Anda di halaman 1dari 14

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN

KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI


Sri Endah Susilowati
Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
sriendah.susilowati@yahoo.com

Abstract

Penggunaan serat alam mulai dilirik sebagai salah satu sumber material alternatif.
Serat alam mudah ditemukan di lingkungan tempat tinggal kita dan merupakan energi
terbarukan. Keunggulan utama penggunaan serat alam dibandingkan dengan serat sintetis
yaitu serat alam dapat terurai oleh kondisi lingkungan (biodegradable), harganya murah dan
mempunyai densitas yang rendah. Penggunaan serat alam sebagai bahan penguat dalam
komposit masih memiliki kendala, yaitu ikatan yang dihasilkan antara serat dan matriks
masih belum sempurna. Serat alam memiliki lapisan lignin (lapisan lilin) yang terdapat di
seluruh permukaan serat. Lapisan lignin inilah yang mengakibatkan kurang baiknya ikatan
antara serat dengan matriks. Karena itu dilakukanlah perlakuan untuk menghilangkan
lapisan tersebut. Salah satu metoda yang digunakan adalah perlakuan alkalisasi, dimana
serat direndam dalam larutan NaOH.
Metode penelitian dilakukan dengan pengujian sifat mekanik (kekuatan bending,
kekuatan tarik, SEM) pada komposit sekam padi dan matrik urea formaldehide dengan
variasi perlakuan perbandingan sekam padi Vf = 30% ,40%, 50% dan 60% sedang urea
formaldehide Vm = 70%, 60%, 50%, 40% dan perlakuan alkalisasi pada sekam padi
masing-masing direndam dalam larutan alkali selama 4 jam. Komposit yang akan digunakan
dibuat dengan metoda cetak tekan dan dilakukan pengujian sifat mekanik. Sebagai parameter
pengujian peralatan uji yang digunakan adalah uji bending dengan ASTM D790 – 02 dan uji
tarik dengan ASTM D 638-02. Alat uji yang digunakan adalah Universal Testing Machine.

Kata kunci : sekam padi, urea formaldehyde, sifat mekanis

1. PENDAHULUAN suatu material baru yang memiliki


Komposit dari bahan serat (fibrous properties lebih baik dari keduanya.
composite) terus diteliti dan dikembangkan Sampai dengan saat ini, sebagian
guna menjadi bahan alternatif pengganti besar rakyat Indonesia masih berpeng-
bahan logam, hal ini disebabkan sifat dari hasilan dari hasil pertanian. Khususnya
komposit serat yang kuat dan mempunyai hasil pertanian padi merupakan penghasi-
berat yang lebih ringan dibandingkan lan utama sekaligus sebagai makanan
dengan logam. Komposit merupakan pokok rakyat. Produksi padi yang besar
perpaduan dari dua material atau lebih juga akan diiringi dengan limbah sekam
yang memiliki fasa yang berbeda menjadi yang melimpah. Selama ini limbah sekam

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
67
padi tersebut belum digunakan secara perekat pembuatan core limbah sekam
maksimal, biasanya digunakan untuk padi karena harganya sangat murah. Bahan
pembakaran batu bata atau bahan bakar ini mudah diperoleh karena telah
lain yang secara ekonomi kurang diproduksi dan banyak di pasaran. Bahan
menghasilkan produk yang lebih berharga. UF ini sangat cocok untuk digunakan
Melihat potensi serta keunggulan limbah sebagai perekat produk core karena
sekam padi yang begitu besar, maka komponen core di dalam struktur panel
diupayakan untuk mengoptimalkan komposit sandwich terkena pembebanan
pemanfaatan limbah sekam padi ini yang rendah. Oleh karena itu, untuk
sebagai bahan dasar panel komposit. menekan biaya produk panel sandwich
Sekam padi adalah bagian terluar perlu dilakukan pemilihan bahan yang
dari butir padi, yang merupakan hasil murah pada komponen yang terkena
sampingan saat proses penggilingan padi tegangan kecil, seperti bagian core yang
dilakukan. Sekitar 20 % dari bobot padi berada di bagian tengah panel.
adalah sekam padi. Sekam padi Perlakuan alkalisasi bertujuan
mempunyai beberapa keunggulan seperti untuk membuang lapisan lilin yang
kemampuan menahan kelembaban, tidak menyelimuti serat alam sebelum dijadikan
mudah terbakar, tidak mudah berjamur, material komposit. Perlakuan alkalisasi
tidak berbau dan lain-lain. Pada dilakukan dengan cara perendaman serat
penggilingan padi, besar sekam belum didalam larutan NaOH dengan variasi
dimanfaatkan dan pengusaha lama perendaman yaitu 4 jam , 6 jam, 8
pengggilingan mengalami kesulitan dalam jam dan 10 jam. Kemudian dilakukan
pemusnahannya. Pemanfaatan limbah pengujian tarik dan bending terhadap
sekam masih berpeluang besar untuk komposit sehingga didapatkan persentase
digunakan sebagai bahan rekayasa. optimum dari perlakuan alkalisasi terhadap
Dengan menambahkan perekat yang kekuatan mekanik komposit sekam padi.
murah, sekam padi ini berpotensi untuk Volume fraksi sekam padi yang digunakan
direkayasa menjadi produk core fleksibel untuk setiap sampel adalah 40% dan 50%
untuk pembuatan panel komposit dengan metoda pembuatan adalah metoda
sandwich. cetak tekan.
Bahan urea formaldehide (UF) Dari uraian di atas maka penelitian
merupakan jenis resin yang tepat sebagai ini dilakukan untuk mendapatkan data

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
68
tentang kemampuan fisis dan mekanis 1.2. Tujuan Penelitian
berupa kekuatan bending dan kekuatan Tujuan dari penelitian yang
tarik dari sekam padi dengan perlakuan dilakukan ini adalah:
perendaman NaOH dan menggunakan 1. Mengetahui pengaruh kekuatan
matrik urea formaldehide dengan proses bending pada variasi fraksi volume
hot press serta dibuat dengan metode hand sekam padi dan perlakuan alkalisasi
lay up. Sehingga dari penelitian ini dari komposit berpenguat sekam padi
diharapkan sekam padi dapat bermanfaat dan bermatrik urea formaldehide
dalam bidang industri manufaktur saat ini. dengan proses hot press pada suhu
60oC selama 24 jam.
1.1. Perumusan Masalah 2. Mengetahui pengaruh kekuatan tarik
Fokus dalam penelitian ini pada variasi fraksi volume sekam padi
didasarkan pada suatu rumusan masalah dan perlakuan alkalisasi dari komposit
sebagai berikut: berpenguat sekam padi dan bermatrik
1. Bagaimana pengaruh sifat-sifat urea formaldehide dengan proses hot
mekanik pada variasi fraksi volume press pada suhu 60oC selama 24 jam.
sekam padi dari komposit berpenguat 3. Mengetahui hasil struktur pada
sekam padi dan bermatrik urea pengujian sifat-sifat mekanik dengan
formaldehide dengan proses hot press Foto Makro.
pada suhu 60oC selama 24 jam.
2. Bagaimana pengaruh sifat-sifat 1.3. Manfaat Penelitia
mekanik pada perlakuan alkali Hasil Penelitian ini diharapkan dapat
dengan perendaman selama 4 jam memberi manfaat, diantaranya:
dengan variasi fraksi volume dari 1. Dapat memaksimalkan pemanfaatan
komposit berpenguat sekam padi dan limbah pertanian sebagai bahan
bermatrik urea formaldehide dengan material komposit.
o
proses hot press pada suhu 60 C 2. Membuat suatu produk material
selama 24 jam. komposit yang murah dan kuat dalam
3. Bagaimana struktur bahan pada penggunaannya
pengujian sifat mekanik dengan Foto 3. Memberikan kontribusi bagi industri
Makro. manufaktur dan kontruksi dalam
pembuatan material komposit.

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
69
komposit serbuk tempurung kelapa
2. KAJIAN PUSTAKA mempunyai kekuatan tarik 21.055 MPa,
Shobari Akhmad Nadji (2014), telah dan kekuatan bending 31.716 MPa.
meneliti kekuatan tarik dan kekuatan Sedangkan komposit serbuk abu sekam
lentur komposit epoksi berpengisi serat padi mempunyai kekuatan tarik 18.836
ampas tebu dengan variasi perlakuan alkali MPa, dan kekuatan bending 31.716 MPa.
0%, 1%, 2% dan 3% dengan variasi fraksi Sandi Eko Prasetyo (2015) telah
volume ampas tebu 0%, 30%, 40% dan meneliti pengaruh waktu rendam bahan
50% menghasilkan nilai kekuatan tarik kimia NaOH terhadap sifat fisis dan
maksimum diperoleh pada komposisi mekanis komposit serat bulu kambing
Epoksi : ampas tebu 70:30 dengan sebagai fiber dengan matrik polyester,
konsentrasi NaOH 2% sebesar 23,26 MPa dengan variasi waktu rendam di dalam
sedang nilai kekuatan lentur maksimum larutan NaOH 5% selama 0, 30, 60, 90 dan
diperoleh pada komposisi epoksi : ampas 120 menit diperoleh hasil yang maksimal
tebu 70 : 30 dengan konsentrasi NaOH 2% pada perendaman serat bulu kambing
sebesar 50,17 MPa. selama 60 menit yaitu sebesar 19,254
Irwanto dkk (2014) meneliti N/mm2.
pengaruh alkalisasi dengan NaOH melalui Roseno (2003) menggunakan
perendaman selama 2 jam pada struktur analisa struktur mikro serat, kandungan
komposit berpenguat serat alam (serat selulosa/lignin, serta orientasi serat alam
kelapa, serat pisang dan serat padi) untuk membuat suatu model mekanis serat
terhadap kekuatan tarik, dimana nilai alam. Perhitungan dengan pendekatan
tertinggi pengujian kekuatan tarik mikromekanika telah dilakukan dengan
diperoleh pada komposit dengan serat memperhitungkan dinding sel serat alam
kelapa sebesar 60,18 kg/cm2, sedangkan sebagai komposit berpenguat serat
untuk serat padi sebesar 34,91 kg/cm2 dan diskontinyu,dan mengasumsikan ikatan
2
serat pelepah pisang sebesar 50,07 kg/cm . antar serat dan matriknya dalam ikatan
Sony (2005), meneliti kekuatan sempurna. Modulus Young serat alam
bending dan tarik komposit berpenguat diprediksi dengan menggunakan
serbuk tempurung kelapa dan abu sekam persamaan Tsai-Halpin dan penerapan
padi yang dikombinasikan dengan epoxy kaidah rule of mixtures dengan sedikit
menghasilkan data sebagai berikut, untuk modifikasi dalam formulanya yang

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
70
memperhitungkan faktor porisitas. Teknik
analisa kekuatan serat ini kemudian dapat
digunakan untuk menghitung karakteristik
mekanik (kekuatan dan kekakuan)
komposit berpenguat serat. Faktor efisiensi
digunakan pada perhitungan kekuatan
komposit berpenguat serat pendek/diskon
tinyu.

3. METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.2 Lokasi Penelitian


Tempat penelitian meliputi laboratorium
Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945
Jakarta dan Laboratorium PUSPIPTEK
Serpong.
3.3 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sekam padi
Sekam padi dicuci dahulu untuk
menghilangkan kotoran yang ada pada
sekam, kemudian direndam dengan

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
71
larutan NaOH selama 4 jam, kemudian Alat press mold ini digunakan untuk
dijemur. Setelah melalui proses membantu proses pembuatan
penjemuran sekam diketahui kadar air spesimen benda uji komposit.
menjadi 8-10%. 5. Alat Bantu lain, meliputi : sendok,
2. Urea Formaldehide cutter, kit mobil, pisau, spidol, gergaji
Jenis Urea Formaldehide yang besi, obeng, dan gelas ukur.
digunakan adalah tipe UF 181 dan 6. Alat Uji Sifat Mekanik
hardener HU-12, Resin ini berbentuk Universal Testing Machine, alat ini
cair berwarna putih dan pada suhu digunakan untuk melakukan uji
kamar akan mengeras dalam waktu bending komposit
sekitar 30 menit dengan menggunakan 7. Alat Uji Tarik, dengan menggunakan
katalis/initiator. Universal Testing Machine, alat uji ini
digunakan untuk melakukan
3.4 Alat Penelitian pengujian tarik komposit.
Alat-alat yang digunakan pada
penelitian ini yaitu : 3.5 Variabel Penelitian
1. Alat Uji Kadar Air, dipergunakan 1. Variabel Bebas
untuk mengukur kadar air sekam padi, a. Sekam padi dengan Vf 30% , 40%,
Cara menggunakannya adalah dengan 50% dan 60%.
menempelkan bahan yang akan diuji b. Pembuatan cetakan dengan variasi
kadar airnya pada indikator dan nilai ketebalan 5mm, 10mm, 15mm,
kadar air akan muncul dengan dan 20mm
ketentuan kadar air 10%. c. Resin Urea formaldehide dan HU-
2. Timbangan digital , digunakan untuk 12 sebesar 1%
menimbang sekam padi dan urea d. Perlakuan alkali dengan
formaldehide adalah timbangan perendaman selama 4 jam.
digital. 2. Variabel Terikat
3. Cetakan Benda Uji, terbuat dari kaca a. Uji Bending (ASTM D790-
bening dengan ketebalan 5mm, 02)
10mm, 15mm ,dan 20 mm. b. Uji Tarik (ASTM D638-02)
4. Alat Pengepres Cetakan. c. Foto Makro
3.6 Rancangan Penelitian

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
72
3.6.1 Persiapan bahan
Tebal Ukuran Daerah
Mengumpulkan semua bahan-
komposit cetakan pencetakan
bahan yang akan digunakan dalam proses (mm) (mm)
5mm 185 x 120 x 10 165 x100 x 5
pembuatan komposit core. Diantaranya
10mm 185 x 120 x 15 165 x 100 x 10
yaitu sekam padi dan urea formaldehyde
15mm 185 x 120 x 20 165 x100 x 15
beserta hardener dan larutan NaOH untuk 20mm 185 x 120 x 25 165 x 100 x 20
perlakuan Alkali.
Proses pembuatan komposit sekam padi 4. Pengolesan wax mold release atau kit
dengan matrik urea formaldehide adalah motor pada cetakan untuk
sebagai berikut: memudahkan pengambilan benda uji
1. Penyiapan sekam padi, untuk sekam dari cetakan setelah mengalami proses
padi dicuci dahulu, kemudian pengeringan.
direndam dalam larutan NaOH dengan 5. Resin urea formaldehide dicampur
selama 4jam lalu dikeringkan sampai dengan hardener untuk membantu
kadar air mencapai 10%. proses pengeringan. hardener yang
2. Setelah sekam padi kering kemudian digunakan sebanyak 1% dari
dilakukan proses pemisahan antara banyaknya resin urea formaldehide
tangkai dan butir sekam padi. yang digunakan.
3. Pembuatan cetakan. Cetakan benda uji 6. Penuangan campuran antara sekam
terbuat dari kaca setebal 5mm. Ukuran padi dan urea formaldehide kedalam
untuk masing-masing jenis pengujian gelas ukur dan dicampur menjadi
adalah sebagai berikut : adonan, kemudian dituangkan kedalam
Tabel 3.1. Dimensi benda uji untuk cetakan sambil dipukul-pukul dengan
pengujian bending
sendok biar lebih merata dan padat.
Tebal Ukuran Daerah Kemudian ditutup dengan kaca dan
komposit cetakan pencetakan
(mm) (mm) ditekan dengan dengan alat penekan.
5mm 120 x 100 x 10 100 x 80 x 5 7. Penutupan dengan menggunakan kaca
10mm 120 x 100 x 15 100 x 80 x 10
yang bertujuan agar void yang
15mm 120 x 100 x 20 100 x 80 x 15
kelihatan dapat diminimalkan
20mm 120 x 100 x 25 100 x 80 x 20
jumlahnya yang kemudian dilakukan
pengepresan dengan menggunakan alat
Tabel 3.2. Dimensi benda uji untuk
pengujian tarik pengepres.

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
73
8. Proses pencetakan ini menggunakan Pada pengujian bending ini bertujuan
proses hot press pada suhu 60 oC untuk mengetahui besarnya kekuatan
selama 24 jam. lentur dari material komposit. Pengujian
9. Proses pengambilan komposit dari dilakukan dengan jalan memberi beban
cetakan yaitu menggunakan pisau lentur secara perlahan-lahan sampai
ataupun cutter. spesimen mencapai titik lelah. Pada
10. Benda uji komposit siap untuk perlakuan uji bending bagian atas
dipotong menjadi spesimen benda uji. spesimen mengalami proses penekanan
dan bagian bawah mengalami proses tarik
3.6.2 Pembuatan Spesimen Benda Uji sehingga akibatnya spesimen mengalami
Setelah proses penyetakan selesai patah bagian bawah karena tidak mampu
maka spesimen dipotong menurut ukuran menahan tegangan tarik. Spesimen uji
standar tarik dan bending yang digunakan. bending dibuat sesuai standar ASTM D790
Pada proses pembuatan spesimen uji. – 02.
Spesimen yang akan diuji jumlahnya yaitu Langkah-langkah pengujian bending yaitu:
3 spesimen tiap variasi volume dan tebal. a. Mempersiapkan benda uji.
Untuk uji tarik ukuran spesimennya yaitu b. Menentukan titik tumpuan dan titik
lebar 19 mm, tebal 5, 10, 15, 20 mm dan tengah benda uji dengan memberi
panjang spesimennya sama 165mm. tanda garis.
Sedangkan ukuran spesimen bendingnya c. Menentukan besarnya beban yang
yaitu panjang 96 mm, lebar 12 mm dan digunakan.
tinggi variasi yaitu 5, 10, 15, 20 mm. d. Meletakkan spesimen pada meja
mesin pengujian bending dengan
3.6.3 Pengujian Komposit jarak tumpuan dan titik tengah yang
Pengujian yang dilakukan pada telah ditentukan.
penelitian ini antara lain pengujian e. Putar handle sampai beban
bending, pengujian tarik, foto makro. menyentuh benda uji dan
1. Pengujian bending. manometer indikator menunjukkan
Material komposit mempunyai sifat angka nol.
tekan yang lebih baik dibanding sifat f. Tentukan putaran jarum penentu
tariknya. Kekuatan tarik di pengaruhi oleh waktu untuk pencatatan beban
ikatan molekul material penyusunnya. selanjutnya.

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
74
g. Catat hasil pengujian bending setiap a. Mesin uji tarik harus menunjukkan
putaran yang telah ditentukan. indikator nol.
h. Menentukan harga bending. b. Memasang batang uji tarik pada alat
dengan cara dijepit tepat pada
pegangan spesimen uji tersebut.
c. Mengeset program di komputer

Gambar 3.2. Dimensi benda pengujian untuk menjalankan alat uji tarik
bending (Standar ASTM D 790-02) tersebut.
d. Mengeprint hasil uji tarik yang telah
2. Pengujian tarik.
keluar data-datanya didalam
Pengujian tarik dilakukan untuk
komputer
mengetahui besarnya kekuatan tarik dari
3. Foto Patahan Makro
bahan komposit. Pengujian dilakukan
Pengambilan foto makro bertujuan
dengan mesin uji “Universal Testing
untuk mengetahui jenis/bentuk patahan
Machine” buatan jepang. Hasil pengujian
dan pola kegagalan yang terjadi pada
dengan mesin ini lebih akurat karena
spesimen komposit akibat pengujian
melalui grafik tegangan-regangan:
bending dan tarik. Objek yang diambil dari
Spesimen pengujian tarik di bentuk
penampang patahan dan dari samping
menurut standar ASTM D 638-02 yang
untuk pengujian tarik sedangkan untuk
ditunjukkan pada gambar berikut:
bending diambil dari samping benda uji.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengujian Bending
Gambar 3.3. Dimensi benda pengujian Dari pengujian komposit sekam
tarik (Standar ASTM D 638-02)
Keterangan : padi dengan perlakuan alkali selama 4 jam
Lo : Panjang awal(mm) diperoleh hasil di bawah ini :
b : Lebar (mm) Kekuatan bending rata-rata
Z : Panjang total spesimen(mm) tertinggi diperoleh pada komposit dengan
d : Tebal (mm) fraksi volume sekam padi 40% dengan
A : Lebar spesimen(mm) tebal spesimen 5 mm sebesar sebesar
Langkah-langkah pengujian tarik: 3,1123 MPa dan nilai terendah adalah
sampel dengan fraksi volume 60% dan

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
75
ketebalan 15mm sebesar 1,3750 MPa tetapi peningkatan selanjutnya fraksi
(ketebalan 15mm dan fraksi volume 60%). volume ( 50% dan 60% ) akan
menurunkan kekuatan bending. Hal ini
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rata-rata
disebabkan karena spesimen cenderung
Kekuatan Bending
menjadi rapuh.
Tebal Fraksi Kekuatan Nilai kekuatan Bending spesimen
Specimen Volume Bending, Mpa
komposit jerami padi dengan fraksi
30% 2.8120
40% 3.1123 volume 30 % dan tebal 5mm sebesar
5 mm
50% 2.4050 2,8120 MPa dan untuk fraksi volume 40%
60% 1.7637 nilai Bending mencapai optimum 3,1123
30% 2.3130
MPa untuk selanjutnya mengalami
40% 2.6235
10 mm penurunan berturut turut dengan fraksi
50% 1.9850
60% 1.5320 volume 50%, 60% sebesar 2,4050 MPa,
30% 2.3152 dan terendah 1,3750 MPa
40% 2.7650 Nilai tertinggi Uji Bending
15 mm
50% 1.7270
berdasarkan data diperoleh pada komposit
60% 1.3750
dengan fraksi volume 40% sekam padi dan
PENGARUH FRAKSI VOLUME TERHADAP
KEKUATAN BENDING
60% Resin, dikarenakan pada
3,5000
perbandingan ini dapat bercampur secara
3,0000
Kekuatan Bending (Mpa)

2,5000
sempurna terlihat dari hasil pengujian
2,0000 bending yang dilakukan bahwa rata rata
1,5000 nilai tegangan bending pada komposit
1,0000
berkisar 3,1123 MPa.
0,5000

-
30% 40% 50% 60%
5 mm 2,8120 3,1123 2,4050 1,7637
4.2 Hasil Pengujian Tarik
10 mm 2,3130 2,6235 1,9850 1,5320 Untuk pengujian kuat tarik diperoleh
15 mm 2,3152 2,7650 1,7270 1,3750
nilai optimal pada sampel dengan fraksi
Gambar 4.1. Pengaruh Fraksi Volume volume 40% dan ketebalan 5mm sebesar
Terhadap Kekuatan Bending
0,4220 MPa sedang nilai terendah adalah
Semakin besar peningkatan fraksi sampel dengan fraksi volume 60% dan
volume jerami padi sampai 40% akan ketebalan 15mm yaitu sebesar 0,1452
meningkatkan kekuatan bending komposit, MPa.

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
76
Sama seperti Uji Bending, semakin besar
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Rata-rata
peningkatan fraksi volume jerami padi
Kekuatan Tarik
sampai 40% akan meningkatkan kekuatan
Tebal Fraksi Kekuatan
Specimen Volume Tarik, Mpa tarik komposit, tetapi peningkatan
selanjutnya fraksi volume ( 50% dan 60%)
30% 0.3856
40% 0.4220 akan menurunkan nilai Kuat Tarik.
5 mm
50% 0.3335 Nilai besarnya kekuatan Tarik spesimen
60% 0.2861 komposit jerami padi dengan fraksi
30% 0.2875
volume 30 % dan tebal 5mm sebesar
40% 0.3310
10 mm
50% 0.2900 0,3856 MPa dan untuk fraksi volume 40%
60% 0.2100 nilai Bending mencapai optimum sebesar
30% 0.2102
0,4220 MPa untuk selanjutnya mengalami
40% 0.2250
15 mm penurunan berturut turut dengan fraksi
50% 0.1750
60% 0.1452 volume 50%, 60% sebesar 0,3335 Mpa
dan terendah 0,1452 Mpa (ketebalan
15mm dan fraksi volume 60%).

PENGARUH FRAKSI VOLUME TERHADAP


KEKUATAN TARIK
0,4500
0,4000
0,3500
Kekuatan Tarik (Mpa)

0,3000
0,2500
0,2000
0,1500
0,1000
0,0500
0,0000
30% 40% 50% 60%
5 mm 0,3856 0,4220 0,3335 0,2861
10 mm 0,2875 0,3310 0,2900 0,2100
15 mm 0,2102 0,2250 0,1750 0,1452

Gambar 4.2. Pengaruh Fraksi Volume


Gambar 4.3. Specimen dengan Variasi
Terhadap Kekuatan Tarik
Perlakuan Fraksi Volume

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
77
Gambar. 4.3. Specimen Benda Uji

Gambar 4.5. Pengujian bending

Gambar 4.4 Pengujian tarik

Gambar 4.6. Foto patahan makro

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
78
5. KESIMPULAN DAN SARAN penelitian dengan perlakuan untuk
Kesimpulan menghilangkan lapisan tersebut ,
1. Kekuatan bending rata-rata tertinggi diantaranya adalah perlakuan alkalisasi,
diperoleh pada komposit dengan dimana serat direndam dalam larutan
fraksi volume sekam padi 40% NaOH dengan variasi konsentrasi NaOH
dengan tebal spesimen 5 mm sebesar yang berbeda beda dan variasi lamanya
sebesar 3,1123 MPa dan nilai perendaman yang berbeda pula.
terendah adalah sampel dengan fraksi
volume 60% dan ketebalan 15mm
sebesar 1,3750 MPa. DAFTAR PUSTAKA
2. Untuk pengujian kuat tarik diperoleh ASTM D 638-02, 2002, Standard Test
nilai optimal pada sampel dengan Method for Tensile Properties of
Plastics, An American National
fraksi volume 40% dan ketebalan Standard.
5mm sebesar 0,4220 MPa sedang nilai
ASTM D 790-02, 2002, Standard Test
terendah adalah sampel dengan fraksi Method for Flexural Properties of
volume 70% dan ketebalan 15mm Unreinforce and Reinforced Plastics
and Electrical Insulating Materials,
yaitu sebesar 0,1452 MPa. An American National Standard.

Callister, W. D., 2007, Material Science


Saran and Enginering, An Introduction 7ed,
Penelitian ini merupakan penelitian Department of Metallurgical
Enginering The University of Utah,
pendahuluan, sehingga perlu dilakukan John Willey and Sons, Inc.
penelitian lanjutan dengan memanfaatkan
Gibson, Ronald F. 1994.Principle Of
berbagai serat alam yang lain. Penggunaan Composite Material Mechanics. New
York : Mc Graw Hill,Inc.
serat alam sebagai bahan penguat dalam
komposit masih memiliki kendala, yaitu Harper, A. C., 1996, Handbook of Plastics,
Elastomers and Composites, Mc
ikatan yang dihasilkan antara serat dan Graw Hill Componies, Inc.
matriks masih belum sempurna. Serat alam
Irwanto, S.M.B.,2014, Analisis Kekuatan
memiliki lapisan lignin (lapisan lilin) yang Tarik dan Struktur Komposit
terdapat di seluruh permukaan serat. Berpenguat Serat Alam Sebagai bahan
Alternative Pengganti Serat Kaca
Lapisan lignin inilah yang mengakibatkan Untuk Pembuatan Dashboard. Jurnal
kurang baiknya ikatan antara serat dengan Momentum. Vol 10, No.2 Univ.
Wahid Hasyim. Semarang.
matriks. Karena itu perlu dilakukanlah

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
79
Jones, M. R., 1975, Mechanics of Mekanik Komposit Epoksi
Composite Material, Mc Graww Hill Berpengisi Serat Ampas Tebu.
Kogakusha, Ltd.. Tugas Akhir, Teknik Kimia.
Universitas Sumatera Utara.
Lukkasen, D. and Meidell, A., 2003,
Advance Materials and Structures
and their Fabrication Processes,
Third edition, Narvik University
College, HiN.

Mueler, Dieter H. October 2003. New


Discovery in the Properties of
Composites Reinforced with
Natural Fibers. JOURNAL OF
INDUSTRIAL TEXTILES, Vol.
33, No. 2. Sage Publications.

Roseno, Seto. 2003. Karakteristik dan


Model Mekanis Material Komposit
Berpenguat Serat Alam. Jakarta:
BPPT.

Shackelford, James, F., 1992, Introduction


to Material Science for Enginering,
London Prentice Hall International,
Inc.

Smith, F. W., Hashemi, J., 2006,


Foundation of Materials Science
and Enginering, Mc Graw Hill
Companies, Inc.
Sony. 2005., Kekuatan Bending dan Tarik
Komposit Berpenguat Serbuk
Tempurung Kelapa dan Abu Sekam
Padi yang Dikombinasikan dengan
Epoxy. Tugas Akhir, Teknik Mesin
UMS, Surakarta.

Sandi Eko. 2015. Pengaruh Waktu


Rendaman Bahan Kimia NaOH
Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis
Komposit Serat Bulu Kambing
Sebagai Fiber Dengan Matrik
Polyester. Tugas Akhir, Teknik
Mesin, UMS. Surakarta.

Shabiri, A. 2014. Pengaruh Perlakuan


Alkali (NaOH) Terhadap Kekuatan

Jurnal Kajian Teknik Mesin


Vol. 2 No. 1 April 2017
80

Anda mungkin juga menyukai