1. Perawatan Luka
a. Pembersihan
Persiapan luka merupakan langkah pertama dalam perawatan luka. Luka tidak
boleh ditutup tanpa terlebih dahulu diberishkan dan diangkat jaringan
nekrotiknya. Banyak agen pemberish luka, seperti dibawah ini :
c. Pembalutan Luka
Pembalutan yang umum digunakan adalah pembalutan oklusif. Pembalutan ini
memberikan lingkungan luka yang optimal dan melindungi dari kontaminasi
luar. Lingkungan lembab yang diciptakannya memungkinkan sel-sel epitel
untuk berpindah. Pembalutan oklusif bersifat permeabel terhadap gas,
sehingga memberikan jaringan yang sedang dalam proses penyembuhan untuk
mendapatkan suplai oksigen yang adekuat.
c. Flap Kulit
Flap adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak di bawahnya yang
diangkat dari tempat asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan vaskularisasi
dengan tempat asal. Flap yang dipindahkan akan membentuk vaskularisasi baru di
tempat resipien. Flap sering juga berupa muskulokutan, fasiokutan, bahkan dapat
pula mengandung tulang
Komplikasi akibat ulkus dekubitus umumnya terjadi pada kasus dekubitus tingkat 3 atau 4,
dan dapat membahayakan jiwa penderita. Beberapa komplikasi akibat ulkus dekubitus yang
tidak ditangani dengan baik adalah :
a. Selulitis
Selulitis merupakan infeksi yang menyebar dari tempat munculnya dekubitus ke
lapisan dalam kulit. Gejala selulitis dapat diamati dari kulit kemerahan dan nyeri di
bagian ulkus tersebut. Tanpa pengobatan yang baik, infeksi dari selulitis dapat
menyebar ke dalam pembuluh darah, jaringan otot, atau tulang. Jika dekubitus terjadi
di bagian dekat tulang punggung lalu muncul komplikasi selulitis, infeksi dapat
menyebar ke tulang belakang dan otak.
b. Keracunan darah
Pada penderita ulkus dekubitus dengan sistem kekebalan yang lemah, dapat muncul
infeksi yang menyebar melalui peredaran darah. Kondisi ini disebut keracunan darah
atau sepsis. Pada kasus sepsis yang serius, sepsis akibat dekubitus dapat merusak
berbagai organ sehingga menimbulkan renjatan (shock) yang dapat menyebabkan
kematian. Sepsis pada penderita diobati menggunakan antibiotik dan perlu dilakukan
pemantauan secara ketat karena sepsis merupakan kegawatdaruratan medis.
c. Infeksi tulang dan sendi
Infeksi dari tempat munculnya dekubitus juga dapat menyebar ke sendi (septic
arthritis) dan tulang (osteomielitis). Komplikasi ini dapat diobati dengan
menggunakan Pada infeksi yang sudah parah, kemungkinan harus dilakukan amputasi
tulang dan sendi yang terkena infeksi.
d. Necrotizing fasciitis
Komplikasi jenis ini disebabkan oleh infeksi pada ulkus dekubitus oleh
bakteri Streptococcus tipe A, yang menyebabkan kematian jaringan dan penyebaran
infeksi secara cepat ke jaringan di Kondisi ini dapat diatasi dengan
cara debridement untuk mengangkat jaringan mati dan pemberian antibiotik.
e. Gas gangrene
Ini merupakan kondisi yang muncul akibat infeksi bakteri Clostridium pada daerah
ulkus dekubitus. Bakteri jenis Clostridium dapat hidup dengan sedikit oksigen dan
menghasilkan gas serta racun yang berbahaya bagi penderita. Untuk
mengatasi gas gangrene, dapat dilakukan debridement untuk mengangkat jaringan
mati atau amputasi pada kasus yang lebih berat.
Kanker. Ulkus dekubitus yang terjadi dalam jangka waktu lama dan tidak diobati dengan
baik dapat berubah menjadi kanker sel skuamosa. Ulkus dekubitus yang berubah menjadi
kanker sel skuamosa dikenal dengan ulkus Marjolin. Perubahan ini merupakan komplikasi
yang paling parah dari ulkus dekubitus, namun jarang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Djunaedi, Sjaiful Fahmi Daili, dan Mochtar Hamzah. Ulkus Dekubitus dalam
Cermin Dunia Kedokteran No 64, Tahun 190. Tersedia dari: www.kalbe.co.id
Susan J. Garrison. Dasar-Dasar Terapi & Rehabilitas Fisik. Jakarta: Hipokrates.
2001,pp259-279.
Wilhelmi, Bradon J. 2008. Pressure Ulcers, Surgical Treatment and Principles. Tersedia
dari: www.emedicine.com
Webster JG. 1991. Prevention of Pressure Sores: Engineering and Clinical Aspects.
Philadephina & Newe York: Adam Hilger. pp. 2018-212.