Anda di halaman 1dari 116

RESIKO KESELAMATAN

PASIEN DAN KERJA DI


RUMAH SAKIT
(DR.DADANG KUSNADI.,MARS)
RUMAH SAKIT
PETUGAS KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT
JARAK IBADAH DAN
PEMAKAMAN
HOSPITALITY BACKGROUND

Unique and Complex


- - Labor Intensive
• . - - Solid Profesion
- Capital Intensive
• . - - Solid Tecknology
- - Solid On problem
- - Solid Industry
DASAR HUKUM
• UNDANG-UNDANG NOMOR. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
• UNDANG-UNDANG NOMOR. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
• UNDANG-UNDANG NOMOR. 38 TAHUN 2012 TENTANG KEPERAWATAN
• KEMENKES NO.432 TAHUN 2007 TTG : PEDOMAN MANAJEMEN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT
• KEMENKES NO. 1204 TAHUN 2004 TTG : PERSYARATAN KESLING RUMAH SAKIT
• KEMENKES NO.1087 TAHUN 2010 TTG : STANDAR KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT
• KEMENKES NO. 1691 TAHUN 2011 TTG : KESELAMATAN PASEN DI RUMAH SAKIT
• PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASEN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2006
UNDANG-UNDANG BIDANG
KESEHATAN
UU
Setiap orang
1. Undang-undang berhak
Nomor 29/2004 memperoleh
pelayanan Pelayanan
2. Undang-undang kesehatan kesehatan
meningkatkan
derajat
Nomor 36/2009 Yang
kesehatan
Aman,
3. Undang-undang masyarakat
Negara Bermutu,
setinggi-
Nomor 44/2009 berkewajiban Dan
tingginya.
menyediakan terjangkau
4. Undang-undang fasilitas
pelayanan
Nomor 24/2011 kesehatan
JENIS DAN BENTUK PELAYANAN
• PELAYANAN MEDIS
• PELAYANAN KEPERAWATAN
• PELAYANAN PENUNJANG MEDIS
• PELAYANAN PENUNJANG UMUM
• PELAYANAN UMUM
Healthcare Issues
KASUS KASUS PENYAKIT
• KASUS INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS
• KASUS MENULAR DAN TIDAK MENULAR
• KASUS EMERGENCY DAN INTENSIF CARE
• KASUS TERMINAL DAN NON TERMINAL
Case Desease In Hospital
PENGERTIAN KESELAMATAN
• Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang shearusnya diambil.
• Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian
Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian
Potensial Cedera.
PETIENT SAFETY
• Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system
yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih
aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan.
JENIS RESIKO KECELAKAAN
DI RUMAH SAKIT
• KESALAHAN OPERASI ORGAN TUBUH
• PASEN JATUH PASCA OPERASI
• PASEN CACAT AKIBAT SALAH TINDAKAN
• DEKUBITUS AKIBAT BED REST
• FLEBITIS AKIBAT INFUS
• ABSCES AKIBAT INJEKSI
• RUPTURE AKIBAT PASANG CHATETER
• INFEKSI NOSOKOMIAL
• KETULARAN PENYAKIT
COT/ OK
JENIS KEJADIAN
• 1. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
• 2. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.
• 3. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
• 4. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
STANDAR KESELAMATAN PASEN
• Standar Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
• a. hak pasien;
• b. mendidik pasien dan keluarga;
• c. keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
• d. penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien;
• e. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
• f. mendidik staf tentang keselamatan pasien; dan
• g. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
SASARAN
• Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:
• a. Ketepatan identifikasi pasien;
• b. Peningkatan komunikasi yang efektif;
• c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
• d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
• e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
• f. Pengurangan risiko pasien jatuh.
TUJUH LANGKAH KESELAMATAN
PASEN
• Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
• a. membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
• b. memimpin dan mendukung staf;
• c. mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
• d. mengembangkan sistem pelaporan;
• e. melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
• f. belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien; dan
• g. mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
SEMBILAN SOLUSI Life Saving
KESELAMATAN PASEN
a. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication Names).
• Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM), yang membingungkan staf pelaksana adalah salah
satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat (medication error) dan ini merupakan
suatu keprihatinan di seluruh dunia.
• Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini di pasar, maka sangat signifikan potensi terjadinya
kesalahan akibat bingung terhadap nama merek atau generik serta kemasan. Solusi NORUM
ditekankan pada penggunaan protokol untuk pengurangan risiko dan memastikan terbacanya
resep, label, atau penggunaan perintah yang dicetak lebih dulu, maupun pembuatan resep secara
elektronik.
FARMASI
Identifikasi pasien
b. Pastikan Identifikasi Pasien.
• Kegagalan yang meluas dan terus menerus untuk mengidentifikasi
pasien secara benar sering mengarah kepada kesalahan pengobatan,
transfusi maupun pemeriksaan; pelaksanaan prosedur yang keliru
orang; penyerahan bayi kepada bukan keluarganya, dsb.
Rekomendasi ditekankan pada metode untuk verifikasi terhadap
identitas pasien,
• termasuk keterlibatan pasien dalam proses ini; standardisasi dalam
metode identifikasi di semua rumah sakit dalam suatu sistem
layanan kesehatan; dan partisipasi pasien dalam konfirmasi ini; serta
penggunaan protokol untuk membedakan identifikasi pasien dengan
nama yang sama.
KOMUNIKASI PASIEN
Komunikasi pengoperan pasen
c. Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan Pasien.
• Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/ pengoperan pasien antara unit-
unit pelayanan, dan didalam serta antar tim pelayanan, bisa mengakibatkan
terputusnya kesinambungan layanan, pengobatan yang tidak tepat, dan potensial
dapat mengakibatkan cedera terhadap pasien. Rekomendasi ditujukan untuk
memperbaiki pola serah terima pasien termasuk penggunaan protokol untuk
mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis;
• Memberikan kesempatan bagi para praktisi untuk bertanya dan menyampaikan
pertanyaan-pertanyaan pada saat serah terima,dan melibatkan para pasien serta
keluarga dalam proses serah terima.
OPERAN PASIEN
Kepastian Tindakan benar
d. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar.
• Penyimpangan pada hal ini seharusnya sepenuhnya dapat dicegah. Kasus-kasus
dengan pelaksanaan prosedur yang keliru atau pembedahan sisi tubuh yang salah
sebagian besar adalah akibat dan miskomunikasi dan tidak adanya informasi atau
informasinya tidak benar. Faktor yang paling banyak kontribusinya terhadap
kesalahan-kesalahan macam ini adalah tidak ada atau kurangnya proses pra-bedah
yang distandardisasi.
• Rekomendasinya adalah untuk mencegah jenis-jenis kekeliruan yang tergantung
pada pelaksanaan proses verifikasi prapembedahan; pemberian tanda pada sisi
yang akan dibedah oleh petugas yang akan melaksanakan prosedur; dan adanya
tim yang terlibat dalam prosedur Time out sesaat sebelum memulai prosedur
untuk mengkonfirmasikan identitas pasien, prosedur dan sisi yang akan dibedah.
TITIK ORGAN TUBUH OPERASI
CAIRAN elektrolit
e. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).
• Sementara semua obat-obatan, biologics, vaksin dan media kontras memiliki
profil risiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya
adalah berbahaya.
• Rekomendasinya adalah membuat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan
istilah; dan pencegahan atas campur aduk/bingung tentang cairan elektrolit pekat
yang spesifik.
INFUS PUMP ELEKTROLIT
Pengalihan Pelayanan
f. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan.
• Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat transisi/pengalihan. Rekonsiliasi (penuntasan
perbedaan) medikasi adalah suatu proses yang didesain untuk mencegah salah obat (medication
errors) pada titik-titik transisi pasien.
• Rekomendasinya adalah menciptakan suatu daftar yang paling lengkap dan akurat dan seluruh
medikasi yang sedang diterima pasien juga disebut sebagai “home medication list”, sebagai
perbandingan dengan daftar saat admisi, penyerahan dan/atau perintah pemulangan bilamana
menuliskan perintah medikasi; dan komunikasikan daftar tsb kepada petugas layanan yang
berikut dimana pasien akan ditransfer atau dilepaskan.
REKAM MEDIK
KESalahAN sambung SLANG kateter
g. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube).
• Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain sedemikian rupa
agar mencegah kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang
bisa menyebabkan cedera atas pasien melalui penyambungan spuit dan slang
yang salah, serta memberikan medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru.
• Rekomendasinya adalah menganjurkan perlunya perhatian atas medikasi secara
detail/rinci bila sedang mengenjakan pemberian medikasi serta pemberian
makan (misalnya slang yang benar), dan bilamana menyambung alat-alat kepada
pasien (misalnya menggunakan sambungan & slang yang benar).
SALURAN SLANG INFUS
Alat injeksi

h. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai.


• Salah satu keprihatinan global terbesar adalah penyebaran dan HIV, HBV, dan
HCV yang diakibatkan oleh pakai ulang (reuse) dari jarum suntik.
Rekomendasinya adalah penlunya melarang pakai ulang jarum di fasilitas
layanan kesehatan;
• pelatihan periodik para petugas di lembaga-lembaga layanan kesehatan
khususnya tentang prinsip-pninsip pengendalian infeksi, edukasi terhadap
pasien dan keluarga mereka mengenai penularan infeksi melalui darah; dan
praktek jarum sekali pakai yang aman.
MELAKUKAN INJEKSI
Tingkat kebersihan TANGAN
i. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi
Nosokomial.
• Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia
menderita infeksi yang diperoleh di rumah-rumah sakit. Kebersihan Tangan yang
efektif adalah ukuran preventif yang pimer untuk menghindarkan masalah ini.
• Rekomendasinya adalah mendorong implementasi penggunaan cairan “alcohol-
based hand-rubs” tersedia pada titik-titik pelayan tersedianya sumber air pada
semua kran, pendidikan staf mengenai teknik kebarsihan taangan yang benar
mengingatkan penggunaan tangan bersih ditempat kerja; dan pengukuran
kepatuhan penerapan kebersihan tangan melalui pemantauan/observasi dan
tehnik-tehnik yang lain.
CARA GUNAKAN SARUNG TANGAN
ASPEK HUKUM PATIENT SAFETY
• Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
• UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit (Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum)
• Pasal 53 (3) UU No.36/2009
• “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.”
• Pasal 32n UU No.44/2009
• Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit.
• Pasal 58 UU No.36/2009
• Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian
dalam Pelkes yang diterimanya.”
• tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
ASPEK HUKUM MENURUT UU
• UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit (Tanggung jawab
Hukum Rumah sakit)
• Pasal 29.b UU No.44/2009
• ”Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.”
• Pasal 46 UU No.44/2009
• “Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga
kesehatan di RS.”
MENURUT UU RUMAH SAKIT
• UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit Hak Pasien
• Pasal 32.d UU No.44/2009
• “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”
• Pasal 32.e UU No.44/2009
• “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan
efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”
HAK PASIEN
• Pasal 32.j UU No.44/2009
• “Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan”
• Pasal 32.q UU No.44/2009
• “Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit
apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata ataupun pidana”
MENURUT UU RUMAH SAKIT
• UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit (Kebijakan yang
mendukung keselamatan pasien) a. Pasal 43 UU No.44/2009
• RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
• Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan
pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
• RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang
ditetapkan oleh menteri
• Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk mengoreksi system
dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
MENURUT UU KEPERAWATAN
• UU Republik Indonesia No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
• BAB I Pasal 2 Praktik Keperawatan berasaskan:
 Perikemanusiaan;
 Nilai ilmiah;
 Etika dan profesionalitas;
 Manfaat;
 Keadilan;
 Pelindungan; dan
 Kesehatan dan keselamatan Klien.
MANAJEMEN RESIKO
PENGERTIAN MANAJEMEN RESIKO
SOMBOL RESIKO
PURPOSE:
Risk Management is the process of making and carrying out our
decisions that will minimize the adverse effects of accidental
losses to the organization
Risk Management will strive to reduce both the frequency and severity
of losses to the organization via risk control and risk financing
techniques.
All staff participates in risk management activities in their day-to-day
operations
The purpose of Risk Management is to prevent injury and to prevent
or limit financial loss to the institution.
Commitment, cooperation, and support from the Governing Board,
Administration, Department Heads and all staff and associates are key to
any successful Risk Management Program.
TUJUAN MANAJEMEN RESIKO
TUJUAN DAN MANFAAT
RISK MANAGEMENT IN A CAPSULE
THE BIG A AND THE 25 CS

1. Competence 14. Check list


2. Communication 15. Coordination
3. Consent THE 16. Collections
4. Compassion BIG A IS 17. Calls
5. Consultation 18. Customer
6. Chaperone
: 19. Courage
7. Confirmation ANTICI 20. Credential
8. Completion PATE 21. Confidentiality
9. Correction 22. Comments
10.Caution 23. Counsel
11.Contract
24. Current
25. Calm
12.Common sense
13.Complaints
o s ofi ien
l
Fi
n pas re) HOSPITAL PATIENT
s u ha t ca
A
a tien RISK CENTRED
(P MANAGEMENT CARE
(PELAYANAN
FOKUS
PASIEN)

“Safety is a fundamental
• MUTU principle of patient care
• PATIENT and a critical component
SAFETY of Quality Management.”
3 Fondasi
Asuhan pasien (World Alliance for Patient
Safety, Forward Program WHO,
• Asuhan Medis ETIK • EBM 2004)
• Asuhan Keperawatan
• Asuhan Gizi
• VBM
• Asuhan Obat • Evidence Based Medicine
• Value Based Medicine
SISTEM MANAJEMEN RESIKO
PROSES MANAJEMEN RESIKO
KATEGORI RESIKO
TARGET CAPAIAN PROSES
IDENTIFIKASI HAZARD DI RS

• Faktor Fisik (mis : bising, panas, radiasi, debu, listrik, dsb.),


• faktor Kimiawi (baik bahan-bahan   kimia laboratorium maupun bahan
obat di Farmasi),
• faktor Biologis (mis : bakteria, virus, parasite),
• faktor Psikososial (mis : kejenuhan, stress, kelelahan serta konflik), faktor
Ergonomi (mis : patient handling, dsb),
• serta potensi kecelakaan semua merupakan faktor risiko yang harus
dikontrol. Identifikasi didasarkan kepada setiap bagian yang menunjang
aktifitas di Rumah Sakit.
MENCEGAH HAZARD KIMIA
• a.       Karbon monoksida dan Nitrogen Oksida
•       Sumber utama karbon monoksida adalah dari asap rokok, pembakaraan yang tidak sempurna, asap
dari kendaraan dariemisi buangan kendaraan bermotor. Efek yang ditimbulkan : pusing, mual, iritasi mata
dan saluran pernapasan.
• b.      Ozon
•       Sumber utama ozon dari sarana sterilisasi yaitu air ozon yang merupakan sumber air minum dari mesin
fhoto copy. Efek yang ditimbulkan: iritasi mata dan saluran pernapasan, pusing dapat menimbulkan
kelainan genetik.
• c.       Etilen Oksida
•       Bahan kimia ini digunakan untuk desinfektan dan bahan untuk mensterilisasikan alat. Pernapasan
umumnya terjadi karena aerasi yang kurang tepat pada wadah penampungan etilen oksida setelah proses
sterilisasi selesai. Efek yang ditimbulkan : iritasi saluran pernapasan, mata, diare, perubahan prilaku,
anemia, infeksi saluran nafas sekunder, sensitisasi pada kulit, gangguan reproduksi dan karsinogen.
• d.      Metil Matakrilat (MMA)
•       Umumnya digunakan untuk proses fiksasi sedian di labortorium. Efek kesehatan akut; iritasi mata, kulit
dan membrane mulosa. Efek yang ditimbulkan: sangat bervariasi mulai dari penurunan tekanan darah
hingga serangan jantung. Efek kesehatan kronik : degenerasi, mutagenesis dan teratogenesis.
HAZARD KIMIA

•   e.Formaldehid
•       Efek kesehatan akut : iritasi pada mata dan pernapasan, nyeri ulu hati, mual, hilang kesadaran
(jika tertelan dalam jumlah yang besar). Efek kesehatan kronis: terpapar dalam konsentrasi yang
tinggi dalam uap pormalin selama beberapa waktu dapat menyebabkan laryngitis ,
bronchitis, atau bronkopneumonia. Terpapar dalam jangka waktu lama  dapat
menyebabkan conjungtivitas dan diperkirakan dapat menyebabkan kanker.
• f.       Tolueene dan Xylene
•       Bahan kimia ini digunakan untuk proses fiksasi sfesimen jaringan dan pembersihan noda.
Umumnya ditemukan di laboratorium histology, hemology, makrobiology, dan sitilogy.
•       Efek kesehatan akut : uap maupun cairannya dapat menyebabkan iritasi mata dan lapisan mukosa,
hilangan kesadaran, pusing dan penurunan mental. Tertelan atau absorbsi bahan kimia ini melalui
kulit dapat menyebabkan kulit terbkar dan bersifat mudah terbakar. (flammable). Efek kesadaran
kronik: jika bahan kimia ini mengandung campuran benzena, maka dapat menyebabkan leukemia.
Kontak kulit yang berkepanjangan dapat menyebabkan dermatitis. Toluene diperkirakan dapt
menyebabkan kerusakan sistem reproduksi.
Mencegah Hazard Psikososial
• Hazard (bahaya) Psychosocial adalah suatu bahaya non fisik yang timbul
karena adanya interaksi dari aspek-aspek job description, desain kerja dan
organisasi serta managemen di tempat kerja serta konteks lingkungan
sosial yang berpotensi menimbulkan gangguan fisik, sosial dan psikologi.
• Bahaya psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial psikologis
maupunorganisasi pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat
memberi dampak pada aspek fisik dan mental pekerja. Seperti misalnya
pola kerja yang tak beraturan, waktu kerja yang diluar waktu normal,
beban kerja yang melebihi kapasitas mental, tugas yang tidak berfariasi,
suasana lingkungan kerja yang terpisah atau terlalu ramai dll (Sunaryo
2004)
TEMPAT KERJA
• "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian
atau berhubung dengan tempat kerja tersebut;
PENGERTIAN KECELAKAAN
• KECELAKAAN ADALAH SUATU KEJADIAN TIDAK TERDUGA DAN TIDAK
DIKEHENDAKI YANG MENGACAUKAN PROSES SUATU AKTIVITAS YANG
TELAH DIATUR.
• JENIS KECELAKAAN : KECELAKAAN AKIBAT LANGSUNG PEKERJAAN
DAN ATAU KECELAKAAN TERJADI PADA SAAT PEKERJAAN SEDANG
DILAKUKAN.
• KELOMPOK KECELAKAAN : KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI
PERUSAHAAN, KECELAKAAN ALLU LINTAS DAN KECELAKAAN DI
RUMAH.
PENYEBAB KECELAKAAN
• UNSAFE ACTION : KETIDAK SEIMBANGAN FISIK TENAGA KERJA, YAITU : POSISI
TUBUH, CACAT FISIK, CACAT SEMENTARA, KEPEKAAN PANCA INDRA, KURANG
PENDIDIKAN, PEKERJAAN TIDAK SESUAI KEWENANGAN, PEKERJAAN TIDAK SESUAI
KEAHLIAN ATAU KETERAMPILAN, KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT
PELINDUNG DIRI, MENANGKAT BEBAN YANG BERLEBIHAN DAN BEKERJA
BERLEBIHAN JAM KERJA.
• UNSAFE CONDITION : KECELAKAAN YANG DISEBABKAN SARANA DAN PRASARANA,
YAITU : PERALATAN YG TIDAK LAYAK PAKAI, ADA PAI DI TEMPAT BAHAYA,
PENGAMANAN GEDUNG YG KURANG STANDAR, TERPAPAR BISING, TERPAPAR
RADIASI, PENCAHAYAAN DAN VENTILASI YG KURANG ATAU BERLEBIHAN, KONDISI
SUHU YG MEMBAHAYAKAN, PENGAMANAN YNG BERLEBIHAN, SISTEM PERINGATAN
YG BERLEBIHAN, SIFAT PEKERJAAN YG MENGANDUNG POTANSI BAHAYA.
KLASIFIKASI KECELAKAAN
• KLASIFIKASI MENURUT JENIS KECELAKAAN : TERJATUH, TERTIMPA BENDA,
TERKENAN BENDA, TERJEPIT BENDA, TERKANA ARUS LISTRIK, KONTAK
BAHAN RADIASI.
• KLASIFIKASI MENURUT PENYEBAB : MESIN-MESIN, ALAT ANGKUT DAN
ANGKAT, PERALATAN PEMANAS, BAHAYA ZAT RADIASI/ MELEDAK,
LINGKUNGAN KERJA .
• KLASIFIKASI MENURUT SIFAT LUPA ATAU KELAINAN : PATAH TULANG,
DISLOKASI, REGANG OTOT, MEMAR, AMPUTASI, GEGAR/ REMUK, LUKA
BAKAR, KERACUNAN, MATI LEMAS, PENGARUH LISTRIK/ RADIASI.
• KLASIFIKASI MENURUT LETAK KELAINAN ATAU LUKA DI TUBUH : KEPALA,
LEHER
KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN
• KERUGIAN EKONOMI : KERUSAKAN ALAT, BANGUNAN, BAHAN, BIAYA
PENGOBATAN, TUNJANGAN KECELAKAAN, JUMLAH PRODUKSI
MENURUN, KOMPENSASI KECELAKAAN, PENGGANTIAN TENAGA
KERJA YG MENGALAMAI KECELAKAAN.
• KERUGIAN NON EKONOMI : PENERITANAAN KORBAN DAN
KELUARGA, HILANGNYA WAKTU SELAMA SAKIT, KORBAN/ KELUARGA,
KETERLAMBATAN AKTIVITAS AKIBAT TENAGA KERJA, HILANGNYA
WAKTU KERJA.
ASAS PENCEGAHAN KECELAKAAN
• ASAS KECELAKAAN KERJA DI BIDANG KESEHATAN KERJA DENGAN
MENERAPKAN K3 ( KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA).
• MANAJMEN PERUSAHAAN : EVALUASI PERLINDUNGAN KARYAWAN,
PELATIHAN, BIMBINGAN BERKALA, DEMONSTRASI APD,
HOUSKEEPING YG BAIK, SANKSI KARYAWAN, INSENTIF KARYAWAN.
• TENAGA KERJA : MEMAKAI APD, SADAR AKAN KESELAMATAN KERJA,
PERATURAN KERJA.
PENGERTIAN
• Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat
sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3
bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident).
INVESTASI
• Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak
biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk
investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah
pada masa yang akan datang.
KESEHATAN KERJA
• Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam
ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar
pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit/gangguan –gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum.
TANDA BAHAYA
KESELAMATAN KERJA
• Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan.
• Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
• a. Sasarannya adalah manusia
• b. Bersifat medis.
PENYAKIT AKIBAT KERJA
• PENCAHAYAAN
• POLUSI
• VENTILASI
• RADIASI
• TOKSIOLOGI
• KEBISINGAN
SIMBOL PERLINDUNGAN
BAHAYA DI LANTAI PRODUKSI
• TERTIMPA BENDA KERAS
• TERPOTONG BENDA TAJAM
• TERJATUH DARI TEMPAT TINGGI
• TERBAKAR ATAU TERKENA ALIRAN LISTRIK
• TERKENA ZAT KIMIA
• RUSAK PENDENGARAN KARENEA KEBISINGAN
• RUSAK PENGLIHATAN KARENA CAHAYA BERLEBIHAN
• TERKENA RADIASI, DLL.
KECELAKAAN API DAN KEBAKARAN
• DASAR HUKUM PENGENDALIAN KEBAKARAN
• JENIS KECELAKAAN API
• KIMIA API
• PEMBAKARAN
• NYALA API
• BARA API
• SEGITIGA API
• TEORI API
• PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• DAMPAK KEBAKARAN
MENCEGAH KESELAMATAN KERJA
LINGKUNGAN
• Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik,
mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau
gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
• Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang
sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau
menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya,
perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta
pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
PERALATAN K-3
BLOOM
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat
faktor yakni :

• 1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /


anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme)
dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
• 2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
• 3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan
kecacatan, rehabilitasi, dan
• 4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
KES INDUSTRI
• Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya
baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif
terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
• Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan
sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah
kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan
pekerjaannya.
• 
KESELAMATAN KERJA
• Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan
(Sumakmur, 1993).
• Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
• a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
• b. Bersifat teknik.
ALAT PELINDUNG KERJA
KESELAMATAN KERJA
• Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya)
bermacam macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan
dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
PELINDUNG KEPALA
KEUTUHAN
• Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari
sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan
karyanya.
• Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
SIMBUL RAMBU-RAMBU
MERUGIKAN
• Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau
peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia,
merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
• Dewasa ini pembangunan nasional tergantung banyak kepada kualitas,
kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia termasuk
praktisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
• Dari segi dunia usaha diperlukan produktivitas dan daya saing yang baik
agar dapat berkiprah dalam bisnis internasional maupun domestik.
Salah satu faktor yang harus dibina sebaik-baiknya adalah implementasi
K3 dalam berbagai aktivitas masyarakat khususnya dalam dunia kerja.
INSIDEN KERJA
• Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden
(incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-
accident”, adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana
dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap
manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses kerja.
BRIEFING KERJA
KELALAIAN
• Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu
norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja
merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang
tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang
tidak kondusif.
• 
PERLINDUNGAN
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut :
• a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek
manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.
• b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
• c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan
industri barang maupun jasa.
• d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan
usaha hyperkes.
RAMBU-RAMBU
 Percetakan Id Card
Rambu Bahaya
Rambu Benda Bebahaya
Rambu Darurat
Rambu Dilarang Merokok
Rambu Forklif
Rambu Larangan
Rambu Mudah Terbakar
Rambu P3K
Rambu Parkir
Rambu Pemadam Api
Rambu Perhatian / Caution
Rambu Peringatan
Rambu Pintu Darurat
Rambu Toilet
Rambu Utamakan Keselamatan
CONTOH RAMBU-RAMBU
CONTOH RAMBU-RAMBU
ATURAN KESELAMATAN
• Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di dalam atau di Luar yang berada di dalam
wilayah Rumah Sakit.
KETENTUAN TEMPAT KERJA
• Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam tempat kerja di rumah
sakit :
• dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau
peledakan;
• dibuat, diolah, dipakai, atau disimpan atau bahan yang dapat meledak,
mudah terbakar, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
• dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan,
saluran air, limbah.
TEMPAT KERJA YANG NYAMAN
KEGIATAN KERJA
• Pekerjaan dalam dan luar rumah sakit ;
• Pekerjaan menyebar suhu, kelembaban, suhu,, api, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
• Pekerjaan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
• Pekerjaan pemancaran satelit, penerimaan internet, radar, televisi, atau
telepon;
• dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas medis, atau air;
• Pekerjaan yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
JENIS ALAT PELINDUNG
PERSYARATAN
• Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk : 
• mencegah dan mengurangi kecelakaan;
• mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
• mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
• memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
• memberi pertolongan pada kecelakaan;
• memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
• mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran;
ALAT PELINDUNG DIRI
PERSYARATAN
• mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
• memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
• menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
• menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
• memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
• memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
• mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang;
• mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
• mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
PEMAKAIAN GELANG
• Pemakaian Gelang Identitas Pasien Dibedakan Berdasarkan Warna,
diantaranya:
• Merah muda untuk pasien berjenis kelamin perempuan
• Biru muda untuk pasien berjenis kelamin laki-laki.
• Merah untuk pasien alergi obat-obatan
• Kuning untuk pasien dengan risiko jatuh
• Hijau untuk pasien alergi latek
• Ungu untuk pasien DNR (Do Not Resusitation)
• Abu-abu untuk pasien dengan pemasangan bahan radioaktif (kemoterapi)
• Putih untuk pasien dengan kondisi jenis kelamin ganda (ambigu)
IDENTITAS GELANG
LIMA WARNA GELANG
• Ada 5 macam warna gelang identitas pasien yang digunakan dan masing-masing warna
memiliki fungsi identifikasi yang berbeda, yaitu:
• Biru Muda, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis
kelamin laki-laki;
• Merah Muda/ Pink, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien
berjenis kelamin perempuan;
• Kuning, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien yang berisiko
jatuh;
• Merah, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien yang memiliki
riwayat alergi terhadap suatu jenis obat;
• Ungu, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien dengan kategori 'do
not resuscitate' (DNR) .yaitu pasien atau keluarga yang memilih tidak melanjutkan tindakan
medis.
GELANG PASIEN
JENIS APD
• KEPALA : HELMET
• MATA : SAFETY GLOSSES, SAFETY GOGLE
• WAJAH : FACE SHIELD, PELINDUNG JARI
• TANGAN : SAFETY GLOVES, PELINDUNG JARI
• KULIT : CREAM PELINDUNG
• KAKI : SAFETY SHOES
• PERNAPASAN : MASKER, BREATHING APPARATUS
• TELINGA : EAR PLUG
PAKAIAN HAMZAT COVID-19
ALAT PELINDUNG DIRI
SARUNG TANGAN
• MELINDUNGI TANGAN DARI BAHAN INFEKSIUS DAN MELINDUNGI
PASIEN DARI MIKROORGANISME PADA TANGAN PETUGAS.AALAT INI
MERUPAKAN PEMBATAS FISIK UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN
INFEKSI DAN HARUS DIGANTI UNTUK MENCEGAH INFEKSI SILANG.
SARUNG TANGAN BEDAH DAN
PEMERIKSAAN
ADA 3 JENIS SARUNG TANGAN
• 1. SARUNG TANGAN BEDAH, DIGUNAKAN KETIKA MELAKUKAN
TINDAKAN INFASIF DATAU PEMBEDAHAN.
• 2. SARUNG TANGAN PEMERIKSAAN, DIPAKAI UNTUK MELINDUNGI
PETUGAS KESEHATAN SEWAKTU MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAU
PEKERJAAN RUTIN.
• 3. SARUNG TANGAN RUMAH TANGGA, DIPAKAI SEWAKTU
MEMPROSES PERALATAN, MENAGANI BAHAN-BAHAN
TERKONTAMINASI, DAN SEWAKTU MEMBERSIHKAN YANG
TERKONTAMINASI.
APD RADIOLOGI = APRON
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.

Alat Pelindung Diri atau Perlengkapan proteksi yang biasa digunakan oleh pekerja radiasi
adalah : Apron Radiologi

Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan


radiografi atau fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x
hingga 150 kVp harus menyediakan sekurang – kurangnya
setara 0,5 mm lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah hitam
harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron
tersebut
APD RADIOLOGI
RAMBU-RAMBU LARANGAN

Anda mungkin juga menyukai