LP Evaluasi BBL
LP Evaluasi BBL
Disusun Oleh :
J230.181.133
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR (BBL) NORMAL
Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi psikologis ibu
jalan lahir suhu intra uterin yang stabil
(35-37o C) Perubahan peran
Adanya luka terbuka
Banyaknya cairan Suhu ruangan Cemas
Amnion di jalan lahir
Kontaminasi pada luka
Koordinasi reflek menelan Penghilangan suhu tubuh Sekresi oksitosin
Menghisap belum sempurna (konveksi, radiasi, evaporasi) terhambat
Resti infeksi
Akumulasi cairan amnion Perubahan drastis suhu tubuh Pressure the ejection
Pada jalan napas of breast feeding
6. Penatalaksanaan Medis
1) Tes diagnostik
a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi
prenatal/perinatal).
d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2
hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
e. Golongan darah dan RH.
f. (Marllyn. E, Doenges, 2001).
2) Terapi
a. Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima
setelah dilahirkan)
Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
Penimbangan BB setiap hari
Jadwal menyusui
Higiene dan perawatan tali pusat
b. Farmakologi
Suction dan oksigen
Vitamin K
Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin)
Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang
biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah
muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma
saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit
(12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi
baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari
ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering
menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran
suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.
Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama di
daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah
atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a. Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b. Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki
dirangsang akan memberi reaksi.
c. Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d. Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya
ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e. Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi
akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat
badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam
pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas
dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang
badan normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah
sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan
rugae, fimosis biasa terjadi.
3. Intervensi keperawatan
1) Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan
nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
Intake dan output makanan seimbang.
Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan :
1. Pantau intake dan out put cairan
2. Kaji payudara ibu tentang kondisi putting
3. Lakukan breast care pada ibu secara teratur
4. Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril kemudian
dextrosa dan PASI
5. Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri
6. Instruksikan pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu menyusui
7. Pantau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih
Rasional :
1. Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat
untuk metabolisme tubuh yang tinggi
2. Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui, kondisi
puting inverted menggangu proses laktasi
3. Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi air
susu pada ibu menyusui
4. Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan,
khususnya pada bayi yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24
jam
5. Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi,
sehingga proses laktasi harus dilakukan dengan benar
6. Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi menjadi
adekuat
7. Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral dengan cepat menghabiskan
cairan ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan haluaran urin
Ibrahim, Cristina, s.Dra, 1996, Perawatan kebidanan jilid II, Bratara, Jakarta
Suryana, Dra. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK, 1996, Jakarta, EGC
Saifudin, Abdul Bahri, Prof, Dr, SPOG, MPH, 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta, Yayasan bina Pustaka Sarwono
Syahlan, Dr. SKM, 1993. Asuhan Kebidanan pada anak dalam konteks keluarga, Jakarta:
Depkes RI