Sido Initiating Coverage PDF
Sido Initiating Coverage PDF
www.samuel.co.id
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
Makroekonomi Indonesia
64.5
65.4
44.4
2012 41.6
23.2
6.6
2.5
0 10 20 30 40 50 60 70
Population (Mn People)
Poor less Aspirant Emerging Middle Middle Upper middle Affluent Elite
www.samuel.co.id Page 2 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
28.3
47.9
50.5
2020F 68.2
49.3
16.5
6.5
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Population (Mn People)
Poor less Aspirant Emerging Middle Middle Upper middle Affluent Elite
Kami melihat pada tahun 2015, indeks kepercayaan konsumen (‘Consumer Confidence Index’)
sempat mengalami tren penurunan akibat perlambatan ekonomi. Akan tetapi sejak awal tahun
ini, indeks kepercayaan konsumen berangsur membaik (seperti terlampir pada gambar di
bawah), seiring dengan mulai berjalannya sejumlah proyek infrastruktur pemerintah.
Membaiknya Indeks Kepercayaan Konsumen juga menjadi suatu indikator mulai pulihnya
kembali daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli masyarakat menjadi salah satu penggerak
yang signifikan, terutama bagi sektor ritel dan konsumsi.
120
115
110
105
100
95
90
85
Jun-15 Aug-15 Oct-15 Dec-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16
www.samuel.co.id Page 3 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
100
80
36
42
60 48
54
40 67
20
0
1995 2000 2005 2010 2050
Pada saat ini, kami melihat nilai tukar Rupiah yang jauh lebih stabil jika dibandingkan dengan
tahun lalu. Tercatat, nilai tukar Rupiah telah menguat sekitar 9%YoY dan 5.3%YTD. Kami
mengekspektasikan nilai tukar Rupiah yang lebih stabil lagi, seiring dengan mulai membaiknya
makroekonomi Indonesia, terealisasinya program – program infrastruktur pemerintah, serta
berjalannya program pengampunan pajak. Kami memperkirakan nilai tukar dapat mencapai
Rp13,000 per dolar AS pada akhir tahun ini. All in all, meskipun pergerakan nilai tukar Rupiah
tidak secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan pada sektor konsumsi, akan tetapi
penguatan nilai tukar Rupiah berdampak bagi kestabilan ekonomi Indonesia secara keseluruhan
dan secara tidak langsung mempengaruhi daya beli masyarakat.
14,500
14,000
13,500
13,000
12,500
12,000
Aug-15 Nov-15 Feb-16 May-16 Aug-16
www.samuel.co.id Page 4 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
Industri makanan dan minuman di Indonesia masih menjanjikan, didorong oleh pertumbuhan
populasi penduduk yang terus bertambah (terutama usia produktif), bertumbuhnya pendapatan,
serta tingkat kesejahteraan masyarakat. Industri makanan dan minuman terbilang merupakan
salah satu industri yang paling matang di Indonesia, dengan banyaknya pemain baik lama dan
baru dari dalam dan luar negeri. Contoh nama pemain besar pada sektor konsumsi adalah
Indofood, Wings, Garuda Food, dan Mayora. Selain itu, perusahaan – perusahaan asing juga
turut tertarik pada pasar Indonesia yang menjanjikan dan masuk ke pasar Indonesia, seperti
contohnya adalah Kraft dan Nestle. Selain ditinjau dari sisi besarnya populasi Indonesia dan
pertumbuhan ekonominya, ketersediaan berbagai komoditas berbasis agrikultur seperti kelapa
sawit, tebu, kopi, dan gula turut menjadi daya tarik bagi investor untuk mengembangkan bisnis
makanan dan minumannya di Indonesia.
Penjualan makanan minuman pada tahun 2013 mencapai Rp900 triliun, dan Gabungan
Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memprediksi pertumbuhan pada sektor
ini dapat menyentuh 11% per tahun ke depannya. Angka pertumbuhan tersebut melampaui
angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang pada tahun lalu hanya mencapai 4.7%. Bahkan,
segmentasi minuman sendiri diprediksi mampu tumbuh sebesar CAGR 9% dari tahun 2014
sampai 2018, dengan estimasi pertumbuhan penjualan minuman ringan sebesar CAGR 9.3%
dari tahun 2014 sampai 2018.
Untuk segmentasi minuman, Gapmmi bahkan menilai, ruang tumbuh untuk sektor minuman
dalam industri konsumsi masih memiliki ruang yang sangat menjanjikan, karena tingkat
penetrasi yang masih terbilang rendah. Didukung oleh data dari Asosiasi Perusahaan Air Minum
Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), konsumsi AMDK per kapita di Indonesia masih rendah
dibandingkan negara lain. Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya
sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang
lainnya seperti: Tiongkok (118,1 liter), Thailand (225,61 liter), bahkan sangat tertinggal jauh jika
dibandingkan dengan Meksiko (254,76 liter).
300
254.8
250 226.6
200
litre/capita/year
150
118.1
100 91.0
50
0
Indonesia China Thailand Mexico
www.samuel.co.id Page 5 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
30,000
25,000
20,000
Million Liter
15,000
10,000
5,000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
3%
3%
9%
85%
www.samuel.co.id Page 6 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
Perkembangan industri jamu di Indonesia bermula pada era 1900-an, dengan ditandai oleh
berdirinya sejumlah pabrik – pabrik jamu yang saat ini telah menjadi skala besar, seperti Mustika
Ratu, Nyonya Meneer, Jamu Jago, Sido Muncul, Jamu Jago, dan Jamu Borobudur. Potensi
untuk mengembangkan industri jamu masih sangat besar di Indonesia, didukung oleh
keanekaragaman tanaman herbal dan hayati di Indonesia, di mana menurut riset dari Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indonesia memiliki sekitar 30.000 jenis dari sekitar 40.000
jenis aneka tanaman di dunia.
Berbagai ahli menyebutkan ada sekitar 7.000 jenis di antaranya memiliki potensi untuk menjadi
tanaman obat, walaupun Indonesia baru memanfaatkan hanya sekitar 180 spesies sebagai
bahan baku obat bahan alam dari sekitar 950 spesies yang berkhasiat sebagai obat. Dengan
kayanya bahan baku herbal tersebut dan potensi yang besar bagi tanaman – tanaman tersebut
untuk dikembangkan lebih lanjut, industri jamu di Indonesia juga tidak terlalu terpengaruh oleh
keterbatasan dan sulitnya impor, serta volatilitas nilai tukar Rupiah. Selain itu, jamu berfungsi
bukan hanya untuk memelihara kesehatan, namun memiliki sejumlah fungsi lainnya seperti
memelihara bentuk tubuh, menambah tenaga dan gairah hidup, dan mengobati berbagai
penyakit kronis.
Karena sifat jamu yang cenderung lebih minim efek samping, toksisitas yang lebih rendah
daripada obat kimia, serta tidak meninggalkan residu sehingga relatif lebih aman untuk
dikonsumsi jika dibandingkan dengan obat – obatan kimia yang memberikan efek cepat tapi
bersifat merusak, serta didukung oleh semakin sadarnya masyarakat untuk mengkonsumsi
makanan dan minuman sehat, permintaan terhadap minuman herbal seperti jamu terus
bertumbuh. Data dari Gabungan Pengusaha Jamu mencatat, penjualan obat herbal (jamu-
jamuan) di Indonesia pada 2010 menembus angka Rp7,2 triliun dan pada tahun 2011 mencapai
Rp12 triliun, lalu terus meningkat di tahun 2012 menjadi Rp 13 triliun. Selain itu, Kementerian
Perindustrian mencatat bahwa pada tahun 2014, penjualan jamu mampu menembus Rp 15
triliun.
Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2010 pun turut mendukung
prospek industri jamu di Indonesia, di mana sekira 56 persen masyarakat Indonesia
mengkonsumsi jamu dan 95 persen dari mereka mengakui manfaat jamu. Selain itu, besarnya
manfaat jamu dan jumlah tanaman herbal di Indonesia mendorong komoditas tersebut untuk
diekspor sehingga mendatangkan devisa bagi negara. Adapun negara – negara mayoritas
tujuan ekspor tanaman herbal asal Indonesia antara lain Bangladesh, Pakistan, Malaysia,
Vietnam, dan Jepang. Untuk tahun ini, Kementerian Perindustrian memprediksi nilai ekspor jamu
asal Indonesia dapat menembus Rp 2 triliun tahun ini (tumbuh 18% jika dibandingkan dengan
nilai ekspor tahun lalu yang tercatat Rp 1,67 triliun).
www.samuel.co.id Page 7 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
25,000 23,446
20,000 18,867
15,000 13,998
11,790
10,000 8,947
5,000
0
2009 2010 2011 2012 2013
Japan
3%
Others
Vietnam 10%
4%
Malaysia Bangladesh
9% 37%
Pakistan
37%
www.samuel.co.id Page 8 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
www.samuel.co.id Page 9 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
www.samuel.co.id Page 10 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
SIDO memiliki tiga divisi bisnis utama, yakni Obat – obatan Herbal, Makanan dan Minuman
(F&B), dan Farmasi. Divisi Herbal dan Suplemen menjadi kontributor utama penjualan SIDO, di
mana pada 1H16 kemarin berkontribusi sebesar 57.4%, disusul oleh divisi Makanan dan
Minuman (F&B) sebesar 39.5%, dan divisi Farmasi sebesar 3.1%.
3.1%
39.5%
57.4%
Source: Company
www.samuel.co.id Page 11 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
Source: Company
Divisi Farmasi
Dalam rangka memperlebar bisnisnya ke industri farmasi di Indonesia, Sido Muncul
mengakuisisi PT. Berlico Mulia Farma, dan resmi menjadi anak perusahaan SIDO pada tanggal
1 September 2014. PT. Berlico Mulia Farma yang telah memiliki sertifikat CPOB sangat
berpengalaman sejak tahun 1976 dalam membuat berbagai macam obat-obatan, baik dalam
bentuk cairan berbentuk sirup, tablet, tablet salut, dan krim. Perusahaan ini juga dilengkapi
dengan fasilitas penunjang antara lain seperti laboratorium ruang pengawasan pengendalian
mutu dan gudang penyimpanan, serta sarana pengolahan limbah, baik limbah udara, padat,
maupun cair.
Saat ini PT. Berlico Mulia Farma telah memproduksi kurang lebih sebanyak 80 jenis obat yang
terdiri dari produk-produk ethical, OTC, food supplement, dan medical herbal. Berbagai merek
produk yang dipasarkan antara lain: Anacetine (Obat Penurun Panas), Combicitrine (Obat
Cacing), Berlosid (Obat Mag), Anabion (Multivitamin Anak-anak), Suprabion (Multivitamin untuk
Orang Dewasa), dan Minyak Telon cap 3 anak. Selain memiliki jaringan distribusi yang
memadai, anak usaha SIDO ini juga memiliki fasilitas laboratorium penelitian dan
pengembangan, sarana pengelolaan limbah terpadu baik limbah padat, cair, dan udara, serta
memiliki pengawasan dan pengendalian kualitas yang baik.
www.samuel.co.id Page 12 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
Dengan demikian, kami menilai bahwa SIDO memiliki extensive infrastruktur yang lebih unggul
dibandingkan dengan perusahaan pesaing lainnya. Besarnya modal yang dibutuhkan oleh
produsen jamu dan farmasi untuk membangun infrastruktur dan berbagai fasilitas penunjang
untuk pengembangan produk, inovasi, meningkatkan standar, serta mempertahankan kualitas
menciptakan barrier to entry yang cukup besar pada bisnis herbal dan farmasi, sehingga
memberikan keuntungan tersendiri bagi SIDO sebagai pemain lama. (Gambar di bawah diurut
dari atas ke bawah: Laboratorium Instrumentasi, Laboratorium Farmakologi, Laboratorium
Farmakolognosi, Laboratorium Stabilitas, Laboratorium Stabilitas, dan Laboratorium Formulasi).
www.samuel.co.id Page 13 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
Source: Company
Source: Company
www.samuel.co.id Page 14 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
3,500 50%
3,000 40%
2,500
30%
2,000
Rp Bn
20%
1,500
10%
1,000
500 0%
- -10%
Source: Company
Figure 15. New Product Launching (Tolak Linu with Mint and Kuku Bima Ener-G Herbal)
Source: Company
www.samuel.co.id Page 15 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
Analisa Profitabilitas
50%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
2013 2014 2015 2016E 2017E 2018E
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
2013 2014 2015 2016E 2017E 2018E
www.samuel.co.id Page 16 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016E 2017E 2018E
(10.00)
(20.00)
(30.00)
(40.00)
(50.00)
(60.00)
(70.00)
(80.00)
(90.00)
www.samuel.co.id Page 17 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
12
10
8
(x)
0
2013 2014 2015 2016F 2017F 2018F
Inisiasi dengan rekomendasi BUY, TP: Rp730/lembar saham (potensi kenaikan: 40.4%)
Kami menginisiasi saham SIDO dengan rekomendasi BUY. Dengan menggunakan valuasi yang
di rollover untuk ‘17E, kami mendapatkan potensi kenaikan pada saham SIDO sebesar 40.4%
dari harga sekarang. Dengan valuasi menggunakan 12MDCF, WACC sebesar 13.7%, dan rata
– rata terminal growth sebesar 5%, harga tersebut mencerminkan 17E’PE dan PBV sebesar
18.7x dan 3.8x. Kami berpendapat saham SIDO memiliki valuasi yang menarik dan
undemanding, jika dibandingkan dengan valuasi saham konsumsi lainnya yang sudah memiliki
PE yang tinggi, serta valuasi sektor konsumsi secara keseluruhan yang memiliki 17E’PE
sebesar 24.7x. Dengan posisi perusahaan sebagai salah satu perusahaan produsen jamu dan
ramuan herbal tradisional terkemuka di tanah air dengan teknologi yang canggih, konsistensi
dalam inovasi dan pengembangan produk baru, serta solidnya marjin dan kinerja neraca
keuangan, kami menilai saham SIDO masih menarik dan layak untuk mendapatkan valuasi
premium.
www.samuel.co.id Page 18 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
www.samuel.co.id Page 19 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
31.6
30
26.2
20.8
20
15.1
9.4
10
0
Dec-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Dec-14 Mar-15 Jun-15 Sep-15 Dec-15 Mar-16 Jun-16
www.samuel.co.id Page 20 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
www.samuel.co.id Page 21 of 23
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul
SIDO.IJ | SIDO.JK
Key Financials
Profit and Loss Cash Flow
Rp bn 14A 15A 16E 17E Yr-end Dec (Rp bn) 14A 15A 16E 17E
Revenue 2,198 2,219 2,380 2,602 Net income 417 437 480 585
COGS (1,359) (1,335) (1,400) (1,454) Depreciation & amort. 107 129 154 184
Gross profit 839 883 979 1,148 Others (38) (266) (46) (56)
Gross margin (%) 38% 40% 41% 44% Working capital (117) 133 (117) (46)
Operating profit 436 478 544 679 Operating cash flow 369 433 471 668
Operating margin (%) 20% 22% 23% 26% Net - Capital expenditure 309 (239) (243) (304)
EBITDA 710 821 994 1,258 Investing cash flow (424) (1) (245) (306)
EBITDA margin (%) 32% 37% 42% 48% Net - Borrowings 1 (1) 0 0
Other income (expenses) 112 82 71 71 Other financing (431) (459) (336) (448)
Pre-tax profit 549 560 615 750 Financing cash flow (430) (460) (336) (448)
Income tax - net (131) (123) (135) (164) Net - Cash flow (484) (28) (110) (86)
Net profit 417 437 480 585 Cash at beginning 1,349 865 837 727
Net profit margin (%) 19% 20% 20% 22% Cash at ending 865 837 727 641
www.samuel.co.id Page 22 of 23
www.samuel.co.id Page 23 of 23