Anda di halaman 1dari 30

Pemindahan Ibu Kota Negara

Oleh:
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

dalam Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara


16 Mei 2019
Kerangka Paparan

1. Mengapa Ibu Kota perlu pindah ke luar Jawa?


2. Strategi Pengembangan Ibu Kota Negara dalam
sistem Perkotaan dan konstelasi wilayah
3. Menuju Ibu Kota Baru yang Merepresentasikan
Identitas Bangsa
4. Lesson Learned Pemindahan Ibu Kota
5. Hasil Kunjungan Lapangan
6. Kebutuhan Pembiayaan

2
1 Mengapa Ibu Kota harus pindah ke Luar Jawa?

3
Sekitar 57% Penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa

21,78%
56.932.400 Jiwa
Sumatera
7,33%
6,05% 19.149.100 Jiwa
2,72%
15.801.800 Jiwa Sulawesi
7.103.500 Jiwa
Kalimantan
Maluku & Papua

56,56%
147.828.100 Jiwa 5,56%
Jawa 14.540.600 Jiwa
Bali & Nusa Tenggara

Sumber: SUPAS (2015)

• Pulau jawa memiliki jumlah penduduk tertinggi, 56,56% dari total jumlah penduduk Indonesia,
sementara itu daerah-daerah lain memiliki jumlah penduduk sangat rendah (<10%) kecuali Pulau
Sumatera
4
Kontribusi Ekonomi per Pulau terhadap PDB Nasional

• Kegiatan
perekonomian
masih terkonsentrasi
di Pulau Jawa
tercermin dari share
PDRB 58,49%
KBI KTI • Share PDRB
5,3% Jabodetabek
5,1% terhadap PDB
Nasional 20,85%.
• Pertumbuhan
Ekonomi di Pulau
Jawa 5,6%, lebih
tinggi
dibandingkan
dengan luar Pulau
Kontribusi Jawa 4,7%

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

5
Krisis Ketersediaan Air di Pulau Jawa terutama DKI Jakarta
dan Jawa Timur

Proyeksi Ketersediaan Air (m3/capita/year)

Ketersediaan Air WS berdasarkan klasifikasi ketersediaan air perkapita


Sumber: Kementerian PUPR (2016)

Sebagian besar wilayah Pulau Jawa sudah mengalami krisis


ketersediaan air bersih terutama untuk DKI Jakarta dan
Provinsi Jawa Timur. Sumber: KLHS RPJMN, 2019
Konversi Lahan terbesar di Pulau Jawa
Proporsi Konsumsi Lahan Terbangun antar Pulau
• Sepanjang periode 2000-2030,
konsumsi lahan terbangun
terbesar terdapat di Pulau Jawa
dengan tren cenderung menurun
dan Pulau Sumatera yang
cenderung statis. Hal ini
mengindikasikan terjadi
penurunan daya dukung dan
daya tampung lahan terbangun
Sumatera Jawa
Bali-
Kalimantan Sulawesi Maluku Papua khususnya di Jawa
Nusra
• Pulau Jawa mengalami
penurunan luasan lahan pertanian
sebesar 0,93% (tahun 2013-2016)

Sumber: Hasil Modelling KLHS Bappenas, 2019

7
Ancaman Gempa Bumi di Indonesia

Sumber: Katalog Pusat Studi Gempa Bumi Nasional (PusGen), 2016


Pertumbuhan urbanisasi yang sangat tinggi, konsentrasi penduduk terbesar di
Jakarta dan Jabodetabekpunjur
Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)*
Jabodetabekpunjur 32,775,966 Manila 46,178

Jakarta 10,277,628 Paris 21,289

Surabaya 2,862,406 Jakarta 15,663

Bekasi 2,733,240 Tokyo 14,796

Bandung 2,490,622 Osaka 11,950

Medan New York 10,932


2,229,408

Hongkong 6,683
Depok 2,179,813
Moskow 4,748
Tangerang 2,093,706
Los Angeles 3,275
Semarang 1,602,717
Sumber : BPS (2017) Sumber: United Nations Demographic Yearbook (2017)
Palembang 1,602,071

Tangerang Selatan 1,593,812

 Jakarta sulit memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar (a.l. perumahan, air bersih, dan sanitasi)

9
Meningkatnya beban Jakarta:
Penurunan daya dukung lingkungan dan kerugian ekonomi
 Rawan banjir
 Tanah turun dan muka air laut naik
 Kualitas air sungai 96% tercemar berat

Land Subsidence
2000-2015 (ITB)

 Kemacetan tinggi dan sistem pengelolaan


transportasi sangat buruk
 Kerugian ekonomi akibat kemacetan mencapai Rp
56 triliun per tahun (PUSTRAL-UGM 2013)

10
10
Strategi Pengembangan Ibu Kota Negara dalam
2 Sistem Perkotaan dan konstelasi wilayah

11
Pengembangan 6 Wilayah Metropolitan di Luar Jawa

WM
Medan
WM
WM Manado
Palembang Strategi:
– Mendorong peran
Kawasan Strategis
Nasional (KSN)
Perkotaan/
Metropolitan dalam
mendukung
WM
Semarang
WM pertumbuhan
Banjarmasin wilayah/pulau
Legend: WM
WM
= Main roads Jakarta Makassar – Pengembangan
= Rails rencana investasi
= National Activity Centers WM sektor jasa strategis
= Regional Activity Centers Bandung bagi metropolitan
WM
baru
= Port cities
WM Denpasar
= Aerotropolis Surabaya
WM Jakarta WM Denpasar
= Dam Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Cianjur Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan
= PLTN WM Medan WM Semarang WM Banjarmasin
Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo Kendal-Demak-Ungaran-Salatiga-Semarang-Purwodadi Banjarmasin-Banjarbaru-Banjar-Barito Kuala-Tanah Laut
= Airports WM Palembang Wm Surabaya WM Makassar
Palembang-Betung-Indralaya- Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo- Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar
= Palapa Ring Lane
Kayuagung Lamongan
= KSN (Metro)
Sumber: Bappenas (2019) 12
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan
Industri (KI) sebagai Pusat Pertumbuhan Wilayah
KPBPB Sabang

KEK ARUN LHOKSUMAWE

KI KUALA TANJUNG
KEK & KI SEI MANGKEI KEK MOROTAI
KEK & KI BITUNG
Destinasi Prioritas
Danau Toba KEK GALANG BATANG KEK MBTK

KPBPB Batam, KI LANDAK KEK & KI PALU


Bintan, dan Karimun KI BULI
KEK SORONG
KETAPANG
KEK TANJUNG API-API KI MOROWALI
KI BATULICIN
KI TELUK BINTUNI
KEK TANJUNG KELAYANG KI KONAWE
KI JORONG

KI TANGGAMUS Destinasi Prioritas Kep. Seribu


Destinasi Prioritas Wakatobi
KI BANTAENG
KEK & Destinasi Prioritas
TANJUNG LESUNG

Destinasi Prioritas Borobudur


Destinasi
Prioritas Bromo- Destinasi Prioritas Labuan Bajo
Tengger-Semeru KEK & Destinasi
Keterangan:
Prioritas
Lokasi KEK yang berlum Operasional Lokasi KI yang sudah Operasional MANDALIKA Strategi:

Pertumbuhan ekonomi melalui operasionalisasi dan


Lokasi KEK/KI yang sudah Operasional
Lokasi KI yang belum Operasional
Lokasi KEK/Destinasi Pariwisata yang sudah Operasional
peningkatan investasi pada pusat-pusat pertumbuhan
Lokasi Destinasi Prioritas
Lokasi KEK/Destinasi Pariwisata yang belum Operasional Lokasi KPBPB
wilayah/kawasan strategis di Luar Jawa
Sumber: Bappenas (2019)

13
Pengembangan Sistem Perkotaan Nasional

Fungsi Pusat Kegiatan Nasional (PKN):


• simpul utama kegiatan ekspor-
impor
• pusat kegiatan industri dan jasa
skala nasional atau yang
melayani beberapa provinsi
• simpul utama transportasi skala
nasional atau melayani
beberapa provinsi
• pelabuhan hub internasional.
PKN
Fungsi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW):
Sumber: PP 26/2008 ttg RTRWN sebagaimana telah direvisi dengan PP 13/2017 • Simpul kedua kegiatan ekspor-
impor yang mendukung PKN
• Pusat kegiatan industri dan jasa
Pemindahan Ibu Kota keluar Pulau Jawa akan memperkuat fungsi PKN dan yang melayani skala provinsi atau
PKW di kawasan timur sehingga bisa membantu mengurangi kesenjangan beberapa kabupaten
antara KTI dan KBI. • Simpul transportasi yang melayani
skala provinsi atau beberapa
kabupaten
• Kawasan pesisir yang mendukung
ekonomi kelautan nasional
14
Menuju Ibu Kota Baru yang Merepresentasikan
3 Identitas Bangsa

15
Rancangan Zonasi Kawasan Ibu Kota Negara

• Istana
1. Kawasan Inti • Kantor Lembaga Negara
Pusat Pemerintahan (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif)
(2.000 Ha)
• Taman Budaya
• Botanical Garden

• Perumahan ASN
2. Kawasan IKN • Fasilitas pendidikan dan kesehatan
(40.000 Ha) • Universitas
• Science & Techno Park
• Hi-tech and Clean Industries
• R&D Center
• MICE / Convention Center
• Sport Center
• Museum

3. Kawasan Perluasan • National Park


IKN 1 (200.000 Ha) • Konservasi Orang Utan / Kebun Binatang
• Klaster permukiman Non-ASN
• Bandara dan pelabuhan

4. Kawasan Perluasan • Metropolitan


IKN 2 (>200.000 Ha) • Wilayah pengembangan terkait
dengan provinsi sekitarnya
4 Lesson Learned Pemindahan Ibu Kota Negara

17
Pemindahan Ibu Kota merupakan fenomena umum
yang telah dilaksanakan oleh banyak negara
 Dalam 100 tahun, lebih dari 30 negara sukses memindahkan Ibu Kota. Contoh:
 Brazil (Brasilia)
 Malaysia (Putrajaya)
 Korea Selatan (Sejong)
 Kazakhstan (Astana)
 Australia (Canberra)
 30 negara sedang merencanakan utk memindahkan Ibu Kota, bahkan beberapa
negara sudah memasuki tahap pembangunan , contoh:
 Mesir
 Iran
 Liberia
 Sejarah mencatat, setiap 3-4 tahun terjadi pemindahan Ibu Kota. Bahkan akhir-akhir
ini, berlangsung hampir setiap 2 tahun sekali.
18
Best Practice Pemindahan Ibu Kota Negara
Washington DC (USA) Brasilia (Brazil) Sejong City (Korea) Putrajaya (Malaysia)

Periode Pembangunan 1790 - 1922 1956 – 1961 (5 tahun untuk 2005 – 2030 1996 – 2001 (5 tahun untuk
(132 tahun) pusat pemerintahan) (25 tahun) pusat pemerintahan)

Jumlah Penduduk Eksisting (2016): Rencana: Rencana: Rencana:


Kawasan inti 670.000 jiwa 500.000 jiwa 500.000 jiwa 330.000 jiwa
Kawasan Metropolitan Eksisting (2018): Eksisting (2016): Eksisting (2016):
6.100.000 jiwa 2.900.000 jiwa 254.000 jiwa 70.000 jiwa

Jarak thd Ibu Kota 427 km 1.162 km 121 km 25 km


sebelumnya
Biaya APBN yang 3x besaran APBN untuk 10 8,1 Milyar USD 22 Milyar USD 8 Milyar USD
digunakan tahun pertama masa (hanya untuk biaya konstruksi (proyeksi)
kontruksi awal)

Fungsi Utama • Fungsi Pemerintahan, • Fungsi Pemerintahan, • Fungsi Pemerintahan, • Fungsi pemerintahan
• Perumahan • Perumahan • Science Park : business and R&D • Open Space
• Taman, Rekreasi, dan • Sport Center institutes specialized in BT, IT, ET • CBD
Ruang Terbuka • Taman, Botanical Garden, • Creative Campus : higher • Public amenities
• Kawasan Komersial Kebun Binatang education trained for R&D and
• National Memorials, • Bioskop, Teater, Restoran start-up
Museum • Cultural Center • Campus Town : commercial and
• Banking recreational facilities
• Small Local Industries
Tema Kota vibrant world capital , smart Education & Information City, Intelligent and Garden City
Modernist City
green and sustainable city Green City
Luas Area 17.900 HA 581.400 HA 7.300 HA 4.900 Ha
19
Sumber: World Bank (2017)
Washington DC, USA – Lessons Learned

• Motivasi:
 Permasalahan Ibu Kota sebelumnya.
 Penguatan Identitas Bangsa.

• Pusat administrasi yang megah dan


monumental membutuhkan investasi secara
bertahap. Rencana awal pembangunan
meliputi taman, gedung dan monumen di
Washington.

Sumber: World Bank (2017) 20


Brasilia, Brazil - Lesson Learned
• Motivasi:

 Memperbarui kebanggaan nasional dengan membangun ibu kota yang modern di abad 21
 Meningkatkan kesatuan nasional dengan membuka lahan kosong di tengah-tengah Brazil

• Tidak meremehkan resiko politik – pembangunan dalam 5 (lima) tahun memerlukan kompromi
• Perhitungan yang realistis terhadap biaya menjadi kunci utama – Land value di Brasilia naik lebih
lambat dari yang diperkirakan, mengakibatkan pengeluaran pemerintah yang sangat besar untuk
membangun kota baru.
• Merencanakan untuk peduduk dari semua lapisan masyarakat –Perencanaan telah disusun dengan
baik, namun pelaksanaan yang tergesa-gesa mengakibatkan penjualan superblok tidak teratur dan
berpihak kepada penawar tertinggi.
• Menanamkan modal investasi pada infrastruktur nasional – infrastruktur dapat memberikan dampak
positif terhadap pemerataan pembangunan.

Sumber: World Bank (2017) 21


Sejong City, Korea Selatan – Lessons Learned
 Motivasi:
 Menurunkan kepadatan di Seoul
 Meningkatkan national competitiveness
 Memeratakan pembangunan ekonomi

 Perlu mendapatkan kesepakatan politik dari berbagai


pihak
 Pembangunan perekonomian secara bertahap,
Sejong direncanakan selesai pada 2030
 Komitmen dalam perencanaan dan penganggaran
jangka panjang, Sejong akan membutuhkan dana
USD 22 Miliar selama 25 tahun pembangunan
 Tentukan tujuan utama, antara lain untuk
memeratakan pembangunan, dan meningkatkan
competitiveness.

Sumber: World Bank (2017) 22


Hasil Kunjungan Lapangan Presiden:
5 Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur

23
Kriteria penentuan lokasi Ibu Kota
 Lokasi Strategis, secara geografis berada di tengah wilayah Indonesia untuk mereprensentasikan
keadilan dan mendorong percepatan pengembangan wilayah KTI (Indonesia Centris).

 Tersedia lahan luas milik pemerintah/BUMN Perkebunan untuk mengurangi biaya investasi.

 Lahan harus bebas bencana gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir, erosi, serta kebakaran
hutan dan lahan gambut

 Tersedia sumber daya air yang cukup dan bebas pencemaran lingkungan

 Dekat dengan kota eksisting yang sudah berkembang untuk efisiensi investasi awal infrastruktur.
 Akses mobilitas/logistik : bandara, pelabuhan dan jalan.
 Ketersediaan pelabuhan laut dalam sangat penting untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim
melalui konektivitas tol laut antar pulau.
 Tingkat layanan air minum, sanitasi, listrik, dan jaringan komunikasi yang memadai untuk dikembangkan

 Potensi konflik sosial rendah dan memiliki budaya terbuka terhadap pendatang, serta memiliki
dampak negatif minimal terhadap komunitas lokal.

 Memenuhi perimeter pertahanan dan keamanan, terutama (a) to minimize vulnerability of State;
(b) Safeguard its territorial; (c) help to gain Regional and International Affairs; (d) Tidak dekat
wilayah perbatasan negara.

24
Hasil Kunjungan Lapangan Provinsi
Kalimantan Tengah
Keunggulan
+ Memiliki akses terhadap Bandara Tjilik Riwut (Hierarki
Pengumpul Tersier)
+ Bebas bencana gempa bumi
+ 97,04% wilayah deliniasi tergolong ke dalam area
yang aman dari banjir
+ Tidak berbatasan langsung dengan batas negara
+ Ketersediaan lahan yang luas dengan 70% status
hutan produksi konversi (bebas konsesi) dan hutan
produksi dengan konsesi Hutan Alam
Kelemahan
– Lokasi jauh dari pelabuhan laut sekitar ±6 jam
– Ketersediaan sumber daya air tanah terbatas, hanya
tersedia air sungai
– Di sebagian besar wilayah deliniasi memiliki lapisan
gambut yang rentan terhadap kebakaran hutan
dan lahan
– Struktur demografi relatif homogen
Hasil Kunjungan Lapangan Provinsi
Kalimantan Timur
Keunggulan
+ Dekat dengan 2 bandara besar di Balikpapan dan
Samarinda
+ Dekat dengan akses Jalan Tol Balikpapan -Samarinda
+ Dekat dengan Pelabuhan Semayang Balikpapan
+ Ketersediaan infrastruktur jaringan energi dan air bersih
+ Struktur Demografi heterogen, sebagian besar
merupakan pendatang
+ Lokasi delineasi dilewati oleh ALKI II di sekitar Selat
Makassar
+ Bebas bencana alam gempa bumi dan kebakaran
hutan
+ Tidak berbatasan langsung dengan batas negara
+ Memiliki ketersediaan lahan dengan status APL, hutan
produksi dengan konsesi HTI dan hutan produksi yang
bebas konsesi

Kelemahan
– Rawan banjir pada wilayah yang dekat dengan hulu DAS
– Ketersediaan sumber daya air tanah rendah
6 Kebutuhan Pembiayaan

27
Skema Pembiayaan Pemindahan Ibu Kota

APBN Pembangunan Istana Negara, bangunan strategis TNI/POLRI,


pengadaan lahan, dan ruang terbuka hijau

BUMN Peningkatan bandara dan pelabuhan

Pembangunan infrastruktur utama (selain yang telah tercakup


KPBU
dalam APBN), sarana pendidikan, sarana kesehatan, lembaga
pemasyarakatan, sarana dan prasarana penunjang

Swasta Pembangunan perguruan tinggi, sarana kesehatan, MICE, dan


science-technopark

28
Estimasi Cost Project dan Pembiayaan Fisik Ibu Kota Negara
Sumber Pembiayaan
Cost APBN Swasta
No. Komponen Project (Termasuk PNBP- (Skema Kerja
Skema KPBU
(Rp T) Earmark/ Sama
Manajemen Aset) Pemanfaatan)
A. Fungsi Utama:
1. Gedung legislatif v
2. Gedung eksekutif 32,7 v
3. Gedung yudikatif v
4. Istana Negara dan bangunan strategis TNI/POLRI v
B. Fungsi Pendukung:
1. Rumah dinas (bertingkat & Rumah Tapak ASN & TNI/POLRI)
v
2. Sarana Pendidikan (SD, SMP, & SMA)
3. Sarana Pendidikan (Perguruan Tinggi) 265,1 v
4. Sarana Kesehatan v v
5. Lembaga Pemasyarakatan v
C. Fungsi Penunjang: v
1. Sarana dan prasarana (jalan, listrik, telekomunikasi, air 156,2
v
minum, drainase, pengolah limbah, sarana OR)
2. Ruang terbuka hijau 4 v
D. Pengadaan Lahan 8 v
Total 466 30,6 340,6 95
Keterangan: Cost project bandar udara dan pelabuhan pembiayaannya melalui BUMN. 29
TERIMA KASIH

Hanya untuk kalangan terbatas


Tidak untuk dikutip tanpa izin tertulis dari Kementerian PPN/Bappenas

Anda mungkin juga menyukai