Anda di halaman 1dari 5

Jurnal ILMU DASAR, Vol. 14 No.

1, Januari 2013: 33-37 33

KARAKTER MEMBRAN SELULOSA ASETAT AKIBAT PENAMBAHAN


ZAT ADITIF MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

Cellulose Acetate Membranes characters Due To Additions Additive


Monosodium Glutamate (MSG)

Dwi Indarti*), I Nyoman Adi Winata, Heny Yunita Novianti


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Jember
*)email: indartidwi@gmail.com

ABSTRACT

This study purposed to determine the effect of MSG on the character of cellulose acetate membranes. This
membrane preparation using phase inversion technique. The results showed that the higher the concentration of
MSG, which is the character of membrane permeability coefficients and higher water flux, whereas for the
character of the membrane density test and 100-200 kDa dextran rejection further down. To test the FTIR
proved that there are no additives or solvents are trapped in a membrane.

Keywords : Cellulose Acetate, phase inversion, MSG, FTIR

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi


PENDAHULUAN karakteristik membran, salah satunya yaitu zat
aditif. Salah satu fungsi dari pada zat aditif
Penggunaan teknologi pemisahan merupakan adalah mempengaruhi morfologi dari suatu
hal penting dalam proses industri. Salah satu membran, sehingga berpengaruh terhadap
teknik pemisahan yang digunakan adalah kondisi fisik dan kinerja membran yang
teknologi membran. Keunggulan membran dihasilkan. Pada penelitian ini diamati
dibandingkan dengan pengolahan secara pengaruh penambahan variasi konsentrasi zat
konvensional dalam pengolahan air minum aditif terhadap karakteristik membran yang
antara lain yaitu memerlukan energi yang dihasilkan,aditif yang digunakan adalah
lebih rendah untuk operasi dan pemeliharaan, monosodium glutamate (MSG). Kelebihan dari
desain dan konstruksi untuk sistem dengan MSG yaitu sangat hidrofilik karena adanya
skala kecil, sehingga mudah di-scale up dan gugus hidroksil, murah dan mudah didapat
tidak butuh kondisi ekstrim (temperatur dan (Idris et al.,2008). Idris, A et al, (2008)
pH) (Bhongsuwan et al., 2008). melakukan penelitian di mana konsentrasi
Salah satu material membran ultrafiltrasi aditif (MSG) yang memiliki struktrur finger
yang berkembang saat ini adalah membran adalah 6%. Pelarut yang digunakan adalah
selulosa asetat. Kelebihan selulosa asetat asam format. Asam format merupakan pelarut
sebagai material membran adalah mudah untuk baik untuk MSG (Idris et al., 2008).
diproduksi dan bahan mentahnya merupakan Darunee Bhongsuwan et,al, (2008) telah
sumber yang dapat diperbaharui. Kekurangan meneliti komposisi selulosa asetat 20%,
membran selulosa asetat adalah sangat formamida 33% dan aseton 47% ,waktu
sensitive terhadap pH antara 2 sampai 8, penguapan 30 detik serta suhu dan waktu
biodegradable, yaitu sangat rentan terhadap annealing sebesar 700C selama 3 menit tanpa
mikroba yang ada di alam (Bhongsuwan et al., penambahan zat aditif dapat menghasilkan
2008). membran ultrafiltrasi dengan nilai MWCO
Teknik-teknik yang biasanya digunakan sebesar 9000 kDa (Piluharto, 2001).
pada proses pembuatan membran antara lain Berdasarkan data di atas, variasi
sintering, stretching, track-etching, template- konsentrasi aditif (MSG) yang digunakan
leaching dan inversi fasa. Membran Selulosa sekitar 6% yaitu 0 %, 4 %, 6 %, 8 % dan 10%.
asetat dapat dibuat dengan metode inversi fasa. Variasi konsentrasi aditif (MSG) dalam
Inversi fasa adalah suatu proses pengubahan penelitian ini diharapkan akan mempengaruhi
bentuk polimer dari fasa cair rmenjadi padatan morfologi membran.
dengan kondisi terkendali.

Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


34 Karakter Membran Selulosa…           (Indarti dkk)

METODE uji kerapatan, uji struktur kimia (FTIR) dan uji


kinerja membran. Pertama adalah uji kerapatan
Bahan dan Alat dengan cara diukur luas membran dan diukur
Penelitian telah dilakukan di Laboratorium ketebalannya, kemudia dihitung berat membran
Kimia Fisik dan analitik Jurusan Kimia dan dimasukkan dalam rumus p= m/V. Kedua
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan uji fluks air dengan cara membran yang
Alam, Fakultas Farmasi Universitas Jember diperoleh kemudian dipotong berbentuk
dan di Universitas Brawijaya. Pelaksanaan lingkaran dengan diameter 5.7 cm. Penentuan
penelitian berlangsung mulai Agustus 2012 fluks air diperoleh dengan mengukur
sampai dengan Maret 2013. banyaknya volume air yang melewati tiap
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini satuan luas permukaan per satuan waktu.
meliputi : Selulosa Asetat Sigma Aldrich (BM Sebelum uji fluks air, terlebih dahulu dilakukan
30.000, 39.9 w%), asam format (Merck) ρ=   kompaksi terhadap membran yang akan diuji.
1.21 g/mL, pa), aseton (Mecrk);;   ρ   =   0.79   Kompaksi dilaukan dengan mengalirkan air
g/mL, pa), MSG (SASA), aquades, dekstran melewati membran hingga diperoleh fluks air
(100-200 kDa) Sigma Aldrich, fenol 5% dan yang konstan. Ketiga adalah uji koefisien
H2SO4 pekat (Merck), aluminium foil, kertas permeabilitas dengan cara mencari fluks
saring dan aquades. dengan berbagai variasi tekanan 1-3 bar.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian Keempat uji rejeksi, penentuan konsentrasi
ini antara lain: alat-alat gelas, hot plate permeat dan retentat diukur dengan metode
(penangas), pengaduk, neraca analitis merk spektrofotometri [4]. Sebelum menentukan
OHAUS, kompresor, micrometer, selotip, konsentrasi permeat dan retentat lebih dulu
spectrophotometer UV/VIS 756CRT, botol dibuat larutan standart dengan variasi
semprot, alat pencetak membran (pelat kaca konsentrasi yaitu 1000 ppm. Larutan standart
dan lampu neon), bak koagulasi, stopwatch, dibuat dari dekstran 100-200 kDa yang
dan satu set alat ultrafiltrasi modul flat sistem dilarutkan dalam air. Larutan standart ataupun
dead-end, dan spektrofotometer Fourier sampel ditambahkan reagen fenol 5% dan
Transform Infrared (FTIR). H2SO4 pekat dengan perbandingan 1:1:5 yang
menghasilkan warna kuning ke orange-an.
Pembuatan Membran CA Selanjutnya permet dan retentat diukur
Pembuatan membran dilakukan dengan metode absorbannya.
inversi fasa. Larutan cetak membran terdiri dari
CA, aseton, asam format dan MSG dengan HASIL dan PEMBAHASAN
koagulan air. Selulosa asetat dengan berat 2 g
dilarutkan dalam 4,7 g aseton, 3,3 g asam Pengaruh Konsentrasi MSG terhadap
format dan MSG dengan variasi 0%, -10% di Densitas Membran Selulosa Asetat
aduk sampai homogen dengan pengaduk Konsentrasi MSG berpengaruh terhadap
magnetik. untuk lebih lengkap dapat dilihat densitas membran selulosa asetat. Pengaruh
dalam Tabel 1. konsentrasi MSG terhadap densitas membran
selulosa asetat dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1. Rancangan penelitian membran CA

Larutan cetak yang telah homogen dan tidak


mengandung gelembung udara dituang di atas Gambar 1. Pengaruh konsentrasi MSG
plat kaca yang bagian tepinya diberi selotip terhadap membran CA
(mengatur ketebalan membran) dan dicelupkan
dalam bak koagulasi yang berisi air. Gambar 1 menunjukkan semakin tinggi
Karakterisasi membran selulosa asetat meliputi konsentrasi MSG, densitas semakin kecil. Data
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 14 No. 1, Januari 2013: 33-37 35

lebih lengkap dalam memperoleh nilai densitas Tabel 2. Penentuan waktu kompaksi pada
dapat dilihat di lampiran A. Adanya perubahan tekanan 2 bar
densitas dimungkinkan terjadi karena ketika
membran dimasukkan ke dalam bak koagulasi
terjadi proses solidifikasi, membran masih
berbentuk cair bergerak mengisi pori atau
berkas kosong yang diakibatkan adanya difusi
antara pelarut dan aditif ke dalam air.
Mekanisme pembentukan pori membran terjadi
karena ada interaksi antara aditif, pelarut,
polimer dan air pada bak koagulasi. Interaksi Tabel 2 menunjukkan konsentrasi MSG
yang terjadi pada CA dengan MSG dan CA berpengaruh terhadap waktu kompaksi
dengan asam formalah interaksi hidrogen, membran selulosa asetat. Semakin
tetapi interaksi hidrogen CA dengan MSG meningkatnya konsentrasi MSG maka waktu
lebih besar dari pada CA dengan asam format. kompaksi untuk mencapai fluks air hingga
Sedangkan untuk interaksi antara CA denagn konstan semakin cepat.
aseton hanya interaksi dipol dipol yaitu
interaksi ikatan hidrogen dan dipol- dipol.
Pengaruh Konsentrasi MSG terhadap Fluks
Interaksi hidrogen lebih kuat daripada interaksi
Air
dipol dipol. Fluks air atau kecepatan permeasi merupakan
Hal ini memungkinkan yang terdifusi lebih salah satu parameter yang menentukan kinerja
dahulu dengan air adalah aseton, selanjutnya membran [5]. Penentuan fluks air diperoleh
asam format dan MSG. Dengan demikian dengan mengukur banyaknya volume air
kemungkinan yang dominan dalam melewati tiap satuan luas permukaan membran
pembentukan pori yaitu konsentrasi MSG. persatuan waktu. Pengaruh konsentrasi MSG
Pembentukan top layer membran terhadap fluks dapat dilihat pada gambar 2.
kemungkinan ditentukan karena sebagian
aseton yang ada di permukaan atas membran
berdifusi cepat dengan air terlebih dahulu
sehingga porinya kecil, di bagian sub layer
kedua pelarut tersebut mulai menguap tetapi
masih ada MSG dan bagian permukaan bawah
pelarut hilang dan MSG mulai berdifusi dengan
air secara perlahan. Hal ini diakibatkan
interaksi antara CA dengan MSG kuat,
sehingga air berdifusi dengan MSG cukup Gambar 2. Pengaruh konsentrasi MSG terhadap
terganggu dengan adanya interaksi MSG nilai fluks membran CA
dengan CA. Hal ini mengakibatkan pada
bagian sub layer akan membentuk pori yang Gambar 2 menunjukkan semakin tinggi
lebih besar. Sehingga pori yang terbentuk konsentrasi MSG, fluks juga semakin besar.
asimetri. Hal ini juga ditunjang dengan data SEM,
konsentrasi MSG semakin meningkat
Pengaruh Konsentrasi MSG Terhadap permukaan atas dari membran semakin
Waktu Kompaksi Membran Selulosa Asetat lebar,memungkinkan air untuk masuk kedalam
Kompaksi merupakan suatu proses deformasi pori-pori membran semakin banyak, hal ini
mekanik pada matriks polimer penyusun juga terbukti dengan semakin tinggi
membran bertujuan untuk menata ulang pori- konsentrasi MSG, koefisien permeabilitas juga
pori membran yang baru terbentuk tersebut, semakin besar.
akibat dari tekanan dan perlakuan lainnya yang
mempengaruhi pori-pori membran. Uji ini Konsentrasi MSG berpengaruh terhadap
untuk memperoleh harga fluks air yang konstan Koefisien permeabilitas membran.
waktu kompaksi pada tekanan operasional yang Permeabilitas merupakan ukuran kecepatan
diberikan yaitu 2 bar. Hasil kompaksi pada suatu spesi untuk melewati membran.
membran dengan variasi konsentrasi MSG Koefisien permeabilitas membran adalah
diperlihatkan pada Tabel 2. gradien kemiringan kurva hubungan fluks air
(J) terhadap tekanan operasi. Semakin

Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


36 Karakter Membran Selulosa…           (Indarti dkk)

meningkatnya konsentrasi MSG, maka nilai


fluks airnya semakin besar dan koefesien
permeabilitas juga semakin besar.

Gambar 5. Spektrum FT-IR membran CA


variasi (a) 0% MSG, (b) 4%
Gambar 3. Pengaruh konsentrasi MSG
MSG dan 6 % MSG
terhadap koefisien permebilitas
membran CA

Tabel 3 Puncak serapan gugus fungsi membran


Pengaruh Konsentrasi MSG terhadap
selulosa asetat
Rejeksi Membran Selulosa Asetat
Tahap pertama untuk menentukan koefesien Gugus Puncak Serapan (cm-1)
rejeksi adalah ditentukan terlebih dahulu Fungsi CA ( 0% CA ( 0% CA ( 0%
panjang gelombang maksimal yang diserap MSG) MSG) MSG)
oleh dekstran. Dari hasil scanning panjang C=O 1373 1373 1373
gelombang optimum diperoleh panjang (ester)
gelombang 490 nm. C-O (ester) 1239 1239 1239
C-O 1051 1051 1051
(alkohol)

Hasil analisa dengan spektroskopi IR pada


gambar 5 dan tabel 3 menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan puncak-puncak serapan
pada spektrum IR, baik yang 0%, 4%, dan 6%.
Hal ini menunjukkan bahwa tida ada ikatan
yang baru antara CA dengan pelarut dan CA
Gambar 4. Pengaruh konsentrasi MSG pada dengan MSG, selain itu data juga menunjukkan
koefesien rejeksi membran tidak ada pelarut MSG yang terjebak dalam
membran
Gambar 4 menunjukkan bahwa koefisien
rejeksi berkurang dengan meningkatnya
konsentrasi MSG. Hal ini dapat dijelaskan KESIMPULAN
bahwa interaksi MSG dengan MSG lebih kuat
dibandingkan dengan interaksi MSG dengan Peningkatan konsentrasi MSG dari 0 % hingga
asam format dan MSG dengan aseton. 10 % menyebabkan penurunan pada nilai
densitas membran selulosa asetat.
meningkatkan fluks air dan koefisien
Analisa Gugus Fungsi Membran Selulosa permeabilitas membran selulosa asetat tetapi
Asetat dengan FTIR menurunkan nilai rejeksi dekstran. Begitu juga
Analisa membran selulosa asetat dengan FTIR waktu kompaksi, sekin tinggi konsentrasi
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya MSG, waktu kompaksi untuk mencapai fluks
pelarut atau zat aditif yg terikat atau terjebak konstan semakin cepat. Karakteristik struktur
dalam membran. Gambar 5 merupakan membran selulosa asetat berdasarkan data
spektrum IR dari CA 0%, 4% dan 6%. spektrum IR menunjukkan adanya gugus O-H,
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 14 No. 1, Januari 2013: 33-37 37

C=O ester, C-O ester dan C-O alkohol. Spektrum Idris, A, Mieow dan Ahmed. 2008. The Effect of
tersebut menandakan tidak ada pelarut maupun Monosodium Glutamate Additive On
MSG yang terjebak. Performance Of Dialysis Membrane. J. Sci.
Technol. Vol 3( 2): 172 – 179.
Piluharto,  B.2001.  “Studi  Awal  Penggunaan Nata De
Coco   Sebagai   Membran   Ultrafiltrasi.”   Tidak  
DAFTAR PUSTAKA Dipublikasikan. Tesis Bandung: Program Pasca
Sarjana Institut Teknologi Bandung ITB.
Bhongsuwan, D., T. Bhongsuwan and J. NaSuwan. Mulder, M. 1996. Basic Prinsiple of Membran
2008. 2012.
Anonim. Preparation of Cellulose Acetate Technology. 2nd edition. Dordrecht: Kluwer
Membranes for Ultra- Nano- Filtrations.
http://ingintaukimia.blogspot.com/2012/08/ Academic Publisher.
Kasetsart J. (Nat. Sci.) 42 : 311 – 317. [3
makalah-pembuatan-natade-coco.html Wenten, I. G. 2000. Teknologi Membran Industrial.
November 2012] Bandung: Penerbit ITB.
Brandrup, J., John, W & son. 1975. Handbook
Polymer, Edisi ke-2. New York
Bhongsuwan, D., T. Bhongsuwan and J.
NaSuwan. 2008. Preparation of Cellulose
Acetate Membranes for Ultra- Nano-
Filtrations. Kasetsart J. (Nat. Sci.) 42 : 311 –
317.
Idris, A, Mieow dan Ahmed. 2008. The Effect of
Monosodium Glutamate Additive On
Performance Of Dialysis Membrane. J. Sci.
Technol. Vol 3( 2): 172 – 179.
Piluharto,   B.2001.   “Studi   Awal   Penggunaan   Nata  
De Coco Sebagai   Membran   Ultrafiltrasi.”  
Tidak Dipublikasikan. Tesis Bandung:
Program Pasca Sarjana Institut Teknologi
Bandung ITB.
Mulder, M. 1996. Basic Prinsiple of Membran
Technology. 2nd edition. Dordrecht: Kluwer
Academic Publisher.
Wenten, I. G. 2000. Teknologi Membran
Industrial. Bandung: Penerbit ITB.

Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID

Anda mungkin juga menyukai