Abstract
Penggunaan serat alam mulai dilirik sebagai salah satu sumber material alternatif.
Serat alam mudah ditemukan di lingkungan tempat tinggal kita dan merupakan energi
terbarukan. Keunggulan utama penggunaan serat alam dibandingkan dengan serat sintetis
yaitu serat alam dapat terurai oleh kondisi lingkungan (biodegradable), harganya murah dan
mempunyai densitas yang rendah. Penggunaan serat alam sebagai bahan penguat dalam
komposit masih memiliki kendala, yaitu ikatan yang dihasilkan antara serat dan matriks
masih belum sempurna. Serat alam memiliki lapisan lignin (lapisan lilin) yang terdapat di
seluruh permukaan serat. Lapisan lignin inilah yang mengakibatkan kurang baiknya ikatan
antara serat dengan matriks. Karena itu dilakukanlah perlakuan untuk menghilangkan
lapisan tersebut. Salah satu metoda yang digunakan adalah perlakuan alkalisasi, dimana
serat direndam dalam larutan NaOH.
Metode penelitian dilakukan dengan pengujian sifat mekanik (kekuatan bending,
kekuatan tarik, SEM) pada komposit sekam padi dan matrik urea formaldehide dengan
variasi perlakuan perbandingan sekam padi Vf = 30% ,40%, 50% dan 60% sedang urea
formaldehide Vm = 70%, 60%, 50%, 40% dan perlakuan alkalisasi pada sekam padi
masing-masing direndam dalam larutan alkali selama 4 jam. Komposit yang akan digunakan
dibuat dengan metoda cetak tekan dan dilakukan pengujian sifat mekanik. Sebagai parameter
pengujian peralatan uji yang digunakan adalah uji bending dengan ASTM D790 – 02 dan uji
tarik dengan ASTM D 638-02. Alat uji yang digunakan adalah Universal Testing Machine.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.2. Dimensi benda pengujian untuk menjalankan alat uji tarik
bending (Standar ASTM D 790-02) tersebut.
d. Mengeprint hasil uji tarik yang telah
2. Pengujian tarik.
keluar data-datanya didalam
Pengujian tarik dilakukan untuk
komputer
mengetahui besarnya kekuatan tarik dari
3. Foto Patahan Makro
bahan komposit. Pengujian dilakukan
Pengambilan foto makro bertujuan
dengan mesin uji “Universal Testing
untuk mengetahui jenis/bentuk patahan
Machine” buatan jepang. Hasil pengujian
dan pola kegagalan yang terjadi pada
dengan mesin ini lebih akurat karena
spesimen komposit akibat pengujian
melalui grafik tegangan-regangan:
bending dan tarik. Objek yang diambil dari
Spesimen pengujian tarik di bentuk
penampang patahan dan dari samping
menurut standar ASTM D 638-02 yang
untuk pengujian tarik sedangkan untuk
ditunjukkan pada gambar berikut:
bending diambil dari samping benda uji.
2,5000
sempurna terlihat dari hasil pengujian
2,0000 bending yang dilakukan bahwa rata rata
1,5000 nilai tegangan bending pada komposit
1,0000
berkisar 3,1123 MPa.
0,5000
-
30% 40% 50% 60%
5 mm 2,8120 3,1123 2,4050 1,7637
4.2 Hasil Pengujian Tarik
10 mm 2,3130 2,6235 1,9850 1,5320 Untuk pengujian kuat tarik diperoleh
15 mm 2,3152 2,7650 1,7270 1,3750
nilai optimal pada sampel dengan fraksi
Gambar 4.1. Pengaruh Fraksi Volume volume 40% dan ketebalan 5mm sebesar
Terhadap Kekuatan Bending
0,4220 MPa sedang nilai terendah adalah
Semakin besar peningkatan fraksi sampel dengan fraksi volume 60% dan
volume jerami padi sampai 40% akan ketebalan 15mm yaitu sebesar 0,1452
meningkatkan kekuatan bending komposit, MPa.
0,3000
0,2500
0,2000
0,1500
0,1000
0,0500
0,0000
30% 40% 50% 60%
5 mm 0,3856 0,4220 0,3335 0,2861
10 mm 0,2875 0,3310 0,2900 0,2100
15 mm 0,2102 0,2250 0,1750 0,1452