HIPERTENSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Ners Angkatan
XXXVI pada Stase Komunitas pada Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran
Disusun Oleh :
(SAP)
Materi : Hipertensi
Sub Materi : 1. Definisi Hipertensi
2. Gejala Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Cara Mengontrol Hipertensi
Sasaran : Keluarga Ny. A
Hari/Tanggal : Kamis, 18 April 2019
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. I
Pemate|ri : Ade Rosi
Analisis Tugas
Standar Kompetensi:
1. Peserta mampu menjelaskan definisi hipertensi.
2. Peserta mampu menjelaskan gejala hipertensi.
3. Peserta mampu menjelaskan penyebab hipertensi.
4. Peserta mampu menjelaskan komplikasi hipertensi.
5. Peserta mampu menjelaskan cara mengontrol hipertensi.
Know
1. Mengetahui definisi hipertensi.
2. Mengetahui gejala hipertensi.
3. Mengetahui penyebab hipertensi.
4. Mengetahui komplikasi hipertensi.
5. Mengetahui cara mengontrol hipertensi.
Do
1. Menjelaskan tentang hipertensi baik definisi, gejala, penyebab, komplikasi
maupun cara mengontrol hipertensi.
Show
1. Memperlihatkan rasa antusias saat diberikan materi.
2. Memberikan respon maupun umpan balik terhadap materi yang diberikan.
3. Menunjukan rasa keingintahuan tentang materi penyuluhan dengan
bertanya.
Pokok Bahasan
Hipertensi
Materi Penyuluhan
(Terlampir)
Alokasi Waktu
a. Pra Kegiatan : 1 menit
b. Pembukaan : 2 menit
c. Penjelasan Materi : 15 menit
d. Tanya Jawab : 5 menit
e. Evaluasi : 5 menit
f. Rangkuman/Penutup : 2 menit
Strategi Instruksional
1. Menggunakan media pengajaran untuk memperjelas uraian materi dan
mempermudah pemahaman pada peserta pendidikan kesehatan
2. Menjelaskan materi-materi pengajaran dengan bahasa yang mudah
dimengerti
3. Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya agar pemateri
mengetahui sejauh mana peserta menyimak dan ingin mengetahui lebih jauh
terkait materi yang disampaikan.
4. Melakukan evaluasi berupa menanyakan kembali kepada peserta untuk
mengetahui pemahaman peserta.
Media Pengajaran
1. Video dan Leaflet
Evaluasi
1. Struktur
Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar
2. Proses
- Peserta pendidikan kesehatan antusias terhadap materi yang disampaikan
- Peserta pendidikan kesehatan mengikuti rangkaian acara hingga selesai
- Peserta mengajukan pertanyaan dan pertanyaannya dijawab dengan tepat
3. Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Kesehatan Ibu Hamil, peserta
mampu:
1) Menjelaskan definisi hipertensi.
2) Menjelaskan gejala hipertensi.
3) Menjelaskan penyebab hipertensi.
4) Menjelaskan komplikasi hipertensi.
5) Menjelaskan cara mengontrol hipertensi.
6)
4. Daftar pertanyaan untuk evaluasi
1) Jelaskan definisi hipertensi!
2) Jelaskan gejala hipertensi!
3) Jelaskan penyebab hipertensi!
4) Jelaskan komplikasi hipertensi!
5) Jelaskan cara mengontrol hipertensi!
Referensi
Basuki B, Setianto B. Age, body posture, daily working load – past antihypertensive
drugs and risk of hypertension: a rural Indonesia study. Med J Indon. 2001;
10(1): 29-33.
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al.
Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Hypertension. 2003; 42:
1206.
Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2017. Hipertensi
Sutanto . (2010). Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern Hipertensi, Stroke,
Jantung, Kolestrerol,dan Diabetes. Yogyakarta : Andi .
World Health Organization (WHO). A Global Brief on Hypertension: Silent Killer,
Global Public Health Crisis [Internet]. 2013 [diakses pada 25 Maret 2019].
http://chronicconditions.thehealthwell.info/search-results/global-brief-
hypertension-silent-killer-global-public-health-crisis?source=relatedblock
LAMPIRAN MATERI
1. Hipertensi
3. Faktor risiko
Terdapat beberapa gaya hidup yang berperan sebagai faktor risiko
berkembangnya hipertensi, termasuk diantaranya adalah: konsumsi makanan
yang mengandung banyak garam dan lemak, sedikit sayur dan buah,
penggunaan alkohol hingga di tingkat yang membahayakan, kurangnya
aktivitas disik, serta pengelolaan stress yang rendah. Gaya hidup tersebut juga
sangat dipengaruhi oleh kondisi pekerjaan dan kehidupan individu.
a. Faktor yang tidak dapat dikendalikan
1) Usia
Risiko kejadian hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Pada umur 25-44 tahun prevalensi hipertensi sebesar 29%, pada
umur 45-64 tahun sebesar 51% dan pada umur >65 Tahun sebesar 65%.
Penelitian Hasurungan pada lansia menemukan bahwa dibanding umur
55-59 tahun, pada umur 60-64 tahun terjadi peningkatan risiko hipertesi
sebesar 2,18 kali,umur 65-69 tahun 2,45 kali dan umur >70 tahun 2,97
kaliMeskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering
dijumpai pada orang berusia >35 tahun. Prevalensi hipertensi dikalangan
usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 %
diatas umur 65 tahun. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi seiring
dengan bertambahnya usia, disebabkan oleh perubahan struktur pada
pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding
pembuluh darah menjadi lebih kaku.
2) Jenis Kelamin
Prevalensi hipertensi lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan
wanita, dengan peningkatan risiko sebesar 2 kali lipat untuk peningkatan
tekanan darah sistolik. Pria lebih banyak mengalami kemungkinan
hipertensi dari pada wanita,seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat
(merokok dan konsumsi alkohol), depresi dan rendahnya status pekerjaan,
perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.
3) Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi akan meningkatkan
risiko kejadian hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang
memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi
2-5 kali lipat. Jika kedua orang tua menderita hipertensi, kemungkinan
anaknya menderita hipertensi sebesar 45%, sedangkan jika hanya salah
satu dari orang tuanya yang menderita hipertensi maka kemungkinan
anaknya menderita hipertensi sebesar 30%.
4) Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang
penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial)
apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, akan
menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50
tahun akan timbul manifestasi klinis.
b. Faktor yang dapat dikendalikan
1) Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok
dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.
Semakin lama seseorang merokok dan semakin banyak rokok yang dihisap
maka kejadian hipertensi akan semakin meningkat. Seseorang yang
menghisap lebih dari satu pak rokok sehari meningkatkan risiko kejadian
hipertensi 2 kali lipat daripada mereka yang tidak.
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap
melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis
dan hipertensi. Selain itu merokok juga meningkatkan denyut jantung dan
kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot jantung. Merokok pada penderta
hipertensi akan semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh
darah arteri.
2) Konsumsi Garam
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram
tiap hari akan mengurangi risiko kejadian hipertensi, sedangkan jika
asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi
melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Garam menyebabkan retensi cairan dalam tubuh, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-
rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya
rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6
gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.
3) Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Mekanisme peningkatan
tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga,
peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta
kekentalan darah merah berperan dalam menaikkan tekanan darah.
4) Olahraga
Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena
meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga
cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan
yang dibebankan pada arteri.
5) Psikososial dan stress
Stress atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar adrenal
melepaskan hormon adrenalin dan memicu jantung berdenyut lebih cepat
dan kuat, sehingga meningkatkan tekanan darah. Jika keadaan ini
berlangsung terus menerus maka tubuh akan berusaha mengadakan
penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis.
6) Hiperlipidemia/hiperkolesterolemia
Kelainan metabolisme lemak (lipid) ditandai dengan peningkatan kadar
kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan atau penurunan kolesterol
HDL darah. Kolesterol merupakan faktor penting dalam terjadinya
aterosklerosis yang mengakibatkan peningkatan resistensi perifer sehingga
meningkatkan tekanan darah.
Komponen Lipid Batasan (mg/dl) Klasifikasi
Kolesterol total <200 Yang diinginkan
200-239 Batas tinggi
>240 Tinggi
Kolesterol LDL <100 Optimal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Batas tinggi
160-189 Tinggi
>190 Sangat tinggi
Kolesterol HDL <40 Rendah
>60 Tinggi
Trigliserida <150 Normal
150-199 Batas tinggi
200-499 Tinggi
>500 Sangat tinggi
Tabel 2. Batasan kadar lipid dalam darah
7) Obesitas
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam indeks massa tubuh (body mass index) Berat badan dan
indeks massa tubuh berkorelasi dengan tekanan darah. Obesitas tidak
menyebabkan hipertensi, namun prevalensi hipertensi pada obesitas jauh
lebih besar. Orang dengan obesitas memiliki risiko 5 kali lipat lebihbesar
untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan orang dengan berat
badan yang normal. .Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak. Obesitas
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin
besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok
oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang
beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi
tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga
meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah.
Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air.
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala hipertensi menurut Kemenkes (2014) diantaranya adalah:
Sakit kepala atau berat dan adanya nyeri tekuk
Mumet (vertigo)
Jantung berdebar debar
Penglihatan kabur
Telinga berdenging
Terjadi mimisan
5. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Penatalaksanaan Hipertensi
Pengendalian Faktor Risiko
1. Pengaturan Diet dan Olahraga
Cara diet yang pertama yaitu dengan diet nembatasi asupan garam
natrium. Cara terbaik mengontrol berat badan adalah dengan
menguragi makanan yang mengandung lemak, melakukan olahraga
secara teratur. Menurut WHO, konsumsi garam natrium disarankan
2.400 mg/hari setara dengan 1 sendok the. Diet yang kedua yaitu
mengurangi asupan lemak dan protein, terutama dari usia dewasa
hingga usia lanjut. Kemudian diet yang ketiga adalah Diet tinggi serat,
bermanfaat untuk menghindari kelebihan lemak, lemak jenuh dan
kolesterol, setiap gram konsumsi serat dapat menurunkan kolestrol
LDL (low density lipoprotein) rata-rata 2,2 mg,dl.
Selain diet, olahraga juga dianjurkan. Olahraga atau latihan jasmani
secara teratur, terbukti dapat menurukan tekanan darah ke tingkat
normal dan menurunkan resiko serangan hipertensi 50% dibandingkan
orang yang tidak aktif olahraga. Olahraga aerobik secara teratu seperti
berjalan kaki, jogging, berenang dan bersepeda secara teratur dapat
hormon dan dalam tubuh. menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan berat badan ideal. Aktivitas fisik yang teratur
merupakan intervensi utama untuk pencegahan dan pengobatan
hipertensi. Berbagai penelitian tentang manfaat olahraga untuk
mengendalikan berbagai penyakit degenerative dan tidak menular,
seperti hipertensi, jantung coroner, DM, dan sebagainya sudah
dilakukan di berbagai negara. Hasilnya olahraga secara teratur terbukti
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi resiko
stroke, serangan jantung, gagal ginjal, penyakit pembuluh darah
lainnya.
2. Pembatasan Asupan Garam
Pembatasan asupan natrium dengan mengurangi kadar garam dapat
membantu penderita hipertensi menurunkan tekanan darahnya.
Penggunaan sodium kurang dari 2,4 gram atau kurang dari 6 gram (1
sedok teh) garam dapur per hari dapat mengurangi 4-7 mmHg tekanan
darah. Pola makan sehari-hari bagi penderita hipertensi adalah selalu
mengunakan garam beriodium dengan jumlah tidak lebih dari 1
sendok per hari. Konsumsi makanan dengan kadar kalium 95 gram
dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan
3. Istirahat yang Cukup
Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel
dalam tubuh, istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu.
Meluangkan waktu tidak berarti minta istirahat lebih banyak dari pada
bekerja produktif samapai melebihi kepatuhan. Meluangkan waktu
istirahat itu perlu dilakukan secara rutin,yaitu dengan mengembalikan
stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan hormon dan dalam
tubuh.
4. Menghindari Stres
Ciptakan Suasana yang nyaman dan menenangkan bagi pasien
penderita hipertensi. Perkenalkan berbagai metode relaksasi seperti
yoga atau meditasi yang dapat mengentrol sistem saraf yang
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.
5. Kurangi Merokok dan Minuman Beralkohol
6. Terapi Farmakologis
Obat hipertensi harus dikonsumsi secara teratur dan sesuai dengan
resep dokter.
b. Pertolongan Pertama Hipertensi
Atur nafas
Jika berada di lingkungan yang membuat stres, beranjaklah dari situ.
Pergilah ke lingkungan yang tidak bising
Konsumsi makanan yang tinggi kalium seperti pisang, ubi jalar, tomat,
kentanng, kacang-kacangan
Jika kondisi sudah mulai tenang, pasien bisa mengonsumsi obat yang
sudah diresepkan
Jika tekanan darah sudah mencapai 160 atau lebih (hipertensi derajat
2), segera bawa ke instansi pelayanan kesehatan untuk mencegah
timbulnya bahaya, seperti pecah pembuluh darah.