Anda di halaman 1dari 23

PATIENT SAFETY PADA BAYI DAN

ANAK

DESRI RESNAWATI
DINA MARGIANTI
LIS HENI PUJIANTI
SITI HARTINAH
TIARA SAGITA DEWI
WARISYA MIFTAH AMANDA
• UU tentang kesehatan pasal 53 (3) UU no 36/2009 menyatakan bahwa
pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa
pasien.
• Keselamatan pasien telah menjadi prioritas untuk layanan kesehatan diseluruh
dunia (Cosway, Stevens, & Panesar, 2012).
• Di Indonesia, pelaporan insiden keselamatan pasien tertinggi pada tahun 2010
ditemukan di Jawa Barat sebesar 33,33%. Posisi selanjutnya adalah Banten
dan Jawa Tengah sebesar 20%, DKI sebesar 16,67%, Bali sebesar 6,67%, dan
Jawa Timur sebesar 3,33%. Bidang spesialisasi unit kerja yang paling banyak
ditemukan kesalahan adalah unit Bedah, Penyakit Dalam, dan Anak

Latar Belakang
• Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit/ KKP-RS pada tahun 2008
mendefinisikan bahwa keselamatan (safety) adalah bebas dari bahaya atau
risiko (hazard).

Lanjutan..
1.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
2.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
3.
Kejadian Tidak Cedera (KTC)
4.
Kondisi Potensial Cedera (KPC)
 Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
(Permenkes Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011).

Insiden Keselamatan Pasien


1. Ketepatan identifikasi pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.

Sasaran Keselamatan Pasien Anak


Dan Bayi
1. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

GELANG PASIEN: NAMA, TGL LAHIR, RM, DPJP


MINIMAL  2 IDENTITAS PASIEN
• Gelang identitas dibedakan dengan kriteria sebagai berikut: gelang berwarna
merah muda digunakan pada pasien wanita, gelang warna biru digunakan pada
pasien laki-laki, gelang warna putih untuk bayi baru lahir yang belum jelas
atau belum dapat dipastikan jenis kelaminnya.
• Pemasangan gelang identitas dilaksanakan oleh petugas ruang rawat inap atau
petugas IGD. Data pada gelang harus diverifikasi setiap akan melakukan
tindakan pemberian obat, pemberian tranfusi darah, pengambilan sampel
untuk pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, tindakan kedokteran,
transfer pasien serta pada saat dilakukan konfirmasi kematian.

Pelaksanaan Identifikasi Pasien


2. TINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF

SBAR (Situation, Back-ground, Assessment, Response)

Read back

Repeat back

Check back

Teach bach
3. KEWASPADAAN PEMBERIAN OBAT

o LASA atau NORUM


o High Contrate
o DOUBLE CHECK
o PRINSIP 6 BENAR
o JANGAN GUNAKAN SINGKATAN

 HIGH ALERT
• Pelaksanaan Surgical Safety Checklist SIGN IN, TIME
OUT dan SIGN OUT.

4. KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR DAN


TEPAT PASIEN OPERASI
5. Reduksi
Risiko Infeksi RS
• Cuci tangan dengan metode hand washing dan hand rub
• 5 Moments cuci tangan
- Sebelum kontak dengan pasien
- Sebelum prosedur aseptic
- Setelah menyentuh cairan tubuh pasien
- Setelah kontak dengan pasien
- Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
6. RISIKO JATUH
• Humpty Dumpty Score
• Morse Scale Falls
SASARAN KESELAMATAN PASIEN BAYI
• Insiden Keselamatan Pasien (KTD, KNC dan KTC)
dilaporkan maksimal 2x24 jam kepada TKPRS
• Insiden dianalisis oleh TKPRS internal RS dan dilaporkan
kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
• Sistem pelaporan bersifat rahasia, anonym, tidak mudah
diakses dan terjamin keamanannya.

Pelaporan Insiden Keselamatan


Pasien
• Pelaporan bertujuan untuk meningkatkan keselamatan
pasien dan tidak untuk menyalahkan seseorang (non
blaming).

Lanjutan..,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai