Anda di halaman 1dari 13

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS PANJANG MELALUI MODEL

PEMBELAJARA LANGSUNG PADA PERMAINAN BULUTANGKIS


SISWA KELAS VIII 2 SMP NEGERI 10 KOTA GORONTALO

Erwan Fauzi

Abstrak : Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang


dilaksanakan di SMP Negeri 10 Kota Gorontalo pada kelas VIII2,
dengan jumlah 25 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan
10 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus,
dan instrument yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
lembar pengamamatan kegiatan belajar siswa, adapun aspek-
aspek yang dinilai pada lembar pengamatan kegiatan belajar yaitu
: a) Posisi kaki kiri didepan dan kaki kanan dibelakang, b) ayunan
tangan dari belakang kedepan yang disertai dengan pukulan, c)
ayunan raket disertai memindahkan berat badan dari belakang
kedepan secara optimal, d) segera turunkan tangan kiri kembali
sesaat setelah kok terlepas dari tangan. Dari analisis data
menunjukkan pada siklus I rata-rata kemampuan siswa dalam
melakukan servis panjang 65,23 untuk semua aspek dari seluruh
siswa yang dikenai tindakan, rata-rata ini menunjukan bahwa
penelitian belum berhasil. Oleh karena itu akan dilanjutkan pada
siklus II, aspek-aspek pengamatan yang belum terlaksana dengan
baik akan diperbaiki pada siklus II ini. Siklus II ini menunjukkan
hasil nilai dengan rata-rata 73,04 untuk masing-masing aspek.
Dari hasil siklus II ini juga masih belum memenuhi indicator
kinerja, sehingga akan dilanjutkan dengan siklus selanjutnya yaitu
siklus III. Pada siklus III ini menunjukan hasil nilai rata-rata
86,28 dari semua aspek. Dengan demikian model pembelajaran
langsung dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan servis panjang dalam permainan bulutangkis.

Kata kunci: Model Pembelajaran Langsung, Kemampuan


Servis Panjang, Permainan Bulutangkis.

Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan investasi jangka panjang dalam
upaya pembinaan dan mutu sumber daya manusia Indonesia pada umumnya. Hasil yang
diharapkan itu akan dicapai dalam jangka waktu yang cukup lama. Karena itu, upaya
pembinaan bagi siswa dan peserta melalui pendidikan jasmani dan olahraga perlu terus
dilakukan dengan kesabaran dan pengorbanan.
Sebagai upaya pendidikan, kita berharap pendidikan dan olahraga di lembaga
pendidikan formal dapat berkembang lebih pesat lagi agar mampu menjadi landasan bagi
pembinaan keolahragaan nasional. Untuk itu pembentukan sikap dan pembangkitan
motivasi mulai dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan formal. Sehubungan dengan
manfaat pendidikan jasmani pada anak-anak usia sekolah menjadi komitmen para ahli
pendidik, bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian untuk mengantar anak-anak
didiknya menjadi manusia yang utuh.
Peranan olahraga dalam peningkatan kesehatan jasmani dan mental maupun watak
mempunyai peranan penting, dengan olahraga keharuman bangsa dapat ditingkatkan.
Hampir semua negara mencoba meningkatkan prestasi olahraga agar dapat berprestasi
dalam kejuaraan-kejuaraan olahraga tentunya semua dilakukan demi mengangkat derajat
dan martabat bangsa agar diakui dunia internasional. Pendidikan jasmani memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah, dan
terencana. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus
membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya
kepada siswa. Guru mempersepsi diri berhasil dalam pekerjaannnya apabila dia dapat
menuangkan pengetahuan sebanyak-banyaknya ke kepala siswa dan siswa dipersepsi
berhasil apabila mereka tunduk menerima pengetahuan yang dituangkan guru kepada
mereka.
Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu
pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidak tepatan seorang guru dalam memilih
model pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan
kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Berbicara mengenai prestasi pendidikan jasmani tidak
terlepas dari model pembelajaran yang inovatif yang sangat baik untuk diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran penjaskes dan dalam cabang olahraga
perlu adanya bimbingan dan pembinaan yang berkelanjutan sehingga mencapai apa yang
diharapkan.
Servis Panjang
Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang
lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan sebagai pembuka permainan dan
merupakan suatu pukulan yang penting dalam permainan bulu tangkis.
Menurut James Poole (2011: 21) mengemukakan bahwa servis adalah pukulan
pertama yang mengawali suatu permainan bulu tangkis. Pukulan ini boleh dilakukan baik
forehandmaupun dengan backhand. Menurut peraturan, ketika pukulan servis dilakukan
shuttle tidak boleh melebihi pinggang pemain yang sedang melakukan servis. Selain itu,
bidang kepala raket juga tidak boleh lebih tinggi daripada tangan yang memegang raket
tersebut. Karena aturan di atas, pukulan servis pada permainan bulutangkis harus selalu
mengarah ke atas dan lebih bersifat sebagai pukulan menjaga diri daripada pukulan
menyerang. Hal ini sangat berbeda dengan pukulan servis dalam permainan tenis.
Adapun menurut Poole (2011:24) ada beberapa petunjuk untuk melakukan pukulan
servis panjang yaitu:
a) Berdirilah dengan enak dan pusatkan sebagian besar berat badan pada kaki bagian
belakang.
b) Rentangkan lengan kiri kedepan dan jatuhkan shuttle tepat sebelum mengayunkan
raket kemuka.
c) Putarlah bahu dan pinggul pada saat berat badan berpindah dari kaki belakang ke
kaki muka.
d) Pergelangan dan lengan bawah harus berputar pada saat shuttle disentuh oleh raket.
e) Gerakan tangan kanan pada akhir sevis harus berada tinggi dan usahakan
melampaui bahu kiri.
f) Jangan mengangkat atau menggeser kedua kaki sampai saat shuttle dipukul.
g) Arahkan shuttle tinggi dan jauh.
h) Jangan mendorong shuttle tetapi pukullah.
Sedangkan pengertian servis panjang menurut Usman (2010: 32) adalah servis yang
diarahkan kebelakang dan melambung tinggi, yang jatuhnya bola disudut kiri atau kanan
dekat len belakang.
Selanjutnya menurut Sarjiyanto (2010: 16) servis panjang merupakan pukulan yang
diarahkan diarea dekat garis belakang lawan dengan cara menukik tajam, lurus kebawah.
Adapun teknik melakukan servis panjang forehand menurut sarjiyanto (2010: 16)
adalah sebagai berikut :
a. Posisi kaki kiri kedepan dan kaki kanan kebelakang agak melebar.
b. Ayunkan tangan dari belakang kedepan yang disertai dengan pukulan sehingga
pada akhirnya gerakan dari seluruh pukulan. Raket berada diatas badan pada saat
tengah memukul.
c. Ayunkan raket disertai memindahkan berat badan dari belakang kedepan secara
optimal.
d. Segera turunkan tangan kiri kembali sesaat setelah kok terlepas dari tangan.
Kemudian teknik melakukan servis panjang forehandmenurut Mashar dan
Dwinarhayu (2010: 19) adalah:
a. Kok dipegang setinggi dada.
b. Tangan yang memegang raket di belakang.
c. Saat raket diayunkan ke arah kok, kok akan melambung tinggi.
Servis dilakukan dari satu sisi lapangan (kiri atau kanan) menyilang menyeberangi
jaring ke area lawan. Partai tunggal dan ganda memiliki area servis yang berbeda seperti
yang diilustrasikan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dinyatakan
"keluar" dan poin untuk penerima servis.
Posisi kiri atau kanan tempat servis dilakukan ditentukan dari jumlah poin yang
telah dikumpulkan oleh pemain yang akan melakukan servis. Posisi kanan untuk jumlah
poin genap dan posisi kiri untuk jumlah poin ganjil. Servis dari posisi kanan juga dilakukan
saat jumlah poin masih nol. Pada set pertama pemain atau pasangan yang melakukan servis
untuk pertama kali ditentukan dengan undian, sedangkan untuk set berikutnya dilakukan
oleh pemenang dari set sebelumnya.
Adapun menurut Poole (2011:25) dalam melakukan servis panjang penilaian atau
tes dapat dilakukan dengan cara menggunakan kapur tulis atau pita. Garis yang terakhir
harus berjarak 5 cm dibelakang garis lapangan. Ini ditujukan untuk memberi semangat
dalam membuat servis panjang. Garis-garis berikutnya yang dibuat dalam lapangan
sebaiknya berjarak 30 cm satu sama lain.
Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif adalah
pengetahuan tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana melakukan sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat
dipelajari selangkah demi selangkah.Seperti yang diungkapkan oleh Daniel Muijs dan
David Reynold (Dalam Agus Suprijono, 2009: 50) Pembelajaran langsung merupakan
model pembelajaran yang dirancang untuk penguasaan pengetahuan procedural,
pengetahuan deklaratif (pengetahuan factual) serta berbagai keterampilan. Pembelajaran
langsung dimaksudkan untuk menuntaskan dua hasil belajar yaitu penguasaan pengetahuan
yang distrukturkan dengan baik dan penguasaan keterampilan.
Pada penerapan pembelajaran langsung, sebagian besar tugas guru adalah
membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural, yakni bagaimana melakukan
sesuatu dan membantu siswa untuk memahami pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan
tentang sesuatu (dapat diungkapkan dengan kata-kata). Modelpembelajaran langsung,
selain efektif untuk digunakan oleh siswa menguasai suatu pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural, maka efektif juga digunakan untuk mengembangkan keterampilan
belajar siswa. Indana (dalam Dini Rosdiani, 2012: 1).
Menurut Anonim (dalam Dini Rosdiani, 2012: 1) Pembelajaran langsung
merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik
bagi siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan
kepada siswa secara langkah demi langkah.
Adapun menurut Dini Rosdiani (2012: 6) Pembelajaran langsung merupakan model
pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi
pembelajaran efektif guna memperluas informasi ajar.
Selanjutnya menurut Suprijono (2009: 47) Pembelajaran langsung mengacu pada
gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta
didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas.
Kemudian menurut Rosenshina dan Stevans (Dalam Dini Rosdiani, 2012: 2)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola
selangkah demi selangkah.
Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar
agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian
model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada
guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi
materi ajar.
Permainan Bulutangkis
Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer dan
digemari oleh masyarakat Indonesia. Tujuan permainan ini adalah menjatuhkan shuttlecock
di daerah lapangan lawan dengan melewati atas net untuk mendapatkan poin.
Menurut Ginanjar Atmasubrata (2012: 53) Bulutangkis atau badminton adalah
olahraga yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda)
yang saling berlawanan.Sedangkan menurut Kurniawan (2012: 50) Bulutangkis atau
Badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh satu atau dua orang yang
saling berlawanan.
Selanjutnya menurut Sujarwadi (2010: 18) Bulutangkis adalah olahraga permainan
yang menggunakan raket sebagai pemukul dan kok (shuttlecock) sebagai bola yang
dipukul. Menurut Aksan (2012: 14) bulutangkis adalah olahraga raket yang dimainkan oleh
dua orang atau dua pasang yang mengambil posisi berlawanan di bidang lapangan yang
dibagi dua oleh sebuah jaring (net).
Menurut Hidayat (2010: 136) Bulutangkis adalah permainan yang bersifat
individual yang dapat dilakukan dengan cara satu lawan satu atau dua lawan dua dengan
menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kok sebagai objek pukul.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang bulutangkis tersebut, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa permainan bulutangkis adalah permainan yang menggunakan raket
sebagai alat memukul shuttlecocksebagai obyeknya. Permainan bulutangkis dapat
dimainkan di dalam maupun di luar lapangan, dengan lapangan yang dibatasi garis-garis
dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama
besar dan dipisahkan oleh jaring atau net yang tergantung di tiang net yang ditanam di tepi
lapangan. Dalam permainan ini cara pengumpulan angka hampir sama dengan permainan
bola voli, dimana pemainakan mendapatkan angka jika pemain melakukan servis.

Servis Panjang dan Model Pembelajaran Langsung


Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang
lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan sebagai pembuka permainan dan
merupakan suatu pukulan yang penting dalam permainan bulu tangkis. Servis dilakukan
dari satu sisi lapangan (kiri atau kanan) menyilang menyeberangi jaring ke area lawan.
Pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk penguasaan
pengetahuan procedural, pengetahuan deklaratif (pengetahuan factual) serta berbagai
keterampilan.
Sehingga dari kedua penngertian tersebut dapat diformulasikan bahwa dengan penggunaan
model pembelajaran langsung pada permainan bulutangkis yaitu servis panjang dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis panjang serta dapat menambah
wawasan siswa terhadap permainan bulutangkis siswa kelas VIII 2 SMP Negeri 10 Kota
Gorontalo.

Teknik Dasar Permainan Bulu Tangkis


Adapun beberapa teknik dasar dalam olahraga bulutangkis (Poole: 2011) yaitu:
a. Memegang Raket (Grip)
b. Pukulan pertama atau Servis
c. Pukulan Melampaui kepala (Overhesd stroke)
d. Pukulan dengan ayunan rendah (underhand stroke)
Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulitangkis
dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke lapanagn lawan.
1. Pukulan Servis : Pukulan servis merupakan pukulan degan raket untuk
menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan.
2. Pukulan Lob : Pukulan Lob adalah suatu pukulan dalam permainan bulutangkis
yang dilakukan dengan tujuan untuk menerbangkan shtlecock setinggi mungkin
mengarah jauh kebelakang garis lapangan.
3. Pukulan dropshoot : adalah pukulan yang tepat melampaui jaring, dan langsung
jatuh ke sisi lapangan lawan.
4. Pukulan smash : salah satu pukulan yang merupakan suatu gerakan ayunan tangan
yang cepat, mendadak dan menghasilkan pukulan yang keras serta menerjunkan
shuttlecock secara curam.
5. Pukulan drive : pukulan yang dilakukan dengan menerbangkan sutlecock secara
mendatar, ketinggiannya menyusur diatas net dan penerbangannya sejajajar dengan
lantai.

Sarana dan Prasarana Bulutangkis


Dalam setiap permainan tidak terlepas dari sarana yang menunjang terhadap
permainan, tidak terkecuali pada permainan bulutangkis. Hal itu demi memperlancar dalam
setiap permainan tersebut.
Menurut Poole (2011:12) dalam permainan ini memerlukan sarana seperti:
1. Net, berada di tengah-tengah lapangan, net berdiri dengan tinggi 155 cm dibagian
tepi. Net merupakan pembatas yang berupa jaring yang membentang antara dua
bidang permainan dan diikatkan pada tiang.
2. Raket, hampir semua pemain atau masyrakat awam sekalipun sudah mengenal raket.
Pada saat ini raket dibuat dengan berbagai jenis bahan. Misalnya dari alumunium,
grafit dan karbon. Berbagi bentuk dan harganya berbeda-beda, paling mahal
harganya maka raketnya makin enteng. Panjang Raket 65-67 cm dan Beratnya 100-
200 gram. Untuk Tali (Senar) raket terbuat dari bahan Nilon dengan diameter 0,65-
0,70 mm.
3. Kok (shuttlecock), kok ini terbuat dari bulu angsa atau bulu ayam yang menancap
pada gabus yang dibungkus dengan kulit berwarna putih antara 14-16 buah. Dari
IBF ditentukan untuk berat cock sekitar 5,67 gram.
4. Sepatu dan Pakaian, pemain bulutangkis memiliki perlengkapan utama dan
perlegkapan tambahan yang dipakai pada saat bermain maupun pertandingan. Untuk
sepatu bulutangkis harus ringan dan sol sepatu harus menggit terhadap lapangan atau
tidak licin, kaos kaki tidak wajib tapi memiliki fungsi menyerap keringat. Pakain
yang digunakan sebenarnya bebas tetapi dalam taraf international banyak dipakai
celana ataupun kaos yang sejuk dan dapat menyerap keringat.
5. Lapangan, lapangan ini dapat dibuat diberbagai tempat, biasa di atas tanah, tetapi
pada saat ini di atas lantai atau ubin dan biasanya langsung didesain dengan gedung
olahraganya.

Gambar 1.1 : Lapangan Bulutangkis


Dalam permainan bulutangkis ini memiliki peraturan yang telah disepakati bersama
dan ditetapkan oleh IBF. Untuk ukuran lapangan panjang 13,41 m dan lebar untuk ganda
6,10 m tunggal 5,18 m. Dalam lapangan memiliki bagian-bagian seperti halnya bidang
antara garis servis pendek dengan garis tengah dengan ukuran panjang untuk ganda 1,52 m
tunggal 0,6 m sedangkan lebar 1,98 m. garis servis panjang 3,96 m lebar ganda 6,10 m dan
tunggal 5,18 m. untuk garis ganda lebarnya masing-masing 0,46 m yang berada pada
pinggir-pinggir lapangan.
Peraturan dalam permainan yaitu permainan harus berkelanjutan dari servis pertama
hingga akhir pertandingan, ketika tim yang menang diputuskan dengan memperoleh poin
atau mencapai batasan poin yang ditentukan. Permainan dibagi menjadi 3 set.

HASIL
Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Langsung
pada materi servis panjang pada permainan bulutangkis. Kelas yang dikenai tindakan
dalam penelitian ini adalah kelas VIII 2 dengan jumlah siswa 25 orang, yang terdiri dari 15
siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus
dengan tiga kali pertemuan dan satu kali pertemuan untuk evaluasi. Pada setiap pertemuan
dilaksanakan evaluasi untuk menilai hasil belajar siswa. Sebelum dilakukan siklus, terlebih
dahulu dilakukan observasi awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan
servis panjang. Dari hasil observasi awal tersebut dapat diketahui siswa yang sudah
memiliki kemampuan dan yang belum memiliki kemampuan dalam melakukan servis
panjang pada permainan bulutangkis.

Menurut Mulyasa (2012: 112) Pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan


suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan rencana
pembelajaran dan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan pembelajaran.
Melaksanakan tindakan hendaknya dituntun oleh rencana yang telah dikembangkan
meskipun tidak dapat dikendalikan secara mutlak, karena proses pembelajaran menuntut
penyesuaian dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, guru peneliti harus fleksibel dan siap
mengubah rencana tindakan sesuai dengan situasi pembelajaran yang aktual. Menerapkan
tindakan juga harus mengacu pada skenario pembelajaran yang telah direncanakan dalan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dari hasil observasi awal tentang kemampuan servis panjang pada permainan
bulutangkis yang terdiri dari empat aspek yang meliputi: a) Posisi kaki kiri didepan dan
kaki kanan dibelakang, b) ayunan tangan dari belakang kedepan yang disertai dengan
pukulan, c) ayunan raket disertai memindahkan berat badan dari belakang kedepan secara
optimal, d) segera turunkan tangan kiri kembali sesaat setelah kok terlepas dari tangan.
Berdasarkan tabel observasi awal di atas dapat diketahui bahwa, dari 25 siswa atau
100% yang diamati belum memiliki kemampuan melakukan servis panjang sehingga dari
25 siswa perlu diberikan tindakan karena belum memiliki kemampuan melakukan servis
panjang dengan baik dan benar.
Adapun tindakan yang akan dilakukan adalah dengan menerapkan model
pembelajaran langsung. Penerapan model pembelajaran langsung dilakukan dalam II
siklus, dan apabila dengan II siklus tersebut masih belum menunjukkan peningkatan maka
akan dilanjutkan dengan siklus III. Dengan model pembelajaran langsung diharapkan
kemampuan siswa dalam melakukan servis panjang pada permainan bulutangkis dapat
meningkat.
PEMBAHASAN
Penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi servis panjang melalui model pembelajaran

langsung. Kegiatan atau penelitian ini ternyata mengalami peningkatan pada setiap

pertemuannya.

Seperti yang telah diuraikan pada sebelumnya bahwa “model pembelajaran

langsung merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut guru sebagai model yang

menarik bagi siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan

dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah”. Anonim (dalam Dini Rosdiani,

2012: 1)

Dari deskripsi hasil data penelitian yang telah diuraikan maka sudah jelas bahwa

perolehan hasil dari siswa kelas VIII2 SMP 10 Kota Gorontalo dalam melakukan servis

panjang mulai dari observasi awal sampai siklus I,II dan III adalah: observasi awal dengan

nilai rata-rata sebesar 62,4% menjadi 65,23% pada siklus I, ini berarti terjadi peningkata

sebesar 2,83% dari observasi sebelumnya. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 73,04%, dan

terjadi peningkatan sebesar 7,81% dari hasil tindakan siklus sebelumnya. Tetapi dari hasil

tersebut ternyata belum memenuhi indicator kinerja yaitu sebesar 85% sehingga perlu

diladakan tindakan lanjutan yaitu siklus III. Kemudian pada siklus III tersebut telah

mencapai nilai rata-rata sebesar 86,28% dan terjadi peningkatan sebesar 13,24% dari hasil

capaian sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa telah terjadi peningkatan

kemampuan dalam melakukan servis panjang pada permainan bulutangkis, baik mulai dari

silkus I, II dan III. Pada siklus III hasil yang dicapai yaitu sebesar 86,28% dan sudah

memenuhi indicator kinerja yakni 85%. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Jika
dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas VIII 2 SMP Negeri 10 Kota Gorontalo

diterapkan model pembelajaran langsung maka kemampuan servis panjang akan

meningkat” dan dapat terbukti.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan

yaitu:

1. Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian ini dapat diketahui terjadi

peningkatan dalam melakukan servis panjang yaitu: pada observasi awal rata-rata

kemampuan yang dimiliki siswa sebesear 62,4%. Kemudian setelah dilakukan tindakan

pada siklus I terjadi peningkatan 2,83% atau menjadi 65,23%. Pada siklus tersebut hasil

capaian siswa belum mencapai 85%, dan akan dilanjutkan dengan siklus II. Dalam

siklus II kemampuan siswa meningkat sebesar 7,81% atau menjadi 73,04%, hasil

tersebut belum mencapai 85%. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan siklus III, pada

siklus ini kemampuan siswa meningkat sebesar 13,24% atau menjadi 86,28 % dari

hasil siklus sebelumnya, dan hasil ini sudah memenuhi indicator capaian yaitu sebesar

85%. Dengan demikian penelitian tindakan kelas (PTK) ini dinyatakan selesai.

2. Dengan adanya peningkatan melakukan servis panjang pada permainan bulutangkis,

maka dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Jika dalam permainan bulutangkis

pada siswa kelas VIII 2 SMP Negeri 10 Kota Gorontalo diterapkan model pembelajaran

langsung maka kemampuan servis panjang akan meningkat” dapat terbukti.

DAFTAR PUSTAKA
Aksan, Hermawan. 2012. Mahir Bulutangkis. Bandung: Nuansa cendekia

Atmasubrata, Ginanjar. 2012. Serba tahu dunia olahraga. Surabaya: Dafa publishing
Hidayat, Yusuf. 2010. Pendidikan Jasmani, olahraga, dan kesehatan. Jakarta: Pusat
Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional

Kurniawan, Feri. 2012. Buku Pintar Pengetahuan Olahraga. Jakarta: Laskar Aksara

Muly. 2012. Model Pembelajaran Langsung direct instruction. (online) diunduh tanggal 27
februari 2013

Mashar, Ali dan Dwinarhayu. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Jakarta: PT. Intan Pariwara

Mulyasa. 2012. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Poole, James. 2011. Belajar Bulutangkis. Bandung: PionirJaya

Rodiani, Dini. 2012. Model Pembelajaran Langsung dalam pendidikan jasmani dan
kesehatan. Bandung: Alfabeta

Sarjiyanto, Dwi. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: PT. Intan
Pariwara

Sujarwadi. 2012. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta: PT. Intan Pariwara

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Usman, A. Tumin. 2010. Kejar Bulutangkis. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai