

Simulasi Penatausahaan Keuangan Daerah 143


DAFTAR PUSTAKA

Bawono, Icuk Rangga dan Mohammad Novelsyah, 2010, Tata Cara Penatausahaan dan
Pertanggungjawaban Bendahara Pada SKPD dan SKPKD, Penerbit Salemba, Jakarta.
Mulyana, Budi, 2010, Modul Penatausahaan Pelaksanaan APBD, Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara, Tangerang Selatan.
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Pertama Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri
No. 13 Tahun 2006.
Peraturan kepala BPK No 3/2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara
terhadap Bendahara.
Surat Edaran. 900/316/BAKD tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.
Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan perubahannya.
Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan perubahannya.
Undang-undang No. 8 Tahun 1983 tentang PPN dan PPn BM dan perubahannya.
Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang - undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

144 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah


PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
145
146 Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
PENATAUSAHAAN DAN PERBENDAHARAAN DAERAH
147

Anda mungkin juga menyukai