Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Analisis Sistem Informasi

“Feasibility Analysis and the System Proposal”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Analisis Sistem Informasi

Vice Pramutia Dolly / 17138114

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN (PTK)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Feasibility Analysis and the System
Proposal” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas individu pada matakuliah Analisis Sistem Informasi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang. Penulis juga
berharap, semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah wawasan
kita mengenai materi ini.

Padang, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................2

C. Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kelayakan ....................................................................3

B. Enam Kategori Pengujian Kelayakan ..........................................................4

C. Teknik Analisis Cost Benefit....................................................................... 7

D. Proposal Sistem ..........................................................................................17

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................27

B. Saran ...........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang sistem analis saat ini harus menggali dan berfikir lebih dalam
tentang dunia bisnis yang merupakan lahan bagi analis untuk
mengembangkan karirnya. Diantanya dengan memperbanyak informasi dan
komunikasi. Informasi dan komunikasi adalah kunci utama dalam dunia
bisnis, terutama dalam menganalisis kelayakan sebuah sistem. Dalam
menganalisis kelayakan sebuah sistem seorang analis terlebih dahulu
menyusun dokumen kebutuhan sistem.
Ketika sistem analis selesai menyusun dokumen kebutuhan
sistem,maka tahap disain sistem bisa dimulai, tetapi tidak semua kebutuhan
sistem yang didefinisikan pada tahapan analisis kebutuhan sistem layak untuk
dikembangkan pada sistem informasi. Harus ada mekanisme untuk
menjustifikasi apakah kebutuhan sistem yang dibuat layak untuk dilanjutkan
menjadi sistem atau tidak. Tahapan inilah yang sering kita sebut sebagai
tahapan analisis kelayakan atau studi kelayakan.Tidak semua kebutuhan
sistem yang telah didefinisikan pada tahapan analisis kebutuhan sistem layak
untuk dikembangkan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah studi kelayakan atau
analisis kelayakan sistem.
Kelayakan adalah ukuran akan seberapa menguntungkan atau seberapa
praktis pengembangan sistem informasi terhadap organisasi. Kelayakan analis
atau analisis kelayakan adalah proses pengukuran kelayakan. Kelayakan
sebaiknya diukur di sepanjang siklus hidup. Lingkup dan kompleksitas
proyek yang tampaknya dapat dikerjakan dengan mudah, dapat berubah
setelah persoalan dan kesempatan awal dianalisis secara lengkap atau setelah
sistem di desain. Jadi, proyek yang layak dikerjakan di tahapan tertentu, dapat
menjadi tidak layak pada tahap selanjutnya.
2

B. Rumusan Masalah
1. Mengidentifikasi tempat pemeriksaan kelayakan dalam siklus sistem.
2. Mengidentifikasi solusi alternatif sistem.
3. Mendefinisikan dan menggambarkan enam jenis kelayakan dan masing-
masing kriterianya.
4. Melakukan berbagai analisis biaya dan manfaat menggunakan waktu.
5. Menulis laporan usulan sistem yang cocok untuk audiens yang berbeda.
6. Rencana presentasi resmi kepada pemilik sistem dan pengguna.

C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui tempat pemeriksaan kelayakan sebuah sistem.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi solusi alternatif sistem.
3. Mahasiswa mampu mendefinisikan dan menggambarkan enam jenis
kelayakan dan masing-masing kriterianya.
4. Mahasiswa mampu melakukan berbagai analisis biaya dan manfaat
menggunakan waktu.
5. Mahasiswa mampu menulis laporan usulan sistem yang cocok untuk
audiens yang berbeda.
6. Mahasiswa mampu mempresentasikan laporan usulan sistem secara resmi
kepada pemilik sistem dan pengguna.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kelayakan


Suatu studi kelayakan (Feasibility study) adalah suatu studi yang akan digunakan
untuk menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan atau
dihentikan. Studi kelayakan disebut juga dengan istilah High point review( Jogiyanto,2008).
Kelayakan adalah ukuran akan seberapa menguntungkan atau seberapa praktis
pengembangan sistem informasi terhadap organisasi.Analisis kelayakan adalah proses
pengukuran kelayakan. Kelayakan sebaiknya diukur sepanjang siklus hidup.
Jadi analisis kelayakan adalah suatu kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang
dapat diterima dari sebuah sistem, yang hasilnya dapat digunakan untuk mengambil
keputusan apakah sebuah sistem dapat dijalankan, ditunda, atau tidak dijalankan.
Berikut ini adalah alasan kenapa Analisis kelayakan / Feasibility Analysis perlu untuk
dilaksanakan.
a. Memunculkan beberapa alternatif sehingga memberikan arah yang jelas terhadap
rencana.
b. Memberikan alasan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan.
c. Mengidentifikasikan dan menanggulangi pengaruh/resiko yang mungkin terjadi dari
proyek sedini mungkin.
d. Menyediakan informasi yang berkualitas bagi pengambil keputusan.
Tugas melakukan sebuah studi kelayakan terperinci harus dilakukan oleh evaluator
(pihak yang mengevaluasi) terdidik dan independen. Objektivitas merupakan hal yang
esensial bagi penilaian yang adil terhadap setiap desain. Evaluator ini harus terdiri atas
manajer proyek, seorang perwakilan pemakai sistem, dan profesional sistem yang bukan
bagian dari proyek tetapi memiliki keahlian dalam bidang-bidang tertentu yang dicakup oleh
studi kelayakan. Juga untuk alasan-alasan audit operasional, evaluator ini harus memiliki
staf audit internal.
Fase analisis kelayakan adalah sebagai berikut:
4

 Analisis kelayakan pertama yaitu mengukur tingkat kepentingan, manfaat, dan


keuntungan sebuah sistem/proyek dan mengidentifikasi persoalan yang terjadi pada
sistem.
 Fase selanjutnya analis membuat perkiraan yang lebih baik tentang biaya pengembangan
dan keuntungan yang akan diperoleh dari sistem.
 Fase analisis keputusan sangat penting untuk memetakan salah satu dari banyak
kemungkinan implementasi sebagai objek untuk mendesain sistem. Selama fase analisis
keputusan, solusi alternatif didefinisikan dalam konteks metode input/output, metode
penyimpanan data, persyaratan perangkat keras dan lunak, metode pengolahan, dan
implikasi orangnya.
Berikut ini adalah hal yang dapat dipilih oleh seorang analis sistem dalam
mengevaluasi kelayakan sebuah sistem:
a. Membiarkan sistem yang sudah ada.
b. Mengatur kembali proses bisnis yang ada.
c. Meningkatkan proses computer yang telah ada.
d. Membeli aplikasi terpaket.
e. Mendesain dan membangun sistem berbasis computer yang baru.
Setelah menentukan pilihan tersebut, kemudia dianalisis untuk mengetahui kelayakan
operasional, teknis, jadwal, dan ekonomisnya. Suatu solusi alternatif terhadap persoalan
yang ada pada sebuah sistem untuk direkomendasikan pada pemilik sistem dan mendapat
persetujuan.

B. Enam Kategori Pengujian Kelayakan


1) Operational feasibility/kelayakan operasional
Kelayakan operasional menyangkut beberapa aspek. Untuk disebut layak secara
operasional, usulan kebutuhan sistem harus benar-benar bisa menyelesaikan masalah
yang ada di sisi pemesan sistem informasi, disamping itu informasi yang dihasilkan oleh
sistem harus merupakan informasi yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna tepat
pada saat pengguna menginginkannya
5

Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah aspek (psikologis). Aspek ini
menyangkut aspek penerimaan sistem informasi oleh orang-orang yang ada di dalam
organisasi
Kelayakan operasional dapat diartikan ukuran sebaik apa solusi tersebut akan
bekerja dalam organisasi. Juga ukuran pendapat orang tentang sistem atau proyek
tersebut.
PIECES dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan suatu masalah atau
efektivitas suatu solusi.
Performance = Kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki informasi
performance/performa.
Information = Kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki informasi/ information
(data).
Economics = Kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki economics/ekonomi,
mengendalikan biaya, atau meningkatkan keuntungan.
Control = Kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki control/control atau
keamanan.
Effieciency = Kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki efficiency/efisiensi orang
dan proses.
Service = Kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki service/layanan ke pelanggan,
pemasok, rekan kerja, karyawan dan lain-lain.
2) Technical feasibility/kelayakan teknis
Kelayakan teknis menyoroti kebutuhan system yang telah disusun dari aspek
teknologi yang akan digunakan. Jika teknologi yang dikehendaki untuk
pengembangan sistem merupakan teknologi yang mudah di dapat, murah tingkat
pemakaiannya mudah, maka secara teknis usulan kebutuhan sistem bisa dinyatakan
layak. Kelayakan teknis adalah ukuran kepraktisan solusi teknis tertentu dan kesediaan
sumber dan pakar teknis.
Saat ini, sangat sedikit hal yang secara teknis tidak mungkin. Akibatnya,
kelayakan teknis mengarah pada hal yang praktis dan masuk akal. Kelayakan teknis
ditujukan pada tiga masalah pokok yaitu:
a. Teknologi atau solusi yang diajukan harus praktis.
6

b. Teknologi yang dimiliki harus memadai.


c. Pakar atau teknisi harus capable sesuai dengan bidang yang dibutuhkan.
3) Schedule feasibility/kelayakan jadwal
Adalah ukuran kelayakan jadwal pelaksanaan sistem tersebut.Beberapa sistem
diawali dengan tenggat waktu yang spesifik. Sangat perlu untuk menentukan apakah
tenggat waktu itu bersifat perintah atau keinginan. Jika tenggat waktu tersebut berdasar
keinginan daripada perintah, maka analis dapat mengajukan jadwal alternative. Lebih
baik (kecuali jika tenggat waktu sepenuhnya perintah) mengirimkan sistem informasi
yang berfungsi dengan tepat dua bulan lebih lambat, dari pada mengirimkan tepat waktu
sistem informasi yang tidak berguna dan penuh kesalahan.
4) Culture (political) feasibility/kelayakan budaya (politik)
Adalah ukuran seberapa baik solusi akan diterima dalam iklim
organisasi.Kelayakan budaya (politik) ditujukan pada masalah pokok berikut:
a. Manajemen harus mendukung sistem.
b. Peran pengguna dalam sistem.
c. Mengatasi jika pengguna mungkin menolak atau tidak menggunakan sistem.
d. Pengguna dan manajemen harus dapat beradaptasi dengan perubahan.
5) Legal feasibility/ kelayakan hukum
Adalah ukuran seberapa baik solusi dapat dilaksanakan dalam kewajiban hukum /
kontrak yang ada. Kelayakan hokum diantaranya berupa hak cipta, kontrak serikat,
persyaratan hukum untuk pelaporan keuangan, undang-undang antitrust, data dan hukum
kerja nasional.
6) Economic feasibility/kelayakan ekonomis
Aspek yang paling dominant dari aspek kelayakan yang alain adalah kelayakan
ekonomi. Tak dapat disangkal lagi motivasi pengembangan sistem informasi pada
perusahaan atau organisasi adalah motif keuntungan. Sehingga aspek untung rugi jadi
pertimbangan utama dalam pengembangan sistem. Kelayakan ekonomi berhubungan
dengan return on investment atau berapa lama biaya investasi dapat kembali. Analisis
kelayakan ekonomi juga akan mempertimbangkan apakah bermanfaat melakukan
investasi ke proyek ini atau kita harus melakukan sesuatu yang lain. Dan pada suatu
7

proyek yang besar biasanya lebih ditekankan kepada kelayakan ekonomi karena
umumnya berhubungan dengan biaya yang jumlahnya besar.
Kelayakan ekonomi adalah ukuran efektivitas biaya sebuah proyek atau solusinya.
Hal mendasar dalam banyak proyek adalah kelayakan ekonomis. Selama fase awal
proyek, analisis kelayakan ekonomis hanyalah menentukan apakah manfaat yang
diperoleh dari menyelesaikan persoalan tersebut cukup berharga. Biaya secara praktis
tidak mungkin diperkirakan pada tahap itu, karna persyaratan pengguna akhir dan solusi
teknis alternative belum diidentifikasi. Akan tetapi, segera setelah persyaratan dan solusi
spesifik diidentifikasi, analis dapat memperkirakan biaya dan keuntungan tiap alternative
tersebut. Ini disebut analis cost-benefit.

C. Teknik Analisis Cost Benefit


Teknik analisis cost-benefit atau analisis biaya manfaat adalah suatu teknik atau alat
analisis dengan prosedur yang sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan
manfaat yang relevan dengan sebuah sistem atau proyek.
Biaya dapat dibagi menjadi dua kategori. Ada biaya yang dihubungkan dengan
pengembangkan sistem, dan ada biaya yang digabungkan dengan pengoperasian sistem.
Biaya pertama dapat diperkirakan dari permulaan proyek dan seharusnya diperbaiki pada
akhir tiap fase proyek. Biaya kedua dapat diperkirakan hanya sesudah solusi berbasis
computer yang spesifik telah didefinisikan.
Biaya pengembangan sistem informasi dapat digolongkan menurut fase terjadinya.
Biaya pengembangan sistem biasanya merupakan biaya satu kali, yang tidak akan berulang
sesudah proyek selesai. Banyak organisasi memiliki kategori biaya standar yang harus
dievaluasi. Jika kategori tersebut tidak tersedia, maka daftar berikut ini bisa membantu:
 Biaya personil – gaji analis sistem, programmer, konsultan, personil entri data,
operator computer, sekretaris, dan semacamnya.
 Penggunaan komputer – pemrograman, pengujian, konversi, word processing,
pemeliharaaan kamus proyek, dan semacamnya.
 Pelatihan – jika personil komputer atau pengguna akhir harus dilatih, maka pelatihan
memerlukan pengeluaran.
 Biaya persediaa, duplikasi, dan perlengkapan.
8

 Biaya tiap peralatan dan perangkat lunak computer baru.


Untuk menganalisis kelayakan ekonomi digunakan kalkulasi yang dinamakan Cost
Benefit Analysis atau Analisis Biaya dan Manfaat. Adapun tujuan dari analisis biaya dan
manfaat ini adalah untuk memberikan gambaran kepada user apakah manfaat yang diperoleh
dari sistem baru “lebih besar” dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Pada analisis
biaya dan manfaat ada beberapa metode yang digunakan untuk menentukan standar
kelayakan proyek. Metode yang dapat digunakan adalah: Analisis Payback (Payback
Period), Analisis Net Present Value, Return Of Investment(ROI).
Adapun metode-metode untuk melakukan analisis biaya dan manfaat diantaranya
sebagaiberikut:

1. Payback Period

Payback periode adalah uji kuantitatif yang digunakan untuk menghitung jangka
waktu yang diperlukan untuk membayar kembali biaya investasi yang telah dikeluarkan.

Metode ini menilai proyek investasi dengan dasar lamanya investasi tersebut dapat
tertutup dengan aliran kas masuk. Metode ini tidak memasukan faktor bunga kedalam
perhitungannya.

Contoh :

Suatu proyek sistem informasi bernilai Rp. 15.000.000,- Proceed tiap tahunnya adalah
sama, yakni sebesar Rp.4.000.000,- maka periode pengembalian (payback period)
investasi ini adalah:

Rp. 15.000.000 3
=3
Rp. 4.000.000 4

Ini berarti proyek investasi sistem informasi akan tertutup dalam waktu 3 tahun 9 bulan.
Bila proceed tiap tahunnya tidak sama besarnya, maka harus dihitung satu persatu.
Misalnya nilai proyek adalahRp. 15.000.000,- umur ekonomis proyek adalah 4 tahun dan
proceed tiap tahunnya adalah:
Proceed tahun 1 sebesar Rp.5.000.000,-
Proceed tahun 2 sebesar Rp. 4.000.000,-
9

Proceed tahun 3 sebesar Rp. 4.500.000,-


Proceed tahun 4 sebesar Rp.6.000.000,-
Maka payback period dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai investasi = Rp. 15.000.000,-
Proceed tahun 1 = Rp. 5.000.000,-
Sisa investasi tahun 2 = Rp. 10.000.000,-
--------------------
Proceed tahun 2 = Rp. 4.000.000,-
Sisa investasi tahun 3 = Rp. 6.000.000,-
Proceed tahun 3 = Rp. 4.500.000,-
Sisa investasi tahun 4 = Rp. 1.500.000,-

Sisa investasi tahun 4 tertutup oleh proceed tahun ke 4, sebagian dari sebesar
Rp.6.000.000,- yaitu Rp.1.500.000,-/Rp. 6.000.000,- = 1/4bagian. Jadi payback period
investasi ini adalah 3 tahun 3 bulan.
Apakah investasi ini layak dan dapat diterima? Untuk ini maka payback period harus
dibandingkan dengan maximum payback period yang telah ditentukan sebelumnya.
Misalnya maksimum payback period 3tahun, berarti investasi ditolak.

2. Metode pengembalian investasi (Return Of Investment)


Metode pengembalian investasi digunakan untuk mengukur persentase manfaat
yang dihasilkan oleh proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Return on
investment (ROI) dari suatu proyek investasi dapat dihitung dengan rumus :
Total manfaat − total biaya
ROI =
Total biaya
Contoh :
Diketahui total manfaat suatu proyek sebagai berikut :
Manfaat tahun ke 1 = Rp. 68.000.000,-
Manfaat tahun ke 2 = Rp. 88.000.000,-
Manfaat tahun ke 3 = Rp. 113.000.000,-
Manfaat tahun ke 4 = Rp. 125.500.000,-
Total manfaat = --------------------- +
Rp. 394.500.000,-
10

Sedang total biaya yang dikeluarkan adalah :


Biaya tahun ke 0 = Rp. 173.000.000,-
Biaya tahun ke 1 = Rp. 12.200.000,-
Biaya tahun ke 2 = Rp. 13.500.000,-
Biaya tahun ke 3 = Rp. 15.800.000,-
Biaya tahun ke 4 = Rp. 17.050.000,-
--------------------- +
Total biaya = Rp. 231.550.000,-
𝑅𝑝. 394.500.000 − 𝑅𝑝. 231.550.000
ROI = × 100% = 70,373%
𝑅𝑝. 231.550.000
Suatu proyek investasi yang mempunyai ROI lebih besar dari 0 adalah proyek
yang dapat diterima. Pada contoh nilai ROI adalah 0,70373 atau 70,373 %, berarti proyek
ini dapat diterima, karena proyek ini akan memberikan keuntungan sebesar 70,373 % dari
biaya investasinya.

3. Metode nilai sekarang bersih (Net Present Value)


Metode payback period dan return of investment tidak memperhatikan nilai waktu
dari uang (time value of money atau time preference of money). Satu rupiah nilai uang
sekarang lebih berharga dari satu rupiah nilai uang dikemudian hari. Mengapa? Karena
anda dapat menginvestasikan atau menabungnya atau mendepositokan uang tersebut
dalam jangka waktu tertentu dan akan mendapatkan bungannya. Metode nilai sekang
bersih/net present value (NPV) merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari
uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi proceed
atau arus dari uangnya. NPV dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun
dikurangi dengan total proceed tiap-tiap tahun yang dinilai- uangkan ke tahun awal
dengan tingkat bunga diskonto.

𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑 1 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑 2 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑 𝑛


𝑁𝑃𝑉 = − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 + + +
(1 + 𝑖)1 (1 + 𝑖)2 (1 + 𝑖)𝑛
11

Keterangan :
NPV : Net Present value
I : Tingkat bunga diskonto diperhitungkan
N : Umur proyek investasi.

Bila NPV bernilai lebih besar dari nol, berarti investasi menguntungkan dan dapat
diterima.
Contoh :
Dari contoh soal ke 2 payback period akan dihitung besarnya nilai NPV dengan
tingkat bunga diskonto yang diperhitungkan adalah sebesar 18% pertahun, maka
besarnya NPV adalah :
55.800.000 74.500.000 97.200.000 108.450.000
𝑁𝑃𝑉 = −173.000.000 + + + +
(1 + 0,18)1 (1 + 0,18)2 (1 + 0,18)3 (1 + 0,18)4

= 42.889098,76
Jadi Nilai NPV nya adalah Rp. 42.889098,76

D. Proposal Sistem
Merekomendasikan sebuah solusi termasuk membuat system proposal/proposal
sistem. Penyampaiannya biasanya berupa laporan tertulis resmi atau disampaikan melalui
presentasi lisan kepada pemilik dan pengguna sistem. Oleh karena itu, analisis sistem harus
mampu menulis laporan bisnis resmi dan membuat presentasi bisnis tanpa terjebak dalam
pembahasan teknis maupun alternatifnya.
Laporan tertulis merupakan metode yang sering disalahgunakan oleh analis untuk
berkomunikasi dengan pengguna sistem. Ada kecenderungan untuk membuat laporan yang
tebal agar tampak menarik. Kadang-kadang laporan seperti itu diperlukan, tapi lebih sering
tidak. Jika seorang manager menerima laporan teknis setebal 300 halaman, manajer
mungkin membacanya secara sambil lalu tetapi tidak membaca keseluruhan. Dan anda dapat
memastikan bahwa laporan ini tida akan dipelajari secara mendetail.
Berikut ini dasar- dasar umum bagaimana membatasi ukuran laporan:
 Untuk level eksekutif manajer – satu atau dua halaman
 Untuk level manajer menengah – tiga sampai lima halaman
 Untuk level manajer supervisor – kurang dari 10 halaman
12

 Untuk level personil level pegawai – kurang dari 50 halaman


Dimungkinkan untuk mengelola laporan yang lebih besar dengan menyertakan sub
laporan untuk manajer yang berada pada level yang berbeda. Sub laporan ini biasanya
termasuk bagian awal dalam suatu laporan dan meringkas laporan itu dengan memusatkan
pada hal-hal yang digaris bawahi.
Ada sebuah pola umum untuk mengelola beberapa laporan. Tiap laporan terdiri dari
laporan utama dan tambahan. Elemen utama menggambarkan informasi actual yang akan
disampaikan dalam laporan tersebut. Karena elemen utama menyertakan informasi aktual,
maka semua laporan juga terdiri dari elemen tambahan. Elemen tambahan mengemas
laporan itu sehingga pembaca dapat dengan mudah mengidentifikasi laporan dan elemen
utamanya. Elemen tambahan juga menambahkan polesan professional pada laporan tersebut.
Elemen utama laporan tertulis dapat diatur dalam salah satu dari dua format, yaitu
factual dan administrative. Format factual adalah format tradisional yang paling cocok
untuk pembaca yang tertarik pada fakta, detail dan kesimpulan. Format ini tidak sesuai bagi
sebagian besar manajer dan eksekutif. Format administrative merupakan format modern dan
beroientasi hasil, yang disukai oleh sebagian besar manajer dan eksekutif. Format ini
dirancang bagi pembaca yang menyukai hasil, bukan fakta. Format ini pada awalnya
menggambarkan kesimpulan atau rekomendasi.
Format Faktual Format Administratif

1. Pengenalan 1. Pengenalan
2. Metode Dan Prosedur 2. Kesimpulan Dan Rekomendasi
3. Fakta Dan Rinciannya 3. Ringkasan Diskusi Fakta Dan
4. Diskusi Analisis Fakta Dan Rinciannya
Rinciannya 4. Metode Dan Prosedur
5. Rekomendasi 5. Kesimpulan Akhir
6. Kesimpulan 6. Lampiran Dengan Fakta Dan Detail

Kedua format menyatakan beberapa elemen umum. Pendahuluan harus menyertakan


empat komponen, tujuan laporan, keterangan masalah, lingkup proyek dan narasi penjelasan
isi laporan. Bagian Metode dan Prosedur memberi penjelasan singkat bagaimana informasi
itu disajikan dalam sebuah laporan yang sedang dikembangkan. Bagian fakta
mendeskripsikan tipe data factual yang disajikan. Kesimpulan seharusnya meringkas secara
singkat laporan itu, menguji keterangan masalahnya, menelusuri, dan merekomendasikan.
13

Elemen Tambahan Laporan Tertulis


a) Surat Pengiriman
b) Jenis Halaman
c) Daftar Isi
d) Daftar Gambar, Ilustrasi, dan Tabel
e) Abstrak Ringkasan Khusus
(Elemen utaman-tubuh laporan dalam format factual maupun administratif
digambarkan pada bagian laporan ini)
f) Lampiran
Diatas menunjukkan elemen tambahan atau paket pada laporan dan hubungannya dengan
elemen utama. Sebagian dari elemen ini adalah self- explanatory. Tidak ada laporan yang
didistribusikan tanpa surat pengiriman pada penerima. Surat pengiriman memberi
keterangan mengenai tipe kegiatan apa yang dibutuhkan dalam laporan tersebut.
Abstrak atau ringkasan eksekutif merupakan ringkasan satu atau dua halaman dari
keseluruhan laporan. Hal ini membantu pembaca untuk memutuskan apakaah laporan itu
berisi informasi yang mereka ketahui. Sebagian besar manajer akan membacanya,
kemungkinan melewatkan fakta dan detail lampiran.
Berikut ini merupakan beberapa petunjuk yang harus diperhatikan untuk menulis
laporan resmi:
 Paragraf seharusnya menyampaikan ide tunggal. Paragraf seharusnya mengalir secara
lancer dari satu paragraph ke paragraph selanjutnya. Struktur paragraf yang lemah
biasanya dapat dilacak dengan melihaat kekuraangan pada uraaiannya.
 Kalimat seharusnya tidak terlalu kompleks. Rata-rata panjang kalimat seharusnya tidak
lebih dari 20 kata.
 Tuliskan dalam tata bahasa aktif. Tata bahasa pasif menggunakan terlalu banyak kata
dan membosankan jika digunakan terus-menerus.
 Hilangkan jargon, kata-kata besar, dan tidak berguna.
Untuk mengkomunikasikan informasi kepada banyak orang yang berbeda yang
terlibat dalam proyek pengembangan sistem, seorang analis sistem sering membutuhkan
presentasi formal. Presentasi formal merupakan presentasi khusus yang digunakan untuk
14

menjual gagasan baru dan memperoleh persetujuan daari adanya sistem baru. Presentasi ini
mungkin juga digunakan untuk salah satu tujuan berikut: menjual sistem baru, menjual ide
baru, menjual perubahan, menyampaikan kritik, menetapkan tujuan, menguji kesimpulan,
menjelaskan fakta, dan laporan pengembangan. Dalam banyak kasus, presentasi resmi
mungkin menetapkan atau menambahkan lebih banyak detail pada laporan tertulis.
Presentasi menawarkan keuntungan pengaruh melalui umpan balik yang cepat dan
respon yang spontan. Audiens dapat merespon presenter, yang dapat menggunakan
penekanan, jeda waktu, dan bahasa tubuh untuk menyampaikan pesan yang tidak mungkin
disajikan dalam bentuk tertulis. Kelemahan presentasi adalah materi yang dipresentasikan
biasanya mudah untuk dilupakan karena terlalu banyak kata yang diucapkan dan panduan
visual nya bersifat sementara.
Garis besar dan alokasi waktu untuk presentasi lisan adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan (seperenam dari total waktu yang tersedia)
A. Keterangan Masalah.
B. Pekerjaan yang diselesaikan sampai dengan saat itu.
2. Bagian Presentasi (dua-pertiga dari total waktu yang tersedia)
1. Ringkasan masalah dan baatasan yang ada
2. Deskripsi ringkasan dari sistem yang diajukan
3. Analisis kelayakan
4. Jadwal yang diajukan untuk menyelesaikan proyek.
3. Pertanyaan dan kekhawatiran audiens (waktu disini tidak termasuk dalam waktu yang
dialokasikan untuk presentasi dan kesimpulan; tergantung pada siapa saja yang
mengajukan pertanyaan dan menyuarakan kepentingannya.)
4. Kesimpulan (seperenam total waktu yang tersedia)
1. Ringkasan Proposal
2. Ajakan untuk tindakan (permintaaan otoritas yang anda butuhkan untuk
melanjutkan pengembangan sistem.
Untuk meningkatkan presentasi actual anda dapat melakukan haal-hal berikut:
1. Berpakaian secara professional
2. Hindari penggunaan kata "saya" saat membuat presentasi, gunakan kata "kami/kita"
3. Jagalah kontak mata dengan kelompok dan rasa percaya diri
15

4. Waspada dengan sikap anda, jangan terlalu banyak gerak tangan, melangkah, dll.
Kadang-kadang saat anda presentasi, beberapa audiens mungkin tidak
mendengarkan. Saran berikut ini mungkin berguna agar orang tetap mau memperhatikan:
1. Berhenti berbicara sejenak.
2. Ajukan beberapa pertanyaan kepada audiens.
3. Cobaalah sedikit humor
4. Gunakan alat bantu
5. Ubah nada suara anda
6. Lakukan sesuatu yang tidak terduga.
Biasanya presentasi resmi akan menyediakan waktu bertanya bagi audiens. Kami
menyarankan beberapa petunjuk berikut pada saat anda menjawab pertanyaan:
1. Biasakan menjawab suatu pertanyaan dengan serius
2. Berilah jawaban pada individu yang mengajukan pertanyaan dan juga pada seluruh
audiens
3. Ringkaskan jawaban anda
4. Batasi waktu yang anda gunakan untuk menjawan tiap pertanyaan
5. Jujur, jika anda tidak tahu jawaban suatu pertanyaaan jangan pernah mengada-ada
maupun berbohong.
Sangat penting untuk menindaklanjuti presentasi formal karena kata-kata yang
diucapkan dan bantuan visual yang mengesankan dalam suatu presentasi tidak akan
diingat selamanya. Karena alas an ini, sebagian besar presentasi diikuti dengan laporan
tertulis sehingga audiens maendapatkan salinan informasi yang telak dikomunikasikan
secara lebih permanen.
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelayakan adalah ukuran akan seberapa menguntungkan atau seberapa praktis
pengembangan sistem informasi terhadap organisasi. Kelayakan analis atau analisis
kelayakan adalah proses pengukuran kelayakan. Kelayakan sebaiknya diukur di sepanjang
siklus hidup. Lingkup dan kompleksitas proyek yang tampaknya dapat dikerjakan dengan
mudah, dapat berubah setelah persoalan dan kesempatan awal dianalisis secara lengkap atau
setelah sistem di desain. Jadi, proyek yang layak dikerjakan di satu titik dapat menjadi tidak
layak pada titik selanjutnya.
Enam kategori pengujian kelayakan yaitu:
1. Kelayakan operasional - Ukuran seberapa baik solusi memenuhi persyaratan sistem.
2. Budaya (atau politik) kelayakan - Ukuran seberapa baik solusi akan diterima dalam
iklim organisasi.
3. Kelayakan teknis - Ukuran kepraktisan solusi teknis dan ketersediaan sumber daya
teknis dan keahlian.
4. Kelayakan Jadwal - Ukuran seberapa wajar jadwal proyek.
5. Kelayakan ekonomi - Ukuran efektivitas biaya dari proyek atau solusi.
6. Kelayakan hukum - Ukuran seberapa baik solusi dapat dilaksanakan dalam kewajiban
hukum / kontrak yang ada.
B. Saran
Ketika sistem analis selesai menyusun dokumen kebutuhan sistem, sebaiknya
mendefinisikan analisis kebutuhan sistem layak untuk dikembangkan atau dengan melakukan
studi kelayakan atau analisis kelayakan sistem.
17

DAFTAR PUSTAKA

Bentley & Whitten. (2007). System analysis & design for the global enterprise7thedition.
Mc. Graw-Hill Companies Inc., London.(Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah ANDI
dengan judul Metode Desain dan Analisis Sistem). Yogyakarta: ANDI.

Alfatta, Hanif, 2007, Analisis dan perancangan system informasi untuk


keunggulan perusahaan dan organisasi kelas dunia, Andi offset – STMIK
AMIKOM Yogyakarta, Yogyakarta

Syaifullah.Studi Kelayakan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Pada Poltekes


Kemenkes Riau Dengan Menggunakan Metode Kelayakan Telos. Jurnal Sains, Teknologi
dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 200 - 211
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Anda mungkin juga menyukai