Anda di halaman 1dari 9

PENCEGAHAN

a. Reduksi Tekanan : Pemutaran, Perpindahan, dan Pengaturan Posisi


Putarlah pasien yang berisiko tinggi tiap 2 jam, yaitu 2 jam pada sisi miring, 2 jam
terlentang, dan 2 jam miring ke sisi lain. Berhati-hatilah dalam memindahkan pasien,
jangan sampai menyeret pasien. Gunakan juga bantal untuk menyokong ektremitas
hingga tekanan berkurang karena lutut dan pergelangan kakinya akan saling
berlawanan. Ajarkan kepada pasien untuk yang duduk di kursi roda untuk menaikkan
dirinya sendiri selama lebih kurang 15 detik setiap 30 menit.
b. Reduksi Tekanan : Permukaan Penyokong
Dalam memilih permukaan penyokong untuk seorang pasien, baik untuk kursi roda
maupun tempat tidur, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Minimalkan tekanan di bawah tonjolan tulang
b. Memberikan kestabilan
c. Tidak mengganggu pemindahan berat
d. Mengendalikan suhu pada jaringan yang saling berhimpitan
e. Mengendalikan kelembaban pada permukaan kulilt
f. Ringan
c. Tempat Tidur dan Kasur
Alat pemilih tekanan untuk tempat tidur dikelompokkan sebagai berikut :
 Permukaan kasur/Pelapis kasur terapeutik
Ditempatkan di atas kasur biasa, desai dan bahannya menentukan keefektifan
dalam menghilangkan tekanan
 Kasur pengganti
Memiliki suatu pelapis yang berhubungan dengannya
 Tempat tidur pengapung berisi udara
Digunakan pada kasus berat dan berisiko tinggi
d. Tempat Duduk Kursi Roda : Pengilang Tekanan dan Pengaturan Posisi
Bantal kursi rodda mengurangi risiko ulkus dekubitus pada orang dengn cacat fisik.
Bantal berfungsi untuk:
 Menghilangkan tekanan pada daerah anatomis yang rentan dengan membuat
suatu lapisan pelindung tambahan antara permukaan tempat duduk dan tubuh
 Mendistribusikan berat badan jauh dari tonjolan tulang
 Menstabilkan tubuh terhadap keseimbangan dan fungsi pemosisian
TATALAKSANA

1. Perawatan Luka
a. Pembersihan
Persiapan luka merupakan langkah pertama dalam perawatan luka. Luka tidak
boleh ditutup tanpa terlebih dahulu diberishkan dan diangkat jaringan
nekrotiknya. Banyak agen pemberish luka, seperti dibawah ini :

Tabel 1. Agen Pembersih Luka


Agen Pembersih Efek Kerugian yang Mungkin

Normal salin 0,9%

Saviodil (klorheksidin glukonat Beracun terhadap fibroblas


0,015%, sentrimid 0,15%)
Eusol (Chlorinated lime 1,2%, Tindakan pengangkatan tidak khusus
asam borat 1,25% dalam air) pada jaringan nekrotik
Hidrogen peroksida Mungkin bersifat kaustik terhadap kulit
di skeitarny

b. Pengangkatan Jaringan Nekrotik


Jaringan nekrotik dapat diangkat dari suatu ulkus dekubitus secara bedah,
mekanis, ataupun kimawi. Biasanya metode-metode ini dipakai secara
kombinasi :
 Debridement Pembedahan
Debridement pembedahan sangat penting jika ulkus tersebut tertutup
oleh keropeng hitam yang keras dan dapat melindungi luka dari jenis
penanganan lainnya
 Debridement mekanis
Debridement mekanis terdiri dari pembalutan ulkus dengan perban
yang terendam saline dan dibiarkan mengering selama 6 sampai 8 jam
dan kemudian diangkat. Jaringan nekrotik nantinya akan melekat pada
perban tersebut dana akan terangkat bersamanya.
 Debridement kimaiwi
Debridement kimiawi memiliki nilai jika dipergunakan dengan tepat.
Debridement ini dapat mengangkat lapisan superfisial suatu ulserasi,
namun tidak dapat menembus keropeng atau mengangkat jaringan.

c. Pembalutan Luka
Pembalutan yang umum digunakan adalah pembalutan oklusif. Pembalutan ini
memberikan lingkungan luka yang optimal dan melindungi dari kontaminasi
luar. Lingkungan lembab yang diciptakannya memungkinkan sel-sel epitel
untuk berpindah. Pembalutan oklusif bersifat permeabel terhadap gas,
sehingga memberikan jaringan yang sedang dalam proses penyembuhan untuk
mendapatkan suplai oksigen yang adekuat.

Pembalutan oklusif terdiri dari empat kelompok, yaitu sebagai berikut :


Tabel 2. Pembalutan Oklusif
Balutan Keuntungan Kerugian

Hidrokoloid Mudah dipakai Kebocoran pada perpindahan


Impermeable terhadap air pada luka yang eksudatnya
Melekat sendiri banyak
Polyurethane Baik untuk luka Perlekatan buruk
superfisialis Penyerapan minimal
Biodressing Digunakan hanya pada Cocok untuk lesi superfisialis
jaringan yang mudah saja
hancur Sulit dipertahankan di atas luka
Gel Digunakan hanya pada Cocok untuk lesi superfisialis
jaringan yang mudah saja
hancur Sulit dipertahankan di atas luka

Hindari pembalutan oklusif apabila :

 Ulkus dekubitus menunjukkan tanda-tanda infeksi


 Hasil biakan lebih dari 105 organisme per gram jaringan
 Terdaat tendon atau tulang yang terpajan
 Terdapat traktus sinus drainase
2. Pembedahan
a. Penutupan primer
Penutupan primer terdiri dari eksisi tepi ulkus dan konversi luka menjadi suatu
bentuk elips. Tepi luka dipertemukan dan dijahit. Penutupan primer biasanya
dapat dilakukan sebagai suatu prosedur rawat jalan. Lindungi daerah tersebut dari
tekanan selama 2 minggu setelah penutupan.
b. Tandur kulit
Tandur kulit adalah tindakan transplantasi kulit dengan melepaskan sebagain atau
seluruh tebal kulit dari daerah donor ke daerah yang membutuhkan, dimana
dibutuhkan suplai darah baru untuk menjamin kehidupan kulit yang dipindahkan.
Terdapat dia jenis tandur kulit, yaitu :
 Full Thickness Skin Graft (FTSG)
Keuntungan :
 Kecenderungan kontraksi lebih kecil
 Kecenderungan berubah warna lebih kecil
 Secara estetik lebih baik
Kerugian :
 Kemungkinan take lebih kecil
 Untuk defek yang tidak terlalu luas
 Donor terbatas daerah tertentu
 Split Thickness Skin Graft (STSG)
Terdiri dari epidermis dan sebagian dermis di bawahnya. STSG lebih
memungkinkan untuk bertahan pada daerah resipien karena menerima fase
penyerapan plasmatik yang lebih lama dan karenanya dapat bertahan lebih
lama sebelum terjadi vaskularisasi. STSG tidak mengandung kelenjar
keringat dan folikel rambut sehingga perlu lubrikasi terus menerus.
Keuntungan:
 Kemungkinan take lebih besar
 Dapat menutup defek lebih luas
 Donor dapat diambil dari bagian tubuh mana saja dan dapat sembuh
sendiri
Kerugian :

 Punya kecenderungan kontraksi lebih besar


 Punya kecenderungan berubah warna
 Secara estetik kurang baik

c. Flap Kulit
Flap adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak di bawahnya yang
diangkat dari tempat asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan vaskularisasi
dengan tempat asal. Flap yang dipindahkan akan membentuk vaskularisasi baru di
tempat resipien. Flap sering juga berupa muskulokutan, fasiokutan, bahkan dapat
pula mengandung tulang

Terdapat beberapa klasifikiasi flap kulit, yaitu sebagai berikut :


a. Berdasarkan vaskularisasi
Untuk dapat bertahan, flap juga seperti jaringan lain yang membutuhkan
suplai darah yang adekuat. Terdapat dua cara untuk mencukupi suplai darah
pada flap, yaitu :
Flap Random
Jika vaskularisasi flap tidak berasal dari arteri yang dikenal tetapi
berasal dari arteri-arteri kecil yang belum memiliki nama secara
anatomis, maka flap ini disebut flap random. Flap kutaneus termasuk
dalam kategori ini.
Flap Aksial
Jika vaskularisasi flap berasal dari arteri yang dikenal maka disebut
sebagai flap axial. Sebagian besar flap otot termasuk kategori ini.

b. Berdasarkan jaringan yang digunakan


Pada umumnya, flap dapat berasal dari bagian tubuh manusia manapun
sepanjang suplai darah yang adekuat pada flap dapat dipastikan saat jaringan
tersebut digunakan. Flap dapat terdiri dari satu tipe jaringan (misalnya
jaringan kulit pada flap kutaneus) atau beberapa tipe jaringan (misalnya, kulit
dan fasia pada flap fasiokutaneus).
Gambar 1. Komposisi Flap

c. Berdasarkan lokasi donor


Berdasarkan lokasi donor, flap dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Flap lokal
Jaringan dapat dipindahkan dari daerah yang berdekatan ke daerah
yang memiliki defek. Flap ini dikenal sebagai flap lokal.
Flap jauh
Jaringan yang dipindahkan dari daerah yang berjauhan atau dengan
kata lain berasal dari bagian tubuh disebut sebagai flap jauh. Flap jauh
dapat disertai pedikel atau bebas. Flap bebas dilepaskan dari
vaskularisasi asalnya dan direkatkan pada pembuluh darah resepien.
Anastomosis ini dilakukan dengan menggunakan bantuan mikroskop,
dan dikenal sebagai “microsurgical anastomosis” .
KOMPLIKASI

Komplikasi akibat ulkus dekubitus umumnya terjadi pada kasus dekubitus tingkat 3 atau 4,
dan dapat membahayakan jiwa penderita. Beberapa komplikasi akibat ulkus dekubitus yang
tidak ditangani dengan baik adalah :

a. Selulitis
Selulitis merupakan infeksi yang menyebar dari tempat munculnya dekubitus ke
lapisan dalam kulit. Gejala selulitis dapat diamati dari kulit kemerahan dan nyeri di
bagian ulkus tersebut. Tanpa pengobatan yang baik, infeksi dari selulitis dapat
menyebar ke dalam pembuluh darah, jaringan otot, atau tulang. Jika dekubitus terjadi
di bagian dekat tulang punggung lalu muncul komplikasi selulitis, infeksi dapat
menyebar ke tulang belakang dan otak.
b. Keracunan darah
Pada penderita ulkus dekubitus dengan sistem kekebalan yang lemah, dapat muncul
infeksi yang menyebar melalui peredaran darah. Kondisi ini disebut keracunan darah
atau sepsis. Pada kasus sepsis yang serius, sepsis akibat dekubitus dapat merusak
berbagai organ sehingga menimbulkan renjatan (shock) yang dapat menyebabkan
kematian. Sepsis pada penderita diobati menggunakan antibiotik dan perlu dilakukan
pemantauan secara ketat karena sepsis merupakan kegawatdaruratan medis.
c. Infeksi tulang dan sendi
Infeksi dari tempat munculnya dekubitus juga dapat menyebar ke sendi (septic
arthritis) dan tulang (osteomielitis). Komplikasi ini dapat diobati dengan
menggunakan Pada infeksi yang sudah parah, kemungkinan harus dilakukan amputasi
tulang dan sendi yang terkena infeksi.
d. Necrotizing fasciitis
Komplikasi jenis ini disebabkan oleh infeksi pada ulkus dekubitus oleh
bakteri Streptococcus tipe A, yang menyebabkan kematian jaringan dan penyebaran
infeksi secara cepat ke jaringan di Kondisi ini dapat diatasi dengan
cara debridement untuk mengangkat jaringan mati dan pemberian antibiotik.
e. Gas gangrene
Ini merupakan kondisi yang muncul akibat infeksi bakteri Clostridium pada daerah
ulkus dekubitus. Bakteri jenis Clostridium dapat hidup dengan sedikit oksigen dan
menghasilkan gas serta racun yang berbahaya bagi penderita. Untuk
mengatasi gas gangrene, dapat dilakukan debridement untuk mengangkat jaringan
mati atau amputasi pada kasus yang lebih berat.

 Kanker. Ulkus dekubitus yang terjadi dalam jangka waktu lama dan tidak diobati dengan
baik dapat berubah menjadi kanker sel skuamosa. Ulkus dekubitus yang berubah menjadi
kanker sel skuamosa dikenal dengan ulkus Marjolin. Perubahan ini merupakan komplikasi
yang paling parah dari ulkus dekubitus, namun jarang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Djunaedi, Sjaiful Fahmi Daili, dan Mochtar Hamzah. Ulkus Dekubitus dalam
Cermin Dunia Kedokteran No 64, Tahun 190. Tersedia dari: www.kalbe.co.id
Susan J. Garrison. Dasar-Dasar Terapi & Rehabilitas Fisik. Jakarta: Hipokrates.
2001,pp259-279.
Wilhelmi, Bradon J. 2008. Pressure Ulcers, Surgical Treatment and Principles. Tersedia
dari: www.emedicine.com
Webster JG. 1991. Prevention of Pressure Sores: Engineering and Clinical Aspects.
Philadephina & Newe York: Adam Hilger. pp. 2018-212.

Anda mungkin juga menyukai