Anda di halaman 1dari 12

SKRINNING PASIEN TB

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PENGERTIAN Proses Skrinning pasien TB di Rumah Sakit Mitra Medika Narom
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses skrinning pasien TB di
Rumah Sakit Mitra Medika Narom
KEBIJAKAN SK Direktur nomor ............................... tentang Program Nasional Rumah Sakit Mitra
Medika Narom
PROSEDUR 1. Pasien yang dicurigai Tuberkulosis dengan gejala utama “ batuk berdahak selama 2
minggu atau lebih” dan dengan adanya gejala tambahan, yaitu :
- Dahak becampur darah
- Batuk darah
- Sesak nafas dan nyeri dada
- Badan lemah
- Nafsu makan menurun
- Berat badan turun
- Rasa kurang enak badan (malaise)
- Berkeringat malam hari tanpa kegiatan
- Demam meriang yang berulang lebih dari 1 bulan
2. Pasien-pasien yang dicurigai Tuberkulosis dilakukan proses lebih lanjut untuk
kepastian diagnosis, dengan cara :
- BTA sputum 3x (S-P-S)
- Rontgen thorax
- Test mantoux (untuk anak)
- Riwayat kontak dengan penderita TB
- Histopatologi benjolan (hasil biopsy)
3. Dilakukan pemeriksaan bakteriologis bagi terduga TB extra paru apabila juga
ditemukan keluhan dan gejala yang sesuai untuk menemukan kemungkinan adanya
TB Paru.
4. Apabila terdiagnosa TB Paru maka prioritaskan dalam pelayanan

UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat

1
PENEGAKKAN DIAGNOSA TB ( TUBERKULOSIS )

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


1/3
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PENGERTIAN Proses penegakan diagnosa TB (Tuberkulosis) di Rumah Sakit Mitra Medika
Narom
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses penegakan diagnosa
TB di Rumah Sakit Mitra Medika Narom
KEBIJAKAN SK Direktur nomor ............................... tentang Program Nasional Rumah Sakit Mitra
Medika Narom
PROSEDUR Bahwa penegakan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai menderita TB
(suspek) adalah mengacu pada ISTC (International Standard of Tuberculosis
Care ).
1. Semua pasien yang dicurigai menderita TB paru, dewasa / remaja / anak
/ yang dapat mengeluarkan dahak, harus dilakukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopos, sekurang – kurangnya : 2 x dan sebaiknya : 3 x, dan
bila memungkinkan minimal 1x pemeriksaan berasal dari dahak pagi hari.
2. Semua pasien yang dicurigai menderita TB ekstra paru, dewasa / remaja
/ anak, harus dilakukan pemeriksaan dengan spesimen yang berasal dari
kelainan yang dicurigai, secara histo-patologi dan biakan (bila
memungkinkan).
3. Semua pasien dengan hasil foto thorax yang mencurigakan ke arah TB
harus dilakukan pemeriksaan dahak secara mikrbiologi.
4. Diagnosis TB intra thorax ( paru / pleura / kelenjar getah bening hilus
)pada anak, adalah didasarkanpada foto thorax yang menunjukan
kelainan TB, terdapat riwayat kontak, uji tuberculin positif, dan apabila
memungkinkan dilakikan pemerikaan biakan dengan spesimen yang
berasal dari dahak atau bilasan lambung.
1. Penegakan diagnosis pasien TB didasarkan pada :
a. Anamnesis ( keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga ).
b. Pemeriksaan fisik yang mendukung
c. Hasil pemeriksaan dahak S-P-S
d. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai indikasi : foto thotax /
uji tuberculin / histo-patologi/ patologi anatomi)
e. Hasil pembobotan (sistem skor )

2
PENEGAKKAN DIAGNOSA TB ( TUBERKULOSIS )

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


2/3
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PROSEDUR 2. Apabila :
a. Pada suspek pasien TB , ditemukan BTA ( + ) pada ≥ 2 hasil
pemeriksaan dahak S-P-S
Maka ditegakkan diagnosis : pasien TB, dan selanjutnya dilakukan
penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan
regimen pengobatan OAT-nya
b. Pada suspek pasien TB ditemukan BTA ( + ) pada hanya pada 1
pemeriksaan dahak S-P-S, maka dilakukan peneriksaan foto thorax;
- Bila hasil foto thorax mendukung kelainan TB < maka ditegakkan
diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi
dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan
OAT-nya
- Bila foto yhorax tidak mendukung kelainan TB maka ditegakkan
diagnosis bukan pasien TB
c. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA ( -) pada ke-3 hasil
pemeriksaan dahak S-P-S , maka diberi pengobatan antibiotik
spectrum luas terlebih dahulu dan bila ada perbaikan, maka
dilakukan pemeriksaan dahak S-P-S dan foto thorax :
- Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA ( + ) , maka
ditegakkan diagnosis pasien TB< selanjutnya dilakukan
penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan
regimen pengobatan OAT-nya.
- Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA ( - ) foto thorax
mendukung kelainan TB, maka ditegakkan diagnosis pasien Tb,
selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien Tb,
untuk memtukan regimen pengobatan OAT-nya
- Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (-) foto thorax tidak
mendukung kelaunan TB, dan maka ditegakkan diagnosis bukan
pasien TB.
- Skor : <5, ditegakkan diagnosis bukan TB anak

3
PENEGAKKAN DIAGNOSA TB ( TUBERKULOSIS )

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


3/3
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PROSEDUR Sistem skor untuk diagnosis pasien TB anak :

Parameter / skor 0 1 2 3
Kontak TB Tak jelas Ada, BTA tak tau Ada, BTA positif
Uji tuberkulin negatif Positif
Berat badan / < 80% < 60 %
keadaan gizi
Demam tanpa ± 2 mgg
sebab jelas
Batuk ± 3 mgg
pembesaran ≥ 1 cm, > 1 tak
nyeri
Pembengkakan ada
tukang/ sendi
Rontgen thorax normal Mendukung TB

UNIT TERKAIT SMF terkait.

4
PENGOBATAN PASIEN TB ( TUBERKULOSIS )

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PENGERTIAN Proses pengobatan pasien TB (Tuberkulosis) di Rumah Sakit Mitra Medika
Narom
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses pengobatan pasien
TB (Tuberkulosis) di Rumah Sakit Mitra Medika Narom
KEBIJAKAN SK Direktur nomor .................. tentang Program Nasional Rumah Sakit Mitra
Medika Narom
PROSEDUR 1. Pasien dengan pengobatan TB adalah pasien yang telah didiagnosa TB oleh
dokter lewat serangkaian skrining.
2. Dalam pengobatan selain memberikan obat TB dokter juga
mempertimbangkan kepatuhan pasien dalam meminum obat
3. Obat TB yang diberikan pada pasien yang belum pernah dapat obat adalah
lini pertama yang Bioavibilitasnya sudah diketahui.
4. Pengobatan fase awal ; isoniazid, rifampisin, pyrazinamid dan ethambutol
dengan kombinasi dosis tetap (KDT) : 2 obat (INH, Rifam) 3 obat (INH, Rifam,
Pyrazinamid) dan 4 (3+ethambutol) → 2 bulan
5. Fase lanjut terdiri atas isoniazid (INH) dan rifampisin selama 4 bulan.
6. Kepatuhan untuk minum obat dilakukan dengan cara pengawasan langsung
menelan obat (Direct observed = DO ↑) , lewat PMO langsung oleh anggota
keluarga pasien.
7. Monitoring, terhadap terapi dengan pemeriksaan dahak mikroskopik berkala 2
spesimen pada bulan ke dua (fase awal), bulan kelima dan akhir pengobatan,
disebut gagal bila pada bulan kelima hasil dahak masih positif. Evaluasi
tentang resistensi obat. Pada pasien anak dan TB extra pulmonar dievaluasi
dengan kondisi klinis
8. HIV dan TB bisa muncul bersamaan. dengan pengobatan TB disertai
pemberian anti retroviral.
9. Kemungkinan adanya MDR (Multi Drugs Resistens) harus dikonsulkan ke
penyelenggara pelayanan yang berpengalaman dalam penanganan kasus
MDR – TB.
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Poliklinik Spesialis Paru

5
PENEGAKAN DIAGNOSA TUBERKULOSIS (TB) ANAK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PENGERTIAN Proses penegakan diagnosa Tuberkulosis (TB) Anak di Rumah Sakit Mitra
Medika Narom
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses penegakan diagnosa
Tuberkulosis (TB) Anak di Ruma Sakit Mitra Medika Narom
KEBIJAKAN SK Direktur nomor .................. tentang Program Nasional Rumah Sakit Mitra
Medika Narom
PROSEDUR Bahwa penegakan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai menderita TB
(suspek) adalah mengacu pada ISTC (International Standard of Tuberculosis
Care ).
1. Semua pasien yang dicurigai menderita TB paru, dewasa / remaja / anak /
yang dapat mengeluarkan dahak, harus dilakukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopos, sekurang – kurangnya : 2 x dan sebaiknya : 3 x, dan
bila memungkinkan minimal 1x pemeriksaan berasal dari dahak pagi hari.
2. Semua pasien yang dicurigai menderita TB ekstra paru, dewasa / remaja /
anak, harus dilakukan pemeriksaan dengan spesimen yang berasal dari
kelainan yang dicurigai, secara histo-patologi dan biakan (bila
memungkinkan).
3. Semua pasien dengan hasil foto thorax yang mencurigakan kearah TB harus
dilakukan pemeriksaan dahak secara mikrobiologi.
4. Diagnosis TB intra thorax ( paru / pleura / kelenjar getah bening hilus )pada
anak, adalah didasarkanpada foto thorax yang menunjukan kelainan TB,
terdapat riwayat kontak, uji tuberculin positif, dan apabila memungkinkan
dilakukan pemeriksaan biakan dengan spesimen yang berasal dari dahak
atau bilasan lambung.
1. Penegakan diagnosis pasien TB didasarkan pada :
a. Anamnesis ( keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga ).
b. Pemeriksaan fisik yang mendukung
c. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai indikasi : foto thotax / uji
tuberculin / histo-patologi/ patologi anatomi)
d. Hasil pembobotan (sistem skor )

6
PENEGAKAN DIAGNOSA TUBERKULOSIS (TB) ANAK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


2/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PROSEDUR 2. Untuk pasien anak, apabila hasil pembobotan :
- Skor : 6 atau > maksimal 14 , ditegakkan diagnosis TB anak
- Skor : 5 dan dengan gejala klinis yang kuat dirujuk ke rs dan
dilakukan evaluasi lebih lanjut
- Skor : < 5 ditegakkan bukan TB anak
3. Penemuan Pasien TB Anak
Pasien TB Anak dapat ditemukan dengan melakukan pemeriksaan pada :
a. Anak yang kontak erat dengan pasien TB menular
Yang dimaksud dengan kontak erat adalah anak yang tinggal serumah
atau sering bertemu dengan pasien TB menular, Pasien TB menular
adalah Pasien yang pemeriksaan dahaknya BTA positif dan
umumnya terjadi pada pasien dewasa
b. Anak yang mempunyai tanda dan gejala klinik yang sesuai dengan
TB pada anak. Tuberkulosis merupakan penyakit sistemik organ
yang paling sering terkena adalah paru
Sistem skor untuk diagnosis pasien TB anak :
Parameter / skor 0 1 2 3
Kontak TB Tak jelas Ada, BTA tak Ada, BTA
tau positif
Uji tuberkulin negatif Positif
Berat badan / BB/TB < 90% Klinis gizi
keadaan gizi BB/U < 80% buruk atau
BB/TB <70%
atau BB/U
<60%
Demam tanpa sebab ± 2 mgg
jelas
Batuk ± 3 mgg

pembesaran ≥ 1 cm, > 1 tak


nyeri
Pembengkakan ada
tukang/ sendi
Rontgen thorax normal Mendukung
TB
UNIT TERKAIT SMF terkait, Rawat Jalan Poliklinik

7
PELAYANAN PASIEN TB DI IGD

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


1/2

Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PENGERTIAN Proses pelayanan pasien TB di IGD Rumah Sakit Mitra Medika Narom
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses pelayanan pasien TB
di IGD Rumah Sakit Mitra Medika Narom
KEBIJAKAN SK Direktur nomor .................. tentang Program Nasional Rumah Sakit Mitra
Medika Narom
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang diketahui atau dicurigai menderita TB harus diberi masker
untuk dipakai mulai saat pendaftaran, selama menjalani pemeriksaan sampai
mendapatkan kepastian diagnosis.
2. Seorang pasien dicurigai menderita TB paru apabila didapatkan gejala :
- Batuk yang persisten > 3 minggu
- Nyeri dada
- Batuk darah atau batuk dengan dahak bercampur darah
- Berat badan turun
- Nafsu makan menurun
- Demam yang tidak dikethui sebabnya
- Berkeringat banyak malam hari tanpa kegiatan
- Cepat lelah
3. Seorang pasien TB yang masuk Unit Gawat Darurt dicurigai merupakan
pasien yang infeksius bila ditemukan :
- Batuk yang persisten lebih dari 3 minggu
- BTA sputum positif
- Pada foto thoraks ditemukan kavitas
- Pasien terdapat riwayat pengobatan TB yang tidak adekuat
- Pasien diketahui sebelumnya sebagai pasien TB paru, TB laring
- Pasien yang sedang menjalani prosedur induksi sputum seperti
bronkoskopi, pengobatan aerosol
- Penderita TB ekstraparu biasanya tidak menular kecuali TB laring, TB
rongga mulut atau TB ekstra paru dengan abses terbuka seperti
scrofuloderma.

8
PELAYANAN PASIEN TB DI IGD

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


2/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PROSEDUR 4. Pasien yang diketahui atau dicurigai menderita TB paru harus ditempatkan
terpisah dari kelompok pasien lain (ruang isolasi) dan mendapatkan prioritas
untuk diperiksa lebih dahulu
5. Dokter atau petugas lainnya yang menangani pasien atau suspek TB wajib
menggunakan masker N95 setiap kali berinteraksi dengan pasien.
6. Pasien yang oleh dokter didiagnosis TB paru dan memerlukan perawatan
harus dirawat di ruang perawatan isolasi khusus TB.
7. Apabila sudah mendapatkan kepastian diagnosis TB paru maka petugas /
perawat IGD melaporkan ke poliklinik paru.

UNIT TERKAIT Rawat Jalan Poliklinik, Instalasi Gawat Darurat

9
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS MDR ( TB MDR )

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PENGERTIAN Proses alur pasien Tuberkulosis MDR (TB MDR) di Rumah Sakit Mitra Medika
Narom
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses alur pasien
Tuberkulosis MDR (TB MDR) di Rumah Sakit Mitra Medika Narom
KEBIJAKAN SK Direktur nomor .................. tentang Program Nasional Rumah Sakit Mitra
Medika Narom
PROSEDUR 1. Untuk pasien TB MDR baru
- Setiap pasien yang dicurigai menderita TB MDR harus diberi masker
untuk dipakai mulai saat pendaftaran, selama menjalani pemeriksaan
sampai mendapatkan diagnosis pasti.
- Masker tersebut harus selalu dipakai sampai terbukti bahwa pasien
tersebut tidak menderita tuberculosis paru
- Pasien yang dicurigi menderita TB MDR harus ditempatkan terpisah
dari pasien lain dan mendapatkan prioritas untuk diperiksa lebih
dahulu
- Dokter atau petugas lainnya yang menangani pasien atau suspek
Tuberkulosis MDR wajib menggunakan masker N95 setip kali
berinteraksi dengan pasien.
2. Pasien yang oleh dokter didiagnosa TB MDR baik dari rawat inap maupun
rawat jalan akan dirujuk ke RS yang telah mempunyai poliklinik TB MDR

UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Poliklinik Spesialis Paru

10
PENEGAKAN DIAGNOSA TB DEWASA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PENGERTIAN Proses penegakan diagnosa TB dewasa di Rumah Sakit Mitra Medika Narom
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses penegakan diagnosa
TB dewasa di Rumah Sakit Mitra Medika Narom
KEBIJAKAN SK Direktur nomor .................. tentang Program Nasional Rumah Sakit Mitra
Medika Narom
PROSEDUR 1. Bahwa penegakan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai menderita TB
(suspek) adalah mengacu pada ISTC (International Standard of Tuberculosis
Care ).
- Semua pasien yang dicurigai menderita TB paru, dewasa / remaja / anak
/ yang dapat mengeluarkan dahak, harus dilakukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopos, sekurang – kurangnya : 2 x dan sebaiknya : 3 x, dan
bila memungkinkan minimal 1x pemeriksaan berasal dari dahak pagi hari.
- Semua pasien yang dicurigai menderita TB ekstra paru, dewasa / remaja
/ anak, harus dilakukan pemeriksaan dengan spesimen yang berasal dari
kelainan yang dicurigai, secara histo-patologi dan biakan (bila
memungkinkan).
- Semua pasien dengan hasil foto thorax yang mencurigakan kearah TB
harus dilakukan pemeriksaan dahak secara mikrbiologi.
2. Penegakkan diagnosis pasien TB didasarkan pada :
- Anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu dan riwayat penyakit keluarga)
- Pemeriksaan fisik yang mendukung
- Hasil pemeriksaan dahak S-P-S
- Hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai indikasi : foto thorax/ histo-
patologi/ patologi anatomi)
3. Apabila dalam pemeriksaan dahak S-P-S ditemukan sebagai berikut :
a. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) minimal 1x hasil
pemeriksaan dahak S-P-S, maka ditegakkan diagnosis : pasien TB, dan
selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk
menentukan regimen pengobatan OAT-nya

11
PENEGAKAN DIAGNOSA TB DEWASA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


2/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) dr. Deses Esa Karya, MARS
Direktur
PROSEDUR b. Pada suspek pasien TB ditemukan BTA (+) pda hanya pada 1
pemeriksaan dahak S-P-S, maka dilakukan pemeriksaan foto thoraks
- Bila hasil foto thoraks mendukung kelainan TB, maka ditegakkan
diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan
tipe pasien TB, untuk menetukan regimen pengobatan OAT-nya
- Bila foto thoraks tidak mendukung kelainan TB maka ditegakkan
diagnosis bukan pasien TB
c. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (-) pada ke-3 hasil pemeriksaan
dahak S-P-S, maka diberi pengobatan antibiotic spectrum luas terlebih
dahulu dan bila ada perbaikan, maka dilakukan pemeriksaan dahak S-P-
S dan foto thoraks :
- Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (+), maka ditegakkan
diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan
tipe pasien TB, untuk meneukan regimen pengobatn OAT-nya
- Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukn BTA(-) foto thoraks
mendukung kelainan TB, maka ditegakkan diagnosis pasien TB,
selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk
menentukan regimen pengobatan OAT nya
- Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA(-) foto thoraks tidak
mendukung kelainan TB, dan maka ditegakkan diagnosis bukan
pasien TB.

UNIT TERKAIT SMF terkait.

12

Anda mungkin juga menyukai