Anda di halaman 1dari 8

COMPETITOR: Jurnal Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Volume 11 Nomor 2, Juni 2019


e-ISSN: 2657-0703 dan p-ISSN: 2085-5389
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

PENGARUH LATIHAN PUSH UP DAN LATIHAN BENCH PRESS


TERHADAP KECEPATAN PUKULAN PADA PENCAKSILAT

Syarif Hidayat 1, Suprianto Kadir 2, Edy Dharma Putra Duhe3

Keywords : ABSTRACT
Training; Push Up; Bench This research is a field experimental study that aims to find out the
Press; Speed Punch different effects of push up and bench press exercises on punch speed
on pencaksilat. The population was all students of the FOK UNG
Sport Coaching Education Study Program and the sample involved
Corespondensi Author were 60 people. But in accordance with the research design, two
1
Universitas Negeri Gorontalo, research groups were formed consisting of group A for push up
syarif_hidayat@ung.ac.id exercises and group B for bench press exercises. Data analysis
2
Universitas Negeri Gorontalo, techniques used t-test at a significant level of 95%. Based on the
kadir.suprianto@yahoo.co.id results of data analysis, it can be concluded that: There is a
3
Universitas Negeri Gorontalo, significant effect of push up exercises on the speed of the punch on
edy.dharma81@gmail.com pencaksilat (to = 9,151> tt = 2,045). There is a significant effect of
bench press training on punch speed on pencaksilat (to = 7,620> tt
Article History = 2,045). There is a significant difference in effect between push up
Received: April 2019; and bench press exercises on punch speed on pencaksilat (to =
Reviewed: April 2019; 12,828> tt = 2,000).
Accepted: Mei 2019;
Published: Juni 2019 ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen lapangan yang
bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan push up
dan latihan bench press terhadap kecepatan pukulan pada
pencaksilat. Populasi adalah seluruh siswa mahasiswa Program
Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FOK UNG dan sampel
yang dilibatkan yang berjumlah 60 orang. Namun sesuai dengan
rancangan penelitian, maka dibentuk dua kelompok penelitian
yang terdiri dari kelompok A untuk latihan push up dan kelompok
B untuk latihan bench press. Teknik analisis data menggunakan
uji-t pada taraf signifikan 95%. Berdasarkan hasil analisis data,
maka dapat dikemukakan kesimpulan yaitu : Ada pengaruh yang
signifikan latihan push up terhadap kecepatan pukulan pada
pencaksilat (to = 9,151 > tt =2,045). Ada pengaruh yang
signifikan latihan bench press terhadap kecepatan pukulan pada
pencaksilat (to = 7,620 > tt = 2,045). Ada perbedaan pengaruh
yang signifikan antara latihan push up dan latihan bench press
terhadap kecepatan pukulan pada pencaksilat (to = 12,828 > tt =
2,000)

PENDAHULUAN pembangunan manusia melalui olahraga dan


Berolahraga yang baik dan benar prestasi tidak boleh ketinggalan. Hal tersebut
membuat tubuh kuat dan sehat, maka akan memberikan pengertian mengenai

94
Volume 11 Nomor 2, Juni 2019

pentingnya pendidikan olahraga itu bagi latihan kondisi fisik yang terarah dalam
masyarakat. Perlu disadari bahwa dalam menopang untuk pembentukan pukulan yang
memilih dan melakukan aktifitas sedapat cepat dan kuat, dalam hal ini dari sekian
mungkin disesuaikan dengan kemampuan banyak bentuk latihan, salah satu diantaranya
yang dimiliki. Inti dari kegiatan olahraga sebagai bahan penelitian yaitu latihan push up
adalah bermain, dalam kegiatan ini manusia dan latihan Bench press. Dari kedua bentuk
yang memperagakan kemampuannya dalam latihan ini mempunyai tujuan yaitu untuk
melakukan suatu gerakan. Setiap gerakan membentuk kekuatan dan kecepatan pada
tertuju pada pencapaian maksud tertentu otot-otot lengan dalam memberikan kontribusi
misalnya untuk mencapai kemenangan atau terhadap kecepatan pukulan pada pencaksilat.
tingkat kemampuan terbaik. Hal ini Pencaksilat merupakan seni beladiri asli
direalisasikan dalam bentuk pertandingan atau Indonesia. Sebab seni beladiri ini lahir dan
kejuaran, dimana seseorang terikat dengan berkembang sejak awal di Indonesia, yang
peraturan-peraturan. telah berumur berabad dan diwariskan secara
Cabang olahraga pencaksilat adalah salah turun-temurun dari generasi-ke generasi.
satu cabang olahraga populer di Sulawesi Poerbatjaroko dan Moch. Djoemali (1994:5)
Selatan bahkan telah mengangkat nama memberikan pengertian mengenai pencaksilat
daerah Sulawesi Selatan di tingkat Nasional. sebagai berikut: Pencak adalah gerakan serang
Untuk itu prestasi tersebut perlu beladiri yang berupa tari dan berirama dengan
dipertahankan agar prestasinya tidak pudar peraturan adat kesopanan tertentu yang
atau menurun pada tingkat Nasional. Olehnya biasanya untuk pertunjukan umum. Silat
itu perlu adanya berbagai cara atau bentuk adalah intisari dari pencak, untuk perkelahian
latihan agar perkembangan cabang olahraga membela diri yang tidak dapat dipertunjukkan
pencaksilat makin meluas dan menghasilkan di depan umum. Namun sekaitan dengan
bibit pesilat baru untuk mempertahankan masalah penelitian ini, maka unsur gerakan
prestasi yang telah ada. Dari hasil dasar yang perlu diketahui dalam penelitian
pengamatan penulis dalam mengikuti adalah unsur gerakan serangan. Unsur
pertandingan menunjukkan bahwa tidak gerakan serangan yaitu usaha untuk mengenai
semua atlet dapat melakukan pukulan dengan bidang sasaran pada tubuh lawan dengan
baik dan kuat. Masih banyak melakukan menggunakan tangan. Pukulan atau serangan
pukulan kadang kala tidak terarah dan lemah merupakan upaya teknis dan taktis untuk
pada sasaran. Hal ini disebabkan karena para melumpuhkan atau mendahului serangan
pelatih dan guru-guru olahraga lebih lawan. Ditinjau dari komponen penyerangan
mengarahkan pada teknik-teknik yang tidak yang digunakan, maka pukulan serangan
diperlukan dan juga masih adanya pelatih meliputi: (1) Pukulan depan, yakni pukulan
memberikan latihan yang tidak sesuai dengan yang dilaksanakan dengan sebelah tangan dan
kebutuhan bela diri khususnya pencaksilat lengan, lintasannya lurus kedepan dan
yang mana pada pukulan itu sangat diperlukan kenaannya pada ujung jari merapat, punggung
kecepatan dan kekuatan untuk memukul serta tangan terbuka yang melemas, tulang-tulang
tepat pada sasaran. Untuk itu dari jari merapat, (2) Pukulan papas, yakni
permasalahan tersebut maka perlu pukulan yang dilaksanakan dengan
menganalisa kondisi fisik yang esnsial dalam menggunakan kedua belah tangan dan lengan,
menopang peningkatan kecepatan pukulan. lintasannya lurus ke depan dan kenaannya
Jika dilatih dengan teknik dan prinsif-prinsif pada kedua belah tangan secara serentak, (3)
latihan yang benar. Olehnya itu perlu untuk Pukulan tusuk, yakni pukulan yang
meningkatkan kecepatan pukulan maka dapat dilaksanakan dengan menggunakan sebelah
dilakukan dengan memberikan bentuk-bentuk tangan dan lengan, lintasannya lurus ke
latihan yang berfokus pada kekuatan pukulan depan, dan kenaannya pada jari-jari merapat
khususnya pada cabang olahraga pencaksilat. yang bentuknya menyerupai ujung tompak
Oleh karena kecepatan pukulan yang pipih, (4) Pukulan serangan, yakni pukulan
dilakukan harus terarah, cepat dan kuat, maka yang dilaksanakan dengan menggunakan
perlu diberikan latihan fisik dalam hal ini sebelah tangan dan lengan, lintasannya lurus
latihan kecepatan. Kekuatan sebagai unsur ke depan dan kenaannya pada pergelangan
penunjang dalam membentuk otot-otot lengan telapak tangan, (5) Pukulan getok,
yang cepat khususnya dalam pukulan. Bentuk adalahpukulan yang dilaksanakan dengan
95
e-ISSN: 2657-0703 dan p-ISSN: 2085-5389

menggunakan sebelah tangan dan lengan, b. Berat badan dibawa ke kaki depan
lintasannya lurus ke depan dan kenaannya dengan lutut agak ditekuk, sedangkan
pada ujung tulang-tulang tengah jari rapat, (6) kaki belakang membantu mendorong
Pukulan totok, adalah pukulan yang badan dan mengikuti berat badan
dilaksanakan dengan menggunakan sebelah condong ke depan.
tangan dan lengan, lintasannya lurus ke depan c. Tumit kaki kanan agak terangkat sedikit
dan kenaannya pada ujung bahu jari tengah, bergerak ke depan mengikuti gerak
(7) Pukulan tinju, adalah pukulan yang pukulan.
dilakukan dengan menggunakan sebelah d. Pinggang dan bahu berputar sedemikian
tangan dan lengan, lintasannya lurus ke depan rupa untuk memberikan bantuan
dan kenaannya pada ujung kepalan tangan, (8) dorongan kepada tangan yang memukul.
Pukulan cambuk, adalah pukulan yang e. Dari posisi dasar sampai kepalan tinju
dilaksanakan dengan menggunakan sebelah melakukan pukulan posisi bahu diputar
tangan dan lengan, lintasannya lurus ke depan sesuai dengan jarak tersebut serta bahu
atau dari atas dan kenaannya pada punggung kiri bergerak ke belakang sebagai
tangan yang terbuka melemas, (9) Pukulan kelanjutan gerak bahu kanan.
busur, adalah pukulan yang dilaksanakan f. Setelah kepalan tangan yang melakukan
dengan menggunakan sebelah tangan, pukulan terbentur pada sasaran yang
lintasannya ke samping atau ke atas dan diinginkan, segera ditarikl kembali ke
kenaannya pada punggung kepalan tanag atau posisi semula.
tulang-tulang jari merapat, (10) Pukulan Khusus jenis pukulan lurus ke depan, ini
pagut, yakni pukulan yang dilaksanakan merupakan pukulan yang paling efektif
dengan menggunakan sebelah tangan dan dipergunakan dalam pertandingan pencaksilat,
lengan, lintasannya ke depan atau dari atas sehingga jenis pukulkan ini dipilih sebagai
dan kenaannya pada ujung jari merapat yang obyek penelitian. Sebagi jenis pukulan yang
bentuknya menyerupai moncong ular, dan paling efektif, maka selayaknya jenis pukulan
(11) Pukulan tebas, yakni pukulan yang tersebut mendapat perhatian yangs angat
dilaksanakan dengan menggunakan sebelah serius untuk dikembangkan. Dari hasil analisis
tangan danlengan, lintasannya lurus ke gerakan pukulan, maka dapat dikatakan
bawah, ke samping, atau dari samping dan bahwa untuk melakukan pukulan sesuai
kenaannya pada bagian samping bawah dengan teknik pukulan, harus dilakukan
tangan yang bentuknya menyerupai pedang. dengan kecepatan. sehubungan dengan itu
Pukulan lurus ke depan atau dalam perlu diberikan latihan fisik yaitu latihan
pencaksilat dikenal dengan nama Katak bench press dan latihan push up. Sesuai
Melempar Tubuh. Pukulan tersebut merupakan dengan permasalahan penelitian, maka latihan
pukulan lurus ke sasaran yang dilakukan fisik yangdimaksudkan hanya dititik beratkan
dengan cepat. Pukulan lurus ke depan pada latihan kecepatan memukul.
menghendaki kecepatan, kekuatan dan Latihan adalah aktivitas fisik yang
ketepatan. Untuk maksud tersebut, maka diperlukan untuk usaha meningkatkan
hendaklah sisi kiri dari badan sebagai bidang, penampilan pada keterampilan yang
diibaratkan sebagai ensel pintu dansisi kanan kompleks. Latihan adalah proses kegiatan
sebagai bidang, diibaratkan daun pintu (bagi siswa dalam pengajaran dalam rangka
pesilat kanan). Dengan demikian pelaksanaan menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur
gerakanpukulan lurus ke depan ini diibaratkan yang sedang dipelajari, ke dalam praktek yang
dengan menutup pintu, dimana daun pintu relevan dengan pekerjaan. Melalui latihan
digerakkan menuju sasarannya. Untuk itu sisi berarti siswa atau atlet belajar dan berlatih
kanan badan bergerak dengan cepat ke depan, secara efektif untuk mengembangkan dirinya.
membawa berat badan serta kekuatan yang Dengan aktifnya siswa atau atlet akan
ada mulai dari kaki, pinggang seterusnya mempercepat proses penguasaan materi yang
memutar bahu kanan mengantar lengan ke sedang dipelajarinya. Latihan merupakan
sasaran. Proses gerakan dari pukulan lurus suatu aktivitas yang sistematis di dalam
dapat dianalisis sebagai berikut : meningkatakan kapasitas fungsional. Di dalam
a. Dari sikap gerak tangan yang melakukan olahraga, latihan bertujuan untuk
pukulan yang dilontarkan ke depan mempertinggi penampilan olahragawan.
dengan kuat dan secepat mungkin. Harsono (1988:177) mengatakan bahwa:
96
Volume 11 Nomor 2, Juni 2019

“Latihan adalah proses yang sistematis dari patokan menurut Harsono (1988:178) yaitu :
berlatih atau bekerja yang dilakukan secara “Untuk bench press dapat dipergunakan beban
berulang-ulang dengan kian hari kian 5 kg lebih berat dari seperempat berat badan”.
bertambah jumlah beban latihan atau Teknik pelaksanaan latihan bench press dapat
pekerjaannya”. Yang dimaksud dengan dianalisis secara terperinci, sebagai berikut: (1)
sistematis adalah berencana menurut jadual, Posisi badan terlentang atau berbaring di atas
menurut pola dan sistem tertentu, metodis dari bangku, (2) Pegang batang barbel dengan grip
mudah dan sukar, latihan yang tertaur, dari pronasi, (3) Kedua tangan berjarak lebih lebar
yang sederhana ke yang kompleks. Berulang- dari bahu dan barbel di atas dada kemudian
ulang maksudnya adalah agar gerakan- didorong (bukan hentakan) ke atas, dan (4)
gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi Turunkan barbel ke arah dada pelan-pelan dan
semakin mudah, otomatis, dan reflektif lakukan secara berulang-ulang serta bertahap
pelaksanaannya sehingga semakin menghemat sesuai dengan program latihan.
energi. Jadi latihan adalah cara kerja yang
sistematis dan berfungsi sebagai alat dengan METODE
prosedur tertentu dalam proses belajar atau Dalam penelitian ini pada dasarnya ada
berlatih guna meningkatkan prestasi belajar dua variabel yaitu: variabel bebas ada dua
atau berlatih. Untuk dapat meningkatkan yaitu: latihan push up dan latihan bench press,
kualitas fisik ketingkat yang lebih tinggi perlu dan variabel terikatnya adalah: kecepatan
memiliki pengetahuan yang cukup tentang pukulan dalam pencaksilat. Desain penelitian
berbagai prinsip ataupun sistem serta efek yang digunakan adalah : “Randomized Group
latihan terhadap organ-organ tubuh dan sistem Control prettest dan posttest design”. Populasi
perototan (muscular) sebagaimana yang telah dalam penelitian ini adalah keseluruhan
dikemukakan sebelumnya tentang prinsip- mahsiswa Program Studi Pendidikan
prinsip dalam latihan. Kepelatihan Olahraga Fakultas Olahraga dan
Push up merupakan gerakan yang banyak Kesehatan UNG dengan jumlah sampel 60.
dipergunakan dalam latihan berbagai Teknik sampling yang digunakan adalah
cabangolahraga, khususnya pada pencaksilat. stratified random sampling. Stratified random
Gerakan push up pada dasarnya dapat sampling yaitu langsung menetapkan siswa
dianalisis melalui dua fase yaitu : (1) Fase kelas dua dan jenis kelamin laki-laki sebagai
permulaan; Posisi telungkup, kedua tangan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan
dalam keadaan lurus, berat badan ditampung dari segi umur yang sebaya, mempunyai
oleh kedua tangan dan sebagian kecil oleh kemampuan dalam pencaksilat yang hampir
kedua ujung kaki. Kepala tegak dan mulai dari sama karena sudah mendapatkan materi
pinggang sampai kepala dalam satu garis pencaksilat. Selanjutnya dilakukan teknik
lurus, dan (2) Fase pelaksanaan; Badan machid ordinal. Data yang dikumpulkan
diturunkan dengan membengkokkan kedua adalah kemampuan dalam melakukan
lengan sehingga dada hampir menyentuh pukulan dalam pencaksilat. Pengambilan data
lantai. Selanjutnya kembali ke sikap semula kecepatan pukulan dalam pencaksilat
dengan jalan melakukan tolakan oleh kedua menggunakan tes yang dipergunakan adalah
lengan untuk lurus kembali. Pelaksanaan tes kecepatan pukulan selama 15 detik.
gerakan push up dapat dilakukan dengan Hipotesis penelitian ini diuji berdasarkan data
berbagai variasi gerakan sebagaimana yang yang diperoleh dengan menggunakan teknik
dikemukakan oleh Wayne Dvan Huss yang analisis statistik. Pengolahan data hasil
dikutip oleh anto Sukamto (1987) mengatakan penelitian ini digunakan dua macam teknik
bahwa : “Gerakan yang terjadi dalalm gerakan statistik, yaitu : (1) Statistik deskriptif
push up ini yaitu flexion, extension, abduction dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
dan adduction”. Dengan demikian, gerakan umum data, dan (2) Statistik Infrensial dengan
push up bertujuan untuk membentuk kekuatan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 95%,
otot lengan dan bahu. dimaksudkan untuk mengetahui ada tidak
Latihan bench press adalah bentuk latihan perbedaan kedua metode latihan.
beban yang bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan dan daya tahan otot pada lengan
yang menggunakan beban luar. Dalam
menentukan beban permulaan dapat dipakai
97
e-ISSN: 2657-0703 dan p-ISSN: 2085-5389

HASIL DAN PEMBAHASAN ini, maka dapat dirangkum pada tabel 4


Berdasarkan hasil perhitungan data berikut :
statistik seperti pada lampiran-lampiran skripsi
Tabel 1.
Hasil analisis data deskriptif kecepatan pukulan pada pencaksilat

Kelompok A Kelompok B
Deskriptif Tes awal Tes akhir Tes awal Tes akhir
N 30 30 30 30
∑x 813 999 813 1065
∑x2 22755 34013 22801 38759
x 27,1 33,3 27,1 35,5
Sd 4,992062665 5,072916593 5,148484879 5,728031497

1). Dalam analisis deskriftif data tes awal jumlah skor yang dicapai dari 30 sampel
latihan push up (kelompok A) diperoleh adalah 813 dengan jumlah skor kuadrat
nilai rata-rata sebesar 27,1 dan standar adalah 22801.
deviasi adalah 4,992062665. Sedangkan 4). Dalam analisis deskriptif data tes akhir
jumlah skor yang dicapai dari 30 sampel latihan bench press (kelompok B)
adalah 813 dengan jumlah skor kuadrat diperoleh nilai rata-rata sebesar 35,5 dan
adalah 22755. standar deviasi adalah 5,728031497.
2). Dalam analisis deskriptif data tes akhir Sedangkan jumlah skor yang dicapai dari
latihan push up (kelompok A) diperoleh 30 sampel adalah 1065 dengan jumlah
nilai rata-rata sebesar 33,3 dan standar skor kuadrat 38759.
deviasi adalah 5,072916593 sedangkan
jumlah skor yang dicapai dari 30 sampel Pengujian normalitas sampel
adalah 999 dengan jumlah skor kuadrat Pengujian normalitas yang dipergunakan
adalah 34013. adalah analisis chi-kuadrat sebagai salah satu
3). Dalam analisis deskriptif data tes awal bentuk analisis untuk mengetahui normalitas
latihan bench press (kelompok B) distribusi sampel. Seperti pada tabel berikut :
diperoleh nilai rata-rata 27,1 dan standar
deviasi adalah 5,148484879. Sedangkan
Tabel 2.
Hasil pengujian normalitas sampel
20  2t
KELOMPOK KETERANGAN
A 5,0727 11,070 Normal
B 8,2633 11,070 Normal

Berdasarkan tabel 2, yang merupakan kelompok A yaitu latihan push up


rangkuman hasil pengujian normalitas berdistribusi normal.
distribusi sampel data kecepatan pukulan pada 2). Dalam analisis normalitas data kecepatan
pencaksilat kelompok yaitu kelompok A untuk pukulan pada pencaksilat untuk kelompok
latihan push up dan kelompok B untuk latihan latihan bench press diperoleh nilai chi-
bench press, maka dapat dikemukakan sebagai kuadrat observasi = 8, 6233 lebih kecil
berikut : daripada nilai chi-kuadrat tabel pada taraf
1). Dalam analisis normalitas data kecepatan signifikan 5% dengan derajat kebebasan 6 –
pukulan pada pencaksilat untuk kelompok 1 = 5 sebesar 11,070. Dengan demikian
latihan push up diperoleh nilai chi-kuadrat data kelompok B yaitu latihan bench press
observasi = 5,0727 lebih kecil daripada berdistribusi normal.
nilai chi-kuadrat tabel pada taraf signifikan Dengan melihat rangkuman pengujian
5% dengan derajat kebebasan 6 – 1 = 5 normalitas sampel maka data kecepatan
sebesar 11,070. Dengan demikian data pukulan pada pencaksilat kedua kelompok
latihan berdistribusi normal.
98
Volume 11 Nomor 2, Juni 2019

Pengujian Hipotesis
Pengujian homogenitas sampel Urutan hipotesis yang di uji
Pengujian homogneitas sampel kebenarannya dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji- F, ini dimaksudkan untuk sebagai berikut :
mengetahui karakteristik antara kedua Hipotesis Pertama :
kelompok yang diberikan latihan. Salah satu Ada pengaruh latihan push up terhadap
persyaratan dalam pengambilan sampel kecepatan pukulan pada pencaksilat
adalah pemberian latihan dari kedua mahasiswa Program Studi Pendidikan
kelompok yang ada harus mempunyai Kepelatihan Olahraga FOK UNG.
karakteristik yang sama atau hampir sama Hipotesis statistik :
atau dengan kata lain kedua kelompok Ho : μA1 - μA2 = 0
homogen. Dalam perhitungan uji homogenitas H1 : μA1 - μA2  0
sampel pada lampiran diperoleh nilai Fo = Sesuai dengan hasil analisis data perbedaan tes
1,06 < Ftabel = 1,96. Dengan demikian awal dan tes akhir pada latihan push up
kedua kelompok eksperimen mempunyai (kelompok A) pada lampiran, maka diperoleh
karakteristik yang sama atau homogen. seperti pada tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3.
Hasil pengujian hipotesis pertama
t observasi t tabel Keterangan
14,992 2,045 Signifikan

Hasil analisis : Hipotesis kedua :


Hasil analisis data pada lampiran diperoleh Ada pengaruh latihan bench press terhadap
nilai t observasi = 14,992 lebih besar dari nilai kecepatan pukulan pada pencaksilat
t tabel pada taraf signifikan 5% = 2,045. Maka mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada Kepelatihan Olahraga FOK UNG.
perbedaan antara tes awal dan tes akhir. Hipotesis statistik :
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho : μB1 - μB2 = 0
ada pengaruh yang signifikan latihan push up H1 : μB1 - μB2  0
terhadap kecepatan pukulan pada pencaksilat Sesuai dengan hasil analisis data perbedaan tes
mahasiswa Program Studi Pendidikan awal dan tes akhir pada latihan bench press
Kepelatihan Olahraga FOK UNG. (kelompok B) pada lampiran, maka diperoleh
seperti pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4.
Hasil pengujian hipotesis kedua
t observasi t tabel Keterangan
16,735 2,045 Signifikan

Hasil analisis : Hipotesis ketiga :


Hasil analisis data pada lampiran diperoleh Ada perbedaan pengaruh latihan push up
nilai t observasi = 16,735 lebih besar dari nilai danlatihan bench press terhadap kecepatan
t tabel pada taraf signifikan 5% = 2,045. Maka pukulan pada pencaksilat mahasiswa Program
Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FOK
perbedaan antara tes awal dan tes akhir. UNG.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hipotesis statistik :
ada pengaruh yang signifikan latihan bench Ho : μA2 - μB2 = 0
press terhadap kecepatan pukulan pada H1 : μA2 - μB2  0
pencaksilat mahasiswa Program Studi Sesuai dengan hasil analisis data perbedaan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga FOK UNG. latihan push up dan latihan bench press
terhadap kecepatan pukulan pada pencaksilat

99
e-ISSN: 2657-0703 dan p-ISSN: 2085-5389

pada lampiran, maka diperoleh seperti pada tabel 5 berikut ini :


Tabel 5.
Hasil pengujian hipotesis ketiga
t observasi t tabel Keterangan
8,481 2,000 Signifikan

Hasil analisis : pukulan pada pencaksilat dengan melihat


Hasil analisis data pada lampiran diperoleh adanya perbedaan tes awal dan tes akhir
nilai t observasi = 8,481 lebih besar dari nilai t kecepatan pukulannya. Ini di indikasikan
tabel pada taraf signifikan 5% = 2,000. Maka dengan uji-t berpasangan yang menunjukkan
Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada bahwa nilai t observasi lebih besar dari t tabel
perbedaan pengaruh antara latihan push up pada taraf signifikan 95%. Olehnya karena itu
dan latihan bench press terhadap kecepatan hasil analisis data menunjukkan bahwa ada
pukulan pada pencaksilat mahasiswa Program pengaruh latihan push up terhadap kecepatan
Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FOK pukulan pada pencaksilat dengan melihat
UNG. Dan kelompok yang mendapatkan perbedaan hasil tes awal dan tes akhir. Latihan
latihan bench press yang lebih efektif dan push up memberikan kontribusi dalam
efesien dalam meningkatkan kecepatan perkembangan kontraksi pada otot-otot
pukulan pada pencaksilat dibandingkan lengan sehingga mampu untuk melakukan
dengan kelompok latihan push up. Dengan pukulan yang maksimal.
demikian dapat di simpulkan bahwa ada Berdasarkan hasil analisis data kedua
perbedaan pengaruh yang signifikan antara menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
latihan push up dan latihan bench press signifikan latihan bench press terhadap
terhadap kecepatan pukulan pada pencaksilat kecepatan pukulan pada pencaksilat dengan
mahasiswa Program Studi Pendidikan melihat adanya perbedaan tes awal dan tes
Kepelatihan Olahraga FOK UNG. akhir kecepatan pukulannya. Ini di
indikasikan dengan uji-t berpasangan yang
Pembahasan menunjukkan bahwa nilai t observasi lebih
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis besar dari t tabel pada taraf signifikan 95%.
data yang diperoleh dari tiap item tes dari Olehnya karena itu hasil analisis data
kedua kelompok yaitu kecepatan pukulan menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan
pada pencaksilat, kemudian dianalisis dengan bench press terhadap kecepatan pukulan pada
uji normalitas dan homogenitas sampel pencaksilat dengan melihat perbedaan hasil tes
menunjukkan bahwa data tersebut awal dan tes akhir. Latihan bench press
berdistribusi normal dan mempunyai varians memberikan kontribusi dalam perkembangan
homogen. Ini menunjukkan bahwa kedua kontraksi pada otot-otot lengan sehingga
kelompok penelitian memiliki kemampuan mampu untuk melakukan pukulan yang
yang hampir sama dengan kata lain tidak ada maksimal.
perbedaan yang menjolok sebelum melakukan Dari hasil analisis data ketiga antara
latihan yang berbeda. Namun setelah kedua kedua kelompok latihan yakni latihan push up
kelompok ini diberikan latihan maka diperoleh dan latihan bench press, menunjukkan bahwa
hasil kecepatan pukulan pada pencaksilat yang ada perbedaan pengaruh yang signifikan
berbeda berarti ini semata-mata disebabkan terhadap kecepatan pukulan pada pencaksilat.
oleh adanya perlakukan yang diberikan. Dari hasil analisis data dengan menggunakan
Pengaruh latihan push up dan latihan uji-t tidak berpasangan, maka t observasi lebih
bench press terhadap kecepatan pukulan, besar dari t tabel serta dengan melihat hasil
dimana hasil analisis menunjukkan bahwa ada rata-rata yang diperoleh, maka latihan bench
pengaruh yang signifikan. Pengaruh ini timbul press lebih produktif atau lebih besar
karena adanya latihan yang kontinyu selama pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan
kurang lebih 8 minggu. pukulan pada pencaksilat dibandingkan
Berdasarkan hasil analisis data pertama latihan push up. Hal ini disebabkan, karena
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang kelompok latihan bench press menggunakan
signifikan latihan push up terhadap kecepatan alat bantu berupa beban dumbbel yang
menjadikan kontraksi otot lengan lebih cepat,
100
Volume 11 Nomor 2, Juni 2019

artinya bahwa pada pelaksanaan latihan bench masing-masing agar dapat memberi
press ini kemampuan lengan untuk melakukan kontribusi terhadap peningkatan prestasi
dorongan beban ke atas serta keseimbangan olahraga.
lengan dalam menahan beban tersebut yang 3. Untuk mengembangkan prestasi olahraga
menyebabkan memiliki tingkat kesulitan. perlu diterapkan latihan yang cocok agar
Dibandingkan dengan latihan push up yang dapat melahirkan atlet yang berpretasi.
menggunakan kontraksi otot lengan yang
menahan beban untuk melakukan tolakan. DAFTAR RUJUKAN
Sehingga dalam melakukan pukulan, latihan Ateng, Abdul Kadir. 1992. Asas dan landasan
bench press lebih produktif untuk mencapai pendidikan jasmani. Jakarta : Departemen
hasil pukulan yang maksimal. Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen
Pendidikan Tinggi.
SIMPULAN DAN SARAN Barry L. Johnson & Jack K. Nelson. 1979.
Berdasarkan pengolahan data dan analisis Practical measurement for evaluation in
teoritis yang dibahas dalam skripsi ini, maka physical education. Mineapolis : Burgess
dari hasil tersebut dapat ditarik suatu Publishing Company.
kesimpulan sebagai berikut: Bompa. 1983. Theory and methodology of
1. Ada pengaruh yang signifikan latihan push training the key to athletic performance. Iowa
up terhadap kecepatan pukulan pada Kendall/Hunt Publishing Company.
pencaksilat mahasiswa Program Studi Fox. 1984. The physiological basic of physical
Pendidikan Kepelatihan Olahraga FOK education and athletic. Toronto : Sounders
UNG. College Publishing.
2. Ada pengaruh yang signifikan latihan Halim Nur Ichsan, 1991. Tes Pengukuran dan
bench press terhadap kecepatan pukulan Penyusunan Alat Evaluasi dalam Bidang
pada pencaksilat mahasiswa Program Studi Olahraga. Ujung Pandang. FPOK IKIP
Pendidikan Kepelatihan Olahraga FOK Ujung Pandang.
UNG. Ikatan Pencaksilat Indonesia (PB. IPSI). 1994.
3. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan Istilah-istilah teknik pencaksilat. Jakarta :
antara latihan push up dan latihan bench Munas IX.
press terhadap kecepatan pukulan pada Kahar. 1986. Hubungan antara latihan push up,
pencaksilat mahasiswa Program Studi sit up dan skipping terhadap kecepatan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga FOK pukulan dalam olahraga. Ujung Pandang :
UNG. Dan disimpulkan bahwa latihan Skripsi FPOK IKIP.
bench press lebih produktif. Nossek 1982. General Theory of training, Pan
Berdasarkan hasil penelitian dan African Press Ltd Lagos.
kesimpulan yang telah diuraikan, maka Pasau, M. Anwar. 1986. Pertumbuhan dan
dikemukakan saran-saran sebagai berikut: perkembangan fisik. Ujung Pandang :
1. Diharapkan penelitian ini mendapat kajian FPOK IKIP
lebih lanjut agar dapat lebih memberikan Sajoto, Mochammad. 1988. Pembinaan Kondisi
kontribusi terhadap dunia ilmu Fisik dalam olahraga. Jakarta : Departemen
keolahragaan dan pengembangan prestasi Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen
olahraga khususnya pencaksilat secara Pendidikan Tinggi.
maksimal. Sudjana. 1989. Metode Statistik edisi V.
2. Diharapkan kepada guru olahraga, pelatih Bandung : Tarsito.
dan atlit agar dapat mengetahui dan
memahami tentang latihan yang perlu
diterapkan. Sehingga dapat memilih latihan
yang tepat sesuai dengan cabang olahraga

101

Anda mungkin juga menyukai